PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
E-BUDGETING DI DESA GUNUNGLARANG
BERBASIS WEB
Achmad Wahyudi, Ade Amaludin, Bambang Liman Maulana
Teknik Informatika STMIK Sumedang, Indonesia Aw120596@gmail.com,
adeamaludin27@gmail.com, limanbambang12@gmail.com
Abstrak
Pada tanggal 15 januari 2014, telah disahkan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Pengaturan tentang Desa yang dimuat di dalam UU tersebut mengalami perubahan secara signifikan.
Dimana Desa – Desa di Indonesia akan
mengalami reposisi dan pendekatan baru dalam pelaksanaan pembangunan dan tata kelola pemerintahannya. Desa merupakan suatu wilayah yang penting bagi pembangunan dan tata kolal yang baik. Sistem informasi di suatu desa itu sangat penting karena dengan adanya sitem informasi masyarakat tahu pembangunan yang sedang di lakukan dan pengeluaran dana yang di anggarkan. E-Budgeting merupakan salah satu bentuk aplikasi e-goverment dalam bidang anggaran. E-Budgeting dapat diartikan sebagai pengelolaan keuangan melalui teknologi untuk membantu meningkatkan keterbukaan dan akuntabilitas pemerintah. Sistem ini menyangkut pengelolaan uang rakyat (public money). Untuk terciptanya sebuah aplikasi e-budgeting yang diharapkan, perlu adanya model pengembangan perangkat lunak. Rapid Aplication Development (RAD) adalah model proses pengembangan perangkat lunak yang bersifat inkremental terutama untuk waktu pengerjaan yang pendek. Model inkremental atau RAD adalah adaptasi dari model air terjun (waterfall) versi kecepatan
tinggi dengan menggunakan model air terjun untuk pengembangan setiap komponen perangkat lunak.
Kata Kunci : Desa, Sistem Informasi, E-Budgeting, Web.
I.
Pendahuluan
Sebuah desa/kelurahan merupakan pemerintahan yang terkecil dari sebuah negara yang besar. data-data mengenai struktur desa, potensi desa, pemasukan dan pengeluran yang ada di desa terlihat oleh masyarakat desa. Data-data tersebut cukup sulit untuk di lihat oleh masyarakat desa karena belum terkomputerisasi sehingga untuk mendapatkan informasi mengenai pemasukan dan pengeluaran desa membutuhkan waktu yang cukup lama dan belum tentu akurat.
Di dalam pelaksanaan pembangunan dan tata kelola pemerintah Desa, tidak akan terlaksana tanpa adanya proses pengelolaan keuangan. Proses pengelolaan keuangan di Desa memiliki beberapa siklus diantaranya: penyusunan anggaran, penetapan anggaran, pelaksanaan anggaran dan laporan pertanggungjawaban. Dalam menjalankan proses tersebut, pemerintah Desa harus mengelola anggaran secara terbuka (transparan), akuntabel, partisipatif serta tertib dan disiplin anggaran.
lapangan di beberapa daerah yang tidak memungkinkan pengunaan koneksi internet. Hal ini menyebabkan interaksi data tidak bisa dilakukan secara konvensional (secara daring).
Selain itu struktur data pemasukan dan pengeluaran desa tersebut juga dibutuhkan perancangan . Perancangan database ini tentu sangat penting untuk melakukan manajemen data terhadap data-data pemasukan dan pengeluaran di desa/kelurahan. Dengan demikian perlu dibangun aplikasi untuk melakukan pendataan pemasukan dan pengeluaran desa/kelurahan dengan
memanfaatkan web, sambil
mempertimbangkan Batasan-batasan di atas. Dari hal tersebut maka penulis mengangkat
judul “perancangan e-budgeting desa/kelurahan berbasis web.
II.
Tinjauan pustaka
A. E-budgeting
E-budgeting merupakan salah satu bentuk manajemen perubahan yang dilakukan oleh beberapa pemerintah daerah di Indonesia dalam menangani tindak korupsi oleh oknum– oknum yang tidak bertanggung jawab.
Proses perubahan ini tentu saja ada yang setuju dan ada juga yang tidak setuju. Salah satunya Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi yang menilai persoalannya bukan soal sukses atau tidaknya program E-budgeting dalam menangkal anggaran siluman, namun program E-budgeting itu adalah bentuk pengebirian peran legislatif di DPRD DKI. "Sistem E-budgeting itu menjadi bentuk pengebirian legislatif dalam hal ini DPRD DKI dalam melakukan fungsi pengawasan dan hak budgeting. Karena E-budgeting adalah program yang dirancang agar eksekutif (gubernur) berjalan tanpa ada control dari parlemen," terang Adhie di Jakarta, Rabu
(18/3) seperti informasi yang dilansir indopos.co.id.
Sementara itu ada juga yang menanggapinya secara positif yaitu MenPan– RB Asman Abnur "Saya mengapresiasi daerah yang telah menerapkan E-budgeting. Namun E-budgetingharus didasarkan pada kinerja yang akan diwujudkan (outcome). Saya harap itu bisa dikembangkan," ujar Asman di Surabaya, Selasa (2/8). Menurutnya, dengan menerapkan E-budgeting, maka efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan anggaran bisa ditingkatkan. Hal ini dikarenakan dalam implementasinya, program atau kegiatan 'siluman' bisa dicegah melalui transparansi sistem penganggaran.
