1
BAB I
Profil Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero), disingkat PTPN VI, adalah bekas Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, karet, dan teh. PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) berdiri sejak 1996 dari penggabungan beberapa perusahaan perkebunan yang berada di provinsi Sumatera Barat dan Jambi. Pendirian PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 1996 dan pengesahan dengan Akta Notaris Harun Kamil SH, Nomor 39 tahun 1996 berkedudukan Kantor Direksi di Padang yang telah diubah dengan Akte Notaris Sri Rahayu Hadi Prasetyo, SH Jakarta Nomor 19 Tahun 2002 tanggal 30 September 2002 bahwa Kantor Direksi berkedudukan di Jambi. Perusahaan memiliki dua bisnis inti, dengan komposisi 95% bisnis kelapa sawit dan 5% Bisnis Teh. Areal perusahaan tersebar di dua wilayah, yaitu di Provinsi Jambi dan Sumatera Barat.
PT Perkebunan Nusantara VI adalah Perusahaan Agro Industri yang mengusahakan perkebunan dan pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit dan Teh. Arah pengembangan usaha saat ini berkonsentrasi kepada kelapa sawit secara horizontal melalui perluasan areal tanaman serta meningkatkan kapasitas terpasang pabrik pengolahan kelapa sawit.1
PT Perkebunan Nusantara VI mengelola komoditas kelapa sawit dan PKS dengan produk yang dihasilkan dan dijual berupa minyak sawit mentah (CPO), inti sawit (kernel), di samping TBS (untuk kebun yang belum ada pabriknya). Seperti tampak pada Gambar 1.1 berikut:
2 Perusahaan juga mengelola kebun teh dan pabrik teh, yang menghasilkan produk teh hitam orthodox maupun CTC. Juga mengoperasikan mesin yang menghasilkan pembungkus teh celup seperti tampak pada Gambar 1.2 berikut:
Sumber: http://ptpn6.com/
PT Perkebunan Nusantara VI mengelola CRF (Crumb Rubber Factory) yang mengolah bokar (bahan olah karet) dari karet rakyat yang diolah menjadi karet remah (crumb rubber) seperti tampak pada gambar 1.3 berikut:
Sumber: http://ptpn6.com/
3 1.4 di samping:
Untuk lebih jelas, berikut Gambar 1.5 mengenai data historis penjualan perusahaan untuk tahun 2012 dan 2013:
Sumber: http://ptpn6.com/
1.1 Strategi Perusahaan:
1. Strategi Korporasi
Dengan mempertimbangankan kekuatan dan kelemahan internal dibandignkan peluang dan ancaman seperti yang digambarkan pada peta grafis posisi perusahaan, maka strategi korporasi PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan adalah diversifikasi konsentrik yang dapat ditempuh melalui usaha patungan (joint-venture). Dalam kaitan tersebut perusahaan melakukan langkah-langkah restrukturisasi yang meliputi :
a. Sistem pengendalian manajemen dengan menerapkan Strategic
Business Unit (SBU) dibeberapa unit/kebun sebagai Pilot Project.
b. Konversi tanaman karet menjadi kelapa sawit
c. Optimalisasi asset non produktif melalui divestasi dan atau memanfaatkannya melalui aliansi Strategis.
4 2. Strategi Bisnis
Cost Leadership
Mengingat bahwa salah stu ciri bisnis perkebunan adalah harga jual ditentukan pasar, maka strategi yang ditempuh adalah kepemimpinan biaya yang menyeluruh (cost leadership) yaitu, menciptakan harga pokok serendah-rendahnya untuk memaksimalkan profit margin dengan tetap memperhatikan tujuan jangka panjang perusahaan melalui penetapan Strategic Business Unit (SBU) secara bertahap seluruh unit/kebun.
3. Visi dan Misi Perusahaan Visi:
Menjadi Perusahaan agribisnis yang tumbuh berkembang dengan spirit kemitraan.
Misi :
Mengelola bisnis kelapa sawit, teh dan HTI (Hutan Tanaman
Industri) karet secara profesional untuk menghasilkan produk-produk berkualitas yang dikehendaki oleh pasar,
Menumbuhkankembangkan perusahaan dengan spirit kemitraan
untuk mencapai kinerja unggul,
Mengelola Usaha dengan Mempraktikkan teknologi ramah
lingkungan dalam mewujudkan triple bottom line principles, yaitu plane, people dan profit,
Memposisikan karyawan sebagai pilar utama organisasi dan mitra
usaha serta stakeholder lainnya sebagai pendukung dalam menciptakan nilai perusahaan.
1.2 Tata Nilai Perusahaan
1. Dinamic: Selalu siap dengan perubahan dan tantangan baru
dengan selalu belajar dan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan.
2. On Target: Bekerja dan tekun demi tercapainya suatu target yang
5
3. Innovative: Aktif dalam memberikan ide dan terobosan baru serta
membuka diri terhadap semua dan koreksi demi tercapainya perbaikan yang berkesinambungan.
4. Capable: Menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dengan penuh
amanah dan sungguh-sungguh
5. Team Work: Mampu bekerja sama dengan rekan, karyawan
pelaksanan, maupun pimpinan serta tetap menjaga kekompakan antar karyawan di dalam perusahaan
6. Environment Care: Senantiasa berusaha untuk selalu menjaga dan
peduli terhadap keberlansungan lingkungan hidup.
1.3 Time-Line Perusahaan
Sejak berdirinya perusahaan pada tahun 1996 hingga sekarang, ada beberapa tahap yang dilalui oleh perusahaan yaitu, pada tahun 2001, PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) mengakuisisi PT. Bukit Kausar yang sebelumnya adalah milik swasta. Pada tahun 2009, PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) berinvestasi pada PT. Alam Lestari Nusantara. Pada tahun 2012, perusahaan mengakuisisi PT. Mendahara Agro Jaya dan pada tahun yang sama perusahaan membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Solok Selatan dan PKS Aur Gading. Perhatikan Gambar 1.3.1 di bawah ini:
6
1.4 Unit Usaha, Afiliasi Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) memiliki 14 unit usaha, 3 anak perusahaan dan 3 afiliasi. 14 unit usaha (UU) tersebut meliputi UU Sophir, UU Solok Selatan, UU Danau Kembar, UU Pangkalan Lima Puluh Kota, UU PT Inti, UU Batang Hari, UU PKS Aur Gading, UU Tanjung Lebar, UU Kayu Aro, UU Durian Luncuk, UU Rimsa, UU PKS Sei Bahar, UU Bukit Cermin dan UU Rimdu. Untuk 3 anak perusahannya meliputi PT. Mendahara Agro Jaya, PT. Alam Lestari Nusantara, PT. Bukit Kausar. Sedangkan 3 afiliasi perusahaan meliputi PT. Riset Perkebunan Nusantara, PT. Kharisma Pemasaran Bersama, dan Lembaga Pendidikan Perkebunan. Perhatikan Gambar 1.4.1 berikut di bawah ini:
Gambar 1.4 Unit Usaha, Anak Perusahaan, dan Afiliasi
7
1.5 Wilayah Kerja Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) memiliki wilayah operasi yang tersebar di sebagian Sumatera Barat dan sebagian di provinsi Jambi dengan beberapa anak perusahaan yang ada.
8
1.6 Luas Areal Perkebunan
Total areal yang dikelola PTPN VI (Persero) pada saat peleburan adalah seluas 105,761.74 Ha masing-masing terdiri dari areal inti seluas 42,740.10 Ha atau 40,41% dan areal plasma seluas 63.021,64 Ha atau 59,59%. Dengan areal plasma yang lebih dominan PTPN VI (Persero) memiliki ketergantungan pasokan bahan olahan dari kebun petani plasma untuk memenuhi kapasitas pabrik yang dimiliki perusahaan. Tetapi saat ini menjadi lebih luas yaitu 26.800 Ha milik perusahaan ditambah 23.227 Ha milik rakyat atau petani untuk lahan kelapa sawit, dan 2.383 Ha milik perusahaan ditambah 344 Ha milik rakyat atau petani sebagai lahan perkebunan teh.
9
BAB II
Profil Industri
Berdasarkan sejarah, agrobisnis merupakan komoditas perdagangan paling tua di dunia. Bahkan dalam sejarah kolonialisme dunia, faktor yang paling berperan adalah penguasaan hasil bumi. Kopi, coklat, cengkeh, kopra dan rempah-rempah merupakan komoditi yang paling banyak diperdagangkan pada masa itu. Sistem perdagangan hasil bumi yang sampai sekarang diadopsi disebut dengan nama perdagangan berjangka.
Seperti diketahui bersama bahwa Indonesia mempunyai lahan perkebunan kelapa sawit. Bila ditinjau dari segi produktivitas, Indonesia dari tahun 2006 sudah mengalami peningkatan dan mengalahkan produktivitas Malaysia. Ini memperlihatkan efisiennya pengolahan kelapa sawit di Indonesia selama ini.
Bisnis perkebunan (agrobisnis) di Indonesia pada dasarnya dikuasai oleh dua badan usaha, yaitu perusahaan negara melalui PT. Perkebunan Nusantara dan perusahaan swasta. Sebanyak empat belas PT. Perkebunan Nusantara di Indonesia tersebar dari Aceh hingga papua dan paling banyak berlokasi di pulau Jawa dan Sumatera. Di luar pulau Jawa dan Sumatera, dan sebagian di pulau Kalimantan yang merupakan penghasil kelapa sawit dan karet terbesar di Indonesia.
10 Sebagai pemain lama, PT. Perkebunan Nusantara diperhitungkan dalam konteks persaingan agrobisnis, terlebih dengan luas lahan, kuatnya jaringan dan pengalaman yang dimilikinya dalam agrobisnis.
Prospek industri kelapa sawit di Indonesia dinilai masih bagus dan akan tetap menjadi sebuah industri yang berkembang baik walau perekonomian global yang melemah. Pertumbuhan ekonomi dunia selama tahun 2013 masih belum sepenuhnya pulih akibat permasalahan perekonomian yang dihadapi Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Hal tersebut berdampak pada penurunan impor negara-negara maju dan juga berdampak kepada negara-negara Emerging Markets seperti China dan India, yang merupakan pasar utama produk CPO Indonesia. Melemahnya ekonomi global, terutama di Tiongkok, menyebabkan harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) juga melemah.2 Padahal Tiongkok
(China) merupakan negara pengimpor CPO dari Indonesia yang terbesar kedua setelah India. Seperti terlihat pada tabel 2.1 berikut ini:
Negara Tujuan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah 14290,7 16829,2 16291,9 16436,2 18845,0 20578,0 22892,4 Sumber: www.bps.go.id
Dari tabel 2.1 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata permintaan akan CPO dari tahun 2008 hingga 2014 cenderung meningkat. Importir utamanya ialah negara India dan China yang merupakan dua importir terbesar untuk permintaan CPO. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada trend berikut di bawah ini:
11
0,0 5 000,0 10 000,0 15 000,0 20 000,0 25 000,0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Berat Bersih (dalam ribu ton)
Jumlah
Gambar 2.1 Trend Jumlah Ekspor CPO dari tahun 2008-2014
Sumber: www.bps.go.id (data diolah)
Pemerintah RI melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah petinggi Malaysia di Putra World Trade Centre, Kuala Lumpur, Malaysia untuk membahas pengembangan industri hilir kepala sawit. Dalam hal ini, produsen minyak kelapa sawit mentah (CPO) Indonesia bakal bekerja sama dengan Negeri Jiran membangun kawasan industri kelapa sawit pada 2016 mendatang.
Dalam konferensi pers usai melakukan kunjungan kehormatan pada PM Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak, Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Indonesia Rizal Ramli mengemukakan bahwa kerja sama ini atas arahan Presiden Joko Widodo yang telah dibahas sejak tiga bulan terakhir.
12
BAB III
Analisis Faktor-faktor Lingkungan
3.1 Demographical Environment
Salah satu aspek lingkungan bisnis yang harus diperhatikan dalam mengelola bisnis adalah aspek demografis. Variabel demografis sangat berpengaruh terhadap kegiatan bisnis suatu perusahaan. Dalam konteks penelitian pada PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero), yang akan dianalisis adalah mengenai jumlah penduduk dan proyeksi pertumbuhan penduduk di Indonesia.
13 Tabel 3.1.1. Jumlah Penuduk di Indonesia Tahun 1971-2010
Provinsi
Penduduk
1971 1980 1990 1995 2000 2010
Aceh 2008595 2611271 3416156 3847583 3930905 4494410
Sumatera Utara 6621831 8360894 10256027 11114667 11649655 12982204
Sumatera Barat 2793196 3406816 4000207 4323170 4248931 4846909
Riau 1641545 2168535 3303976 3900534 4957627 5538367
Jambi 1006084 1445994 2020568 2369959 2413846 3092265
Sumatera Selatan 3440573 4629801 6313074 7207545 6899675 7450394
Bengkulu 519316 768064 1179122 1409117 1567432 1715518
Lampung 2777008 4624785 6017573 6657759 6741439 7608405
Kepulauan Bangka Belitung - - - - 900197 1223296
Kepulauan Riau - - - 1679163
DKI Jakarta 4579303 6503449 8259266 9112652 8389443 9607787
Jawa Barat 21623529 27453525 35384352 39206787 35729537 43053732
Jawa Tengah 21877136 25372889 28520643 29653266 31228940 32382657
DI Yogyakarta 2489360 2750813 2913054 2916779 3122268 3457491
Jawa Timur 25516999 29188852 32503991 33844002 34783640 37476757
Banten - - - - 8098780 10632166
Bali 2120322 2469930 2777811 2895649 3151162 3890757
Nusa Tenggara Barat 2203465 2724664 3369649 3645713 4009261 4500212
Nusa Tenggara Timur 2295287 2737166 3268644 3577472 3952279 4683827
Kalimantan Barat 2019936 2486068 3229153 3635730 4034198 4395983
Kalimantan Tengah 701936 954353 1396486 1627453 1857000 2212089
Kalimantan Selatan 1699105 2064649 2597572 2893477 2985240 3626616
Kalimantan Timur 733797 1218016 1876663 2314183 2455120 3553143
Sulawesi Utara 1718543 2115384 2478119 2649093 2012098 2270596
Sulawesi Tengah 913662 1289635 1711327 1938071 2218435 2635009
Sulawesi Selatan 5180576 6062212 6981646 7558368 8059627 8034776
Sulawesi Tenggara 714120 942302 1349619 1586917 1821284 2232586
Gorontalo - - - - 835044 1040164
Sulawesi Barat - - - 1158651
Maluku 1089565 1411006 1857790 2086516 1205539 1533506
Maluku Utara - - - - 785059 1038087
Papua Barat - - - 760422
Papua 923440 1173875 1648708 1942627 2220934 2833381
INDONESIA 119208229 147490298 179378946 194754808 206264595 237641326
Catatan : Termasuk Penghuni Tidak Tetap (Tuna Wisma, Pelaut, Rumah Perahu, dan Penduduk Ulang-alik/Ngelaju)
14 Gambar 3.1.1 Trend Jumlah Penduduk Tahun 1970-2010
Sumber: www.bps.go.id (data diolah)
Beradasarkan trend pada gambar 3.1.1 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk tiap tahun sejak tahun 1970 sampai tahun 2010 selalu mengalami peningkatan. Menurut sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk di Indonesia adalah sebanyak 237.641.326 jiwa. Dan diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat seperti yang terlihat pada tabel 3.1.2 proyeksi jumlah penduduk di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik untuk tahun 2010 sampai dengan tahun 2035 berikut ini:
0 50000000 100000000 150000000 200000000 250000000
1960 1970 1980 1990 2000 2010 2020
INDONESIA
15 Tabel 3.1.2 Proyeksi Jumlah Penduduk tahun 2010-2035 (dalam ribuan)
Provinsi Tahun
2010 2015 2020 2025 2030 2035
Aceh 4523,10 5002,00 5459,90 5870,00 6227,60 6541,40
Sumatera Utara 13028,70 13937,80 14703,50 15311,20 15763,70 16073,40
Sumatera Barat 4865,30 5196,30 5498,80 5757,80 5968,30 6130,40
Riau 5574,90 6344,40 7128,30 7898,50 8643,30 9363,00
Jambi 3107,60 3402,10 3677,90 3926,60 4142,30 4322,90
Sumatera Selatan 7481,60 8052,30 8567,90 9000,40 9345,20 9610,70
Bengkulu 1722,10 1874,90 2019,80 2150,50 2264,30 2360,60
Lampung 7634,00 8117,30 8521,20 8824,60 9026,20 9136,10
Kepulauan Bangka Belitung 1230,20 1372,80 1517,60 1657,50 1788,90 1911,00
Kepulauan Riau 1692,80 1973,00 2242,20 2501,50 2768,50 3050,50
Pulau Sumatera 50860,30 55272,90 59337,10 62898,60 65938,30 68500,00
DKI Jakarta 9640,40 10177,90 10645,00 11034,00 11310,00 11459,60
Jawa Barat 43227,10 46709,60 49935,70 52785,70 55193,80 57137,30
Banten 10688,60 11955,20 13160,50 14249,00 15201,80 16033,10
Jawa Tengah 32443,90 33774,10 34940,10 35958,60 36751,70 37219,40
DI Yogyakarta 3467,50 3679,20 3882,30 4064,60 4220,20 4348,50
Jawa Timur 37565,80 38847,60 39886,30 40646,10 41077,30 41127,70
Pulau Jawa 137033,30 145143,60 152449,90 158738,00 163754,80 167325,60
Bali 3907,40 4152,80 4380,80 4586,00 4765,40 4912,40
Nusa Tenggara Barat 4516,10 4835,60 5125,60 5375,60 5583,80 5754,20
Nusa Tenggara Timur 4706,20 5120,10 5541,40 5970,80 6402,20 6829,10
Bali dan Kep. Nusa Tenggara 13129,70 14108,50 15047,80 15932,40 16751,40 17495,70
Kalimantan Barat 4411,40 4789,60 5134,80 5432,60 5679,20 5878,10
Kalimantan Tengah 2220,80 2495,00 2769,20 3031,00 3273,60 3494,50
Kalimantan Selatan 3642,60 3989,80 4304,00 4578,30 4814,20 5016,30
Kalimantan Timur 3576,10 4068,60 4561,70 5040,70 5497,00 5929,20
Pulau Kalimantan 13850,90 15343,00 16769,70 18082,60 19264,00 20318,10
Sulawesi Utara 2277,70 2412,10 2528,80 2624,30 2696,10 2743,70
Sulawesi Tengah 2646,00 2876,70 3097,00 3299,50 3480,60 3640,80
Sulawesi Selatan 8060,40 8520,30 8928,00 9265,50 9521,70 9696,00
Sulawesi Tenggara 2243,60 2499,50 2755,60 3003,00 3237,70 3458,10
Gorontalo 1044,80 1133,20 1219,60 1299,70 1370,20 1430,10
Sulawesi Barat 1164,60 1282,20 1405,00 1527,80 1647,20 1763,30
Pulau Sulawesi 17437,10 18724,00 19934,00 21019,80 21953,50 22732,00
Maluku 1541,90 1686,50 1831,90 1972,70 2104,20 2227,80
Maluku Utara 1043,30 1162,30 1278,80 1391,00 1499,40 1603,60
Kep. Maluku 2585,20 2848,80 3110,70 3363,70 3603,60 3831,40
Papua Barat 765,30 871,50 981,80 1092,20 1200,10 1305,00
Papua 2857,00 3149,40 3435,40 3701,70 3939,40 4144,60
Pulau Papua 3622,30 4020,90 4417,20 4793,90 5139,50 5449,60
16 Gambar 3.1.2 Trend Proyeksi Jumlah Penduduk di Indonesia untuk Tahun 2010-2035
Sumber: www.bps.go.id (data diolah)
Berdasarkan data dan trend pada gambar 3.1.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk pada masa yang akan datang hingga tahun 2035 akan selalu meningkat. Menurut BPS, jumlah penduduk Indonesia selama 20 tahun mendatang yaitu berjumlah 305.652.400 jiwa.
Peluang:
Jika jumlah penduduk di Indonesia makin meningkat, memberikan
peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan market share atas produk-produk yang dihasilkan. Karena jumlah penduduk yang banyak menjadikan Indonesia sebagai pasar yang sangat potensial.
Bagi sektor pertanian, dalam proses pencapaian tujuannya
membutuhkan banyak peran untuk masing-masing divisi. Sehingga dengan tingginya jumlah pendudui di Indonesia mengindikasikan banyaknya ketersediaan tenaga kerja yang dapat direkrut oleh perusahaan.
Ancaman:
Tingginya jumlah penduduk yang berpotensi sebagai tenaga kerja
namun tidak dapat diserap oleh perusahaan akan menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia. pengangguran ini memicu tindakan kriminalitas yang akan berdampak buruk bagi perusahaan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
0,00 50000,00 100000,00 150000,00 200000,00 250000,00 300000,00 350000,00
2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040
INDONESIA
17
3.2 Natural Environment
Akhir-akhir ini, isu lingkungan yang terjadi adalah kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan. Hampir bisa dikatakan setiap tahun di musim panas, hutan di Sumatera dan Kalimantan terbakar. Hal ini terjadi karena kesengajaan pihak-pihak yang berkepentingan. Kebakaran hutan terjadi karena pihak terkait ingin membuka lahan sehingga membakar hutan-hutan yang masih ada di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Kebaran hutan dapat terjadi dengan alami atau ulah manusia. Kebakaran oleh manusia biasanya karena bermaksud pembukaan lahan untuk perkebunan. Dampaknya memberi kontribusi CO2 di udara, hilangnya keaneragaman hayati, asap yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan dan asapnya bisa berdampak ke negara lain. Tidak hanya pada lokal namun ke negra tetanggapun juga terkena.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengaku harus menerima dua kali kerugian akibat bencana kebakaran hutan yang melanda Sumatera dan Kalimantan belakangan ini. Selain sebagian lahan kebun sawit yang mereka kelola turut terbakar, stigma negatif atas pelaku pembakaran yang sering ditujukan kepada pelaku usaha mempersulit anggota GAPKI berbisnis dengan pembeli di luar negeri.
Peluang:
Semakin banyak petani mandiri yang membuka lahan pertanian, akan
semakin besar kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan strategi perluasan lahan dengan cara membeli lahan tersebut atau melakukan kerja sama dengan petani tersebut tanpa harus melakukan perluasan sediri dengan membakar lahan.
Ancaman:
Dengan kebakaran yang terjadi saat musim panas membuat api terus
menyebar sampai merembet ke lahan perkebunan perusahaan. Maka untuk mengantisipasinya perusahaan harus mengeluarkan cost untuk memadamkan api tersebut agar tidak membakar lahan perkebunan. Dikarenakan pembakaran lahan yang disengaja tersebut bertujuan
18 dan harus bertanggung jawab dengan kebakaran yang terjadi yang pada akhirnya menimbulkan asap berkepanjangan.
3.3 Technological Environment: Information Technology
Salah satu kekuatan dalam membentuk kehidupan manusia adalah teknologi. Tingkat pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh berapa banyak teknologi baru yang ditemukan. Dapat kita amati dari perkembangan yang terjadi dalam dunia bisnis sekarang ini. Bahkan salah satu kriteria suatu perusahaan dikatakan maju atau tidak adalah dengan melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologinya.
Informasi manajemen juga dirancang oleh PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) menggunakan teknologi informasi Broadband. Yang diaplikasikan dalam bentuk internet maupun website internet, Local Area Network (LAN) di kantor pusat dan unit-unit usaha serta mitra bisnis perusahaan.
Perusahaan juga membuat situs resmi yang berguna untuk mempublikasi kegiatan dan kinerja perusahaan. Keterbukaan informasi ini dilakukan oleh perusahaan untuk memudahkan para pihak yang berkepentingan untuk saling berkomunikasi.
Investasi pada PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) untuk teknologi informasi ini sangat besar, tetapi manfaat yang diperoleh oleh perusahaan juga besar, sebanding dengan investasi yang dikeluarkan. Teknologi informasi yang ada digunakan untuk memudahkan komunikasi antar kantor atau karyawan yang ada di dalam perusahaan dan juga digunakan untuk memudahkan komunikasi antara perusahaan dengan konsumennya.
Peluang:
Jika perusahaan ikut berpartisipasi dalam penerapan teknologi mutakhir
untuk kegiatannya maka perusahaan akan dapat meningkatkan produktifitas. Misalkan perusahaan membuat cloud computing (private
cloud) maka akan semakin mudah bagi perusahaan berkomunikasi dan
19 Ancaman:
Namun dengan membuat private cloud akan memungkinkan terjadinya
pembobolan sistem oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan data internal perusahaan rentan untuk dibajak atau dicuri.
3.4 International Political Environment
Secara umum, politik internasional merupakan suatu perangkat formula nilai, sikap, arah serta sasaran untuk mempertahankan, megamankan dan memajukan kepentingan nasional di dalam dunia internasional. Suatu komitmen yang pada dasarnya merupakan strategi dasar untuk mencapai suatu tujuan, baik dalam konteks dalam negeri dan luar negeri serta sekaligus menentukan keterlibatan suatu negara di dalam isu-isu internasional atau lingkungan sekitarnya. Kebijakan luar negeri merupakan strategi atau rencana tindakan yang dibuat oleh para pembuat keputusan negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik intenasional lainnya dan dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional spesifik yang dituangkan dalam terminology kepentingan nasional suatu bangsa pada waktu itu ditentukan oleh siapa yang berkuasa di waktu itu pula.
Dalam perdagangan Jumat, 14 Agustus 2015 lalu, harga minyak mentah turun menjadi US$ 41,35 per barel. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak Maret 2009. Perhatikan Gambar 3.4.1 berikut ini:
Sumber: www.tradingeconomics.com
20 proyeksi penjualan crude oil sampai tahun 2020. Perhatikan Gambar 3.4.2 dan 3.4.3 berikut ini:
Sumber: www.tradingeconomics.com
Sumber: www.tradingeconomics.com
Penurunan harganya telah terjadi dalam tujuh minggu berturut-turut sebelum 14 Agustus 2015 lalu, berikut 6 pemicu turunnya harga minyak seperti dikutip dariCNNMoney.3
Pasokan berlebih: Kondisi kelebihan pasokan ini ini akibat Amerika
Serikat melakukan revolusi energi yang membanjiri pasokan. Organisasi Negara-negara pengekspor minyak (OPEC) bukannya menyeimbangkan pasar, malah terus menggenjot produksi minyak. Kartel yang dipimpin oleh Arab Saudi itu takut kehilangan pangsa pasar dan terkalahkan oleh AS, Kanada, dan produsen minyak lainnya. Inilah penyebab harga minyak turun drastis pada semester II 2014.
21 Pasokan shale gas dari AS terus naik: Produksi minyak AS terus
meningkat. Produsen di sana secara agresif terus meningkatkan produksi. Banyak analis berpendapat harga minyak tidak akan kunjung stabil sampai ada perusahaan minyak di AS yang bangkrut atau melakukan merger.
Iran bakal membanjiri dunia dengan minyak: Kesepakatan nuklir Iran
dengan negara-negara Barat beberapa waktu lalu bakal membuat minyak dari negara itu membanjiri pasar. Bahkan ada tanda kalau Iran sedang menimbun banyak minyak saat ini.
Permintaan menurun: Ekonomi global sedang mengalami penurunan.
Negara maju sedang berjuang mempertahankan ekonominya. Negara yang perekonomiannya membaik, seperti AS, sedang mengimplementasikan standar efisiensi agar permintaan minyak dapat dibatasi. Pada saat yang sama, negara berkembang pun sedang mengalami perlambatan ekonomi.
Kenaikan nilai dolar AS: Seperti harga komoditas lainnya, minyak pun
dihargai dengan dolar AS. Akibatnya, ketika sekarang nilainya naik maka harganya pun demikian untuk di luar AS. Mata uang dolar ini telah naik tujuh persen pada tahun ini dibandingkan mata uang negara lainnya. Kebijakan Cina yang mendevaluasi nilai yuan semakin membuat tekanan ke harga minyak.
Ekonomi China sedang lesu: Pendorong ekonomi dunia beberapa
tahun sebelumnya adalah China. Tapi saat ini terjadi banyak masalah di sana. Perlambatannya membuat harga komoditas dunia menurun, termasuk minyak mentah. Melemahnya perekonomian China dapat dilihat pada grafik berikut ini yang menunjukkan turunnya GDP China:
22 Gambar di atas menunjukkan persentase GDP China perkuartalnya berfluktuasi namun cenderung menurun hingga Juli 2015. Pada awal tahun 2015 GDP China sebesar 7,2% dan terus menurun menjadi 6,9%. Hal ini mengindikasikan bahwa ekonomi China terus melambat.
Ancaman:
Krisis yang berkepanjangan tersebut akan berdampak buruk bagi
ekspor komoditas Indonesia yang mana PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) juga mengandalkan ekspor CPO ke luar negeri. Hal tersebut dapat menurunkan profit perusahaan dikarenakan harga minyak yang sangat rendah
3.5 Governmental Environment
Di setiap negara, pemerintah memerankan peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakatnya, terlebih di negara yang menganut paham sosialis. Fungsi pemerintah berkisar mulai dari menyediakan layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan, hingga mendukung perkembangan ekonomi dan menjaga pelaksanaan hukum, Di Indonesia, bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara.
Bisnis tidak bisa lepas dari peraturan dan kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah di suatu Negara. Aturan tersebut harus ditaati dan dijalankan demi kelangsungan usaha, untuk itu manajer harus mampu memahami situasi dan kondisi politik dan harus ikut serta aktif dalam proses kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Mereka harus memastikan ikut terlibat langsung untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam mengambil keputusan. Peluang bisnis untuk ikut berpartisipasi dalam proses kebijakan tiap Negara sangatlah berbeda-beda, tergantung seberapa besar Negara tersebut melibatkan bisnis untuk ikut serta dalam menentukan kebijakan yang sangat mempengaruhi ekonomi suatu Negara.
Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit mentah (Crude
Palm Oil =CPO) terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Berdasarkan
23 21,76 juta ton, sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 21,22 juta ton. Namun demikian, peningkatan tersebut tidak disertai dengan peningkatan kebutuhan CPO dunia, sehingga terjadi kelebihan pasokan CPO di pasar Internasional yang membuat harga terpengaruh secara negatif. Indonesia merupakan eksportir terbesar dunia namun ia belum mampu berperasn sebagai penentu harga CPO dunia. Dari total produksi tahun 2014, nilai ekspor CPO Indonesia berada di atas 80%. Hal ini menunjukkan bahwa industri CPO Indonesia lebih berorientasi pada ekspor. Artinya, bahwa perilaku harga CPO Indonesia lebih tergantung pada faktor kebutuhan ddunia dibandingkan dengan faktor kebutuhan domestik.
Pemerintah mendukung kegiatan ekspor CPO tersebut dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 54/M-DAG/PER/7/2015 tentang verifikasi atau penelusuran teknis terhadap ekspor kelapa sawit, Crude Palm Oil (CPO), dan produk turunannya.
Selain itu, pemerintah juga memungut dana bagi eksportir kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) mulai 1 Juli 2015 . Hal ini diakui merupakan dukungan pemerintah untuk mewujudkan pembangunan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan serta pelaksanaan penurunan emisi gas rumah kaca. Pungutan tersebut nantinya akan dikelola oleh badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau CPO Fund yang menjadi tindak lanjut Peraturan Presiden No. 61 tahun 2015 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang ditandatangani Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 18 Mei lalu.
Peluang:
Perusahaan memperoleh peluang dari kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah. Kebijakan tersebut dapat berupa kebijakan ekspor komoditas dan penentuan tarif dalam ekspor tersebut yang jelas agar tidak lagi terjadi fenomena pungli (pungutan liar).
Ancaman:
Dengan kebijakan pemerintah tersebut yang mana tarif ekspor sudah
24 tergolong mahal, maka perusahaan harus cutting cost untuk keperluan yang lain dalam perusahaan.
3.6 Technological Environment: Processing Technology
Pengembangan agribisnis kelapa sawit merupakan salah satu langkah yang diperlukan sebagai kegiatan pembangunan subsektor perkebunan dalam rangka revitalisasi sektor pertanian. Perkembangan pada berbagai subsistem yang sangat pesat pada agribisnis kelapa sawit sejak menjelang akhir tahun 1970-an menjadi bukti pesatnya perkembangan agribisnis kelapa sawit. Dalam dokumen praktis ini digambarkan prospek pengembangan agribisnis saat ini hingga tahun 2010, dan arah pengembangan hingga tahun 2025. Masyarakat luas, khususnya petani, pengusaha, dan pemerintah dapat menggunakan dokumen praktis ini sebagai acuan. Perkembangan teknologi yang semakin cepat dan masyarakat yang semakin kritis sangat berpengaruh kepada dunia bisnis. Hal ini menuntut jajaran manajemen perusahaan melakukan penyesuaian praktek bisnis yang sehat sekaligus suatu tantangan yang berat dalam mengelola perusahaan.
Pada awalnya pengelola perusahaan hanya dituntut untuk memuaskan kepentingan pemilik/ pemegang saham berupa pembagian laba. Namun perkembangan dan kemajuan teknologi telah menyadarkan berbagai pihak bahwa ada kepentingan yang terganggu sebagai dampak langsung dari tindakan perusahaan, sehingga hal ini menuntut adanya perhatian dari pengurus perusahaan. Di samping itu, berbagai pihak lainnya dalam masyarakat termasuk pemerintah menuntut agar perusahaan memberikan kontribusi dan peran yang lebih besar terhadap tanggung jawab sosial (corporate social responsibility).Dalam bisnis, teknologi proses memegang peranan yang sangat penting dalam penciptaan nilai tambah suatu produk. Processing technology sendiri dapat didefinisikan sebagai sebuah proses transformasi input menjadi
output atau produk dengan menggunakan teknologi. Mengingat peran
25 Sumber: https://zapthegreat.wordpress.com/2012/08/12/
Namun, belakangan ini banyak isu mengenai biodiesel yang dapat diproduksi dengan bahan baku kelapa sawit. Biodiesel salah satu bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, tidak mempunyai efek terhadap kesehatan yang dapat dipakai sebagai bahan bakar kendaraan bermotor dapat menurunkan emisi bila dibandingkan dengan minyak diesel. Biodiesel terbuat dari minyak nabati yang berasal dari sumber daya yang dapat diperbaharui. Beberapa bahan baku untuk pembuatan biodiesel antara lain kelapa sawit, kedelai, bunga matahari, jarak pagar, tebu dan beberapa jenis tumbuhan lainnya. Dari beberapa bahan baku tersebut di Indonesia yang punya prospek untuk diolah menjadi biodiesel adalah kelapa sawit dan jarak pagar, tetapi prospek kelapa sawit lebih besat untuk pengolahan secara besar-besaran.
26 Gambar 3.6.2 Proses Pembuatan Biodiesel
Sumber: http://lembagasemai.blogspot.co.id/search/label/Indonesia
Dari gambar 3.6.2 tersebut di atas dapat diketahui bahwa proses produksi CPO dan biodiesel memiliki perbedaan, sehingga dalam proses pembuatannya atau pengolahannya tentu memerlukan mesin/teknologi yang berbeda pula dan perusahaan harus menyediakan mesin-mesin baru tersebut untuk dapat terus bersaing di pasar.
Peluang:
Biodiesel merupakan penemuan yang baru yang belum banyak
dikonsumi oleh masyarakat untuk kendaraannya. Jika perusahaan ikut membuat biodiesel berbahan baku kelapa sawit maka perusahaan akan mendapatkan total revenue yang cukup besar.
Ancaman:
Meskipun teknologi pembuatan diesel telah ditemukan, perusahaan
tetap harus melalukan pengadaan untuk proses produksi sehingga akan memakan biaya yang sangat mahal.
3.7 Social Environment
Salah satu kunci sukses dalam mengelola perkebunan, adalah pengelolaan lingkungan sosialnya. Sebagai bisnis dengan karakter labour
27 mungkin mengelola sumberdaya manusia, baik karyawan maupun keluarganya. Namun,
Seiring dengan berjalannya waktu, telah terjadi perubahan sosial, di mana masyarakat sekitar merupakan faktor produksi. Sebagai bisnis dengan sistem terbuka, maka masyarakat sekitar dapat mempengaruhi jalannya proses bisnis. Dengan demikian pengelolaan masyarakat sekitar juga perlu dilakukan, selain pengelolaan tenaga kerja. Dukungan mereka sangat berpengaruh pada eksistensi/kelestarian perusahaan.
Jika karyawan tidak puas, maka mereka menjadi kontra produktif. Jika masyarakat tidak puas, maka mereka akan mengganggu kinerja perusahaan. Jika masyarakat tidak berkesempatan untuk ikut merasakan manfaat dari keberadaan kebun, maka akan muncul kesenjangan sosial yang tinggi antara masyarakat di dalam kebun dengan masysrakat di luar kebun, atau jika ada petani plasma, juga akan muncul kesenjangan antara petani plasma dan petani yang belum berkesempatan menjadi petani plasma. Kecemburuan sosial menjadi potensi untuk munculnya konflik antara masyarakat dengan kebun dan dapat berakhir pada gangguan produksi, lahan dan keamanan asset lainnya. Oleh karena itu, untuk menjamin kelestarian perusahaan dibutuhkan dukungan karyawan, keluarga dan masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar dapat berperan sebagai sumber tenaga kerja maupun pagar sosial bagi perusahaan.
Dengan membangun komunikasi yang harmonis, diharapkan sinergi antara kebun dengan masyarakat sekitar ataupun masyarakat yang lebih luas akan terjalin dengan baik. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya berperan sebagai sumber tenaga kerja melainkan juga merupakan pagar sosial bagi perusahaan perkebunan.Program Pemberdayaan Masyarakat diharapkan dapat membantu agar masyarakat dan perusahaan tumbuh dan berkembang bersama.
Peluang:
Perusahaan dapat melakukan kerja sama dengan petani yang
bermukim di wilayah tertentu perusahaan. Ancaman:
Saat perusahaan menjalin kerja sama dengan beberapa petani, tentu
28
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Key Success Factors
Keberhasilan akan diperoleh oleh pelaku bisnis dan perusahaan yang paling mampu menyesuaikan diri dengan persyaratan lingkungan saat ini. Keadaan ini memaksa pelaku bisnis maupun pihak-pihak baru yang ingin menekuni bisnis untuk lebih kreatif dan proaktif dalam menyikapi suasana persaingan yang semakin ketat.
Kondisi ini penting mengingat disamping pencapaian tujuan ekonomis, bisnis sebagai suatu sistem juga dimampukan untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya bila sudah profitable dan bertahan dalam persaingan.
Setiap perusahaan tentu memiliki kunci kesuksesannya masing-masing yang biasa dikenal dengan key success factors. Key success factors (KSF) merupakan implikasi dari proses me-match-kan perusahaan terhadap lingkungannya yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor internal perusahaan. KSF adalah area atau aspek-aspek yang merupakan potensi untuk memperoleh competitive advantage dalam suatu industri tertentu, terutama dalam hal-hal yang penting bagi kemampuan perusahaan untuk bertahan dan berhasil dengan sepenuhnya memanfaatkan peluang yang ada dan menghindari tantangan yang dihadapi perusahaan.
29 membuat lingkungan sekitar terganggu.4 Berikut 3 hal penting yang harus
diperhatikan oleh perusahaan terlihat pada Gambar 4.1
Sumber: http://ptpn6.com/
30
Tabel 4.1. Tabel Summary
No. Faktor-faktor Variabel
(Driver)
Analisis Peluang Ancaman
32
REFERENSI
Gambaran Sekilas Industri Minyak Kelapa Sawit oleh Pusat Data dan Informasi, Departemen Perindustrian (2007)
Gusti B. Alfansyuri, (2013): Peran Pemerintah dalam Perekonomian dan Sistem Bisnis
Laporan Tahunan (2013): Annual Report PT Perkebunan Nusantara VI (Persero)
Rafika Sari, (2015): Rencana kebijakan Crude palm oil supporting fund Bisnis dan Manajemen, Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat DPR RI
Peraturan Meteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 54/M-DAG/PER/7/2015
Web Sitses:
http://asdarmunandar.blogspot.co.id/2012/02/bisnisdanlingkunganpolitik. Html (diakses pada 01/11/2015 12.40)
http://bps.go.id/ (diakses pada 01/11/2015 12:17)
http://jabbarspace.blogspot.co.id/2010/10/pengaruhlingkunganterhadapper usahaan.html (diakses pada 01/11/2015 11:39)
http://lembagasemai.blogspot.co.id/search/label/Indonesia (diakses pada 01/11/2015 11.10)
http://ptpn6.com/(diakses pada 01/11/2015 11:24)
http://sawitindonesia.com/(diakses pada 01/11/2015 10:35)
http://www.aktual.com/ri-dan-malaysia-bakal-bangun-kawasan-industri-kelapa-sawit-awal-2016/(diakses pada 01/11/2015 10:14)
http://www.antaranews.com/berita/491366/prospek-industri-kelapa-sawit-masih-bagus(diakses pada 01/11/2015 10:28)
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/201509210954109279956/
industrisawitterpukulduakaliakibatkebakaranhutan/ (diakses pada 01/11/2015 12.11)
33 http://www.okezone.com(diakses pada 09/11/2015 23:08)
http://www.tradingeconomics.com/ (diakses pada 03/11/2015 15:40)