RANCANG BANGUN MINIATUR
PEMBANGKIT GELOMBANG LAUT (OMBAK)
ARIEF PRASTIANTOMO
5115087395
Karya inovatif ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
▸ Baca selengkapnya: miniatur jembatan tersebut termasuk dari prototype ...
(2)ABSTRAK
Arief Prastiantomo 2008
“
RANCANG BANGUN MINIATURPEMBANGKIT GELOMBANG LAUT)”. Karya inovatif, Jakarta: Jurusan Pendidikan TeknikElektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta, Januari 2014.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai pengembangan awal pemodelan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut.. Energi listrik sangat dibutuhkan manusia untuk melakukan aktifitas disetiap harinya, energi gelombang laut menjadi pilihan energi alternatif di Indonesia yang sangat menjajikan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan membuat suatu rancang bangun miniatur pembangkit gelombang laut. Dalam pembuatan miniatur ini, faktor yang terpenting adalah bagaimana membuat ombak yang bervariasi sehingga dapat dimaksimalkan sebagai penelitian lanjutan pemodela / miniatur pembangkit energi gelombang laut (ombak), sesuai dengan cara kerjanya sehingga dapat menghasilkan energi listrik yang berasal dari ombak.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
Karunia –Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul: “Rancang Bangun Pembangkit gelombang
laut (ombak)”.
Dalam merencanakan, menyusun dan menyelesaikan penulisan skripsi ini,
penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan juga motivasi serta dukungan
dari berbagai pihak, oleh karena itu penyusun bermaksud mengucapkan terima
kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Wisnu Djatmiko, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Universitas Negeri Jakarta .
2. Drs.Readysal Monantun, MM, selaku ketua Program Studi Pendidikan
Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta.
3. Bapak Massus Subekti, S.Pd, MT , selaku Dosen Pembimbing.
4. Bapak Muhammad Rif’an, ST.MT ,selaku Dosen Pembimbing.
Akhir kata penyusun berharap agar penulisan dan penyusunan skripsi ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang terkait.
Jakarta, 1 Desember 2013
DAFTAR ISI
2.1.3 Pembangkit listrik tenaga gelombang laut ... 6
2.1.3.1Gelombang laut ... 7
2.1.3.2Energi gelombang laut ... 14
2.1.4 Konversi Energi gelombang laut ... 14
2.1.5 Peripheral Programbable Interface ... 22
2.2Kerangka berfikir ... 26
BAB III STRATEGI DAN PROSEDUR PENGEMBANGAN ... 27
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
3.2 Strategi Rancang Bangun Pembangkit gelombang laut .... 27
3.3 Prosedur Rancang Bangun Pembangkit gelombang laut .. 27
3.4 Teknik Analisis Data ... 33
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Rancang Bangun Miniatur Gelombang Laut ... 37
4.1.1 Komponen Rancang Bangun Miniatur ... 37
4.1.2 Cara Pengukuran alat ... 40
4.1.3 Hasil Pengukuran alat ... 43
4.2 Pembahasan ... 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
5.1 Kesimpulan ... 67
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pengujian hasil gelombang volume 40% ... 33
Tabel 3.2 Pengujian hasil gelombang volume 50% ... 34
Tabel 3.3 Pengujian hasil gelombang volume 60% ... 34
Tabel 3.4 Pengujian hasil gelombang volume 40% dengan PPI 8255 ... 35
Tabel 3.5 Pengujian hasil gelombang volume 50% dengan PPI 8255 ... 35
Tabel 3.6 Pengujian hasil gelombang volume 60% dengan PPI 8255 ... 36
Tabel 4.1 Kapasitas volume air ... 38
Tabel 4.2 Interval pada PPI 8255 ... 40
Tabel 4.3 Kecepatan motor ... 41
Tabel 4.4 Hasil pengkuran volume air 40% ... 43
Tabel 4.5 Hasil pengkuran volume air 50% ... 44
Tabel 4.6 Hasil pengkuran volume air 60% ... 44
Tabel 4.7 Hasil pengkuran volume air 40% pada PPI 8255 ... 45
Tabel 4.8 Hasil pengkuran volume air 50% pada PPI 8255 ... 46
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.5 Teknologi cocteral raft ... 15
Gambar 2.6 Teknologi OWC ... 16
Gambar 2.7 Teknlogi trapped chanel ... 19
Gambar 2.8 Komponen pelampung buoy ... ix
Gambar 2.9 Sketsa OWC ... 20
Gambar 2.10 Prinsip kerja OWC ... 21
Gambar 2.11 Port PPI 8255 ... 22
Gambar 2.12 Mikroposesor, PPI 8255, dan piranti luar ... 24
Gambar 2.13 Format control word PPI 8255 ... 24
Gambar 3.6 Perancangan pelampung pembuat ombak ... 32
Gambar 4.1 Kolam ombak ... 38
Gambar 4.2 Alat pembuat ombak ... 39
Gambar 4.3 Modul serial PPI 8255 ... 39
Gambar 4.4 Mengukur kecepatan ombak ... 42
DAFTAR GRAFIK
Hal
Grafik 4.1 Hasil data tegangan terhadap gelombang 40 % ... 48
Grafik 4.2 Hasil data tegangan terhadap gelombang 50 % ... 48
Grafik 4.3 Hasil data tegangan terhadap gelombang 60 % ... 49
Grafik 4.4 Hasil data tegangan terhadap gelombang pada tegangan 8,5v ... 50
Grafik 4.5 Hasil data tegangan terhadap gelombang pada tegangan 9v ... 51
Grafik 4.7 Hasil data tegangan terhadap gelombang pada tegangan 10v ... 52
Grafik 4.8 Hasil data tegangan terhadap gelombang pada tegangan 11v ... 53
Grafik 4.9 Hasil data tegangan terhadap gelombang pada tegangan 12v ... 54
Grafik 4.10 Hasil data perbandingan interval 10v pada volume air 40% ... 55
Grafik 4.10 Hasil data perbandingan interval 11v pada volume air 40% ... 55
Grafik 4.10 Hasil data perbandingan interval 12v pada volume air 40% ... 56
Grafik 4.10 Hasil data perbandingan interval 15 pada volume air 40% ... 57
Grafik 4.10 Hasil data perbandingan interval 25 pada volume air 40% ... 57
Grafik 4.10 Hasil data perbandingan interval 10v pada volume air 50% ... 58
Grafik 4.10 Hasil data perbandingan interval 11v pada volume air 50% ... 59
Grafik 4.10 Hasil data perbandingan interval 12v pada volume air 50% ... 59
Grafik 4.10 Hasil data perbandingan interval 15 pada volume air 50% ... 60
Grafik 4.10 Hasil data perbandingan interval 25 pada volume air 50% ... 61
Grafik 4.10 Hasil data perbandingan interval 10v pada volume air 60% ... 62
Grafik 4.10 Hasil data perbandingan interval 11v pada volume air 60% ... 63
Grafik 4.10 Hasil data perbandingan interval 12v pada volume air 60% ... 64
Grafik 4.10 Hasil data perbandingan interval 15 pada volume air 60% ... 65
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Krisis energi merupakan issue utama di dunia, termasuk juga di
Indonesia. Faktor yang menyebabkan terjadinya krisis energi dan pemanasan
global yang terjadi saat ini diantaranya penggunaan sumber daya energi yang
berlebihan seperti batu bara dan gas alam yang digunakan sebagai penghasil
energi bagi kehidupan kita. Hasil dari penggunaan sumber energi tersebut
adalah energi listrik yang kehadirannya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
dunia modern. Seiring dengan menigkatnya konsumsi listrik tentu akan
semakin banyak digunakan sumber daya alam untuk pembangkitan tenaga
listrik. Akibatnya pencemaran lingkungan semakin tidak terhindari yang
disebabkan oleh limbah dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Salah satu dampak dari pencemaran lingkungan di atas adalah
terjadinya pemanasan global, yang mengakibatkan banyak terjadi bencana
alam. Disamping itu sumber energi yang digunakan merupakan sumber
energi yang terbatas, suatu saat akan habis dan mengakibatkan terjadinya
krisis energi di masa depan yang akan datang .Berdasarkan beberapa
permasalahan diatas, energi yang mudah di dapat di alam dan gratis dapat
dijadikan alternatif energi yang tak kalah dengan energi fosil dan juga bisa
meminimalisir kekurangan energi tersebut. Seperti energi matahari, angin,
dan gelombang laut. Dari energi tersebut bisa dikatakan merupakan energi
gelombang laut, Indonesia memiliki banyak pulau dan lautan. Yang artinya
potensi Indonesia dalam pemanfaatan energi gelombang laut ini sangat besar
dibanding dengan negara - negara lain.
Dengan dasar inilah penulis mencoba untuk membuat sebuah
miniatur pembangkit listrik tenaga gelombang laut yang dapat menjadikan
sarana awal untuk pengembangan energi alternatif untuk masa yang akan
datang, serta sebagai suatu sarana pembelajaran untuk dapat mengembangkan
dan meng-aplikasikannya di masa yang akan datang. Oleh sebab itu
dibutuhkan sebuah pembuatan mengenai miniatur pembangkit listik tenaga
gelombang laut. Dengan dibuatnya miniatur pembangkit listik tenaga
gelombang laut diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dapat di
terapkan serta di kembangkan kedepannya sebagai energi alternatif yang
dapat menggantikan energi listrik konvensinal.
1.2. Identifikasi Masalah
Dalam pembuatan sebuah miniatur pembangkit listik tenaga gelombang
laut (ombak) diperlukan pemahaman dasar dari komponen - komponen yang
akan digunakan untuk pembuatan miniatur pembangkit gelombang laut
tersebut. Berdasarkan dari latar belakang yang telah dikemukaan diatas, maka
1. Bagaimana cara membuat ombak buatan ?
2. Apa saja komponen dan bahan - bahan untuk membuat ombak
buatan ?
3. Bagaimana penempatan komponen - komponen dalam miniatur
Pembangkit Lisrik Tenaga Gelombang Laut ?
4. Bagaimana cara menguji komponen - komponen dalam miniatur
Pembangkit Lisrik Tenaga Gelombang Laut ?
5. Berapakah tinggi dan panjang gelombang yang di hasilkan pada
miniatur Pembangkit Lisrik Tenaga Gelombang Laut?
1.3. Batasan Masalah
Dari pembahasan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
pada pembuatan miniatur pembangkit listrik tenaga gelombang laut
masalahnya hanya akan dibatasi pada pembuatan miniatur pembangkit listrik
tenaga laut.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka
dapat dirumuskan masalah bagaimanakah pembuatan rancang bangun
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan miniatur pembangkit
gelombang laut untuk ini adalah membuat miniatur pembangkit gelombang
laut sebagai sarana pembelajaran praktek yang dapat menambah pengetahuan
dan dapat membuktikan penerapan gelombang laut pada pembuatan trainer
pembangkit listrik tenaga gelombang laut.
1.6 Manfaat Penelitian
Berdasarkan pembuatan trainer pembangkit listik tenaga gelombang laut
tersebut diatas, maka manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini
adalah:
1. Sebagai sarana penunjang belajar dan pembelajaran
2. Menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan teori yang
sudah ada.
3. Menambah ilmu pengetahuan yang terkait dengan PLTGL
(Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut).
4. Berguna bagi yang berminat untuk penelitian lebih lanjut tentang
hasil eksperimen rancang bangun pembangkit alternatif PLTGL
BAB II
KERANGKA TEORITIK DAN KERANGKA BERFIKIR
2.1. Kerangka Teoritik
2.1.1. Definisi Rancang Bangun
Kata “rancang bangun” terdiri dari dua kata yaitu rancang dan
bangun yang memiliki arti desain bangunan1. Rancang bangun adalah
proses sistematis kegiatan profesional yang terdiri dari perencanaan,
pembangunan, pemanfaatan, perawatan dan pembongkaran atau
renovasi.
2.1.2. Definisi Miniatur
Kata miniatur menrut kamus besar bahasa Indonesia adalah tiruan
sesuatu dengan skala yang diperkecil. (sesuatu yg kecil)2. Jadi rancang
bangun miniatur adalah suatu kegiatan proses sistematis yang terdiri
dari perencanaan, pembangunan, pemanfaatan yang di buat dengan
skala yamg lebih kecil. Biasanya miniatur dibuat untuk lebih
mengenalkan sebuah hasil karya dengan skala yg lebih kecil dan
terbatas.
1
www.KamusBesarBahasaIndonesia.org
2
2.1.3. Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian
pembangkit adalah alat untuk membangkitkan sesuatu3.
Pembangkit mempunyai beberapa komponen utama dan komponen
pembantu lainnya yang digunakan untuk menunjang sebuah proses
untuk menghasilkan sesuatu. Jadi rancang bangun miniatur
pembangkit gelombang laut (ombak) adalah suatu kegiatan proses
yang sistematis yang terdiri dari perencanaan, pembangunan,
pemanfaatan yang di buat untuk mmebangkitkan gelombang laut
atau ombak dengan skala yamg lebih kecil. Sedangkan
Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut adalah suatu
pembangkit yang memanfaatkan energi gelombang laut dan
kemudian di konversi menjadi energi listrik. Secara sederhana,
pergerakan gelombang laut yang terjadi di gunakan untuk memutar
turbin. Putaran turbin ini digunakan untuk memutar generator
sehingga menghasilkan energi listrik4.
2.1.3.1 Gelombang Laut (Ombak)
Gelombang Laut selalu menimbulkan sebuah ayunan air
yang bergerak tanpa henti-hentinya pada permukaan air laut dan
jarang dalam sama sekali diam. Secara teori, pengertian
gelombang laut (ideal) adalah pergerakan naik turunnya muka
3
Ibid
air laut yang membentuk lembah dan bukit mengikuti gerak
sinusoidal5.
Susunan gelombang di lautan sangat bervariasi dan
kompleks. Untuk itu para ahli mendesain sebuah model gelombang
buatan untuk memudahkan dalam mempelajarinya, walaupun
bentuk gelombang ini kemungkinan tidak akan dijumpai sama
seperti gelombang laut yang sebenarnya6.
Bagian-bagian gelombang gelombang ideal adalah7:
a. Crest : merupakan titik tertinggi atau puncak sebuah
gelombang.
b. Trough : merupakan titik terendah atau lembah sebuah
gelombang.
c. Wave height : merupakan jarak vertikal antara crest dan
trough atau disebut juga tinggi gelombang.
d. Wave lenght : merupakan jarak berturut-turut antara dua
buah crest atau dua buah trough, disebut juga satu
panjang gelombang.
e. Wave period : waktu yang dibutuhkan crest untuk
kembali pada titik semula secara berturut-turut, disebut
f. Wave steepnees : perbandingan antara panjang
gelombang dengan tinggi gelombang, disebut juga
kemiringan gelombang.
Gambar 2.1Bentuk dari satu gelombang ideal.
(Sumber :
http://adharikunae.blogspot.com/2009/08/gelombang-laut.html)
Gelombang terjadi karena beberapa sebab8 :
a. Angin
Angin yang bertiup di atas permukaan laut
merupakan pembangkit utama gelombang.
Hembusan angin sepoi-sepoi pada cuaca tenang
sekalipun dapat menimbulkan riak gelombang.
Sebaliknya badai yang besar dapat menimbulkan
gelombang yang merusak.Sifat-sifat gelombang
paling tidak dipengaruhi oleh :
1. Kecepatan angin.
Makin kencang angin makin besar gelombang yang
terbentuk dengan kecepatan yang tinggi dan panjang
gelombang yang besar.
8
2. Waktu (lamanya) hembusan angin.
Semakin lama angin bertiup, kecepatan, panjang
dan tinggi gelombang akan semakin meningkat pula.
3. Jarak tanpa rintangan dimana angin sedang bertiup
(fetch).
Panjang fetch membatasi waktu yang diperlukan
gelombang untuk terbentuk karena pengaruh angin.
Fetch ini mempengaruhi periode dan tinggi
gelombang yang dibangkitkan. Gelombang dengan
periode panjang akan terjadi jika fetch besar9.
b. Geometri laut
Topografi laut dan bentuk pantai juga
mempengaruhi gelombang. Bentuk gelombang akan
berubah sesuai dengan kedalaman dasar air laut. Apabila
gelombang memasuki perairan dengan kedalaman 1,3
tinggi gelombangnya maka gelombang akan pecah (surf).
Pada perairan pantai yang landai gelombang akan pecah
perlahan-lahan (spilling breaker)10. Jika dasar pantai
terjal dan gelombang datang tiba-tiba, gelombang akan
membubung keatas dan segera pecah (plunging breaker).
sama sekali tidak sempat pecah akan mendorong air ke
atas dan menyedotnya kembali (surging breaker).
Gambar 2.2 A)plunging breaker, B) spilling breaker, C)surging breaker, D) Surf (Sumber :http://adharikunae.blogspot.com/2009/08/gelombang-laut.html)
c. Gempa
Gelombang juga bisa ditimbulkan oleh gempa di dasar laut.
Gelombang ini biasa disebaut sebagai tsunami. Gelombang jenis
ini mempunyai panjang gelombang yang sangat panjang mencapai
200 km dengan periode sampai 20 menit, tinggi 0,5 m dan
mempunyai kecepatan sampai 800 km/jam.
2.1.3.1.1. Pengertian Gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat. Bentuk
ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak
sinusoide11. Selain radiasi elektromagnetik, dan mungkin
radiasi gravitasional, yang bisa berjalan lewat vakum,
gelombang juga terdapat pada medium (yang karena
perubahan bentuk dapat menghasilkan gaya memulihkan
11
yang lentur) di mana mereka dapat berjalan dan dapat
memindahkan energi dari satu tempat kepada lain tanpa
mengakibatkan partikel medium berpindah secara
permanen; yaitu tidak ada perpindahan secara masal.
Gelombang adalah suatu fenomena perambatan
gangguan (energi)12. Pada penjalarannya memerlukan
suatu materi yang disebut medium. Pada gelombang yang
merambat adalah gelombangnya, bukan zat medium
perantaranya. Satu gelombang dapat dilihat panjangnya
dengan menghitung jarak antara lembah dan bukit
(gelombang tranversal) atau menhitung jarak antara satu
rapatan dengan satu renggangan (gelombang longitudinal).
Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh
gelombang dalam waktu satu detik. Dengan rumus dasar
gelombang :
2.1.3.1.1.1. Pengertian Getaran
Getaran adalah gerak bolak – bolik secara berkala
melalui suatu titik keseimbangan dari keadaan 0 / netral
12
(F=0). Pada umumnya setiap benda dapat melakukan
getaran13. Suatu benda dikatakan bergetar bila benda itu
bergerak bolak bolik secara berkala melalui titik
keseimbangan.
Gambar 2.3 Contoh Getaran (Pegas)
Sumber : www.vibrasi’sblog.com.html
Gambar 2.4 Pegas yang di beri Gaya (F)
Sumber : www.vibrasi’sblog.com
Pegas tersebut tidak akan bergerak/ bergetar
sebelum ada gaya yang diberikan terhadapnya.
13www.vibrasi’s
Setelah gaya tarik (F) dilepas maka pegas akan
bergetar, bergerak bolak-balik disekitar posisi netral14.
2.1.3.2. Energi Gelombang laut
Energi gelombang laut adalah energi yang
dihasilkan dari pergerakan gelombang laut yang menuju
daratan dan sebaliknya15. Total energi gelombang laut dapat
diketahui dengan menjumlahkan besarnya energi kinetik
dan energi potensial yang dihasilkan oleh gelombang laut
tersebut. Energi potensial adalah energi yang
ditimbulkan oleh posisi relatif atau konfigurasi gelombang
laut pada suatu sistem fisik.
2.1.4 Konversi Energi Gelombang Laut
Pemanfaatan gelombang laut umumnya terdapat 4 sistem
dasar untuk mengkonversi energi langsung menjadi pembangkit
listrik maupun di transfer energinya ke dalam bentuk lainnya.
Sistem tersebut adalah16 :
1. Rakit cockerell
Sistem rakit cockerell ditemukan oleh sir Christopher
cockerell. Sistem ini berbentuk untaian rakit-rakit yang saling
dihubungkan oleh engsel dan sistem ini bergerak naik turun
mengikuti bentuk gelombang, gerakan relatif rakit-rakit terhadap
gelombang17, menggerakkan pompa hidrolik selanjutnya diubah
menjadi kekuatan listrik dalam generator (pembangkit listrik).
Gambar 2.5 Teknologi Cockerell Raft
(Sumber : http://superpowerful.wordpress.com/2011/12/28/energi-gelombang-laut/)
2. Oscillating water column
Oscillating water column beroperasi seperti turbin angin
dengan prinsip perbedaan tekanan udara akibat gelombang laut.
Ruangan udara dipasang di atas permukaan air laut, hal ini
dimaksudkan agar gelombang air laut mengubah batas permukaan
dalam ruangan, dari perubahan batas permukaan ruangan terdapat
kenaikan dan penurunan tekanan udara dalam ruangan18. Diatas
ruangan udara dipasang sebuah turbin yang dapat dilewati oleh
udara, baik udara keluar maupun udara masuk. Udara akan mengalir
masuk ke dalam ruangan selama gelombang diluar turun dan udara
akan keluar pada saat gelombang akan naik.
17
Ibid
18
Dari sini terdapat dua arah aliran udara, untuk menjaga arah
yang sama, maka turbin didesain agar berputar pada satu arah
putaran saja agar tidak terpengaruh oleh arah aliran udara.
Gambar 2.6 Teknologi Oscillating Water Column (OWC)
(Sumber : http://superpowerful.wordpress.com/2011/12/28/energi-gelombang-laut/)
Hal yang harus diperhatikan pada pembuatan ruang udara
oscillating water column adalah karakteristik dari perioda
gelombang, tinggi gelombang, dan panjang gelombang pada iklim
daerah terkait.
3. Tapered channel
Sistem tapered channel biasa disebut juga sistem tapchan
atau sistem kanal meruncing, sistem ini dibangun dipantai untuk
mengkonsentrasikan gelombang dengan sebuah kanal untuk
membawa kedalam kolam penampung yang ditinggikan, hal ini
dapat mengeluarkan air dari kolam penampung pada sisi lainnya, air
yang keluar itulah yang dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik
menggunakan teknologi standar hydropower19.
Gambar 2.7 Teknologi Tapered Channel (Tapchan)
(Sumber : http://superpowerful.wordpress.com/2011/12/28/energi-gelombang-laut/)
4. Float / buoy
Sistem float / buoy merupakan sistem dengan model
pelampung yang sering disebut juga point absorber, karena
menyerap (mengkumpulkan) energi dari semua arah aliran di
satu titik.
Sistem pelampung ini dapat menghasilkan daya dikarenakan
memanfaatkan gelombang yang turun naik, sistem ini terdiri dari
koil elektrik mengapung mengelilingi batang magnet
ditengahnya sebagai poros pelampung yang dikaitkan kedasar
laut. Saat ombak mencapai pelampung , maka pelampung
19
tersebut akan bergerak naik dan turun secara relatif terhadap
batang magnet sehingga menimbulkan beda potensial dan listrik
dibangkitkan. Daya yang dihasilkan oleh gelombang laut adalah
:
P = Daya yang dihasilkan (W/m)
ρ = Density dari air laut (1.025kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
T = Periode gelombang (s)
H = Ketinggian gelombang (m)
Gambar 2.8 Komponen PLTGL pelampung buoy
Sumber : www.teknergi.wordpress.com
Dari keempat sistem diatas merupakan teknologi yang
sudah diterapkan baik lingkungan akademis, maupun lingkungan
praktisi atau peneliti, untuk dimanfaatkan lebih lanjut dan
5. Pembangkit Listrik Tenaga OWC
OWC merupakan salah satu sistem dan peralatan yang
mengubah energi gelombang laut menjadi energi listrik dengan
menggunakan kolom isolasi20. Oscillating Water Column (OWC)
adalah teknologi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga
gelombang laut sebagai penggerak turbinnya. Pada OWC,
kekuatan tekanan udara yang berada di dalam chamber adalah
kunci paling penting. Kekuatan tekanan udara tidak bisa diubah,
tetapi dampak yang mungkin ditimbulkan terhadap tingkat elevasi
air bisa diubah. Hanya dengan mengubah dimensi chamber OWC
hal tersebut bisa dicapai.
5.1.1.1.Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga OWC
Untuk memahami tentang teknologi OWC ini dan
bagaimana cara kerjanya, dapat dilihat pada sketsa gambar
berikut:
Gambar 2.9 Sketsa OWC tampak samping
(Sumber : http://www.plengdut.com/2012/10/mengenal
20
teknologi-oscillating-water.html)
Prinsip kerja alat OWC ini adalah mengubah energi ombak
menjadi energi listrik berdasarkan prinsip kerja kolom isolasi.
Perhatikan gambar sketsa OWC tampak samping di atas.
Gelombang yang datang dari arah laut akan menabrak bangunan
OWC ini dimana pada bagian bawah bangunan ini terdapat kolom
tebuka untuk masuknya air laut, karena tumbukan gelombang air
laut ini kemudian air laut yg terdapat pada bagian dalam chamber
OWC akan berisolasi naik dan turun sehingga menimbulkan
peristiwa sedot dan hisap pada kolom udara di atasnya (prinsip
kerja pompa). Gerakan air yang naik turun serta menimbulkan
peristiwa sedot hisap pada kolom udara diatasnya inilah yang akan
menggerakan turbin (perlu diperhatikan bahwa turbin yang
digunakan adalah turbin searah, dimana pada saat terjadi tekanan
udara naik turun/sedot hisap, turbin akan tetap memutar searah
untuk menghasilkan energi listrik)21.
Energi ombak OWC terbentuk melalui efek osilasi tekanan
udara pada kolam akibat fluktuasi pergerakan gelombang yang
masuk ke dalam chamber. Tekanan udara tersebut digunakan untuk
menggerakkan turbin angin.
21
Gambar 2.10 Prinsip Kerja OWC
Prinsip Kerja Oscillating Water Column System Pertama
pergerakan ombak (1) akan masuk kedalam kolom (2) lalu udara
tertekan keatas didalam kolom (3) setelah melewati katub (4) angin
yang terkompresi menggerakkan turbin angin (5) yang terhubung
dengan generator, yang menkonversikan gerakan turbin menjadi
listrik.
2.1.5 Programmable Periphperal Interface (PPI) 8255
Adalah suatu komponen Paralel Input atau Paralel Output Port
dalam suatu chip serbaguna yang dapat diprogram fungsi input /
outputnya PPI 8255 dibuat oleh Intel Co untuk digunakan bersama
mikroprosesor buatan Intel. Tetapi karena komponen ini standart
komplitable dengan IC TTL, maka dapat dimanfaatkan oleh prosesor
Gambar`2.11 Port PPI 8255
Sumber :
http://aank123.wordpress.com/pendidikan/materi-elektronika/programmable-peripheral-interface-ppi-8255/
PPI (Programmable periperal interface) 8255 itu sendiri adalah
chip yang dirancang khusus untuk keperluan antarmuka (interface) pada
sistem komputer yang menggunakan mikroprosesor intel. Istilah
antarmuka di sini mengandung arti jembatan atau penghubung.
Menghubungkan sebuah mikroprosesor dengan sebuah piranti luar
(periperal) misalnya dengan keyboard, mouse, layar monitor, printer, dan
lain-lain.PPI 8255 hanyalah satu jenis yang dapat diprogram untuk
beberapa keperluan tertentu. Chip PPI 8255 memiliki 40 buah pin, yang
konfigurasi pin-pinnya diperlihatkan pada gambar diatas. PPI 8255
(perhatikan gambar 2.12 ) memiliki 3 buah port (port A,B dan C) dan
sebuah bus data 8-bit. Bus data adalah penghubung antara mikroprosesor
dengan PPI 8255, sedangkan port A,B dan C adalah penghubung antara
Karena bus data pada PPI 8255 hanya satu buah sedangkan port
PPI ada 3 buah, bus data tidak dapat terhubung dengan ketiga port pada
waktu yang bersamaan. Oleh karenanya, untuk menghubungkan bus data
dengan salah satu port dapat dilakukan dengan memberikan kombinasi
data tertentu pada pin A0 dan A1 sebagai berikut.
’
Gambar 2.12 Mikroprosesor, PPI 8255, dan piranti luar
Gambar 2.13Format Control Word IC PPI 8255
Sumber: http://aank123.wordpress.com/pendidikan/materi-elektronika/programmable-peripheral-interface-ppi-8255/
2.1.6 Driver Motor
Motor DC adalah suatu piranti elektronik yang befungsi untuk
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Pada aplikasi robotika
pergerakan robot beroda umumnya menggunakan motor DC sebagai alat
penggeraknya, karena jenis motor ini lebih mudah untuk dikendalikan.
Kecepatan yang dihasilkan oleh motor DC berbanding lurus dengan
potensial yang diberikan.
Motor DC tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh
mikrokontroler, karena kebutuhan arus listrik yang besar pada motor DC
sedangkan arus keluaran pada mikro sangat kecil. Driver motor
merupakan pilihan alternatif yang harus digunakan untuk mengendalikan
motor DC.
Gambar 2.14 driver motor L298n
2.1. Kerangka Berfikir
Sistem kerja pembangkit gelombang laut (ombak) pada penelitian ini
sangat bergantung pada motor dc. Deengan menggadopsi cara kerja pada
piston kendaraan bermotor dan teknik PWM yang diprogram pada modul
serial PPI 8255 untuk mendapatkan vaariasi gelombang laut (ombak) yang
diciptakan. Agar dapat memaksimalkan variasi gelombang yang dihasilkan
dibuatlah variabel - variabel tegangan yang memungkinan terjadinya
gelombang yang ideal.
Energi listrik memiliki peran peting dalam kebutuhan hidup manusia,
berbagai aktifitas kehidupan dengan berkembangnya teknologi yang ada
energi listrik menjadi sumber energi utama sebagai sumber tenaga. Sehingga
pengembangan awal pembangkit listrik tenaga ombak secara miniatur
(pemodelan).
BAB III
STRATEGI DAN PROSEDUR PENGEMBANGAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Lab. Mesin Listrik Pengukuran dan
Kalibrasi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Jakarta yang beralamat di Jalan Rawamangun Muka, Jakarta Timur.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei 2013 sampai bulan Desember
3.2. Strategi Rancang Bangun Pembangkit gelombang laut (ombak)
Penelitian ini merupakan suatu pengembangan pemodelan awal
pemanfaatan energi alternatif gelombang laut (ombak) di Universitas Negeri
Jakarta, Jurusan Pendidikan Teknik elektro. Dalam rancang bangun miniatur
pembangkit gelombang laut (ombak) ini menggunakan metode penelitian
eksperimen laboratorium.
3.3. Prosedur Rancang Bangun Pembangkit gelombang laut (ombak)
Pada prosedur disini akan dibahas langkah - langkah yang dilakukan
dalam pembuatan Miniatur Pembangkit Gelombang Laut (Ombak), dengan
menggunakan Diagram blok. Diagram blok merupakan salah satu cara yang
paling sederhana untuk menjelaskan cara kerja dari suatu sistem dan
memudahkan untuk melokalisir kesalahan dalam suatu sistem. Diagram blok
dapat menganalisa langkah-langkah dalam pembuatan alat cara kerja
rangkaian dan merancang hardware yang akan dibuat secara umum. Diagram
blok merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari satu atau lebih
komponen yang memiliki satu kesatuan kerja tersendiri, dan setiap blok
rangkaian mempengaruhi blok rangkaian yang lain.
3.3.1. Langkah – langkah Pembuatan Miniatur Pembangkit Gelombang
laut (ombak).
Diagram blok pada gambar dibawah ini akan menjelaskan
Gelombang Laut (ombak), langkah-langakah sesuai pada diagram
dibawah ini:
Gambar 3.1Alur skema pembuatan miniatur pembangkit gelombang laut (ombak)
Keterangan :
Tahap pertama yang dilakukan dalam pembuatan miniatur
tersebut adalah studi literatur, dalam studi literatur ini mencari
data-data dari buku, browsing, paten, dan jurnal skripsi. Kemudian
melakukan perancangan system, dimana pada tahap ini, memilih
komponen alat yang digunakan dan membuat alur rancangan
miniatur serta membuat rancang bangun miniatur. Setelah itu,
melakukan analisis rancangan sistem, yaitu dilakukan analisis tiap
komponen yang sesuai, dan menganalisis cara kerja sehingga
miniatur dapat berjalan sesuai dengan sistim kerja.
Selanjutnya simulasi rancangan sistem,dalam tahap ini
mencoba mensimulasikan rancangan sistem yang telah di buat
sesuai dengan analisis rancangan. Lalu melakukan pembuatan
miniatur dengan menggunakan komponen yang telah ditentukan,
Dalam pembuatan miniatur ini, harus sesuai dengan rancangan dan
analisis rancangan. Setelah miniatur jadi, dilakukan uji coba
miniartur per unit, yaitu setiap komponen alat di uji terlebih dahulu
satu per satu. Setelah uji alat per unit selasai dilakukan, selanjutnya
uji coba keseluruhan alat sesuai dengan simulasi rancangan system.
Dari tahap-tahap yang telah dilakukan, selanjutnya adalah
menganalisis miniatur, di dalam menganalisis miniatur tersebut
diperlukan pengamatan serta pendataan uji coba alat secara
keseluruhan. Dan yang terakir yaitu mengambil kesimpulan
terhadap hasil percobaan yang telah di analisis.
3.3.2. Diagram Kerja Rancang Bangun Miniatur Pembangkit Gelombang)
Gambar 3.2 Diagram Kerja alat
Diagram diatas menggambarkan rancangan cara kerja
miniatur pembangkit gelombang laut (Ombak).
3.3.3. Rancangan Alat dan Bahan Pembuatan Miniatur Pembangkit
Gelombang laut (Ombak)
1. Kolam Ombak
Kolam ombak ini dibuat sebagai miniature laut, seolah-olah
seperti lautan yang dalam dan semakin dangkal menuju tepi
pantai.
Gambar 3.3 Sketsa rancangan kolam ombak
2. Alat pembuat Ombak
Pada dasarnya miniatur ombak buatan diasumsikan sebagai
ombak lautan. Sementara alat pembuat ombak ini berbentuk
limas segitiga yang terbuat dari akrrilik dengan mengambil
konsep cara kerja piston pada kendaraan bermotor. Dengan
turunnya air di dalam kolam sehingga terbentuklah gelombang
laut buatan (ombak) yang menuju tepi pantai. .Dibawah ini
adalah gambar alat pembuat gelombang beserta ukurannya :
Gambar 3.5 Perancangan crank arm
3.4. Teknik Analisi Data
Dalam penelitian kali ini ada beberapa kriterian pengujian pada alat
yang akan disimulasikan yaitu tahap pertama dengan mengamati tegangan
pada motor dc, kecepatan motor dan ombak yang di hasilkan. Untuk
mendapatkan gelombang yang bervariasi ada dua jenis percobaan disini,
yang pertama percobaan dengan power supply. Disini uji coba di mulai
berdasarkan volume air. Sedangkan yang kedua percobaan dengan serial
PPI 8255 dengan program pwm. Analisis yang digunakan pada penelitian
ini menggunakan analisis deskriptif, yaitu untuk mengetahui bagaimanakah
alat ini dapat bekerja dengan baik, dan mengambil data dari alat kemudian
hasil pengukuran dimasukkan ke dalam tabel. Adapun tahap pengujian di
uraikan pada tabel dibawah ini :
1. Pengujian dengan power supply. Pada pengujian ini di bagi
menjadi 3 variasi volume air yaitu 40%, 50% dan 60%. Berikut ini
data tabel yang akan dibuat:
1. Volume air 40%
Tabel 3.1 Pengujian hasil gelombang dengan volume air 40%
2. Volume air 50%
Tabel 3.2 Pengujian hasil gelombang dengan volume air 50%
No
Tabel 3.3 Pengujian hasil gelombang dengan volume air 60%
2. Pengujian dengan PPI 8255
Pada pengujian dengan PPI 8255 ini menampilkan tabel dengan
tiga variasi volume air dari aquarium gelombang laut (ombak).
Yaitu volume air 40%, 50%, dan 60% dari aquarium
gelombang laut(ombak). Berikut tabel yang akan dibuat untuk
ujicoba hasil gelombang laut (ombak) :
1. Volume air 40% dengan PPI 8255
Tabel 3.4 Pengujian hasil gelombang dengan volume air 40% dengan program PPI 8255
No
2. Volume air 50% dengan PPI 8255
Tabel 3.5 Pengujian hasil gelombang dengan volume air 50% dengan program PPI 8255
3. Volume air 60% dengan PPI
Tabel 3.6 Pengujian hasil gelombang dengan volume air 60% dengan program PPI 8255
No
Tegangan Sumber
(v)
Interval
Panjang Gelombang
(cm)
Tinggi Gelombang
(cm)
Periode Gelombang
(s)
Kecepatan Gelombang
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Rancang Bangun Miniatur Gelombang Laut (ombak)
Pada bab ini akan dibahas hasil tentang rancang bangun miniatur
pembangkit gelombang laut (ombak) dengan komponen yang telah terpilih
sesuai kebutuhan. Tujuan dari pembuatan miniatur ini sebagai pengembangan
awal untuk memfasilitasi pembuatan pemodelan pembangkit listrik
menggunakan energi gelombang laut yang saat ini sedang banyak dilakukan
oleh negara - negara yang sadar akan krisis energi yang berkepanjangan.
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Negeri Jakarta, Jurusan Pendidikan
Teknik Elektro.
Disini, akan dibahas seberapa besar kecepatan putaran motor yang ada
sehinga dapat mengerakkan alat pembuat ombak yang nantinya akan
menghasilkan gelombang laut (ombak) yang bervariasi. Minatur ini nantinya
akan berguna untuk pengembangan pembuatan pemodelan Pembangkit
4.1.1. KomponenRancang Bangun Miniatur Gelombang Laut (ombak)
1. KolamOmbak
Kolam ombak yang telah ada dibuat sesuai dengan rancangan
bangun, pada gambar di bawa ini kolam ombak yang sudah terisi air
sebagai miniatur laut terbuat dari akuarium.
Gambar 4.1 Kolam ombak
Sumber : Dokumentasi
Pada kolam ombak diatas akan di uji dengan volume air 40%, 50%
dan 60% dari volume kolam ombak yang ada, volume air tersebut
akan dijelaskan pada table di bawah ini :
Table 4.1 Kapasitas volume air :
Kapasitas Volume air ( cm3 )
60 % 88.536
50 % 73.780
40 % 59.024
2. Alat pembuat Ombak
Alat pembuat ombak ini terbuat dari akrilik yang berbentuk prisma
tegak siku-siku, dimana sudut kemiringan segitiganya berfungsi untuk
membuat bentuk gelombang. Volume udara yang terdapat pada akrilik
pembuat ombak tersebut sebesar 13.182 cm3. Sebagai penggeraknya
menggunakan motor dc dengan gearbox 24volt, berfungsi untuk
menggerakkan naik-turun alat pembuat ombak yang terbuat dari
akrilik. Dudukan motor dc 24 volt terbuat dari kayu, sesuai pada
gambar di bawah ini :
Gambar 4.2 Alat pembuat ombak
3. Serial PPI 8255
Alat ini berguna untuk menambah variasi gelombang laut yang
diciptakan melalui alat pembuat gelombang dengan cara mengadopsi
cara kerja dari mesin jahit.
Gambar 4.3 Modul serial PPI 8255
Sumber : Dokumentasi
Dengan PPI 8255 ini untuk menampikan gelombang yang didapat
ke komputer dalam program delphi. Untuk perantaranya modul serial
ini menggunakan kabel serial RS232 dan tegangan input sebesar 12
vdc. Pada program ini menggunakan teknik PWM. Berikut ini tabel
interval yang akan di ujicoba untuk membuat gelombang :
Tabel 4.2 Interval pada program serial PPI 8255
No Interval
Timer
Off On
1 15 470 160
Interval dari tabel diatas didapat berdasarkan program
interface yang di buat pada modul serial PPI 8255, yakni rumus
500-(2*interval) pada timer on, dan rumus 10+(10*interval).
4.1.2. Cara Pengukuran Miniatur Pembangkit gelombang laut (ombak)
Untuk mendapatkan variasi gelombang, pada pengukuran ini
dibagi menjadi 2 teknik pengukuran, pengukuran dengan power supply
secara langsung dan pengukuran dengan menggunakan modul serial ppi
8255 yang telah di program dengan program PWM (pulse with
modulation).
4.1.2.1. Cara pengukuran dengan power supply
Pada penelitian alat ini dibutuhkan ketelitian yang sangat cermat
serta pengukuran yang akurat, pengukuran yang dilakukan untuk
mendapatkan data sebagai berikut :
1. Menentukan tegangan yang akan di supply ke motor dc.
Langkah awal dalam pengukuran alat adalah menentukan
tegangan power supply. Tujuan dari langkah tersebut adalah
agar mendapatkan variasi gelombang yang dihasilkan. Dari
tegangan yang telah di supply ke motor dc maka didapat rpm
motor rata – rata sebagai berikut :
Tabel 4.3 kecepatan motor rata - rata berdasarkan tegangan supply
Tegangan
(rpm)
8.5 195.4
9 202.7
10 261.1
11 430.3
12 860.6
Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan putaran
motor tersebut adalah tacometer.
2. Mengukur gelombang laut (ombak) yang dihasilkan.
Untuk mengetahui panjang gelombang dan tinggi
gelombang yang di hasilkan oleh datangnya ombak, yaitu
dengan cara meneliti pergerakan gelombang yang ada
menggunakan meteran berskala (cm).
Gambar 4.4 Mengukur kecepatan gelombang
4.1.2.2 Cara pengukuran menggunakan PPI 8255
Pada dasarnya pengukuran menggunakan serial PPI 8255
ini sama dengan pengukuran menggunakan power supply secara
langsung. Akan tetapi pada penelitian ini penggunaan PPI 8255
mencoba menampilkan gelombang yang telah didapat pada
aquarium gelombang laut (ombak) pada komputer dengan skala
yang lebih kecil.
Gambar4.5 Contoh program interface pada PPI 8255
Sumber : Dokumentasi
4.1.3. Hasil Pengukuran Miniatur Pembangkit Gelombang laut (ombak)
4.1.3.1. Pengujian dengan power supply.
Pada pengujian ini di bagi menjadi 3 variasi volume air yaitu 40%,
penelitian Rancang Bangun Miniatur Pembangkit Gelombang laut
(ombak) yang telah diukur akan dimasukkan pada tabel dibawah ini :
1. Volume air 40% dari aquarium ombak :
Tabel 4.4 Data pengukuran pada volume air 40%
2. Volume air 50% dari aquarium ombak :
Tabel 4.5 Data pengukuran pada volume air 50%
3. Volume air 60% dari aquarium ombak :
Tabel 4.6 Data pengukuran pada volume air 60%
No
4.1.3.2. Pada pengujian dengan PPI 8255
Pada pengujian ini menampilkan tabel dengan tiga variasi
volume air dari aquarium gelombang laut (ombak). Yaitu volume air
40%, 50%, dan 60% dari aquarium gelombang laut (ombak). Interval
didapat berdasarkan program interface yang di buat pada modul
serial PPI 8255, yakni rumus 500-(2*interval) pada timer on, dan
rumus 10+(10*interval). Berikut tabel hasil yang didapat gelombang
25 15 0,5 1 15
jelaskan oleh tabel 4.8 ini:
Tabel 4.8 Pengujian hasil gelombang dengan volume air 50% dengan
program PPI 8255
Pada saat volume air diisi 60% dari volume akuarium dengan
volume sebesar 88.536 cm3, dengan akan di dapatkan hasil sesuai
pada grafik dibawah ini :
Tabel 4.9 Pengujian hasil gelombang dengan volume air 60% dengan
4.2.1. Hasil pengukuran dengan power supply
Pada pembahasan penelitian ini telah didapatkan beberapa variasi
gelombang laut (ombak). Variasi gelombang laut (ombak) didapat dari
beberapa variasi sumber tegangan yang mempengaruhi kecepatan motor.
Pada grafik dibawah ini akan di bahas hasil gelombang laut (ombak) yang
di dapat sebagai berikut :
Pada saat volume air diisi 40% dari volume akuarium yaitu dengan
volume air sesuai pada tabe 4.1 sebesar 59.024 cm3, dan volume udara
yang terdapat pada akrilik pembuat ombak sebesar 13.182 cm3 akan di
dapatkan grafik pada dibawah ini :
Grafik 4.1 Hasil data tegangan terhadap gelombang yang dihasilkan pada volume 40%
Pada saaat volume air 40% panjang gelombang pada setiap
tegangan mengalami penurunan pada setiap tegangan sumbernya .
Panjang gelolmbang terpanjang di dapat pada tegangan 8,5v.
Sedangkan panjang gelombang terpendek didapati pada tegangan 12v.
Sementara tinggi gelombang laut (ombak) yang di dapat pada volume
40% ini mengalami kenaikan pada setiap tegangan yang di berikan.
Begitupula dengan kecepatan yang mengalami kenaikan pada setiap
besar tegangan yang di berikan.
2. Volume air 50% dari aquarium
Pada saat volume air diisi 50% dari volume akuarium yaitu sebesar
73.780cm3, akan didapatkan hasil sesuai dengan grafik dibawah ini :
8.5v 9v 10v 11v 12v
panjang (cm) 25 22 20 18 15
tinggi (cm) 0,5 0,7 1 1,5 2
periode (s) 3 2,5 2 1,5 1
kecepatan (cm/s) 8,3 8,8 10 12 15
Grafik 4..2 Hasil data tegangan terhadap gelombang yang dihasilkan pada volume 50%
Pada saat volume air diisi 50% dari volume akuarium, dengan
variasi tegangan supply bisa di dapat bentuk gelombang yang cukup
baik (sinusoidal). Pada pengujian ini dimaksimalkan tegangan pada
12v, dikarenakan pada tegangan yang melebihi 12v tersebut membuat
gelombang laut (ombak) yang dihasilkan menjadi tidak beraturan
bentuknya seiring dengan kecepatan rpm motor yang bertambah.
3. Volume air 60% dari aquarium
Pada saat volume air diisi 60% dari volume akuarium dengan
volume sebesar 88.536 cm3, dengan akan di dapatkan hasil sesuai pada
grafik dibawah ini :
8.5v 9v 10v 11v 12v
panjang (cm) 28 25 22 20 16
tinggi (cm) 0,7 1,2 2 2,5 3
periode (s) 3 2,5 1,5 1 0,5
kecepatan (cm/s) 9,3 10 14,6 20 32
Grafik 4.3 Hasil data tegangan terhadap gelombang yang dihasilkan pada volume 60%
Pada saat volume air diisi 60% dari volume akuarium, akan
didapatkan gelombang laut (ombak) dengan kecepatan tinggi, dengan
panjang gelombang yang panjang dan tinggi gelombang yang tinggi
seiring dengan kecepatan motor dan tegangan sumber. Pada penguijan
volume 60% ini tetap dibatasi pada tegangan maksimal 12v,
dkarenakan pada tegan yang melebihi tegangan maksimal tersebut akan
mengakibatkan bentuk gelombang yang tidak beraturan dan tumpahnya
air dari aquarium karena kecepatan ombak tersebut.
Sedangkan analisis perbandingan volume air terhadap tegangan
dapat di lihat berdasarkan tegangan sumber yang diberikan oleh power
supply. Yakni 8,5v, 9v, 10v, 11v, 12v.
10v 11v 12v
panjang (cm) 25 23 20
tinggi (cm) 2,5 3 4
periode (s) 1,5 1 0,5
kecepatan (cm/s) 16,6 23 40
Grafik 4.4 Hasil data tegangan terhadap gelombang yang dihasilkan pada tegangan 8.5v
Pada analisis hasil data tegangan 8,5v terhadap gelombang yang
dihasilkan membentuk suatu panjang gelombang mengalami kenaikan
pada setiap volumenya. yakni 25cm untuk 40% dan 28 untuk 50%.
Sedangkan tinggi gelombang lebih lebih besar 50% dibanding semua
volume air yang di uji coba, yakni 0,7cm. Pada kecepatan gelombang
volume air 50% memiliki kecepatan lebih tinggi 1cm/s dari volume air
40%. Sedangkan pada volume 60%, pada tegangan 8,5v tidak memiliki
gelombang, yang artinya pada volume 60% tegangan 8,5v belum bisa
menggerakan alat pembuat oombak (motor dc). Di karenakan masa air
Grafik 4.5 Hasil data tegangan terhadap gelombang yang dihasilkan pada tegangan 9v
Pada hasil data tegangan 9v terhadap gelombang yang dihasilkan
membentuk suatu panjang gelombang bervariasi. Pada volume air 40%
panjang gelombang memcapai 22cm sedangkan pada volume air 50%
melebihi 3cm yakni 25 untuk. Sedangkan tinggi gelombang lebih lebih
besar 0,5cm pada 50% dibanding semua volume air yang di uji coba.
Pada kecepatan antara volume air 40% lebih tinggi dengan nilai 10,4
cm/s dan 50% mempunyai nilai 8,8 cm/s. Sedangkan pada volume 60%,
pada tegangan 9v tidak memiliki gelombang, yang artinya pada volume
60% tegangan 9v belum bisa menggerakan alat pembuat oombak
(motor dc). Di karenakan masa air yang lebih banyak dari volume 40%.
Grafik 4.7 Hasil data tegangan terhadap gelombang yang dihasilkan pada tegangan 10v
Pada hasil data tegangan 10v terhadap gelombang yang dihasilkan
membentuk suatu panjang gelombang dan tinggi gelombang laut
(ombak) yang di hasilkan cenderung mengalami kenaikan pada setiap
volumenya. Pada periode gelombang tertinggi terjadi pada volume air
40%. Sedangkan pada volume lainnya mendapatkan periode yang sama.
Dan kecepatan gelombang mengalami kenaikan pada setiap volumenya.
Grafik 4.8 Hasil data tegangan terhadap gelombang yang dihasilkan pada tegangan 11v
40% 50% 60%
panjang (cm) 20 22 25
tinggi (cm) 1 2 3
periode (s) 2 1,5 1,5
kecepatan (cm/s) 10 14,6 16,6
0
panjang (cm) 18 20 23
tinggi (cm) 1,5 2,5 3
periode (s) 1,5 1 1
kecepatan (cm/s) 12 20 23
Pada hasil data tegangan 11v terhadap gelombang yang dihasilkan
membentuk suatu panjang gelombang, tinggi gelombang dan kecepatan
gelombang laut (ombak) yang dihasilkan mengalami kenaikan setiap
volumenya. Sementara periode mengalami penurunan 0,5s pada volume
air 50% dan 60% dari volume air 40% yang diuji.
Grafik 4.9 Hasil data tegangan terhadap gelombang yang dihasilkan pada tegangan 12v
Pada hasil data tegangan 12v terhadap gelombang yang dihasilkan
membentuk suatu panjang gelombang bervariasi pada setiap volume air.
Sedangkan tinggi gelombang mengalami kenaikan grafik pada setiap
volumenya. Periode pada volume air 40% mendapat 1s. Sementara untuk
volume air 50% dan 60% seimbang, yakni 0,5s. Pada kecepatan mengalami
grafik kenaikan pada setiap volumenya. Artinya pada hasil data ini tegangan
sangat berpengaruh terhadap kecepatan yang dihasilkan.
40% 50% 60%
panjang (cm) 15 16 20
tinggi (cm) 2 3 4
periode (s) 1 0,5 0,5
kecepatan (cm/s) 15 32 40
4.2.2. Hasil pengukuran dengan serial PPI 8255
1.Volume air 40% pada PPI 8255
Grafik 4.10 Hasil data perbandingan hasil interval 15 dan 25 pada tegangan 10v dengan volume air 40%
Pada hasil volume air 40% dengan tegangan 10v panjang gelombang dan
kecepatan gelombang laut (ombak) naik pada setiap intervalnya. Sementara
tinggi sama yaitu 0,5cm. Hal ini disebabkan karena rendahnya volume air yang
hanya 40%.
Grafik 4.11 Hasil data perbandingan hasil interval 15 dan 25 pada tegangan 11v dengan volume
air 40%
interval 15 interval 25
panjang (cm) 7 15
interval 15 interval 25
Pada hasil volume air 40% dengan tegangan 11v panjang gelombang dan
kecepatan gelombang laut (ombak) naik pada setiap intervalnya. Sementara
tinggi sama yaitu 0,5cm. Hal ini disebabkan karena rendahnya volume air.
Grafik 4.12 Hasil data perbandingan hasil interval 15 dan 25 pada tegangan 12v dengan volume air 40%
Pada hasil dengan tegangan 12v volume air 40% panjang gelombang
dan kecepatan gelombang laut (ombak) naik pada setiap intervalnya.
Sementara tinggi sama yaitu 0,5cm. Hal ini disebabkan karena rendahnya
volume air yang hanya 40%. Dari hasi pengamatan ketiga tegangan yang di
ujicoba didapati panjang gelombang, periode, dan kecepatan gelombabng
setiap interval naik pada setiap tegangan yg di ujicoba, dan tinggi tetep yakni
0,5cm yang disebabkan volume air yang rendah.
interval 15 interval 25
panjang (cm) 7 15
tinggi (cm) 0,5 0,5
periode (s) 0,5 1
kecepatan (cm/s) 14 15
0 5 10 15 20
Grafik 4.11 Hasil data perbandingan hasil interval 15 pada setiap tegangan dengan volume air 40%
Pada hasil volume air 40% dengan interval 15 panjang gelombang,tinggi
gelombang, dan kecepatan gelombang laut (ombak) naik pada setiap tegangan
yang diberikan. Sementara periodei sama yaitu 0,5s. Jadi pada interval 15
dengan volume air 40% memiliki periode yang stabil yakni 0,5s.
Grafik 4.12 Hasil data perbandingan hasil interval 25 pada setiap tegangan dengan volume air 40%
10v 11v 12v
panjang (cm) 7 7,5 8
tinggi (cm) 0,5 0,6 0,8
periode (s) 0,5 0,5 0,5
kecepatan (cm/s) 14 15 16
0 5 10 15 20
Volume air 40% dengan interval 15
10v 11v 12v
panjang (cm) 15 16 17
tinggi (cm) 0,5 0,7 1
periode (s) 1 1 1
kecepatan (cm/s) 15 16 17
0 5 10 15 20
Pada hasil volume air 40% dengan interval 25 panjang gelombang,tinggi
gelombang, dan kecepatan gelombang laut (ombak) naik pada setiap tegangan
yang diberikan. Sementara periodei sama yaitu 1s. Jadi pada interval 25 dengan
volume air 40% memiliki periode yang stabil yakni 1s.
2. Volume 50% pada PPI 8255
Grafik 4.13 Hasil data perbandingan hasil interval 15 dan 25 tegangan 10v dengan volume air 40%
Pada hasil pengamatan volume air 50% dari aquarium ombak dengan
tegangan 10v panjang gelombang, tinggi gelombang, periode dan kecepatan
gelombang laut (ombak) naik pada setiap intervalnya. Hal ini disebabkan
naiknya volume air bila dibandingkan dengan volume air 50%.
interval 15 interval 25
panjang (cm) 8 17
tinggi (cm) 0,8 1
periode (s) 0,5 1
kecepatan (cm/s) 16 17
0 5 10 15 20
Grafik 4.14 Hasil data perbandingan hasil interval 15 dan 25 tegangan 11v dengan volume air 40%
Pada hasil volume air 50% dengan tegangan 11v panjang gelombang dan
kecepatan gelombang laut (ombak) naik pada setiap intervalnya. Sementara
tinggi sama yaitu 1,3cm.
Grafik 4.14 Hasil data perbandingan hasil interval 15 dan 25 tegangan 12v dengan volume air 50%
interval 15 interval 25
panjang (cm) 8,3 18
interval 15 interval 25
Pada hasil volume air 50% dengan tegangan 12v panjang gelombang,tinggi
gelombang, periode. dan kecepatan gelombang laut (ombak) naik pada setiap
intervalnya.
Grafik 4.15 Hasil data perbandingan hasil interval 15 pada setiap tegangan dengan volume air 50%
Pada hasil volume air 50% dengan interval 15 panjang gelombang,
dan kecepatan gelombang laut (ombak) naik pada setiap intervalnya.
Sementara tinggi gelombang pada 11v dan 12v mendapatkan tinggi yang
sama, yakni sekitar 1,3cm. Dan 1,2cm untuk tinggi gelombang pda tegangan
10v. Sementara periode yang didapat pada ketiga variasi tegangan itu
mendapatkan periode yang sama, yakni 0,5cm/s.
10v 11v 12v
panjang (cm) 8 8,3 8,5
tinggi (cm) 1,2 1,3 1,3
periode (s) 0,5 0,5 0,5
kecepatan (cm/s) 16 16,6 17
0 5 10 15 20
Grafik 4.16 Hasil data perbandingan hasil interval 25 pada setiap tegangan dengan volume air 50%
Pada hasil volume air 50% dengan interval 25 panjang gelombang,
dan kecepatan gelombang laut (ombak) naik pada setiap intervalnya.
Sementara tinggi gelombang pada 10v dan 11v mendapatkan tinggi yang
sama, yakni sekitar 1,3cm. Dan 1,8cm untuk tinggi gelombang pda tegangan
12v. Sementara periode yang didapat pada ketiga variasi tegangan itu
mendapatkan periode yang sama, yakni 1cm/s.
3. Volume 60% pada PPI 8255
Pada pengamatan dengan volume air 60% merupakan batas volume air
maksimal. Dikatakan maksimal karena apabila volume di tambah lebih dari
60%, gelombang yang terjadi tidak beraturan (sinusoidal) dan air bisa melebihi
kapasitas aquarium pada saat terjadi gelombang (tumpah).
10v 11v 12v
panjang (cm) 16,5 18 19
tinggi (cm) 1,3 1,3 1,8
periode (s) 1 1 1
kecepatan (cm/s) 16,5 18 19
0 5 10 15 20
Grafik 4.17 Hasil data perbandingan hasil interval 15 dan 25 tegangan 10v dengan volume air
60%
Pada hasil pengamatan volume air 60% dari aquarium ombak dengan
tegangan 10v panjang gelombang, periode gelombang laut (ombak) naik pada
setiap intervalnya. Sementara tinggi gelombang sama pada ketinggian sekitar
1,5cm dan kecepatan yang sama yakni sekitar 18cm/s. Tegangan yang
sebenarnya di berikan ke motor adalah bukan 10v, dikarenakan menggunakan
program PWM sehingga tegangan yang sebenarnya untuk interval 15 pada
tegangan rata- ratanya adalah 2,6v. Sedangkan interval 25 pada tegangan 10v
tegangan rata – ratanya adalah 3,7v.
interval 15 interval 25
panjang (cm) 9 18
tinggi (cm) 1,5 1,5
periode (s) 0,5 1
kecepatan (cm/s) 18 18
0 5 10 15 20
Grafik 4.18 Hasil data perbandingan hasil interval 15 dan 25 tegangan 11v dengan volume air 60%
Pada hasil pengamatan volume air 60% dari aquarium ombak dengan
tegangan 11v panjang gelombang, periode gelombang laut (ombak) naik pada
setiap intervalnya. Sementara tinggi gelombang sama pada ketinggian sekitar
1,5cm dan kecepatan naik 1cm/s pada setiap interval. Tegangan yang
sebenarnya di berikan ke motor adalah bukan 11v, dikarenakan menggunakan
program PWM sehingga tegangan yang sebenarnya untuk interval 15 pada
tegangan rata- ratanya adalah 2,8v. Sedangkan interval 25 pada tegangan 11v
tegangan rata – ratanya adalah 4,1v.
interval 15 interval 25
panjang (cm) 9 19
tinggi (cm) 1,5 1,5
periode (s) 0,5 1
kecepatan (cm/s) 18 19
0 5 10 15 20
Grafik 4.19 Hasil data perbandingan hasil interval 15 dan 25 tegangan 12v dengan volume air 60%
Pada hasil pengamatan volume air 60% dari aquarium ombak dengan
tegangan 12v panjang gelombang, periode gelombang laut (ombak) naik pada
setiap intervalnya. Sementara tinggi gelombang sama pada ketinggian sekitar
0,5cm dan kecepatan naik 1cm/s pada setiap interval. Tegangan yang
sebenarnya di berikan ke motor adalah bukan 12v, dikarenakan menggunakan
program PWM sehingga tegangan yang sebenarnya untuk interval 15 pada
tegangan rata- ratanya adalah 3,1v. Sedangkan interval 25 pada tegangan 12v
tegangan rata – ratanya adalah 4,4v.
interval 15 interval 25
panjang (cm) 9,5 20
tinggi (cm) 1,5 2
periode (s) 0,5 1
kecepatan (cm/s) 19 20
0 5 10 15 20 25
Grafik 4.20 Hasil data perbandingan hasil interval 15 pada setiap tegangan dengan volume air 60%
Pada hasil volume air 60% dengan interval 15 panjang gelombang,
dan kecepatan gelombang laut (ombak) naik pada setiap intervalnya.
Sementara tinggi gelombang pada 10v, 11, dan 12v mendapatkan tinggi yang
sama, yakni sekitar 1,5cm.. Sementara periode yang didapat pada ketiga variasi
tegangan itu mendapatkan periode yang sama, yakni 0,5cm/s.
Grafik 4.21 Hasil data perbandingan hasil interval 25 pada setiap tegangan dengan volume air 60%
10v 11v 12v
panjang (cm) 9 9 9,5
tinggi (cm) 1,5 1,5 1,5
periode (s) 0,5 0,5 0,5
kecepatan (cm/s) 18 18 19
0 5 10 15 20
Volume air 60 % dengan interval 15
10v 11v 12v
panjang (cm) 18 19 20
tinggi (cm) 1,5 1,5 2
periode (s) 1 1 1
kecepatan (cm/s) 18 19 20
0
Pada hasil volume air 60% dengan interval 25 panjang gelombang,
dan kecepatan gelombang laut (ombak) naik pada setiap intervalnya.
Sementara tinggi gelombang pada 10v dan 11v mendapatkan tinggi yang
sama, yakni sekitar 1,5cm. Dan 2cm untuk tinggi gelombang pda tegangan
12v. Sementara periode yang didapat pada ketiga variasi tegangan itu
mendapatkan periode yang sama, yakni1cm/s.
Dari hasil grafik diatas disimpulkan bahwa interval 15 memiliki periode rata
-rata 0,5cm/s dan interval 25 memiliki periode -rata – rata 1cm/s. Panjang, tinggi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Rancang bangun miniatur Pembangkit Gelombang Laut (ombak) telah selesai
dibuat, guna untuk memfasilitasi pengembangan awal pemodelan PLTGL
skala labolatorium nantinya, yang dapat direalisasikan sebagai energi
alternatif kedepannya.
2. Prinsip kerja miniatur Pembangkit Gelombang laut (ombak) sangatlah
sederhana, dengan memanfaatkan kecepatan motor untuk menggerakan alat
pembuat gelombang yang mengadopsi cara kerja piston pada kerdaraan
bermotor.
3. Kecepatan gelombang ombak terendah yang di dapat pada volume air 40%,
dimana volume air yang terlalu sedikit. Karakteristik potensi gelombang yang
ada sangatlah rendah, yaitu panjang gelombang yang terlalu panjang yang
tidak sesuai dengan tinggi gelombang terlalu rendah.
4. Alat ini telah bisa mengahasilkan gelombang ombak buatan dengan delapan
variasi gelombang pada setiap volume airnya.
5.2. Saran
1. Pemilihan komponen yang digunakan dalam penelitian ini sangat berpengaruh
terhadap cara kerja alat. Jadi dibutuhkan kesabaran dalam mendapatkan jenis
komponen apa yang sesuai dengan sistem cara kerja. Seperti jenis mekanis
alat pembentuk ombak yang sangat berpengaruh untuk mendapatkan ombak
yang ideal.
2. Untuk mengembangkan penelitian ini, sebaiknya kolam aquarium dibuat lebih
panjang dengan lebar yang lebih kecil, sehingga lebih teliti dalam melihat
DAFTAR PUSTAKA
DepartemenPendidikanNasional. 2001. KamusBesarBahasa Indonesia. Ed
ke-3. Jakarta :BalaiPustaka.
Kamajaya.dan Linggih, Suardhana. 1987. Fisika, GBPP 1987. Bandung
Ganeca Exact..
Mangunwiyoto, Widagdo.dan Harjono. 2004. Fisika SMP. Jakarta :
Erlangga.
http://www.scribd.com/document_downloads/direct/174958578?extension
=pdf&ft=1388638684<=1388642294&user_id=52519629&uahk=rIi4uO
NVAWJnB0yHndniXbtzet8 (Diunduh 24 Desember 2013)
http://www.kamusq.com/2012/09/pembangkit-listrik-pengertian-dan.html
(Diunduh 24 Desember 2013)
https://listrikman.wordpress.com/2010/05/21/pengertian-umum-pembangkit-listrik/(Diunduh 24 Desember 2013)
http://adharikunae.blogspot.com/2009/08/gelombang-laut.html(Diunduh
24 Desember 2013)
http://superpowerful.wordpress.com/2011/12/28/energi-gelombang-laut/(Diunduh27 Desember 2013)
http://www.plengdut.com/2012/10/mengenal-teknologi-oscillating-water.html (Diunduh 27Desember 2013)