Implementasi dan Pengujian eLite e-Learning dengan Teknologi
PRPC (PegaRULES Process Commander)
(Studi Kasus: PT. Asuransi Sinarmas, Jakarta)
Artikel Ilmiah
Peneliti:
Abednego Presbiantara (672014044) Dr. Kristoko Dwi Hartomo, M.Kom.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Implementasi dan Pengujian eLite e-Learning dengan Teknologi
PRPC (PegaRULES Process Commander)
(Studi Kasus: PT. Asuransi Sinarmas, Jakarta)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Peneliti:
Abednego Presbiantara (672014044) Dr. Kristoko Dwi Hartomo, M.Kom.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Implementasi dan Pengujian eLite e-Learning dengan Teknologi
PRPC (PegaRULES Process Commander)
(Studi Kasus: PT. Asuransi Sinarmas, Jakarta)
Artikel Ilmiah
Oleh:
Abednego Presbiantara NIM : 672014044
Telah disetujui untuk diuji: Tanggal :...
Pembimbing
Pernyataan
Artikel Ilmiah berikut ini :
Judul : Implementasi dan Pengujian eLite e-Learning dengan Teknologi PRPC (PegaRULES Process Commander) (Studi Kasus: PT. Asuransi Sinarmas, Jakarta)
Pembimbing : Dr. Kristoko Dwi Hartomo, M.Kom.
adalah benar hasil karya saya :
Nama : Abednego Presbiantara
NIM : 672014044
Saya menyatakan tidak mengambil sebagian atau seluruhnya dari hasil karya orang lain kecuali sebagaimana yang tertulis pada daftar pustaka.
Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah.
Salatiga, Januari 2018
1. Pendahuluan
Teknologi informasi sangat berperan untuk menunjang kelancaran operasional dan meningkatkan efisiensi kerja. Seluruh proses bisnis PT. Asuransi Sinar Mas telah didukung teknologi informasi yang terintegrasi. Seluruh integrasi sistem ini dilakukan tanpa dokumen fisik. Integrasi sistem ini menghubungkan sistem internal Perusahaan, seperti proses front end dan back end, dengan sistem yang terkait dengan rekan bisnis Perusahaan, seperti perusahaan leasing, bank dan
broker. Bisnis proses PT. Asuransi Sinarmas dituntut dengan cepat dapat berubah agar dapat menyesuaikan dengan keadaan nasabah yang ada di dalam masyarakat [1].
Agar dapat melewati tantangan dalam kompetisi bisnis yang terus bertambah ketat seiring perkembangan teknologi sekarang ini. Dibutuhkan karyawan yang cakap dan memiliki wawasan yang luas terlebih dalam bidang asuransi yang tersertifikasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sehingga dibutuhkan sebuah sistem yang dapat digunakan oleh Human Capital Development (HCD) dalam melakukan pelatihan secara online sebagai media pembelajaran, sarana monitoring dan review karyawan yang dapat menilai kecakapan kompetensi karyawan khususnya dalam kewajiban karyawan untuk memenuhi nilai Key Performance Indicators (KPI) di PT. Asuransi Sinarmas, Jakarta.
eLite merupakan sebuah sistem e-learning yang ada dalam PT. Asuransi Sinarmas untuk dapat melakukan pelatihan secara online dan menjadi sumber data pelatihan setiap karyawan. eLite memiliki beberapa kekurangan diantaranya tidak
user friendly atau tidak memiliki user interface yang menarik, sering mengalami
down server jika digunakan secara bersamaan, akses yang lambat, dan fitur yang kurang lengkap untuk Human Capital Development dalam melakukan kegiatan
monitoring dan review namun juga mengajak karyawan untuk dapat selalu melakukan pemenuhan kompetensi jabatan dan pengembangan diri dengan terus melakukan pelatihan dalam eLite dengan kemudahan yaitu dapat diakses melalui
mobile smartphone.