B. Sistem informasi
sistem dapat diartikan sebagai satu kesatuan yang terdiri dari komponenkomponen atau subsistem yang tertata dengan teratur, saling interaksi, saling ketergantungan satu dengan yang lainnya, dan tidak dapat dipisahkan (integratif) untuk mewujudkan suatu tujuan.
Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan.
Sistem informasi yaitu suatu sistem yang menyediakan informasi untuk manajemen dalam mengambil keputusan dan juga untuk menjalankan operasional perusahaan, di mana sistem tersebut merupakan kombinasi dari orang-orang, teknologi informasi dan prosedur-prosedur yang tergorganisasi.
C. Desa/Kelurahan
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia sedangkan Desa adalah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan.
Pada awal terbentuknya, Gununglarang merupakan wilayah desa Haurgelis. Gunuglarang merupakan daerah kedusunan dengan pusat pemerintahan desanya di Haurgelis. Kemudian pada tahun 1864, Gununglarang memekarkan diri menjadi sebuah desa hingga saat ini. Alasan pemekaran tersebut, karena letak Dusun Gununglarang terlalu jauh dari pusat Desa Haurgelis. Pada awal berdiri, Desa Gununglarang dipinpin oleh Kuwu Purwalaksana (1864-1893).
Dalam memudahkan system Pemerintahannya, desa Gununglarang dibagi ke dalam enam kedusunan, yaitu Dusun Gununglarang, Dusun Cisaar, Dusun Cipicung, Dusun Kubangsari, Dusun Madalaksana (Gununglarang lama), dan Dusun Jagahayu. Tiap dusun dikepalai oleh seorang Rurah yang bertanggung jawab terhadap Kepala Desa (Kuwu).
D. Web
WEB adalah salah satu layanan yang didapat oleh pemakai computer yang terhubung ke internet. Web ini menyediakan informasi bagi pemakai computer yang terhubung ke internet dari sekedar informasi
“sampah” atau informasi yang tidak berguna
sama sekali sampai informasi yang serius; dari informasi yang gratisan sampai informasi yang komersial. Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan
atau gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink).
Ada juga menurut para ahli yaitu sebagai berikut :
1. Menurut Suwanto Raharjo S.Si, M.Kom, Web merupakan salah satu layanan internet yang paling banyak digunakan dibanding dengan layanan lain seperti ftp, gopher, news atau bahkan email. 2. Menurut Wahana Komputer, Web
adalah formulir komunikasi interaktif yang digunakan pada sutu jaringan komputer.
3. Menurut A. Taufiq Hidayatullah, Web adalah bagian paling terlihat sebagai jaringan terbesar dunia, yakni intrenet.
III.
Hasil dan Pembahasan
A. Tahapan rencana kebutuhan
Tahapan ini lakukan dengan proses identifikasi kebutuhan untuk mencapai tujuan dari system informasi yang akan di bangun tersebut di butuhkan data-data, karena dengan adanya data-data maka system tersebut dapat di terapkan di desa tersebut.
Adapun masalah dan solusi pada desa
Berdasarkan analisis kebutuhan sistem maka sangat diperlukan perancangan database yang baik dan benar dalam hal atribut-atribut yang akan digunakan dalam sistem.
• Database pendapatan
id integer
Nama Varchar (50)
sumber Varchar (100)
total Float
• Database pengeluaran
Id Integer
Kebutuhan Varchar (100)
Jenis Varchar (50)
total Float
C. Tahapan desain (interface)
Gambar 1 Halaman Home
Halaman awal saat user menggunakan system menampilan halaman untuk anggaran di tahun yang akan di lihat, apabila di klik tahun yang akan di lihat langsung masuk ke dashboard.
Gambar 2 Halaman Dashboard
Halaman dashboard ini menampilkan total APBN desa, pendapatan, pengeluaran, grapik pendapatan, anggaran kegiatan, dan anggaran non kegiatan.
Gambar 3 Halaman Pendapatan
Halaman pendapatan ini menampilkan data yang masuk per tahunnya, data tersebut yaitu berupa no, nama, sumber dan total.
Gambar 4 Halaman Pengeluaran
Halaman pengeluaran ini menampilkan data yang pengeluaran per tahunnya, data tersebut yaitu berupa no, kebutuhan, jenis dan total.
IV.
Penutup
A. Kesimpulan
desa, dan pengeluaran di gunakan untuk apa dan juga berapa yang di keluarkan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dari system informasi desa gununglarang berbasis web ini, maka terdapat beberapa saran diantaranya :
1. Aplikasi system informasi desa gununglarang berbasis web ini dapat menjadi altenatif pilihan untuk transfaransi bagi pemerintahan desa. 2. Penelitian terhadap system informasi
desa gununglarang berbasis web ini dapat dilanjutkan dalam kajian yang lebih luas ke depanya sehingga lebih baik dan bermanfaat bagi pemerintahan dan masyarakat.
V.
Daftar pustaka
Ilmiah, D. K., Informatika, P. T., Systems, S., & Udinus, P. S. I. (2017). Dokumen Karya Ilmiah | Skripsi | Prodi Teknik Informatika - S1 | FIK | UDINUS | 2017, (113), 0–1. Tulenan, V., Sambul, A. M., Informatika, T., Sam,
U., & Manado, R. (n.d.). Rancang Bangun Aplikasi Pendataan Potensi Desa / Kelurahan Berbasis Web.
Konsep Dasar Sistem Informasi. (n.d.), 1–36. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun