• Tidak ada hasil yang ditemukan

TKS 4406 Material Technology I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TKS 4406 Material Technology I"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

TKS 4406

Material Technology I

Kaca & Keramik

Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT. Department of Civil Engineering Faculty of Engineering University of Brawijaya

Kaca

(2)

Kaca

Proses Pembuatan

1. Kaca yang ditarik, kaca yang cair ditekan ke luar di atas sekoci dan langsung ditarik oleh rol-rol yang berderet-deret dan berhadap-hadapan ke arah atas. Rol-rol ini dapat disetel, sehingga tebal kaca dapat diatur. Cara ini adalah proses pembuatan kaca yang paling murah.

2. Kaca yang dituang, kaca yang telah cair langsung dituangkan ke dalam talam yang besar dan sangat licin, yang terbuat dari besi tuang. Tinggi pinggiran talam akan menentukan tebal kaca. Proses pembuatan kaca ini paling cocok untuk membuat kaca bermotif.

Kaca

Proses Pembuatan

(3)

Kaca

Penggolongan Kaca

Kaca dapat digolongkan berdasarkan ketebalannya :

Kaca

Warna dan Motif

Warna dan motif dari kaca dapat diuraikan sebagai berikut :

– Kaca buram, pembuatannya dilakukan dengan cara mengecat pelat kaca dengan bubur tepung dan setelah itu dikerjakan dengan pesawat penyembur pasir atau dengan cara gosok tangan.

– Kaca berwarna, dibuat dengan cara penuangan dan mencampur zat-zat tertentu (pigmen) yang mengakibatkan kaca berwarna.

(4)

Kaca

Warna dan Motif

– Kaca bermotif (kaca mozaik), dari potongan-potongan kaca yang direkatkan atau digabungkan sehingga didapatkan gambar perincinan menurut rencana umum yang memuat pembagian dan warna, perpotongan dengan ukuran yang sebenarnya.

– Kaca sepuhan, kaca yang permukaannya diperkeras sehingga jika pecah hancur akan berbentuk kristal dan tidak tajam.

– Kaca bertulang (reinforced glass), pada waktu menuang kaca cair dimasukkan kawat logam ke dalam massa kaca cair sehingga diperoleh kaca yang diperkuat.

Kaca

Warna dan Motif

– Kaca lapis (laminated glass), terdiri dari 2 lapisan atau lebih. Kaca yang dibuat dengan cara mengapung, di antara masing-masing lembar kaca terisi lapisan seloid atau getah (resin) epoksi.

(5)

Kaca

Sifat Kaca

Sifat kaca sebagai jendela terkena energi matahari dalam bentuk cahaya dan panas. Frekwensi cahaya (termasuk sinar ultra ungu) 280 – 770 nm, sedangkan frekwensi panas (termasuk infra merah) 770 – 3.000 nm. Kaca berfungsi sebagai perangkap panas karena frekwensi panas (gelombang pendek 700 – 3.000 nm) dapat menembus kaca dan memanasi bagian dalam gedung. Tetapi bahan yang dipanasi akan berfrekwensi gelombang panjang (3.000 – 100.000 nm) yang tidak dapat tembus kaca lagi.

Kaca

Sifat Kaca

(6)

Kaca

Sifat Kaca

Disamping dua sistim tersebut, terdapat juga sistim kombinasi (kaca yang menyerap panas dan memantulkan panas) yang dapat menghindari masuknya panas sampai ± 75%. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa hal ini akan mengurangi masuknya cahaya sampai ± 45%. Hal ini berarti bahwa luasnya jendela harus ditambah menurut faktor tersebut.

KERAMIK

Pendahuluan

 Perkembangan keramik di Eropa dimulai pada masa

(7)

KERAMIK

Pendahuluan

(lanjutan)

 Dengan berkembangnya teknologi, pada abad terakhir ini,

pemakaian bahan keramik tidak hanya terbatas pada bahan bangunan dan alat rumah tangga, tetapi sudah meningkat pada keramik untuk bidang teknik, antara lain keramik untuk teknik listrik dan teknik suhu tinggi seperti isolator listrik, busi kendaraan, transistor dan kapasitor, bata tahan api, ceramic metal, fibre optic, silicon, dan lain-lain.

KERAMIK

Pendahuluan

(lanjutan)

 Ditinjau dari kata keramik yang berasal dari kata bahasa

Yunani keramos yang berarti bahan yang dibakar, maka yang disebut produk keramik adalah mencakup macam-macam produk yang dibuat melalui proses pembakaran.

 Di Indonesia, perkembangan industri keramik berjalan

(8)

KERAMIK

Bahan Baku

Bahan baku keramik berupa oksida-oksida mineral yang terdapat di alam berupa batuan maupun pelapukan dari

batuan. Jenis oksida tersebut adalah : SiO2, Al2O3, Fe2O3,

CaO, MgO, K2O dan Na2O. Oksida-oksida ini banyak terdapat

pada tanah liat (lempung), yang terdapat dalam bentuk batuan adalah feldspar, kwarsa dan batu kapur. Bahan baku keramik yang banyak digunakan adalah :

1. Tanah liat

2. Feldspar

3. Kwarsa

4. Batu Kapur

KERAMIK

Bahan Baku

(lanjutan)

1. Tanah liat/lempung (clay) merupakan jenis tanah hasil

(9)

KERAMIK

Bahan Baku

(lanjutan)

2. Feldspar merupakan jenis batuan yang tidak terlalu

keras, tersusun dari mineral alumina silikat. Ada dua jenis

yaitu feldspar kalium (mengandung K2O) disebut

orthoclase feldspar dan feldspar natrium (mengandung

Na2O) disebut plagioclase feldspar. Feldspar di industri

keramik dipakai sebagai sebagai bahan pelebur (merendahkan suhu leleh), glasir, gelas atau kaca.

KERAMIK

Bahan Baku

(lanjutan)

3. Kwarsa, berbentuk batuan keras atau pasir. Pemakaian

dalam industri keramik yaitu :

 Campuran dalam pembuatan keramik putih dan

keramik halus.

 Campuran pembuatan glasir dan email.

 Bahan dasar pembuatan gelas atau kaca.

 Bahan dasar pembuatan batu tahan api jenis silika.

(10)

KERAMIK

Bahan Baku

(lanjutan)

4. Batu Kapur , dalam industri keramik digunakan sebagai

bahan campuran.

KERAMIK

Sifat Bahan Mentah

Sifat bahan mentah keramik yang diperlukan adalah sifat fisik dan sifat kimianya, tetapi yang lebih dominan adalah sifat fisiknya. Sifat fisik yang menonjol untuk industri keramik

adalah susunan butiran. Susunan butiran bahan, akan

(11)

KERAMIK

Sifat Bahan Mentah

(lanjutan)

Sifat kimia dari bahan mentah juga harus diketahui karena erat hubungannya dengan susunan mineral yang dikandung serta produk yang dituju. Susunan kimia bahan berhubungan dengan sifat susut, titik lebur, kelakuan selama pembakaran serta sifat ketahanan kimia dari produk akhir.

KERAMIK

Proses Pembuatan

(lanjutan)

1. Penyiapan bahan mentah, meliputi : penggalian bahan

mentah, penimbunan dan penggilingan.

2. Pembentukan produk, proses pembentukan produk

(12)

KERAMIK

Proses Pembuatan

(lanjutan)

3. Pengeringan, pada saat keramik selesai dibentuk,

biasanya mengandung air antara 7-30 % tergantung cara pembentukkannya. Keramik ini masih dalam kondisi mentah dan basah sehingga untuk mengurangi kadar airnya perlu dikeringkan lebih dulu. Tujuan pengeringan adalah untuk mnguapkan air yang masih terkandung di dalam produk mentah tadi, sehingga pada saat dibakar tidak banyak terjadi kerusakan, tidak berubah sifat maupun bentuknya. Pada saat pengeringan, akan terjadi penyusutan karena air di dalam bahan mentah akan menguap. Jika penyusutan telah selesai, maka produk kering sudah tidak mengalami perubahan bentuk lagi .

KERAMIK

Proses Pembuatan

(lanjutan)

4. Pembakaran, pembakaran produk keramik bertujuan

untuk mendapatkan produk yang bersifat tidak berubah bentuknya, keras, cukup kuat menahan beban, tahan air, padat dan tahan terhadap pengaruh cuaca lainnya. Proses yang terjadi pada keramik selama pembakaran terdiri dari beberapa tahap, yaitu :

i. Tahap penguapan air mekanis sisa pengeringan.

(13)

KERAMIK

Bahan Bangunan Keramik Berat

a. Bata merah biasa

b. Bata berlubang

c. Bata merah pelapis

d. Bata berongga

(a) (b)

(c) (d)

KERAMIK

Bahan Bangunan Keramik Berat

e. Bata klinker

f. Genteng berglasir

g. Ubin tahan asam

(e)

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Tema sains dan interaksinya dengan teknologi dan masyarakat muncul paling sedikit dan tidak ditekankan pada buku biologi kelas X materi kingdom animalia yang

Freeport Indonesia merupakan konflik antar individu dan konflik antar kelompok, hal ini dikarenakan beraneka ragam individu dan kelompok baik sifat, latarbelakang

Skripsi yang berjudul “Uji Kepekaan (Sensitivity Test) Bakteri Penyebab Mastitis pada Kambing Peranakan Etawa (PE) di Beberapa Kecamatan Kabupaten Banyuwangi

Menurut Widodo (2013:9) Clustering atau klasifikasi adalah metode yang digunakan untuk membagi rangkaian data menjadi beberapa group berdasarkan kesamaan-kesamaan

(2004) bahwa serangan koi herpes virus menunjukkan gejala-gejala berupa: 1) produksi lendir (mukus) berlebih sebagai respon fisiologis terhadap kehadiran patogen, selanjutnya

Hal ini seperti yang ada di pondok pesantren Millinium yakni pendidikan anak usia dini yaitu mulai dari santri-santri balita, anak-anak, dan pendidikan pemberdayaan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul “Efektivitas Waktu Aplikasi Dan Konsentrasi Pestisida Nabati Paitan (Tithonia diversifolia) Terhadap Intensitas Kerusakan

Pada iklan produk segmentasi dewasa yang tayang di televisi edisi Desember 2012, anak-anak beradegan sebagai peran tambahan atau figuran dengan prosentase