Kebutuhan yang mendesak akan sebuah sistem yang mampu melakukan berbagai kebutuhan Human Capital Development (HCD) bagian training
membuat aplikasi eLite dibangun menggunakan teknologi PRPC. Teknologi
PRPC (PegaRULES Process Commander) adalah sebuah Teknologi yang dikembangkan oleh Pegasystems. Inc yang merupakan perusahaan pengembang perangkat lunak asal amerika yang berlokasi di Cambridge, Massachusetts. Pegasystems Inc berdiri tahun 1983 dan berfokus dalam mengembangkan perangkat lunak berbasis Costumer Relationship Management (CRM) dan
Business Process Management (BPM). Pegasystems. Inc bergerak dalam berbagai bidang bisnis seperti layanan keuangan, rumah sakit, manufaktur, pemerintahan, media, sumber daya alam, komunikasi dan asuransi [2].
Teknologi PRPC dapat melakukan proses mengembangkan sebuah aplikasi 6.4 kali lebih cepat daripada menggunakan bahasa pemrograman Java secara tradisional. Nilai ini di hitung dari waktu perencanaan program, reporting
memiliki layer reusability yang memungkinkan function yang sudah pernah dibuat, dapat digunakan kembali dan tidak perlu membuat ulang. Teknologi
PRPC juga menerapkan sistem berbasis cloud computing yang memungkinkan sebuah pekerjaan dapat dikerjakan secara bersama-sama yang sangat berguna untuk menghemat waktu pengerjaan sebuah aplikasi [3].
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian mengenai Perancangan E-learning untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Guru dan Siswa membahas tentang perancangan dan pengimplementasian e-learning di sekolah SMK Immanuel Pontianak. e-learning diharapkan dapat menunjang proses belajar mengajar dan penyampaian informasi kepada siswa secara cepat dengan informasi terkini. e-learning juga dapat menyediakan informasi berupa berita, pengumuman maupun agenda sekolah, artikel, download file ataupun materi pelajaran serta tes soal online yang dapat di ikuti oleh siswa [4].
Penelitian mengenai Pengujian Aplikasi Menggunakan BlackBox Testing Boundary Value Analysis (Studi Kasus: Aplikasi Prediksi Kelulusan SNMPTN).
Metode Blackbox Testing dapat melakukan pengujian terutama pada
fungsionalitas perangkat lunak yang diuji. Pada penelitan tersebut juga menunjukan bahwa pengujian blackbox dapat menunjukan berbagai kekurangan yang terdapat dalam sistem seperti validasi data yang akan dimasukkan, sehingga dapat menyebabkan data yang disimpan pada database tidak sesuai dengan data yang diharapkan [5].
Penelitian mengenai Membangun Course E-learning Berbasis Moodle, membahas tentang penerapan e-learning berbasis teknologi moodle yang
merupakan sebuah platform pembelajaran atau course management system
(CMS). Dengan moodle, pengguna di mungkinkan untuk memasuki ruang kelas digital, dimana kegiatan belajar-mengajar dapat berlangsung. Kegiatan belajar mengajar tersebut dapat berupa diskusi materi, pemberian quis, ujian dan sebagainya. e-learning berbasis moodle dapat dengan mudah di implementasikan serta mudah disesuaikan dengan kebutuhan namun sangat terbatas pada kapasitas server yang digunakan [6].
Penelitian mengenai Improving Performance of Customer Success Centre
using PRPC membahas tentang pengimplementasian teknologi PRPC untuk dapat melakukan perubahan performa dari beberapa aplikasi yang terintegrasi serta
dilakukan pengujian, debugging untuk mewujudkan kebutuhan bisnis dan
kepuasan pelanggan. Dengan menggunakan metode Agile, yang digunakan dalam
berbagai organisasi, Agile dapat memberikan persentasi keberhasilan yang tinggi. Penanganan project yang berfokus pada kepuasan pelanggan dan metode Agile merupakan pilihan yang sangat cocok [7].
Penelitian mengenai Migrating Legacy System to Pega Rules Process Commander v7.1 membahas tentang pemindahan sistem lama yang digunakan
oleh perusahaan Asurion ke dalam teknologi PRPC. Asurion merupakan
yang memiliki banyak redudansi data. Pengimplementasian teknologi PRPC mampu menjawab permasalahan Aurion untuk dapat memberikan layanan yang lebih baik dalam mengurangi redundasi data yang ada [8].
Penelitian mengenai Automation to Handle Customer Complaints in Banks
Using BPM Tool pengimplementasian teknologi PRPC kepada bank multinasional terkemuka dan perusahaan pelayan keuangan yang terfokus pada pengguna layanan bank seperti pelayanan nasabah, keuangan dan asuransi, investasi dan perbankan, pinjaman hipotek, manajemen kartu kredit dan produk ekuitas rumah. Jurnal ini juga membahas tentang pengujian aplikasi yang berfokus pada kemampuan sistem untuk dapat melayani meningkatnya permintaan layanan perbankan dari waktu ke waktu[9].
Penelitian mengenaiSystems, Methods, And Computer Program Products
For Processing Insurance Claims membahas tentang penggunaan teknologi
PRPC untuk melakukan pemrosesan klaim pada asuransi. Dalam kasus ini, sistem
yang digunakan merupakan sistem yang dibuat menggunakan teknologi PRPC yaitu framework khusus insurance dengan sedikit perubahan untuk dapat memenuhi kebutuhan bisnis [10].
Penelitian mengenaiUser Acceptance Test membahas tentang penggunaan
pengujian UAT (User Acceptance Test) untuk dapat di implementasikan dalam sebuah pengujian sistem dalam mendukung kepuasan pelanggan bisnis. Setelah berhasil menyelesaikan pengujian dari sisi pengembang, pelanggan diharuskan melakukan pengujian sendiri untuk dapat menghindari kesalahan yang mungkin akan terjadi diluar kendali pengembang [11].
Penelitian mengenai Structurally Guided Black Box Testing membahas tentang pengujian blackbox dapat dengan mudah dilakukan dan lebih memerlukan sedikit proses daripada whitebox testing karena tidak memerlukan informasi structural sistem. Blackbox testing sangat sulit mengcover hal yang lebih kompleks, beberapa kondisi dapat sangat sulit untuk diuji menggunakan blackbox termasuk dalam kestabilan sistem dalam memberikan output yang sedang diuji[12].
Berdasarkan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan terkait pemanfaatan e-learning, tidak terdapat penggunaan teknologi PRPC yang berbasis pada pembuatan aplikasi enterprise dengan core bisnis dalam implementasi aplikasi yang berkaitan dengan e-learning maka akan dilakukan penelitian yang membahas tentang Implementasi dan Pengujian eLite e-Learning
2.1 Teknologi PRPC (PegaRULES Process Commander)
Teknologi PRPC (PegaRULES Process Commander) memiliki fitur
unggulan dalam bidang Business process management (BPM). Business process management (BPM) adalah manajemen analisis secara menyeluruh yang berfokus pada penyelarasan semua aspek organisasi sesuai keinginan dan kebutuhan klien. BPM dapat meningkatkan tingkat ke efektivitas dan efisiensi bisnis untuk melakukan inovasi, fleksibilitas, dan integrasi dengan kemajuan teknologi. BPM berusaha melakukan proses improvisasi secara terus menerus.
Meningkatkan proses efisiensi dan efektivitas. Terus merampingkan biaya
pengeluaran dengan mengotomatisasi proses; memberikan hasil bisnis yang lebih baik dari pemahaman alur proses yang lebih baik.
Meningkatkan kemampuan bisnis. Menempatkan kendali pada
komunitasbisnis; Berikan perubahan lebih cepat.
Memberikan wawasan bisnis yang lebih baik. Menyediakan visibilitas pewaktuan dalam mendefinisikan sebuah proses agar pelaksanaan dan kinerja berjalan lebih efisien dan tepat waktu.
Business Process Management (BPM) memiliki kemampuan untuk menjembatani antara komunitas bisnis dan perkembangan teknologi dalam menjalankan operasional bisnis dengan membuat sistem yang responsif terhadap perubahan proses bisnis yang selalu dinamis, Teknologi PRPC melakukan perubahan yang dapat menambahkan kemampuan control dan maintenance yang lebih baik yang menjadi jalan untuk melakukan inovasi dan transformasi bisnis yang lebih luas dan mendalam [13].
BPM memiliki cara pendekatan yang mengatur operasional perusahaan dan berfokus pada penyesuaian performa perusahaan dengan memaksimalkan bisnis proses yang ada dalam perusahaan. BPM sendiri dapat dikatakan sebagai “proses optimalisasi sebuah proses” yang dapat membuat organisasi atau perusahaan menjadi lebih efisien dan efektif yang memungkinkan adanya perubahan yang lebih intensif dan mengoptimalkan hirarki manajemen yang masih bersifat tradisional [13].
CRM (Costumer Relationship Management) sendiri adalah pendekatan sebuah perusahaan dengan nasabah atau calon nasabah dengan menganalisis data yang diolah dari riwayat data nasabah yang digunakan untuk melakukan penyesuaian hubungan bisnis yang berbasis pada ingatan nasabah yang berakibat terdorongnya pertumbuhan penjualan perusahaan [14].
Sistem manajemen keputusan yang bekerja secara realtime diterapkan dalam aplikasi untuk mengatur aksi untuk mengoptimalisasi hasil proses yang berdasarkan tujuan bisnis. Teknologi PRPC memiliki sistem analisis next-best-action yaitu sebuah teknologi berbasis kecerdasan buatan yang mampu memprediksi langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh sistem berdasarkan perilaku klien untuk dapat melakukan improvisasi bisnis dan memperkaya pengalaman klien.
Dalam teknologi PRPC, smartBPM adalah metode yang digunakan dalam
maintenance aplikasi. Dalam hal ini, teknologi PRPC memiliki fitur Direct Capture of Objectives (DCO) yang mampu membuat design patterns dalam bentuk flowchart, konektor dan layanan, reporting sebuah aplikasi sehingga dapat melakukan proses pengembangan aplikasi jauh lebih cepat yaitu mulai dari tahap perencanaan hingga tahap deploying program [15].
2.2 E-learning
E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Berikut beberapa pengertian e-learning dari berbagai sumber:
Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau komputer sehingga mampu mendukung proses pembelajaran [16].
Proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran dengan teknologi [17].
Sistem pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk proses belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung antara guru dengan siswa [18].
Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet [19].
e-Learning adalah istilah pembelajaran yang didukung oleh teknologi yang menggunakan beragam alat belajar mengajar seperti saluran telpon, audio dan rekaman video, telekonferensi, transmisi salelit atau lebih dikenal sebagai pelatihan berbasis web atau pelatihan yang menggunakan instruksi komputer yang lebih dikenal dengan pelatihan online [20].
2.3 Blackbox Testing
Pengujian Kotak Hitam (Blackbox Testing) khusus di didesain untuk mencari kesalahan dengan melakukan ujicoba pada interface software. Pegujian
BlackboxTesting mendemonstrasikan fungsi dari perangkat lunak yang beroperasi, dengan mengecek apakah input sudah bisa diterima dengan baik, dan hasil outputnya sesuai dengan apa yang diharapkan, uji coba Blackbox Testing
melakukan pengecekan pada integritas informasi eksternal, pada dasarnya pengujian Blackbox Testing hanya memeriksa hasil output yang dihasilkan apakah sudah sesuai dengan apa yang diharapkan dan dinyatakan benar,namun pengujian
Blackbox Testing tidak mengecek logika dari perangkat lunak [21].
Blackbox testing digunakan untuk mengujikan masukan untuk melakukan pengujian perilaku sistem, masukkan tersebut akan memperlihatkan perilaku sistem apakah bersifat wajar dan sesuai atau tidak dapat menampilkan hasil sesuai yang di inginkan. Pada gambar 1 terdapat 2 langkah dalam melakukan blackbox testing, yaitu dengan memasukan input lalu diproses oleh sistem dan melakukan analisis output sesuai aspek – aspek fundamental sesuai dengan sistem kerja
blackbox testing. Setiap tipe pengujian memiliki perilaku masukkan masing – masing untuk diujikan ke dalam sistem. Masukkan dan keluaran yang diberikan dapat membuat developer dapat memberikan exception handling yang sesuai untuk setiap kesalahan yang tidak terduga oleh sistem.
2.4 UAT (User Acceptance Testing)
User Acceptance Testing (UAT) merupakan proses verifikasi bahwa solusi yang dibuat dalam sistem sudah sesuai untuk pengguna. Setelah customer atau
user telah cukup mendapat keyakinan yang memadai bahwa setiap menu yang ada
telah berjalan sesuai dengan fungsi dan keinginan yang ada, maka proses testing berikutnya yang dapat dilakukan adalah UAT. Pada tahap UAT ini customer atau user melakukan pengujian atas aplikasi yang ada secara keseluruhan. Secara keseluruhan di sini diartikan bahwa user bukan hanya mengetes satu persatu menu saja melainkan melakukan pengetesan terhadap satu menu yang berkaitan dengan menu lain. Proses ini berbeda dengan pengujian sistem, melainkan memastikan bahwa solusi dalam sistem tersebut akan bekerja untuk pengguna [22].
UAT umumnya dilakukan oleh klien, biasanya tidak fokus pada
identifikasi masalah sederhana seperti kesalahan ejaan, maupun di kesalahan showstopper, seperti crash perangkat lunak. Penguji dan pengembang mengidentifikasi dan memperbaiki masalah ini selama tahap awal pengujian fungsionalitas, pengujian saat integrasi dan pada tahap pengujian sistem [23].
3. Metode dan Perancangan Sistem
Gambar 2 Tahapan Penelitian [24]
Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 2 dan dijelaskan sebagai berikut: Langkah pertama dalam tahapan penelitian adalah Analisis kebutuhan dan Pengumpulan data, pada tahap ini pengumpulan data dilakukan dengan melakukan integrasi data pelatihan pada eLite sebelumnya yang sudah ada. Data pelatihan sebelumnya merupakan data mentah dan tidak sepenuhnya dapat digunakan atau harus diolah terlebih dahulu untuk di implementasikan dalam eLite teknologi PRPC dikarenakan kebutuhan user yang menjadi semakin kompleks agar dapat memenuhi kebutuhan user untuk dapat aplikasi berbasis berjalan sebagai system aplikasi dalam smartphone Android. Analisis kebutuhan sistem aplikasi eLite menggunakan teknologi PRPC adalah sistem diharapkan dapat menjawab kebutuhan user diharapkan dapat melakukan monitoring
karyawan yang memiliki penguasaan kompetensi dengan baik khususnya dalam bidang ilmu asuransi. Hal ini memerlukan kemampuan sistem untuk dapat memperhitungkan hasil screening karyawan berdasarkan kriteria yang di dibutuhkan HCD untuk melihat karyawan yang sudah memenuhi kewajiban mengikuti pelatihan selama 40 jam selama setahun dan karyawan yang memenuhi kriteria kompetensi untuk dilakukan promosi kenaikan jabatan. Langkah yang kedua dari tahapan penelitian adalah perancangan sistem. Perancangan sistem dilakukan dengan proses perancangan UML diagram yang meliputi use case diagram dan flowdiagram eLite yang sudah ada serta pengaturan sistem terkait dengan hak akses (privilege) setiap user dalam sistem eLite menggunakan teknologi PRPC ini.
Langkah yang ketiga dari tahapan penelitian adalah implementasi sistem. Langkah ini merupakan tahapan penerapan sistem dengan menggunakan teknologi
mengetahui apakah hasil dari sistem yang dibuat sudah menjawab permasalahan yang ada dan sesuai dengan kebutuhan user. Pengujian sistem akan menggunakan metode black box.
Use case diagram merupakan diagram yang menspesifikasikan prilaku sistem dan merupakan deskripsi dari sekumpulan aksi-aksi yang diharapkan oleh calon pengguna sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan [22]. Use case diagram sistem ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3 Use Case Diagram Sistem
Gambar 3 menunjukkan use case diagram yang akan digunakan pada sistem. User pada sistem dibagi atas 2 yakni karyawan dan admin HCD (Human Capital Development). User karyawan adalah karyawan PT. Asuransi Sinarmas yang inign mengikuti training kelas maupun mandiri di PT. Asuransi Sinarmas. Sedangkan useradmin HCD adalah admin training yang dapat melakukan akses administrasi eLite serta dapat melakukan monitoring terhadap karyawan PT. Asuransi Sinarmas yang memiliki potensi untuk dilakukan promosi sesuai dengan kompetensi yang dikuasai karyawan berdasarkan training yang pernah di ikuti oleh karyawan tersebut.
Gambar 4 Flowchart eLite existing (a)
Gambar 4 merupakan flowchart eLite yang sedang berjalan menggunakan bahasa pemrograman ASP.NET. Dalam pengimplementasian sebuah sistem aplikasi dengan teknologi PRPC, alur program (flowchart) harus dibagi ke dalam beberapa bagian yang disebut stages menurut fitur atau fungsi yang dijalankan dalam bagian alur program tersebut.
4. Pembahasan dan Hasil Pengujian
Batasan masalah pada penelitian ini adalah tidak membahas tentang keamanan pada sistem dan kecepatan akses sistem aplikasi dalam memproses data. Dalam jurnal ini, penulis tidak membahas hal yang terkait dengan proses pembuatan sistem yang bersifat internal perusahaan.
4.1 Implementasi Sistem
Implementasi menggunakan teknologi PRPC dirancang dengan metode
reusability yang mudah untuk dikembangkan kembali. Metodologi ini merupakan keunggulan dari teknologi PRPC yang dirancang agar fleksibel dan kompatibel dengan fungi yang dapat di kustomisasi, berbasiskan data serta berorientasi objek, atau metode implementasi hybrid yang sesuai dengan standar client. Pada implementasi eLite menggunakan teknologi PRPC, flow aplikasi terbagi ke dalam urutan stage yang merepresentasikan alur jalannya sistem.
Halaman awal portal eLite dimuat, sistem melakukan pengambilan data diri karyawan dengan memanggil activity PreDisplayHarness pada klas @baseclass, activity ini merupakan activity yang disediakan teknologi PRPC untuk dimuat saat pertama kali sebuah portal diluncurkan.
Gambar 5 Activity PreDisplayHarness
Activity step 1, activity menjalankan fungsi When dengan kriteria
pyPortal.pyPortalPages(1).pyHarnessName = "ASMeLitePortal" yaitu parameter yang digunakan untuk mengindikasikan ASMeLitePortal adalah kelas yang digunakan dalam portal tersebut. Jika when menghasilkan nilai true maka activity
akan menjalankan method Call GetLeader_Act pada klas step page ELT (“ASM -FW-HCDFW-Work-ELT”) yang merupakan klas eLite Training yang memiliki
Berikut ini adalah pseudocode dari algoritma Activity GetLeader_Act :
Baris 1 dan 2 merupakan input dan output algoritma yang berupa username dan akan menghasilkan nomor induk karyawan (NIK), jabatan atasan, dan riwayat pelatihan. Baris selanjutnya dilakukan pengecekan dengan method if, jika portalelite yang sedang berjalan maka dapat melakukan algoritma ini. Baris ke 4, melakukan setting parameter untuk melakukan query pengambilan data dalam report definition, data yang dihasilkan lalu di ambil dengan method get pada baris nomor 5. Lakukan perulangan untuk pengecekan data yang di inginkan terdapat dalam list array atau tidak, jika ditemukan dalam list, maka lakukan pengisian data untuk dikembalikan, jika tidak ditemukan nilai x terus berulang hingga panjang data tercapai.
Halaman muka atau dashboard pada eLite sangat berbeda dengan elite yang sebelumnya. Gambar eLite sebelumnya dapat dilihat pada gambar 10. Pada eLite teknologi PRPC, karyawan langsung dapat melihat undangan pelatihan yang akan di ikuti, jadwal terkini yaitu 10 pelatihan yang akan diadakan. Disisi sebelah kanan dashboard terdapat tampilan speedometer 40 jam pelatihan yang mengindikasikan jumlah pelatihan dalam jam yang sudah pernah di ikuti oleh user
karyawan. Selain itu terdapat menu daftar pelatihan berdasarkan matrix pelatihan, yaitu pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan status jabatan karyawan berdasarkan divisi, departemen dan posisi jabatan karyawan.
Gambar 7 Halaman Dashboard eLite existing
Gambar 8 Halaman Dashboard eLite
mengajak karyawan untuk dapat memenuhi kompetensi untuk dapat dipromosikan sewaktu-waktu.
Gambar 9 Daftar Pelatihan eLite
Dalam daftar pelatihan terdapat semua pelatihan yang tersedia, secara
default daftar pelatihan menampilkan gambar pelatihan dan kompetensi pelatihan. Pada gambar 9 menu untuk melakukan pemilihan pelatihan berdasarkan kategori dan kompetensi dapat dilakukan saat menampilkan daftar pelatihan dengan tampilan list. Selain itu terdapat menu list untuk menampilkan daftar pelatihan dengan tampilan berupa list. Fitur filter ini digunakan untuk dapat memudahkan karyawan memilih pelatihan berdasarkan kompetensi serta dapat memilih pelatihan yang di inginkan berdasarkan nama pelatihan.
Gambar 10 Riwayat Pelatihan eLite
akumulasikan untuk memenuhi minimal pelatihan yang ditentukan oleh perusahaan yaitu 40 jam dalam satu tahun.
4.2 Pengujian Sistem
Pengujian sistem dilakukan untuk meminimalisasi kesalahan-kesalahan yang terdapat pada sistem eLite. Dalam pengujian ini, digunakan 2 metode yaitu blackbox dan UAT (User Acceptance Testing).
4.2.1 Rencana Pengujian
Tabel 1 Rencana Pengujian eLite e-learning
Requirement yang diuji Indikator Pengujian
Login Aplikasi Melakukan proses login aplikasidengan
password salah dan benar.
Dashboard Membuka menu dashboard dan menggunakan
fungsi menu undangan, pelatihan terkini, pelatihan berdasakan matrix pelatihan dan melihat akumulasi pelatihan.
Daftar Pelatihan Melihat daftar pelatihan, gambar dan list.
Registrasi Pelatihan Melakukan registrasi pelatihan
Riwayat Pelatihan Melihat riwayat pelatihan dan melakukan buka
case pelatihan untuk satu riwayat pelatihan.
Email Pengajar, HCD, Atasan Melakukan pengiriman email
Akseptasi Atasan Melakukan proses akseptasi
Mengerjakan Kuis Mengerjakan kuis
Periksa Essay oleh Pengajar Melakukan pemeriksaan pertanyaan essay oleh pengajar, serta melakukan penilaian.
Hasil Pelatihan Melakukan pelatihan dan mengerjakan kuis
pelatihan.
Laporan Pelatihan Melakukan generate hasil pelatihan.
4.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian
Proses UAT dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada 4 responden. Proses UAT dilakukan oleh Manajer proyek eLite, kepala seksi, Kepada Divisi Human Capital Central dan 2 orang perwakilan Human Capital Development bagian training. Hasil pengujian beta yang dilakukan dengan cara UAT dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Hasil Pengujian UAT (User Acceptance Test)
No Pertanyaan SS S R TS ST
S
1 Aplikasi eLite e-Learning ini mudah digunakan 80% 20% 0% 0% 0%
2 Fitur yang ada dalam aplikasi mudah dipahami 75% 25% 0% 0% 0%
3 Aplikasi eLite dengan menggunakan teknologi PRPC
dapat mempermudah pekerjaan Admin HCD dibanding
dengan aplikasi PA yang lama
60% 40% 0% 0% 0%
4 Aplikasi eLite eLearning sudah berjalan dengan baik 30% 50% 20% 0% 0%
5 Performa kecepatan sistem aplikasi eLite sudah baik 25% 40% 35% 0% 0%
Pada Tabel 2 ditunjukan hasil pertanyaan untuk menguji aplikasi eLite e-Learning. Jawaban yang disediakan diantaranya: SS = Sangat Setuju, S = Setuju, R = Ragu-ragu, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju. Berdasarkan hasil pengujian UAT tersebutmaka dapat disimpulkan bahwa aplikasi eLite e-Learning
menggunakan teknologi Pega Rules Process Commander (PRPC) mudah
digunakan karena 80% menjawab sangat setuju, aplikasi mudah dipahami karena 75% menjawab sangat setuju, mampu mempermudah pekerjaan user dibanding dengan aplikasi yang lama karena 60% menjawab setuju, aplikasi eLite e-Learning sudah berjalan dengan baik karena 50% menjawab Setuju dan performa sistem cukup cepat karena 40% menjawab setuju.
5. Simpulan dan Saran
Berdasarkan pembahasan, pengujian, dan analisis sistem, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Teknologi PRPC dapat melakukan implementasi yang lebih cepat dikarenakan fungsi-fungsi pemrograman yang bersifat dasar atau module library yang sering digunakan sudah disediakan di dalam library PRPC. Selain itu teknologi PRPC juga memiliki fasilitas tracing
aktifitas atau fungsi yang berjalan sehingga dapat memudahkan pengujian terhadap bug agar dapat dengan mudah ditangani; (2) Pengujian sistem menggunakan metode Blackbox dan UAT (User Acceptance Testing) menghasilkan 54% sangat puas dan 35% menyatakan puas dengan eLite menggunakan teknologi PRPC.
mandiri untuk memenuhi kompetensi yang merupakan kewajiban setiap karyawan untuk dapat menempati jabatan tertentu atau promosi jabatan. eLite digunakan oleh Human Capital Division (HCD) untuk dapat memonitoring karyawan PT. Asuransi Sinarmas untuk memenuhi kewajiban pelatihan selama 40 jam dalam setahun untuk memenuhi Key Performance Indicators (KPI).
eLite e-learning masih membutuhkan pengembangan beberapa fitur mengingat kebutuhan karyawan akan pelatihan yang menggunakan eLite e-learning akan terus meningkat setiap tahunnya. Fitur push mobile notification, penambahan materi berupa video, dan user interface (UI) yang lebih mobile
[3] Capgemini. 2014. A Productivity Comparison of Pegasystems Pega 7 versus Java Enterprise Edition Custom Build. https://www.capgemini.com. Diakses
[4] Kosasi. 2015. Perancangan E-learning untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Guru dan Siswa. STMIK Pontianak.
[5] Mustaqbal, dkk. 2015. Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box Testing Boundary Value Analysis (Studi Kasus: Aplikasi Prediksi Kelulusan SNMPTN). Universitas Widyatama. Commander v7.1. St. Cloud State University.
[9] Antony, Gnana S. 2016. Automation to Handle Customer Complaints in Banks Using BPM Tool. St. Cloud State University.
[11] K. Ganesh,.dkk. 2014. User Acceptance Test. Springer, Cham.
[12] Kantamneni, Harish V. 2002. Structurally Guided Black Box Testing. Department of Computer Science Colorado State University.
[13] Ryan K. L. Ko. 2009. A computer scientist's introductory guide to business process management (BPM), ACM Crossroads 15(4), ACM Press.
[14] Bain. 2015. Management Tools - Customer Relationship Management - Bain & Company. www.bain.com. Diakses 23 Juli 2017.
[15] Pegasystems Inc. 2017. Pegasystems Corporate Factsheet February 2017. https://www.pega.com/system/files/docs/2017/Mar/Pegasystems-Corporate-Fact-Sheet-February-2017.pdf. Diakses 21 Juli 2017.
[16] Michael, Allen. 2013. Guide to E-learning. Canada: John Wiley & Sons. [17] Chandrawati, Sri Rahayu. 2010. Pemanfaatan E-learning dalam
Pembelajaran. No 2 Vol. 8. http://jurnal.untan.ac.id/. Diakses 19 Juli 2017. [18] Ardiansyah. 2013. Eksplorasi Pola Komunikasi dalam Diskusi
Menggunakan Moddle pada Perkuliahan Simulasi Pembelajaran Kimia. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung-Indonesia.
[19] Koran. 2002. Aplikasi ‘E-Learning’ Dalam Pengajaran Dan Pembelajaran
Di Sekolah-Sekolah Malaysia: Cadangan Perlaksanaan pada Senario Masa Kini, Pasukan Projek Rintis Sekolah Bestari Bahagian Teknologi Pendidikan, Kementerian Pendidikan Malaysia.
[20] Soekartawi. 2003. Prinsip Dasar E-Learning: Teori dan Aplikasinya di Indonesia, Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.
[21] Beizer, Boris. 1995. Black-box testing: techniques for functional testing of software and systems. ACM Digital Library.
[22] Supristiowadi, Eko., Pranata Komputer DTP.
http://www.span.depkeu.go.id/content/mengenal-dokumen-pengembangan-dan-tahapan-ujicoba-aplikasi-span. Diakses 17 November 2017.
[23] Cimperman, Rob. 2006. UAT Defined: A Guide to Practical User Acceptance Testing. Pearson Education. pp. Chapter 2.