• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MEMOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

URNA, Jurnal Seni Rupa merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Pen-didikan Seni Rupa, Universitas Negeri Surabaya. URNA berisikan artikel konsep-tual, resume penelitian, dan tinjauan buku. Bertujuan untuk mengembangkan dan mengomunikasikan secara luas perkembangan seni rupa dan pendidikan seni rupa baik yang sifatnya teoretis maupun pragmatis. Terbit dua kali setahun, tiap bulan Juni dan Desember.

Penanggung Jawab : Eko A.B. Oemar

Ketua Penyunting : I Nyoman Lodra

Wakil Ketua Penyunting : Asy Syams Elya Ahmad

Penyunting Ahli : Djuli Djatiprambudi (Universitas Negeri Surabaya) Martadi (Universitas Negeri Surabaya)

Sofyan Salam (Universitas Negeri Makassar)

Tjetjep Rohendi Rohidi (Universitas Negeri Semarang)

Penyunting Pelaksana : Salamun Kaulam

Asidigisianti Surya Patria Muhajir Nadhiputro Marsudi

Sekretaris : Nova Kristiana

Administrasi : Fera Ratyaningrum

Alamat Redaksi:

Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Universitas Negeri Surabaya Gedung T3 Lt. 2, Kampus Lidah Wetan Surabaya 64732

Telp/Fax. 031-7530865 | E-mail: urna.jurnalsenirupa@yahoo.co.id

urna.jurnalsenirupa@gmail.com | Website: http://www.urna-jurnalsenirupa.org

ISSN 2301–8135

© 2012 Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Universitas Negeri Surabaya

(3)

ISSN 2301–8135

Vol. 1, No. 2 (Desember 2012): 107–213

d a f t a r i s i

Artikel:

PRESIDEN SUKARNO DAN PELUKIS Le MAYEUR DI BALI

Mikke Susanto (Institut Seni Indonesia, Yogyakarta)

BENTUK PEWARISAN SENI UKIR DI SANGGAR

“SUNGGING ADI LUWIH” JEPARA

Sulbi Prabowo (Universitas Negeri Surabaya)

SIMBOLISME DALAM KESENIAN JARANAN

Salamun Kaulam (Universitas Negeri Surabaya)

FUNGSI DAN MAKNA KESENIAN

SAPE` SONO’ MADURA

Budi Hariyanto (SMAN Pademawu, Pamekasan, Madura)

KONSTRUKSI SOSIAL DALAM DESAIN SAMPUL AL QUR’ AN BERMOTIF BATIK

Tri Cahyo Kusumandyoko (Universitas Negeri Surabaya)

MAKNA TANDA PADA POSTER FILM KUNTILANAK 2

Hendro Aryanto (Universitas Negeri Surabaya)

MEMOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA

Siti Mutmainah (Universitas Negeri Surabaya)

107

115

127

139

150

162

(4)

ISSN 2301–8135

Vol. 1, No. 2 (Desember 2012): 107–213

Resume Penelitian:

PENGARUH TEKNIK TUKING TERHADAP KEMAMPUAN MENGGAMBAR

Agus Mardiwasono (SMPN 1 Prambon, Nganjuk)

TINJAUAN VISUAL RAGAM HIAS PERLENGKAPAN PENGANTIN MADURA (BUSANA DAN TEMPAT DUDUK PENGANTIN)

Fera Ratyaningrum & Asidigisianti S.P. (Universitas Negeri Surabaya)

Tinjauan Buku:

SELAMAT DATANG PENTAFONIK SENI

Anas Ahmadi (Universitas Negeri Surabaya)

Indeks Vol. 1, 2012

179

192

205

(5)

MEMOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN

SENI RUPA

Siti Mutmainah

Abstrak: Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu. Cara pengajar membangkitkan minat belajar, memelihara rasa ingin tahu siswa, yaitu dengan cara memberikan nilai, metode yang menarik, hadiah, kompetisi, mem-berikan tes, menemukan hasil, pujian, hukuman, penghargaan, dan pengakuan. Pengajar Seni Rupa dapat memotivasi siswa belajar terkait dengan apresiasi yaitu dengan cara penampilan semangat, menyampaikan tujuan pembelajaran, memberi nilai, memberi poin, dan pemberian tugas. Sedang memotivasi siswa terkait dengan ekspresi yaitu dengan cara menunjukkan contoh karya seni, demonstrasi tugas dan memberikan nilai pada proses berkarya.

Abstract: Motivation is an attempt to provide a certain set of conditions, so someone

willing and wanting to do something. How to motivate teachers to learn that members of arousing interest, nurture curiosity, by giving grade, prizes, competition, ego-in involvement, give tests, find results, praise, punishment, etc. As an art teacher, we can motivate students’ appreciation by giving them spirit, stating the learning goal, giving them grade and point also tasks. Moreover motivating the students’ expression are by showing them samples work of art, demonstrating and giving them grade in their learn-ing process.

Kata kunci: motivasi, pembelajaran, seni rupa

Motivasi merupakan satu unsur paling penting dalam menunjang efektivitas dan keberhasilan pembelajaran. Selain sebagai satu determinan dalam pembela-jaran, motivasi merupakan komponen yang paling sukar untuk diukur. Bahkan para ahli pun sukar untuk mendefinisikannya. Walaupun demikian, motivasi pada dasarnya berhubungan dengan arah perilaku dan kekuatan respon yang diwujud-kan dalam bentuk usaha.

Mc. Donald (dalam Hamalik, 2001: 158) mendefinisikan motivasi sebagai pe-rubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi dimulai dari adanya

pe-Siti Mutmainah adalah Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Surabaya.

(6)

SITI MUTMAINAH, Memotivasi dalam Pembelajaran... • 173 rubahan energi dalam pribadi. Perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan tertentu di dalam sistem neuropsikologis dalam organisme manusia. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan. Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suatu emosi, suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin terjadi dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang termotivasi mengadakan respon-respon yang me-ngarah pada suatu tujuan.

Motivasi belajar juga merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri sese-orang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah ketrampilan, pe-ngalaman. Motivasi mendorong minat belajar untuk mencapai suatu tujuan. Siswa akan bersungguh-sungguh belajar karena termotivasi mencari prestasi, mencari jabatan, menjadi politikus dan memecahkan masalah. Hamalik (2001: 161) men-jabarkan fungsi-fungsi motivasi dalam belajar, adalah sebagai pendorong timbul-nya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi, maka tidak akan timbul suatu tindakan belajar. Motivasi belajar sebagai pengarah artinya mengarahkan perbua-tan ke pencapaian tujuan yang diinginkan. Motivasi bagaikan mesin bagi mobil yang juga berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atu lambatnya suatu pekerjaan.

Prinsip-prinsip motivasi adalah memberi penguatan, dukungan dan arahan pada perilaku yang erat kaitannya dengan prinsip-prinsip dalam belajar. Masalah pokok yang dihadapi dalam belajar adalah proses belajar, karena motivasi merupa-kan sistem black box yang tidak dapat diamati secara langsung dan sulit menentu-kan kapan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang. Belajar merupamenentu-kan suatu proses yang rumit dan unik karena hanya dapat diamati perilaku belajarnya, dan perubahan perilaku karena perbuatan tersebut dapat dilihat setelah dilakukan penilaian.

MEMOTIVASI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR

Belajar memerlukan usaha. Kadang-kadang suatu mata pelajaran begitu me-ngasyikkan dan karena tingkat minat terhadap materi, materi tersebut berguna bagi peserta didik sehingga mereka mau untuk mengerjakan tugas yang diperlukan dan mempelajari materi pelajaran tanpa imbalan (intensif). Misal banyak peserta didik dengan senang hati mengambil kursus fotografi dan serius demi kursus itu, malah meskipun kursus itu tidak menjanjikan kredit atau gelar. Bagi siswa-siswa ini subjek yang favorit itu sendiri memiliki nilai insentif (imbalan) intrinsik yang cukup un-tuk memotivasi mereka belajar. Memberikan motivasi kepada peserta didik berarti memberdayakan afeksi mereka agar dapat melakukan sesuatu, melalui penguatan langsung (eksternal), penguatan pengganti dan penguatan diri sendiri.

