• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMANFAATAN SARANA DAN FASILITA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PEMANFAATAN SARANA DAN FASILITA (1)"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PEMANFAATAN SARANA DAN

FASILITAS PENERIMAAN DAN PENIMBUNAN

DI TBBM BOYOLALI

KERTAS KERJA WAJIB

Oleh :

Nama Mahasiswa : Tb. Muhammad Khairul Anwar

NIM : 14451024

Program Studi : Logistik

Bidang Minat : Pemasaran dan Niaga

Diploma : III (Tiga)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ESDM

SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

STEM Akamigas

(2)
(3)
(4)
(5)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Kertas Kerja Wajib (KKW) yang berjudul “ANALISIS PEMANFAATAN SARFAS PENERIMAAN DAN PENIMBUNAN DI TBBM BOYOLALI” dengan lancar

dan baik. Penyusunan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini merupakan salah satu syarat kelulusan program Diploma III pada program studi Logistik Migas STEM Akamigas.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini banyak mengalami kendala, namun berkat dukungan, bantuan, saran, serta bimbingan dari berbagai pihak dan rahmat dari Allah SWT penulis dapat mengatasi kendala-kendala yang ada. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. R. Y. Perry Burhan, M.Sc selaku Ketua STEM Akamigas. 2. Bapak Soeprijantoro, selaku Operation Head TBBM Boyolali

3. Bapak Dwijo Wiyono selaku pembimbing lapangan.

4. Bapak Drs. Suharjito M.M selaku ketua program studi Pemasaran dan Niaga. 5. Bapak Djaswadi selaku pembimbing KKW.

6. Bapak dan Ibu dosen STEM Akamigas serta rekan-rekan mahasiswa STEM Akamigas.

7. Orang tua dan saudara tercinta yang selalu memberikan motivasi kepada penulis untuk belajar giat.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini. Semoga Kertas Kerja Wajib (KKW) ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Cepu, Mei 2017 Penulis,

(6)

ii

INTISARI

(7)

iii

1.2 Tujuan Penulisan ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Sistematika Penulisan ... 3

II. ORIENTASI UMUM 2.1 Sejarah Singkat Terminal BBM Boyolali ... 4

2.2 Struktur Organisasi ... 5

2.3 Tugas dan Fungsi ... 5

2.3.1 Tugas dan Fungsi Receiving, Storage & Distribution ... 5

2.3.2 Tugas dan Fungsi Planningand Maintenance Service ... 6

2.3.3 Tugas dan Fungsi Health Safety and Environmet ... 6

2.3.4 Tugas dan Fungsi Quality andQuantitiy ... 7

2.3.5 Tugas dan Fungsi General Affairs and Scurity ... 7

2.3.6 Tugas dan Fungsi Finance ... 8

2.3.7 Tugas dan Fungsi Sales Service... 8

2.4 Sarana dan Fasilitas... 8

2.4.1 Sarana dan Fasilitas Penerimaan ... 8

2.4.2 Sarana dan Fasilitas Penimbunan ... 9

2.4.3 Sarana dan Fasilitas Penyaluran ... 11

2.5 Suplai dan Throughput BBM di Terminal BBM Boyolali ... 12

III. TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Metode Statistik ... 13

3.2 Peramalan ... 14

3.3 Peramalan Kebutuhan ... 14

3.3.1 Tren Linear ... 15

3.3.2 Tren Eksponensial ... 16

3.3.3 Average Absolute Error (AAE) ... 16

3.3.4 Metode Regresi ... 17

3.3.5 Metode Korelasi ... 17

3.3.6 Laju Pertumbuhan... 17

(8)

iv

3.5 Penimbunan BBM ... 18

3.5.1 Tangki Timbun ... 19

3.5.2 Ketahanan Stok Tangki Timbun (KSTT) ... 20

3.5.3 Coverage Day ... 21

IV. PEMBAHASAN 4.1 Penerimaan BBM ... 22

4.2 Penimbunan BBM ... 22

4.3 Perkiraan Kebutuhan BBM Yang Akan Datang ... 23

4.3.1 Perkiraan Kebutuhan Premium ... 23

4.3.2 Perkiraan Kebutuhan Pertamax ... 27

4.3.3 Perkiraan Kebutuhan Solar ... 30

4.4 Perkiraan Jumlah Kendaraan Diaerah yang Disuplai TBBM Boyolali ... 34

4.4.1 Perkiraan Jumlah Kendaraan Bermesin Bensin... 35

4.4.2 Perkiraan Jumlah Kendaraan Bermesin Diesel ... 38

4.5 Analisis Regresi ... 41

4.5.1 Analisis Regresi Premium ... 42

4.5.2 Analisis Regresi Pertamax ... 43

4.5.3 Analisis Regresi Solar ... 44

4.6 Pemanfaatan Pipa Penerimaan ... 44

4.7 Analisis Pemanfaatan Sarana dan Fasilitas Penimbunan ... 47

4.7.1 Analisis Pemanfaatan tangka Timbun ... 47

4.7.2 Ketahanan Stok Tangki Timbun ... 48

V. PENUTUP 5.1 Simpulan ... 40

5.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ...

(9)

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tebel 2.1 SDM TBBM Boyolali ... 5

Tabel 2.2 Data Tangki Timbun TBBM Boyolali ... 11

Tabel 2.3 Pompa Produk ... 12

Tabel 4.1 Kebutuhan Premium, Solar dan Pertamax 2012 s/d 2016 ... 23

Tabel 4.2 Perhitungan Kebutuhan Premium 2012 s/d 2016 ... 24

Tabel 4.3 AAE Trend Linear dan Eksponensial ... 25

Tabel 4.4 Perkiraan Kebutuhan Premium ... 26

Tabel 4.5 Perhitungan Kebutuhan Pertamax 2012 s/d 2016 ... 27

Tabel 4.6 AAE Trend Linear dan Eksponensial ... 29

Tabel 4.7 Perkiraan Kebutuhan Pertamax ... 29

Tabel 4.8 Perhitungan Kebutuhan Solar 2012 s/d 2016 ... 31

Tabel 4.9 AAE Trend Linear dan Eksponensial ... 32

Tabel 4.10 Perkiraan Kebutuhan Solar ... 33

Tabel 4.11 Jumlah Kendaraan Berdasarkan Jenis Mesin ... 34

Tabel 4.12 Perhitungan Jumlah Kendaraan Bermesin Bensin 2012 s/d 2016 . 35 Tabel 4.13 AAE Trend Linear dan Eksponensial ... 36

Tabel 4.14 Perkiraan Jumlah Kendaraan Bensin ... 37

Tabel 4.15 Perhitungan Jumlah Kendaraan Bermesin Diesel 2012 s/d 2016 .. 38

Tabel 4.16 AAE Trend Linear dan Eksponensial ... 40

Tabel 4.17 Perkiraan Kendaraan Bermesin Diesel ... 40

Tabel 4.18 Regresi Antara Premium, Pertamax dan Mesin Bensin ... 42

Tabel 4.19 Regresi Antara Solar dan Mesin Diesel ... 42

Tabel 4.20 Pemanfaatan Jalur Pipa CY – II Berdasarkan Peramalan ... 46

(10)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pipa Penerimaan ... 9

Gambar 2.2 Tangki Timbun ... 11

Gambar 2.3 Filling Shed ... 12

Gambar 4.1 Grafik Analisa Premium dengan Trend Linear ... 26

Gambar 4.2 Grafik Analisa Pertamax dengan Trend Eksponensial ... 30

Gambar 4.3 Grafik Analisa Solar dengan Trend Eksponensial ... 33

Gambar 4.4 Grafik Kendaraan Bensin dengan Trend Linear ... 37

(11)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Layout TBBM Boyolali Lampiran 2 Struktur Organisasi Lampiran 3 Diameter Dalam Pipa

Lampiran 4 Process Flow Diagram Receiving Facility

(12)

1

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah salah satu sumber energi yang sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan, baik untuk transportasi, kalangan industri dan rumah tangga (masyarakat). Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia dan meningkatnya perkembangan industri maka kebutuhan ketersediaan BBM semakin meningkat pula.

PT. Pertamina (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang mempunyai peranan penting dalam mendukung kelangsungan kehidupan perekonomian negara. PT. Pertamina (Persero) melakukan aktivitas mencari sumber minyak, mengolah dan memasarkan produknya. Untuk dapat menjadi unit bisnis produk migas yang sehat dan dapat bersaing, Pertamina melaksanakan perbaikan dan perubahan dalam berbagai bidang dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan.

Mengingat era globalisasi dan perkembangan industri, kemajuan teknologi serta peningkatan jumlah penduduk yang sekarang ini sangat pesat, maka

kebutuhan BBM baik untuk industri, rumah tangga maupun transportasi akan semakin meningkat pula. Dengan demikian penyediaan dan pelayanan kebutuhan BBM kepada konsumen harus tetap dapat terpenuhi.

Untuk dapat melaksanakan kegiatan pengadaan dan distribusi atau

(13)

2

Kehandalan sarana dan fasilitas merupakan faktor utama dalam kelancaran operasi di Terminal BBM Boyolai, sehingga peningkatan kebutuhan BBM dalam waktu mendatang harus mampu didukung kemampuan sarana dan fasilitas yang ada. Keseimbangan antara peningkatan kebutuhan BBM dan sarana fasilitas ini harus seimbang, agar Pertamina dapat bersaing diwaktu yang akan datang.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul “Analisa

Pemanfaatan Sarana dan Fasilitas Penerimaan dan Penimbunan di Terminal BBM Boyolali”.

1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan KKW ini adalah penulis berupaya untuk memberikan deskripsi kondisi sarana dan fasilitas penerimaan dan penimbunan saat ini, menganalisis performance sarana dan fasilitas penyaluran dimasa yang akan datang dan memberikan saran serta masukan mengenai sarana dan fasilitas penerimaan dan penimbunan BBM di Terminal BBM Boyolali.

1.3. Batasan Masalah

(14)

3

1.4. Sistematika Penulisan

Penulisan Kertas Kerja Wajib ini disusun dalam lima bab dengan susunan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

II. ORIENTASI UMUM

Bab ini berisi data tentang sejarah singkat, tugas dan fungsi terkait, struktur organisasi, serta sarana dan fasilitas yang ada di Terminal BBM Boyolali. III. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan teori yang terkait dengan judul Kertas Kerja Wajib tentang Analisa Pemanfaatan Sarana dan Fasilitas Penerimaan dan Penimbunan di

Terminal BBM Boyolali IV. PEMBAHASAN

Bab ini membahas pokok bahasan dan pemecahan masalah tentang analisa pemanfaatan sarana dan fasilitas penerimaan dan penimbunan di Terminal BBM Boyolali.

V. PENUTUP

(15)

4

II.

ORIENTASI UMUM

2.1. Sejarah Singkat Terminal BBM Boyolali

Terminal BBM Boyolali adalah salah satu Terminal BBM yang berada di PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV. Terminal BBM Boyolali berlokasi di Jalan Raya Solo – Semarang Km 18 Teras Boyolali Jawa Tengah. Dibangun pada tahun 2002 dengan luas lahan 11,2 ha. Lay Out Terminal BBM Boyolali disajikan pada lampiran 1.

Terminal BBM Boyolali mulai dioperasikan pada tahun 2008 dengan kegiatan operasional utama yaitu penerimaan, penimbunan dan distribusi produk Bahan Bakar Minyak (BBM) meliputi produk Premium, Pertamax, Solar (HSD). Proses Penerimaan di Terminal BBM Boyolali melalui pipa (CY II) dari Terminal BBM Lomanis untuk produk Premium, Solar dan Pertamax. Penimbunan BBM di Terminal BBM Boyolali pada 11 tangki timbun dengan total penimbunan ± 100.000 KL.

(16)

5

2.2. Struktur Organisasi

Dalam menjalankan kegiatan operasional di TBBM Boyolali telah di tetapkan struktur organisasi yang menggambarkan tentang tanggung jawab dan wewenang secara umum. Terminal BBM Boyolali dipimpin oleh seorang Operation Head

yang berada di bawah Manager Suplai dan Distribusi Region IV. OperationHead

Terminal BBM Boyolali bertanggung jawab sepenuhnya atas jalannya kegiatan operasional secara keseluruhan di wilayah kerja Terminal BBM Boyolali. Jumlah SDM di Terminal BBM Boyolali sebanyak 102 orang, dengan rincian seperti pada tabel 2.1 dan untuk struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran 2.

Tabel 2.1 SDM TBBM Boyolali(:-)

No Pekerja Jumlah (orang)

1 Organik 15

2 Security PTC 20

4 PT. Nawa Insan Jaya 16

5 PT. Lusiana Jaya Karya 48

6 PT. Prima Armada Raya 3

Total 102

Sumber:Fungsi Umum & Layanan Pekerja

2.3. Tugas dan Fungsi

2.3.1.Tugas Dan Fungsi Receiving, Storage and Distribution

(17)

6

menjadi tiga sub fungsi yaitu, Receiving/Penerimaan, Storage/Penimbunan, dan

Distribution/ Penyaluran BBM.

Sub fungsi Receiving/Penerimaan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penerimaan melalui jalur pipa yang di suplai dari TBBM Lomanis untuk produk Premium, Solar, dan Pertamax.

Sub fungsi Storage/Penimbunan BBM, mempunyai tugas operasi memantau ketahanan stok di Tangki Timbun dan menerima suplai melalui pipanisasi. serta melaksanakan kalkulasi stok BBM serta pelaporannya.

Sub fungsi Distribution/Penyaluran BBM mempunyai tugas untuk menyalurkan BBM ke SPBU dan Industri.

2.3.2.Tugas dan Fungsi Planning and Maintenance Service

Fungsi Planning & Maintenance Service yang merupakan fungsi penunjang di Terminal BBM Boyolali, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pemeliharaan sarana dan fasilitas operasi.

Fungsi Planning & Maintenance Service melaksanakan tugas pemeliharaan lapangan serta kantor, pemeliharaan tenaga listrik dan pemeliharaan instrumen untuk mencapai kondisi sarfas yang handal, siap pakai dan mendukung kelancaran operasi dengan tetap memperhatikan skala prioritas dalam penggunaan anggaran yang telah disetujui dan diupayakan di Terminal BBM Boyolali.

2.3.3.Tugas dan Fungsi Health Safety and Environment

(18)

7

lingkungan yang bebas dari bahaya api dan kecelakaan kerja. Serta menyelenggarakan latihan – latihan penanggulangan bahaya kebakaran bersama seluruh pekerja, outsourcing, tenaga kontrak lainnya serta awak Mobil Tangki, untuk mencapai kondisi sarfas pemadam kebakaran dan keselamatan kerja selalu siap pakai sehingga kondisi lingkungan kerja di Terminal BBM Boyolali aman serta bebas dari bahaya api dan kecelakaan.

2.3.4.Tugas dan Fungsi Quality and Quantity

Fungsi Quality & Quantity (QQ) mempunyai tugas melaksanakan pengawasan kualitas dan kuantitas dengan melakukan monitoring dan pemeriksaan mutu BBM sesuai dengan spesifikasi yang di tetapkan Dirjen Migas. Pemeriksaan mutu BBM di laksanakan pada kegiatan penerimaan melalui pipa, penimbunan di Tangki Timbun serta pada kegiatan penyaluran dengan Mobil Tangki.

Fungsi Quality & Quantity (QQ) juga melaksanakan pengawasan kuantitas BBM yang di distribusikan di Terminal BBM Boyolali agar losses yang terjadi dapat dikurangi dan dihindari.

2.3.5.Tugas dan Fungsi General Affairs and Security

Fungsi General Affairs and Security mempunyai tugas melaksanakan pengaturan serta pengawasan kegiatan administrasi, sumber daya manusia dan pengamanan operasional Terminal BBM Boyolali. Fungsi General Affairs juga bertugas sebagai Layanan Pekerja di Terminal BBM Boyolali.

(19)

8

tantangan baik dari pihak intern maupun ekstern, serta pengawasan pengamanan aset operasional beserta SDM nya. Juga terlaksananya hubungan baik dengan lingkungan sekitar maupun aparat keamanan (Kepolisian & TNI) di wilayah kerja Terminal BBM Boyolali.

2.3.6.Tugas dan Fungi Finance

Fungsi Finance mempunyai tugas melaksanakan pengawasan, mengkoordinir, mengatur kegiatan keuangan dan anggaran serta adminstrasi produk sesuai data pendapatan dan biaya real time untuk menunjang kelancaran operasi Terminal BBM Boyolali.

2.3.7.Tugas dan Fungsi Sales Services

Fungsi Sales Services mempunyai tugas melaksanakan pengawasan, mengkordinir, mengatur kegiatan administrasi penebusan serta pemesanan produk BBM secara real time untuk menunjang kelancaran operasi penyaluran di Terminal BBM Boyolali.

2.4. Sarana dan Fasilitas

Untuk dapat melaksanakan operasi penerimaan, penimbunan, dan penyaluran BBM dengan baik di Terminal BBM Boyolali, maka harus ditunjang oleh sarana dan fasilitas yang siap pakai dan jumlahnya memadai.

2.4.1.Sarana dan Fasilitas Penerimaan

(20)

9

Yogyakarta II (CY-II). Panjang pipa CY-II adalah 246 KM dengan diameter 12 inchi. Flow rate yang digunakan untuk pengiriman BBM dari Terminal BBM Lomanis sebesar 300 Kl/Jam dengan kapasitas volume pipa 18.098 KL.

Pada jalur pipa penerimaan dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti:

Pressure Indicator, merupakan peralatan yang digunakan untuk mengetahui tekanan fluida di dalam pipa yang terbaca diruang kendali (Control Room). ▪ Control Valve, sebagai alat untuk mengatur aliran dan tekanan pemompaan

BBM yang dikehendaki sebelum masuk Tangki Timbun.

Sample Cock, sebagai tempat pengambilan contoh dari produk BBM untuk pemeriksaan secara visual.

Strainer, suatu alat yang digunakan untuk menyaring kotoran yang mungkin terbawa / terdapat di dalam minyak.

Manifold, merupakan fasilitas pipa yang digunakan untuk membagi / memindahkan aliran minyak sesuai jenis produknya.

(21)

10

2.4.2.Sarana dan Fasilitas Penimbunan

Sarana dan fasilitas Penimbunan BBM di Terminal BBM Boyolali saat ini terdiri dari 11 unit Tangki Timbun yang dilengkapi dengan fasilitasnya serta tanggul pengaman. Tangki tersebut merupakan tangki jenis Vertical Tank (tangki tegak) dengan konstruksi atap berbentuk kerucut (cone roof). Gambar Tangki Timbun di TBBM Boyolali dapat dilihat pada gambar 2.2 dan data Tangki Timbun dapat dilihat pada tabel 2.3.

Gambar 2.2 Tangki Timbun TBBM Boyolali

Tabel 2.2 Data Tangki Timbun TBBM Boyolali

Produk No. Tangki Ukuran Tahun Pembuatan Safe Capacity Premium

1 36,85 x 12,89 2004 12.669.617

2 36,85 x 12,89 2004 12.636.263

3 36,85 x 12,89 2004 12.648.097

Pertamax

4 27,16 x 9,23 2004 4.879.929

5 27,16 x 9,23 2004 4.857.957

6 27,16 x 9,23 2004 4.859.517

Solar

7 38,79 x 12,90 2004 14.143.456

8 38,79 x 12,90 2004 14.124.263

9 38,79 x 12,90 2004 14.137.156

Feed Stock 10 11,63 x 5,55 2004 464.960

FAME 11 11,63 x 5,55 2004 483.144

(22)

11

2.4.3.Sarana dan Fasilitas Penyaluran

Dalam pendistribusian BBM ke konsumen setiap harinya Terminal BBM Boyolali memiliki sarana transportasi pengangkutan yaitu armada mobil tangki sebanyak 98 unit.

Jenis pompa yang digunakan di Terminal BBM Boyolali yaitu Pompa

Centrifugal dengan penggerak motor listrik. Pompa-pompa tersebut digunakan untuk kegiatan penyaluran BBM ke filling shed yang akan disalurkan kekonsumen melalui mobil tangki. Gambar Filling Shed dapat dilihat pada gambar 2.3 dan data pompa produk dapat dilihat pada table 2.4.

Gambar 2.3 Filling Shed

Tabel 2.3. Pompa Produk

Produk Jumlah

Pompa

Kapasitas Jenis Pompa Merk

Solar 3 400 Centifugal Versa Pump

Premium 3 400 Centifugal Versa Pump

Pertamax 3 400 Centifugal Versa Pump

Fame 2 100 Centifugal Versa Pump

(23)

12

2.5. Suplai dan Throughput BBM Terminal BBM Boyolali

Suplai BBM merupakan jumlah BBM yang diterima di Terminal BBM Boyolali dalam satuan volume dan periode waktu tertentu. Aktual suplai merupakan realisasi dari penerimaan BBM yang selanjutnya dapat digunakan sebagai tolok ukur kebutuhan di masa yang akan datang.

Throughput BBM merupakan jumlah BBM yang disalurkan ke Terminal BBM penerima dalam satuan volume dan periode waktu tertentu. Actual Throughput merupakan realisasi dari penyaluran BBM yang selanjutnya dapat digunakan sebagai tolak ukur kebutuhan di masa yang akan datang. Throughput

BBM Pertamax, Premium, Solar dan Pertalite adalah jumlah BBM/BBK yang disalurkan kepada Terminal BBM penerima dalam satuan volume pada periode waktu tertentu. ActualThroughput Terminal BBM Boyolali untuk periode 2012 sampai dengan 2016 dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Throughput Bahan Bakar Minyak Tahun 2012 s/d 2016 (KL) Tahun Premium Solar Pertamx Pertalite

2012 1.019.119 503.510 5.774 -

2013 1.111.951 470.745 8.777 -

2014 1.128.156 572.877 19.970 -

2015 1.021.353 471.711 107.777 23.192

(24)

13

III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1Metode Statistik

Statistik merupakan tehnik yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa data serta pengambilan kesimpulan. Data yang dihasilkan untuk keperluan manajemen sebagai dasar perumusan perencanaan, alat control dan dasar evaluasi hasil kerja(4:-). Di dalam setiap perencanaan diperlukan

data masa lalu yang akan digunakan sebagai dasar prediksi atau peramalan agar disesuaikan dengan kemampuan sarana dan fasilitas yang ada. Kegunaan statistik di perusahaan adalah untuk memperoleh gambaran yang bersifat statistik kuantitatif tentang segala aspek kegiatan perusahaan agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan mengenai kegiatan – kegiatan peerusahaan di masa yang akan datang. Manfaat dan kegunaan statistik antara lain 1) Komunikasi

Sebagai penghubung beberapa pihak yang menghasilkan data statistik sehingga beberapa pihak tersebut akan dapat mengambil keputusan melalui informasi tersebut.

2) Diskripsi

Merupakan penyajian data dan mengilustrasikan data. 3) Regresi

(25)

14 4) Korelasi

Mencari kuat atau besarnya hubungan data dalam suatu penelitian. 5) Komparasi

Membandingkan dua kelompok data atau lebih.

3.2Peramalan(5:3)

Peramalan merupakan bagian integral dari kegiatan pengambilan keputusan manajemen. Organisasi selalu menentukan sasaran dan tujuan, berusaha menduga faktor – faktor lingkungan, lalu memilih tindakan yang diharapkan akan menghasilkan pencapaian sasaran dan tujuan tersebut(5:3). Kebutuhan akan

peramalan meningkat sejalan dengan usaha manajemen untuk mengurangi ketergantungannya pada hal-hal yang belum pasti. Peramalan menjadi lebih ilmiah sifatnya dalam menghadapi lingkungan manajemen. Karena setiap bagian organisasi berkaitan satu sama lain baik buruknya ramalan dapat mempengaruhi seluruh bagian organisasi.

Dalam hal manajemen dan administratif, perencanaan merupakan kebutuhan yang besar, karena waktu tenggang untuk pengambilan keputusan dapat berkisar dari beberapa tahun sampai beberapa hari bahkan beberapa jam. Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien

3.3Peramalan Kebutuhan

(26)

15

tren eksponensial. Kedua metode ini merupakan metode yang cocok bila dalam observasi terdapat kenaikan dan penurunan penjualan produk dari suatu perusahaan.

3.3.1 Tren Linier

Metode tren linier digunakan untuk meramal kebutuhan BBM untuk masa yang akan datang dengan mengunakan pendekatan rumus3:56) :

Y´ = a+ bX ...(3.1)

Keterangan :

Y´ = perkiraan kebutuhan yang akan datang. a = pengeluaran rata – rata dalam satu periode. b = kenaikan rata – rata pertahun.

X = faktor untuk tahun yang bersangkutan.

Harga adan b dihitung dengan menggunakan rumus3:57) :

a = (∑ 𝑦 ∑ 𝑥

2)−(∑ 𝑥 ∑ 𝑥𝑦)

𝑛 ∑ 𝑥2−(Σ𝑥)2

...

(3.2)

b = (𝑛 ∑ 𝑥𝑦)−(∑ 𝑥 ∑ 𝑦)

(27)

16

3.3.2 Tren Eksponensial

Metode tren eksponensial digunakan untuk meramal kebutuhan BBM di masa mendatang dengan menggunakan rumus3:59) :

Y´ =

a.b

X...(3.4)

Harga a dan b dapat dihitung dengan rumus3:60) :

Log a = (∑ 𝑙𝑜𝑔𝑦 ∑ 𝑥2)−(∑ 𝑥 ∑ 𝑥𝑙𝑜𝑔𝑦)

𝑛 ∑ 𝑥2−(Σ𝑥)2

...

(3.5)

Log b = (𝑛 ∑ 𝑥𝑙𝑜𝑔𝑦)−(∑ 𝑥 ∑ 𝑙𝑜𝑔𝑦)

𝑛 ∑ 𝑥2−(Σ𝑥)2

...

(3.6)

3.3.3 Average Absolute Error (AAE)

Untuk menentukan tren yang akan digunakan dalam memprediksi kebutuhan maka dapat dilakukan dengan cara memilih tren yang mempunyai kesalahan mutlak rata-rata (Average Absolute Error) terkecil.

Adapun rumus AAE2:74) adalah sebagai berikut:

AAE =

∑ ⎸Y−Y´⎹n

...(3.7)

Keterangan: Y = data riil

(28)

17

3.3.4 Metode Regresi

Metode regresi merupakan alat statistik yang paling sering digunakan dalam manajemen jika akan mengevaluasi pengaruh dari suatu variable independent

terhadap variable dependent. Analisis regresi dan korelasi digunakan untuk meramalkan karakteristik hubungan antara variable.

Analisa regresi yang lebih kompleks disebut analisis regresi berganda, Karena menganalisis lebih dari satu variable independent.

3.3.5 Koefisien Korelasi

Koefisisen korelasi (r) adalah suatu ukuran linear relatif antara dua variabel. Koefisien korelasi dapat berfariasi dari menunjukan 0 (tidak ada korelasi) hingga 1 (korelasi sempurna). Jika korelasi lebih dari 0, maka dua variabel dikatakan berkorelasi positif dan jika kurang dari 0 maka berkorelasi negatif.

Koefisien korelasi memiliki peranan penting dalam analisis yang memiliki lebih dari dua variabel dan mempunyai kaitan erat dengan analisis regresi.

3.3.6 Laju Pertumbuhan (LP)

Laju Pertumbuhan (LP) adalah angka persen untuk mengetahui besar kecilnya deret ukur pertumbuhan kebutuhan produk. Laju pertumbuhan dapat diketahui setelah menentukan rumus forecast.

Laju pertumbuhan tren linier dapat dihitung dengan rumus3:-) :

LP = b

a x 100 % untuk data ganjil... (3.8) LP = 2b

(29)

18

LP = (b – 1) x 100% untuk data ganjil ... (3.10) LP = (b² − 1) x 100% untuk data genap ... (3.11)

3.4Pemanfaatan Sarana dan Fasilitas Penerimaan

Pemanfaatan sarana dan fasilitas Penerimaan merupakan tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana sarana dan fasilitas di Terminal BBM dapat dioperasikan secara efektif untuk menunjang kegiatan operasional penerimaan BBM.

Pipa adalah alat atau sarana untuk memindahkan cairan atau gas dari suatu peralatan ke peralatan yang lain. Dalam merancang sarana transportasi melalui pipa harus diperhatikan keekonomian dari diameter pipa yang direncanakan sehingga kemampuan pipa untuk menunjang operasi dapat terjamin dan sesuai dengan standard yang ditentukan. Untuk mencari diameter ekonomis pipa sesuai kebutuhan digunakan rumus Least Annual Cost (LAC)7:2) yaitu:

Dc = 0,276 . Q0,479 . S0,142 . µ0,027 ... (3.12) Keterangan :

Dc = diameter ekonomis (inchi) Q = kapasitas pemompaan (gpm) S = Spesific Grafity

μ = Viscositas (cps)

3.5Penimbunan BBM

(30)

19

baik sesuai prosedur yang telah ditetapkan untuk menjamin tersedianya BBM sehingga dapat menjamin kelancaran dalam memenuhi kebutuhan kepada masyarakat.

Performance suatu kegiatan operasi penimbunan sangat ditentukan oleh beberapa faktor antara lain:

➢ Perencanaan suplai dan objective thruput, ➢ Ketahanan Stok Tangki Timbun (KSTT), ➢ Coverage days,

➢ Keandalan sarana dan fasilitas Tangki Timbun, ➢ Keandalan sarana dan fasilitas pengukuran, ➢ Sumber Daya Manusia (SDM) pelaksananya.

3.5.1 Tangki Timbun

Tangki Timbun merupakan sarana tempat menyimpan produk sementara sebelum disalurkan. Tangki Timbun tersebut dilengkapi dengan peralatan yang sesuai dengan jenis produk yang disimpan, sehingga memenuhi persyaratan ditinjau dari beberapa segi antara lain standarisasi, material, kekuatan dan safety.

Menurut bentuk dan konstruksinya Tangki Timbun untuk menyimpan BBMP ada 2 tipe yaitu :

1) Tangki Mendatar (Horizontal Tank) 2) Tangki Tegak (Vertical Tank)

Dalam rancang bangun Tangki Timbun perlu diperhatikan beberapa faktor disamping teknis dan ekonomis, seperti :

(31)

20

▪ Kemudahan dalam operasi dan perawatan, serta ▪ Pengembangan dimasa mendatang.

Sedangkan dalam penggunaannya, kapasitas Tangki Timbun dibagi menjadi: ➢ Kapasitas aman (safe capasity),

➢ Kapasitas yang dapat dipompa (pumpable stock), ➢ Kapasitas yang tidak dapat dipompa (dead stock) dan ➢ Kapasitas ruang kosong (ullage).

3.5.2 Ketahanan Stok Tangki Timbun (KSTT)

Ketahanan Stok Tangki Timbun (KSTT) adalah jumlah isi Tangki Timbun yang dapat dipompakan (pumpable stock) dibagi dengan penyaluran setiap harinya yang bertujuan untuk menjamin ketersediaan stok dan mengetahui tingkat pemanfaatan Tangki Timbun.

Adapun perhitungan Ketahanan Stok Tangki Timbun (KSTT) dan Tingkat Pemanfaatan Tangki Timbun (TPTT) dapat digunakan rumus pendekatan sebagai berikut:

Rata-rata thruput per hari = 𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 per tahun

30 hari kerjabulan x 12 tahunbulan ... (3.13)

KSTT= 𝑠𝑎𝑓𝑒 𝑐𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑦 − 𝑑𝑒𝑎𝑑 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘 rata−rata 𝑡ℎ𝑟𝑢𝑝𝑢𝑡 harian atau

𝑝𝑢𝑚𝑝𝑢𝑏𝑙𝑒 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘

(32)

21 3.5.3 Coverage Days

Coverage days adalah jumlah hari yang bisa dipenuhi kebutuhan BBM dengan real pumpable stock yang tersedia. Adapun perhitungan coverage days

dapat digunakan dengan pendekatan rumus sebagai berikut:

Coverage Days = 𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑝𝑢𝑚𝑝𝑢𝑏𝑙𝑒 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘

(33)

22

IV.

PEMBAHASAN

4.1. Penerimaan BBM

Terminal BBM Boyolali memiliki tugas pokok yaitu menerima, menimbun dan menyalurkan sesuai spesifikasi / standard mutu yang telah ditetapkan. Produk BBM yang diterima, ditimbun dan disalurkan di TBBM Boyolali meliputi Premium, Pertamax dan Solar.

Seluruh kegiatan penerimaan, penimbunan dan penyaluran dicatat dan direkap dalam bentuk dokumen dan di-input menggunakan jaringan internet ke dalam sistem yang disebut MySAP. Penerimaan Produk BBM di Terminal BBM Boyolali dilaksanakan melalui jalur Pipa dari Terninal BBM Lomanis.

4.2. Penimbunan BBM

(34)

23

4.3. Perkiraan Kebutuhan BBM Tahun Yang Akan Datang

Berdasarkan data kebutuhan BBM di Terminal BBM Boyolali lima tahun sebelumnya (2012-2016) dapat digunakan untuk memprediksi kebutuhan BBM sampai tahun 2021 mendatang dengan analisa menggunakan metode kuadrat terkecil (least square method). Dengan mengetahui perkiraan kebutuhan BBM untuk lima tahun yang akan datang, maka dapat dianalisis kemampuan sarana dan fasilitas khususnya pada kegiatan penyaluran agar dapat beroperasi secara efektif tanpa adanya hambatan, sehingga dapat didistribusikan dengan lancar. Data kebutuhandapat dilihat pada table 4.1

Tabel 4.1Kebutuhan Premium, Solar dan Pertamax 2012 s/d 2016

Tahun Premium (KL) Solar (KL) Pertamax (KL)

2012 1.019.119 503.510 5.774

2013 1.111.951 470.745 8.777

2014 1.128.156 572.877 19.970

2015 1.021.353 471.411 107.777

2016 697.187 439.381 180.908

Sumber : Bagian Distribution TBBM Boyolali

4.3.1.Perkiraan kebutuhan Premium

(35)

24

Tabel 4.2 Perhitungan Kebutuhan Premium 2012 s/d 2016

Tahun X Y x2 XY LogY XlogY

(5 𝑥−734.462)−(0 𝑥 4.977.766)

(5 𝑥 10)− (0)2 = -73.446,2

Persamaan tren linier kebutuhan Premium sebagai berikut:

Y´ = 995.553,2 – 73.446,2 X.

b) Metode trend eksponensial Log a = (∑ 𝑙𝑜𝑔𝑦 ∑ 𝑥2)−(∑ 𝑥 ∑ 𝑥𝑙𝑜𝑔𝑦)

𝑛 ∑ 𝑥2−(Σ𝑥)2 =

(29,9592 𝑥 10)−(0 𝑥−734.462)

(5 𝑥 10)− (0)2 = 5,991841

(36)

25

Persamaan tren eksponensial kebutuhansebagai berikut:

Y’ = 981.388,5 x 0,919038909x

c) Menentukan trend yang digunakan

Untuk memilih metode peramalan yang sesuai, dilakukan perhitungan Average Absolute Error (AAE). Table perhitunga setiap trend disajikan pada table 4.3

Tabel 4.3 AAE Trend Linear dan Eksponensial

Tahun X Y Linear Eksponen

Y’ |Y-Y’| Y’ |Y-Y’|

2012 -2 1.019.119 1142445,6 123.326,81 1.161.991,83 142.793,05 2013 -1 1.111.951 1068999,4 42.951 1.067.842,18 44.109 2014 0 1.128.156 995553,2 132.603 981.388,52 146.768 2015 1 1.021.353 922107 99.246 901.934,23 119.419 2016 2 697.187 848660,8 151.473,93 828.912,65 131.725,78

Σ|Y-Y’|=

(37)

26

table 4.4 dan analisa produk premium dengan trend linear dapat dilihat pada gambar 4.1

Table 4.4 Perkiraan Kebutuhan Premium

Tahun X Y´=995.553,2 – 73.446,2 X. Perkiraan Kebutuhan

2017 3 Y´=995.553,2 – 73.446,2 (3) 775.215

2018 4 Y´=995.553,2 – 73.446,2 (4). 701.768

2019 5 Y´=995.553,2 – 73.446,2 (5) 628.322

2020 6 Y´=995.553,2 – 73.446,2 (6). 554.876

2021 7 Y´=995.553,2 – 73.446,2 (7). 481.430

Gambar 4.1 Grafik Analisa Premium dengan Trend Linear

d) Laju Pertumbuhan Produk Premium

(38)

27 LP = b

a x 100 % =

−73.446,2

995.553,2 x 100 % = -7.38%

4.3.2.Perkiraan Kebutuhan Pertamax

Untuk melakukan peramalan dibutuhkan tabel penolong agar mempermudah dalam pengerjaan perhitungan metode trend linier dan trend eksponensial. Tabel penolong untuk menghitung trend produk Pertamax dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5 Perhitungan Kebutuhan Pertamax Tahun 2012 s/d 2016

(39)

28

Persamaan tren linier kebutuhan Premium sebagai berikut:

Y´ = 64.641,2 + 44.926,8 X.

b) Metode trend eksponensial

Log a = (∑ 𝑙𝑜𝑔𝑦 ∑ 𝑥2)−(∑ 𝑥 ∑ 𝑥𝑙𝑜𝑔𝑦)

Persamaan tren eksponensial kebutuhan sebagai berikut:

Y’ = 28.776,4 x 2,559x

c) Menentukan trend yang digunakan

Untuk memilih metode peramalan yang sesuai, dilakukan perhitungan Average Absolute Error (AAE). Table perhitunga setiap trend disajikan pada table 4.6

Tabel 4.6 AAE Trend Linear dan Eksponensial

(40)

29 AAE trend linear = ∑ |𝑌−𝑌

|

𝑛 =

114.799,2

5 = 22.959,84

AAE trend eksponensial = ∑ |𝑌−𝑌

|

𝑛 =

54.356,7

5 = 10.871,34

Dari hasil perhitungan AAE diatas, didapatkan nilai AAE trend

eksponensial dengan hasil 10.871,34 lebih kecil dibandingkan AAE trend linear dengan hasil 22.959,84, maka untuk menghitung perkiraan kebutuhan Pertamax menggunakan rumus trend eksponensial. Perkiraan kebutuhan pertamax disajikan pada table 4.7 dan analisa produk Pertamax dengan trend eksponensial dapat dilihat pada gambar 4.2

Table 4.7 Perkiraan Kebutuhan Pertamax

Tahun X Y’=28.776,4 x 2,559x Perkiraan Kebutuhan

2017 3 Y’=28.776,4 x 2,5593 482.369,18

2018 4 Y’=28.776,4 x 2,5594 1.234.507,56

2019 5 Y’=28.776,4 x 2,5595 3.159.424,27

2020 6 Y’=28.776,4 x 2,5596 8.085.784,23

(41)

30

Gambar 4.2 Grafik Produk Pertamax dengan Trend Eksponensial

d) Laju Pertumbuhan Produk Pertamax

Diketahui trend yang digunakan untuk peramalan adalah trend Eksponensial dengan rumus Y’ = 28.776,4 x 2,559x, sehingga laju pertumbuhan produk pertamax

di Terminal BBM Boyolali:

LP = (b - 1) x 100 % = (2,559 – 1) x 100 % = 155,9%

4.3.3.Perkiraan Kebutuhan Solar

(42)

31

Tabel 4.8 Perhitungan Kebutuhan Solar Tahun 2012 s/d 2016

Tahun X Y x2 XY LogY XlogY

(5 𝑥−127.592)−(0 𝑥 2.457.924)

(5 𝑥 10)− (0)2 = -12.759,2

Persamaan tren linier kebutuhan Solar sebagai berikut:

Y´ = 491.584,8 – 12.759,2 X.

b) Metode trend eksponensial

Log a = (∑ 𝑙𝑜𝑔𝑦 ∑ 𝑥2)−(∑ 𝑥 ∑ 𝑥𝑙𝑜𝑔𝑦)

𝑛 ∑ 𝑥2−(Σ𝑥)2 =

(28,449 𝑥 10)−(0 𝑥−0,11771)

(5 𝑥 10)− (0)2 = 5,689819

(43)

32

Persamaan tren eksponensial kebutuhan Solar sebagai berikut:

Y’ = 489.575 x 0,973258116x

c) Menentukan trend yang digunakan

Untuk memilih metode peramalan yang sesuai, dilakukan perhitungan Average Absolute Error (AAE). Table perhitunga setiap trend disajikan pada table 4.9

Tabel 4.9 AAE Trend Linear dan Eksponensial

Tahun X Y Linear Eksponen

(44)

33

table 4.10 dan analisa produk Solar dengan trend eksponensial dapat dilihat pada gambar 4.3

Table 4.10 Perkiraan Kebutuhan Solar

Tahun X Y’=489.575 x 0,973258116x Perkiraan Kebutuhan

2017 3 Y’=489.575 x 0,9732581163 451.339,50

2018 4 Y’=489.575 x 0,9732581164 439.269,83

2019 5 Y’=489.575 x 0,9732581165 427.522,93

2020 6 Y’=489.575 x 0,9732581166 416.090,16

2021 7 Y’=489.575 x 0,9732581167 404.963,12

Gambar 4.3 Grafik Analisa Produk Solar dengan Trend Eksponensial

d) Laju Pertumbuhan Produk Solar

Diketahui trend yang digunakan untuk peramalan adalah trend Eksponensial dengan rumus Y’ = 489.575 x 0,973258116x, sehingga laju pertumbuhan produk

(45)

34

LP = (b - 1) x 100 % = (0,973258116 – 1) x 100 % = -2,67%

4.4. Perkiraan Jumlah Kendaraan di Daerah yang disuplai TBBM Boyolali

Setelah data dari badan Badan Pusat Statistik (BPS) didapat dari tahun 2012 sampai 2016 untuk daerah yang disuplai TBBM Boyolal, sehingga dapat digunakan untuk meramal jumlah kendaraan sampai 2021 mendatang dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (Least Square Method). Data jumlah kendaraan dibagi menjadi dua jenis menurut mesin yang digunakan yaitu mesin bensin dan mesin diesel.data jumlah kendaraan disajikan pada tabel 4.11

Tabel 4.11 Jumlah Kendaraan Berdasarkan Jenis Mesin

Tahun Mesin Bensin Mesin Diesel

2012 1.208.655 45.502

2013 1.307.768 50.304

2014 1.388.591 60.317

2015 1.485.480 77.772

2016 1.582.453 109.136

Sumber: Badan Pusat Statistik Nasional

4.4.1.Perkiraan Jumlah Kendaraan Bermesin Bensin

(46)

35

Tabel 4.12 Perhitungan Jumlah Kendaraan Bermesin Bensin 2012 s/d 2016

Tahun X Y x2 XY LogY XlogY

Persamaan tren linier kendaraan bermesin bensin sebagai berikut:

Y´ = 1.394.589 + 92.531 X.

b) Metode trend eksponensial

(47)

36 b = 1,0689

Persamaan trend eksponensial kendaraan bermesin bensin sebagai berikut:

Y’ = 1.388.420,466 x 1,0689x

c) Menentukan trend yang digunakan

Untuk memilih metode peramalan yang sesuai, dilakukan perhitungan Average Absolute Error (AAE). Table perhitunga setiap trend disajikan pada table 4.13

Tabel 4.13 AAE Trend Linear dan Eksponensial

Tahun X Y Linear Eksponen

Dari hasil perhitungan AAE diatas, didapatkan nilai AAE trend eksponensial dengan hasil 4.168 lebih besar dibandingkan AAE trend linear dengan hasil 3.405. maka untuk menghitung perkiraan jumlah kendaraan bermesin bensin menggunakan rumus trend linear. Perkiraan jumlah kendaraan bermesin bensin disajikan pada table 4.14 dan analisa kendaraan bermesin bensin dengan trend

(48)

37

Table 4.14 Perkiraan Jumlah Kendaraan Bensin

Tahun X Y´ = 1.394.589 + 92.531 X. Perkiraan Kebutuhan

Trend Analysis Plot for Mesin Bensin

Linear Trend Model Yt = 1394589 + 92531*t

Gambar 4.4 Grafik Kendaraan Bermesin Bensin dengan Trend Linear

d) Laju Pertumbuhan Kendaraan Bermesin Bensin

Diketahui trend yang digunakan untuk peramalan adalah trend linear dengan rumus Y´ = 1.394.589 + 92.531 X., sehingga laju pertumbuhan kendaraan bermesin bensin :

LP = 𝑏

𝑎 x 100 % =

92.531

(49)

38

4.4.2.Perkiraan Jumlah Kendaraan Bermesin Diesel

Untuk melakukan peramalan dibutuhkan tabel penolong agar mempermudah dalam perhitungan trend linear dan trend eksponensial. Tabel penolong untuk menghitung trend jumlah kendaraan bermesin diesel dapat dilihat pada tabel 4.15

Tabel 4.15 Perhitungan Jumlah Kendaraan Bermesin Diesel 2012 s/d 2016

Tahun X Y x2 XY LogY XlogY

a) Metode trend linear

a = (∑ 𝑦 ∑ 𝑥2)−(∑ 𝑥 ∑ 𝑥𝑦)

Persamaan tren linier kendaraan bermesin diesel sebagai berikut:

(50)

39 b) Metode trend eksponensial

Log a = (∑ 𝑙𝑜𝑔𝑦 ∑ 𝑥

Persamaan trend eksponensial kendaraan bermesin diesel sebagai berikut:

Y’ = 65.128,76 x 1,2443x

c) Menentukan trend yang digunakan

Untuk memilih metode peramalan yang sesuai, dilakukan perhitungan Average Absolute Error (AAE). Table perhitunga setiap trend disajikan pada table 4.16

Tabel 4.16 AAE Trend Linear dan Eksponensial

(51)

40

Dari hasil perhitungan AAE diatas, didapatkan nilai AAE trend

eksponensial dengan hasil 4.371 lebih kecil dibandingkan AAE trend linear dengan hasil 6.970. maka untuk menghitung perkiraan jumlah kendaraan bermesin diesel menggunakan rumus trend eksponensial. Perkiraan jumlah kendaraan bermesin bensin disajikan pada table 4.17 dan analisa produk Solar dengan trend

eksponensial dapat dilihat pada gambar 4.4

Table 4.17 Perkiraan Kendaraan Bermesin Diesel

Tahun X 65.128,76 x 1,2443x Perkiraan Kebutuhan

2017 3 65.128,76 x 1,24433 125.458,92

Trend Analysis Plot for Mesin Diesel

Growth Curve Model Yt = 65128,76 * (1,2443**t)

(52)

41

d) Laju Pertumbuhan Kendaraan Bermesin Diesel

Diketahui trend yang digunakan untuk peramalan adalah trend Eksponensial dengan rumus Y´ = 65.128,76 x 1,2443x., sehingga laju pertumbuhan kendaraan

bermesin diesel :

LP = (b-1) x 100 % = (1,2433 – 1) x 100 % = 24,33%

4.5. Analisis Regresi

Setelah mendapatkan data variabel independen seperti jumlah kendaraan menurut jenis mesin yang digunakan dan data dependen seperti throughput BBM dari tahun 2012 sampai tahun 2016, maka perlu dilakukan analisis regresi untuk menentukan hubungan sebab – akibat antara variabel tersebut. Data variabel independen dan dependen disajikan pada tabel 4.18 dan 4.19

Tabel 4.18 Regresi antara Premium, Pertamax dan Mesin Bensin

Kendaraan Bensin

1.208.655 1.019.119 5.774

1.307.768 1.111.951 8.777

1.388.591 1.128.156 19.970

1.485.480 1.021.353 107.777

1.582.453 697.187 180.908

Tabel 4.19 Regresi antara Solar dan Mesin Diesel

(53)

42

4.5.1.Analisi Regresi Premium

Analis regresi ini dilakukan dengan membandingkan jumlah throughput

premium sebagai variabel dependen dan jumlah kendaraan bermesin bensin sebagai variable independen. Analisa regresi menggunakan aplikasi Minitab16 sebagai berikut:

The regression equation is Y = 2118232 - 0,805 X

Predictor Coef SE Coef T P Constant 2118232 708820 2,99 0,058 X -0,8050 0,5060 -1,59 0,210

S = 148140 R-Sq = 45,8% R-Sq(adj) = 27,7%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 1 55538736963 55538736963 2,53 0,210 Residual Error 3 65836579362 21945526454

Total 4 1,21375E+11

Dari hasil uji regresi oleh Minitab16 tersebut dapat dihasilkan formula regresi: Y = 2.118.232 - 0,805 X. dari formula tersebut diketahui nilai konstanta dependen sebesar 2.118.232 dan taksiran nilai variabel independen sebesar -0,805 yang berarti bahwa setiap kenaikan jumlah kendaraan bermesin bensin dapat mengurangi volume 0,85 KL.

4.5.2.Analisi Regresi Pertamax

Analis regresi ini dilakukan dengan membandingkan jumlah throughput

(54)

43

variable independen. Analisa regresi menggunakan aplikasi Minitab16 sebagai berikut:

The regression equation is Y = - 616004 + 0,488 X

Predictor Coef SE Coef T P Constant -616004 164512 -3,74 0,033 X 0,4881 0,1174 4,16 0,025

S = 34382,3 R-Sq = 85,2% R-Sq(adj) = 80,3%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 1 20413912059 20413912059 17,27 0,025 Residual Error 3 3546426152 1182142051

Total 4 23960338211

Dari hasil uji regresi oleh Minitab16 tersebut dapat dihasilkan formula regresi: Y = - 616.004 + 0,488 X. dari formula tersebut diketahui nilai konstanta dependen sebesar -616.400 dan taksiran nilai variabel independen sebesar 0.488 yang berarti bahwa setiap kenaikan jumlah kendaraan bermesin bensin dapat menambah volume 0,488 KL.

4.5.3.Analisi Regresi Solar

(55)

44 The regression equation is

Y = 565457 - 1,08 X

Predictor Coef SE Coef T P Constant 565457 68838 8,21 0,004 X -1,0768 0,9510 -1,13 0,340

S = 49085,9 R-Sq = 29,9% R-Sq(adj) = 6,6%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 1 3088884994 3088884994 1,28 0,340 Residual Error 3 7228263387 2409421129

Total 4 10317148381

Dari hasil uji regresi oleh Minitab16 tersebut dapat dihasilkan formula regresi: Y = 565457 - 1,08 X. dari formula tersebut diketahui nilai konstanta dependen sebesar 565.457 dan taksiran nilai variabel independen sebesar -1,08 yang berarti bahwa setiap kenaikan jumlah kendaraan bermesin bensin dapat mengurangi volume 1,08 KL.

4.6.Pemanfaatan Pipa Penerimaan

Dalam pemanfaatan pipa penerimaan yang dimaksud untuk mengoptimalkan jalur pipa yang sudah ada. Dalam hal ini penulis menganalisis jalur pipa penerimaan pipa CY-II. Formula yang digunakan adalah Least Annual Cost (LAC) karena rumus ini cukup teliti untuk perhitungan diameter pipa minyak, sedangkan tabel diameter dalam pipa dapat dilihat pada lampiran 3.

Perhitungan pemanfaatan jalur pipa penerimaan CY-II dengan standar pipa API 5L Grade B Sch. 40 dengan diameter pipa 12 inchi, data sebagai berikut:

(56)

45 S (Specific Gravity Solar) = 0,870

Viskositas kinematik M.Solar = 4,5 cst x 0,870 : 3,915 Cps Dc = 0,276 . Q0,479 . S0,142 . µ0,027

Dari data dan rumus tersebut dapat dihitung flowrate pada jalur pipa dan tingkat pemanfaatan jalur pipa sebagai berikut :

Dc = 0,276 . Q0,479 . S0,142 . µ0,027

30,48 = 0,276 . Q0,479 . 0,8700,142 . 3,9150,027

30,48 = 0,276 x Q0,479 x 0,9804x 1,0375

30,48 = 0,2807 x Q0,479 Q0,479 = 30,48

0,2807 = 108,58

Q = 108,581/0,479 = 1.778GPM= 404 kl/jam

Thruput rata-rata Solar (2016) = 1.664,3 kl/hari

Waktu kerja (operasi pelayanan) diasumsikan = 8 jam/hari Q (flowrate) = 1.664,3 kl/hari

8 jam/hari = 208,04 kl/jam

Tingkat pemanfaatan Jalur Pipa CY-II (2016) = 208,04kl/jam

404 kl/jam x 100% = 51,5%

(57)

46

Tabel 4.20 Pemanfaatan Jalur Pipa CY-II Berdasarkan Peramalan

Peramalan Tahun

2017 2018 2019 2020 2021

Trhuput rata-rata (kl/hari) 1710 1664 1619 1576 1554

Q (kl/jam) 214 208 202 197 192

Tingkat Pemanfaatan Pipa 53% 51% 50% 49% 48%

Kecepatan aliran yang diperlukan apabila kapasitas alir pemompaan 404 kl/jam untuk jalur pipa penerimaan CY-II dapat dihitung dengan rumus sebagai

Untuk kapasitas alir saat ini pada jalur pipa penerimaan CY-II rata-rata 300 kl/jam, maka :

Dari hasil perhitungan diatas, maka tingkat pemanfaatan kecepatan alir untuk pipa penerimaan CY-II yaitu = 1,138 m/detik

(58)

47

Sehingga dengan demikian maka tingkat pemanfaatan jalur pipa penerimaan CY-II tentang kecepatan aliran untuk saat ini masih rendah dan masih mampu untuk melayani pemenuhan kebutuhan BBM Terminal BBM Boyolali untuk setidaknya 5 (lima) tahun kedepan.

4.7.Analisis Pemanfaatan Sarana Fasilitas Penimbunan

Kegiatan operasi penimbunan BBM adalah salah satu kegiatan dimana BBM diterima kemudian di simpan ke dalam Tangki Timbun untuk selanjutnya disalurkan kepada konsumen. Kelancaran operasi penimbunan BBM tergantung dari jumlah penerimaan dan penyaluran apakah seimbang atau tidak sehingga dapat diantisipasi keterlambatan ataupun kekosongan BBM di masyarakat.

4.7.1. Analisis Pemanfaatan Tangki Timbun.

Pemanfaatan tangki timbun berkaitan dengan stok rata-rata BBM yang ada dalam tangki timbun dalam periode waktu tertentu. Tingkat pemanfaatan tangki timbun untuk produk Premium, Solar dan Pertamax seperti tersaji pada tabel 4.18

Tabel 4.21 Tingkat Pemanfaatan Tangki Timbun Tahun 2016

Produk

(59)

48

yang akan datang masih memenuhi untuk menampung produk BBM khususnya untuk produk Premium, Solar dan Pertamax sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen

4.7.2. Ketahanan Stok Tangki Timbun

Ketahanan stok tangki timbun merupakan salah satu indikator yang dapat menunjang kehandalan dan ketersediaan BBM dalam operasi pendistribusian BBM kepada konsumen.

• Ketahanan Stok Tangki Timbun (KSTT) Premium - Jumlah Tangki Timbun = 3 buah

- Pumpable stock = 36.260 kl

- Rata-rata throughput harian = 2.641 kl

- KSTT = 𝑝𝑢𝑚𝑝𝑢𝑏𝑙𝑒 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘

rata−rata 𝑡ℎ𝑟𝑢𝑝𝑢𝑡 harian

- KSTT tahun 2016 = 36.260 kl

2.641 kl = 14 hari konsumsi

Untuk KSTT Premium pada tahun 2021 dengan perkiraan throughput harian sebesar 1.824 kl adalah :

KSTT tahun 2021 = 36.260 kl

2.641 kl = 13 hari konsumsi.

• Ketahanan Stok Tangki Timbun (KSTT) Solar - Jumlah Tangki Timbun = 3 buah

- Pumpable stock = 40.540 kl

(60)

49

- KSTT = 𝑝𝑢𝑚𝑝𝑢𝑏𝑙𝑒 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘

rata−rata 𝑡ℎ𝑟𝑢𝑝𝑢𝑡 harian

- KSTT tahun 2016 =40.540 kl

1.664 kl = 24 hari konsumsi

Untuk KSTT Solar pada tahun 2021 dengan perkiraan trhuput harian sebesar 1.534 kl adalah :

KSTT tahun 2021 = 40.540 kl

1.534 kl = 26 hari konsumsi.

• Ketahanan Stok Tangki Timbun (KSTT) Pertamax - Jumlah Tangki Timbun = 3 buah

- Pumpable stock = 13.757 kl

- Rata-rata trhuput harian = 685 kl

- KSTT = 𝑝𝑢𝑚𝑝𝑢𝑏𝑙𝑒 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘

rata−rata 𝑡ℎ𝑟𝑢𝑝𝑢𝑡 harian

- KSTT tahun 2016 = 13.757 kl

685 kl = 20 hari konsumsi

Untuk KSTT Pertamax pada tahun 2021 dengan perkiraan trhuput harian sebesar 1.568 kl adalah :

KSTT tahun 2021 = 13.757 kl

7.839 kl = 2 hari konsumsi.

(61)

50

(62)

51

V.

PENUTUP

5.1.Simpulan

Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Terminal BBM Boyolali selama 4 (empat) minggu maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perkiraan thruput penyaluran :

a. Perkiraan thruput Premium tahun 2021 sebesar 481.430 kl dengan laju pertumbuhan -7,38 % setiap tahunnya.

b. Perkiraan thruput Solar tahun 2021 sebesar 404.963 kl dengan laju pertumbuhan -2.67 % setiap tahunnya.

c. Perkiraan thruput Pertamax tahun 2021 sebesar 20.693.614 kl dengan laju pertumbuhan 156% % setiap tahunnya.

2. Hasil analisis tingkat pemanfaatan jalur pipa CY-II tahun 2016 sebesar 51,8 % dan pada tahun 2021 pemanfaatannya sebesar 48 %.

3. Hasil analisis sarfas penimbunan antara lain :

a. Tingkat Pemanfaatan Tangki Timbun (TPTT) Premium tahun 2016 sebesar 42 % dengan ketahanan stok 14 hari dan pada tahun 2021 ketahanan stoknya 13 hari.

(63)

52

c. Tingkat Pemanfaatan Tangki Timbun (TPTT) Pertamax tahun 2016 sebesar 53 % dengan ketahanan stok 20 hari dan pada tahun 2021 ketahanan stoknya 2 hari.

5.2.Saran

Adapun saran penulis dari hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Terminal BBM Boyolali selama 4 (empat) minggu adalah sebagai berikut :

1. Menambah kapasitas Tangki Timbun Pertamax sebesar 25.000 kl sejumlah 1 unit, sehingga total kapasitas tangki Pertamax secara keseluruhan yaitu 38.757 kl, maka dengan demikian diperoleh ketahanan stok / coverage days pada tahun 2021 menjadi 5 hari.

2. Melakukan pemeliharaan sarana dan fasilitas secara teratur agar sarana dan fasilitas tetap beroperasi dengan baik.

(64)

DAFTAR PUSTAKA

1. Arsyad, Lincolin, 1994. “Peramalan Bisnis”. Yogyakarta. BPFE – Yogyakarta 2. Djaswadi, Ir., M.Si, 2014, “ Tangki Timbun”, STEM Akamigas, Cepu.

3. Jakfar, Ir., M.T., 2010. “Forecasting”. Cepu: Sekolah Tinggi Energi dan Mineral

(STEM) Akamigas.

4. Jakfar, Ir., M.T., 2010. “Statistika”. Cepu: Sekolah Tinggi Energi dan Mineral

(STEM) Akamigas.

5. Makridakis, Spyros dan Steve Wheelwright. 1993. “Metode dan Aplikasi

Peramalan”. Jakarta. Erlangga

6. ---, 1997, “Pedoman Pengelolaan Suplai Dan Distribusi”, PT. Pertamina (Persero) Direktorat Pemasaran Dan Niaga, Jakarta.

7. ---, 2014, “Pedoman Pengelolaan Suplai Dan Distribusi”, PT. Pertamina (Persero) Direktorat Pemasaran Dan Niaga, Jakarta.

8. ---, 2017, “Presentasi Company Profile”, PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Boyolali.

9. ---, 2017, “Praktek Kerja Lapangan Tanggal 06 Pebruari 2017 – 3 Maret 2017”, PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Boyolali.

(65)
(66)
(67)

Lampiran 3. Diameeter Dalam Pipa

(68)
(69)

Gambar

Tabel 2.1 SDM TBBM Boyolali(:-)
Gambar 2.1 Pipa penerimaan produk
Gambar 2.2 Tangki Timbun TBBM Boyolali
Gambar 2.3 Filling Shed
+7

Referensi

Dokumen terkait

a. Kedalaman renang selalu tercapai dan kecepatan aliran dapat diatur, syarat pengaliran dapat terpenuhi... Tidak memerlukan bangunan penggelontoran di sepanjang jalur pipa,

Kemampuan enzim selulase Trichoderma viride strain T1 sk menghasilkan glukosa dari substrat ampas sagu telah dilakukan dengan membuat variasi jumlah ampas sagu

Ir Ir MS Ir (S2) Ir MP Ir Univ.Phillipines Diliman Auburn Univ., USA Fak.Perikanan Unlam Filipina Fak.Perikanan Unlam-IPB UGM Fak.Perikanan Unlam Fak.Perikanan

Penelitian ini menggunakan metode pengembangan Research and Development (RnD) yang mengacu pada model pengembangan Borg dan Gall. Langkah-langkah yang digunakan

Semakin meneguhkan bahwa memang misi baru Rumah Ceria ini adalah rencana dan proyek besar TUHAN untuk Yayasan Sungai Kasih di masa yang akan datang.. Sampai Desember 2017 ini,

Hubungan antara masa kerja dengan fungsi pendengaran pekerja yang didapatkan dari penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa masa kerja mempengaruhi fungsi

Prosesnya adalah dengan memotong bagian surface styling back door moulding tersebut yang posisinya diperhitungkan sesuai dengan posisi terpasangnya back door moulding,

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui prediksi jumlah pertambahan penduduk di Kecamatan Boyolali sampai pada tahun 2020, mengetahui prediksi jumlah kebutuhan