• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Pendidikan individual pada Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Program Pendidikan individual pada Anak"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

a

Tugas utama seorang guru adalah menyajikan ilmu pengetahuan kepada peserta

didik, dan menyampaikan pengetahuan tersebut sesuai dengan metode yang telah

dirumuskan sebelumnya, dan metode tersebut harus sesuai dengan karakteristik

peserta didik dalam memahami pengetahuan. Tidak sampai disini saja, guru pun

harus mampu mengelola kelas dengan baik, merumuskan bahan ajar yang akan

disampaikan, hingga menyusun penilaian belajar peserta didik. Hal tersebut dapat

dilakukan oleh setiap guru jika guru telah mempersiapkan rencana pembelajaran

yang sesuai dengan prinsip-prinsip pengajaran dan pembelajaran. Rencana

pembelajaran dapat disusun dan dikembangkan berdasarkan kurikulum yang

berlaku. Didalam kurikulum telah dirumuskan prinsip-prinsip perencanaan

pembelajaran yang tepat. Melaksanakan rencana pembelajaran yang telah

dikembangkan berdasarkan kurikulum yang berlaku sama artinya dengan

melaksanakan kegiatan pembelajaran secara tepat sasaran karena telah mengikuti

semua petunjuk dalam pembelajaran.

Pendidikan pada sekolah umum yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik

yang memerlukan pendidikan khusus dalam satu kesatuan yang sistemik.

Pendidikan inklusi menjadi salah satu wacana dalam dunia pendidikan. Karena

pendidikan inklusi sebagai program pendidikan yang ditujukan untuk semua

(2)

H

menekankan pada keterpaduan penuh, menghilangkan keterbatasan dengan

menggunakan prinsipeducation for all

Layanan pendidikan inklusi ini diselenggarakan pada sekolah-sekolah regular.

Dimana ABK dapat mengikuti program pembelajaran dengan belajar bersama

dengan anak-anak normal lainnya pada kelas regular dengan kelas dan guru yang

sama juga. Sama dengan anak-anak reguler lainnya juga, sebelum diterima untuk

masuk ke kelas-kelas reguler, seorang anak berkebutuhan khusus, akan melalui

assesment dalam memahami kesiapannya bergabung dalam kelas. Yang menjadi

acuan dalam menentukan kesiapan anak mampu diterima, adalah kematangan

anak. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi agar program pembelajaran di dalam

kelas-kelas inklusi akan kondusif. Kondusif, tidak hanya untuk murid-murid

ABKnya tetapi kondusif untuk semua orang yang berada di ruangan pembelajaran

yang sama.

Untuk anak-anak berkebutuhan khusus, berada di kelas-kelas reguler seringkali

menjadi hal yang tidak mudah dilakukan. Dibutuhkan bimbingan, arahan dan

pendampingan lebih dibandingkan anak-anak reguler yang berada di kelas yang di

ikutinya. Umumnya dilakukan dalam meningkatkan kemampuan anak

berkebutuhan khusus untuk berinteraksi sosial ataupun memahami materi

pelajaran, sebelum mereka berada di kelas reguler. Disarankan dukungan yang

diberikan adalah berupa :

1. Kelas perantara

Fungsi kelas perantara adalah membiasakan siswa/i ABK beradptasi dari

(3)

la

m

a

n

3

dalam cara pembelajaran klasikal. Dari pendekatan satu guru ke satu

siswa/i menjadi pendekatan beberapa anak dalam kelas .

2. Guru pendamping

Fungsi guru pendamping adalah mendampingi anak dan mempersiapkan

anak selama masa adaptasi setelah berada di kelas reguler. Jika anak masih

membutuhkannya. Cepat atau lambat anak harus dibiasakan untuk

mandiri.

3. Adaptasi fasilitas dan kurikulum.

Fungsinya adalah untuk membuat anak, mampu mengikuti pembelajaran

di dalam kelas. Ada beberapa anak yang memiliki hambatan secara

permanen, seperti penyandang tuna daksa misalnya, yang membutuhkan

bantuan secara permanen, berupa penyesuaian cara melakukan program

pembelajaran, untuk dapat menyelesaikan tugasnya. Dimana

tugas-tugas yang dikerjakan setara bobot dan atau tujuan pencapaiannya dengan

anak-anak reguler lain di dalam kelas.

