• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Penyajian Hasil Belajar Berbasis Web dan Tindak Lanjutnya dalam Kelas Online untuk Membantu Siswa Belajar Mandiri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Penyajian Hasil Belajar Berbasis Web dan Tindak Lanjutnya dalam Kelas Online untuk Membantu Siswa Belajar Mandiri"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.

Jenis Penelitian

Penelitian ini dirancang dengan metode “Penelitian dan

Pengembangan”, atau Research and Development yaitu metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Borg & Gall (2007: 774) menyarankan ada sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu dan untuk menguji keefektifan produk yang dimaksud, yaitu: (1) Melakukan penelitian dan mengumpulkan informasi; (2) Melakukan perencanaan; (3) Mengembangkan bentuk produk awal; (4) Melakukan uji lapangan utama; (5) Melakukan revisi produk utama; (6) Melakukan uji lapangan utama; (7) Melakukan revisi terhadap produk operasional; (8) Melakukan Uji coba lapangan operasional; (9) Melakukan revisi terhadap produk final serta menulis laporan penelitian; (10) Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk.

(2)

desain dan pengembangan untuk mencapai tujuan penelitian yang kedua sedangkan tahap validasi serta uji coba model untuk mencapai tujuan penelitian yang ketiga.

3.2.

Prosedur Pengembangan Model

(3)

Tahap I. Studi Pendahuluan

Tahap II. Desain dan Pengembangan Model

Tahap III. Validasi dan Uji Coba

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian dan

Pengembangan Model Penyajian Hasil Belajar Berbasis Web dan Tindak Lanjutnya di Kelas Online

3.2.1. Prosedur Pengembangan Penyajian Hasil Belajar Berbasis Web

1.Penyajian Hasil Belajar (Web) 2.Langkah pembelajaran tindak

lanjut di Kelas Online 3.Panduan Guru, Siswa/Ortu

Model Hipotetik Studi Pustaka

1.Pengembangan web 2. Pembuatan database 3. Pola penyajian hasil

belajar

(4)

Rancangan model penyajian hasil belajar dalam web dilakukan dengan sitemap seperti terlihat pada gambar 3.2. yang menjelaskan fasilitas dan kegiatan dari penyajian hasil belajar berbasis web ini oleh guru, peserta didik maupun orangtua.

Gambar 3.2. Sitemap Pola Penyajian Hasil Belajar Berbasis Web

Pola penyajian hasil belajar berbasis web ini menuntut guru dalam memaksimalkan pelaporan hasil belajar siswa hingga tindak lanjut siswa yang tidak tuntas nilai hasil belajarnya dan diteruskan ke kelas online yang disusun oleh guru sebagai kegiatan remedial nilai. Bagi siswa dan orangtua, fasilitas yang disediakan adalah progress nilai beserta

(5)

diskripsinya dan tindak lanjut yang harus dilakukan sesuai perintah dari guru sebagai penyedia dalam kelas online.

3.2.2. Prosedur Pengembangan Desain Pembelajaran Remedial di Kelas Online

Model desain pembelajaran remedial untuk kegiatan tindak lanjut secara online dikembangkan menggunakan model ASSURE yang dilakukan dalam 6 tahapan yaitu 1) analyze learners, 2) state objectives, 3) select strategi,

technology, media, and materials, 4) utilize media and

materials, 5) require learner participation, 6) evaluated and

revise (Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, James D.

Russell, & Clif Mims, 2014). Secara jelas terlihat dalam Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Model Pengembangan ASSURE

Berdasarkan Gambar 3.3. maka langkah-langkah pengembangan model dengan desain ASSURE secara rinci dapat dijelaskan berikut ini:

(6)

Langkah awal yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi hasil belajar siswa yang akan melakukan aktivitas tindak lanjut jika nilai belum tuntas. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa SMP Laboratorium Satya Wacana Kelas VIIA. Hasil analisis ini akan digunakan untuk menentukan tujuan pembelajaran dan jenis kegiatan pembelajaran remedial yang akan dikemas dalam kelas online.

2) State objectives (menetapkan tujuan pembelajaran)

Langkah yang kedua adalah menetapkan tujuan pembelajaran remedial yang didasarkan pada hasil belajar dan report yang didapatkan dari pola penyajian hasil belajar dalam web. Hasil ini digunakan untuk menentukan metode, media dan material yang akan digunakan dalam pembelajaran remedial sehingga pembelajaran remedial berjalan dengan baik.

3) Select method, media, and materials (memilih

metode, media, dan bahan ajar)

(7)

4) Utilize media and materials (memanfaatkan media

dan bahan ajar)

Setelah memilih metode, media, dan bahan ajar, langkah selanjutnya yang dilakukan pada metode pengembangan ini yaitu menggunakan ketiganya dalam kegiatan pembelajaran remedial. Sebelum diterapkan, ketiga komponen tersebut terlebih dahulu dilakukan validasi ahli untuk melihat kualitas dan kelayakan dari media dan bahan ajar serta rancangan pembelajaran remedial yang telah dibuat. Setelah mendapatkan validasai ahli langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba terbatas dalam kelompok kecil (5-10 siswa dan orang tua siswa).

5) Require learner participation (melibatkan siswa

dalam kegiatan pembelajaran)

Langkah selanjutnya adalah melibatkan siswa dalam pembelajaran remedial. Siswa mengikuti pembelajaran remedial online sesuai rancangan yang telah ditetapkan secara mandiri maupun didampingi oleh orangtua. Guru memantau jalannya proses pembelajaran remedial ini, sehingga progress dari siswa dapat diketahui secara berkala untuk menentukan report selanjutnya.

6) Evaluated and revise (evaluasi dan revisi)

(8)

selanjutnya adalah melakukan evaluasi. Evaluasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan kekuatan dan kelemahan model pembelajaran remedial online yang dibuat.

Model ASSURE merupakan model desain pembelajaran

yang bersifat praktis dan mudah diimplementasikan untuk

mendesain aktivitas pembelajaran, baik yang bersifat

individual maupun klasikal. Langkah analisis karakteristik

siswa dan rumusan tujuan akan memudahkan untuk memilih

metode, media, dan materi pelajaran yang tepat untuk

digunakan dalam menciptakan aktivitas pembelajaran yang

sukses. Demikian pula halnya dengan langkah evaluasi dan

revisi yang dapat dimanfaatkan untuk menjamin kualitas

proses pembelajaran yang diciptakan.

3.3.

Subjek Ujicoba

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kristen Satya Wacana kelas VII A dengan subjek siswa dan orang tuanya. Subjek uji coba terbatas dilakukan pada 10 siswa dan 10 orang tua siswa kelas VII A SMP Kristen Satya Wacana. Subjek uji coba diperluas dilakukan pada 1 kelas siswa dan orang tuanya. Subjek penelitian ditentukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa subjek adalah siswa dan orang tuanya yang terampil menggunakan komputer, handphone, dan internet.

3.4.

Jenis Data

(9)

1) Data penyajian hasil belajar dan tindak lanjut pembelajaran sebelum penelitian meliputi: (1) data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan kepala sekolah SMP Kristen Satya Wacana dan guru berupa data kualitatif; (2) data yang diperoleh dari orang tua siswa melalui angket berupa data kuantitatif.

2) Data kebutuhan penyajian hasil belajar dan rencana tindak lanjut pembelajaran yang diharapkan sekolah (guru) dan orang tua siswa, yakni pola penyajian hasil belajar dan bentuk tindak lanjut pembelajaran yang diharapkan. Data ini diperoleh melalui angket terbuka dengan jenis data kualitatif

3) Data hasil uji coba model, yakni data kuantitatif yang

diperoleh melalui angket tertutup. Data tersebut di-peroleh dari subjek ujicoba terbatas dan subjek ujicoba lebih luas. Data ini berupa penilaian terhadap model, tes hasil belajar siswa, skala kemandirian belajar siswa, dan hasil tanggapan terhadap orang tua siswa sebelum dan sesudah penggunaan model.

4) Data hasil implementasi model melalui kegiatan pasca penerapan model diperoleh melalui sekolah, orang tua dan siswa.

3.5.

Instrumen Pengumpulan Data

(10)

terdiri dari penelitian pendahuluan, tahap desain dan pengembangan, tahap validasi dan uji coba.

Pada tahap studi pendahuluan dilakukan studi pustaka tentang model desain penyajian hasil belajar dan pola tindak lanjut pembelajaran yang dilakukan oleh guru di sekolah yang ada di sekolah dan konsep belajar mandiri serta survei lapangan. Tujuannya untuk mengetahui kebutuhan desain pola penyajian hasil belajar dan pola tindak lanjut pembelajaran dan alternatif pemecahaannya. Pengumpulan data menggunakan instrument pedomanan wawancara dan angket, didukung dengan studi dokumen silabus, RPP dan daftar nilai siswa.

Pada tahap desain dan pengembangan model, draft model yang telah disusun divalidasi oleh ahli yang meliputi ahli desain model, dan ahli materi (matematika dan IPA). Instrumen yang dibutuhkan adalah angket tertutup untuk ketiga ahli.

Tahap uji coba meliputi uji coba terbatas dan uji coba diperluas. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui keterbatasan dan efektifitas model yang dikembangkan. Instrumen yang dibutuhkan adalah angket tertutup-terbuka. Instrumen untuk melihat keefektifan dari penggunaan model menggunakan soal tes untuk mengetahui dampak setelah dilakukan pembelajaran pada proses tindak lanjut.

(11)

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan 3 tahap analisis data, yaitu:

1) Analisis Deskriptif Kualitatif

Teknik analisis data deskriptif kualitatif dilakukan untuk menganalisis data: (1) hasil wawancara tentang pola penyajian hasil belajar dan kegiatan tindak lanjut yang selama ini dilakukan; (2) data hasil angket terbuka tentang kebutuhan dan harapan tentang pola penyajian hasil belajar dan kegiatan tindak lanjut.

2) Analisis Deskriptif Kuantitatif

Teknik analisis data deskriptif kuantitatif diperoleh dari ahli desain model, dan ahli materi matematika dan IPA. Teknik statistik yang digunakan dalam analisis ini adalah analisis deskriptif kuantitatif untuk rata-rata dan prosentase.

3) Analisis Uji Coba

Gambar

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian dan
Gambar 3.2. Sitemap Pola Penyajian Hasil Belajar Berbasis
Gambar 3.3.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan Kecintaan Merek Terhadap Komitmen Merek, diketahui bahwa nilai signifikansi (000) < 0,05 dan nilai loading factor

kelompok, yaitu contoh-contoh penerapan nilai Keteladanan Kristus dalam menghadapi penderitaan sebagai guru yang baik:.  Kelompok 1: Kristus memandang

Unilever Indonesia, Tbk pada tahun 2009 yaitu sebesar 82,21% yang menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba

Ditinjau dari beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan bahan pangan lokal untuk suplementasi, yaitu mempunyai nilai gizi yang dipersyaratkan; aman di konsumsi;

Perkara-perkara yang sering menjadi isu pertikaian yang sering berbangkit dari hak h a da nah dan perwalian dapat dikategorikan kepada beberapa aspek; iaitu membabitkan sikap

Kajian lain juga mendapati kanak-kanak mangsa penderaan seksual mempunyai sensitiviti interpersonal yang tinggi, yang ditandai oleh ciri-ciri seperti merasa tidak

• Penguatan Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan selama dua hari berturut - turut disinyalir terjadi karena adanya ekspektasi bahwa suku bunga acuan FED tidak akan naik dalam

Salah satu penyedia layanan KIA adalah Bidan Praktik Mandiri (BPM) tetapi PPIA belum dilaksanakan di Bidan Praktik Mandiri karena belum adanya protap yang mengatur pelaksanaan