• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESTABILAN EPIDEMIK HIVAIDS DENGAN KELOMPOK UMUR DAN KEPADATAN PENDUDUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KESTABILAN EPIDEMIK HIVAIDS DENGAN KELOMPOK UMUR DAN KEPADATAN PENDUDUK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

74

ANALISIS KESTABILAN EPIDEMIK HIV/AIDS DENGAN

KELOMPOK UMUR DAN KEPADATAN PENDUDUK

Marsudi dan Kwardiniya 1

1Jurusan Matematika Universitas Brawijaya Malang e-mail: marsudi61@ub.ac.id

ABSTRAK

Makalah ini mengkaji dan mengimplementasikan suatu model matematika deterministik sederhana SI (susceptible

-infected) untuk menganalisis kestabilan model epidemik HIV/AIDS dengan kelompok umur dan kepadatan penduduk. Populasi dibagi menjadi dua subpopulasi, yaitu subpopulasi anak-anak dan subpopulasi dewasa. Subpopulasi dewasa diasumsikan aktif seksual dan subpopulasi infected dewasa melahirkan bayi susceptible dan bayi infected. Secara analitik, kestabilan lokal dan global dari titik kesetimbangan model (bebas penyakit dan kepunahan susceptible) dianalisis menggunakan kombinasi analisis persamaan karakteristik dari matriks Jacobi dan prinsip invariansi Lyapunov-LaSalle atau menggunakan kondisi nilai-nilai ambang rasio reproduksi susceptible (

R

1), rasio reproduksi

infected (R0) dan laju kontak infectious (

R

2) . Untuk kasus data HIV/AIDS di Indonesia dengan populasi awal tahun 2009, nilai-nilai ambang R1 99.2236,

0001169 .

0 0 

R dan R20.9878. Model

epidemik HIV/AIDS mempunyai satu titik kesetimbangan bebas penyakit

. ) 0 , 0 , 000 . 450 . 10 , 000 . 029 . 55 ( * 1 

E Titik

kesetimbangan bebas penyakit adalah stabil asimtotik global, artinya jika nilai-nilai parameter tidak berubah maka tidak ada individu yang terinfeksi dan subpopulasi

susceptible anak dan dewasa menuju nilai positif yang konstan.

Kata Kunci : model HIV/AIDS, model SI, rasio reproduksi, kestabilan global

ABSTRACT

This paper examines and implementation a deterministic mathematical model of a simple SI (susceptible-infected) model to analyze the stability of the HIV/AIDS by age group and population density. The population is divided into two subpopulations, namely subpopulation of juvenile and adults. Subpopulation of adults who are sexually active is assumedproduce both susceptible newborns and infected newborns. The local and global stability for the equilibrium point of the model were analyzed using a combination of analysis of eigenvalues of Jacobian matrix and the Lyapunov-LaSalle’s invariant principle or using a threshold values of the susceptible reproduced ratio (R1), the infected reproduced ratio (R0), and the infection contact rate (

2

R ) .

For the case of data of HIV/AIDS in Indonesia with initial population of 2009, the threshold values of the susceptible reproduction ratio, R1 99.2236, the infected reproduction ratio, R0 0.0001169 and the infection contact rate, R2 0.9878. The model of the HIV/AIDS has a unique

disease-free equilibrium point,

. ) 0 , 0 , 000 . 450 . 10 , 000 . 029 . 55 ( * 1 

E The

disease-free equilibrium point is globally asymptotically stable, namely if parameter values not change then there no infected individual and subpopulation of juvenile and adults susceptible tend to constant positive value.

(2)

75

PENDAHULUAN

Saat ini, infeksi HIV (human immunodeficiency

virus) yang dapat menyebabkan AIDS

(acquired immunodeficiency syndrome)

menunjukkan tingkat prevalensi yang tinggi dalam populasi hampir di semua negara. Di awal abad 20, model matematika diperkenalkan ke dalam epidemiologi oleh Kermack and McKendrick (1927). Model matematika telah banyak terbukti dalam membantu pemahaman fenomena penyebaran penyakit infeksius. Misalnya, Murray (1993) menggunakan model SIR untuk model epidemik penyakit infeksius. Pada awalnya, model matematika untuk epidemik HIV hanya bersifat spekulatif dengan memasukkan aspek-aspek biologi dan perilaku dalam model, misalnya Brauer and Castillo-Chavez (2001) dan Rao (1993). Saat ini banyak penelitian tentang analisis matematika dari model dinamika yang disebarkan melalui kontak seksual dan dikombinasikan dengan data sehingga menjadi populer (Anderson, 2001). Model matematika telah dikembangkan dan digunakan untuk penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit yang disebarkan melalui kontak seksual (sexually transmitted

