• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMPROD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RENCANA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMPROD"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMPRODUKSI TEKS FABEL/LEGENDA Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII

Materi Pokok : Teks Fabel/Legenda

Waktu : 4 x 40 menit (2 kali tatap muka) A. Kompetensi Inti

Tujuan pembelajaran sebagaimana dinyatakan dalam kurikulum, berbentuk kompetensi yang terdiri atas (1) kompetensi sikap spiritual, (2) kompetensi sikap sosial, (3) kompetensi pengetahuan, dan (4) kompetensi keterampilan. Rumusan kompetensi sikap spiritual, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”; kompetensi sikap sosial, “Mengahayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan digunakan sebagai dasar bagi guru dalam menumbuhkan dan mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

(2)

KI4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah kailmuan.

B. Tujuan Pembelajaran Kompetensi Sikap

1. Siswa diharapkan mampu menggunakan Bahasa Indonesia di dalam kelas dengan baik dan benar

2. Siswa diharapkan mampu menggunakan Bahasa Indonesia di luar kelas dengan baik dan benar

3. Siswa diharapkan mampu memahami informasi berbahasa Indonesia secara lisan dengan baik dan benar saat pembelajaran teks fabel.

4. Siswa diharapkan mampu memahami informasi berbahasa Indonesia secara tulis dengan baik dan benar.

5. Siswa diharapkan mampu menyajikan informasi berbahasa Indonesia secara lisan dengan baik dan benar saat pembelajaran teks fabel.

6. Siswa diharapkan mampu menyajikan informasi berbahasa Indonesia secara tulis dengan baik dan benar saat pembelajaran teks fabel.

Kompetensi Pengetahuan

1. Siswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian fabel setelah proses pembelajaran. 2. Siswa dharapkan mampu menjelaskan pengertian legenda setelah proses

pembelajaran.

3. Siswa diharapkan mampu membedakan fabel dan legenda setelah proses pembelajaran.

4. Siswa diharapkan mampu menyimpulkan informasi tentang fabel/legenda daerah setempat yang didengar/dibaca.

Kompetensi Keterampilan

1. Siswa diharapkan mampu menceritakan kembali secara pribadi isi cerita fabel/legenda daerah yang didengar/dibaca.

(3)

3. Siswa diharapkan mampu menjelaskan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam fabel/legenda daerah yang didengar/dibaca.

4. Siswa diharapkan mampu menunjukkan alur, latar dan amanat yang terdapat di dalam fabel/legenda yang didengar/dibaca

Kompetensi Pengetahuan

1. Siswa diharapkan mampu menjelaskan struktur teks fabel yang didengar/dibaca.

2. Siswa diharapkan mampu menjelaskan struktur legenda daerah setempat yang didengar/dibaca.

3. Siswa mampu membedakan struktur teks fabel dan legenda.

4. Siswa mampu mengidentifikasi struktur kebahasaan yang digunakan penulis dalam teks fabel yang didengar/dibaca.

5. Siswa mampu mengidentifikasi struktur kebahasaan yang digunakan penulis dalam teks legenda yang didengar/dibaca.

Kompetensi Keterampilan

1. Siswa diharapkan mampu menggambarkan perasaan tokoh yang terdapat di dalam teks fabel/legenda.

2. Siswa mampu menyusun kembali peristiwa-peristiwa di dalam teks fabel/legenda.

3. Siswa mampu memproduksi drama dari isi teks fabel/legenda yang didengar/dibaca.

4. Siswa mampu merekonstruksi teks fabel menjadi naskah drama secara pribadi.

C. Kompetensi Dasar dan Indikator

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi KI 1 1.1 Mengahargai da mensyukuri

keberadaan Bahasa

(4)

Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis.

1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan Bahasa Indonesia sebagai anugeraj Tuhan Yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis.

Indonesia dengan baik dan benar selama proses pembelajarann memahami teks fabel dan legenda sebagai wujud syukur terhadap anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk Indonesia dengan baik dan benar sebagai sarana Indonesia dengan baik dan benar dalam menyajikan informasi selama proses pembelajaran memahami teks fabel dan legenda. KI2 2.1 Memiliki perilaku percaya

diri, peduli, dan santun dalam merespon secara pribadi peristiwa jangka pendek.

2.1.1 Memiliki perilaku percaya diri dalam merespon secara pribadi persitiwa jangka pendek.

2.1.2 Memiliki perilaku peduli dalam merespon secara pribadi peristiwa jangka pendek.

2.1.3 Memiliki perilaku santun dalam merespon secara pribadi peristiwa jangka pendek.

KI3 3.16 Menelaah struktur dan kebahasaan fabel/legenda daerah setempat yang dibaca dan didengar

3.16.1 Menjelaskan struktur fabel yang didengar/dibaca.

3.16.2 Menjelaskan struktur legenda daerah setempat yang didengar/dibaca.

(5)

3.16.4 Mengidentifikasi kebahasaan yang digunakan dalam fabel yang didengar/dibaca.

3.16.5 Mengidentifikasi kebahasaan legenda daerah setempat yang didengar/dibaca.

3.16.6 Membedakan kebahasaan yang digunakan dalam fabel/legenda daerah setempat yang didengar/dibaca.

KI4 4.16Memerankan isi fabel/legenda daerah setempat yang dibaca dan didengar

4.16.1 Menggambarkan perasaan tokoh di dalam fabel/legenda yang didengar/dibaca.

4.16.2 Menyusun perisiwa-peristiwa di dalam fabel/legenda daerah yang didengar/dibaca.

4.16.3 Memproduksi drama dari isi fabel/legenda daerah yang didengar/dibaca secara berkelompok.

4.16.4 Merekonstruksi teks fabel menjadi naskah drama secara pribadi.

D. Materi Pembelajaran 1. Materi Pokok

Teks fabel dan legenda 2. Materi Pembelajaran

a. Pengertian teks fabel dan legenda b. Struktur teks fabel dan legenda c. Unsur-unsur fabel dan legenda

d. Unsur kebahasaan teks fabel dan legenda

3. Fakta

(6)

Merpati, Ayam dan Musang

Konon, di tepi desa yang damai dan sejuk ada sebuah air mancung yang amat indah, selain tempatnya memang asri, tempat itu juga gemah rimpah loh jinawi. Begitulah yang sering diceritakan para dalang dalam serial pewayangan.

Di tempat itu juga hiodup sepasang merpati yang amat rukun dan masing-masing sedang membuat rumah. keduanya amat rukun karena yakin bahwa setelah rumahnya jadi, akan segera di tempatinya dengan tenang.

Mereka senang dapat memperoleh tempat bermukim yang layak, aman, tentram dan damai serta kecukupan hidupnya. Mereka pun yakin bahwa nantinya akan hadir sepasang anak merpati yang sehat.

Oleh karena itu mereka berdua rajin membuat rumah. Kerja semakin di tingkatkan, menjadi kerja keras tak kenal lelah. Andaikata hewan-hewan lain melihatnya, tentulah mereka iri terhadap sepasang merpati tadi. Begitu juga, mereka akan melihat alangkah indah pemandangan di sekitar rumah merpati.

Dari sekian jenis hewan yang iri melihat rumah sang merpati, sepasang ayamlah yang paling iri melihat keindahan rumah merpati. Jago, aku ingin mempunyai rumah seindah rumah merpati itu. Marilah kita tempati saja rumah elok permai itu, kita rebut saja. Bukankah tubuhmu lebih kuat, paaruhmu lebih kokoh dan kaki-kakimu mampu meremukkan tubuh merpati jantan, jikalau ia hendak memangsamy.

Ayan jago pun terbujuk dan langsung menyambutnya dengan anggukan sombong sambil melagukan nyanyian panjang kukukuruyukkkk... kukukuruuyoouu...

Alkisah, kedua ayam itu pun segera menempati rumah sang merpati. Kedua ayam tentu saja lebih besar dan memporak-porak pandakan rumah sepasang merpati yang indah itu. Tidak hanya itu yang mereka lakukan. Sepasang ayam itu dengan rakus menghabiskan semua makanan yang terdapat di rumah itu.

(7)

Walaupun tubuh merpati lebih kecil, demi melihat kejadian tidak adil seperti itu, sang merpati jantanpun murka dan mengundang perkelahian. Perkelahian sengit pun terjadi. Kedua merpati melawan kedua ekor ayam tentunya akan kewalahan. Setelah lama mereka berkelahi, oleh merpati jantan mereka di ajak mengahdap hakim.

Mereka pun hendak menemui pak kancing, belum lagi sempat bertemu dengan pak kancil, tiba-tiba datanglah seekor musang yang sebenarnya tidak mengetahui apa persoalannya. Dengan tenang musang pun berjalan mendekati kedua belah pihak, terutama sangat dekat dengan sepasang ayam, seolah-olah ingin membelanya. “Coba ayam ceritakan apa yang sebenarnya terjadi” tanya musang. “Mendekatlah agar merpati tidak mendengarnya” lanjutnya.

Tanpa pikir panjang, kedua ayam itu mendekat. Begitu sampai di dekat tubuh musang, keduanya lantas menjadi santapan musang yang dengan rakus lalu melumat tubuh keduanya itu. Merpati tersentak, sadar lalu terbang. Sambil terbang tak lupa ia berkata, “Terima kasih pak Musang, Jasamu tak terlupakan”.

b. Contoh Legenda

LEGENDA TANGKUBAN PERAHU

Di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang terbalik. Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik. Konon menurut cerita rakyat parahyangan gunung itu memang merupakan perahu yang terbalik. Berikut ini ceritanya.

(8)

kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahkan pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan sumpahnya, Dayang Sumbi harus menikahi Anjing tersebut.

Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring se lalu ditemani bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa.

Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, Sangkuriang merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. dayanng Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya.

Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.

(9)

menyadari bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.

Sangkuriang mulai bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberinya suatu kekuatan aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.

Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu berada disana dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu(perahu yang menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul. Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.

4. Konsep

(10)

Fabel atau cerita binatang adalah salah satu cerita tradisional yang menjadikan binatang sebagai tokoh cerita. Binatang-binatang tersebut dapat berpikir dan berinteraksi layaknya manusia. Selain itu, di dalam febel binatang juga memiliki permasalahan hidup layaknya manusia (Nurgiyantoro, 2005: 190). Dengan kata lain, fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang, memiliki pendidikan moral dan bud pekerti. Contoh cerita fabel yaitu Kancil dan Buaya, Kancil dan Harimau, dan lain-lain.

Legenda atau cerita rakyat adalah cerita masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dijelaskan bahwa legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. Jadi secara umum legenda dapat diartikan sebagai sebuah cerita masa lampau yang berkembang di tengah masyarakat dan diwariskan secara turun-temurun.

b. Struktur Fabel dan Legenda

Fabel dan legenda pada dasarnya memiliki struktur yang sama di dalam sebuah penceritaan. Adapun struktur fabel dan legenda tersebut adalah sebagai berikut.

1)Orientasi, adalah bagian awal dari sebuah cerita fabel. Orientasi berisi pengenalan dari cerita fabel, seperti pengenalan background, pengenalan tokoh, maupun latar tempat dan waktu.

2)Komplikasi, merupan klimaks dari cerita, berisi puncak permasalahan yang dialami tokoh.

3)Resolusi, berisi pemecahan masalah yang dialami tokoh.

(11)

c. Unsur Fabel dan Legenda

Fabel dan legenda memiliki unsur pembangun di dalam penceritaannya. Adapun unsur-unsur fabel dan legenda tersebut adalah sebagai berikut.

1) Tema, gagasan dasar yang menopang sebuah kara sastra dan yang terkandung di dalam teks.

2) Tokoh, para pelaku yang terdapat dalam sebuah cerita fiksi. Tokoh dalam cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca.

3) Alur atau plot, peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak berifat sederhana. Peristiwa-peristiwa tersebut tersusun karena adanya sebab-akibat di dalam cerita.

4) Latar, latar merupaka landas tumpu terjadinya sebuah peristiwa di dalam sebuah cerita. Latar terbagi menjadi tiga, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.

5) Sudut pandang, sudut pandang merupakan posisi atau cara penulis dalam menyampaikan peristiwa-peristiwa yang terdapat di dalam cerita. 6) Amanat, pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca.

d. Unsur Kebahasaan Teks Fabel dan Legenda Unsur Kebahasaan Teks Fabel

1. Kata Kerja

Salah satu kaidah atau unsur kebahasaan dalam sebuah teks cerita fabel adalah adanya kata kerja. Kata kerja dalam cerita fabel dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu kata kerja aktif transitif dan kata kerja aktif intransitif.

a. Kata Kerja Aktif Transitif, adalah kata kerja aktif yang memerlukan objek dalam kalimat, misalnya memegang, mengangkat.

(12)

2. Penggunaan Kata Sandang Si dan Sang

Pada teks cerita fabel sering sekali adanya penggunaan kata sandang si dan sang. Berikut merupakan penggunaan kata sandang si dan sang yang ada pada teks cerita fabel.

Contoh:

1) Sang semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu.

2) Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.

3) “Aku adalah kepompong yang pernah kau ejek,” kata si kupu-kupu.

3. Penggunaan Kata Keterangan Tempat dan Waktu

Dalam teks cerita fabel biasanya digunakan kata keterangan tempat dan kata keterangan waktu untuk menghidupkan suasana. Untuk keterangan tempat biasanya digunakan kata depan di dan keterangan waktu biasanya digunakan kata depan pada atau kata yang menunjukkan informasi waktu.

Contoh:

1) Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman.

2) Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan, di mana-mana terdapat genangan lumpur.

3) Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman.

4. Penggunaan Kata Hubung Lalu, Kemudian, dan Akhirnya

Kata lalu dan kemudian memiliki makna yang sama. Kata itu digunakan sebagai penghubung antarkalimat dan intrakalimat. Kata akhirnya biasanya digunakan untuk menyimpulkan dan mengakhiri informasi dalam paragraf atau dalam teks.

Contoh:

(13)

2) Kemudian, sang semut berterima-kasih kepada kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya.

3) Akhirnya, sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.

E. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan ke-1 (KD.3.16)

No Kegiatan Alokasi Waktu

1 I. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru mengambil daftar hadir siswa sebelum pembelajaran dimulai.

b. Guru menyampaikan manfaat, tujuan dan langkah-langkah pembelajaran teks fabel dan legenda.

10 menit

2 II. Kegiatan Inti Pengorientasian

a. Guru menjelaskan mengenai langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

b. Peserta didik menyimak penjelasan guru di depan kelas.

Pembimbingan

a. Guru membagikan sebuah teks fabel yang belum selesai kepada peserta didik.

b. Guru membacakan isi teks fabel yang dibagikan kepada peserta didik.

c. Peserta didik memperhatikan secara tertib. d. Guru memberikan arahan kepada peserta didik

untuk menyelesaikan bagian fabel yang belum selesai (rumpang) dengan bahasa yang sederhana.

e. Saat peserta didik bekerja (menulis sambungan teks fabel secara individu), guru membimbing dan memperhatikan hasil kerja siswa.

Penyajian

(14)

a. Peserta didik diminta secara sukarela untuk

membacakan hasil tulisan

(sambungan/kelanjutan teks fabel) yang telah dikerjakan di depan kelas.

b. Peserta didik membacakan hasil kerjanya di depan kelas dengan santun dan intonasi yang jelas.

c. Guru mengarahkan peserta didik lain memberikan tanggapan.

Penganalisisan

a. Guru memeriksa hasil kerja peserta didik secara bergantian dan memberikan masukan yang baik kepada peserta didik.

b. Guru memberikan komentar yang baik kepada siswa atas hasil kerja yang telah diselesaikan. c. Guru bersama-sama dengan siswa

mendiskusikan ciri kebahasaan yang terdapat di dalam teks fabel.

d. Guru mengarahkan siswa untuk memperbaiki hasil kerjanya di rumah agar mendapatkan hasil yang maksimal.

3 III. Kegiatan Penutup

a. Peserta didik bersama-sama guru menyimpulkan materi pembelajaran.

b. Peserta didik menerima umpan balik dan penegasan dari guru mengenai pembelajaran fabel dan legenda.

c. Peserta didik menerima informasi mengenai pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

10 menit

Pertemuan ke-2 (KD 4.16)

No Kegiatan Alokasi Waktu

1 I. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru mengambil daftar hadir siswa sebelum pembelajaran dimulai.

(15)

b. Guru menyampaikan manfaat, tujuan dan langkah-langkah pembelajaran teks fabel dan legenda.

2 II. Kegiatan Inti Pengorientasian

a. Guru menjelaskan mengenai langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

b. Peserta didik menyimak penjelasan guru di depan kelas.

Pengorganisasian

a. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil.

b. Setiap kelompok terdiri atas empat sampai lima orang.

c. Peserta didik menerima instruksi dari guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Pembimbingan

a. Guru membagikan teks legenda yang berbeda kepada masing-masing kelompok.

b. Guru menjelaskan kepada peserta didik mengenai cara merekonstruksi teks legenda menjadi sebuah drama.

c. Bersama anggota kelompok, peserta didik membagi peran tokoh yang terdapat di dalam legenda.

d. Peserta didik menghafal naskah yang akan ditampilkan.

e. Peserta didik berlatih secara singkat dibimbing oleh guru.

Penyajian

a. Peserta didik secara berkelompok menampilkan dramatisasi legenda singkat di depan kelas.

b. Peserta didik yang berasal dari kelompok lain

(16)

memberikan tanggapan dan komentar mengenai penampilan kelompok.

Penganalisisan

a. Peserta didik bersama dengan guru menyebutkan tokoh-tokoh yang berada di dalam cerita legenda beserta karakternya. b. Peserta didik bersama guru mendiskusikan

tema dan rangkaian peristiwa yang terjadi di dalam cerita legenda.

c. Kelompok yang mampu menampilkan dramatisasi legenda terbaik mendapat penghargaan sederhana dari guru.

d. Guru melakukan evaluasi hasil belajar dan memberikan tugas individu kepada peserta didik untuk dikerjakan di rumah.

3 III. Kegiatan Penutup

1. Aspek Penilaian Sikap (Afektif)

(17)

Indikator perkembangan sikap siswa (religious, tanggungjawab, kreatif, dan santun)

a. BT (Belum Tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas.

b. MT (Mulai Tampak) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum konsisten.

c. MB (Mulai Berkembang) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai konsisten.

d. MK (Membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sunggh-sunggh dalam menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan konsisten.

Rubrik Penilaian Pecaya Diri

No Pernyataan Skor

1 2 3 4

1 Berani melakukan presentasi di depan kelas. 2 Berani bertanya atau menjawab pertanyaan

selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 3 Berani menyampaikan pendapat selama

proses pembelajaran berlangsung.

4 Berani membuat keputusan dengan cepat 5 Tidak mudah putus asa/pantang menyerah

Skor Maksimal 20

Petunjuk penilaian:

4 = selalu, apabila siswa selalu bersikap sesuai pernyataan 3 = sering, apabila siswa sering bersikap sesuai pernyataan

2 = kadang-kadang, apabila siswa kadang-kadang bersikap sesuai pernyataan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Skor = Nilai yang diperoleh X 100 Nilai Maksimal

Rubrik Penilaian Peduli

No Pernyataan Skor

1 Melaksanakan tugas individu dengan baik 1 2 3 4 2 Berani menerima resiko atas tindakan yang

dilakukan

3 Tidak menuduh orang lain tanpa bukti

(18)

orang lain

5 Meminta maaf jika melakukan kesalahan

Skor Mksimal 20

Petunjuk penilaian:

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Skor = Nilai yang diperoleh X 100 Nilai Maksimal

Rubrik Penilaian Santun

No Pernyataan Skor

1 Menghormati orang yang lebih tua 1 2 3 4 2 Mengucapkan terima kasih setelah menerima

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Skor = Nilai yang diperoleh X 100 Nilai Maksimal

