• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN OPTIMALISASI TSP (TRAVELLING SALESMAN PROBLEM) DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DI BUKA MATA ADV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENENTUAN OPTIMALISASI TSP (TRAVELLING SALESMAN PROBLEM) DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DI BUKA MATA ADV"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENENTUAN OPTIMALISASI TSP (TRAVELLING SALESMAN PROBLEM) DISTRIBUSI

BARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DI BUKA MATA ADV

1Muhamad Reza Saddat 2 Teguh Nurhadi Suharsono

1 Program Studi Teknik Informatika STMIK & PKN LPKIA

2 Program Studi Sistem Informasi STMIK & PKN LPKIA

Jl. Soekarno Hatta No. 456 Bandung 40226, Telp. +62 22 75642823, Fax. +62 22 75642822

1muhamadrezasaddat@fellow.lpkia.ac.id 2 teguhns21@gmail.com

ABTRAKSI

Skripsi, Program Studi Teknik Informatika, 2017

Kata Kunci : Pengiriman Barang, TSP, Algoritma Genetika

Pengiriman barang merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu bidang usaha. Segala upaya diusahakan agar barang cepat kepada konsumen dan bisa di terima dalam kondisi yang baik. Namun seringkali proses distribusi tersebut mengalami kendala dengan masalah transportasi yang ada, misalnya bagaimana cara meminimalkan jarak dan biaya transportasi pada proses distribusi.

Permasalahan tersebut dikenal sebagai TSP (Travelling Salesman Problem) Penyelesaian untuk masalah TSP ini mengharuskan perhitungan terhadap semua kemungkinan rute yang dapat diperoleh, kemudian memilih salah satu rute yang terpendek. Untuk itu jika terdapat n kota yang harus di kunjungin, maka diperlukanan proses pencarian sebanyak (n-1)!/2n rute. Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian terhadap kurir yang mengalami kesulitan dalam menentukan optimalisasi penentuan jalur distribusi barang, dalam hal ini penulis mengimplementasikan Algoritma Genetika.

Algoritma Genetika merupakan salah satu algoritma pencarian solusi yang didasarkan pada suatu populasi yang bertujuan untuk memudahkan mencari rute distribusi barang. Berdasarkan hasil dari generate algoritma genetika, algoritma genetika akan menghasilkan rute dengan posisi awal dan posisi akhir yang berbeda dari posisi saat ditentukan sebelum dilakukan proses generate, dikarenakan algoritma genetika akan menghasilkan rute dimana posisi awal dan akhir yang lebih optimal dilakukan menurut hasil dari proses genetika, maka dari itu hasil yang didapatkan cukup berhasil untuk memudahkan pemrosesan algoritma genetika pada penentuan jalur optimasi distribusi barang.

I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

Distribusi barang merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu bidang usaha. Segala upaya diusahakan agar barang cepat kepada konsumen dan bisa di terima dalam kondisi yang baik. Namun seringkali proses distribusi tersebut mengalami kendala dengan masalah transportasi yang ada, misalnya bagaimana cara meminimalkan jarak dan biaya transportasi pada proses distribusi. Upaya

untuk meminimalkan jarak dan biaya pada

transportasi ini sangat banyak sekali. Salah satunya dengan menentukan rute pada proses distribusi barang tersebut.

Hal ini dapat terjadi pula pada Buka Mata Advertising, dimana distribusi ini dilakukan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan sebagai bukti bahwa permintaan yang diajukan oleh konsumen sudah tayang dan dimuat dalam iklan yang di terbitkan oleh Buka Mata. Pengiriman di

lakukan setiap 1 bulan sekali dengan 200an lebih tempat yang harus di kirimkan barangnya, minimal dalam satu hari kurir harus mengirim ke 20 konsumen. Namun kurir yang ada seringkali mengelami kesulitan dalam melakukan pengiriman, bisa dari mencari alamat dan rute untuk sampai ke tempat konsumen.

Salah satu contoh kasus yang sering dijumpai adalah permasalahan tentang penentuan rute terpendek yang dikenal dengan model kasus Travelling Salesman Problem atau disingkat dengan TSP. Model kasus TSP yang sebenarnya yaitu terdapat seorang salesman yang akan mengunjungi sejumlah n kota. Namun, seluruh kota harus dikunjungi dan setiap kota hanya dapat dikunjungi tepatnya satu kali. TSP atau Travelling Salesman Problem merupakan suatu cara untuk menemukan jalur /jalan terbaik mengunjungi semua kota dan kembali ke titik awal yang meminimalkan biaya perjalanan atau jarak perjakanan ( Donald Davendra, 2010). Sebenarnya masalah TSP juga dapat di implementasikan pada

(2)

kegiatan distribusi barang yang dikelola oleh Buka Mata, masalah yang timbul adalah dari kurang optimalnya jalur distribusi pengiriman yang ditempuh, berdasarkan dari permintaan konsumen yang berbeda – beda, banyak atau sedikitnya barang yang dikirim, keterbatasan kurir yang mengantarkan pesanan, kapan sebaiknya peneriman dilakukan dan rute mana yang lebih optimal untuk ditempuh agar dapat sampai ke konsumen dengan waktu yang efesien.

Salah satu metode yang dapat dipakai untuk menyelesaikan permasalahan ini yaitu dengan menggunakan algoritma genetika. Algotima genetika

merupakan suatu metode heuristik yang

dikembangkan berdasarkan prinsip genetika dan proses seleksi alamiah Teori Evolusi Darwin. Proses pencarian penyelesaian atau proses terpilihya sebuah penyelesaian dalam algotima ini berlangsung sama seperti terpilihnya suatu individu untuk bertahan hidup dalam proses evolusi( Zainudin Zukhri, 2014). Proses yang dilakukan oleh algoritma genetika pencarian dimulai dengan pembangkitan sejumlah individu secara acak yang disebut degan kromosom. Kromosom – kromosom ini merupaka representasi calon penyelesaian yang akan diperiksa nilai yang sebenarnya. Seperti halnya proses evolusi alamiah, kromosom akan dinilai tingkat kebugarannya. Hanya kromosom dengan tingkat kebugaran yang tinggi saja yang akan terpilih untuk bertahan dalam populasi. Dari proses tersebut akan mengahasilkan solusi terbaik dari persoalan yang dihadapi. Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat dilihat bahwa Buka Mata membutuhkan suatu sistem optimalisasi jalur distribusi yang memudahkan dalam proses pencarian jalur yang optimal disertai dengan keterbatasan dari pengiriman serta waktu yang ditempuh saat perjalanan.

I.1. Identifikasi Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang sedang terjadi yaitu :

1. Buka Mata masih mengalami kesulitan

dalam menentukan jalur distribusi yang optimal untuk pengiriman barang kepada konsumen

I.2. Lingkup dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka diberikan batasan masalah dalam pembuatan perangkat lunak ini :

1. Sistem yang dirancang menggunakan

algoritma genetika dan Titik koordinat dari

posisi awal dan tujuan di ambil

menggunakan API Google Maps

I.3. Tujuan Perancangan

Berdasarkan masalah diatas maka tujuan dari pembuatan aplikasi ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memudahkan pencarian jalur

distribusi barang kepada konsumen

II Dasar Teori

II.1.2.1. Travelling Salesman Problem

“TSP adalah bagaimana menentukan rute optimal perjalanan salesman yang harus melalui semua kota tujuan tepat satu kali dan harus kembali ke kota awal” (Edgar G. G dan Michael M. P, 1997: 377). Masalah tersebut dapat dimodelkan ke dalam graf berbobot dengan setiap kota tujuan digambarkan sebagai titik dan ruas jalan (rusuk) sebagai sisi berbobot mewakili panjang ruas jalan antara dua kota. Masalah perjalanan salesman tersebut dalam graf adalah mencari lintasan tertutup minimum yang memuat semua titik dalam suatu graf berbobot tersebut. “Tujuan dari masalah TSP ini adalah untuk mencari rute atau jarak terpendek. Penyelesaian eksak untuk masalah TSP ini mengharuskan perhitungan terhadap semua kemungkinan rute yang dapat diperoleh, kemudian memilih salah satu rute yang terpendek. Untuk itu jika terdapat n kota yang harus di kunjungin, maka diperlukanan proses pencarian sebanyak (n-1)!/2n rute” (Otri, 2011). Dengan cara ini komputasi yang harus dilakukan akan meningkat seiring bertambahnya jumlah kota yang harus dilalui. “Permasalahan ini dikenal dengan sebagai

permasalahan yang bersifat Nondeterministic

Polynomial-Hard (NP-Hard). Hal inilah yang

menyebabkan penyelesaian secara eksak sulit dilakukan” (Puspitorini, 2009). “TSP dikenal sebagai

permasalahan yang bersifat Nondeterministic

Polynomial-Hard (NP-Hard). Hal inilah yang

menyebabkan penyelesaian secara eksak sulit dilakukan. Permasalahan dari penulisan ini adalah bagaimana mendapatkan penyelesaian terbaik dalam hal ini jalur terpendek dari TSP” (Puspitorini, 2009).

II.1.2.2. Algoritma Genetika

Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atasmekanisme evolusi biologis. Keberagaman pada evolusi biologis adalah variasi dari kromosom antar individu organisme. Algoritma ini didasari oleh konsep evolusi biologi, dan dapat memberikan solusi alternatif atas suatu masalah yang hendak diselesaikan. Algoritma genetika menawarkan suatu solusi pemecahan masalah yang terbaik, dengan memanfaatkan metode

(3)

seleksi, crossover, dan mutasi (Lumbantobing dkk, 2011).

Algoritma genetika adalah suatu bentuk teknik pencarian secara stochastic, berdasarkan mekanisme yang ada pada seleksi alam dan genetik secara

natural. Algoritma genetika telah banyak

diaplikasikan untuk penyelesaian masalah dan pemodelan dalam bidang teknologi seperti optimasi, pemrograman otomatis dan machine learning. Pada implementasi program algoritma genetika dapat digunakan untuk mencari jalan terpendek bebas hambatan. Berbeda dengan teknik pencarian konvensional, tahap awal pencarian dalam algoritma genetika dimulai dari himpunan penyelesaian acak (random) yang disebut populasi (Fitrah dkk, 2006). Populasi ini terdiri dari kromosom-kromosom. Setiap kromosom merupakan gambaran solusi atas pemecahan masalah. Populasi yang telah dipilih tersebut akan menghasilkan keturunan baru yang sifatnya diharapkan lebih baik dari populasi sebelumnya. Populasi yang baik sifatnya akan memiliki peluang untuk terus dikembangkan agar menghasilkan keturunan populasi yang lebih baik selanjutnya. Dengan demikian, solusi terbaik yang diinginkan dapat dicapai dengan terus mengulang proses pencarian keturunan.

Dalam proses tersebut, sebelum algoritma genetika dijalankan didefinisikan suatu fungsi fitness yang menyatakan tingkat keberhasilan sebuah populasi. Dengan melakukan perhitungan berdasarkan fungsi fitness, akan dapat ditentukan populasi yang akan

dipertahankan untuk menghasilkan generasi

selanjutnya. Proses ini biasa disebut sebagai proses seleksi. Proses ini merupakan salah satu tahap yang dirangkai dalam proses yang iteratif (Pressman, 2010).

II.1.2.3. Canonical Genetic Algorithm

Algoritma genetika adalah sebuah algoritma adaptif untuk menemukan solusi optimal menyeluruh untuk masalah optimasi. Canonical Genetic Algorithm (CGA) dikembangkan oleh Holland yang ditandai dengan representasi biner dari solusi individu, masalah sederhana crossover bebas, operator mutasi dan aturan pemilihan proporsional (Muhammad, 2014). Untuk lebih memahami CGA, dapat dilihat prosedur standar yang terdapat pada gambar 1 berikut.

Gambar II.5 Prosedur Algoritma Genetika(Sumber

: Lumbantombing, dkk. 2011) Anggota populasi adalah string atau kromosom, yang awalnya dipahami sebagai representasi biner dari vektor solusi. CGA memilih himpunan bagian yang menjadi solusi dari sebuah populasi yang dinamakan parent (orang tua), yang digabungkan untuk menghasilkan solusi baru yang dinamakan children (anak-anak) atau offspring. Aturan kombinasi untuk menghasilkan anak didasarkan pada gagasan genetik crossover, yang terdiri dari pertukaran tempat dari nilai solusi variabel tertentu. Pada suatu kondisi tertentu terjadi perubahan nilai acak yang disebut

mutasi. Anak-anak yang dihasilkan oleh

perkawinan orang tua dan yang lulus “tes bertahan hidup” kemudian akan tersedia untuk dipilih sebagai orang tua dari generasi berikutnya.

III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Aplikasi ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan pemecahan masalah yang berkenaan dengan pencarian jalur distribusi

pengiriman donat. Aplikasi ini didukung dengan

perhitungan algoritma genetika yang memungkinkan perhitungannya menjadi lebih akurat, dalam menentukan jalur distribusi pengiriman sampai ke konsumen.

Berdasarkan analisis yang di ambil dari indentifikasi permsalahan pada Bab I, untuk mengetahui kebutuhan fungsional dalam pencarian jalur distribusi akan di jelaskan sebagai berikut :

III.1.1 Use Case Diagram

Gambar III.1. Use Case Diagram TSP menggunakan Algoritma Genetika

III.3 Pemodelan Data.

Sub bab ini Menjelaskan untuk pemodelan data yang digunakan dalam perancangan perangkat lunak yang

kelola data kurir

Kelola data pesanan Kelola data pengiriman cari rute pengiriman

Data Pengiriman login koor kurir kurir <<include>> <<include>> <<include>> <<include>> <<include>>

(4)

dimodelkan kedalam Class Diagram Disertai dengan Class

Object Description dan Sequence Diagram.

Gambar III.1. Class Diagram TSP menggunakan Algoritma Genetika

IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN IV.1 Implementasi

Dalam mengimplementasikan perangkat lunak agar berjalan dengan semestinya, maka perlu disusun sebuah optimalisasi yang dapat membantu proses implementasi penentuan rute terpendek sehingga dapat berjalan dengan baik. Pada bab ini akan dibahas mengenai letak fisik komponen – komponen yang digunakan dengan penggambarannya menggunkaan

Deploymnet Diagram.

IV.1.3. Implementasi Antar Muka

Nama dialog screen : Halaman Login

Gambar IV.1. Gambar Halaman Login

Nama dialog screen : halaman data kurir

Gambar IV.2. Halaman Data Kurir

Nama dialog screen : halaman tambah kurir

Gambar IV.3. Halaman tambah kurir

Nama dialog screen : pesan input data kurir

Gambar IV.4. Pesan input data kurir

Nama dialog screen : Halaman ubah data kurir

Gambar IV.5. Halaman ubah data kurir

Nama dialog screen : Pesan hapus data kurir

Gambar IV.6. Pesan hapus data kurir

Nama dialog screen : Halaman Data Pesanan

Gambar IV.7. Halaman data pesanan

Nama dialog screen : Halaman Tambah Data

Pesanan

Gambar IV.8. Halaman Tambah Data Pesanan Gambar IV.9.

Nama dialog screen : Pesan Tambah Data

Pesanan

Gambar IV.10. Pesan tambah data

Nama dialog screen : Halaman Ubah Data

Pesanan

(5)

Nama dialog screen : Pesan Hapus Data Pesanan

Gambar IV.12. Pesan hapus data pesanan

Nama dialog screen : Halaman Tambah Data

Pesanan ke pengiriman

Gambar IV.13. Halaman tambah data pesanan ke pengiriman

Nama dialog screen : Pesan Tambah Data

Pesanan ke pengiriman

Gambar IV.14. Pesan tambah data pesanan ke pengiriman

Nama dialog screen : Halaman data pengiriman

e

Gambar IV.15. Halaman data pengirman

Nama dialog screen : Halaman ubah data

pengiriman

Gambar IV.16. Halaman ubah data pengiriman

Nama dialog screen : Pesan Ubah data

pengiriman

Gambar IV.17. Pesan ubah data pengiriman

Nama dialog screen : Pesan Hapus data

pengiriman

Gambar IV.18. Pesan hapus data pengiriman

Nama dialog screen : Halaman Pencarian Rute

Pengiriman

Gambar IV.19. Halaman pencarian rute pengiriman

V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapat dari percobaan dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya :

1. Berdasarkan hasil dari generate algoritma genetika,

algoritma genetika akan menghasilkan rute dengan posisi awal dan posisi akhir yang berbeda dari posisi saat ditentukan sebelum dilakukan proses generate, dikarenakan algoritma genetika akan menghasilkan rute dimana posisi awal dan akhir yang lebih optimal dilakukan menurut hasil dari proses genetika, maka dari itu hasil yang didapatkan cukup berhasil untuk memudahkan pemrosesan algoritma genetika pada penentuan jalur optimasi distribusi barang.

V.2 Saran

Mengingat berbagai keterbatasan, maka berikut saran yang nantinya bisa membantu atau membangun suatu sistem yang lebih baik lagi :

1. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan untuk dapat

dikembangkan kembali menghasilkan rute yang lebih optimal, dan hasil yang diharapkan dapat sesuai dengan posisi awal dan akhir sebelum di generate menggunakan algoritma genetika.

2. Untuk lebih di tingkatkan lagi pengetahuan yang berkenaan

dengan permasalahan yang di bahas agar tidak keliru dalam melakukan penelitian yang serupa atau di terapkan pada permasalahan yang dapat diselesaikan oleh algoritma genetika.

(6)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Ahmad Basuki. (2003). Algoritma Genetika. Surabaya: PENS-ITS.

Budi Sukmawan. (2003). Sekilas Tentang Algoritma

Genetika dan Aplikasinya

Pada Optimasi Jaringan Pipa Air Bersih. Diakses pada 5

Agustus 2017 dari

www. Bdg.centrin.net.id/~budskman/ga

Csuhendra. (2012). Metode Seleksi pada Algoritma

Genetika Menggunakan

Roulette Wheel dan Rank-Based. Diakses pada 10 Agustus

2017 dari

http://csuhendra.wordpress.com/2012/09/06/metode-seleksi-padaalgoritma-

genetik-menggunakan-roullete-wheel-dan-rank-based/ Davendra, D. (2010). Traveling Salesman Problem, Theory

and Applications.

Croatia : Janeza Trdine.

Fereidouni, S. (2011). Solving traveling salesman problem by using a fuzzy multi-objective linear programming. African Journal of mathematics and computer science research, 4(11), 339-249.

Fitrah, A., Zaky, A., Fitrasani, 2006, Penerapan Algoritma Genetika pada Persoalan Pedagang Keliling (TSP), Sekolah Tinggi Elektro Dan Informatika ITB.

Goldberg, David. (1999). An Introduction to Genetic

Algorithms for Scientists and Engineers. Singapore: Uso-Print.

Kusumadewi, Sri, 2003, Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya), Yogyakarta: Graha Ilmu.

Lumbantobing, H., Hidayatno, A., Darjat, 2011, Penerapan Algoritma Genetika pada Perencanaan Lintas Kendaraan, Undergraduate Thesis, Universitas Diponegoro

Muhammad, A. (2014). Analisis Optimalisasi Pelayanan Konsumen Berdasarkan Teori Antrian Pada Kaltimgps. Com Di Samarinda.

Munir, Rinaldi. (2010). Matematika Diskrit. Bandung: Informatika Bandung.

Mutakhiroh, I., Saptono, F., Hasanah, N., & Wiryadinata, R. (2007). Pemanfaatan Metode Heuristik dalam Pencarian Jalur Terpendek dengan Algoritma Semut dan Algoritma Genetika. In Seminar Nasional Aplikasi Teknologi

Informasi (SNATI).

Michalewicz, Z. (1996). Genetic Algorithm and Data

Structures. Evolution

Programs, 3rd, revised and extended edition. Springer-Verlag.

N, Murniati. (2009). Penerapan Algoritma Genetika pada

DNA Sequencing By

Hibbridization. Depok: Departemen Matematika UI.

Otri, S. 2011. Improving The Bees Algorithm For Complex Optimisation Problems, Manufacturing Engineering Centre, Cardiff University, United Kingdom.

Pressman, Roger. 2010. Software Enginering : A Practitioner's Approach, Seventh Edition. New York : McGraw-Hill

Puspitorini, S. (2009). Penyelesaian Masalah Traveling Salesman Problem Dengan Jaringan Saraf Self Organizing. Media Informatika, 6(1).

Ratna Wati D. A. (2011). Sistem Kendali Cerdas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Satriyanto. (2009). Algoritma Genetika. Diakses pada 14 Agustus 2017 dari

http.//lectures.eepisits.edu/~kangedi/materi%20kuliah/kecer dasan%20Buat

an/bab%207%Algoritma%20Genetika.pdf.

Setiyawan, A. Y. (2014). Optimasi rute seorang loper

koran di FIDI Agency menggunakan algoritma genetika metode seleksi ranking (Doctoral dissertation, UNY).

Sri Kusumadewi. (2003). Artificial Intelligence (Teknik dan

Aplikasinya).

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suyanto. (2005). Algoritma Genetika dalam MATLAB. Yogyakarta: Andi Offset.

W. S. E. Tanjung (2010). Kajian Algoritma Genetika. Skripsi. Universitas

Sumatra Utara.

Zainudin Zukhri (2014). Algoritma Genetika Metode Komputasi Evolusioner Untuk Menyelesaikan Masalah Optimasi. CV. ANDI. Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen-elemen atau kelompoknya, yang didalam hal ini system ini didefenisikan sebagai suatu jaringan kerja dari

Sedangkan, implementasi KM di MedcoEnergi, dapat dilihat dari (1) Leadership, faktor kepemimpinan yang mendukung secara penuh aktivitas KM; (2) Knowledge sharing,

Dengan kata lain, generasi muda itu sumber asli yang paling berharga bagi Malaysia kerana mereka mempunyai tanggapan baru yang berbeza dengan yang dipunyai ibu bapa

mendapatkan informasi mengenai panjang dan lebar porus stomata, jumlah stomata terbuka dan tertutup, serta kerapatan stomata berdasarkan estimasi waktu di daerah

Sifat fisik tanah sawah yang digunakan pada saat dilakukan pengukuran gaya tahanan penetrasi tanah terhadap plat dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. 13) Di mana θ n

Perencanaan dan perhitungan beban gempa yang terjadi pada struktur bangunan gedung Siloam Hospitals Medan ditinjau berdasarkan standar perencanaan ketahanan

Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa kecepatan arus bebas kendaraan pada ruas Jalan Lintas Sumatera Medan-Tebing Tinggi Desa Kampung Pon akibat

Faktor hambatan samping yang sangat berpengaruh terhadap kecepatan arus lalu lintas adalah faktor kendaraan lambat 12.1 %, faktor penyeberang jalan 7.6 %,