diseases=STD) adalah penularan yang

ditransfer dari satu orang ke satu orang lain melalui kontak seksual di dalam populasi. Lopez et al. (2007), Marsudi dan Kwardiniya (2011) menggunakan model matematika untuk STD yang berkaitan dengan dinamika HIV dengan struktur usia di mana subpopulasi dimodelkan melalui proses epidemik SI yang sesuai untuk STD tanpa recovery.

Model epidemik HIV/AIDS yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada model yang diperkenalkan oleh Lopez et al.

(2007) yang dideskripsikan menggunakan model kompartemen. Secara demografi, populasi total N=N(t) dibagi menjadi dua subpopulasi, yaitu subpopulasi anak-anak (berusia 0-14 tahun) dan subpopulasi dewasa (berusia 15 tahun ke atas). Secara epidemiologi, subpopulasi ana-anak terdiri dari kelas

susceptible anak-anak (Sa) dan infected anak-anak (Ia). Subpopulasi dewasa terdiri dari kelas

susceptible dewasa (Sd) dan infected dewasa

(Id). Jika jumlah populasi terus meningkat dan

sementara keadaan demografi atau lingkungannya mempunyai jumlah sumber yang terbatas, maka akan terjadi kepadatan penduduk karena kompetisi internal dan mempengaruhi keberlangsungan hidup bahkan dapat menyebabkan kematian individu dalam populasi tersebut.

Berdasarkan permasalahn di atas, pada penelitian ini dikaji untuk mendapatkan model epidemik HIV/AIDS dengan pengaruh kelompok umur dan kepadatan penduduk menggunakan data HIV/AIDS di Indonesia.

METODE PENELITIAN

Sumber Data. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data demografik dan data empirik penyakit HIV/AIDS di Indonesia. Data empirik penyakit HIV/AIDS di Indonesia diambil dari Dirjen Penanggulangan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (PPM & PLP) Departemen Kesehatan RI atau Komisi Penanggulangan AIDS dan data demografik diambil dari Biro Pusat Statistik. Selain itu, parameter model akan diestimasi atau diambil dari literatur-literatur yang relevan.

Rancangan Model. Model epidemik HIV/AIDS dideskripsikan menggunakan model kompartemen yang secara skematis transisi antara kedua subpopulasi dapat disajikan dalam diagram berikut (Lopez et al, 2007)

(3)

76 Berdasarkan pada asumsi-asumsi dan

diagram kompartemen, model dapat dideskripsikan dengan empat persamaan diferensial nonlinear {Marsudi dan Kwardiniya, 2011)

N mI I I I

dt dI

N mI I I I I dt dI

N mS S S

dt dS

N mS S S I S

dt dS

d d d I S

I S a d

a a a a d a

d d I S

I S a d

a a a d d

a

d d

d d

d d

d d

    

    

   

   

 

 

 

2

2 2 1

1 2 1 (1 )

di mana

1

(

2

)

adalah laju kelahiran per kapita dari rata-rata susceptible (infected) dewasa,

1 (

2) adalah laju maturasi per kapita dari susceptible (infected) anak-anak,

(

) adalah laju kematian alami dari subpopulasi anak-anak (dewasa),

adalah laju kematian karena HIV per kapita dan

adalah laju kontak per kapita antara individu susceptible dan individu infected dewasa. Diasumsikan bahwa semua parameter dari sistem (1) adalah positif. Diasumsikan juga bahwa koefisien kepadatan penduduk

m

adalah positif dan (01) menjelaskan porsi bayi lahir dari kelompok

infected dewasa adalah infected. Selanjutnya diasumsikan tidak ada migrasi, diinterpretasikan kedewasaan sebagai emigrasi dari tingkat anak-anak dan imigrasi ke dalam tingkat dewasa, individu tidak kebal, hanya individu dewasa yang dapat melahirkan, laju kematian kedua subpopulasi anak-anak identik terhadap laju kematian,

j

(j1,2) dan tidak ada infeksi karena kontak seksual dalam subpopulasi anak-anak.

Metode Analisis

Penelitian ini dianalisis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: (i) mengestimasi parameter-parameter model (Model SI) dinamika epidemik HIV/AIDS dengan pengaruh kelompok umur (ii) mengkaji kestabilan model berdasarkan model persamaan diferensial nonlinear (1) (iii) menghitung nilai-nilai ambang rasio reproduksi susceptible (

R

1),

rasio reproduksi infected (

R

1) dan laju kontak

infectious (

R

2) dan (iv) mengeplot solusi numerik dari masing-masing subpopulasi (Sa,

Ia, Sd dan Id) terhadap waktu menggunakan parameter-parameter epidemiologi dan parameter geografi yang diberikan menggunakan alat bantu program Matlab.

PEMBAHASAN

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (Anonim, 2010a), jumlah penduduk (popupasi) Indonesia pada Tahun 2009 tercatat sebesar 231.369.592 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 121 jiwa/km2. Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur menunjukkan bahwa penduduk kelompok anak-anak (0-14 tahun) sebesar 26,96% atau 62.377.242 jiwa dan kelompok dewasa (

15

tahun) sebesar 73,04% atau 168.992.230 jiwa. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa anak laki-laki berjumlah 31.810.108 jiwa, anak perempuan berjumlah 62.373.727 jiwa, laki-laki dewasa berjumlah 84.007.837 jiwa dan perempuan dewasa berjumlah 53.187.920 jiwa.

Penyakit HIV dan AIDS di Indonesia senantiasa meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Ditjen PP dan PL Depkes RI (Anonim, 2010b), kasus AIDS kumulatif yang dilaporkan dari 1 Januari 1987 sampai dengan 31 Desember 2009 berjumlah 19.973 jiwa terdiri dari 14.765 laki-laki dan 5.208 perempuan. Komposisi berdasarkan kelompok umur terdiri dari 528 anak-anak dan 19.445 dewasa. Jumlah kasus AIDS yang dilaporkan dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009 berjumlah 3.863 dengan komposisi 2.665 laki-laki dan 1198 perempuan. Menurut UNGASS Country Report, Populasi di Indonesia yang hidup dengan HIV/AIDS pada akhir Tahun 2007 diestimasi sebesar 270.000 jiwa.

(4)

77

2.1. Angka maturasi anak-anak diasumsikan sama dengan angka maturasi dewasa, yaitu sekitar 16 tahun.

Estimasi jumlah penduduk Indonesia (dalam ribuan) selama 8 tahun (2004-2011) dikelompokkan dalam interval satu tahun disajikan dalam Tabel 1 dan grafik ditunjukkan dalam Gambar 1.

Tabel 1 Estimasi jumlah penduduk Indonesia (dalam ribuan)

Gambar 1 Data Penduduk Indonesia selama 8tahun

Grafik jumlah penduduk terhadap tahun dalam Gambar 1 tampak berbentuk logistik dengan persamaan diferensial

) (K N aN

dt

dN

di mana N adalah jumlah penduduk Indonesia pada waktu t, K adalah nilai akhir (carrying capacity) dan r adalah parameter kinetik (laju kenaikan intrinsik). Nilai K dan a ditentukan dengan aproksimasi persamaan diferensial, yaitu dengan persamaan diferensi

) (K N aN

t

N

 

.

1. Estimasi Nilai Parameter Model

Nilai dari parameter-parameter model (1) dapat diestimasi menggunakan data di atas dan menggunakan rumus-rumus yang telah digunakan oleh Lopez et al. (2007).

(a) Laju kelahiran per kapita dari rata-rata

susceptible dewasa (

1) dihitung dengan rumus

. 16979 , 2

53.187.920 2.17) ( 2) (53.182.71 perempuan

populasi total

kelahiran laju total perempuan

populasi total

1

  

susceptible

(b) Laju kelahiran per kapita dari rata-rata

infected dewasa (

2) dihitung dengan rumus

. 0002125 , 0

53.187.920 7) (5208)(2,1 perempuan

populasi total

kelahiran laju total infected perempuan populasi

total 2

  

(c) Laju kematian anak-anak per kapita atau JDR (

) dihitung menggunakan rata-rata laju

kematian anak-anak dari dua tahun berbeda, . 0345 , 0 2

34/1000) ( (35/1000) 2

) 2010 2006 ( J ) 2005 2000 ( J

 

  

DR DR

(d) Laju kematian per kapita (

)

didefinisikan sama dengan kebalikan dari rata-rata harapan hidup waktu lahir (ALE) dihitung dengan rumus

. 01409 , 0 71

1 ALE

1

(e) Laju kematian karena HIV per kapita (

)Setiap individu terinfeksi dengan HIV,

rata-rata durasi infeksi 8.6-19 tahun. Rata-rata sisa hidup dari individu infected dewasa sama dengan kebalikan periode infeksi rata-rata

(MIP), diasumsikan MIP=17 tahun. . 05882 , 0 17

1 MIP

1

(f) Laju kontak (

) dihitung dengan rumus

infected populasi total

tahun) 1 (dalam baru infected dewasa total

. e susceptibl populasi

total infected populasi total

populasi total

tahun) 1 (dalam dewasa baru infected total

 

 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Pendud uk

217. 072

218.8 69

222. 192

225.6 42

228. 523

231. 369

234. 181

237.5 56

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2.15

2.2 2.25 2.3 2.35

2.4x 10 5

Jumlah Pendud

uk (dalam ribuan)

(5)

78 Dalam penelitian ini, total populasi infected

diestimasi 270.000 jiwa sehingga . 07202 . 0 . 000 . 270

445 . 19

 

(g) Laju maturasi anak-anak (

1) diasumsikan sama dengan laju maturasi dewasa

(

2) diestimasi dengan rumus . 0625 . 0 16

1 2

1 

 

(h) Parameter

m

yang mendeskripsikan kompetisi internal dihitung dengan rumus:

K

m

1

dengan K adalah carrying capacity Indonesia karena kepadatan penduduk yang disebabkan oleh kompetisi internal.

Carrying capacity karena kompetisi internal diestimasi menggunakan data Indonesia selama 8 tahun (2004-2009). Nilai K

dan a dapat diturunkan dengan memeriksa nilai maksimum dari fungsi

) (

)

( aN K N

dt dN N

y    .

Dari 0,

dN dy

diperoleh a(K2N)0 dan .

2

K

Nmaks  Tabel 2 menyajikan estimasi dari

y

(

A

maks

)

dari data dalam Tabel 1.

Tabel 2 Estimasi

y

(

A

maks

)

i

i i

i A A

y  

1 Nilai maksimum

y

1 1797 2 3323

3 3450 ( ) ( )

2

K

maks y

A

y

4 2881 5 2846 6 2812 7 3375

Untuk menentukan hubungan antar a dan K,

digunakan rumus untuk y(A)dengan mengambil

A

223917

, yaitu nilai rata-rata di mana nilai maksimum ditemukan, yaitu

. 223917 0154 , 0

3450 )

223917 )(

223917 (

   

K a K

a

Menggunakan rumus dari y untuk mendapatkan nilai K dengan rumus ( ) (K2)

maks y

A

y  ,

diperoleh

. 438170 dan

457930

0 896 , 03 2006528961 896

, 896103

0154 , 0

) 223917 )(

3450 ( 4

2 1

2 2

 

 

 

K K

K K

K K

Jika nilai K diambil rata-rata dari 2

1

dan

K

K

, diperoleh K448050. Jadi, estimasi carrying capacity karena

kepadatan penduduk adalah

000 . 050 . 448 

K

sehingga

. 113 0000000048 ,

0 000 . 050 . 448

01409 , 0 16979 , 2

1   

K

m

Dengan demikian, estimasi nilai-nilai parameter model epidemik HIV/AIDS untuk Indonesia disajikan dalam Tabel 3 berikut.

Tabel 3 Estimasi Nilai Parameter Model Parameter Simb

ol

Nilai (per tahun) 1. Laju kelahiran per kapita subpopulasi

susceptible dewasa

1

2,16979

2. Laju kelahiran per kapita subpopulasi infected

dewasa

2

0,0002125

3. Laju kematian alami subpopulasi anak-

anak

µ 0,0345

4. Laju kematian per kapita dari individu dewasa

α 0,01409

5. Laju kematian per kapita dari penyakit

γ 0,05882

6. Peluang kontak antara individu dewasa

ν 0,07202

7. Laju maturasi per kapita subpopulasi susceptible

anak-anak

1

0,0625

8. Laju maturasi per kapita subpopulasi infected anak-

anak

2

0,0625
(6)

79

2. Nilai Ambang Rasio Reproduksi

Menggunakan rumus-rumus yang telah digunakan oleh Lopez et al. (2007) dan menggunakan nilai-nilai parameter model dalam Tabel 3, nilai-nilai ambang rasio reproduksi susceptible (

R

1), rasio reproduksi

infected (

R

1) dan laju kontak infectious (

R

2) adalah sebagai berikut.

(a) Nilai Ambang Rasio Reproduksi

Susceptible

Nilai ambang rasio reproduksi

susceptible (

R

1) adalah rata-rata jumlah bayi

susceptible yang dilahirkan oleh individu

susceptible selama hidupnya. Menggunakan nilai-nilai parameter model dalam Tabel 3,

. 2236 , 99 1

1 1

1 

  

 

       

R

Jadi, nilai rasio reproduksi susceptible lebih besar satu.

Gambar 2 merepresentasikan grafik dari pengaruh laju kelahiran per kapita dari rata-rata susceptible dewasa (

1) terhadap nilai ambang rasio reproduksi susceptible (

R

1). Tampak bahwa jika nilai laju kelahiran per kapita dari rata-rata susceptible dewasa meningkat, maka nilai rasio reproduksi

susceptible juga meningkat. Nilai

R

1

1

jika

nilai laju kelahiran per kapita dari rata-rata

susceptible dewasa lebih besar dari 0,021.

Gambar 2 Plot

1 pada

R

1

Gambar 3 Plot

2 pada R0

(b) Nilai Ambang Rasio Reproduksi Infected

Nilai ambang rasio reproduksi infected

(R0) adalah rata-rata jumlah susceptible baru yang dihasilkan oleh individu susceptible. Menggunakan nilai-nilai parameter model

dalam Tabel 3,

000169 ,

0 2

2 2

0 

  

 

     

 

 



R

Jadi, nilai rasio reproduksi susceptible lebih kecil satu. Gambar 3 merepresentasikan grafik dari pengaruh laju kelahiran per kapita dari rata-rata infected dewasa (

2) terhadap nilai ambang rasio reproduksi infected (R0). Tampak bahwa jika nilai laju kelahiran per kapita dari rata-rata infected dewasa (

2) meningkat, maka nilai rasio reproduksi infected

dewasa (R0) juga meningkat. Nilai R0 lebih kecil 1 jika nilai

2

1

,

8

.

(c) Nilai Ambang Laju Kontak Infectious

Nilai ambang laju kontak infectious ( 2

R

) adalah rata-rata jumlah kontak dari individu infected dewasa selama hidupnya. Menggunakan nilai-nilai parameter model dalam Tabel 3, 2 0,9878.

 

R Jadi,

nilai ambang laju kontak infectious lebih kecil satu. Gambar 4 merepresentasikan grafik dari pengaruh laju kontak (

) terhadap nilai ambang laju kontak infectious (

R

2), menunjukkan bahwa jika nilai rata-rata jumlah kontak infected dewasa (

) meningkat, maka nilai laju kontak infectious (

R

2) juga meningkat.

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 0

0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4

Laju Kelahiran per kapita rata-rata Infected Dewasa

Rasio Reprodu

ksi Infected (Ro)

0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045 0.05 0

0.5 1 1.5 2 2.5

Laju Kelahiran per kapita rata-rata Susceptible Dewasa

Rasio Reprodu

(7)

80 Gambar 4 Plot dari

terhadap

R

2

3. Analisis Kestabilan Model

Sistem (1) mempunyai titik kesetimbangan bebas penyakit

),

0

,

0

,

,

(

* * *

1

S

a

S

d

E

* 1 1 * 1 * 1 * ( ) N m N N m Sa    

dan . * 1 1 * 1 1 * N m N Sd   

(2)

di mana

m R N 2 )] 1 )( ( [ 4 ) ( )

( 1 1

2 1 1 * 1          

jika R11

dan titik kesetimbangan kepunahan susceptible

),

,

,

0

,

0

(

* * *

2

I

a

I

d

E

* 2 2 * 2 * 2 * ( ) N m N N m

Ia

        dan . * 2 2 * 2 2 * N m N Id         (3)

Di mana

m R N 2 ] 1 )( )( [( 4 ) 2 ( ) 2

( 2 0

2 2 2 * 2                           

jika R0 1 dan

1.

Menurut Lopez et al. (2007), titik kesetimbangan bebas penyakit

)

0

,

0

,

,

(

* * *

1

S

a

S

d

E

stabil asimtotik lokal jika 1

2 

R dan R0R2 1 dan stabil global jika

1 1 1

)

)(

(

R

dan R2 1R0. Titik kesetimbangan kepunahan susceptible

E

2*

adalah stabil asimtotik lokal jika

R

1

1

dan

R

0

1

(

1) dan stabil global jika

1

,

1

1

R

dan

.

2 2 0

R

Menggunakan nilai-nilai parameter dalam Tabel 3 dan karena R1 99,22361,

, 1 0001169 ,

0

0  

R dan , 1 9998831 , 0 9878 , 0 0 2 R

R     maka

model HIV/AIDS dengan pengaruh kelompok umur dan kepadatan penduduk di Indonesia hanya mempunyai titik kesetimbangan bebas penyakit ) 0 , 0 , 000 . 450 . 10 , 000 . 029 . 55 ( * 1  E yang

stabil asimtotik lokal. Hal ini dapat juga dilihat dari matriks Jacobi pada

, ) 0 , 0 , 000 . 450 . 10 , 000 . 029 . 55 ( * 1 

E yaitu

.

3159

,

0

-0625

,

0

0

0

00002125

,

0

0,4709

-0

0

0,1223

-0,0503

-0,3794

-0,0122

0,2646

-0,2648

-1,9050

0,6768

-)

(

1*





E

J

di mana semua nilai eigen dari J(E1*) adalah negatif

1

0

,

7412

,

2

0

,

3150

,

. 3159 , 0 dan 4709 , 0 4

3 



Selanjutnya, karena R2R0 0,98791dan , 4931 , 2 2236 , 99 2 2 1

    

R maka

titik kesetimbangan bebas penyakit ) 0 , 0 , 000 . 450 . 10 , 000 . 029 . 55 ( * 1  E stabil

asimtotik global. Kestabilan global dari titik kesetimbangan bebas penyakit ini dapat dilihat pada grafik solusi numerik model epidemik HIV/AIDS menggunakan metode Runge- Kutta order empat berikut (Gambar 5).

(8)

81 (a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 5 Kestabilan global titik kesetimbangan bebas penyakit dari model epidemik HIV-AIDS dengan pengaruh kelompok umur di Indonesia:

 

0 62376714,

a

S

S

d

 

0

168972405

,

 

0

528

a

I

dan

I

d

 

0

19445

.

Gambar 5 (a) menunjukkan bahwa subpopulasi

susceptible anak (Sa) cenderung bertambah

pada satu tahun pertama kemudian turun terus hingga 16 tahun pertama dan tampak Sa

konvergen menuju

S

a*

55

.

029

.

000

. Gambar 5 (b) menunjukkan bahwa sejak awal tahun hingga 17 tahun pertama subpopulasi

susceptible dewasa (Sd) berkurang terus jumlahnya dan Sd konvergen menuju

.

000

.

450

.

10

*

d

S

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8

2x 10 8

t (Tahun)

Suceptible Dewas

a (Sd)

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

t (Tahun)

Infected Anak (Ia)

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8

2x 10 4

t (Tahun)

Infected Dewasa (Id)

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8

2x 10 8

t (Tahun)

(9)

82 Kecenderungan subpopulasi infected anak (Ia )

hampir sama seperti subpopulasi susceptible

dewasa. Dari awal tahun hingga 6 tahun pertama tampak jumlahnya turun terus ( Gambar 5 (c)) dan Ia konvergen menuju

0

*

a

I

. Gambar 5.5 (d) menunjukkan bahwa sejak awal tahun hingga 18 tahun cenderung turun terus jumlahnya dan Id konvergen

menuju

I

d*

0

. Jadi, jika parameter tidak

berubah maka tidak ada individu yang terinfeksi dan subpopulasi susceptible anak dan dewasa menuju nilai positif yang konstan.

KESIMPULAN

Untuk kasus data HIV/AIDS di Indonesia dengan data awal tahun 2009, nilai-nilai ambang rasio reproduksi susceptible

, 2236 . 99 1 

R rasio reproduksi infected

0001169 .

0 0 

R dan laju kontak infeksi .

9878 . 0 2

R Model epidemik HIV/AIDS dengan dua kelompok umur dan kepadatan penduduk mempunyai satu titik kesetimbangan

bebas penyakit

) 0 , 0 , 000 . 450 . 10 , 000 . 029 . 55 ( * 1 

E yang

stabil asimtotik global. Jadi, jika parameter tidak berubah maka tidak ada individu yang terinfeksi dan subpopulasi susceptible anak dan dewasa menuju nilai positif yang konstan.

UCAPAN TERIMAKASIH.

Pada kesempatan ini, kami Tim Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional atas pembiayaan pelaksanaan Penelitian Fundamental Tahun 2011 ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, R.M., (2001) The Role of Mathematical Models in The Study of HIV Transmission and The Epidemiology of AIDS, J. AIDS 1;214-256.

Anonim (2007). Profil Kesehatan Indonesia, Departemen Kesehatan RI. http:/www.depkes.go.id/ Tanggal Akses 12 Agustus 2011.

Anonim, (2010a) Profil Kesehatan Indonesia. Depkes RI. http:/www.depkes.go.id/ Tanggal Akses 12 Agustus 2011. Anonim, (2010b) Republic of Indonesia

Country Report of the Follow up to The

Declaration of Commitment on

HIV/AIDS: Reporting Period 2008-2009, National AIDS Commision Republic of Indonesia. Anonim, (2010c) United Nations General Assembly Special Sesion (UNGASS) Country Report. Depkes RI.

Brauer, F. and Castillo-Chavez, C. (2001)

Mathematical Models in Population Biology and Epidemiology, Text in Applied Mathematics Vol. 40, Springer Verlag.

Kermack, W.O san McKendrick, A.G. (1927) A Contribution to the Mathematical of Epidemics, Proceedings of the Royal Society of London 1997; 115;700-721. Lopez, R., Kuang, Y. dan Tridane, A. (2007).

(10)

83

Marsudi dan Trisilowati (2004) Model Penyebaran Epidemik dan Penyebaran Spatial (Geografi) Epidemik Demam Berdarah, Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati (Live Science), Vol. 16 Nomor 1, Lemlit Unibraw Malang.

Marsudi dan Kwardiniya (2011) Analisis Kestabilan Model HIV/AIDS dengan Pengaruh Kelompok Umur dan

Kepadatan Penduduk, Laporan Hasil Penelitian Fundamental DP2M Dikti, Universitas Brawijaya.

Murray, J. D. ( 1993) Mathematical Biology, Springer-Verlag Berlin Heidelberg, NewYork.

Gambar

Gambar 1.
Tabel 3  Estimasi Nilai Parameter Model
Gambar 2 Plot  pada 1R1
Gambar 4  Plot dari   terhadapR  2
+2

Referensi

Dokumen terkait

mahkamah Knstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan Wakil Presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum beruppa pengkhiyanatan

1. semua kegiatan yang diberikan kepada peserta didik di bawah tanggung jawab pemerintah. semua kegiatan yang diberikan kepada peserta didik di bawah tanggung jawab sekolah.

Jika dilakukan roasting diluar (daerah lain, yaitu Tegal) biaya per kgnya sangat mahal, yaitu 50.000/kg. Harga proses ini lebih mahal dari bahan bakunya. Harga green bean yang

Poin ini bernilai Rp 450,- dimana dapat dilakukan oleh user untuk penerima sumbangan (target), dan poin ini akan diolah oleh admin untuk dijadikan laporan dalam bentuk

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa laba merupakan keuntungan yang diperoleh dari selisih antara hasil penjualan produk dan jasa dengan harga

CCTV merupakan alat pengawas terus menerus dan tidak mengenal lelah, CCTV juga berfungsi preventif karena secara psikologis orang menjadi takut dan enggan untuk berbuat

Carolina, 2013, Pengujian Aktivitas Hipoglikemik Ekstrak Air Daun Angsana (Pterocarpus Indicus Willd) terhadap Histopatologi Sel Beta Pankreas yang Diinduksi Tikus

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana atas rahmat dan Kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat