• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Course Review Horay dan Picture and Picture dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Course Review Horay dan Picture and Picture dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi K"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

2.1.1 Hakikat IPA

Pada hakikatnya IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) berarti ilmu tentang pengetahuan alam. Hendro Darmojo dan Jenny R.E Kaligis (1992: 3), berpendapat bahwa ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan yang tasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Menurut Maslichah

Asy’ari (2006: 7), Ilmu Pengetahuan Alam atau sains didefinisikan sebagai

pengetahuan tentang alam yang diperoleh dengan cara terkontrol.

Maslichah Asy’ari (2006: 7) mengemukakan hakikat Ilmu Pengetahuan

Aalam atau sians terdapt tiga dimensi, yaitu sains sebagai ilmu, sains sebagai proses, dan sains sebagai produk.

1) Sains sebagai ilmu

Bahwa keberadaan dan perkembangan ilmu harus diusahakan dengan adanya aktivitas manusia serta aktivitas harus dilakukan dengan menggunakan metode tertentu dan akhirnya metodis tersebut akan menghasilkan pengetahuan yang sistematis. Dengan pengertian tersebut maka sains mencakup tiga aspek yaitu aspek aktivitas, aspek metode, dan aspek pengetahuan.

2) Sains sebagai proses

(2)

3) Sains sebagai produk

Bahwa produk sains merupakan kumpulan pengetahuan yang tersusun dalam bentuk fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori.

2.1.2 Karakteristik IPA

Dalam pembelajaran IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep - konsep, atau prinseip-prinsip saja melainkan juga suatu proses penemuan. Di sekolah diharapkan menjadi wahana bagi perserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari - hari. Oleh karena itu karakteristik IPA dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Proses belajar IPA yang melibatkan alat indra untuk mencatat data dan mengolah data agar dihasilkan kesimpulan yang tepat.

b. Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara (tehnik).

c. Belajar IPA dilakukan dengan berbagai macam alat, terutama untuk membantu pengamatan.

d. Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan - kegiatan ilmiah, studi kepustakaan, mengunjungi suatu obyek, penyusunan hipotesis, dan yang lainnya.

e. Belajar IPA merupakan proses aktif. 2.1.3 Ruang Lingkup IPA

Ruang Lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemehaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam kurikulum KTSP relatif sama jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat dalam kurikulum KTSP sebagai berikut:

(3)

b. Benda atau materi, sifat - sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.

c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda - benda langit lainnya.

2.1.4 Tujuan IPA

Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) antara lain:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep - konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

2.1.5 Pembelajarn IPA di Sekolah Dasar

(4)

membantu siswa memperoleh ide, pemahaman, dan keterampilan (life skill) esensial sebagai warg negara. Life skill yang hatus dimilki oleh siswa dalah kemampuan menggunakan alat tertentu, kemampuan ,mengamati benda dan lingkungan sekitar, kemampuan mendengarkan, kemampuan berkomunikasi secara efektif, menanggapi dan memecahkan masalah secara efektif.

Menurut Maslichah Asy’ari (2006: 23), tujuan dari pembelajaran sains di

Sekolah Dasar sebagai berikut:

1) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi, dan masyarakat.

2) Mengembangkan keterampilan sebagai proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

3) Mengembagkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

4) Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

5) Menghargai alam sekitar dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar akan lebih efektif jika siswa aktif berpartisipasi atau melibatkan diri dalam proses.pembelajaran. Depdikbud

(Maslichah Asy’ari, 2006: 44) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip

pembelajaran yang dapat mewujudkan situasi belajar siswa aktif sebagai berikut:

1) Prinsip motivasi

(5)

2) Prinsip latar

Pada hakikatnya siswa telah memiliki pengetahuan awal. Oleh karena itu, dalam pembelajaran sebaiknya guru perlu menggali pengetahuan keterampilan dan pengalaman yang dimilki siswa.

3) Prinsip menemukan

Pada dasarnya siswa memilki rasa ingin tahu yang besar sehingga potensial untuk menemukan sesuatu. Oleh karena itu, siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensialnnya.

4) Prinsip beajar sambil melakukan (learning by doing)

Pengalaman yang diperoleh melalui bekerja merupakan hasilbelajar yang tidak mudah terlupakan. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar sebaiknya siswa diarahkan untuk melakukan kegiatan.

5) Prinsip belajar sambil bermain

Bermain dapat menimbulkan suasana gembira dan menyenangkan, sehingga dapat mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam pembelajarn perlu diciptakan suasana yang menyenagkan lewat kegiatan bermain yang kreatif. 6) Prinsip hubungan sosial

Melalui kegiatan kelompok siswa mengetahui kekurangan dan kelebihannya, sehingga tumbuh kesadaran perlunya interaksi dan kerja sama dengan orang lain.

2.2. Model Course Ruview Horay (CRH)

Pembelajaran Course Riview Horay (CRH) adalah salah satu pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk aktif untuk belajar. Pembelajaran ini merupakan cara belajar yang menekankan pada pemahamn materi yang di ajarkan guru dengan penyelesaian soal atau pertayaan (Harianto,2012:404).

(6)

Sedangkan menurut Imran (dalam Nur Malechah, 2011) Model pembelajaran

Course Riview Horay (CRH) meupakan suatu model pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapat tanda benar vertikal atau horizontal, atau diagonal langsung berteriak horay. Model pembelajaran

Course Review Horay (CRH) merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab dengan benar makan siswa tersebut diwajibkan berteriak horay atau yel - yel lain yang disukai.

Jadi,model pembelajaran Course Review Horay (CRH) ini merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan guru agar dapat tercipta suasana pembelajaran didalam kelas yang lebih menyenangkan serta dan meningkatkan kemampuan siswa dalam berkompetensi secara positif dalam pembelajaran, selain itu juga dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa, serta membantu siswa untuk mengingat konsep yang dipelajari dengan mudah. Model pembelajaran Course Review Horay (CRH) ini juga merupakan suatu model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk mengubah suasana pembelajaran di dalam kelas dengan lebih menyenagkan, sehingga siswa merasa lebih tertarik. Karena dalam model pembelajaran CRH ini, apabila siswa dapat menjawab secara benar maka siswa tersebut

diwajibkan memeriahkan kata ‘horay’’ ataupun yel - yel yang disukai dan

telah disepakati oleh kelompok maupun individu siswa itu sendiri.

Model pembelajaran Course Review Horay (CRH) juga merupakan suatu model pembelajaran dengan pengujian pemahaman siswa menggunakan soal dimana jawaban soal dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor dan untuk siswa atau kelompok yang mendapatkan jawaban atau tanda

dari jawaban yang benar terlebih dahulu harus berteriak ‘horay’ atau

menyayikan yel - yel kelompoknya.

2.2.1 Prinsip / Ciri Model pembelajaran Course Riview Horay (CRH)

(7)

siswa, setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman sekelompoknya ikut membantu mengembangkan keterampilan - keterampilan interpersonal kelompok dan guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Dengan model Course Riview Horay (CRH), siswa dapat memahami materi yang tekah diberikan dengan mudah. Pemahaman siswa tentang materi yang bersangkutan dievaluasi dengan cara yang menyenagkan, sehingga dapat meningkatkan semangat belajar. Selain itu, model Course Riview Horay(CRH) menerapkan pembelajaran sekaligus hiburan, dengan demikian siswa tidak mengalami kejenuhan dalam proses belajar. Karena pada anak usia SD sudah mengalami kejenuhan dalam proses belajar, maka dari itu diperlukan model, yang membuat anak tertarik pada guru menjelaskan. Kebutuhan objek belajar dirasa sesuai dengan materi pelajaran yang akan diberikan, Contohnya Ilmu Pengetahuan Alam. Pelajaran tersebut cocok dengan model ini, agar siswa dapat lebih mudah mengingat materi yang akan disampaikan oleh gurunya dan juga istilah-istilah yang ada dalam pelajaran tersebut.

Tujuan Penerapan Model Course Riview Horay(CRH)

1. Mendorong siswa untuk Ikut Aktif Dalam Belajar

Model ini merupakan cara belajar mengajar yang lebih menekankan pada pemahaman materi yang di ajarkan guru dengan cara menyelesaikan soal-soal. Pada Pembelajaran Course Review Horay (CRH) aktifitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru hanya bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator dan pembimbing. Suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk belajar.

(8)

dan mengembangkan keterampilan bekerja antar kelompok. Kondisi ini akan memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan dalam mempelajari konsep - konsep belajar.Pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Perkembangan yang didapatkan dari model pembelajaran Course Review Horay

(CRH):

1. Motorik, dalam model ini tersebut adanya perkembangan motorik yang terjadi pada siswa melalui ekspresi dan respon dari siswa. dengan mencoba untuk menjawab pertanyaan / kuis dari guru. Dan adanya gerakan yang membuat siswa merasa lebih baik rileks melakukan

mengangkat tangan dan berteriak sperti ‘horey’’.

2. Kognitif, dapat mengevaluasi materi yang telah diberikan oleh guru terhadap siswa, membuat siswa lebih berfikir dan berkonsentrasi serta menyimak pertanyaan yang diberikan. Pengetahuan siswa lebih berkembang untuk mencari tahu tentang hal - hal yang bersangkutan dengan materi tersebut.

3. Bahasa, dalam model ini siswa masih menggunakan bahasa yang belum formal dan masih menggunakan gaya bahasa sehari - hari layaknya berbicara dengan teman sebaya. Sehingga pengembangan bahasa yang didapat dari penerapan model ini kurang menonjol.

4. Afektif, suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran sehingga siswa menjadikan suasana kelas lebih akrap. Rasa gembira dan percaya diri secara tidak langsung akan terlihat dalam diri siswa. Penerapan model ini juga dapat mempererat kedekatan antar siswa maupun guru, karena komukasi yang terjadi saat penerapan model ini merupakan komunikasi dua arah. Dimana memberikan pertanyaan, dan siswa memberikan umpan balik

(9)

2.2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Course Review Horay(CRH) Informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau kelompok menulis nomor sembarang dan di masukan kedalam kotak, guru membacakan soal yang nomornya dipilih acak, siswa yang punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak menjawab jika jawaban benar diberi skor dan siswa menyambutnya dengan yel horay atau yang lainnya, pemberian reward, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.

Adi Wijaya (2007) menuliskan langkah-langkah model pembelaajaran

Course Riview Horay(CRH)adalah sebagai berikut: Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran dengan lebih terperinci. Inti dalam penyampaian kompetensi yang ingin dicapai adalah siswa dapat memahami materi pelajaran yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay (CRH).

2. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai dengan topik. Guru menjelaskan materi pelajaran sesuai dengan topik pelajaran yang sedang diajarkan. Dalam menjelaskan materi pelajaran lebih jelas dan terperinci.

3. Melakukan tanya jawab untuk melakukan pemantapan.

Setelah guru menyajikan materi pelajaran, maka guru melakukan tahap pemantapan kepada siswa. Tahap pemantapan untuk dilakukan dengan melakukan tanya jawab, baik tanya jawab antara siswa dengan siswa dan guru dengan siswa, demikian juga sebaliknya. Misalkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan memecahkan pertayaan dari siswa.

4. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok.

(10)

5. Untuk menguji pemahaman siswa disruh membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan dan diisi dengan nomor yang ditentukan oleh guru. 6. Guru membacakan soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya

didalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru.

Guru mengambil nomor soal secara acak dan membacakan soal tersebut, lalu diintruksikan untuk mendiskusikan siswa. Untuk menjawab pertayaan guru, siswa langsung mendiskusikan bersama kelompoknya. Setelah berdiskusi, jawaban dari pertayaan guru harus dituliskan pada kotak esuai dengan nomor yang ada.

7. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa telah ditulis dalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi.

8. Guru akan meminta salah satu anggota kelompok tiap kelompok untuk membacakan hasil jawaban yang telah didiskusikan oleh kelompoknya. Tiap anggota kelompok bergilir untuk menjawab pertayaan dari guru. 9. Bagi yang benar, guru memberikan tanda (√ ) dan langsung berteriak

horay atau menyanyikan yel - yelnya.

10.Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak horay.

11.Guru memberikan reward pada yang memperoleh nilai tinggi atau yang banyak memperoleh horay.

12.Penutup.

Penutup dari model ini adalah menyimpulkan dan evaluasi, serta refleksi. Setelah dilakukan penghitungan jawaban yang benar, maka dapat dilakukan penyimpulan. Penyimpulan dapat dilakukan oleh kelompok yang memiliki nilai paling tinggi atau dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran.

2.2.3 Kelebihan Model Course Review Horay ( CRH)

(11)

a. Pembelajarn lebih menarik

Artinya, dengan menggunakan model pembelajarn Course Review Horay ( CRH siswa akan lebih bersemangat dalam menerima materi yang akan disampaikan oleh guru karena banyak games ataupun sumulasi lainnya. b. Mendorong siswa untuk dapat terjun kedalam situasi pembelajaran.

Artinya, siswa diajak ikut serta dalam melakukan suatu permainan atau simulasi yang diberikan guru kepada peserta didiknya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan oleh guru.

c. Pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan hiburan atau permaina, dengan begitu siswa tidak dan merasakan jenuh yang bisa menjadikannya tidak berkonsentrasi terhadap apa yang dijelaskan oleh guru.

d. Siswa lebih semangat karena suasana belajar lebih menyenangkan.

Artinya, kebanyakan siswa mudah merasakan jenuh apabila metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Oleh karena itu, dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) mampu membangkitkan semangat belajar terutama anak sekolah dasar yang notabene masih ingin bermain-main.

e. Adanya komunikasi dua arah.

Artinya, siswa dengan guru mampu berkomunikasi dengan baik, dapat melatih siswa agar dapat berbicara secara kritis, kreatif dan inovatif. Sehingga tidak akan menutup kemungkinan bahwa akan semakin banyak terjadi interaksi diantara guru dan siswa.

2.2.4 Kekurangan model pembelajaran Course Review Horay (CRH)

Kekurangan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) antara lain sebagai berikut:

a. Siswa aktif dan siswa tidak aktif nilai disamakan.

(12)

b. Adanya peluang untuk melakukan curang.

Artinya, guru tidak akan mengontrol siswanya dengan baik apakah ia mencontek ataupun tidak. Guru akan memperhatikan perkelompok yang menjawab horey, sehingga peluang adanya kecurangan sangat besar. a. Penerapan Model Course Review Horay Dalam Pembelajaran

1. Prinsip Reaksi

Winataputra (2001:8-9) berpendapat bahwa sistem adalah pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan pada siswa, termasuk bagaimana guru memberikan respon terhadap siswa. Dalam kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan model Course Review Horay (CRH).

a. Guru mengacak nomor bagi siswa yang dapat nomor harus siap-siap untuk menjawabnya yang ditulis dalam kartu tersebut. 2. Sistem Sosial

Menurut Winataputra (2001:8), Sistem sosial adalah situasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam model tersebut.

3. Daya Dukung

Winataputra (2001:9) mengemukakan bahwa sistem pendukung adalah suatu sarana bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran dengan pokok bahasan energi.

1. Kartu digunakan siswa untuk menulis nomor dan jawaban 2. Baterai digunakan sebagai salah satu contoh sumber energi

listrik.

3. Lilin sebagai salah satu contoh sumber energi panas dan cahaya.

4. Apel digunakan sebagai salah satu contoh sumber energi Kimia 5. Handphone digunakan sebagai salah satu contoh sumber energi

bunyi

4. Dampak Instruksional dan dampak pengiring

(13)

Dampak pengiring yang secara khusus akan didapatkan oleh para siswa dalam pembelajaran energi dalam model Course Riview Horay (CRH) adalah kreatif, bekerja keras, mandiri dan bertanggung jawab.

Bagan 2.1 Dampak instruksional dan pengiring model Course Riview Horay

Keterangan

Dampak Instruksional Dampak Pengiring

Model Course Riview Horay

Kemampuan mengidentifikas i sumber energi dan kegunaanya

Kemampuan untuk menjelaskan tujuan penggunaan

Mampu menerapkan cara menghemat energi Kreatif

Kerja

Mandiri

Bertanggung

(14)

Tabel 2.1

Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran IPA Materi Energi dengan Model Course Review Horay (CRH)

Kegiatan Guru Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Siswa 1. Guru menyampaikan

langkah-langkah serta kompetensi yang ingin dicapai sebelum

pembelajaran dimulai. 2. Guru menjelaskan serta

mendemonstrasikan materi pelajaran tentang sumber energi dan kegunaannya

3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab bila ada yang mengalami kesulitan. 4. Guru memberikan lembar

kerja siswa untuk menjelaskan salah satu contoh penggunaan sumber energi secara

berkelompok

5. Guru meminta siswa membuat kartu serta diisi nomor untuk menguji pemahaman siswa tentang materi yang sudah dijelaskan yaitu materi sumber energi dan kegunaanya.

6. Guru mengambil nomor secara acak dan membacakan soal

1. Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2. Menyajikan atau

mendemonstrasikan materi sesuai dengan topik.

3. Melakukan tanya jawab untuk melakukan pemantapan. 4. Siswa dibagi dalam

kelompok-kelompok.

5. Untuk menguji pemahaman disuruh membuat kartu atau kotak sesuai dengan

kebutuhan dan diisi dengan nomor yang ditentukan oleh guru

6. Membacakan soal secara acak dan siswa menuliskan 3. Siswa bertanya bila ada

yang belum dimengerti tentang sumber energi dan kegunaannya. 4. Siswa tediri dari 5-6

orang didalam kelompok

mendiskusikan tentang contoh penggunaan sumber energi. 5. Siswa membuat kartu

serta diisi nomor yang sudah ditentukan oleh guru.

6. Siswa yang

(15)

tersebut.

7. Guru mendiskusikan soal dan jawaban siswa yang sudah ditulis dalam kartu tadi.

8. Guru meminta membacakan jawabnnya bagi salah satu kelompok yang untuk memberikan tanda

(√) bagi jawaban yang

benar serta berteriak horay

10. Guru

menghitung siswa yang banyak berteriak horay.

jawabannya didalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru.

7. Setelah pembacaan soal dan jawaban telah ditulis dalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi. 8. Meminta salah satu anggota

kelompok untuk

membacakan hasil jawaban yang telah didiskusikan oleh kelompoknya.

9. Bagi yang benar, memberikan tanda (v) dan langsung berteriak horay atau menyanyikan yel-yelnya.

10. Nilai dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak

7. Siswa ikut berdiskusi tentang jawaban yang sudah di tulis dalam kartu tersebut.

(16)

11. Guru akan memberikan reward bagi siswa yang paling banyak berteiak horay.

11. Memberikan reward pada yang memperoleh nilai tinggi atau yang banyak memperoleh horay.

11.Siswa mendapatkan reward bagi yang paling banyak berteriak horay

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture 2.3.1 Pembelajaran Kooperatif

Menurut Trianto (2007: 41) Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang bernaung dalam teori kontruktivisme. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.

Menurut Rusman (2011) pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan.

Sedangkan menurut Lie (2002: 12) Pembelajaran Kooperatif adalah sistem pengajaran yan memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.

Pada pembelajaran Kooperatif ada unsur-unsur yang harus dipenuhi. Hal ini

seperti dikemukakan oleh Johnson dalam Lie (2002: 30) : ‘Tidak semua kerja

kelompok bisa dianggap Cooperatif Learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur pembelajaran kooperatif harus diterapkan, yaitu:

(1) saling ketergantungan positif (2) tanggung jawab perorangan (3) tatap muka

(4) komunikasi anatar anggota (5) evaluasi proses kelompok (1) Saling Ketergantungan Positif

(17)

menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri. Penilaian dilakukan adalah penilaian individu dan penilaian kelompok. Dengan demikian setiap siswa memilki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan nilai pada kelompoknya.

(2) Tanggung Jawab perseorangan

Jika tugas dan penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik, sehingga masing-masing anggota kelompok akan melaksanakan tanggung jawabnnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok dapat dilakukan.

(3) Tatap muka

Setiap angota kelompok diberikan kesempatan bertemu muka dan berdiskusi. Keiatan interaksi ini akan membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.

(4) Komunikasi antar anggota

Keberasilan suatu kelompok juga bergantung paa kesediaan para anggotanya untuk mengutarakan pendapat mereka. Disinilah peranan guru untuk memotivasi siswanya agar berani mengutarakan pendapatnya. Proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan dan emosional siswa.

(5) Evaluasi proses kelompok

Evaluasi proses kelompok bertujuan untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja mereka agar selanjutnya dapat bekerja sama dengan lebih baik.

2.3.2 Picture and Picture

(18)

untuk menerangkan sebuah materi dan menanamkan pesan yang ada dalam materi tersebut. Menurut Suprijono metode picture and picture adalah metode pembelajaran yang menggunakan gambar dipasangkan atau diurutkan menjadi logis. Sedeangkan menurut Hamdani (2011:89) model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis. Menurut Bidan diah (2012) Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan.

Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran.

Model pembelajaran picture and picture lebih cocok untuk pembelajaran di SD dimana model picture and picture lebih mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran, sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilakan sesuai dengan materi pelajaran. Bila sekolah sudah menggunakan ICT bisa menggunakan power poin yang ditampilkan.

2.3.3 Prinsip / Ciri Model pembelajaran Picture and Picture

(19)

menggunakan ICT dalam menggunakan power point. Menurut Johnson dalam (Lie, 2002 : 48), prinsip-prinsip dalam model pembelajaran kooperatif tipe

Picture and Picture adalah sebagai berikut:

1. Setiap anggota (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompok.

2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota-anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.

5. Setaip anggota kelompok (siswa) berbagai kemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta pertanggung jawaban secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang gambar-gambar menjadi gambar yang sesuai. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berfikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

2.3.4 Langkah-langkah Pembelajaran Picture and Picture

Model pembelajaran Picture and Picture menggunakan media gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjajdi yang logis. Adapun langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture menurut Suprijono (2011: 125) adalah sebagai berikut.

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

Kompetensi yang ingin dicapai harus jelas agar memudahkan guru dalam menyampaikan pembelajaran serta sebagai alat intuk mengukur ketercapaian tujuan yang hendak dicapai.

(20)

Sebelum memulai pembelajaran, apresepsi sangat diperlukan bagi seorang guru dalam proses pembelajaran. Apresepsi tentunya berkaitan dengan kompetensi yang akan disampaikan.

3. Guru memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Media gambar dalam apresepsi membantu siswa dalam memahami konsep yang abstrak.

4. Guru memanggil siswa secara bergantian mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

5. Guru menanyakan alasan pemikiran urutan gambar tersebut.

6. Dari alasan gambar tersebut, guru menanamkan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

7. Siswa menulis karangan berdasarkan urutan gambar.

8. Guru melakukan kesimpulan atau rangkuman dati pembelajaran. 2.3.5 Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Menurut Istarani (2011: 18) kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif

Picture and Picture sebagai berikut:

1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. 2. Melatih berfikir logis dan sistematis.

3. Membantu siswa belajar berfikir berdasakan sudut pandang suatu subjek bahasa dengan memberikan kebebasan siswa dalam prakrik berfikir.

4. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik. 5. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. 2.3.6 Kekurangan Model Pembelajaran Picture and Picture

Menurut Menurut Istarani (2011: 18) kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture sebagai berikut:

1. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas serta sesuai dengan materi pelajaran.

(21)

3. Baik guru maupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

4. Tidak tersedia dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan.

a. Penerapan Model Picture and Picture Dalam Pembelajaran 1. Prinsip Reaksi

Winataputra (2001:8-9) berpendapat bahwa sistem adalah pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan pada siswa, termasuk bagaimana guru memberikan respon terhadap siswa. Dalam kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan model Picture and Picture

a. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menempelkan gambar didepan bagi siswa yang ditunjuk harus siap untuk maju kedepan.

2. Sistem Sosial

Menurut Winataputra (2001:8), Sistem sosial adalah situasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam model tersebut.

3. Daya Dukung

Winataputra (2001:9) mengemukakan bahwa sistem pendukung adalah suatu sarana bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan model tersebut.

1. Kertas karton digunakan untuk menempelkan gambar.

2. Gambar-gambar sumber energi ( lilin, senter, baterai, makanan, air, angin, api unggun)

4. Dampak Instruksional dan dampak pengiring

(22)

\

Bagan 2.2 Dampak instrusional dan pengiring model Picture and Picture

Keterangan

Dampak Instruksional Dampak Pengiring

Tabel 2.2

Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran IPA Materi Energi

Dengan Model Picture and Picture

Kegiatan Guru Tahap Pelaksanaan Kegiatan Siswa

1. Guru menyampaikan 1. Menyampaikan kompetensi 1. Siswa mendengarkan

Picture and Picture

Kemampuan mengidentifikas i sumber energi dan kegunaanya

Kemampuan untuk menjelaskan tujuan penggunaan

Mampu menerapkan cara menghemat energi dirumah dan

Kreatif

Kerja

Mandiri

(23)

kompetensi yang dingin gambar lilin, baterai, air, angin, makanan, gitar yang bekaitan dengan sumber-sumber energi. 4. Guru meminta siswa

secara bergantian maju kedepan untuk

menempelkan gambar sesuai dengan jenisnya. 5. Guru meminta siswa

yang maju kedepan alasan siswa setelah itu memberi penjelasan tentang gambar tersebut serta menananamkan materi itu sesuai dengan

yang ingin dicapai.

4. Memanggil siswa secara bergantian mengurutkan

6. Dari alasan gambar tersebut, menanamkan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

(24)

yang ingin dicapai. 7. Guru meminta siswa

untuk menulis karangan berdasarkan urutan gambar.

8. Guru melakukan kesimpulan tentang materi yang sudah dipelajari hari ini.

7. Menulis karangan

berdasarkan urutan gambar.

8. Melakukan kesimpulan atau rangkuman dari

pembelajaran.

7. Secara berkelompok siswa membuat karangan berdsarkan urutan

gambar tersebut. 8. Siswa mendengarkan

kesimpulan tentang materi yang sudah dipelajari hari ini. 2.4 Hasil Belajar

Perubahan perilaku atau hasil belajar dalam pengertian ini sudah termasuk menemukan sesuatu yang baru yang sebelumnya belum ada. Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu, berbentuk tes yang disusun secara terencana, baik test tertulis, lisan maupun test perbuatan.

Menurut S. Nasution (1989: 25) berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.

Menurut Anthony Robbins (dalam Trianto,2010) belajar yaitu sebagai proses menciptakan hububungan antar sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari pengertian tadi belajar memuat beberapa unsur yaitu (1) penciptaan hubungan, (2) sesuatu hal (pengetahuan) yang baru, dan (3) sesuatu (pengetahuan) yang baru. Jadi dalam makna belajar, disini bukan berangkat dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui (nol) tetapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan yang baru.

(25)

bahan pembelajaran. Anitah (2009) berpenfapat bahwa hasil belajar harus menunjukan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Hal ini mengandung arti bahwa perubahan tingkah laku secara keseluruhan yng mencangkup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. ;ebih rinci Romizoswki (dalam Anitah 2009: 2.19) menyebutkan yang dapat menunjukan hasil belajar yaitu: 1) keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat keputusan memecahkan masalah dan berfikir logis; 2) keterampilan psikomotor berkaitan denga kemampuan tindak fisik dan kegiatan perseptual; 3) keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan

self control; keterampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan.

Sedangakan menurut Nasution dalam Sunarto (2005) mendefinisikan prestasi belajar atau hasil belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan), sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

Hasil belajar merupakan hasil pengukuran dari penilaian kegiatan belajar atau proses belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf atau kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh anak dalam waktu tertentu. Hasil belajar dapat di tentukan dari test sebagai ranah kognitif, sedangkan perubahan sikap dari ranah afektif dan dari keterampilan sebagai ranah psikomotorik. Dalam penilian tesebut guru dapat mengetahui bagaimana hasil belajar yang didapat oleh siswa.

(26)

perubahan tingkah laku untuk ranah afektif, dan menunjukan keterampilan dalam kegiatan pembelajaran dari ranah psikomotorik.

2.5 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dari Davis Dwi Cahyo Nugroho dan lika pratiwi, Nugroho (2011) melakukan penelitian tindakan kelas, dengan judul penerapan model pembelajaran Course Riview Horay (CRH) untuk meningkatkan pembelajaran IPA siswa kelas VC SDN Bandungrejosari 1 kota Malang. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) pada pembelajaran IPA siswa kelas VC SDN Bandungrejosari 1 kota Malang dengan standar kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model dan kompetensi dasar 6.1 Mendeskripsikan sifat - sifat cahaya dapat dilaksanakan sesuai dengan langkah model pembelajaran Course Riview Horay (CRH).

Keaktifan siswa pada pembelajaran dengan penerapan Course Riview Horay (CRH) meningkat dari 84,27 pada awal siklus 1 menjadi 96,46 pada akhir siklus II. Hasil belajar juga meningkat dari rata - rata 57,8 dan ketuntasan kelas 30% sebelum tindakan kelas menjadi rata - rata 76,63 dan ketuntasan kelas mencapai 76,25% pada akhir siklus II.

(27)

Demikian juga dengan Pratiwi (2011) yang melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan model Course Riview Horay (CRH)

untuk meningkatkan pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Merjosari 1 Malang. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model Course Riview Horay (CRH) pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Mejosari 1 Malang dengan kompetensi dasar Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang ada di lingkungan sekitar kita serta sifat-sifatnya dapat dilaksanakan sesuai dengan langkah model Course Riview Horay (CRH) 66,87 pada siklus 1 menjadi 84,97 pada akhir siklus 11. hasil belajar juga meningkat dari rata-rata 58,78 dan ketuntasan kelas 43,75% sebelum tindakan kelas menjadi 79,7 dan ketuntsan kelas mencapai 68,75% pada akhir siklus 11. Dengan demikian penerapan model CRH dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.

Selanjunya penelitian yang dilakukan oleh Arry Nugtaheni dengan judul

‘Peningkatan Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Cahay Melalui Model

Pembelajaran Koperatif Tipe Picture And Picture Siswa Kelas V SD Negeri 2 Bangsri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Semester Genap Tahun Ajaran

2011/2012’’. Dengan hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V. Hal ini menunjukan dengan peningkatan nilai siswa pada kondisi awal, siklus I dan siklus II. Pada kondisi awal terdapat 14 siswa yang tuntas dalam KKM (62,50) atau sebesar 41,1% dan yang belum tuntas terdapat 20 siswa aau sebesar 58,9%. Pada siklus 1 terdapat 25 siswa yang tuntas atau sebesar 73,6% dan yang belum tuntas terdapat 9 siswa atau sebesar 26,4%, sedangkan pada siklus 11 terdapat 34 siswa yang tuntas atau 100% dan yang belum tuntas terdapat 0 siswa atau 0%. Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V.

(28)

Pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Course Riview Horay (CRH) akan meningkatkan ketertarikan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan model pembelajaran ini memilki kelebihan yang membuat pembelajaran tidak monoton karena diselingi sedikit hiburan sehingga dalam suasana kelas tidak menegangkan. Siswa lebih semangat belajar karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka pelaksaan pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Course Review Horay pada dasarnya adalah untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh penggunaan model pembelajaran Course Review Horay terhadap hasil belajar kelas 3 SD Negeri 01 Penadaran Grobogan.

(29)

Bagan 2.3 kerangka pikir model Course Review Horay

Dari komponen-komponen yang berdampak bagi siswa akan sangat mempengaruhi pada suatu hasil belajar. Karena dalam kegiatan proses pembelajaran terjadi interaksi dari guru kesiswa, maupun siswa dengan siswa. Siswa akan lebih memahami materi pelajaran serta dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan prose pembelajaran.

Langkah yang diambil yaitu peniliti menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selanjutnya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen di berikan pretes. Dari pretest yang sudah diberikan maka akan ada hasil, dari situ hasil pretest dari kelom[pok eksperimen dan kelompok kontrol dianalis menggunakan uji homoginitas untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil dari uji homoginitas diketahui kelompok eksperimen dan kelompok kontrol homogen maka dapat dipelrakukan.

Kelompok eksperimen dilakukan dengan menggunakan model Course Riview Horay. Model Course Riview Horay adalah pembelajaran yang menyenangkan yang ada didalam kelas dan meningkatkan kemampuan siswa dalam berkompetensi dengan baik, selain itu juga dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa, serta membantu siswa untuk mengingat konsep yang dipelajari dengan mudah

Setelah diberikan treatmen (perlakuan) kelompok eksperimen menggunakan model Course Riview Horay dan kelompok kontrol dengan menggunakan model Picture And Picture kedua kelompok tersebut diberikan posttes yang sama. Posttes merupakan alat yang digunakan untuk mengukur sesuatu yang sudah di pelajarinya.

(30)

terdapat atau tidaknya pengaruh model Course Riview Horay terhadap hasil belajar siswa.

2.7Kerangka Pikir Model Picture and Picture

Pembeljaran IPA menggunakan model pembelajaran Picture and Picture akan meningkatkan ketertarikan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Dikarenakan model ini memilki kelebihan yang membuat pelajaran lebih menarik sebab model ini lebih mengandalkan gambar-gambar dalam kegiatan proses pembelajaran. Serta siswa terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran karena akan diminta untuk menempelkan gambar yng sesuai dengan perintahnya.

Berdasarkan urain diatas, maka pelaksanaan pembelajarn IPA dengan model pembelajaran Picture and Picture adalah untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh penggunakan model pembelajarn kooperatif tipe Picture and Picture tergadap hasil belajara kelas 3 SD Negeri 02 Penadaran Kondisi interaksi belajar siswa

yang dan membantu dan mengembangkan dalam memahami materi pelajaran

(31)

Bagan 2.4 kerangka pikir model Picture and Picture

Dari komponen-komponen diatas yang berdampak pada peserta didik itu akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Dikarenakan dalam proses pembelajaran terjadi interaksi guru dengan siswa dan sebaliknya. Siswa dituntut lebih aktif dibandingkan dengan guru dalam proses pembelajaran.

Dalam penelitian ini peneliti sebelunnya menentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Selanjutnya melakukan pretest pada kelompok eksperimen dn kelompok kontrol. Langkah selnjutnya menganalisi hasil preetest dari kelompok eksperimen dn kelompok kontrol engan menggunakan uji homogenitas untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan dari kelompok eksperimen dn kelompok kontrol. Dari hasil uji homogenitas dapat diketahui bahwa kelompok ekspeimen dan kelompok kontrol homogen, maka dapat diperlakukan.

Kelompok kontrol dilakukan dengan menggunakan model Picture and Picture. Model Picture and Picture adalah model yang lebih mengandalkan gambar-gambar dalam kegiatan pembelajaran serta siswa dapat menempelkan sesuai dengan ututan maupun sesuai dengan yang dimasud.

Setelah di brikan pelakuan yang berbeda kemudian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan postest yang sama. Postest merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi yang sudah dipelajarinya.

(32)

belajanya sehingga diambil kesimpulan bahwa asa atau tidaknya pengaruh model Picture and Picture terhadap hasil belajar siswa.

2.8Hipotesis Penelitian

H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran Course Riview Horay dan model pembelajaranPicture and Picture pada SD kelas 3 gugus Ki Hajar Dewantara, Gubug Grobogan.

Gambar

Tabel 2.1 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran IPA Materi Energi
Tabel 2.2 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran IPA Materi Energi
gambar lilin, baterai, air,
gambar.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang terjadi pada beberapa pasangan suami istri di Dusun Watu Agung yang mengalami masalah- masalah keluarga, misalnya yang mana istri mulai berkeinginan

lari sprint pada persiapan Pekan Olahraga Provinsi di Bandar Lampung. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik komparatif dengan teknik cross-sectional dan

Jamaah Ahmadiyah adalah gerakan yang didirikan Mirza Ghulam Ahmad yang secara singkat ajaranya sedikit berbeda dengan Islam pada umumya, seperti Tafsir nabi2. Jenis

3) Seluruh jenis pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan elevasi, dimensi dan detail yang ditampakkan pada Gambar Konstruksi yang sudah disahkan. Apabila

Pada perlakuan C tersebut, dosis pupuk yang diberikan memberikan pengaruh yang sangat berbeda pada tinggi tanaman terhadap perlakuan lainnya.Hal ini selaras dengan

PENGARUH TINGKAT PENGUNGKAPAN SUKARELA LAPORAN TAHUNAN TERHADAP KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

Pada kesempatan itu, tokoh si Hutan (Indra Bangsawan) masuk ke istana menghadap Raja Kabir dengan membawa air susu harimau beranak muda. Akan tetapi, tokoh ini berpura-pura

Aplikasi program bantu pembuatan website adalah suatu sistem yang dibuat dengan memanfaatkan bahasa pemrograman berbasis web dan bertujuan untuk membantu mempermudah seseorang