PENGGARAPAN KALIGRAFI ARAB DALAM
PERANCANGAN MOTIF UNTUK TIRAI
RUANG TAMU
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Kriya Seni/Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh: AGUNG SUGIARTO
C0903002
PENGGARAPAN KALIGRAFI ARAB DALAM
PERANCANGAN MOTIF UNTUK TIRAI RUANG TAMU
Disusun oleh
AGUNG SUGIARTO C0903002
Telah disetujui oleh pembimbing
Pembimbing
Dra. Tiwi Bina Affanti, M.Sn NIP. 195907091986012001
Mengetahui
Ketua Jurusan Kriya Seni/ Tekstil
PENGESAHAN
Telah disetujui oleh Tim Penguji Tugas Akhir Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Pada Tanggal :
Panitia Penguji :
1. Drs. F. Ari Dartono, M.sn
Ketua NIP.195811201987031002
2 Ratna Endah Santoso, Ssn
PERNYATAAN
Nama : Agung Sugiarto NIM : C0903002
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir berjudul Penggarapan Kaligrafi Arab Dalam Perancangan Motif Untuk Tirai Ruang Tamu adalah betul karya saya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi diberi tanda citasi(kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.
Surakarta, 14 Juni 2010
Yang membuat pernyataan,
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini Penulis persembahkan kepada : Bapak, Ibu, dan kakak
MOTTO
KATA PENGANTAR
Maha Besar Allah SWT yang telah memberikan kelancaran, kemudahan,
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir
dengan judul Penggarapan Kaligrafi Arab Dalam Perancangan Motif Untuk
Tirai Ruang Tamu, sebagai salah satu persyaratan guna mencapai gelar sarjana
Seni Rupa.
Penulis tidak akan sanggup dan mampu menyelesaikan penulisan dan
penyusunan tanpa dukungan dan kerja sama dari pihak-pihak yang bersedia untuk
memberikan sumbangan pikiran, waktu, dan tenaga bagi penulis. Oleh karena itu
penghargaan setinggi-tingginya, rasa hormat, dan ucapan terima kasih, penulis
tujukan kepada:
1. Drs. Sudarno M.A, Selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa.
2. Dra. Theresia Widyastuti, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Kriya Seni/ Tekstil
dan selaku koordinator Tugas Akhir.
3. Dra. Tiwi Bina Affanti, M.sn, selaku Pembimbing Tugas Akhir.
4. Bapak/Ibu dosen Seni Rupa, khususnya jurusan Kriya Seni/ Tekstil.
5. Keluargaku, atas segala kesabaran, pengorbanan, semangat dan
dukungannya sehingga penulis dapat mewujudkan Tugas Akhir ini.
6. Semua pihak yang telah mendukung Tugas Akhir ini
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan Pengantar
Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan, maka penulis berharap para pembaca
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa Kriya Seni/Tekstil
pada khususnya
Surakarta, Juni 2010
DAFTAR ISI
2. Sejarah Kaligrafi Arab ... 5
3. Jenis khatTulisan Kaligrafi... 9
4. Kaligrafi Di lihat dari Bentuknya ... 19
5. Perancangan Motif Tekstil ……… 22
6. Tirai... 24
9.Warna ... 31
D. Gagasan Awal Perancangan dan Alternatifnya ... 48
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kaligarafi Khat naskhi... 11
Gambar 2 Transkripsi Khat Naskhi... 11
Gambar 3 Khat Tsulutsy... 12
Gambar 4 Transkripsi Khat Tsulutsy... 13
Gambar 5 Transkripsi Khat Dewaniy... 14
Gambar 6Khat Dewaniy... 14
Gambar 7 Transkripsi Khat Dewany jaliy... 15
Gambar 8 Khat Dewaniy Jaliy... 15
Gambar 9 Transkripsi Khat Farisi... 16
Gambar 10Khat Farisi... 16
Gambar 11 TranskripsiKhat Riq’i... 17
Gambar 12Khat Riq’i... 17
Gambar 13 Transkripsi Khat Kufi... 18
Gambar 14Khat Kufi... 19
Gambar 15 TranskipsiKhat Raikaniy... 20
Gambar 16Khat Raikaniy... 20
Gambar 17 Kaligrafi Ekspresionisme... 21
Gambar 18 Kaligrafi Figural ... 22
Gambar 19 Kaligrafi Abstrak ... 23
Gambar 23 Hasil Percobaan 3 ... 46
Gambar 24 Hasil Percobaan 4 ... 46
Gambar 25 Hasil Percobaan 5 ... 47
Gambar 26 Hasil Percobaan 6 ... 47
Gambar 27 Sketsa Karya I ... 61
Gambar 28 Produk Karya I ... 62
Gambar 29 Sketsa Karya II ... 63
Gambar 30 Produk Karya II ... 64
Gambar 31 Sketsa Karya III... 65
Gambar 32 Produk Karya III... 66
Gambar 33 Sketsa Karya IV... 67
Gambar 34 Produk Karya IV... 68
Gambar 35 Sketsa Karya V... 69
Gambar 36 Produk Karya V... 70
Gambar 37 Sketsa Karya VI... 71
Gambar 38 Produk Karya VI... 72
Tabel Tabel 1 l Percobaan tentang warna ... 42
DAFTAR LAM PIRAN
Lampiran 1:
Kaligrafi Arab
Lampiran 2:
PENGGARAPAN KALIGRAFI ARAB DALAM PERANCANGAN MOTIF UNTUK TIRAI RUANG TAMU
Agung Sugiarto ¹
Dra. Tiwi Bina Affanti, M. Sn. ²
ABSTRAK
2010. Permasalahan dalam perancangan ini adalah perancangan motif yang didasarkan pada karakter kaligrafi Arab yang difungsikan sebagai alternatif motif pada tirai untuk ruang tamu. Masalah yang ingin dipecahkan dalam perancangan ini adalah bagaimana mengolah atau menggarap kaligrafi Arab sebagai motif untuk tirai ruang tamu, bahan dan teknik apa yang di gunakan dalam perancangan ini, sehingga menjadi alternatif motif yang unik dan menarik.
Metode yang digunakan oleh penulis dalam perancangan karya ini adalah metode pengumpulan data. Metode pengumpulan data ini diperoleh dengan melakukan studi pasar, studi proses produksi, studi pustaka, dan eksperimen-eksperimen tentang bahan dan teknik. Hal ini dilakukan untuk mendukung terciptanya perancangan motif baru, unik dan menarik.
Kesimpulan yang diambil dari perancangan ini adalah motif Kaligrafi Arab yang diterapkan dalam perancangan tirai dapat memberikan alternatif motif bagi ruang tamu, karena menampilkan sesuatu yang tidak bersifat fungsional namun tetap memperhatikan aspek estetis, sehingga dapat digemari dan dapat menciptakan kenyamanan bagi penghuninya.
Mahasiswa Jurusan Kriya Seni / Tekstil dengan NIM C. 0903002 ¹
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seni dalam beragam bentuknya merupakan upaya manusia
menggambarkan dan mengekspresikan sesuatu yang dirasakan dalam batinnya
tentang berbagai bentuk ekspresi yang indah, ilustratif dan memiliki daya
pengaruh yang kuat, salah satunya dengan merekayasa atau mengolah bentuk
huruf atau lebih dikenal dengan seni kaligrafi. Contoh seni kaligrafi misalnya
Seni kaligrafi Arab, Cina, India, Jawa dan sebagainya. Kaligrafi Arab dalam
kehidupan muslim merupakan bagian dari seni Islam
Seni Islam lebih terkait erat dengan persoalan nilai dan kandungan
pesan yang ada di dalamnya. ’’ Sesungguhnya Allah itu Jamil sehingga
mencintai keindahan” (HR. Muslim), dari hadist ini kemudian dijadikan dasar
untuk mengekspresikan seni Islam, namun dalam Islam segala sesuatu tidak
boleh di laksanakan secara berlebihan seperti dalam Q.S. Al-Maidah; 77; ’’
Hai orang-orang yang beriman jangan melakukan tindakan
berlebih-lebihan...’. Keberadaan Kaligrafi Arab yang banyak dipengaruhi oleh
Al-Qur’an dan Hadist menjadikan kaligrafi mempunyai kekuatan visual tidak
hanya dirasakan oleh mata namun hati dan rasa turut menikmatinya. Karakter
secara pesat mulai dari media, teknik, penerapannya sampai fungsinya.
Kaligrafi Arab dalam penerapannya dan fungsinya sudah mulai masuk dalam
penataan interior rumah tinggal
Tatanan interior yang di selaraskan dengan keseluruhan konsep
yang ingin di hadirkan dapat merefleksikan jiwa penghuninya. Menciptakan
desain interior, di perlukan suatu konsep agar tercipta sebuah suasana yang
nyaman, indah, dan dapat mengekspresikan jiwa pemiliknya, karenanya setiap
pemilihan pelengkap interior dan peletakanya sebaiknya direncanakan dengan
baik sehingga setiap penghuni rumah akan merasakan kenyamanan. Bagian
dari interior rumah tinggal yang perlu ditata agar memberikan kenyamanan
saah satunya adalah ruang tamu, selain merupakan gerbang menuju
ruang-ruang lain keberadaannya dapat menciptakan suasana dan kesan mendalam
dihati para tamu jika penataannya di olah dengan baik. Pengolahan tirai
melaluhi motifnya merupakan salah satu cara menghadirkan nuansa
kenyamanan
Tekstil dalam kehidupan sehari-hari merupakan kebutuhan pokok
manusia sesuai dengan aktivitasnya, baik itu di luar rumah maupun di dalam
rumah. Perkembangan tekstil pun sudah mempunyai banyak perkembangan
fungsi, salah satunya yaitu sebagai pelengkap atau penunjang interior, sebagai
contoh seorang Muslim yang memliki pemahaman tentang pentingnya nuansa
religius diterapkan dalam penataan interior rumahnya, maka nuansa Islami
akan menjadi pilihan dalam penantaan interior rumahnya. Nuansa Islami dapat
Melihat permasalahan di atas mendorong atau menjadikan penulis
untuk melakukan sebuah perancangan motif tekstil untuk tirai dengan sumber
ide ‘’ Kaligrafi Arab’’
B. Studi Pustaka.
1. Kaligrafi Arab
Kata kaligrafi berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah “tulisan
indah”, sejarah peradaban Islam, seni tulis huruf Arab yang isinya berupa
potongan ayat Al-Qur'an atau Hadits Nabi SAW ini mempunyai tempat yang
sangat istimewa. Setiap muslim percaya bahwa Bahasa Arab adalah bahasa yang
digunakan oleh Tuhan ketika menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad
SAW. Bahasa ini juga digunakan dalam seluruh tata peribadatan oleh kaum
muslimin di seluruh dunia. Lukisan berupa mahluk hidup dalam ajaran Isam
adalah termasuk sesuatu yang dilarang(menurut beberapa pemahaman), maka
kaum muslimin mengeskpresikan gairah seninya antara lain lewat seni kaligrafi
ini. Karya-karya kaligrafi ini banyak menjadi hiasan di banyak bidang, mulai dari
bangunan, koin, seni dekoratif, permata, tekstil, senjata sampai manuskrip.
(www.geocitias.com/seniislam/sejarahpanjang/artikel
Seni kaligrafi Arab diciptakan dan dikembangkan oleh kaum muslim
sejak kedatangan Islam. Tulisan kaligrafi terdiri atas kategori
mengatakan bahwa seorang benama Apollonius dari Tyana mengadakan pejalanan dengan ditemani dua orang keluarga yang ahli dalam hal tulis-menulis, salah seorang di antaranya mencatat semua hal yang ditemui selama perjalanan, yang seorang lagi menuliskan catatan tersebut dengan huruf yang indah.
(Ensiklopedia Nasional 1990: 53-54)
Kaligrafi menuntut suatu keahlihan menulis dan daya cipta tinggi agar
hasil karya seorang ahli kaligrafi dapat memuaskan orang yang melihatnya ada
juga ahli kaligrafi yang hanya mempunyai keahlihan menulis dan tidak
menciptakan gaya tulisan baru, melainkan meggunakan gaya tulisan yang sudah
ada
Seni kaligrafi Arab yang disebut juga seni khat merupakan salah satu
karya seni rupa yang tidak kalah pentingnya dari jenis seni rupa Islam lainya.
Kaligrafi Arab sebagai seni tulis dengan tuntutan keindahan, telah menempuh
sejarahnya yang panjang dan mencapai puncak perkembangan sesuai dengan
perkembangan aksara Arab dan peranan kebudayaan di tiap negara Islam
Watak khas dari seni khat bahwa kehadirannya merupakan gubahan
kata dari aksara dalam desain tertentu, demikian dalam kaligrafi Arab,
kata-kata di susun menjadi kalimat yang bersumber dari pada ayat-ayat Al-Qur’an dan
Hadist. Berbagai pola susunan kalimat bermakna dipadukan dengan berbagai
motif geometris dan motif flora menjadi ornamen tertentu. Perpaduan berbagai
motif itu menghasilkan desain ornamental sebagai karya seni dekorasi Islam yang
hampir terdapat di seluruh negara Islam di dunia. Desain ornamental ini sifatnya
selalu terukur dan kaya dengan berbagai perubahan penampilan. Ada ciri lain
yang dapat ditunjuk pada karya seni khat yang timbul karena sifat dari aksara
Arab itu sendiri. Aksara Arab merupakan jenis tulisan yang elastis, tampil dengan
dalam seni Khat memiliki daya sensitivitas yang tinggi disamping kepandaian
teknik menulis. Maka nilai pribadi seniman nampak pada setiap jenis karya seni
Khatyang menjadi sumber pertumbuhan dari gaya dalam kaligrafi Arab. (Wiyoso
Yudoseputro, 1986; 115)
2. Sejarah Kaligrafi Arab
Al-Qur'an selalu memainkan peranan utama dalam perkembangan
tulisan Arab. Keperluan untuk merekam Al-Qur'an memaksa memperbaharui
tulisan mereka dan memperindahnya sehingga ia pantas menjadi wahyu Ilahi.
Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab dengan
perantaraan malaikat Jibril. Baginda menerima wahyu dan menyiarkannya sampai
wafat pada tahun 632 M, sesudah itu wahyu tidak turun lagi dan penyebarannya
dari orang mukmin yang satu kepada yang lain secara lisan oleh para Huffaz
(mereka yang hafal Al-Qur'an dan dapat membaca dalam hati).
Pada tahun 633, sejumlah huffaz ini terbunuh dalam peperangan yang
timbul setelah wafatnya Nabi, ini memberikan peringatan kepada kaum Muslimin,
khususnya Umar bin Khatab. Umar mendesak Khalifah pertama Abu Bakar
supaya mengerjakan penulisan al-Qur'an.
Juru tulis Nabi, Zayd bin Thabit diperintahkan menyusun dan
mengumpulkan wahyu ke dalam sebuah kitab, yang kemudian ditetapkan oleh
Khalifah ketiga, Usman, pada tahun 651. Penyusunan yang disucikan ini
Abad ke-13, di mana bersama Yaqut, adalah abad kehancuran dan
pembangunan kembali di negeri Islam Timur. Penghancuran tu terjadi akibat
serbuan Jengis Khan (1155-1227) dan Pembangunan kembali hampir secara
langsung oleh pemantapan kekuasaan Mongol, dan putera Hulagu, Abaga
(1265-82), adalah penguasa pertama yang memberikan gelas Il- Khan (penguasa Suku)
bagi dinasti barut ersebut.
Islam mampu bangkit setelah dihancurkan sedemikian rupa, bangkit
kembali dan meneruskan vitalitasnya yang tak pernah berkurang. Kurang dari
setengah abad setelah kehancuran Bagdad, Islam memperoleh sebagai agama
resmi seluruh negeri yang diperintahnya.
Ghazan menjadi seorang Muslim ya terpelajar, teguh kemenangan atas
penakluknya yang kafir, sebab, tidak hanya buyut Hulagu, Ghazan (1295-1305)
memeluk Islam, melainkan dia juga yang menjadikan Islam dan membaktikan
sebagian besar hidupnya demi kebesaran Islam dan kebangkitan kembali
kebudayaannya. Ghazan memberikan dorongan yang amat besar terhadap seni
Islam, termasuk kaligrafi dan penyalinan buku. Tradisi ini dilanjutkan oleh
saudara dan penggantinya Uljaytu (1306-16), yang pemerintahannya berlimpah
dengan kebesaran seni dan kemajuan sastra. Dia beruntung memiliki menteri dua
tokoh yang berpikiran terang, Rashid al-Din dan Sa'd al-Din, yang mendorong dia
melindungi kaum terpelajar, para seniman dan ahli kaligrafi. Di bawah
kekuasaannya, seni kaligrafi dan penerangan Il-Khanid mencapai puncaknya,
sebagaimana dapat dilihat dari salinan al-Quran yang sangat indah dalam tulisan
Rayhani yang ditulis atas perintah Ulyaytu dan disalin serta diperterang pada
Pendekar kaligrafi yang lain pada masa awal dinasti Il-Khan, yang
dibimbing oleh Yaqut, adalah Ahmad al-Suhrawardi, yang meninggalkan untuk
kita salinan al-Qur'an dalam tulisan Muhaqqaq tahun 1304. Yaqut menarik
perhatian sejumlah besar muridnya, tidak hanya karena berusaha menyainginya
namun juga bangga mengatributkan karya mereka kepadanya; yang menolong
mengabadikan kemasyurannya.Uljaytu diikuti oleh putranya, Abu Sa'id
(1316-34), yang ketika memerintah, kemerosotan politik mulai berlangsung. Tetapi
kehidupan budaya memuncak, termasuk seni kaligrafi, walaupun tidak
berlangsung lama. Kemajuan ini khususnya karena sebagian besar murid Yaqut
tumbuh pada masa ini, di antara mereka yang menjadi pendekar kaligrafi yang
mandiri, melengkapi pendekar yang baru kita sebut, adalah Mubarak Shah al-Qutb
(w.1311), Sayyii Haydar (w. 1325), Mubarak Shah al-Suyufi (w. 1334), Abd
Allah al-Sayrafi (w. 1338) yang meninggalkan untuk kita sebuah kaligrafi yang
indah sekal ditandatangani dan berangka tahun 1323, lalu Abd Allah Arghun (w.
1341) da. Yahya I-Jamali I-Sufi.
Perkembangan kaligrafi yang benar-benar penting terjadi pada masa
kekuasaan Shah Isma'il dan penggantinya, Shah Tahmasp (1524-76). Di bawah
dorongan merekalah tulisan Ta'liq dirumuskan dan dikembangkan menjadi tulisan
yang digunakan penduduk negeri secara luas, yang kemudian mengarah ke
perkembangan tulisan Nasta'liq
Huruf al-Taj (huruf mahkota) mungkin merupakan tulisan yang paling
memperoleh hasil yang berarti, dan bahasa Arab terus ditulis tanpa huruf
besar.Dewasa ini, penghargaan terhadap para ahli kaligrafi diberikan oleh seluruh
kaum Muslimin selama sejarah mereka terus berlangsung, dan tercermin dalam
penghormatan dan hadiah yang diberikan kepada sejumlah ahli kaligrafi mutakhir
yang menonjol. Wahyu pertama dari Al-Qur'an berhubungan dengan seni tulis,
suatu keahlian yang dikaruniakan Tuhan kepada manusia.
Banyak sabda mengenai kaligrafi yang dipandang berasal dari Nabi
Muhammad sawantara lain adalah " Tuhan menulis agar kebenaran tampak nyata.
", oleh karena itu tidak mengejutkan, apabila para ahli kaligrafi diayomi dan
dihargai demikian tinggi sepanjang sejarahnya, menjadi faktor paling penting
sebagai penghubung sesama kaum Muslimin, dan mewujudkan diri dalam seluruh
cabang seni Islam. Al-Qur'an, yang merupakan firman Tuhan dan menyentuh
setiap segi penghidupan orang Islam, selalu menjadi obyek pengabdian dan pusat
perhatian bagi kegeniusan seni Islam. Hal ini tidak saja membuat kaligrafi
terangkat ke tingkat seni suci, melainkan memb'iat ratusan al-Qur'an yang amat
bagus banyak tersalin sebagai hasil yang menjadi bukti tentang kebesaran seni
Islam itu sendiri.
Seluruh halaman al-Qur'an kaya dengan beragam ilustrasi seperti
tampak berikut ini. Pada saat yang sama, kekayaan dan kekompleksan seni
kaligrafi hanya dapat diapresiasi melalui kajian terhadap semua inskripsi yang ada
pada bata, batu, kuningan, genting, tembikar, kayu dan bahan-bahan lain, dan
dilengkapi dengan kajian terhadap tulisan dan gaya non-Qur'ani yang
dikembangkan dalam berbagai masa
3. Jenis Khatatau Tulisan Kaligrafi Arab
a. Khat Naskhi
Khat Naskhi adalah tulisan yang sampai ke wilayah Arab Hijaz dan
bentuknya yang paling akhir, setelah lepas dari bentuknya yang kuno sebelum
masa keNabian selanjutnya, gaya tulisan yang semakin sempurna tersebut
digunakan untuk urusan administrasi perkantoran, mencetak buku, koran,
majalah, bahkan meluas menjadi huruf-huruf komputer.
(www.noqtahcalligraphy.blogspot.com/2008/01/).
Khat naskhi merupakan pokok dasar sebuah kaligrafi, melihat cara
kerja dalam melaksanakan khat ini boleh di pandang sebagai khat yang banyak
menampilkan gaya (sederhana). Bentuk dan caranya juga relatif tanpa di dukung
oleh faktor-faktor lain. Lain halnya dengan proses gaya dan penggunaan kaligrafi
Gambar 1 Kaligrafi Khat Nashki
(Sumber: www.artislamic.com)
Gambar 2 Transkripsi Khat naskhi (Sumber: M.Aniq Syaifulloh, 2008; 6)
b. Khat Tsulutsy
Dinamakan Tsulus karena ditulis dengan kalam atau pulpen yang
ujung pelatuknya dipotong dengan ukuran sepertiga (sulus) goresan kalam. Ada
pula yang menamakan “khat Arab” karena gaya ini merupakan sumber pokok
aneka ragam kaligrafi Arab yang banyak jumlahnya sesudah khat Kufi.
Khat Tsulutsy mencakup beberapa aspek pertama bahwa khat ini
Kedua pada umumya sangat di minati, khususnya di kalangan timur tengah. Khat
Sulus banyak digunakan untuk dekorasi dinding dan aneka media karena
kelenturannya, dianggap paling sulit dibandingkan gaya-gaya lain, baik dari sudut
kaedah maupun proses penyusunannya yang menuntut harmoni. .( M. Aniq
Syaifulloh,2008: 8)
Gambar 3 Kaligrafi Khat Tsulutsiy
Gambar 4
Transkripsi Khat Tsulutsy
(Sumber: M. Aniq Syafulloh, 2008; 9)
c. Khat Diwaniydan Khat Diwaniy Jaliy
Ciri khas pada khat diwaniy lebih memprioritaskan pada lekuk sisi
melengkung dan agak membulat lihat gaya lengkungan pada tiap-tiap hurufnya.
Susunan khat ini juga dapat di masukkan sebagai keindahan kaligrafi
Bentuk dan pelaksanaa Khat diwaniy jaliysama dengan khat diwaniy,
yang kelihatan mencolok pada khat ini bila dari segi bentuk tambahan yang
menempel pada kepala huruf dan beberapa pernik atau titik-titik yang berguna
untuk mengisi kesenggangan jarak pada tiap-tiap huruf yang memfokuskan
sebagai kriteria dari pada ciri khas dan kandungan dalam bentuk khat diwaniy
jaliy.( M. Aniq Syaifulloh,2008: 76)
Gambar 5
Transkripsi Khat Diwaniy
Gambar 6
Kaligrafi jenis Khat Diwaniy
(Sumber: www.artislamic.com)
Gambar 7
Transkripsi Khat Diwany jaliy
Gambar 8 Kaligrafi Diwaniy jaliy
(Sumber: www.artislamic.com)
d. Khat Farisi
Khat Farisi adalah sebuah khat yang cenderung banyak
menampilkan kondisi yang kurag teratur, kendati demikian masih terkesan indah.
Hal ini terlihat tiap-tiap huruf waktu di tuliskan diatas dan di bawah garis .
(M. Aniq Syaifulloh,2008: 67)
Gambar 9 Transkripsi Khat Farisi
Gambar 10 Kaligrafi Khat Farisi
(Sumber: www.artislamic.com)
e. Khat Riq’i
Gaya dan model khat riq’I hampir sama khat naskhi dengan kata
lain penempatan masing-masing huruf khat ini tidak banyak menumpuk huruf.
Sekalipun ada hanya pada kondisi tertentu sebagaimana tata cara penempatan khat
Gambar 12
Contoh Kaligrafi Khat Riq’i
(Sumber: www.artislamic.com)
f. Khat Kufi
Di lihat dari sudut padang seni kaligrafi, khat kufi termasuk satu
khat yang sangat identik dengan bentuk garis-garis tegak lurus. Bentuk dan
karakter masing-masing huruf lebih cenderung menampakkan sebuah ornamen
(hiasan), atau timbulnya sifat ketertarikan antara huruf satu dengan huruf yang
lainnya, yang membentuk hiasan. Prinsip cara pembuatan dan penggunaan khat
ini tetap kita kembalikan pada asal muasal tiap-tiap-huruf, kendatipun apabila
diteliti secara kaidah banyak perbedaan.(M.Aniq Syaifulloh,2008: 90)
Gambar 13 Transkripsi Khat Kufi
Gambar 14 Kaligrafi Khat Kufi
(Sumber: www.artislamic.com)
g. Khat Raikhaniy
Bentuk dan cara peletakan khat raikhaniy hampir sama dengan
khat tsulutsiy maka tidak menutup kemungkinan proses dan penggunaankhat ini
juga sama, hanya saja kepala khat ini terdapat tambahan yang melengkung ke
penempatan dan penyambungan mulai dari ’’alif ’’ sampai huruf ’’ ya’ terlihat
saling kait mengkait satu sama lain.(Aniq Syaifulloh,2008: 94)
Gambar 15
Transkripsi Khat Raikhaniy
(Sumber: M. Aniq Syaifulloh, 2008; 94)
Gambar 16 KaligrafiKhat Raikhaniy
4. Kaligrafi Dilihat dari Bentuknya
a. Kaligrafi Figural; Kaligrafi yang membentuk pola-pola tertentu.
b. Kaligrafi Ekspresionisme; Kaligrafi yang mengangkat peran emosional
pribadi terhadap obyek, orang-orang atau peristiwa
c. Kaligrafi Abstrak; Kaligrafi yang tidak memiliki kecenderungan makna,
namun hanya menyamai bentuk-bentuknya dengan huruf
Arab
d. Kaligrafi Simbolik; Kaligrafi yang menyatu dengan kombinasi
simbol-simbol dan pesan tertentu
(www.noqtahcalligraphy.blogspot.com/2008/01)
Beberapa Contoh Kaligrafi Arab
Sumber; www.myquran.org
Gambar 20 Kaligrafi Simbolis Sumber; www.myquran.org
5. Perancangan Motif Tekstil
Motif merupakan keutuhan dari subjek gambar yang menghiasi kain.
Yang membentuk motif secara fisik adalah unsur spot (berupa goresan, warna,
tekstur), line (garis) dan massa (massa/berupa gambar) dalam sebuah kesatuan
(Riyanto dkk, 1997 : 15).
Secara umum motif dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :
a. Motif Figuratif
“Motif Figuratif lebih menekankan pada penggambaran
wujud benda aslinya. Penyusunan motif ini pada umumnya juga
masih mempertimbangkan ruang atau jauh dekat, warna yang
b. Motif Semifiguratif
Pada gambar motif semifiguratif, penggambaran motif
dilakukan dengan stilasi dan deformasi. Walaupun motif disini
masih dimaksudkan untuk menggambarkan sesuau dan
mengandung arti tertentu, namun penyusunannya dapat secara
bebas. Ukuran besar-kecilnya obyek, proporsi, perspektif tidak
perlu lagi diperhatikan. Penggambaran motif semifiguratif dapat
secara geometris maupun non geometris.
c. Motif Nonfiguratif
Motif nonfiguratif disebut juga abstrak. Ada kalanya motif
ini mempunyai bentuk-bentuk yang diabstrakkan, tetapi sudah
tidak dapat dikenali lagi ciri-cirinya. Apapun benda yang
digambarkan tidak lagi dipersoalkan, yang lebih ditekankan
adalah keindahan motif itu sendiri. Motif nonfiguratif dapat
berupa garis, massa, spot, bidang atau warna yang serasi antara
bagian dan keseluruhan maupun bagian dengan bagian lainnya
(Riyanto dkk, 1997 : 16).
Sebuah perancangan yang ideal harus tercermin adanya kesatuan
(unity) karenanya ada beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan antara lain
-Irama terbentuk karena pengulangan(repetition) dan
gerakan(movement). Pengulangan diwujudkan melaluhi warna, nada,
dan keseimbangan pada sebuah desain. Irama merupakan susunan
dalam seluruh desain
-Balanceadalah suatu kondisi atau kesan optis tentang kesan kuat berat,
tekanan, tegangan dan kestabilan. Penciptaan desain dapat
diasosiasikan dalam keseimbangan horizontal, vertikal dan radikal.
Faktor atau variable pendukung keseimbangan adalah posisi atau
penempatan ukuran, proporsi, kualitas dan arah dari unsur-usur itu.
Pada sebuah desain terdapat dua jenis kualitas keseimbangan yang
berbeda yaitu keseimbangan simetris dan keseimbangan asimetris
- Pusat perhatian (Emphasis) adalah setiap bagian tertentu dari suatu
desain hendaknya memiliki perhatian atau tingkat dominan yang layak
atau patas, untuk dapat menarik perhatian tersebut, suatu ciri visual
bagian hendaknya dikontraskan dengan daerah sekitarnya. Bagian
yang mendominasi ini akan menjadi pusat perhatian yang disebarkan
dalam suatu ukuran susunan akan menciptakan tema pokok yang
berwujud oleh motif dan warna serta tekstur. (Nanang Rizali. 2006:
34-48)
6. Tirai
Tirai atau gorden adalah potongan kain atau tekstil yang digunakan
untuk menghalangi cahaya. Tirai sering digantung di bagian dalam jendela suatu
bangunan untuk menghalangi masuknya cahaya, sebagai contoh di waktu malam
(mencegah orang di luar untuk dapat melihat bagian dalam, sering kali untuk
alasan privasi).
(www. Wikipedia.org/wiki/tirai)
a. Fungsi utama dari tirai antara lain:
- Penutup jendela
Rumah memiliki bukaan berupa pintu, jendela dan ventilasi
yang masing-masing memiliki fungsi berlainan. Jendela biasanya di
buat agar sinar matahari bisa masuk ke dalam rumah, sekaligus sumber
vista (pemandangan). Kadang jendela di tutup untuk mendapatkan
privasi, khususnya malam hari . Pada saat itulah tirai berperan sebagai
penutup jendela
- Pengatur kualitas dan kuantitas cahaya
Tirai berfungsi mengatur kualitas dan kuantitas cahaya
yang masuk ke dalam ruang. Hal ini penting untuk menjamin
kelancaran dan kenyamanan aktivitas di dalam rumah, kontrol cahaya
yang masuk tentunya dapat di lakukan dengan hanya membuka atau
menutup tirai
- Menjaga privasi
Untuk menjaga privasi di dalam rumah agar orang di luar
tidak bisa melihat bagian dalam rumah maka tirai bisa berfungsi
sebagai penjaga privasi yang akan menghalangi pandangan dari luar ke
- Elemen dekoratif
Tidak bisa dipungkiri bahwa tirai sangat berpengaruh pada
tampilan estetis ruang, hal ini tidak lain karena porsi penutup jendela
ini cukup besar sehingga menyita perhatian siapapun yang melihatnya,
kenyataan ini didukung pula oleh posisinya yang cenderung sejajar
dengan arah pandang manusia, baik saat berdiri maupun duduk, warna,
motif dan model tirai merupakan faktor yang mendukung dekoratif dan
menimbulkan kesan tertentu.
Yaitu tirai-tirai pendek yang menutupi sebagian bawah bidang
jendela.sebagian lagi (bagian atas) dibiarkan terbuka. Tirai
seperti ini sering digunakan pada kedai kopi atau cafe.
Tujuannya untuk menghalangi penghalangan orang yang lewat.
Sekaligus memberi peluang para calon pengunjung lain
mengintip lewat bagian atas jendela untuk mengetahui apa
masih ada kursi kosong di dalam
2). Standart curtains
Yaitu tirai yang sering digunakan pada rumah-rumah tinggal.
Tirai Standar adalah tirai yang digantung pada sebatang rel
(track)dengan alat bantu berbentuk gelang (ring) atau pengait
besi berbentuk S (swan) atau angka 8 (hook).
3). Tab curtains
Tirai ini pada dasarnya sama dengan tirai standar. Hanya saja
sesuai namanya, tirai kancing disebut juga tab curtain
bergantung di batang rel, batang besi, atau batang kayu. dengan
bantuan tali pengikat berkancing. Tali itu biasanya dibuat
dengan bahan sama.
4). Double Rod Pocket curtains
Yaitu tirai yang menggunakan dua batang rel, satu di bagian
atas dan satunya di bagian bawah jendela. Kedua rel berfungsi
sebagai penahan. Rel membuat tirai kelihatan rapi dan tidak
mudah tertiup angin, meski kain yang digunakan lebih tipis dari
yang umum digunakan untuk tirai standar. Tirai ini biasanya
digunakan sebagai penutup atau pemisah dua ruangan di dalam
rumah.
5). SheeratauVitrase
Tirai tipis yang tetap dapat memasukkan sinar matahari, janya
saja dalm intensitas kecil. Vitrase juga berfungsi menghalangi
pandangan dari luar sementara dari dalam ruang kita tetap
7. Ruang Tamu
Ruang tamu merupakan bagian dari sebuah bangunan yang
biasanya diletakkan di bagian depan bangunan utama. Ruang ini bisa
menjadi ruang terdepan, namun ruang tamu bisa juga merupakan
ruangan kedua apabila rumah memiliki serambi (foyer).
Ruang tamu juga merupakan gerbang menuju ruang – ruang lain
dalam rumah. Oleh karenanya, penataan ruang tamu membutuhkan
perhatian dan kecermatan yan baik. Dengan penataan yang baik, dapat
tercipta suasana yang menimbulkan kesan mendalam di hati para tamu.
(Redaksi Rumah, 2008; 4)
Fungsi utama ruang tamu adalah sebagai area penerima tamu, di
sinilah tamu duduk dan beraktivitas dengan pemilik rumah. Apabila tamu
bukan keluarga akrab, biasanya kunjungan tamu kedalam rumah berakhir
sampai disini, oleh karena itulah, tidak mengherankan apabila ruang
tamu, sebagai tempat menerima tamu, seringkali ditata sedemikian secara
cantik, bersih, harmonis, dan berselera tinggi. Ada anggapan, secara tidak
langsung, ruang tamu mewakili atau mencerminkan wajah, gaya, dan
kepribadian pemilik rumah secara keseluruhan.
Tidak semua ruang tamu berdiri sendiri, ada juga dikarenakan
keterbatasan lahan dan perubahan gaya hidup, ada juga yang
menggabungkan ruang tamu dengan ruang keluarga, dengan tetap fungsi
sebagai ruang penerima tamu dari kerabat keluarga atau sahabat dekat.
Bertemu, berkumpul, dan bercerita diruang tamu yang nyaman tentu akan
rumah tidak sesering dan sebanyak mungkin, maka ukuran ruang tamu
tidak perlu terlalu luas, disesuaikan dengan ukuran rumah, dan furniture
secukupnya saja
8. Bahan Tekstil
Kain merupakan bahan baku utama dalam pembuatan tekstil
permukaan. Kain berasal dari bahan dasar serat yang diolah melalui beberapa
tahap pemrosesan hingga menjadi kain. Jenis serat yang digunakan dalam
pembuatan kain dapat berasal dari serat alam maupun buatan. Bahan dalam
perancangan ini adalah kain katun untuk pembuatan tekstil tirai untuk interior
rumah tinggal.
Katun adalah suatu bahan yang selalu berubah- ubah atau tidak tetap, sehingga sifat penampilannya susah untuk diketahui, tetapi katun tenunan memperlihatkan sifat yang kaku, bertekstur kusam dan terasa kuat. Karena katun merupakan bahan yang paling ekomomis dari segala bahan alami, kebanyakan tipe katun pada kenyataannya 100% memiliki serat katun.(Poespo, 2005: 69).
Setiap bahan pasti memiliki karakter tersendiri, demikian
juga dengan kain katun. Berikut ini adalah beberapa karakteristik
yang dimiliki oleh katun :
- Sifat bahan kuat, menyerap air, menarik panas badan,
kusut/lusuh, beberapa condong mengkerut dan mulur.
- Kontruksi bahan berubah-ubah dengan bermacam-macam berat
- Jatuh bahannya bagus.
- Tekstur bahannya gemersik dan kaku.
Salah satu jenis kain yang berasal dari katun dan sering digunakan
dalam pembuatan produk tekstil permukaan, khususnya batik lukis adalah kain
mori. Menurut jenis kehalusannya, mori dari katun dibedakan menjadi beberapa
golongan, yaitu:
a. Mori Primisima
Mori primisima adalah golongan mori yang paling halus.Mori
primisima sering digunakan untuk pembuatan batik tulis. Kain
mori primisima mengandung kanji ringan yang mudah
dihilangkan dalam cucian.
b. Mori Prima
Mori prima adalah golongan mori halus yang kedua sesudah
golongan mori primisima. Mori golongan ini mengandung
kanji ringan, yaitu 10%, dalam pembuatan ikat celup, mori
tersebut dihilangkan kanjinya terlebih dahulu.
c. Mori Biru
Mori golongan biru adalah golongan kwalitas ketiga setelah
prima. Golongan mori ini biasanya untuk membuat ikat celup
kasar dan sedang.
d. Mori Blacu
Mori blacu adalah golongan mori yang paling rendah
grey karena biasanya dijual dipasaran dalam keadaan grey atau
belum diputihkan.
9. Warna
Warna merupakan salah satu unsur desain yang paling kompleks
karena penggunaan atau penerapan warna memberikan ciri atau karakter pada
sebuah desain (Nanang Rizali, 2006 : 54).
Pada dasarnya, setiap warna memiliki asosiasi yang diambil dari alam.
Warna juga dapat menimbulkan kesan yang berpengaruh terhadap emosi setiap
orang. Menurut Mariana, beberapa pesan yang dapat ditimbulkan oleh warna,
yaitu :
a. Panas
Panas mengacu pada nuansa warna merah. Kekuatan warna
merah tepat untuk melukiskan perasaan senang, dinamis, enerjik,
kuat, agresif dan profokatif.
b. Dingin
Dingin mengacu pada nuansa kebiruan, warna dingin
memberi kesan tenang, damai, kepercayaan, setia, klasik dan
c. Hangat
Hangat timbul dari warna-warna yang mengandung unsur
warna merah dan kuning. Warna hangat memberikan kesan
kenyamanan, spontanitas dan keterbukaan.
d. Sejuk
Sejuk mengacu pada warna yang memiliki dasar warna
kehijauan. Kesan pada warna ini adalah menyejukkan,
menenangkan dan memberi kenyamanan.
e. Terang
Terang tercermin dari warna-warna muda dan warna
transparan. Warna-warna terang memberi kesan rileks, dikelilingi
oleh udara segar, peristirahatan dan cairan.
f. Gelap
Gelap adalah warna yang terjadi dari pencampuran satu
warna dengan hitam. Warna gelap memberi kesan mempersempit
ruang. Mencerminkan keseriusan, konservatif, dewasa, klasik,
kuat, prestisius, profesional, bergengsi, misterius, berat dan
g. Pucat
Pada warna pucat komposisi warna putih mendominasi hingga
65%. Warna pucat disebut juga warna pastel. Warna pucat
memberi kesan lembut, manis, kalem dan bersih.
f. Cemerlang
Cermerlang adalah warna-warna yang sangat menarik
perhatian seperti warna merah, biru, kuning dan jingga. Keceriaan
dan keriangan terkesan dari warna cemerlang
(Mariana, 2005: 20-21).
Bahan, warna dan teknik diatas dijadikan pertimbangan dalam
perancangan motif atau corak tekstil untuk tirai, terutama dalam melakukan
percobaan
10. Batik Kontemporer atau Modern
Batik adalah upaya pembuatan ragam hias pada permukaan kain
dengan cara menutup bagian-bagian yang tidak di kehendaki berwarna dengan
lilin malam panas, dengan menggunakan alat canting, kuas, cap dan lain-lain.
Kemudian dicelup degan zat warna dingin dan dilorod untuk menghilangkan lilin
malam(Nanang Rizali, 2006:39)
Pada perkembanganya batik lebih lanjut muncullah pembuatan
batik dengan ”proses lukis” dan batik tipe ini terkenal dengan nama batik kresi
Jenis batik menurut pembuatanya
a) Batik tulis adalah kain yang dihiasi dengan tekstur dan corak batik
menggunakan tangan. Pembuatan batik ini memakan waktu kurang
lebih2-3 bulan
b) Batik cap adalah kain yang di hiasi dengan tekstur dan corak batik yang
dibentuk dengan cap(biasanya terbuat dari tembaga).
c) Batik lukis atau lukis batik adalah kain yang dihiasi dengan corak yang
lebih luas dan bebas dengan gaya abstrak, gaya lukisan, cerita dan
sebagainya
(Didik Riyanto, 2002: 19&28)
Batik modern adalah suatu batik yang tidak lazim kelihatan batik,
tetapi masih menggunakan proses pembuatannya sama seperti membuat batik.
Batik modern adalah semua macam jenis batik yang motif dan gayanya tidak
seperti batik tradisional. Beberapa jenis dalam batik modern ini antara lain;
-Gaya abstrak dinamis, misalnya menggambarkan burung terbang, ayam
tarung melayang, ledakan senjata, loncatan panah, dan sebagainya
-Gaya gabungan, yaitu pengolahan dan stilasi ormanen dari berbagai
daerah menjadi suatu rangkainan yang indah
-Gaya lukisan, menggambarkan yang serupa dengan lukisan seperti
pemandangan, bentuk bangunan dan sebagainya, di isi dengan isen-isen
- Gaya khusus dari cerita ;nama, misal diambil dari Ramayana atau
Mahabaratha. Gaya ini kadang-kadang seperti campuran antara real dan
abstrak
(Sewan Susanto, 1973:15)
C. Fokus Permasalahan.
Kebutuhan akan pelengkap interior bukan sekedar untuk memenuhi
segi fungsional saja, tetapi juga mempertimbangkan unsur estetika didalam
menciptakan atau menghadirkan kenyamanan baik secara fisik maupun rohani.
Maka dalam perancangan ini terdapat fokus permasalahan antara lain.
1. Bagaimana mengolah atau menggarap ’’Kaligrafi Arab’’ sebagai motif
tekstil untuk tirai ?
BAB II
METODE PERANCANGAN
A. Analisis Permasalahan
Perancangan sebuah produk pelengkap interior rumah tinggal, namun
demikian kebutuhan tersebut dirancang bukan sekedar untuk memenuhi segi
fungsional saja tetapi tetap memperhatikan unsur-unsur estetika agar dapat
menghadirkan kenyamanan baik secara fisik maupun rohani. Pelengkap interior
yang perlu digarap secara maksimal salah satunya adalah tirai, yang mana
keberadaanya dalam interior rumah sangatlah penting untuk mengatur masuknya
cahaya yang berlebihan, membatasi penglihatan orang luar agar tidak melihat
segala sesuatu yang berada di dalam rumah secara keseluruhan, penahan
kehangatan ruangan, untuk menjaga privacy, dan bisa juga sebagai elemen
dekorasi, oleh karena itu perlu adanya sentuhan baru dalam penggarapan motif
tirai
Beberapa jenis kaligrafi(khat) serta beberapa bentuk kaligrafi Arab
memberikan keleluasaan dalam melakukan pertimbangan-pertimbangan pada
perancangan ini. Perancangan tirai ruang tamu harus memenuhi kriteria-kriteria
yang mendukung fungsi tirai tersebut. Bentuk garapan motifnya (yang bersumber
dari ’’kaligafi Arab’’). Teknik dan bahan yang sesuai serta pemilihan
warna-warna tertentu merupakan rangkaiaan suatu studi kreatif yang harus dilaksanakan
B. Pemecahan Masalah
Menghadirkan kenyamanan dalam penataan interior rumah tinggal
terutama ruang tamu dengan menggarap sumber ide Kaligrafi Arab, ada hal yang
perlu diperhatikan yaitu pemahaman tentang kaligrafi Arab itu sendiri karena
akan memudahkan dalam perancangan. Kaligrafi Arab dalam perancangan ini
akan diolah yaitu dengan mengambil salah satu jenis kaligrafi dengan
memperhatikan beberapa aspek,salah satunya aspek estetis. Aspek estetik yang
menyangkut adanya nilai-nilai keindahan didalam sebuah produk tekstil,
mencakup beberapa hal, antara lain adalah bentuk, warna serta komposisi.
Perwujudan bentuk berupa motif yang dibuat bedasarkan sumber ide dengan
menampilkan ciri khas dan karakternya. Pemakaian warna digunakan untuk
mendukung dan memberikan keindahan pada produk tekstil yang diciptakan.
Komposisi yang mencakup keseluruhan desain meliputi skala proporsi, komposisi
bentuk, warna, maupun bidang dan pengulangan diwujudkan dalam suatu
kesatuan susunan bantuk yang bervariasi dengan pemilihan warna yang
mendukung tema ke dalam suatu produk tekstil.
Pemilihan bahan khususnya untuk tekstil tirai harus disesuaikan
dengan suasana yang telah ditentukan, karena perancangan ini ditujukan untuk
tirai ruang tamu, maka bahan yang dipilih disesuaikan dengan interior ruang tamu
sehingga dapat memberikan kenyamanan dan merefleksikan jiwa penghuninya.
Proses pembuatan produk tekstil, kaitannya dengan pelaksanaan teknis
dan bahan yang digunakan ditujukan untuk dapat mendukung proses tersebut
sehingga dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan konsep perancangan.
Penggunaan teknik pembuatan motif pada kain, pada dasarnya terdapat beberapa
cara, atara lain batik tulis maupun lukis, ikat celup, printing, bordir, sulam dan
sebagaiya. Penggunaan teknik yang tepat dipilih untuk mewujudkan produk tekstil
yang sesuai dengan sumber ide, oleh karena itu dalam perancangan ini teknik
yang di gunakan adalah batik lukis.
Keempat aspek tersebut saling mendukung untuk dapat menghasilkan
karya yang sesuai dengan apa yang diinginkan yaitu karya produk tekstil yang
mempunyai keindahan visual, selain itu diperlukan serangkaian percobaan guna
mendapatkan hasil visual yang tepat
C. Pengumpulan Data
1. Study Pasar
Studi Pasar yang telah dilakukan ke beberapa tempat, antara lain
kawasan pasar Klewer, PGS dan BTC, Peni, dan Mac Mohan. Dari beberapa
tempat-tempat pemasaran hasil produksi tekstil tersebut, didapat beberapa data
mengenai harga, kualitas produk dan pangsa pasar. Data yang diperoleh
khususnya mengenai tirai, dapat diketahui bahwa harga rata-rata sebuah tirai
melalui printing dan ikat celup walaupun ada beberapa yang berupa motif batik,
selain itu juga terdapat tirai bermotif ikat celup yang dibuat dengan teknik cetak.
Tirai yang dipasarkan untuk pelengkap interior rumah tinggal pada
umumnya adalah motif motif popular seperti flora, fauna, ataupun hanya warna
dasar saja. Tirai pelengkap kantor cenderung menggunakan motif kotak dan garis.
Tirai yang yang diproduksi dengan teknik cetak memiliki kualitas yang lebih
bagus dibandingkan dengan yang diproduksi dengan ikat celup maupun batik.
Mengenai harga-harga sebuah tirai yang diproduksi dengan teknik cetak dapat
mencapai Rp. 150.0000 pada toko, sedangkan pada sebuah showroom harga
sebuah tirai dapat mencapai Rp. 250.000. Tirai yang diproduksi dengan teknik
tenun, harganya berkisar antara Rp. 500.000-Rp.750.000.
Tirai yang ditawarkan pada umumnya berbahan dasar katun
dengan kualitas yang hampir sama. Bahan lain yang ditawarkan, pembeli lebih
memilih tirai dari bahan katun karena bahan tersebut dapat memberikan
kenyamanan dan tidak panas ketika dipasang di ruangan, sehingga
memberikan kesan santai dan rileks
2. Studi Proses Produksi.
Studi proses produksi di lakukan untuk mengetahui proses
produksi di lakukan di perusahaan dan pengrajin atara lain di perusahaan batik
MAHKOTA yang berada di wilayah laweyan. Di perusahaan ini proses
produksi yang dilakukan meliputi proses pembuatan desain, pembatikan,
pewarnaan, pelorotan sampai pemasarannya hasil produksi. Produk yang di
hasilkan berupa produk tekstil busana dan teksatil pelengkap interior dengan
motif kontemporer.
Zat warna dalam proses pewarnaan perusahaan ini menggunakan
pewarna naptol dan remasol, pewarnaan naptol di gunakan dalam proses
pewarnaan tutup celup, sedangkan remasol sering di gunakan dalam proses
colet, kedua pewarnaan tersebut juga sering di gunakan dalam satu lembar
kain. Pewarnan remasol yang cenderung menghasilkan warna-warna cerah di
gunakan intuk memberikan warna pada motif sedangkan naptol yang
menghsilkan warna pekat sering di gunakan untuk dasar warna. Kedua
pewarnaan tersebut memberikan keunikan tersendiri dan dapat salah
mendukung dalam pewarnaan karkter motif.
Study proses produksi selanjutnya di sanggar lukis batik Kalpika
Yogyakarta, di sanggar ini menggunakan teknik batik dan pewarnaan yang
unik di lakukan dengan bermacam-macam bahan dan kombinasi warna naptol
dan indigosol selain itu di tempat ini dapat membuat produk batik dengan
sepuluh warna bahkan lebih menggunakan proses tutup celup sampai 2-3 kali
penghilangan lilin atau penglorotan malam. Hal ini dapat memberikan
alternatif pada desain permukaan tekstil yaitu pembatikan denga proses tutup
celup dan proses 2-3 kali penglorodan malam / lilin, sehingga menghasilkan
3. Perkiraan Kebutuhan
Perkembangan sumber ide‘’Kaligrafi Arab’’umumnya diterapkan
pada interior tempat-tempat ibadah selain itu media yang di gunakan berupa
lukisan atau ornamen di dinding, kaligrafi pada media kaca, kayu, plastik dan
sebagainya. Media tekstil kaligrafi banyak di terapkan sebagi hiasan dinding
Penataan tekstil interior dengan sumber ide Kaligrafi Arab pada
rumah tinggal umumnya belum digarap secara maksimal. Melihat kenyataan
bahwa kebutuhan akan rumah tinggal semakin meningkat akhir-akhir ini, dan
mendapatkan sebuah rumah tinggal tentu tidak lepas dari masalah pelengkap
interiornya. Tekstil selain berfungsi sebagai bahan pakaian juga berfungsi
sebagai pelengkap interior yang mana dewasa ini telah menjadi suatu
kebutuhan yang minimal ada dalam rumah tinggal.
Perlu adanya perancangan tekstil sebagai pelengkap interior
dengan sumber ide ‘’ kaligrafi Arab ‘’. Penataan interior dirancang bukan
hanya sekedar untuk memenuhi segi fungsional saja, tetapi juga
mempertimbangkan adanya unsur estetika didalam menciptakan atau
menghadirkan kenyamanan baik secara fisik maupun rohani. Tatanan interior
Konsep desain dalam interior sangat penting untuk menjadikan
sebuah rumah indah, nyaman, dan dapat mengekspresikan jiwa pemiliknya.
Setiap pemilihan pelengkap interior dan peletakanya sebaiknya direncanakan
dengan baik sehingga setiap penghuni rumah akan merasakan kenyamanan,
salah satu untuk mewujudkannya yaitu dengan menghadirkan nuansa Islami
4. Percobaan
Percobaan di lakukan untuk memperoleh bahan dan jenis pewarna
yang sesuai
Tabel 1
percobaan tentang pewarnaan
Bahan kain P . Remasol P. Indigosol P. Napthol
Drill
Paris
Bahan kain P. Remasol P. Indigosol P. Napthol
Linen
Blacu
Keterangan komposisi;
-Dari percobaan di atas zat warna remasol mudah di serap oleh hampir semua bahan kain, namun untuk kain drill dan blacu penyerapannya kurang
Napthol + Remasol Napthol + Indigosol Indigosol + Remasol
Prima Prima Prima
Linen Linen Linen
Primissima Primissima Primissima
Analisis;
-Dari percobaan di atas bahwa warna yang di hasilkan dari tumpangan warna dari warna napthol + remasol, napthol + indigosol, dan indigosol + remasol, kurang maksimal, sehingga alternatif pewarnaan hanya dengan pewarnaan satu jenis zat warna
-untuk dapt menghasilkan warna dan bahan yang sesuai dengan perancanga maka di pilih bahan kain katun jenis primissima
Hasil Percobaan
Gambar 21
Gamnbar 22
Hasil percobaan 2, tentang bahan dan warna
Bahan: kain drill, pewarna: remasol
Analisis Percobaan: Zat warna kurang bisa di serap oleh bahan sehingga warna kurang maksimal
Gambar 23
Gambar 24
Hasil percobaan 4, tentang bahan dan warna
Bahan; kain prima. Zat wara indigosol
Analisis Percobaan; Zat warna mudah di serap oleh sehingga menghasilkan warna yang baik
Gambar 25
Gambar 26
Hasil percobaan 6, tentang bahan dan warna
Bahan; kain primissima, Zat warna naptol dan indigosol Analisis Percobaan: menghasilkan warna yang baik
D. Gagasan Awal Perancangan
Pemenuhi kebutuhan akan pelengkap interior rumah tinggal yang
bersumber ide ‘’ Kaligrafi Arab’’ dengan media tekstil yang mana belum digarap
secara maksimal, maka perlu adanya suatu produk untuk menjawab kebutuhan
tersebut.
Perancangan desain ini akan menghadirkan sebuah produk tirai untuk
interior rumah tinggal, namun demikian kebutuhan tersebut dirancang bukan
sekedar untuk memenuhi segi fungsional saja tetapi tetap memperhatikan
unsur-unsur estetika didalam menciptakan atau menghadirkan kenyamanan baik secara
Motif yang ditampilkan diterapkankan pada bagian-bagian tertentu
pada tirai, baik pada bagian atas, bawah, depan, maupun pada bagian samping
kanan dan samping kiri,
Penerapan desain motif Kaligrafi Arab pada tekstil menggunakan
bahan yang dapat memberikan kenyamanan bagi pemakai di dalam ruang tamu.
Perancangan ini ditujukan untuk tirai interior rumah tinggal, maka bahan yang
digunakan harus dapat menunjang kenyamanan oleh pemakai. Bahan jenis katun
dipilih daam perancangan ini, karena memiliki karakter yang dapat memberikan
kenyamanan, sedangkan untuk teknik, dipilih teknik terbaik yang dapat
mengambarkanKaligrafi Arab, yaitu batik lukis
Perwujudan produk yang akan dibuat adalah tirai untuk ruang tamu,
merupakan alternatif pilihan yang dapat memberikan suasana nyaman dan santai.
Perancangan motif dibuat lebih sederhana, tanpa detail-detail yang rumit sehingga
dapat mudah dipadukan dengan pelengkap interior yang lain. Desain dari tirai
dalam perancangan ini merupakan sebuah pola sehingga apabila diperlukan bisa
B. Konsep Desain
Terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam proses desain
untuk penciptaan karya tekstil yang berupa tirai untuk ruang tamu yaitu:
1. Aspek Fungsi
Perancangan ini difungsikan untuk tekstil tirai untuk ruang tamu, yang
mana keberadaanya dalam interior rumah sangatlah penting untuk mengatur
masuknya cahaya yang berlebihan, membatasi penglihatan orang luar agar tidak
melihat segala sesuatu yang berada di dalam rumah secara keseluruhan, penahan
kehangatan ruangan, untuk menjaga privacy, dan bisa juga sebagai elemen
dekorasi, oleh karena itu perlu adanya sentuhan baru dalam penggarapan motif
tirai
Perancangan tekstil tirai, khususnya untuk ruang tamu, maka
perancangan tirai harus disesuaikan dengan aktivitas yang ada di ruang tamu dan
pelengkap interior yang mendukung ruang tamu, seperti warna pada tembok,
warna sofa atau kursi, warna hiasan atau pelengkap interior lainnya
2. Aspek Estetis
Keberhasilan sebuah desain tekstil salah satunya dapat dilihat dari daya
tarik estetis yang dimilikinya. Aspek estetis diperlukan untuk desain tekstil yang
baik, dalam perancangan desain, khususnya desain tekstil. Keindahan tersebut
a. Bentuk
Bentuk dalam hal ini dapat berupa tekstur, titik, garis, bidang,
goresan, dan lain sebagainya, yang menunjang bentuk keseluruhan desain
secara utuh. Dalam produk ini harus sedemikian rupa menarik, karena
berhubungan dengan peningkatan cita rasa seseorang atau konsumen,
maka harus memperhatikan daya tarik, yaitu pengolahan motif kaligrafi
Arab dalam hal ini jenis kaligrafi abstrak
Bentuk tersebut dibuat dengan sketsa dan arahan serta
penempatan motif dan warna diharapkan dapat memberikan keindahan
serta dapat mewujudkan sesuai dengan sumber ide pada perancangan motif
tersebut. Dari bentuk tersebut, dibuat berbagai ukuran motif dari ukuran
yang besar sampai yang kecil atau dengan kaidah gradasi dan
pengulangan baik bentuk, ukuran dan posisi untuk dikomposisikan
menjadi sebuah pola desain utuh yang akan diterapkan ke dalam tirai.
b. Warna
Unsur warna tidak dapat dilepaskan dari bentuk yang akan
menentukan keberhasilan sebuah desain, oleh karena itu pengetahuan
mengenai sifat, arti dan pengaruh warna terhadap situasi sekitarnya perlu
diketahui untuk perancangan sebuah desain. Karena perancangan ini
ditujukan untuk tirai ruang tamu, maka pemilihan warna disesuaikan
dengan fungsinya. Artinya nuansa yang dihasilkan dari warna tersebut
Pemilihan warna tersebut juga dimaksudkan untuk mendukung
pemunculan karakter motif kaligrafi Arab.
1) Merah dapat membangkitkan energi, hangat, komunikatif, aktif, antusias
dan bersemangat, memberi kesan sensual dan mewah, meningkatkan
aliran darah di dalam tubuh, dan berkaitan dengan ambisi. Terlalu
banyak warna merah bisa merangsang kemarahan dan agresif.
2) Ungu dekat dengan suasana spiritual yang magis, mistis, misterius, dan
mampu menarik perhatian. Oleh karena itu, ungu banyak digunakan oleh
kaum bangsawan. Warna ini juga berkesan sensual, feminim, antik yang
juga anggun, dan hangat. Ungu yang gelap dapat memancarkan
kekuatan, bisa menambah fantasi dan imajinasi, kreatif, sensitif,
memberi inspirasi, dan obsesif.
3) Kuning adalah warna matahari, cerah, membangkitkan energi dan mood,
warna yang penuh semangat dan vitalitas, komunikatif dan mendorong
ekspresi diri, memberi inspirasi, memudahkan berpikir secara logis dan
merangsang kemampuan intelektual (cocok sebagai warna atau aksen di
meja belajar). Penggunaan yang kurang tepat justru akan menimbulkan
kesan yang menakutkan.
4) Biru tidak bisa lepas dari elemen air dan udara, berasosiasi dengan alam,
melambangkan keharmonisan, memberi kesan lapang. Pemakaian warna
biru dapat menimbulkan rasa tenang dan dingin, melahirkan perasaan
intuitif dan memudahkan meditasi. Tapi berhati-tilah, karena terlalu
banyak biru bisa menimbulkan kelesuan.
5) Oranye punya karakter yang mirip dengan merah tetapi lebih feminine
dan bersahabat. Warna yang melambangkan sosialitas, penuh harapan
dan percaya diri, membangkitkan semangat, vitalitas dan kreativitas.
Dapat menimbulkan perasaan positif, senang, gembira dan optimis,
penuh energi, bisa mengurangi depresi atau perasan tertekan. Bila
berlebihan akan merangsang perilaku hiperaktif.
6) Putih melambangkan kemurnian dan kepolosan, memberi perlindungan,
ketentraman, kenyamanan dan memudahkan refleksi. Namun terlalu
banyak warna putih bisa menimbulkan perasaan dingin, steril, kaku dan
terisolir.
c. Komposisi
Komposisi ini mencakup keseluruhan unsur rancangan desain yang
meliputi skala proporsi, ukuran, komposisi bentuk, warna maupun bidang
dan pengulangan (repeat). Motif dalam perancangan ini diletakkan pada
bidang- bidang tertentu pada tirai sehingga pusat perhatian diarahkan pada
motif tersebut. Motif dibuat beragam dari yang besar sampai yang kecil
dengan penyusunan motif yang berselang, hal tersebut bertujuan untuk
memberikan variasi agar tidak monoton. Motif yang disusun
menggunakan sistem pengulangan ”mencerminkan” antara bagian sisi
kanan dan kiri, sehingga akan tercapai keseimbangan simetris, dan akan
3. Aspek Bahan
Karya desain tekstil betapun indahnya, penuh kreasi dan cocok
untuk suatu tujuan tertentu, namun bahan yang dipilih tidak sesuai maka
desain tersebut tidak memenuhi persyaratan. Pemilihan bahan yang sesuai
dengan fungsinya juga sangat menentukan produk tekstil. Aspek bahan
dalam perancangan ini mencakup kain dan zat pewarna. Bahan kain dan
zat pewarna yang digunakan diharapkan dapat mendukung pemunculan
karakter motif sesuai dengan fungsinya. Perancangan ini ditujukan untuk
tekstil tirai untuk ruang tamu, maka bahan yang dipilih adalah bahan yang
memiliki sifat / karakter yang dapat mendukung tujuan fungsional
tersebut.
Bahan kain katun merupakan bahan yang memiliki karakter kuat,
dapat menyerap air dan zat warna dengan baik, dan relatif mudah
digunakan dalam proses penyempurnaan warna. Karakter yang dimiliki
bahan katun tersebut cocok digunakan untuk pembuatan tekstil tirai
dengan teknik batik lukis. Bahan katun dipilih ini untuk mewujudkan
Kaligrafi Arab sebagai motif untuk tekstil tirai, selain memiliki karakter
yang dapat menunjang dalam proses pewaraan, karakter yang dimiliki
bahan katun juga dapat mendukung pemunculan karakter motif.
Zat pewarna, indigosol akan digunakan sebagai pewarna dalam
cukup banyak, karena itu indigosol merupakan pewarna yang cocok
digunakan dalam perancangan ini.
4. Aspek Teknik
Suatu desain tekstil akan diolah menjadi barang produksi sebagai
proses akhir. Bagaimanapun indahnya sebuah desain, apabila tidak dapat
diproses tidak akan terwujud menjadi produk tekstil. Pengolahan desain
kedalam sebuah produk tekstil harus didukung dengan teknik yang tepat.
Pemilihan teknik dilakukan untuk menentukan teknik terbaik yang akan
digunakan agar dapat menerapkan sumber ide dalam bahan tekstil dengan
hasil yang sesuai dengan perancangan. Penciptakan keindahan, teknik
yang digunakan juga harus dapat diterapkan pada bahan yang telah
ditentukan. Batik lukis daam perancangan ini digunakan untuk
menerapkan motif kaligrafi Arab.
Batik lukis merupakan teknik tradisi yang telah digunakan secara
turun temurun dan mampu memberikan keindahan tersendiri pada setiap
hasil produksinya. Batik lukis juga dapat digunakan untuk menerapkan
berbagai motif, batik lukis dalam perancangan ini diharapkan dapat
C. Kriteria Desain
Perancangan ini terdapat beberapa hal yang mendasari dan mendukung
terciptanya produk tekstil yang berupa tirai untuk ruang tamu. Kaligrafi Arab
merupakan bentuk yang mendasari penciptaan motif. Nilai-nilai keindahan yang
ada pada kaligrafi Arab berupa eksploitasi huruf yang di buat sedemikian rupa.
Sehubungan dengan tujuan fungsional perancangan yaitu sebagai tirai untuk ruang
tamu, maka pengolahan motifnya dibuat lebih sederhana tanpa penggunaan
detail-detail yang rumit sehingga akan memberikan kesan santai dan sederhana.
Penyusunan motif dilakukan dengan sistem pengulangan (repeat) dengan
pertimbangan keseimbangan komposisi desain motifnya. Penyusunan motif secara
berselang dengan variasi ukuran juga dilakukan untuk memberikan kesan dinamis
dan tidak monoton.
Keindahan sebuah perancangan motif untuk tekstil tirai juga tidak
terlepas dari pemilihan warna yang tepat. Pengunaan warna dalam perancangan
ini dilakukan dengan lebih dari dua jenis warna dalam setiap produk, selain untuk
lebih menonjolkan karakter motif, penggunaan warna tersebut juga bertujuan
untuk menunjang agar sesuai dengan gagasan. Nilai-nilai keindahan pada suatu
rancangan tekstil, khususnya tekstil permukaan tidak selalu berdasar pada
kerumitan bentuk dan paduan dari variasi berbagai warna. Konsep keindahan
dalam perancangan ini lebih didasarkan pada eksploitasi dan kesederhanaan
Pembuatan motif dalam produk tekstil menggunakan bahan yang dapat
menunjang pemunculan motif serta dapat memenuhi kriteria bahan yang sesuai
untuk produk tirai, khususnya untuk ruang tamu. Berbagai macam bahan yang
ada, bahan dari jenis katun merupakan bahan yang dapat memenuhi kriteria yang
dapat menunjang keindahan serta kenyamanan. Katun yang memiliki karakter
yang bagus dalam proses penyempurnaan warna dapat memberikan penampilan
yang baik pula untuk produk tekstil sedangkan untuk karakter bahan dapat
mencegah masuknya sinar matahari yang berlebihan, membatasi penglihatan
orang di luar agar tidak melihat sesuatu yang ada di dalam ruangan, kuat dan
lentur serta dapat menunjang kenyamanan di dalam ruangan.
Pemilihan teknik yang tepat perlu dilakukan agar apa yang diharapkan
bisa dituangkan pada produk tekstil, oleh karena itu teknik batik lukis digunakan
dalam perancangan ini. Batik lukis sebagai salah satu teknik pembuatan dalam
desain permukaan merupakan suatu teknik yang dapat digunakan untuk
menuangkan berbagai motif. Produk dari perancangan ini akan difungsikan untuk
tirai ruang tamu. Pangsa pasar yang dipilih adalah dari golongan menengah
kebawah, oleh karena itu perancangan desain motif dengan sumber ide kaligrafi
Arab yang ditujukan untuk menunjang penampilan interior ruang tamu serta
D. Pemecahan Desain
Desain motif dalam perancangan ini dibuat secara visual menampilkan
bentuk dari eksplotasi kaligrafi Arab jenis abstrak dengan variasi bentuk dan
warna yaitu di sesuaikan dengan aspek fungsinya yaitu warna yang cenderung
menimbulkan kesan sejuk, hangat dan dingin seperti warna kebiruan, kehijauan,
merah dan kuning. Jenis khat Diwaniy, Tsulutsy dan kufi sesuai untuk dijadikan
motif pada perancangan motif untuk tirai, dalam perancangan ini khususnya untuk
ruang tamu.
Perancangan desain motif tirai ini mempunyai beberapa aspek yang
dipertimbangkan agar mencapai kesatuan (unity) antara lain prinsip irama yang
dapat diwujudkan dengan pengulangan dan gerakan baik bentuk maupun warna,
prinsip keseimbangan dan prinsip pusat perhatian(Emphasis). Motif yang
ditampilkan dalam perancangan tirai dibuat lebih sederhana dan merupakan satu
pola yang apabila diperlukan bisa dibuat pengulangan atau (repetition) sesuai
dengan kebutuhan.
Tekinik untuk menerapkan motif tersebut kedalam tekstil tirai, dalam
perancangan ini khususnya untuk ruang tamu adalah teknik batik lukis. Teknik
Batik lukis, merupakan salah satu teknik yang mampu menggambarkan berbagai
bentuk dalam perancangan motif tekstil. Teknik batik lukis akan digunakan untuk
menampilkan karakter kaligrafi Arab dan untuk memberikan detail pada motif