• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWA TAN FEBRIS INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWA TAN FEBRIS INDONESIA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN FEBRIS

A. PENGERTIAN

Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal.

Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain : 1. Demam septic

Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik. 2. Demam remiten

Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.

3. Demam intermiten

Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.

4. Demam kontinyu

Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

5. Demam siklik

Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jela seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap inveksi bakterial.

B. ETIOLOGI

(2)

penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adala cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai demam. Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.

D. TANDA DAN GEJALA 1. Suhu badan lebih 37,2 ºC 2. Banyak berkeringat 3. Pernafasan meninggil 4. Menggigil

E.PATOFISIOLOGI

Tubuh telah mengembangkan suatu sistem pertahanan yang cukup ampuh terhadap infeksi dan peningkatan suhu tubuh memberikan suatu peluang kerja yang optimal untuk sistem pertahanan tubuh. Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Pirogen adalah suatu protein yang identik dengan interkulin-1. di dalhipotalamus zat ini merangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang langsung dapat menyebabkan suatu pireksia. Pengaruh pengaturan autonom akan mengakibatkan terjadinya vasokontriksi perifer sehingga pengeluaran panas menurun dan pasien merasa demam. Suhu badan dapat bertambah tinggi karena meningkatnya aktivitas metabolisme yang juga mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena kurang adekuat penyalurannya ke permukaan maka rasa demam bertambah.

F.PEMERIKSAAN PENUNJANG

(3)

tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.

G. PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK 1. Antipiretik

2. Anti biotik sesuai program 3. Hindari kompres alkohol atau es H.KOMPLIKASI

1. Takikardi

2. Insufisiensi jantung 3. Insufisiensi pulmonal 4. Kejang demam

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. S DENGAN PENYAKIT

FEBRIS DI RUANG ANGGREK DI RUMAH SAKIT BINA

SEHAT JEMBER

1. Data Demografi a) Biodata

- Nama : An. S

- Usia / tanggal lahir : ( 4 th ) Jember. 15 Maret 2007 - Jenis kelamin : Perempuan

- Alamat : Sukorambi. Rt. 3. Rw. 4 - Suku / bangsa : Jawa

- Status pernikahan : Belum menikah - Agama / keyakinan : Islam

- Pekerjaan / sumber penghasilan : -- Diagnosa medik : Febris

- No. Medical record : 20 – 08 - 1989

- Tanggal masuk : 28 November 2011 (Jam. 15.00 WIB) - Tanggal pengkajian : 29 November 2011 (Jam. 20.00) - Terapi medik : - Antipiretik

(4)

- Antibiotik

b) Penanggung Jawab - Nama : Tn. W - Usia : 30 tahun

- Jenis kelamin : Laki - laki

- Pekerjaan / sumber penghasilan : Tenaga Pengajar - Hubungan dengan klien : Ayah Klien

2. Keluhan Utama

Orang tua klien mengatakan, klien mengalami panas tinggi, dan tidak turun – turun.

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

- Orang tua klien mengatakan klien sudah 3 hari yang lalu mengalami panas. - Panas muncul secara tiba – tiba dan semakin hari panasnya semakin naik.

- Setelah dilakukan tindakan baik keperawatan maupun tindakan medis selama 3 kali 24 jam panas klien turun secara berangsur – angsur.

- Memberikan kompres air hangat kepada klien Memberikan obat antipiretik kepada klien Memberikan obat antibiotik kepada klien

- Kondisi klien saat dikaji orang tua klien mengatakan panasnya sudah agak menurun dari pada yang sebelumnya, temperatur klien saat dikaji 38,5 derajat.

b. Riwayat kesehatan lalu

- Orang tua klien mengatakan bahwa klien tidak pernah mengalami atau menderita penyakit berat sebelumnya.

- Orang tua klien mengatakan klien pernah mendapatkan program imunisasi BCG, DPT, MMR.

- Orang tua klien mengatakan klien tidak pernah mengalami kecelakaan sebelumnya.

- Orang tua klien mengatakan klien tidak pernah mendapatkan tindakan medis maupun keperawatan sebelumnya.

- Orang tua klien mengatakan klien tidak pernah mempunyai riwayat alergi sebelumnya, baik alergi makanan, obat – obatan, zat/ substansi dll.