2. Aspek Penilaian Pengetahuan/Kognitif

a. Teknik Penilaian : Tes tulis, tes lisan, dan unjuk kerja b. Bentuk instrumen : Uraian

c. Kisi-kisi

No Indikator Butir Instrumen

1 Disajikan legenda, peserta didik dapat menentukan rangkaian peristiwa legenda tersebut.

(19)

2 Disajikan fabel, peserta didik

3 Disajikan teks fabel rumpang dan beberapa peristiwa secara terpisah, peserta didik dapat menentukan peristiwa yang tepat untuk melengkapi bagian fabel yang rumpang.

3) Baca dan isilah bagian fabel yang rumpang dengan rangkaian peristiwa yang tersedia!

4 Disajikan sebuah fabel, peserta didik dapat menganalisis unsur pembangun teks fabel tersebut.

4) Tentukanlah tokoh, latar, dan amanat yang terdapat di dalam teks fabel berikut!

5 disajikan sebuah teks legenda, peserta didik dapat menentukan perasaan tokoh dan rangkaian peristiwa yang terdapat di dalam teks legenda tersebut.

5) Tentukanlah perasaan tokoh dan rangkaian pertistiwa yang terdapat di dalam teks legenda berikut!

20 : Jika siswa mampu mejawab secara benar dan lengkap 10 : Jika siswa mampu menjawab tetapi kurang lengkap

Skor = Nilai yang diperoleh X 100 Nilai Maksimal

3. Penilaian Keterampilan

No Indikator Butir Instrumen

(20)

No Indikator 4 3 2 1 1 Unsur pembangun teks fabel

a. Penceritaan sesuai dengan tema yang ditentukan.

b. Penggambaran karakter tokoh disajikan secara jelas.

c. Penggunaan latar menarik dan logis. d. Alur yang diciptakan tidak berbelit-belit

(jelas).

e. Terdapat amanat di dalam pnceritaan. 2 Unsur Kebahasaan

a. Di dalam penulisan patuh pada kaidah kebahasaan.

b. Terdapat kata kerja di dalam teks fabel. c. Terdapat penggunaan kata sandang si dan

sang.

3 Struktur Teks Fabel

a. Terdapat seluruh struktur teks fabel. b. Penggambaran bagian komplikasi jelas

dan menarik.

c. Resolusi dijelaska dengan sangat baik.

Skor = Nilai yang diperoleh X 100 Nilai Maksimal

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media : Potongan majalah (teks fabel/legenda) 2. Alat : Laptop, Proyektor

Referensi

Dokumen terkait

yang menjadi faktor utama sebuah kualitas produk dihasilkan, menciptakan metode baru dalam usaha menjaga dan meningkatkan kualitas produk, inovasi serta perbaikan

Disajikan teks peserta didik membandingkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks naratif tulis terkait legenda rakyat pendek dan sederhana.

Disajikan sebuah paragraf teks tanggapan yang kalimat-kalimatnya ditandai dengan nomor, peserta didik dapat menentukan kritik/pujian pada teks tersebut dengan tepat;. √ PG 32, 33

Disajikan ilustrasi teks, peserta didik dapat menganalisis pokok pikiran dan informasi penting dari teks tersebut dengan benar.. C4 essay 5

Disajikan sebuah dialog peserta didik dapat menentukan tujuan sebuah teks. Disajikan sebuah tek dialog peserta didik dapat menentukan makna tersurat terkait dengan

Peserta didik dapat menentukan jenis cerita fabel/legenda dan menunjukkan bukti pada teks yang dibaca. Kompetensi Dasar Materi Indikator

“A friend in need is a friend in- deed,” ujar Duta Besar India untuk Indonesia Manoj Khumar Bharti saat mengapresiasi bantuan tabung oksigen dari Pemerintah Indonesia beberapa

1) Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin menjawab pertanyaan dari guru tentang “The Bloody Battle of Arya Jipang and Sutawijaya”. Apabila siswa tersebut bisa