• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bercakap-Cakap Menggunakan Boneka Jari pada Anak Kelompok A di TK Kanisius Gendongan Sala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bercakap-Cakap Menggunakan Boneka Jari pada Anak Kelompok A di TK Kanisius Gendongan Sala"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom

action reasch). Menurut Arikunto, S. dkk (2008: 3) Penelitian Tindakan Kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama. PTK merupakan suatu penelitian bersiklus yang dilakukan oleh guru

berdasarkan permasalahan riil yang ditemui di kelas, melalui langkah-langkah

merancang pelaksanaan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif,

partisipatif, dan reflektif mandiri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas

belajar siswa dan kinerja guru dapat meningkat.

1.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di sebuah Taman Kanak-kanak di kota

Salatiga yaitu, di TK Kanisius Gendongan, Jln. Dr. Muwardi No.4 Salatiga.

1.3. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah anak kelompok A pada usia 4-5 tahun

di TK Kanisius Gendongan kota Salatiga tahun pelajaran 2016/2017. Jumlah

anak adalah 20 orang yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 10 anak

(2)

1.4. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2012 : 61). Pada penelitian ini telah ditentukan 2 variabel, yaitu bebas dan

terikat :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.

Variabel bebas pada penelitian ini yaitu metode bercakap-cakap dengan

boneka jari.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu keterampilan berbicara.

3. Definisi Operasional

a. Berbicara : suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, gagasan, atau

isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa

lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain.

b. Bercakap-cakap : salah satu metode pembelajaran di Taman

Kanak-kanak yang dilaksanakan dengan cara saling

mengkomunikasikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan secara verbal

serta mewujudkan kemampuan bahasa reseptif dan bahasa ekspresif.

(3)

dibentuk pola sesuai yang diinginkan misalnya bentuk gajah, dan

lain sebagainya. Boneka tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga

dapat dimasukkan ke dalam jari-jari tangan manusia, sehingga dapat

dimainkan oleh anak.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Data sangatlah penting bagi tercapainya hasil sebuah penelitian, maka

dari hasil observasi sebelumnya teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah :

1. Observasi

Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam

penelitian ketika peneliti melihat situasi penelitian. Penelitian ini

dilakukan dengan melihat suatu situasi secara langsung, jadi peneliti

mengamati langsung situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan.

Pengamatan yang biasanya dilakukan meliputi pengamatan kondisi interasi

pembelajaran, tingkah laku anak dan lingkungan kelas. Alat yang akan

digunakan untuk pengamatan antara lain lembar pengamatan, ceklist,

catatan kejadian. Pada waktu observasi dilakukan, peneliti mengamati

proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu

yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut, baik yang terjadi pada

guru maupun situasi kelas.

2. Dokumentasi

Dokumen yang akan digunakan bertujuan untuk memperoleh

(4)

tertulis seperti RKH, dan foto-foto kegiatan. Hasil studi dokumentasi

tersebut akan dijadikan bahan rujukan sebagai penunjang dalam penelitian.

3.6. Teknik Analisa Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data berupa deskriptif

kuantitatif. Peneliti dalam kegiatan ini akan berusaha untuk memunculkan

makna dari setiap data yang diperoleh dari hasil observasi. Data yang telah

diperoleh dari observasi berupa angka akan dianalisis serta diuraikan dalam

bentuk diskripsi. Diskripsi ini bertujuan untuk mendiskripsikan suatu

peristiwa yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung mulai dari persiapan

pembelajaran, selama kegiatan pembelajaran sampai dengan evaluasi kegiatan

pembelajaran.

Pada tahap analisis ini, setiap aspek penilaian kemampuan berbicara anak

didiskripsikan sebagai hasil pengamatan dari setiap anak sesuai dengan

indikator yang telah ditentukan. Kemudian dilakukan penilaian melalui

kategori tingkat kemampuan berbicara. Hasil setiap siklus dibandingkan

indikator keberhasilan. Berikut ini adalah cara untuk mengetahui distribusi

frekuensi perolehan nilai kemampuan berbicara dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

P = Prosentase yang dicapai.

f = Jumlah skor yang dicapai.

N = Jumlah skor maksimum. P = 𝑓

(5)

3.7. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak

di TK Kanisius Gendongan Salatiga yang ditunjukkan dengan bertambahnya

kemampuan bicara anak yang sebelumnya masih kurang mampu untuk

mengembangkan kemapuan bahasanya, dan siswa menjadi lebih aktif dalam

kegiatan pembelajaran. Dengan metode bercakap-cakap akan sedikit

membantu aspek perkembangan bahasa tersebut. Adapun gambaran

keberhasilan yang akan peneliti dapatkan dalam pelaksanaan penelitian yang

telah diadaptasi dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 146

Tahun 2014 yang tercantum dalam tabel adalah berikut :

Tabel 1. Indikator Peningkatkan Kemampuan Berbicara

No

Kompetensi Dasar PERMENDIKBUD No. 146 Tahun 2014

Indikator Kemampuan Butir Amatan

I Memahami bahasa

dengan tenang ketika

(6)

bahasa secara verbal

dan non verbal)

Menceritakan kembali

cerita yang di dengar.

Anak dapat

menceritakan kembali

cerita yang telah

didengar secara runut.

Keterangan :

Memperhatikan

Nilai 3 : baik, jika anak memperhatikan guru sampai cerita selesai.

Nilai 2 : cukup, jika anak bercanda dengan teman dan mendapat teguran guru

anak tidak menggulanginya lagi sampai cerita selesai.

Nilai 1 : kurang, jika anak bercanda dengan teman dan mendapat teguran guru

anak menggulanginya lagi sampai beberapa kali.

Dapat menjawab pertanyaan

Nilai 3 : baik, anak dapat menjawab 3 pertanyaan.

Nilai 2 : cukup, anak dapat menjawab 2 pertanyaan.

Nilai 1 : kurang, anak dapat menjawab 1 pertanyaan.

Menceritakan kembali

Nilai 3 : baik, anak dapat bercerita secara runut.

Nilai 2 : cukup, anak dapat bercerita tapi tidak sesuai runutan.

(7)

Selanjutnya dengan membandingkan hasil penelitian dari siklus I dan

siklus II. Penelitian ini akan dikatakan berhasil jika 80% dari 20 anak telah

mengalami kenaikan kemampuan berbicara dalam kategori baik.

3.8. Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian dalam penelitian adalah

Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Suharsimi Arikunto (2007 : 74) bahwa

PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus

berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus yaitu,

perencanaan (planing), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan

refleksi (reflecting) yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Suharsimi Arikunto, dkk;2008). SIKLUS I

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

SIKLUS II Perencanaan

Pelaksanan

Pengamatan Refleksi

(8)

Siklus 1

Siklus 1 terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan

refleksi.

1. Perencanaan

Tahap perencanaan adalah tahap dimana peneliti perencanakan suatu

kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Tahap perencanaan

biasanya dilakukanya pembuatan rancangan kegiatan yang akan

digunakan untuk kegiatan belajar mengajar yaitu Rencana Kegiatan

Harian (RKH). RKH dibuat sebelum terlaksananya pembelajaran, maka

dari itu guru harus mempersiapkan segala keperluan yang akan

digunakan untuk belajar. RKH harus dibuat sesuai dengan indikator.

RKH ini dibuat juga bertujuan agar kegiatan yang akan terlaksana

berjalan secara sistematis dan terarah, jadi jika terjadi kesalahan maka

peneliti dapat lebih mudah untuk memperbaikinya pada tahap berikutnya.

Dengan pembuatan RKH yang baik maka ketika mengajar guru juga

lebih mudah untuk mengkondisikan tata ruang kelas maupun anak-anak

selama awal hingga akhir kegiatan belajar mengajar.

Namun, tidak hanya RKH saja yang harus dipersiapkan oleh guru.

Kelengkapan media yang akan digunakan dalam mengajar juga perlu

dipersiapkan. Guru juga harus bisa menguasai penggunaan media

tersebut, dan guru juga harus mempertimbangkan apakah media tersebut

dapat digunakan anak atau tidak serta apakah media tersebut dapat

memenuhi tujuan dari kegiatan belajar yang telah direncanakan.

(9)

Tahap pelaksanaan adalah tahap melaksanakan segala rencana

pembelajaran yang dipersiapkan sesuai dengan tahap persiapan. Tahapan

ini dilakukan ketika dilangsungkannya proses kegiatan belajar mengjar.

Ada tiga kegiatan dalam langkah ini diantaranya, kegiatan pembuka,

kegiatan ini dan kegiatan penutup. Semua kegiatan ini harus dilakukan

sesuai dengan rencana awal agar dalam tahapan selanjutnya dapat

berjalan dengan baik.

3. Pengamatan

Tahap Pengamatan dilakukan ketika tahap pelaksanan berlangsung,

peneliti langsung mengamati apa saja kegiatan yang dilakukan anak,

bagaimana proses belajar mengajar berlangsung dan semua apa yang

terjadi selama kegiatan tersebut. Peneliti dapat menggunakan catatan

kecil atau sejenisnya untuk mencatat semua kegiatan yang diperlukan.

4. Refleksi

Setelah tahapan pengamatan terlaksana dan data terkumpul maka

dilakukanlah tahap refleksi yaitu megulas semua kegiatan pembelajaran.

Dengan adanya refleksi maka peneliti dapat mengevaluasi semua

kegiatan yang telah terlaksana.

Siklus 2

Siklus 2 dilakukan seperti halnya dengan siklus 1 yang mencakup

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi serta perbaikan

rencana. Pada siklus 2 dilakukan seperti tahap-tahap pada siklus 1 dengan

(10)

siklus 1, sehingga kelemahan yang terjadi pada siklus 1 tidak terjadi pada

siklus 2. Sehingga siklus 2 ini dapat memperbaiki siklus 1 agar menjadi

Gambar

Tabel 1. Indikator Peningkatkan Kemampuan Berbicara
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi melalui penggunaan pendekatan whole language pada siswa kelas IIC SD Djama’atul Ichwan

[r]

perusahaan secara keseluruhan maupun secara spesifk yang dihadapi oleh unit operasi dilihat dari perspektif mutu produk maupun kualitas sistim jaminan mutu dalam setiap proses

agricultural sector. The nature of agriculture and the use of land as a fundamental asset make possible to carry out the production process also in units managed without a

agricultural sector. The nature of agriculture and the use of land as a fundamental asset make possible to carry out the production process also in units managed without a

IF-ITB/WD dari Silberschatz, modifikasi TW /27 Okt 2003 IF3111 – Functional Dependency. Page 5 Use of

Soaking process in white pepper processing is also one of the important factors to get good quality of pepper. I t need plenty of clean running water to get

In a context as the Italian one, where EH is rather weak, it is even more difficult to define the boundaries of IEH, separating it from other discipli- nes and subfields which have