(7)

sta-bil antusias dalam belajar sehari-hari. Motivasi intrinsik siswa umumnya menurun sejak kelas-kelas awal sekolah dasar sampai sekolah menengah. Oleh karena itu sekolah menerapkan berbagai macam insentif ekstrinsik ganjaran untuk belajar. Ganjaran atau imbalan tersebut tidak melihat materi pelajaran yang dipelajari.

Ganjaran ekstrinsik (dari luar) berupa pujian, nilai, pengakuan, hadiah, atau penghargaan lain. Adanya penelitian tentang pengaruh ganjaran ekstrinsik terha-dap motivasi instrinsik siswa mengajurkan untuk berhati-hati dalam memberi-kan ganjaran material untuk tugas-tugas yang menarik secara intrinsik. Pengajar hendaknya berupaya membuat segala sesuatu yang mereka ajarkan semenarik mungkin secara intrinsik. Pengajar hendaknya menghindari pemberian ganjaran material apabila tidak diperlukan. Di lain pihak, pengajar hendaknya juga jangan menghentikan pemberian ganjaran ekstrinsik apabila diperlukan saat peserta didik memulai aktivitas belajar. Pemberian ganjaran ini seharusnya dihentikan setahap demi setahap ketika peserta didik sudah mulai menikmati aktivitas belajar dan berhasil menyelesaikannya.

Pelajaran di kelas seharusnya dapat meningkatkan motivasi intrinsik. Hal ini berarti bahwa, pengajar harus berupaya agar peserta didik mereka tertarik deng-an materi pelajardeng-an ydeng-ang akdeng-an dipresentasikdeng-an. Presentasi seharusnya dilakukdeng-an dengan cara yang menarik sehingga memuaskan dan meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi itu sendiri. Membangkitkan minat sangatlah penting untuk meyakinkan peserta didik bahwa materi yang akan dipresentasikan adalah menarik dan pengetahuan yang diperoleh dari presentasi pengajar tersebut akan berguna bagi siswa. Salah satu cara menarik minat peserta didik adalah dengan membuka pelajaran dengan contoh-contoh yang mengaitkan materi pelajaran de-ngan latar belakang budaya siswa.

Untuk mempertahankan rasa ingin tahu siswa, pengajar seharusnya mahir menggunakan berbagai macam cara untuk membangkitkan atau terus memperta-hankan rasa ingin tahu sepanjang pelajaran itu berjalan. Berlyne (1965) membahas konsep rasa ingin tahu epistemik (epistemic curiosity), yaitu perilaku yang tertuju kepada perolehan pengetahuan, menguasai dan memahami lingkungan. Berlyne berhipotesa bahwa rasa ingin tahu epistemik berasal dari konflik kosep, yang terjadi pada saat informasi baru dirasakan bertentangan dengan pemahaman sebelumnya. Berlyne menyarankan penggunaan secara hati-hati kegiatan, keragu-raguan, ke-bingungan, kekaguman dan kontradiksi (pertentangan antara dua hal yang sangat berbeda) sebagai sarana untuk membangkitkan rasa ingin tahu epistemik.

Untuk menarik minat peserta didik dapat menggunakan berbagai macam model presentasi dan materi yang menarik, yang ditunjang dengan berbagai macam model presentasi (Shirley & Reynold, 1988). Sebagai misal, minat peserta didik dalam suatu mata pelajaran dipertahankan dengan cara bergantian antara film, pembicara lama dan demonstrasi. Untuk mencapai tujuan belajar penggunaan tiap-tiap sumber belajar tersebut harus direncanakan dengan baik agar sumber

(8)

SITI MUTMAINAH, Memotivasi dalam Pembelajaran... • 175 lajar tersebut mengarah pada pencapaian tujuan pelajaran yang diinginkan, selain untuk melengkapi aktivitas-aktivitas pembelajaran lainnya.

Penggunaan permainan atau simulasi atau bermain peran, merupakan latihan peserta didik melakukan suatu peran terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang sesuai dengan peran itu. Pengajar yang kreatif menggunakan simulasi yang dirancang sendiri. Keuntungan simulasi adalah simulasi memungkinkan peserta didik belajar dari dalam tentang suatu mata pelajaran. Meskipun penelitian tentang penggu-naan simulasi menemukan bahwa keefektifan simulasi umumnya kecil atau tidak lebih efektif daripada pengajaran tradisional untuk mengajarkan fakta dan konsep. Penelitian-penelitian secara konsisten me-nemukan bahwa simulasi meningkatkan minat, motivasi, dan pembelajaran ajektif siswa (Dures, 1978). Simulasi sudah barang tentu dapat menanamkan berbagai pengetahuan ajektif dari suatu mata pelajaran.

Permainan-permainan simulasi dapat juga meningkatkan motivasi belajar suatu mata pelajaran. Teams–Games–Tournament, atau TGT (Slavin, 1995) yaitu per-mainan yang dapat diadaptasi untuk setiap mata pelajaran. Perper-mainan tim pada umumnya lebih baik daripada permainan individual. Permainan tim memberi kesempatan kepada teman satu tim untuk saling membantu dan menghindari satu masalah dalam permainan individual (siswa yang lebih mampu dapat terus menerus menang). Apabila seluruh siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim yang anggota-anggotanya memiliki kemampuan berbeda-beda, seluruh tim memiliki peluang sama baiknya untuk berhasil (Slavin, 1995).

Prinsip dasar dari motivasi adalah membantu peserta didik menetapkan tu-juan mereka sendiri dan bekerja keras untuk mencapai tutu-juan tersebut daripada pe-serta didik bekerja keras untuk tujuan yang ditetapkan oleh orang lain (peng-ajar). Misalnya, seorang peserta didik dapat menetapkan sejumlah buku minimum yang diharapkan dapat dicapai pada suatu kuis yang akan datang. Ketika pertemuan penetapan tujuan berikutnya pengajar akan membahas keberhasilan atau kega-galan siswa mencapai tujuan tersebut dan menetapkan tujuan baru untuk minggu berikutnya. Dalam pertemuan-pertemuan seperti itu, pengajar dapat membantu peserta didik untuk belajar menetapkan tujuan yang ambisius (mengandung ke-inginan besar) namun realistis (wajar) dan memberikan hadiah bagi mereka yang menetapkan dan berhasil mencapai tujuannya.

Pengajar memberikan harapan bagi siswa agar mengetahui secara tepat yang dikehendaki ketika mengerjakan tugas serta bagaimana bentuk evluasi yang se-suai serta konskuensinya ketika berhasil. Sering kali, kegagalan siswa untuk tugas tertentu disebabkan oleh kebingungan tentang apa yang diminta untuk mereka kerjakan. Pengkomunikasian harapan dengan jelas merupakan hal yang penting untuk memberikan tugas pada siswa.

(9)

tetapi merupakan interaksi timbal balik determinan individu dan determinan ling-kungan (Bandura, 1977; 11-12). Belajar merupakan perubahan perilaku seseorang melalui latihan dan pengalaman. Motivasi akan memberi hasil yang lebih baik terhadap perbuatan yang dilakukan seseorang. Hasil belajar dapat diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, perubahan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya, misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak santun menjadi santun.

Belajar melalui model, misalnya pengajar mendemonstrasikan konsep belajar observasional memperlihatkan bahwa seseorang dapat belajar dengan mengamati orang lain melakukan apa yang akan dipelajari. Yang perlu diperhatikan adalah agar pesrta didik lebih banyak diberikan kesempatan untuk mengamati model-model prilaku yang baik atau sesuai yang diinginkan pengajar, dan mengurangi kesempatan untuk melihat perilaku-perilaku yang tidak baik. Belajar model dapat dilakukan dengan melalui fase-fase yaitu fase perhatian (attentional phase), fase retansi (retention phase), fase reproduksi (reproduction phase), dan fase motivasi

(motivation phase), fase-fase ini akan menghasilkan keterampilan seseorang. Belajar

kebermaknaan, penyajian materi oleh pengajar mengandung makna bagi seluruh peserta didik, pengajar menyampaikan materi mengkaitkan dengan pengalaman siswa pada masa lampau, dan bagaimana mengantisipasi dimasa depan.

Melakukan interaksi, yang dimaksud di sini tidak terlepas dari unsur komu-nikasi, yaitu melibatkan komponen komunikator, komunikan, pesan dan media. Konsepsi komunikasi mengandung pengertian memberitahukan pesan, penge-tahuan dan pikiran-pikiran dengan maksud menggugah partisipasi seseorang komunikan, sehingga persoalan yang dibicarakan menjadi milik dan tanggung jawab bersama. Pengajar harus mampu menyajikan informasi dengan menarik. Suatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan kemasan yang bagus didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal sebelumnya oleh siswa, sehingga menarik perhatian mereka untuk belajar. Alat-alat tersebut tidak harus mewah, dapat diciptakan dari material yang ada di lingkungan peserta didik.

Setelah materi pelajaran disampaikan pengajar di depan kelas dan kemudian diberikan umpan balik pada beberapa orang peserta didik, setelah itu peserta didik diminta untuk mengulangi kesimpulan materi yang disampaikan dalam bentuk poin-poin, pengajar menulis poin-poin materi yang telah diuraikan sebelumnya untuk diingat kemudian catatan dihapus dari papan tulis. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengingat materi-materi tersebut, secara acak mereka dipang-gil ke depan kelas untuk mengulangi poin-poin tersebut. Cara ini untuk menum-buhkan tanggung jawab masing-masing siswa terhadap penggunaan materi.

Belajar tidak harus di dalam kelas, belajar dapat dilakukan di alam bebas, tatkala peserta didik sudah jenuh di dalam kelas, sebagai pengajar dapat mem-bawanya belajar dalam bentuk wisata untuk menumbuhkan minat belajar baru, dan

(10)

SITI MUTMAINAH, Memotivasi dalam Pembelajaran... • 177 waktunya diatur tidak menganggu pelajaran yang lain, umpamanya pada hari libur atau diluar jam aktif. Pengajar mengajak para peserta didik pergi melihat berbagai keadaan dan kejadian alam. Belajar melalui wisata alam akan berkesan di dalam pikiran mereka dan mengembangkan pemikirannya, merangsang mereka untuk berbuat karena mereka membuktikan dan menyaksikan sendiri kejadian alam yang di sekitarnya. Wisata alam bagi peserta didik dapat merupakan laboratorium dari bidang studi. Kegiatan pembelajaran seperti ini termasuk mencerdaskan, mende-wasakan, peserta didik. Pelajaran yang dapat melalui wisata alam akan mendorong menyambung pikiran siswa (learning to think), menambah pengalaman belajar baru

(learning to experience), menimbulakan rasa kepedulian, rasa kasih sayang (learning

to compassion and to love), dan rasa tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya

(learning to love together).

MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA

Pembelajaran seni rupa bisa dilakukan dengan pendekatan ekspresi atau pendekatan apresiasi. Pendekatan apresiasi adalah pendekatan pembelajaran yang berkaitan dengan pengetahuan atau teori-teori. Sedangkan pendekatan ekspresi adalah pendekatan pembelajaran yang berkaitan dengan kinerja atau praktik. Pe-nyampaian materi yang bersifat teori pada umumnya kurang diperhatikan oleh peserta didik. Penyampaian materi sebaiknya dilakukan tidak hanya dengan pe-maparan, namun juga langsung memberi contoh dengan memperagakan suatu kegiatan.

Peserta didik yang bertanya atau memberi jawaban diberikan poin, hal ini di-lakukan agar peserta didik selalu berusaha untuk ingin tahu. Pengajar hendaknya tidak selalu duduk di depan kelas tetapi juga berdiri dan jalan ke arah belakang sambil memperhatikan seluruh peserta didik. Hal ini dilakukan agar peserta didik selalu mengikuti dan memperhatikan proses pembelajaran dari awal sampai akhir. Disela-sela menerangkan, pengajar juga mengajukan pertanyaan terkait dengan materi terutama ditujukan pada peserta didik yang kurang memperhatikan. Maha-siswa seni rupa sebagai peserta didik sudah terbiasa dengan kerja praktik dan tidak begitu mengutamakan segi teori, maksudnya kalau diberi materi yang bersifat teori kurang berminat sehingga pada saat pembelajaran berlangsung kurang kondusif. Maka sebagai pengajar, hendaknya pada saat menyampaikan materi yang bersifat teori memberikan tugas-tugas dengan tulis tangan baik tugas di kelas atau tugas di rumah, dan dikumpulkan tepat waktu.

(11)

ini agar peserta didik yakin bahwa pengajar bukan hanya sekedar memberi tugas tapi juga mampu melakukannya. Pengajar harus selalu mengecek kemajuan bela-jar peserta didik dengan meminta tugas yang dikerjakan di kelas saat pertemuan berlangsung dan memberi poin pada peserta didik yang mengalami kemajuan, ini yang dinamakan bahwa “proses kerja” itu sangat penting.

KESIMPULAN

Belajar merupakan perubahan perilaku seseorang melalui latihan dan pe-ngalaman. Motivasi akan memberikan hasil lebih baik terhadap perubahan yang dilakukan seseorang. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) sese-orang yang ditandai dengan tingkah lakunya peranan dan koneksi untuk mencapai tujuan. Motivasi merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang utuk dapat melakukan kegiatan belajar, menambah keterampilan dan pengalaman.

Motivasi berfungsi untuk: mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu per-buatan, sebagai penggerak, dan sebagai pengarah. Motivasi ekstrinsik adalah mo-tivasi yang berasal dari luar diri siswa, yang dapat mendukung/mempertahankan motivasi intrinsik. Hal-hal yang dapat dilakukan guru dalam memotivasi siswanya untuk mau belajar, rajin belajar, semangat belajar antara lain: pujian, nilai, hadiah, penghargaan, dan metode pengajaran yang menarik.

Pembelajaran seni rupa yang berpendekatan apresiasi, peserta didik da-pat dimotivasi dengan penampilan semangat, penyampaian tujuan pembelajaran, pemberian contoh, peragaan, pemberian tugas dengan tulis tangan, pertanyaan tak terduga dan pemberian poin. Pembelajaran seni rupa yang berpendekatan ekspresi, peserta didik dapat dimotivasi dengan penampilan semangat, penyampaian tujuan pembelajaran, pemberian contoh, demonstrasi kerja, dan melakukan penilaian proses kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Bandura. 1986. Social Foundation of Thonght and Action: A Social-cognitive theory. New York: Prentice Hall.

Berlyne, D. E. (1965). Structure and Direction in Thinking. New York: McGraw-Hill Dures. 1978. Learning with Simulation and Games. Beverly Hills: Sage.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Shirley & Reynolds. 1988. “Effect of Interest on Attention and Learning”. Journal of Educational Psycology. 80, Hlm. 159-160

Slavin. 1995. Educational Psycology Theory and Practice. Boston: Allyn and Bacon.

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak, -XGXO³ Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen di kelas IV SDN 01 Sebetung Menyala´ WXMXDQ penelitian untuk

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Etika Auditor berpengaruh signifikan terhadap Audit Judgement, semakin tinggi tingkat Etika Auditor maka Audit

Ketika menawarkan tasawuf dalam kehidupan modern bukan sebuah tawaran untuk meninggalkan kehidupan dunia yang praktis, melainkan bagaimana kehidupan dunia yang fana’ dan praktis

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya dan pendapatan petani pada usahatani jagung hibrida di Kabupaten Lombok Timur, serta Untuk

Berbatang kayu dengan warna hijau kotor yang bulat tebal dan tegak dengan diameter batang 45 cm memiliki daun tunggal yang berwarna hijau dan berbentuk

Peradilan Agama merupakan bukti historis dari perkembangan hukum Islam di Indonesia.. institusi yang dikenal sebagai tahkim, yang terbentuk ketika para pendatang Muslim

1) Meningkatkan interaksi peserta didik dalam pembelajaran melalui pengelolaan tanggapan peserta didik dan umpan balik berdasarkan tanggapan tersebut. 2)

Ucap syukur kepada Allah Yang Maha Esa, dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik yang berjudul “Usaha Kepala Desa Perempuan