- Orang tua klien mengatakan sebelum dibawah kerumah sakit klien mendapatkan pengobatan bebas ( parasetamol) dirumah.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga.

- Orang tua klien mengatakan tidak mempunyai penyakit berat sebelumnya akan tetapi nenek klien pernah menderita penyakit asma.

(5)

Keterangan

: Pernah Menderita Asma

: Anak atau Ayah klien : Penderita/Klien

--- : Tinggal Serumah

4. Riwayat Psikososial

- Orang tua klien mengatakan apabila dirumah klien aktif dalam melakukan tindakan. - Orang tua klien mengatakan jika dirumah klien bermain dengan teman sejawatnya.

- Orang tua klien mengatakan apabilah dirumah klien tidak rewel, akan tetapi saat dirumah sakit klien cenderung rewel.

- Orang tua klien mengatakan tidak terlalu memfikirkan beban biaya rumah sakit karena orang tua klien memiliki asuransi kesehatan keluarga.

- Klien cenderung pendiam dan tidak aktif dalam bermain.

5. Riwayat Spiritual.

- Ritual yang biasa dijalankan :

-6. Pemeriksaan Fisik A. Keadaaan umum klien

(6)

-- Ekspresi wajah,bicara, mood : wajah klien nampak pucat, bicaranya lemah, kliean tidak terlalu mood dalam melakukan aktivitas.

- Berpakaian dan kebersihan umum : kliean mandi 2 hari sekali dan selalu mengati pakaiannya.

- Tinggi badan, BB, gaya berjalan : 100 cm, 20 Kg, Gaya berjalan normal seperti anak - anak pada umumnya.

B. Tanda - tandaVital : - Suhu : 38,5 derajat - Nadi : 77 kali/menit - Pernafasan : 29 kali/ menit - Takanan darah :

-C. Sistem Pernafasan

- Hidung : Inspeksi :kesimetrisan (+), pernafasan cuping hidung (-) adanya secret atau polip (-), passase udara (-).

- Leher : Inspeksi dan palpasi : pembesaran kelenjar (-), tumor (-).

- Dada : Inspeksi ;bentuk dada ( normal), ukuran ( sama ), gerakan dada ( kiri dan kanan seimbang, retraksi (-), keadaan PX ( normal)

Auskultasi :suara nafas ( normal), suara nafas tambahan (-). Palpasi : Clubbing finger (-).

D. Sistem Kardiovaskuler.

- Inspeksi : Conjungtiva (anemia), bibir (pucat), pembesaran jantung (-)

- Palpasi :Arteri carotis (normal), Tekanan vena jugularis (normal), Ictus cordis/apex (teraba diantara costa 4)

- Auskultasi : suara jantung tambahan (-), bising aorta (-), murmur (-), gallop (-), tricuspidalis dan mitral (-).

E. Sistem Pencernaan.

- Inspeksi : seklera (-), bibir (kering), Mulut (stomatitis (-), jumlah gigi (22 buah), kemampuan menelan (-), gerakan lidah (-).

- Gaster : kembung (-), gerakan peristaltik (-) - Abdomen

Inspeksi ; tidak ditemukan luka, bentuk simetris. Palpasi :

Tidak ditemukan pembesaran di kuadran I - IV Tidak ditemukan nyeri tekan

Perkusi : suara timpani Auskultasi : bising usus (+) - Anus : kondisi (normal). F. Sistem Indra

1) Mata

 Kelopak mata (+), bulu mata (+), alis (+), lipatan epikantus dengan ujung atas telinga (+).

(7)

 Lapang pandang (+) 2) Hidung

 Penciuman (+), perih dihidung (-), trauma (-), mimisan (-).

 Secret yang menghalangi penciuman (-). 3) Telinga

 Keadaan daun telinga (+), operasi telinga (-)

 Kanal auditoris (+)

 Membran tympani (+)

 Fungsi pendengaran (+). G. Sistem Saraf.

1. Fungsi celebral

 Status mental : daya ingat (+), perhatian dan perhitungan (+), bahasa (+).

 Kesadaran : GCS 7

 Bicara : expresive dan reseptive (-). 2. Fungsi cranial

 Saraf cranial I s/d XII (+) 3. Fungsi motorik

 Massa (-)

 Tonus dan kekuatan otot (+4) 4. Fungsi sensorik

 Suhu : 38,5 derajat

 Nyeri : (+)

 Getaran posisi dan diskriminasi : (-) 5. Fungsi cerebellum

 Koordinasi dan keseimbangan (+) 6. Refleks

 Ekstermitas atas : (+4)

 Ekstermitas bawah : (+4)

 Superficial : (+4) H. Sistem Muskuloskeletal

 Kepala : bentuk kepala bundar

 Vertebrae : Normal

 Pelvis : Normal

 Lutut : Normal

 Kaki : Normal

 Bahu : Simetrsis, normal

 Tangan : Normal I. Sistem Integumen

 Rambut : tebal, warna hitam dan halus.

(8)

 Kuku : warna (putih bening), mudah patah (-), kebersihan (+). J. Sistem Endokrin

 Kelenjar tiroid : pembesaran (-)

 Percepatan pertumbuhan : Normal

 Gejala keratinisme atau gigantisme : (-)

 Ekskresi urin berlebihan (-), polidipsi (-), poliphagi (-)

 Suhu tubuh yang tidak seimbang (+), keringat berlebihan (+), leher kaku (-).

 Riwayat bekas air seni dikelilingi semut : (-). K. Sistem Perkemihan

 Edema Palpebra (-)

 Moon face (-)

 Edema Anasarka (-)

 Keadaan kandung kemih (+)

 Nocturia (-), dysuria (-), kencing batu (-).

 Penyakit hubungan seksual (-). L. Sistem Reproduksi

 Keadaan glendpenis : tidak dikaji

 Testis : tidak dikaji

 Pertumbuhan rambut : tidak dikaji

 Pertumbuhan jakun : tidak dikaji

 Perubahan suara : tidak dikaji M. Sistem Imun

 Alergi (-)

 Imunisasi : BCG, DPT, MMR

 Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : Flu (+)

 Riwayat transfusi dan reaksinya : (-)

7. Aktivitas Sehari – hari

 Nutrisi

- Selera makan : menurun

- Menu makan dalam 24 jam : BSTIK

- Frekuensi makanan dalam 24 jam : 2 kali sehari - Makanan yang disukai : telur mata sapi

Makanan pantangan : sayur wortel - Pembatasan pola makan : (-)

- Cara makan : menggunakan sendok dan piring

- Ritual sebelum makan : membaca doa sebelum makan

 Cairan

- Jenis minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam : air putih dan susu - Frekuensi minum : tidak menentu

- Kebutuhan cairan dalam 24 jam : tidak diketahui

(9)

- Tempat pembuangan : toilet - Frekuensi : tidak diketahui

Kapan : Teratur :

-- Konsistensi : padat

- Kesulitan dan cara menanganinya : tidak - Obat – obat untuk memperlancar BAK/BAB :

- Istirahat Tidur

- Apakah cepat tertidur : (+)

- Jam tidur : siang 3 jam dan malam hari 9 jam (dirumah), siang 2 jam dan malam 5 jam ( di RS )

- Bila tidak dapat tidur apa yang di lakukan : orang tua klien mengendong dan mengajak jalan – jalan

- Apakah tidur secara rutin : iya.

 Personal Hygiene

- Mandi : frekuensi ( 2 kali sehari ), alat mandi : gayun, kesulitan (-), mandiri/dibantu : dibantu, cara : seperti biasanya.

- Cuci rambut : 3 kali dalam seminggu - Gunting kuku : 1 kali dalam 2 minggu. - Gosok gigi : 2 kali sehari.

 Aktivitas / mobilitas fisik

- Kegiatan sehari – hari : bermain dan belajar - Pengaturan jadwal harian :

-- Penggunaan alat bantu untuk aktivitas : (-) - Kesulitan pergerakan tubuh : (-)

 Rekreasi

- Bagaimana perasaan anda saat bekerja : tidak dikaji - Berapa banyak waktu luang : tidak dikaji

- Apakah puas setelah rekreasi : tidak dikaji

- Apakah anda dan keluarga menghabiskan waktu senggang : tidak dikaji - Bagaimana perbedaan hari libur dan hari kerja : tidak dikaji

8. Test Diagnostik

 Laboratorium - Hemoglobin : 14, 8

Normal L: 13,5 – 18,09 /dl P: 11,5 – 16,09 /dl - Leukosit : 2.800

Normal : 3.300 / 10.300 / cmm - LED : 15 – 22

(10)

- Hitung jenis : 0/0/1/73/26/0 Normal : 1-2/0-1/3-5/54-62 25 – 33/3-7 - Hematokrit : 47,0

Normal L : 40 – 54 % P : 35 – 47 % - Trombosit : 262.000

Normal : 130.000 – 450.000 - Eritrosit : 4.980.000

Normal L : 4,5 – 6,5 juta / cmm P : 3,0 – 6,0 juta / cmm - Widal :

O : Post 1/400 ( N. Negative ) H : Post 1/200 ( N. Negative ) PA : Negt / - ( N. Negative ) PB : Post 1/400 ( N. Negative)

 Ro foto :

- CT Scan :

- MRI, USG, EEG, ECG, dll :

-9. Terapi Saat Ini.

 Antipiretik : Parasetamol

 Antibiotik

 NS

DATA FOKUS

NAMA PASIEN : AN. S

NO REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989

RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek

DATA OBJEKTIF DATA SUBJEKTIF

Bibir kering

Suhu badan 38,5 derajat

Banyak berkeringat

Pernafasan meninggi

Mengigil

Kulit kering

Sering menangis

Sulit tidur

Orang tua klien mengatakan klien selama 3 hari mengalami panas tinggi.

Orang tua klien mengatakan klien sering rewel.

ANALISA DATA

(11)

NO. REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989

RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS : Orang tua klien mengatakan klien selama 3 hari mengalami panas tinggi

DO :

Bibir kering

Suhu badan 38,5 derajat

Mengigil

Kulit kering

Hypertermi Proses infeksi

2 DS : Orang tua klien mengatakan klien selama 3 hari mengalami panas tinggi

DO :

Suhu badan : 38,5 derajat

Mengigil

Banyak berkeringat

Resiko kekurangan volume cairan

Intake yang kurang dan deperosis

3 DS : Orang tua klien mengatakan klien sering rewel.

DO :

Klien sering menangis

Sulit tidur

Cemas Hipertermi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : AN. S

NO. REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989

RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek

NO MASALAH / DIAGNOSA TGL DITEMUKAN TGL TERATASI 1. Hipertermi berhubungan dengan

proses infeksi

28 November 2011 1 Desember 2011

2. Resiko kekurangan volume cairan berhungan dengan intake yang kurang dan deperosis

28 November 2011 1 Desember 2011

3. Cemas berhubungan dengan hipertermi

(12)

RENCANA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : AN. S

NO. REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989

(13)
(14)

proses penyakit tindakan yang dilakukan berhubungan dengan

hipertermi dan keadaan

penyakit

TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : AN. S

NO. REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989

RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek

TGL KODE

NDX

JAM (WIB)

TINDAKAN KEPERAWATAN DAN HASIL

29/11 1

2

15.00

15.00

Memantau suhu klien (derajat dan pola) perhatikan menggigil/diaforsis

Memantau suhu lingkungan

Memberikan kompres hangat hindri Memberikan minum sesuai kebutuhan

Kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian antipiretik dan antibiotic

Mengukur/mencatat haluaran urine dan berat jenis.

Mencatat ketidak seimbangan masukan dan haluran kumulatif

Memantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP Meraba denyut perifer

(15)

3 15.00

Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah,

BUN,cre, Elek,LED, GDS

Mengkaji dan mengidentifikasi serta meluruskan informasi yang dimiliki orang tua klien mengenai hipertermi

Memberikan informasi yang akurat tentang penyebab hipertermi

Memvalidasi perasaan klien dan meyakinkan klien bahwa kecemasam merupakan respon yang normal

Mendiskusikan rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit

30/11 1

Mengukur/mencatat haluaran urine dan berat jenis.

Mencatat ketidak seimbangan masukan dan haluran kumulatif

Memantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP Meraba denyut perifer

Mengkaaji membran mukosa kering, tugor kulit yang kurang baik dan rasa haus

Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah,

BUN,cre, Elek,LED, GDS

Mengkaji dan mengidentifikasi serta meluruskan informasi yang dimiliki orang tua klien mengenai hipertermi

Memberikan informasi yang akurat tentang penyebab hipertermi

Memvalidasi perasaan klien dan meyakinkan klien bahwa kecemasam merupakan respon yang normal

Mendiskusikan rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit

(16)

2

3

07.00

07.00

Mengukur/mencatat haluaran urine dan berat jenis.

Mencatat ketidak seimbangan masukan dan haluran kumulatif

Memantau tekanan darah dan denyut jantung ukur CVP Meraba denyut perifer

Mengkaaji membran mukosa kering, tugor kulit yang kurang baik dan rasa haus

Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi Memantau nilai laboratorium, Ht/jumlah sel darah merah,

BUN,cre, Elek,LED, GDS

Mengkaji dan mengidentifikasi serta meluruskan informasi yang dimiliki orang tua klien mengenai hipertermi

Memberikan informasi yang akurat tentang penyebab hipertermi

Memvalidasi perasaan klien dan meyakinkan klien bahwa kecemasam merupakan respon yang normal

Mendiskusikan rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit

CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA PASIEN : AN. S

NO. REKAM MEDIK : 20 – 08 – 1989

RUANG RAWAT : Ruang Anak Di Kamar Anggrek

TGL KODE

NDX

JAM (WIB)

EVALUASI SOAP

30/11 1 20.00S : orang tua klien mengatakan bahwa klien panasnya sudah berkurang

(17)

2

3

- T : 38

- Sedikit menggil - Kulit tidak kering

A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan Intervensi

S : orang tua klien mengatakan bahwa klien panasnya sudah berkurang

O : - Suhu badan 38 - Masih berkeringat - Menggil berkurang

A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan Intervensi

S : orang tua klien mengatakan bahwa rewel klien sudah berkurang

O : - klien menangis tetapi sudah jarang

- Klien masih sering terbangun pada waktu tidur A : Masalah Teratasi Sebagian

P : Lanjutkan Intervensi

01/12 1

2

3

07.00S : orang tua klien mengatakan bahwa kien sudah tidak panas lagi O : - bibir kering (–)

- Suhu 37 - Tidak mengigil - Kulit normal

A : Masalah teratasi P : Hentikan Intervensi

S : orang tua klien mengatakan bahwa kien sudah tidak panas lagi O : - Suhu 37

- Tidak mengigil - Tidak berkeringat

A : Masalah teratasi P : Hentikan Intervensi

S : orang tua klien mengataka bahwa klien sudah tidak rewel O : - klien tidak pernah menangis

(18)
(19)
(20)

Referensi

Dokumen terkait

Winarno Surachman, Perkembangan Pribadi dan Keseimbangan Mental, IKIP, Bandung, 1965, hlm.7... 1) Pengayoman Polri kepada masyarakat, harus menyentuh setiap lapisan

Mengenal teks cerita diri/personal tentang keberadaan keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa

Analisis spasial wilayah potensial PKL menghasilkan peta tingkat wilayah potensial yang tersebar sepanjang Jalan Dr.Radjiman berdasarkan aksesibilitas lokasi dan

Pertama sulit membuat atau menyajikan situasi masalah matematika yang bermakna bagi siswa, kedua sulit bagi guru untuk menyajikan masalah secara sempurna. ketiga

Sistem ancak panen terdiri dari tiga macam, yaitu ancak tetap adalah setiap panen yang sama pada setiap rotasi/pusingan panen dengan luasan tertentu dan harus

Menurut AR, salah seorang Korwas (wawancara, Palangka Raya 15/09/19) sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Tugas Pengawas Pendidikan, penyusunan program pengawas madrasah meliputi:

 Kepala daerah dengan persetujuan DPRD dapat menerbitkan obligasi Daerah untuk membiayai infrastruktur dan/atau investasi yang menghasilkan penerimaan Daerah setelah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1994 tanggal 30 April 1994 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun