PENGARUH
PROFITABILITAS, CAPITAL INTENSITY RATIO, SIZE,
DAN
LEVERAGE
PERUSAHAAN PADA MANAJEMEN PAJAK
(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2013-2016)
1
Minah Nurjanah,
1I Putu Gede Diatmika,
2I Nyoman Putra Yasa
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {1minanurjanah@yahoo.com, 1gedediatmika@gmail.com 2
putrayasanyoman11@gmail.com}@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh
profitabilitas, capital intensity ratio, size, dan leverage perusahaan manufaktur pada manajemen pajak yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Sampel ditentukan berdasarkan metode purposive sampling sebanyak 244 sampel selama tahun 2013-2016. Metode observasi non partisipan digunakan dalam metode pengumpulan data dalam penelitian ini. Sumber yang digunakan yakni data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan tahunan yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Teknik analisis data dengan menggunakan uji regresi linier berganda yang diolah menggunakan SPSS versi 17.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel profitabilitas perusahaan (X1)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen pajak, variabel capital intensity ratio perusahaan (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen pajak,
variabel size perusahaan (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen
pajak, variabel leverage perusahaan (X4) berpengaruh positif terhadap manajemen
pajak.
Kata kunci: Manajemen Pajak, Profitabilitas Perusahaan, Capital Intensity Ratio
Perusahaan, Size Perusahaan, Leverage Perusahaan.
Abstract
This study aimed at providing empirical evidence on the effect of profitability, capital intensity ratio, size, and leverage of manufacturing companies on tax management listed on the Indonesia Stock Exchange. The research method used was quantitative method. The samples were determined based on purposive sampling method as many as 244 samples during year 2013-2016. Non-participant observation method was used in this data collection. The data source used was secondary data in the form of financial statement and annual report obtained from the Indonesia Stock Exchange website (www.idx.co.id). Data analysis technique in this research was multiple linear regression tests which was processed by using SPSS version 17.
Keywords: Tax management, company profitability, capital intensity ratio of company, company size, company leverage.
PENDAHULUAN
Perusahaan yang melakukan penghindaran pajak dengan melakukan kegiatan manajemen pajak, umumnya perusahaan yang melakukan kegiatan manajemen pajak adalah perusahaan yang memiliki tingkat Profitabilitas yang baik, dimana profit yang tinggi pada suatu perusahaan akan meningkatkan tingkat pajak yang harus dibayarkan perusahaan tersebut. Selain itu perusahaan dengan
Size yang tinggi, umumnya memiliki beberapa asset perusahaan yang memiliki kewajiban pembayaran pajaknya, seperti pajak yang dibebankan kepada asset perusahaan yang berupa kendaraan operasional hingga pajak bumi dan bangunan dari perusahaan tersebut.
Manajemen pajak adalah pengelolaan kewajiban perpajakan dengan menggunakan strategi untuk meminimalkan jumlah beban pajak. Darmadi (2013) manajemen pajak adalah pengelolaan kewajiban perpajakan dengan menggunakan startegi untuk meminimalkan jumlah beban pajak. Manajemen pajak merupakan salah satu elemen dari manajemen perusahaan. Pengertian lain manajemen pajak menurut Suandy (2008) adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yan diiharapkan.
Teori keagenan (Agency Theory) menurut Watts dan Zimmerman (1990) menyatakan laporan keuangan sebagai angka-angka akuntansi yang diharapkan dapat meminimalkan konflik antara pihak-pihak yang berkepentingan. Manajemen pajak dapat dilihat dari pengembangan teori keagenan yang mencoba menjelaskan bagaimana pihak pihak yang terlibat dalam perusahaan akan bersikap karena pada dasarnya mereka memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Menurut Anthony dan Govindrajan (2005) teori agensi merupakan suatu hubungan atau kontrak antara prinsipal dan agen. Teori agensi diasumsikan kepentingan dari tiap-tiap
individu sehingga menimbulkan konfik kepentingan antara principal dan agen.
Hubungan antara teori keagenan dengan Profitabilitas perusahaan adalah dimana manajemen sebagai para penggerak bisnis di perusahaan, mengusahakan agar profit dari perusahaan terlihat baik secara laporan keuangan. Hal tersebut untuk meyakinkan para
stakeholder dan shareholder mengenai
kinerja manajemen sudah maksimal.
Hubungan teori keagenan dengan
Capital Intensity Ratio perusahaan adalah
dimana manajemen memiliki kewenangan untuk menentukan kebijakan investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Investasi tersebut akan dinilai kinerjanya oleh
stakeholder dan shareholder.
Hubungan antara teori keagenan dengan Size perusahaan adalah dimana skala ukuran perusahaan akan ditentukan dengan langkah manajemen dalam mengelola laba perusahaan. Jika laba perusahaan dikelola manajemen dengan baik, maka kinerja manajemen akan terlihat baik di mata para stakeholder dan
shareholder. Teori keagenan dapat
membuat pihak manajemen berusaha membuat ukuran perusahaan terlihat sebesar mungkin pada laporan keuangan.
Hubungan antara teori keagenan dengan Leverage perusahaan adalah dimana pihak manajemen perusahaan yang menjalankan perusahaan dengan mengambil risiko peminjaman modal, akan berusaha membuat hutang perusahaan terlihat produktif. Jika hutang perusahaan terlihat produktif maka para pemegang saham akan memberi kepercayaan lebih terhadap para manajemen. Teori keagenan dapat membuat pihak manajemen berusaha membuat laporan keuangan dengan hutang yang seminimal mungkin dengan hasil atau laba yang maksimal.
tahun. Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan yang rendah atau bahkan mengalami kerugian akan membayar pajak yang lebih sedikit atau tidak sama sekali. Hendy dan Sukartha (2014) menyatakan bahwa pengaruh
Return On Asset (ROA) positif terhadap
penghindaran pajak dengan proksi Effective
Tax Rate (ETR) dikarenakan perusahaan
mampu mengelola assetnya dengan baik sehingga memperoleh keuntungan dari insentif pajak dan kelonggaran pajak lainnya sehingga perusahaan tersebut terlihat melakukan penghindaran pajak.
Chiou et.al (2012) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap tarif pajak efektif. Maria dan Kurniasih (2014) menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan pada penghindaran pajak. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang dapat di rumuskan adalah
H1: Profitabilitas Perusahaan
berpengaruh positif terhadap manajemen pajak.
Selain Profitabilitas perusahaan,
Capital Intensity Ratio perusahaan juga
mampu mempengaruhi manajemen pajak.
Capital Intensity Ratio (CIR) perusahaan
adalah dimana manajemen dapat mengurangi pajak melalui Capital Intensity
Ratio, karena dalam Capital Intensity Ratio
akan timbul biaya depresiasi atau penyusutan. Rodriguez dan Arias (2012) menyebutkan bahwa aktiva tetap yang dimiliki perusahaan memungkinkan perusahaan untuk memotong pajak akibat depresiasi dari aktiva tetap setiap tahunnya. Biaya depresiasi atau penyusutan tersebut dapat digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengurangi laba sehingga nantinya akan dapat mempengaruhi jumlah pajak yang harus dibayarkan (Mulyani, 2013).
Dharma dan Ardiana (2016) intensitas asset tetap berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang dapat di rumuskan adalah
H2: Capital Intensity Ratio perusahaan
berpengaruh positif terhadap manajemen pajak.
Tak hanya Capital Intensity Ratio
perusahaan, Size perusahaan juga mampu mempengaruhi manajemen pajak. Menurut
Machfoedz (1999); Suwito (2005) ukuran perusahaan adalah suatu skala yang dapat mengklasifikasikan perusahaan menjadi perusahaan besar dan kecil. Besar kecilnya perusahaan dapat mempengaruhi pendapatan (probability), karena mendapat laba maka mempengaruhi juga asset perusahaan dan tingkat utang perusahaan sehingga berpengaruh terhadap pembayaran pajak.
Chiou et.al (2012) menyatakan ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap tarif pajak efektif. Hendy dan Sukartha (2014) ukuran perusahaan berpengaruh pada penghindaran pajak. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang dapat di rumuskan adalah
H3: Size perusahaan berpengaruh
positif terhadap manajemen pajak. Selain Size perusahaan, Leverage perusahaan juga mampu mempengaruhi manajemen pajak. Leverage perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya baik jangka panjang maupun jangka pendek dan mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai utang. Richardson dan Lanis (2007) menyatakan semakin tinggi nilai utang maka nilai effective tax rate
perusahaan akan semakin rendah. Haryadi (2012) menunjukkan bahwa hutang perusahaan dapat mengurangi beban pajak yang dibayarkan dengan memanfaatkan bunga hutang sebagai pengurang pajak.
Ardyansah dan Zulaikha (2014) menyatakan utang perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan pada ETR. Dharma dan Ardiana (2016) menyatakan Leverage berpengaruh positif terhadap tax
avoidance. Berdasarkan uraian diatas maka
hipotesis yang dapat dirumuskan adalah H4: Leverage perusahaan berpengaruh
positif terhadap manajemen pajak. Berdasarkan pernyataan diatas maka peneliti tertarik meneliti masalah yang mempengaruhi manajemen pajak pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Permasalahan yang dikaji terbatas pada aspek-aspek Profitabilitas, Capital Intensity
Ratio, Size dan Leverage perusahaan.
perusahaan terhadap manajemen pajak (X1), untuk mengetahui pengaruh Capital
Intensity Ratio perusahaan terhadap
manajemen pajak (X2), untuk mengetahui
pengaruh Size perusahaan terhadap manajemen pajak (X3), untuk mengetahui
pengaruh Leverage perusahaan terhadap manajemen pajak (X4). Manfaat penelitian
ini yaitu diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa, serta dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya untuk mengetahui tentang pengaruh
Profitabilitas, Capital Intensity Ratio, Size
dan Leverage perusahaan manufaktur pada
manajemen pajak. Bagi pengguna laporan keuangan dan calon investor hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti mengenai pengaruh Profitabilitas,
Capital Intensity Ratio, Size dan Leverage
perusahaan manufaktur pada manajemen pajak sehingga diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan investasi.
METODE
Desain penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode kuantitatif. Sasaran dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2106. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang merupakan data yang berbentuk angka atau data yang diangkakan.
Sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder. Metode pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling yaitu teknik penentuan
sampel dengan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2014:122). Metode observasi
non partisipan digunakan dalam
pengumpulan data, peneliti mengumpulkan data dengan mengunduh informasi berupa laporan keuangan dan laporan tahunan di
website Bursa Efek Indonesia yaitu
www.idx.co.id. Data penelitian ini diolah menggunakan uji statistik, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas), uji hipotesis (analisis regresi linear berganda, koefisien determinasi, uji statistik t).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif dapat dilihat bahwa variabel
Profitabilitas perusahaan (X1) mempunyai
nilai minimum sebesar 0,09, nilai maksimum sebesar 0,511, nilai mean
sebesar 0,14127, dan standar deviasi sebesar 762.557. Ini berarti bahwa terjadi perbedaan nilai Profitabilitas perusahaan yang diteliti terhadap nilai rata-rata sebesar 762.557.
Variabel Capital Intensity Ratio
perusahaan (X2) mempunyai nilai minimum
sebesar 0,17, nilai maksimum sebesar 0,792, nilai mean sebesar 0,4335, dan standar deviasi sebesar 0,1399. Ini berarti bahwa terjadi perbedaan nilai Capital
Intensity Ratio perusahaan yang diteliti
terhadap nilai rata-rata sebesar 0,1399. Variabel Size perusahaan (X3)
mempunyai nilai minimum sebesar 174.225, nilai maksimum sebesar 182.274, nilai mean sebesar 811.476, dan standar deviasi sebesar 332.257. Ini berarti bahwa terjadi perbedaan nilai Size perusahaan yang diteliti terhadap nilai rata-rata sebesar 332.257.
Variabel Leverage perusahaan (X4)
mempunyai nilai minimum sebesar 0,31, nilai maksimum sebesar 2,27, nilai mean
sebesar 0,882, dan standar deviasi sebesar 0,3523. Ini berarti bahwa terjadi perbedaan nilai Leverage perusahaan yang diteliti terhadap nilai rata-rata sebesar 0,3523.
Variabel manajemen pajak (Y) mempunyai nilai minimum sebesar 0,09, nilai maksimum sebesar 0,86, nilai mean
Tabel 1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Min Max Std.
Deviation
ROA (X1) 244 0,09 0,511 0,14127 7.62557
CIR (X2) 244 0,17 0,792 0,4335 .13994
SIZE (X3) 244 174225.00 1.82E8 8.11476 3.3225E7
DER (X4) 244 0,31 2,27 0,882 .35236
ETR (Y) 244 0,09 0,86 0,2608 .12680 Valid N (listwise) 244
Sumber: Data Diolah, 2018
Selain statistik deskriptif terpenuhi dilanjutkan dengan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang pertama adalah uji normalitas. Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas residual dilakukan dengan menggunakan one sample
kologrov-smirnov test dan Shapiro wilk, normal
probability plot dengan bantuan program
statistik komputer SPSS versi 17.0 for
windows. Peneliti menggunakan taraf
signifikansi 5%, maka variabel penelitian dikatakan berdistribusi normal jika nilai analisis Kolmogorov-Smirnov memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil uji normalitas pada penelitian ini disajikan dalam tabel 2 berikut.
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas
Unstandardized Residual Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.857 .274
Sumber: Data Diolah, 2018
Berdasarkan hasil uji normalitas yang ditunjukkan pada tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 0,857 dengan signifikansi sebesar 0,274 yang berarti nilai residual terdistribusi secara normal. Uji asumsi klasik yang selanjutnya dilakukan adalah uji
autokorelasi. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Hasil uji autokorelasi pada penelitian ini disajikan pada tabel 3 berikut.
Tabel 3
Hasil Uji Autokorelasi
Model df1 df2 Durbin-Watson
1 1 244 2.228
Sumber: Data Diolah, 2018
Berdasarkan tabel 3 hasil uji autokorelasi, nilai Durbin-Watson test sebesar 2.228. Untuk penelitian dengan 4 variabel bebas dan 244 sampel, maka didapatkan standar nilai Durbin-Watson sebesar 1.7281, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi antar variabel independen dalam model regresi.
regresi dapat dilihat dari tolerance value
atau Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance value lebih kecil dari 0,10 dan nilai VIF lebih besar 10, maka terjadi multikoliniaritas. Apabila nilai tolerance
value lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF
lebih kecil dari 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.
Hasil uji multikolinearitas disajikan pada tabel 4 berikut.
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics Keterangan
Tolerance VIF
ROA .468 1.281 Bebas Multikolinearitas CIR .664 1.391 Bebas Multikolinearitas SIZE .672 1.447 Bebas Multikolinearitas DER .717 1.627 Bebas Multikolinearitas
Sumber: Data Diolah, 2018
Berdasarkan data pada tabel 4 hasil perhitungan tolerance menunjukkan variabel Profitabilitas perusahaan, Capital
Intensity Ratio Perusahaan, Size
perusahaan, dan Leverage perusahaan mempunyai nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10. Hasil perhitungan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan
bahwa variabel profitabilitas perusahaan,
capital intensity ratio perusahaan, size
perusahaan, dan leverage perusahaan mempunyai nilai VIF yang lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
Uji asumsi klasik yang ke empat adalah uji heteroskedastisitas. Uji Heteroskedasitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam seexemplar model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
suatu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2011). Pada penelitian ini, uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolute
residualnya. Apabila nilai signifikansi antara
variabel independen dengan absolute
residual lebih besar dari 0,05 maka tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas.
Hasil uji heteroskedastisitas pada penelitian ini disajikan dalam tabel 5 berikut.
Tabel 5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model Sig.
1 (Constant) ROA
CIR SIZE DER
.001 .029 .017 .031 .036
Sumber: Data Diolah, 2018
Berdasarkan data pada tabel 5 dapat dilihat bahwa masing-masing variabel independen tidak signifikan secara statistik memengaruhi variabel dependen nilai
Absolut Residual (AbsRes). Variabel
profitabilitas perusahaan mempunyai nilai
sig. sebesar 0,029, variabel capital intensity
ratio perusahaan mempunyai nilai sig.
sebesar 0,017, variabel size perusahaan mempunyai nilai sig. 0,031, variabel
leverage perusahaan mempunyai nilai sig.
dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.
Setelah uji asumsi klasik terpenuhi selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Hipotesis pada penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda digunakan untuk memecahkan rumusan masalah yang ada, yaitu untuk melihat pengaruh diantara dua variabel atau lebih. Variabel dependen pada penelitian ini adalah manajemen pajak. Variabel independen pada penelitian ini adalah profitabilitas perusahaan, capital
intensity ratio perusahaan, size perusahaan
dan leverage perusahaan.
Uji hipotesis yang pertama dilakukan adalah uji koefisien determinasi. Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Apabila Adjusted R Square semakin mendekati 1, maka semakin besar variasi dalam independen variabel, ini berarti semakin tepat garis regresi tersebut untuk mewakili hasil observasi yang sebenarnya. Hasil uji koefisien determinasi pada penelitian ini disajikan dalam tabel 6 berikut.
Tabel 6
Uji Koefisien Determinasi Model Adjusted R Square
1 .367
Sumber: Data Diolah, 2018
Berdasarkan data pada tabel 6 dapat dilihat bahwa Adjusted R Square
diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,367 yang menunjukkan bahwa variasi variabel profitabilitas perusahaan,
capital intensity ratio perusahaan, size
perusahaan dan leverage perusahaan hanya dapat menjelaskan 36,7% variasi variabel manajemen pajak. Sisanya sebesar 63,3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model baik yang berasal dari faktor internal maupun eksternal yang dapat memengaruhi manajemen pajak.
Selanjutnya dilakukan uji statistik t yang menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas dan independen secara individu dalam menjelaskan variansi
variabel dependen. Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat diambil keputusan berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan:
Apabila probabilitas > tingkat signifikan (0,05), maka H0 diterima dan Ha
ditolak. Artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Apabila probabilitas < tingkat signifikan (0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Artinya ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Hasil uji statistik t pada penelitian ini disajikan dalam tabel 7 berikut.
Tabel 7 Hasil Uji Statistik t
Model Sig.
1 (Constant) ROA
CIR SIZE DER
.001 .028 .039 .027 .049
Berdasarkan data tabel 7, dapat dilihat bahwa semua variabel independen yang di uji mempunyai pengaruh yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya lebih kecil daripada 0,05.
Variabel profitabilitas perusahaan mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,028 variabel capital intensity ratio perusahaan mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,039, dan variabel size perusahaan mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,027, variabel
leverage perusahaan mempunyai nilai
signifikansi sebesar 0,049. Sehingga semua variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Pembahasan
Pengaruh Profitabilitas Perusahaan
Manufaktur Pada Manajemen pajak
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda didapatkan bahwa koefisien regresi profitabilitas perusahaan sebesar 0,087 yang berarti bahwa apabila terdapat penambahan profitabilitas perusahaan sebesar 1 tingkat, maka manajemen pajak akan meningkat sebesar 0,087 tingkat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel
profitabilitas perusahaan berpengaruh
positif terhadap manajemen pajak. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka manajemen pajak akan semakin tinggi.
Hasil uji statistik t menunjukkan nilai signifikansi variabel profitabilitas
perusahaan sebesar 0,028 atau lebih kecil daripada 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel profitabilitas perusahaan (X1) berpengaruh secara signifikan
terhadap manajemen pajak. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) dapat
diterima yaitu profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap manajemen pajak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Chiou et.al (2012), yang menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap tarif pajak efektif. Hasil penelitian Hendy dan Sukartha (2014) juga menyatakan bahwa ROA berpengaruh pada penghindaran pajak. Maria dan Kurniasih (2014) yang menyatakan bahwa ROA
berpengaruh signifikan pada penghindaran pajak.
Pengaruh Capital Intensity Ratio
Perusahaan Manufaktur Terhadap
Manajemen Pajak
Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda, koefisien regresi variabel capital
intensity ratio perusahaan didapatkan
sebesar 0,319 yang berarti bahwa apabila terdapat penambahan capital intensity ratio
perusahaan sebesar 1 tingkat, maka manajemen pajak akan meningkat sebesar 0,319. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
capital intensity ratio perusahaan
berpengaruh positif terhadap manajemen pajak.
Hasil uji statistik t menunjukkan nilai signifikansi variabel capital intensity ratio
perusahaan sebesar 0,039 atau lebih kecil daripada 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel capital intensity ratio perusahaan (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap manajemen pajak. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) diterima yaitu
capital intensity ratio perusahaan
berpengaruh terhadap manajemen pajak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yakni hasil penelitian Dharma dan Ardiana (2016) juga menyatakan bahwa intensitas asset tetap berpengaruh terhadap tax avoidance.
Pengaruh Size Perusahaan Manufaktur Terhadap Manajemen Pajak
Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda diperoleh nilai koefisien regresi variabel size perusahaan sebesar 0,518 yang berarti bahwa apabila terdapat penambahan size perusahan sebesar 1 satuan, maka manajemen pajak akan meningkat sebesar 0,518. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel size
perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen pajak. Semakin tinggi size
perusahaan, maka manajemen pajak akan semakin tinggi.
Hasil uji statistik t menunjukkan nilai signifikansi variabel size perusahaan sebesar 0,027 atau lebih kecil daripada 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel size perusahaan (X3) berpengaruh
hipotesis ketiga (H3) dapat diterima yaitu
size perusahaan berpengaruh terhadap manajemen pajak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Chiou et.al (2012) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap tarif pajak efektif. Hasil penelitian Hendy dan Sukartha (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh pada penghindaran pajak. Hasil penelitian Ardyansah dan Zulaikha (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan pada ETR. Hasil penelitian Maria dan Kurniasih (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan pada penghindaran pajak. Hasil penelitian Dharma dan Ardiana (2016) juga menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tax avoidance.
Pengaruh Leverage Perusahaan
Manufaktur Terhadap Manajemen Pajak
Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda diperoleh nilai koefisien regresi variabel leverage perusahaan sebesar 0,604 yang berarti bahwa apabila terdapat penambahan leverage perusahan sebesar 1 satuan, maka manajemen pajak akan meningkat sebesar 0,604. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel leverage
perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen pajak. Semakin tinggi leverage
perusahaan, maka manajemen pajak akan semakin tinggi.
Hasil uji statistik t menunjukkan nilai signifikansi variabel leverage perusahaan sebesar 0,049 atau lebih kecil daripada 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel leverage perusahaan (X4)
berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen pajak. Dengan demikian hipotesis ke empat (H4) dapat diterima yaitu
leverage perusahaan berpengaruh
terhadap manajemen pajak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Chiou et.al (2012) yang menyatakan bahwa utang perusahaan memiliki pengaruh terhadap tarif pajak efektif. Hasil penelitian Ardyansah dan Zulaikha (2014) menyatakan bahwa utang perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan pada
ETR. Hasil penelitian Dharma dan Ardiana (2016) juga menyatakan bahwa leverage perusahaan berpengaruh terhadap tax
avoidance.
Kesimpulan dan Saran Simpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan mendapat bukti empiris pengaruh profitabilitas, capital intensity
ratio, size dan leverage perusahaan pada
manajemen pajak (studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016). Dari hasil pengujian statistik dan menggunakan regresi liner berganda dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1)
Profitabilitas perusahaan memiliki
hubungan yang positif pada manajemen pajak. (2) Capital intensity ratio perusahaan memiliki hubungan yang positif terhadap manajemen pajak. (3) Size perusahaan memiliki hubungan yang positif terhadap manajemen pajak. (4) Leverage
perusahaan memiliki hubungan yang positif terhadap manajemen pajak.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, adapun saran yang dapat diberikan.
Untuk pihak manajemen perusahaan agar lebih terampil dalam mengelola pengeluaran karena terdapat banyak perusahaan yang mengalami kerugian akibat rendahnya pendapatan dan tingginya pengeluaran. Sebaiknya dilakukan penghematan agar nilai
Profitabilitas perusahaan yang diukur
dengan ROA dapat berada pada level yang positif.
Untuk para calon investor hendaknya bijak dalam membaca laporan keuangan dari perusahaan agar dapat mengenai gambar perjalanan kinerja perusahaan, agar terhindar dari kerugian dalam melakukan investasi terutama investasi jangka panjang
agar dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih baik dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony dan Govindarajan. 2005.
Management Control System.
Jakarta: Salemba Empat.
Ardyansah, Danis dan Zulaikha, Purba. 2014. Pengaruh Size, Leverage,
Profitability, Capital Intensity
Rasio, dan Komisaris Independen Terhadap Effective Tax Rate
(ETR). Skripsi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang.
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan.
www.idx.co.id.
Chiou YC, Hsieh YC, Lin W. 2012. Determinants of Effect Tax Rate
For Firm Listed On China’s Stock
Markets: Panel Models With Two-Sided Cencors. International Trade & Academic Research
Conference (ITARC). 7-8th
November 2012.
Darmadi, Iqbal Nul Hakim. 2013. Analisis
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Manajemen Pajak Dengan Indikator Tarif Pajak
Efektif. Skripsi FEB Undip.
Dharma, I Made Surya Putra dan Ardiana, Putu Agus. 2016. Pengaruh Leverage, Intensitas Aset Tetap, Ukuran Perusahaan, dan Koneksi Politik Terhadap Tax Avoidance.
E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana. Vol. 15, No.1, Hal.
584-613.
Ghozali. 2011. Metode Penulisan. Jakarta: Tri Aksara.
Haryadi, Teddy. 2012. Pengaruh Intensitas Modal, Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tarif Pajak
Efektif Pada Perusahaan
Pertambangan di BEI Tahun
2010-2011. Skripsi. FEB Undip.
Hendy Darmawan, I Gede dan Sukartha, I Made. 2014. Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Leverage, Return On Asset, dan Ukuran Perusahaan pada Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. Vol. 9, No.1,
Hal. 143-161.
Machfoedz, Mas’ud Dalam Buku Suwito.
2005. Financial Ratio Analysis and The Prediction of Ernings Changes in Indonesia. Yogyakarta: Gajahmada
University Business Review.
No.7/III.
Mulyani, Sri. 2013. Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Koneksi Politik, dan Reformasi Perpajakan Terhadap Penghindaran Pajak. (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI tahun 2008-2012). Skripsi. Universitas Brawijaya.
Richardson, Grant and Lanis, R. 2007.
“Determinants of Variability In
Corporate Effective Tax Rate and Tax Reform: Evidance From
Australia”. Journal of Accounting
and Public Policy 26 (2007)
689-704.
Suandy. 2008. Hukum Pajak, Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2009. Teknik dan Ilmu
Pengetahuan Statistik dan
Penelitian. Bandung: CV. Alfabet.
Watts, Ross L and Zimmerman, Jerold L. 1990. Positive Accounting Theory: A Ten Year Perspective The Accounting Review. University of
Roehester: Jan 1990: 65,1: