AUDIT KLINIS PERTEMUAN 1 Dr.NOOR YULIA MM
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
•
mahasiswa
mengetahui,
memahami dan mampu
menerapkan konsep
Deskripsi Kompetensi Perekam Medis
•
Untuk menguasai kompetensi ini seorang
perekam medis harus memiliki pengetahuan
tentang :
–
Audit klinis
–
Audit Medik,
–
Fungsi dan tugas rekam medik dalam telaah
kasus
JADWAL PERKULIAHAN
•
16 X Pertemuan
–
14 x perkuliahan
–
1 x Ujian Tengah Semester ( UTS )
–
1 X Ujian Akhir Semester ( UAS )
•
SKS :
PENILAIAN
•
Absensi Kehadiran : 20 %
•
Tugas
: 20 %
SUMBER KEPUSTAKAAN
• Jacobalis, Samsi. Audit Klinis Rumah Sakit. Materi Ilmiah
Pelatihan Tahun 2007
• Wiyono, Djoko, Mutu Pelayanan Kesehatan Tahun 2005 • Willy Susilo ,Audit Mutu Internal , Panduan praktis para
praktisi manajemen mutu dan auditor mutu internal , edisi 1 September 2003
• Principles for best practice in clinical Audit, NICE 2002 • KMK No.496/Menkes/SK/IV/2005 tentang pedoman audit
medis dirumah sakit
• PMK no.10 ttg Dewan PengawasRS 2014
• Standar Nasional Akreditasi RS Edisi 1 yg efektif 1
januari 2018
SISTIM MANAJEMEN MUTU
• Persyaratan umum yang harus dipenuhi yaitu mampu :
a)Mengidentifkasi proses /kegiatan yang diperlukan dalam sistem manajemen mutu & memastikan penerapannya pada seluruh fungsi diperusahaan
b)Menentukan urutan & hubungan interaksi proses-prosestersebut
c) Menetapkan kriteria & metode yang diperlukan, sehingga dapat menjamin pengoperasian maupun pengendaliannya berjalan
efektif
d)Memastikan tersedianya sumberdaya & informasi yang
diperlukan untuk mendukung pengoperasian & pemantauan proses-proses tersebut
e)Memantau, mengukur & menganalisa proses-proses tersebut
f) Melaksanakan tindakan-tindakan yang perlu untuk mencapai hasil yang telah direncanakan dan upaya perbaikan proses
Persyaratan umum dokumentasi
a. Umum
– Pernyataan resmi mengenai Kebijakan Mutu dan formulasi
sasaran-sasaran mutu
– Prosedur terdokumentasi sebagaimana disyaratkan dalam Standar
Nasional
– Dokumen-dokumen lain yang diperlukan untuk menjamin efektivitas
perencanaan, pelaksanaan maupun untuk pengendalian proses-proses yang dijalankan
– Arsip-arsip atau catatan yang disyaratkan dalam Standar Nasional ini
b. Manual Mutu
– Penjelasan lingkup sistem manajemen mutu, termasuk penjelasan
dan alasan pengecualian
– Prosedur-prosedur terdokumentasi yang dikembangkan untuk sistem
manajemen mutu atau acuan-acuan yang digunakan
– Penjelasan mengenai hubungan interaksi antara proses-prosessistem
c. Pengendalian dokumen
– Pengesahan kesesuaian dokumen-dokumen sebelum dipergunakan – Peninjauan dan pembaruan dokumen-dokumen sesuai kebutuhan
dan untuk pengesahan ulang
– Memastikan bahwa perubahan-perubahan dokumen serta status
revisi terbaru diidentifkasi
– Memastikan bahwa versi dokumen yang masih berlaku tersedia
ditempat dimana dokumen tersebut dipergunakan
– Memastikan bahwa dokumen-dokumen dapat cepat dan mudah dipahami serta diidentifkasi
– Memastikan dokumen-dokumen yang berasal dari luar perusahaan
teridentifkasi dan pendistribusiannya terkendali
– Menjaga dokumen-dokumen yang telah lewat masa berlakunya dari
d. Pengendalian arsip
- Arsip harus disediakan & dipelihara untuk
membuktikan kesesuaian tehadap persyaratan dan efektivitas pelaksanaan sistem manajemen mutu.
- Arsip harus dapat dengan cepat dan mudah
dipahami serta dapat diidentifkasi serta ditelusuri.
- Prosedur terdokumenasi harus dibuat untuk
menetapkan pengendalian yang perlu dilakukan untuk identifkasi, penyimpanan, pengamanan, penelusuran, masa retensi serta pemberian
Pengelolaan sumber daya
•
Penyediaan sumber daya
–
Menjalankan dan mempertahankan
sistem manajemen mutu dan
melakukan perbaikan secara
berkesinambungan terhadap
efekivitasnya
–
Meningkatkan kepuasan pelanggan
dengan memenuhi
Pengertian audit
•
Audit adalah kegiatan mengumpulkan informasi
faktual dan signifkan melalui interaksi pemeriksaan
, pengukuran dan penilaian yang berujung pada
penarikan kesimpulan secara sistematis, objektif
dan terdokumentasi yang berorientasi pada azas
penggalian nilai atau manfaat
•
Semua AUDIT pada hakekatnya merupakan
Audit klinik
• Audit klinik merupakan alat penting dalam menilai kualitas pelayanan kesehatan kepada pasien dan manajemen yang diberikan dalam setiap fasilitas kesehatan.
• Audit klinik dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk penilaian terhadap catatan pasien atau melalui pengamatan langsung saat berkonsultasi.
• Audit klinik adalah review kinerja klinis, pemurnian praktek klinis dan pengukuran kinerja terhadap
standar yang telah disepakati .
Audit Medik
• Audit Medik berfungsi sebagai benteng bagi penyedia
layanan kesehatan terutama yang berkaitan dengan medis-masalah hukum.Melalui proses ini, kelemahan dan kekuatan dari manajemen kepada pasien baik didokumentasikan atau diamati dapat diidentifkasi.
• Audit Medik bukanproses pencarian kesalahan, bukan
TUJUAN AUDIT KLINIS
• Adalah memperbaiki / menyempurnakan kekurangan –
kekurangan dalam asuhan klinis yang belum sesuai dengan ketentuan dan prosedur – prosedur didalam sarana
kesehatan
• Tujuan Umum:
– Untuk meningkatkan kualitas pelayanan
• Tujuan khusus:
– Memastikan kompetensi Petugas Medis
– Menjamin keselamatan pasien saat sedang dalam perawatan
– Mengidentifkasi kelemahan dalam manajemen pasien dan langkah-langkah rencana perbaikan.
– Memastikan adanya perawatan yang kontinyu
Audit klinis adalah analisis tentang:
•
Mutu Prosedur :
–
Proses medis, penunjang medis,
keperawatan
dibandingkan dengan
Standar Pelayanan / SPO.
•
Efsiensi
diukur dengan
Utilization Review
(U.R.).
JENIS AUDIT KLINIS
•
Ada 3 jenis audit yang dapat
dilakukan di tingkat perawatan
primer:
–
Audit catatan pasien
–
Pengamatan langsung saat konsultasi
dan
Audit yang dilaksanakan mencakup
•
Apakah diagnosis, tindakan (‘treatment’),
perawatan,sudah sesuai dengan Standar
Pelayanan dan SPO ?
•
Apakah pemanfaatan sumberdaya sudah
cukup efsien ?
•
Bagaimanakah hasil dari pelayanan yang
diselenggarakan pada mutu hidup pasien
MANFAAT AUDIT MEDIS / KLINIS
•
Manfaat umum;
–
meningkatkan mutu asuhan pasien,
•
Manfaat secara kasuistik :
–
mengidentifkasikan kekurangan dalam
asuhan klinis pada sarana kesehatan
kita,
NILAI TAMBAH DARI PELAKSANAAN
AUDIT KLINIS:
• Audit yg efektif harus mengarah kepada PERUBAHAN, • Program Audit Klinis yg aktif adalah sarana edukatif
bagi semua profesional, terutama para junior, • Program Audit Klinis yg aktif adalah sarana
komunikasi yang efektif untuk alih pengetahuan dan pengalaman antara berbagai spesialisasi,
• Audit memicu kerjasama tim antara para profesional, • Pelaksanaan audit memicu pengisian Rekam Medis
dengan baik,
Pengertian
• Audit klinik adalah upaya evaluasi secara
professional terhadap mutu pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan
rekam medisnya yang dilaksanakan oleh profesi medis
• pengertian audit secara umum meliputi review,
assessment dan surveillance
• audit medis adalah upaya evaluasi secara
professional terhadap mutu pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan
Audit Klinis berciri:
•
keterbukaan,
•
bukan konfrontasi,
•
bukan ‘mengadili’ seseorang,
•
bukan menuduh, bukan menyalahkan, bukan
mem per malu kan seseorang
(not to name,
blame, and shame some body ),
apa lagi mencari
‘kambing hitam’ untuk dikorbankan,
•
dilaksanakan dalam suasana kekerabatan / per
saudaraan, dan edukatif,
Tim audit klinik :
•
Komite medic sub komite audit medic
•
Tim ad hock audit klinik – tim kerja
Audit medis
• Audit medis terdiri dari
– Audit internal dan
– Audit eksternal.
• Audit yang dilakukan oleh rumah sakit adalah audit internal
• merupakan kegiatan review, surveillance dan
assessment terhadap pelayanan medis
• Pembahasan kasus antara lain meliputi kasus
Audit rekam medis
• AUDIT REKAM MEDIS adalah telaah tentang
masalah-masalah yang dianggap penting dicermati di proses pelaksanaan pencatatan rekam medis supaya segera dapat diatasi dan tidak berlangsung terus
• berkas yang diaudit yaitu berkas rekam medis
• Audit rekam medis dilakukan oleh sub komite rekam medis dan atau penanggung jawab unit kerja rekam medis.
• Audit rekam medis terkait dengan kelengkapan pengisian rekam medis
• RM berperan sebagai sumber data
Masalah Lain yang ditelaah pada audit klinis
adalah :
• Selain masalah ketidaklengkapan pencatatan berkas juga menelususri problem-problem yang sering
dilaporkan menjadi masalah di dalam pelaksanaan administrasi RM di RS
• antara lain :
• Sistem yang belum efsien dan efektif memberikan kemudahan pelaksanaan RM
• Pihak manajemen belum mengembangkan sistem menjadi lebih handal dalam menghasilkan informasi penting
Pemeriksaan Kelengkapan Berkas
•
Audit Rekam Medis berarti memeriksa berkas RM
dari kemungkinan ketidaklengkapan berkas dari
atribut-atribut pencatatan terutama oleh petugas
pelayanan medis (Dokter, Perawat di rumah
sakit)
•
Pelaksana Audit Kelengkapan berkas RM adalah
petugas RM yang disyahkan melalui SK Direktur
RS.
•
secara konsisten melakukan pemeriksaan setiap
• Temuan didaftarkan ke dalam catatan yang distruktur cukup mengandung item-item yang dianggap penting setidak-tidaknya :
– Kelengkapan catatan biodata standar RM
– Pencatatan terbaca dan scientifk diagnosa awal / akhir
– Nama dan Tanda tangan dokter dibubuhkan jelas
– Pelaksanaan Informed Consent
– Renstra dan Askep tercatat konsisten
Temuan boleh berkembang sesuai dengan kebijakan lokal RS tetapi esensinya tetap memaksimalkan pelaksanaan ketentuan Permenkes 2008 yang berlaku, dan yang di dukung oleh UUPK 2004.
Tujuan Kelengkapan Berkas
Rekam Medis
• Memastikan semua pencatatan tentang pelayanan
medis/keperawatan terpenuhi optimal sesuai
standar kelengkapan yang tertulis di SOP masing-masing pelayanan.
• Menemukan bila ada kesilapan/kealpaan oleh
petugas supaya segera dilengkapi oleh pelaku yang bertanggung jawab.
• Bahan evaluasi tentang kinerja pelayanan
memenuhi tuntutan disiplin pelayananyang diatur oleh undang-undang.
• - Memenuhi persyaratan pelaksanaan
Mekanisme Pelaksaan Audit Kelengkapan
berkas RM
• Segera setelah berkas dinyatakan siap pakai di bagian pelayanan, berkas dikembalikan ke RM untuk direasembling
• Berkas diaudit tentang kelengkapan yang disepakati dalam ketetapan
SOP, bila ada kekuranglengkapan, berkas yang insufsien (tidak lengkap) diregistrasi, ditulis masalahnya pada lembaran insufsiensi.
• Berkas kemudian di ekspedisikan ulang ke bagian pelayanan terkait
pasien supaya segera dilengkapi oleh penanggung jawab.
• Berkas kembali dikirim (ekspedisi) ke audit kelengkapan untuk proses audit ulang sesuai dgn catatan pada insufsensi slip sebelumnya.
• Semua temuan dicatat dalam buku registrasi berkas untuk rekapitulasi • Berkas kemudian diserahkan ke bagian koding, registrasi pelayanan,
indeksing dan simpan di rak berkas.
• Rekapitulasi proses audit dilaporkan secara teratur, deskriptif untuk
PRIORITAS KONTRIBUSI REKAM
MEDIS
•
Administrasi Sensus Ranap
•
Audit kelengkapan Pengisian Berkas RM
•
Laporan Barber Johnson per Ruangan per Bulan.
•
Laporan 10 Besar Penyakit di Rawat Inap dan
Morbiditas RL 6
•
Laporan RL (rutin) tentang Rawat Inap.
SITUASI YANG IDEAL DALAM
PENYELENGGARAAN INSTITUSI
KESEHATAN
• INPUTINPUT: :
• dukungan manajemen untuk asuhan klinis dukungan manajemen untuk asuhan klinis
terorganisasi, mulus, dan selalu siap.
terorganisasi, mulus, dan selalu siap.
• PROSESPROSES: :
– profesionalisme para klinisiprofesionalisme para klinisi
– penerapan program- program menjaga mutu penerapan program- program menjaga mutu
standar pelayanan dan prosedur- prosedur
standar pelayanan dan prosedur- prosedur
operasional dijalankan.
operasional dijalankan.
– etika profesi diterapkan.etika profesi diterapkan.
OUTCOMEOUTCOME::
– asuhan yang aman dan efektif,berfokus pada asuhan yang aman dan efektif,berfokus pada
pasien,
pasien,
– tepat-waktu, efsien, dan adil.tepat-waktu, efsien, dan adil.
Jan 11, 2019 SAMSI J: AUDIT MEDIS/KLINIS 36 INSTRUMEN UNTUK
MENGUKUR MUTU PELAYANAN R.S.
Struktur
(Input) (Performance)