4. Modifikasi fasilitas dan kurikulum.

Fungsinya adalah untuk membuat anak-anak yang memiliki hambatan

permanen, mampu berada di dalam kelas yang setara usia dengan

anak-anak di kelas. Anak berkebutuhan khusus, dalam program ini, tidak lagi

memiliki tujuan atau dan bobotnya setara dengan anak-anak reguler.

Misalnya anak-anak penyandang tunagrahita yang bobot dan atau tujuan

pencapaiannya selevel atau dua level lebih rendah dari kelas reguler yang

(4)

H

Dengan empat cara dukungan tersebut, (bisa dipilih salah satu atau kombinasi dari

ke empatnya) anak berkebutuhan khusus, diharapkan mampu mandiri dan setara

dengan anak-anak reguler lainnya. Anak-anak berkebutuhan khusus akan

mendapatkan kesempatan untuk diperlakukan dan memiliki hak serta kewajiban

yang sama dengan anak-anak reguler. Perlakukan seperti ini dapat memberikan

dampak positif, tidak hanya pada anak-anak berkebutuhan khusus, tetapi juga

pada anak-anak reguler yang berada di kelas yang sama. Memperkuat pendidikan

karakter yang diterima oleh anak-anak reguler. Anak-anak reguler lebih mudah

untuk berempati dan kelak, di usia dewasa, akan menjadi bagian dalam

masyarakat yang memiliki kepedulian dan mau mendukung orang-orang yang

memiliki hambatan. Prinsip-prinsip memberikan kesempatan, memberlakukan

sesuai dengan hak dan kewajiban dan memandirikan, adalah bagian dari

prinsip-prinsip kelas inklusi dalam sekolah-sekolah yang menyelanggarakan kegiatan

inklusi.

Sekolah yang memiliki kelas inklusi adalah salah satu dari progam pendidikan

yang sedang di wujudkan oleh pemerintah Indonesia. Melalui peraturan yang

mengatur penerimaan murid-murid dengan kebutuhan khusus, pemerintah

mewajibkan dan mempersiapkan, secara bertahap, semua sekolah mampu

menerima, mengarahkan, membimbing dan mendidik murid-murid berkebutuhan

khusus.

Kesuksesan pelaksanaan 4 program dukungan anak-anak berkebutuhan khusus

tersebut, diantaranya dengan membuat kurikulum yang tepat dan sesuai. Dengan

(5)

la

m

a

n

5

reguler ( kurikulum 2013) . Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang

pendidikan secara bertahap telah dilakukan pada beberapa sekolah sasaran sejak

bulan Juli tahun pelajaran 2013/2014, hingga pada tahun pelajaran 2015/2016

dipastikan implementasi kurikulum 2013 sebagai pengganti KTSP 2006 berlaku

untuk semua kelas pada seluruh jenjang pendidikan dari SD, SMP, SMA / SMK

dan berlaku dari bulan Juli pada setiap tahun pelajarannya. Mengadaptasi dan

memodifikasi kurikulum 2013 hingga dapat dilaksanakan sebagai program

pembelajaran anak-anak berkebutuhan khusus, menjadi salah satu wacana penting

untuk sekolah-sekolah penyelenggara inklusi.

Program pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 seringkali tidak mudah

diikuti oleh siswa/i berkebutuhan khusu. Pada umumnya para guru telah

menyusun RPP (Rencana Program Pembelajaran) akan tetapi masih banyak yang

belum memenuhi ketentuan standar proses, untuk anak-anak reguler. Sedangkan

untuk anak-anak berkebutuhan khusus, masih banyak guru yang belum mampu

melakukan dan mengikuti aturan adaptasi maupun modifikasi kurikulum, dengan

menyusun RPPI (Rencana Program Pembelajaran Individu). Hal ini disebabkan

guru belum bisa membedakan antara indikator pencapaian kompetensi, tujuan

pembelajaran, dan indikator soal. Mereka belum tepat dalam memilih dan

menentukan metode pembelajaran, sehingga dalam proses belajar, peserta didik

belum mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Fenomena lain, banyak

ditemukan guru masih menggunakan RPP I yang belum disesuaikan dengan

kondisi dan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan, bahkan pembuatan

(6)

H

Salah satu Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang ditetapkan melalui Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan adalah

standar proses. Standar proses selanjutnya diatur melalui Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007. Standar proses

berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan

menengah. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses

pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan RPPI untuk siswa-siswi berkebutuhan

khusus. Setiap pendidik harus menyusun RPP dan RPPI secara lengkap dan

sistematis yang mengacu pada silabus. Kegiatan pembelajaran (langkah-langkah)

dalam RPP ataupun RPPI disusun dengan mengutamakan proses pembelajaran

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat minat peserta didik. RPP dan RPPI

harus memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi

dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar,

alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil

belajar, dan sumber belajar.

Sebagai respon atas temuan dan masukan tersebut, maka dalam upaya memenuhi

kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dan membantu guru dalam

mengembangkan RPP dan RPPI yang baik, maka dengan ini penulis berusaha

menuangkan penyusunan RPPI dengan baik dan berisi diantaranya a. Pengertian

dan landasan pengembangan RPPI; b. Prinsip-prinsip RPPI; c. Komponen dan

(7)

la

m

a

n

7

pada RPPI, karena tujuan dari penulisan ini, kepada anak-anak berkebutuhan

khusus. Dalam bab-bab terakhirpun, penulis akan menuangkan laporan hasil

pembuatan RPPI ini. Tujuannya adalah untuk mencoba melakukan secara

maksimal keberhasilan pembuat RPPI. Dengan demikian di akhir penulisan, dapat

diambil kesimpulan yang mendekati tepat, tidak hanya RPPInya tetapi juga PPI

(Program Pembelajaran Individu). Sebagai tambahan, PPI dan RPPI ini bersifat

individual, sehingga tidak tepat sasaran dan sangat tidak dianjurkan jika

digunakan pada anak berkebutuhan khusus, selain model yang menjadi obyek

penelitian dalam penulisan.

1.2 TUJUAN

Tujuan penulis menuangkan ide dan gagasannny adalah :

1.2.1 Untuk memenuhi prasyarat kelulusan sebagai tenaga pendidik,

pendidikan inklusi, dalam program PKTP2I dari CAE (College of

Allied Educator). Sebuah institusi pendidikan yang sangat peduli dan

berfokus untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia.

1.2.2 Meningkatkan kemampuan dan kompetensi sebagai seorang pendidik

dan pelatih para orang tua yang memiliki anak-anak berkebutuhan

khusus, untuk mampu memberikan dukungan terbaik dalam bidang

pendidikan kepada putra/inya

1.2.3 Melengkapi ilmu-ilmu pendidikan dan pendekatan yang tepat pada anak

(8)

H

1.2.4 Penulis mampu makin memberikan kontribusi yang positif pada

beberapa organisasi dan yayasan yang diikutinya, seperti :

a. YKBH, Yayasan Kita dan Buah Hati dibawah asuhan Ibunda Elly

Risman, psi. Yayasan yang sangat peduli dan komitmen tinggi dalam

memberantas pornoaksi dan pornografi di Indonesia. Dalam YKBH,

penulis menjadi penanggungjawab dari divisi anak berkebutuhan

khusus. Sebuah divisi yang baru didirikan pada awal tahun 2015,

sebagai bentuk kepedulian dan dukungan nyata ibunda Elly Risman,

untuk mengantisipasi dan memulihkan anak-anak berkebutuhan

khusus, yang menjadi korban kejahatan seksual.

b. Yayasan MPATI, Masyarakat peduli Autisma Indonesia, dengan

bimbingan ibu Gayatri Pramoedya. Di Yayasan MPATI, penulis

menjadi salah seorang pendukung bagi kegiatan-kegiatan MPATI yang

berkaitan dengan PJRA. Karena MPATI merupakan konsultan yang

dipilih oleh Pemprov DKI dalam pelaksanaan program PJRA.

c. LRD, sebuah kelompok online yang mendukung orang tua yang

memiliki anak-anak berkebutuhan khusus, dengan ibu Ani Sonata

sebagai pemrakarsanya. LRD kelompok Bekasi, menjadi

tanggungjawab dari penulis, dengan dukungan penuh dan bimbingan

dari ibu Ani

d, YAI, Yayasan Autism Indonesia, yang telah mendapat tempat di

dunia internasional sebagai yayasan yang mengedepankan kepentingan

(9)

la

m

a

n

9

YAI, sebagai salah seorang anggotanya, penulis juga melibatkan Divisi

Anak Berkebutuhan Khusus dari YKBH untuk memberikan kontribusi

secara nyata dalam mendukung para orang tua yang membutuhkan

pelatihan memampukan dirinya memandirikan putra/inya.

e. PJRA, Perintis Jakarta Ramah Autism, yang merupakan program

perpanjangan tangan dari dinas sosial pemprov DKI Jakarta. Dan

menjadi salah satu cara dalam menghidupkan Autism Center, Bina

Balita, Cipayung, Jakarta Timur. Penulis menjadi salah satu perintis

untuk wilayah Jakarta Timur. Tugas yang di emban oleh penulis adalah

secara rutin, memberikan sosialisasi dan pelatihan bagi masyarakat

tentang deteksi dini dan pendidikan kemandirian. Ruang pelayanannya

mulai dari tingkat RT hingga ke dinas pendidikan ataupun dinas sosial

setempat.

f. FORKASI, Forum Komunikasi, dimana menjadi wadah bagi orang

tua-orang tua yang memiliki anak-anak berkebutuhan khusus. Sebagai

anggota, penulis memberikan dukungan dan terlibat langsung dalam

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh FORKASI secara umum, dan

FORKASI wilayah Bekasi secara khusus. Dimana FORKASI di

wilayah Bekasi, berkerjasama dengan berbagai tempat terapi dan

pendidikan di wilayah Bekasi, seperti Rumah Autis, Talenta Center,

AGCA dsbnya

(10)

H

1.2.5 Disamping yang terutama, penulis berusaha untuk makin

memampukan dirinya mendidik dan membimbing putri bungsunya

yang juga penyandang kekhususan.

1.3 MANFAAT

Membuat RPPI dengan bimbingan, akan sangat besar manfaatnya kepada penulis.

Manfaat yang langsung bisa dirasakan oleh penulis adalah : penulis lebih mampu

secara tepat saat menjadi pembimbing dalam homeschooling dengan unschooling

yang dipilih untuk pendidikan putri bungsu penulis. Sebelum mengikuti program

PKTP2I, penulis telah melaksanakan pembuatan RPPI dan pelaksanaan PPI yang

dasar pelaksanaannya berdasarkan pembelajaran secara autodidak, dengan

mengacu pada berbagai macam narasumber pendidikan online ataupun offline dari

dalam ataupun luar negri.

Secara tidak langsung, penulis juga masih dapat memberikan manfaatnya ketika

memperlajari pembuatan RPPI maupun dalam pelaksanaannya. Penulis selain

mampu memberikan lebih banyak dan tepat lagi pada lingkungan orang tua yang

memiliki anak-anak berkebutuhan khusus ataupun organisasi-organisasi yang

diikuti, penulis ikut berkontribusi dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia

secara umum. Penulis akan mampu memberikan kesempatan lebih baik pada

anak-anak berkebutuhan khusus di Indonesia. Memperkecil tingkat

ketergantungan dari anak-anak berkebutuhan khusus saat mereka nanti dewasa.

Baik ketergantungan kepada keluarga dekat, maupun ketergantungan pada negara,

selaku pemberi subsidi dan pengayom bagi warganegaranya yang kurang

beruntung. Yang tentunya akan berdampak besar pada pengelolaan dana-dana

(11)

la

m

a

n

1

1

untuk kepentingan yang lain, tidak lagi banyak berfokus pada pemenuhan

sejahteraan masyarakat yang memiliki ketergantungan dan ketidak mandirian

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Sholeh layak untuk dijalankan, karena sesuai dengan kriteria kelayakan usaha yaitu usaha tersebut menghasilkan produk yang dapat diterima pasar (dibutuhkan dan

Meskipun demikian, hasil penelitian di Sri Lanka sama dengan hasil penelitian yang dilaporkan ini, dimana tidak ada korelasi antara umur babi dengan angka infeksi JE pada babi,

diferensial seperti pada Tabel 5.1. Setiap fungsi percobaan ditandai koefisien tak-tentu. Jumlah semua fungsi percobaan disubstitusikan kedalam persamaan diferensial, akan diperoleh

PERENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN INDIVIDUAL KULIAH KERJA NYATA ALTERNATIF UNIVERSITAS

To use the shortcut for a code snippet, simply type it into the code editor (note that it appears in the IntelliSense list) and press the Tab key twice to insert the snippet at

1) Hukum kesiapan, kegiatan belajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien apabila warga belajar telah memiliki kesiapan belajar. Kesiapan belajar ini sangat penting

Borang Akreditasi Program Sarjana, Jurusan Agribinis Universitas Mulawarman, 2017 102 Pendapatan Usahatani Padi Sawah melalui Metode Mina Padi di kelompok tani padat karya