• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Laporan PKL BAB II Perusahaan PT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh Laporan PKL BAB II Perusahaan PT."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Keadaan Umum PLTA Sutami

2.1.1 Penjelasan Umum PT. Pembangkit Jawa Bali (PJB)

Gambar 2.1 Logo PT. Pembangkit Jawa Bali (PJB) (Sumber : Google.com)

Persero terbatas Pembangkit Jawa Bali atau disingkat dengan istilah PT. PJB. Untuk Persero terbatas Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkit Brantas disingkat dengan PT.PJB UP Brantas. Tahun 1945 dibentuk perusahaan listrik dan gas. Setelah itu pada tahun 1965 dipecah antara perusahaan listrik dan gas. Kemudian perusahaan listrik tersebut menjadi nama Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan status perusahaan umum. Pada tahun 1982 restrukturisasi dimulai di Jawa – Bali dengan pemisahan umit sesuai fungsinya, yaitu unit PLN pembangkitan dan penyaluran.

(2)

Tanggal 3 Oktober 1995, PT. Pembangkitan Tenaga listrik Jawa – Bali II atau yang lebih dikenal dengan nama PLN PJB II berdiri. Tujuan utama dibentuk PLN PJB II adalah untuk menyelenggarakan usaha ketenagalistrikan yang bermutu tinggi serta handal berdasarkan prinsip industri dan niaga yang sehat dan efisien. Pada tahun 2000, PLN PJB II berubah nama menjadi PT. Pembangkitan Jawa – Bali. Saat ini. PT. PJB memiliki 13 unit pembangkitan dengan kapasitas terpasang 6.536 MW dan aset setara kurang lebih 41,5 Triliyun. Didukung oleh 2.203 karyawan, mutu, kehandalan, dan layanan yang diberikan mampu memenuhi standart internasional.

Organisasi atau sebuah perusahaan pasti ada sebuah visi dan misi menjadi tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan tersebut. Adapun visi dan misi yang ingin dicapai PT. PJB sebagai berikut :

Visi

“Menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang terkemuka dengan standar kelas dunia”

Misi

1. Memproduksi tenaga listrik yang handal dan berdaya saing. 2. Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi

tata kelola pembangkitan dan sinergi bisnis.

3. Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi teknik dan manajerial yang unggul dan berwawasan bisnis.

(3)

PLTA yang masuk dalam sistem operasi Unit Pembangkit (UP) Brantas adalah PLTA Sengguruh, PLTA Sutami, PLTA Selorejo, PLTA Lodoyo, PLTA Ngebel, PLTA Tulungagung, PLTA Wlingi, PLTA Medalan, PLTA Giringin, PLTA Wonorejo dan PLTA Ampelgading. Pada tahun 2008 dan 2009, UP Brantas dinobatkan sebagai unit pembangkit hydro terbaik diantara unit pembangkit PT. PJB.

Tabel 2.1 Daftar nama PLTA Unit Pembangkit (UP) Brantas Unit Pembangkitan Nilai Daya Terpasang PLTA Sengguruh Unit 1 dan 2 2 x 14,5 MW (Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

2.1.2 Penjelasan Umum PLTA Sutami

(4)

diatas permukaan air laut, berada di daerah Karangkates. Dengan kapasitas 3 x 36000 kW, yang ditransmisikan ke SUTT 154 kV.

Pembangunannya dilaksanakan oleh proyek induk pengembangan wilayah sungai Brantas dengan nama proyek Serbaguna Karangkates. Adapun manfaat dan tujuan pembangunan Karangkates adalah :

1. Untuk pengendalian banjir.

2. Untuk keperluan irigasi, yaitu dengan cara membendung sungai pada musim hujan dan menaglokasikan kebutuhan air hilir sungai pada musim kemarau, sehingga pengolahan tanah dapat dikerjakan dengan baik sepanjang tahun.

3. Unit pembangkit tenaga listrik, yaitu dengan memanfaatkan air sungai yang dijadikan tegangan listrik melalui saluran pipa dan pipa pesat untuk menggerakkan turbin, sehinnga dapat menghasilkan tenaga listrik melaui generator.

4. Sebagai tempat wisata dan perikanan.

2.1.3 Riwayat Singkat PLTA Sutami Pembangunan tahap pertama meliputi :

1. Pembangunan bendungan karangkates dan bangunan pelengkap lainnya. Perencanaannya ditangani oleh konsulat Nippon Koei Co. Ltd. Dalam bidang survey, investigasi dan desain pada tahun 1959. Pembangunan dilaksanakan pada tahun 1964 dibawah pengawasan kontraktor Kajima Construction Co. Ltd. Diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 2 Mei 1972.

(5)

1. Pembangunan Waduk Lahor dan bangunan pelengkap lainnya. Perencanaannya ditangani oleh Badan Pelaksana Proyek Induk Pengembangan Wilayah Sungai Brantas dibawah pengawasan konsultan Nippon Coei Co. Ltd. Dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 13 November 1977.

2. Pembangunan PLTA Karangkates unit 3. Pemasangan Metal Work ditangani oleh Saki Iron Works serta pemasangan Turbin dan Generator oleh Tokyo Shibaura Electric Co. Ltd. Atas persetujuan dari pihak supplier Michiwan Co. Ltd. Diresmikan oleh menteri PUTL Prof. Dr. Ir. H. Sutami pada tanggal 23 April 1976.

Pembangunan Waduk Lahor yang terletak kira-kira 32 km disebelah selatan Kota Malang dengan ketinggian RWL 272,70 m diatas permukaan laut, dirasakan perlu untuk menambah kapasitas pengendalian banjir, irigasi dan air untuk Bendungan Karangkates yang dialirkan melalui terowongan penghubung.

(6)

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PLTA Sutami (Sumber :Dokumentasi PLTA Sutami)

2.2 Peraturan/Tata Tertib Perusahaan

Kebijakan Manajemen Sistem Terpadu (MUTU, LINGKUNGAN, K3 DAN PENGAMANAN)

1. Mendukung tercapainya visi, misi dan budaya perusahaan secara efektif dan efisien.

2. Menerapkan Integrasi Sistem Manajemen Mutu, Lingkungan, K3 dan Pengaman.

3. Berusaha secara konsisten mematuhi persyaratan perundangan, peraturan, dan standar pengaman yang relevan.

1. Slamet Mulyono 2. Zuhro

1. Suprapto

(7)

4. Konsisten melakukan perbaikan kinerja guna pencapaian target dan sasaran sesuai program yang berkesinambungan.

5. Mendukung sepenuhnya kegiatan peningkatan kualitas proses operasi perusahaan termasuk hasil dan sumber dayanya dalam kondisi aman, tertib dan kondusif.

6. Melaksanakan pengelolaan, pelestarian lingkungan yang merupakan komitmen kondusif.

7. Membudayakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja sehingga mampu meningkatkan produktifitas, mutu, lingkungan, keamanan proses dan produk, dengan mematuhi persyaratan hukum dan persyaratan lain yang berlaku.

8. Menjalin hubungan harmonis segala bidang dan individu sehingga mampu bekerja sesuai tugas dan tanggungjawab dengan baik dan benar.

9. Perusahaan dan mitra kerja saling memberikan kontribusi terbaik dan selaras guna pemenuhan kepuasan pelanggan, pemegang saham, masyarakat dan pemerintah.

10. Secara konsisten menerapkan Sistem Manajamen Pengaman dalam rangka mengayomi dan melindungi asset perusahaan serta kesinambungan operasional UP Brantas untuk mendukung pasokan listrik sistem Jawa, Madura, dan Bali.

.

(8)

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu. Praktik K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik industri, kimia, fisika kesehatan, psikologi organisasi dan industri, ergonomika, dan psikologi kesehatan kerja. (Wikipedia, 2016).

Teknologi dalam pembangunan yang berkembang dengan sangat pesat, tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses produksi, oleh karena itu merupakan pengertian yang tepat apabila SDM merupakan salah satu aset perusahaan yang harus dilindungi keberadaannya.

Pemerintahan dalam melindungi tenaga kerja mengeluarkan peraturan yang dicantumkan pasal 27 ayat 2 UUD’45 yang menyatakan “Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.“ sedangkan penerapannya sampai ditingkat pelaksanaan diatur dengan berbagai peraturan / edaran dari pemerintah maupun instansi terkait.

(9)

Keselamatan kerja adalah segala daya upaya atau pemikiran yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk kesejahteraan tenaga kerja maupun masyarakat yang adil dan makmur.

2. Kesehatan kerja

Kesehatan kerja adalah kesehatan yang khusus meliputi segala upaya untuk mengatur kebersihan, peredaman udara / suhu, penerangan dan lain – lain disemua tempat kerja untuk melindungi kesehatan badan dan jasmani tenaga kerja.

3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala upaya yang melindungi atau menjaga keselamatan dan kesehatan badan, jiwa manusia sesuai dengan syarat–syarat keselamatan dan kesehatan yang diberlakukan.

2.3.2 Dasar Hukum K3

Program keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja yang PT. PJB mengacu pada beberapa dasar hukum yang mana secara hirarki dasar hukum keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut :

11 UUD 1945

Pasal 27 ayat 2

Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan perlindungan

UU. No 14 Tahun 1969

(10)

Gambar 2.3 Dasar Hukum K3 (Dokumentasi PLTA Sutami)

2.3.3 Peralatan K3 yang diperlukan

Peralatan keselamatan kerja yang dipergunakan untuk menerapkan prosedur keselamatan kerja pada instalasi tegangan tinggi / ekstra tinggi adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Data Peralatan K3

No. Nama Peralatan Fungsi /kegunaan Keterangan

(11)

arde / pentanahan. pentanahan Shacket Stock harus dipasang terlebih dahulu.

mengetanahkan perlatan / instalasi

4. Voltage Tester (alat test tegangan)

(12)
(13)

 Bendera merah dipasang pada tonggak – tonggak didaerah atau lokasi yang berbahaya (diluar lokasi pekerjaan pemeliharaan) 8. Sarung tangan  Berfungsi untuk melindungi

(14)

Sarung tangan kulit

9. Kaca Mata  Berfungsi untuk melindungi

mata pada waktu

melaksanakan pekerjaan juga melidungi mata dari cahaya – cahaya yang dapat merusak mata.

11. Sabuk Pengaman  Dipergunakan oleh para petugas yang bekerja

13. Masker hidung  Berfungsi untuk mengamankan petugas dari gangguan pernafasan terhadap kotoran / debu atau bahan kimia

14. Pelindung telinga  Berfungsi untuk melindungi telinga dari kebisingan.

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

(15)

Bendungan berfungsi sebagai tempat penampungan air dari berbagai sungai dan sumber air mengalir yang berguna sebagai penggerak turbin dan airnya di salurkan melalui pipa Penstock untuk menggerakkan turbin. Bendungan Karangkates memiliki konstruksi terdiri beberapa lapisan yaitu :

1. Rock Zone (lapisan batu)

Lapisan ini merupakan lapisan paling luar dari bendungan dan terdiri dari batu – batuan yang ditimbun. Lapisan yang menghadap waduk tersebut “up stream” sedangkan yang membelakangi waduk tersebut “down stream”.

2. Filter Zone (lapisan penyaring)

Batu yang dingunakan pada lapisan ini lebih kecil dibanding dengan batu lapisan rock zone.

3. Transition Zone (lapisan transisi)

Batu yang dingunakan pada lapisan ini besarnya antara batu lapisan zone dan filter zone.

4. Lapisan Kedap Air

(16)

2.4.2 Waduk

Waduk PLTA Sutami berasal dari dua waduk yaitu Waduk Sutami dan Waduk Lahor . Waduk ini berfungsi untuk menampung air hujan, waduk PLTA Sutami merupakan waduk tahunan. Adapun data teknik dari waduk PLTA Sutami adalah sebagai berikut :

Tabel 2.4 Data Teknik Waduk PLTA Sutami

Kapasitas Maksimal 343.000.000 m3 Kapasitas efektif 253.000.000 m3 Daerah terendam 15 km2

Pengaliran 2.050 km2 Elevasi HWL 273 m Elevasi LWL 246 m

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.4 Gambar Waduk PLTA Sutami (Sumber :Dokumentasi PLTA Sutami)

(17)

Spill Way berfungsi untuk melimpahkan air waduk saat terjadi kelebihan elevasi maksimal yang telah ditetapkan pada kondisi normal, untuk mencegah banjir dan mencegah rusaknya bendungan akibat meluapnya air banjir melalui puncak serta untuk menjaga kestabilan air waduk. Adapun data teknik Spill Way adalah :

Tabel 2.5 Data Teknik Spill Way PLTA Sutami

Type Open cut memakai pintu air Panjang Saluran 460 m

Kapasitas 1600 m3/detik Jembatan beton panjang 12 m

Jembatan beton pendek 9,3 m Jembatan baja panjang 12 m Jembatan baja lebar 9,3 m

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.5 Gambar Spill Way PLTA Sutami (Sumber :Dokumentasi Pribadi)

2.4.4 Pintu – Pintu Air

(18)

Terowongan Head Race berfungsi untuk mengalirkan air dari waduk menuju turbin melalui pipa pesat atau penstock, terletak 47 meter dibawah puncak bendunga. Data teknik dari terowongan Head Race adalah :

Tabel 2.6 Data Teknik Terowongan Head Race PLTA Sutami

Jumlah 3 buah

Diameter 3,4 m

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

2. Intake Gate

Intake Gate (tiga set Intake Gate) terdiri dari Gate Leaf dengan By Pass Valve, house guide frame. Intake Gate berfungsi untuk menutup dan membuka air yang akan masuk menuju k turbin. Adapun data teknik Intake Gate dengan spesifikasi :

Tabel 2.7 Data Teknik Intake Gate PLTA Sutami

Intake Trash Rack dengan spesifikasi sebagai berikut :

(19)

4. Saluran Bawah (Tail Race)

Merupakan saluran pembuangan air setelah turbin beroperasi, data Tail Race sebagai berikut :

Tabel 2.9 Data Teknik Tail Race PLTA Sutami Tinggi elevasi waduk 272,5 m

Tinggi elevasi tail race 182 m

Tinggi elevasi unit 1 operasi 181,8 m (normal) Tinggi elevasi unit 2 operasi 182 m (normal) Tinggi elevasi unit 3 operasi 182,8 (normal)

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.6 Gambar Tail Race PLTA Sutami (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

2.4.5 Surge Tank

(20)

Tabel 2.10 Data Teknik Surge Tank PLTA Sutami

Diameter Surge Tank 7 m

Tinggi 50 m

Jumlah 3 buah

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.7 Gambar Surge Tank PLTA Sutami (Sumber :Dokumentasi Pribadi)

2.4.6 Pipa Pesat (Penstock)

Pipa antara tangki pendatar dengan turbin yang berfungsi untuk mengalirkan air dari terowongan tekan menuju ke turbin.Adapun data teknik dari Penstok adalah:

Tabel 2.11 Data Teknik Pipa Pesat (Penstock) PLTA Sutami

Jumlah 3 jalur

Diameter dalam 3,400mm - 3,200 mm

Berat 616,175 ton

Tinggi tekanan maksimal 133,069 m

Bahan SM 41B, SM 50B

Tebal pipa 11 - 19 mm

Panjang pipa pesat no.1 288,788 m Panjang pipa pesat no.2 223, 789 m Panjang pipa pesat no.3 27, 457 m

(21)

Gambar 2.8 Gambar Penstock PLTA Sutami (Sumber : Google.com)

2.4.7 Turbin

Turbin adalah alat untuk merubah energi kinetik menjadi energi putar, yang kemudian tenaga putar ini ditransmisikan melalui poros vertikal generator yang terpasang seporos diatas turbin. Sedangkan turbin sendiri dikontrol dengan Governor Hydrolik. PLTA Sutami sendiri menggunakan jenis turbin francis untuk ketiga unit operasinya. Turbin francis merupakan turbin dengan kontruksi air mengalir ke runner dengan arah radial dan keluar dengan arah aksial, perubahan arah terjadi ketika melewati runner. Adapun data teknik dari turbin adalah :

Tabel 2.12 Data Teknik Turbin PLTA Sutami

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami) Type Vertical Francis – IRS Efektif head 78 m

Max discharge 45,7 m3/detik

Max Ouput 36 MW

Putaran 250 rpm

Standart Specification JEC-151 (1968) Run away speed 456 rpm

(22)

Gambar 2.9 Gambar Turbin PLTA Sutami (Sumber :Dokumentasi Pribadi)

(23)

Inlet Valve berfungsi untuk menghentikan aliran air yang menuju ke turbin. Pada waktu turbin beroperasi Inlet Valve terbuka penuh dan pada waktu tidak beroperasi Inlet Valve tertutup. Inlet valve digerakkan oleh Servo Motor yang bekerja secara hidrolis.

Bypass Valve dipasang secara paralel dengan Inlet Valve dengan bagian belakang dan bagian depan Inlet Valve tekanan sama kemudian Inlet Valve dibuka. Spesifikasi dari Inlet Valve adalah :

Tabel 2.13 Data Teknik Inlet Valve PLTA Sutami

Type Butterfly

Diameter 3,2 m

Panjang 1,2 m

Kapasitas Servo Motor 62.000 kg/m

Pergeseran Volume Katup Utama : 246 liter Katup Bypass : 4,15 liter (Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.11 Gambar Inlet Valve PLTA Sutami (Sumber :Dokumentasi PLTA Sutami)

2.4.9 Generator

(24)

elektromagnetik. Generator, dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti halnya generator pembangkit listrik lainnya. Generator mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tetapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah ada di dalam kabel lilitannya. PLTA Sutami terdiri dari 3 unit pembangkit utama yang terletak dilantai B2 dimana turbin berada dibawah lantai B2 tersebut.

Generator dapat dilihat langsung dari ruang operator (kontrol). Generator yang terdiri dari 3 unit tersebut terletak saling sejajar dan pada masing-masing generator terdapat sebuah Upper Bearing yang terletak diatas rotor dan Lower Bearing yang letaknya dibawah . Kedua-duanya berfungsi sebagai bantalan poros yang arahnya termasuk gaya radikal dan Thrust Bearing berada dibawah rotor yang berfungsi mendukung beban maksimal dari mesin utama dan Hydrolik Force.

Adapun data teknik dari generator adalah :

(25)

Type Kvc Vertical Shaft Semi Umberella Kapasitas 39.000 kVa

Tegangan 11 Kv

Frekuensi 50 Hz

Form RCU

Type TAK

Putaran 250 rpm

Ampere 2047 A

Jumlah 3 Unit

Pole 24 pole salient pole Pendingin recirculating air cooler

Phase 3 phasa

Power factor 0,9

Rating Continue

Ambient Temperatur 400 C Armatur Temperatur rise 750 C

Field Ampere 720 A

Field Tempt Rise 750 C Excitation voltage 220 V Stator Instalasi Class B Rotor Instalasi Class B

(26)

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.12 Gambar Generator PLTA Sutami (Sumber :Dokumentasi Pribadi)

2.4.10 Penguat Medan (Exciter)

Penguat medan digunakan sebagai pelengkap generator yang merupakan sebuah DC generator yang seporos dengan setiap generator utama berfungsi untuk memberikan eksitasi pada generator yang bersangkutan sesuai dengan spesifikasinya:

Tabel 2.15 Data Teknik Exciter PLTA Sutami

Type SMP-26

Daya 175 Kw

(27)

Tegangan 220 V

Kutub 12 poles

Arus 796 A

Pole 12

Putaran 250 rpm

Kelas isolasi B Kenaikan Suhu 700 C

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.13 Gambar Exciter PLTA Sutami (Sumber :Dokumentasi PLTA Sutami)

2.4.11 Guide Vane

(28)

Gambar 2.14 Gambar Guine Vane PLTA Sutami (Sumber :Dokumentasi PLTA Sutami)

2.4.12 Pengatur Tegangan Otomatis AVR

Pengatur Tegangan Otomatis AVR berfungsi untuk mengatur tegangan kerja normal agar tetap konstan, mengatur besarnya daya reaktif, mempertinggi kapasitas mula, menekan kenaikan tekanan pada pembuangan beban, dan menaikkan daya stabilitas peralihan. Jatuh tegangan pada sumber tegangan akibat gangguan 1 fasa / 2 fasa ke tanah besarnya antara 20-40 m. Cara kerja dari AVR adalah waktu start baterai akan bekerja atau Switch 31 jalan ke Exciter kemudian pindah ke Switch 41 AVR yang bekerja pengontrolannya berasal dari PT dan CT.

2.4.13 Transformator

Transformator adalah suatu mesin listrik yang berfungsi untuk mentransfer daya dari sisi primer ke sisi sekunder. Transformator di PLTA Sutami terdiri atas Transformator Utama, Local Service Transfomator (LST), Service Transformator (SST).

(29)

Gambar 2.15 Gambar Transformator Utama PLTA Sutami (Sumber :Dokumentasi Pribadi)

Tabel 2.16 Data Teknik Transformator Utama PLTA Sutami

Type DA/FA (self coolde)

Kapasitas rata – rata 19.500 Kva

Frekuensi 50 Hz

Tegangan rata - rata primer 11 Kv Tegangan rata - rata sekunder 154 Kv

Tegangan impendansi 4,87 atau 9,73%

Standart JEC-168 (1966)

Tipe pendingin ONAN/ONAF

Suhu puncak 500 C

Hubungan kumparan Y / ∆

Simbol vector yd. 5 VDE 0532/ 1,5g

Kontruksi nomor 306775 outdoor USC

Kapasitas max 39.000 kVA

Temperatur rata – rata 300 C Kenaikan tempat belitan karena tahanan 150 C

Kenaikan maksimal tempat belitan karena

tahanan 500 C

(30)

LST adalah transformator untuk melayani pemakaian sendiri. Adapun data spesifikasi LST adalah sebagai berikut :

Gambar 2.16 Gambar Transformator LST PLTA Sutami

(Sumber :Dokumentasi Pribadi)

Tabel 2.17 Data Teknik Transformator LST PLTA Sutami Kapasitas rata – rata 1.500 kVA

Buatan TOSHIBA

Standart JEC 168 (1966)

Kenaikan suhu 500 C

Tipe pendingin ONAN

Tegangan primer 11,5-11R-10,5 kV

Tegangan sekunder 6,3 kV

Frekuensi 50 Hz

Hubungan kumparan Δ/Δ

Phasa 3

(31)

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

SST adalah termasuk transformator yang digunakan untuk menurunkan tegangan dari 6,3 kV menjadi 220 / 380 V. Adapun spesifikasi dari transformator SST adalah :

Tabel 2.18 Data Teknik Transformator SST PLTA Sutami

Buatan TOSHIBA

Standart JEC-168

Tipe pendingin ONAN

Output 50 kVA

Tegangan primer 6,6-6,3R-6 kV Tegangan sekunder 220/380 V

Frekuensi 60 Hz

Hubungan kumparan Δ/Y

Phasa 3

Simbol vector DY 11 dari JEC Batasan operasi 6,3 kV

Maksimal temp. Beban 800 C

(32)

Gambar 2.17 Gambar Transformator SST PLTA Sutami (Sumber :Dokumentasi Pribadi)

Bagian bagian dari transformator pada PLTA Sutami adalah : 1. Inti Transformator

Inti transformator terbuat dari Alloy atau baja silikon yang mempunyai sifat resistensi yang tinggi, rugi histerisis yang kecil. Inti transformator sebagai media timbulnya gandengan magnetik antara sisi primer dan sisi skunder.

2. Belitan Transformator

Belitan atau lilitan berupa konduktor berisolasi yang mempunyai tegangan tembus yang tinggi dan tahan terhadap suhu yang tinggi. 3. Bak Transformator

Bak transformator terbuat dari plat besi yang tebal dan kuat agar tahan terhadap pengaruh mekanis dan kimia.

4. Minyak Transformator

Minyak transformator berfungsi sebagai bahan isolator listrik dan penghantar suhu dari bagian yang panas menuju bagian yang dingin. 5. Konservator

Transformator bekerja pada beban yang besar maka bagian dalam transformator akan menjadi panas sehingga minyak transformator juga menjadi panas dan mengembang. Pengembangan minyak transformator ini menyebabkan udara diatas permukaan minyak yang berada di dalam Konservator terdesak keluar melalui pipa dan terus melewati Silica Gel dan alat pernafasan.

(33)

Silica Gel terbuat dari kristal berfungsi untuk menyerap air yang terdapat dalam pernafasan. Uap air yang dihilangkan dan terjadi penurunan sehingga mengakibatkan tembusnya minyak transformator dan isolasi yang menimbulkan bunga api di dalam transformator dan gelembung udara ini mengalir ke Konservator melalui Buchols Relay.

7. Buschol Relay

Buchols Relay digunakan pada transformator untuk mnghindari panas akibat arus yang besar. Relay bekerja bila bagian dalam transformator timbul panas yang mengakibatkan adanya gelembung udara yang nantinya akan mengalir ke Konservator.

8. Emergancy Relay

Emergency Relay berupa selaput pengaman terbuat dari besi logam tipis bila ada tekanan mendadak berfungsi untuk menahan tekanan yang besar akibat panas yang tinggi sehingga ledakan dapat merusak bagian-bagian transformator dapat dihindarkan.

9. Tap Charger

Tap Charger adalah bagian transformator yang terdapat kotak-kotak yang digunakan untuk merubah jumlah lilitan yang kita kehendaki. 2.4.14 Peralatan Hubung (Switch Gear)

1. Pemisah/ PMS / Disconnecting Switch

Pemisah adalah suatu alat yang digunakan antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan, dan yang bekerja pada saat tidak berbeban, karena pemisah tidak dilengkapi dengan suatu pengaman khusus.

Syarat pemisah :

(34)

2. Harus dapat memisahkan bagian-bagian antara fasa dan antar fasa dengan tanah.

Berdasarkan letak dan fungsinya, pemutus dan pemisah dikelompokkan menjadi dua :

Tabel 2.19 Data Teknik Peralatan hubung PLTA Sutami Jenis Pemasangan Indoor Jenis Pemasangan Oudor

MBB ABB

ACB DS (Disconneting Switch)

DS (Disconnecting Switch)

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.18 Gambar Pemisah bagian yang bertegangan dengan yang tidak bertegangan pada PLTA Sutami

(Sumber :Dokumentasi PLTA Sutami 2. Pemutus/PMT/ Circuit Breaker

(35)

1. Pada keadaan tertutup mampu dilewati arus berbeban penuh dalam waktu yang lama.

2. Bila dikehendaki harus dapat membuka pada saat berbeban. 3. Harus dapat memutus secara cepat bila terjadi arus besar yang

mengalir pada saat terjadi hubung singkat.

4. Harus tahan terhadap akibat pembusuran pada kontaknya dan daya eketronagnetik serta panas yagn timbul pada saat terjadi arus hubung singkat.

5. Bila dalam keadaan membuka, gas harus tahan terhadap tegangan rangkaian.

6. Harus tahan terhadap arus hubung singkat beberapa saat sampai gangguan dibebaskan.

Gambar 2.19 Gambar Pemutus Aliran listrik PLTA Sutami (Sumber :Dokumentasi PLTA Sutami)

2.4.15 Governor

Governor digunakan untuk mengubah besaran listrik menjadi besaran mekanis yang masih kecil sehingga dapat mengatur pemancar air agar sesuai dengan kebutuhan. Biasanya dilengkapi dengan Servo Motor sebagai penguat besaran mekanis tersebut. Governor digerakkan oleh poros dari turbin dengan perantara roda gigi atau sabuk. Governor digerakkan oleh Servo Motor yang energinya diambil dari aliran oli dari pompa roda gigi dan dengan mengatur katup control.

(36)

1. Mechanical Governor menggunakan sistem lama yaitu dengan belt. 2. Electrical Governor menggunakan sistem baru yaitu dengan PMG. Fungsi Governor :

1. Mengatur kecepatan 2. Mengatur frekuensi

3. Mengatur tegangan output generator

Turbin berputar normal karena beban telah seimbang dengan laju pancaran air, oli yang dipompa oleh roda gigi ke katup pengatur akan kembali lagi ke bak penampungan karena kedudukan katup pengatur dalam keadaan normal. Begitu pula dengan katup jarum dalam keadaan diam karena Servo Motor tidak bekerja.

Putaran turbin naik, gaya sentrifugal juga akan naik yang akan mengakibatkan turunnya kedudukan pendulum, pendulum merupakan bagian utama dari Governor yang berada di katup distribusi dan peralatan-peralatan kontrol.

Keadaan naik dan turunnya pendulum tersebut ditransmisikan untuk menggerakkan valve, katup pendulum, katup kontrol dan katup Guide Vane. Jika pendulum turun maka valve akan menutup dan juga sebaliknya. Dengan demikian kecepatan turbin akan cenderung menjadi konstan sehingga didapatkan frekuensi normal generator (50 Hz).

(37)

Tabel 2.20 Data Teknik Governor PLTA Sutami

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.20 Gambar Governor PLTA Sutami Sumber :Dokumentasi Pribadi)

Type Governor Cabinet

Actuator

Kapasitas 20.000 kgm

Gaya Servo Motor pada Tekanan Rating 62.000 kg Displacament Volume dari Servo Motor 40,2 x 2 lt Sensitivitas dari Perubahan Kecepatan 0,01 % Daerah dari Perubahan Speed Drop 0 – 6 % Daerah Pengatur Kecepatan Turbin dengan

Kecepatan Tetap

5 – 15 %

Tekanan Oli :

- Normal 26 kg/cm2

- Normal Minimum 24,5 kg/cm2

(38)
(39)
(40)

2.4.16 Baterai

Baterai digunakan sebagai sumber DC pada saat awal start untuk proses eksitasi. Satu set baterai terdiri dari 85 sel baterai yang ditempatkan dalam ruang kontrol terhadap peralatan dan penerangan darurat. Data teknis baterai adalah :

Tabel 2.21 Data Teknik Baterai PLTA Sutami

Type SCM 294 IEC 623 KM 298 P Code 9411 Kapasitas 300 Ah pada 10 jam discharge

Jumlah sel 80 buah Tegangan 110 V Buatan YUASA

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

(41)

Genset atau pembangkit tenaga diesel digunakan sebagai penyedia tenaga listrik untuk Station Service dan pintu-pintu air apabila terjadi gangguan pada unit pembangkit PLTA Sutami. Pembangkit diesel ini dioperasikan secara manual. Data teknis generator set adalah :

Tabel 2.22 Data Teknik Mesin diesel darurat (PLTD) PLTA Sutami

Type

Dirrect fuel injection, turbo chagestarting type single action. Model NRTO, Komatsu-Cummins Silinder 6 buah

Output 240 PS Putaran 1.500 rpm

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Gambar 2.24 Gambar Mesin diesel darurat (PLTD) PLTA Sutami (Sumber :Dokumentasi PLTA Sutami)

2.5 Sistem Kerja di PLTA Sutami

(42)

Untuk melumasi Upper Guide Bearing digunakan sistem pelumasan dengan sistem pompa (Gear Pump). Untuk Lower Guide Bearing Thrust Bearing menggunakan aksi sentrifugal minyak sendiri yang diakibatkan putaran shaft (Thrust Runner). Debit minyak untuk Upper Guide Bearing adalah 20 lt/menit dan Turbin Guide Bearing adalah 40 lt/menit.

1. Lubricating Oil

Sistem pelumasan minyak berfungsi untuk melumasi bantalan-bantalan pada turbin dan generator dengan sistem sirkulasi minyak yang dipaksakan (Compression).

2. Grease Sytem

Grease system berfungsi untuk mengurangi atau memperkecil kehausan pada bagian yang bergesekan pada seluruh rangkaian mekanisme seperti : gate steam, bearing, links pins, gate operation, valve dan by vaalve. Grease system dilengkapi dengan pompa yang digerakkan secara otomatis (standby unit).

Gambar 2.25 Gambar Grease Pump PLTA Sutami (Sumber :Dokumentasi Pribadi)

(43)

Sistem pendinginan yang digunakan adalah dengan sirkulasi air, yang melalui Gravity Head. Peralatan yang digunakan adalah Head Cooling Water Tank (terletak di belakang gedung central), Reducing Valve yang terdiri dari sebuah tank. Untuk 3 unit pembangkit, dengan 2 buah Main Strainer untuk masing-masing unit, pipa saluran dan valve.

Tabel 2.23 Data Teknik Peralatan sistem pendingin PLTA Sutami

Nama Alat Cooling Water tank

Kapasitas 288

Max static head 3 m

Nama Alat Head Reducting valve Inlet pressure 6,05 – 9,35 kg/cm2 Outlet pressure 4,20 kg/cm2 Discharge volume 15600 lt/mnt Size of valve 0 – 250 mm

(Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Sistem sirkulasi air pendingin :

1. Air pendingin diambil dari Penstock sebelum Inlet Valve melalui pipa dengan diameter 20 mm, disalurkan menuju Cooling Water Tank melewati Reducing Valve dan Floating Valve. Reducing Valve berfungsi untuk menurunkan tekanan air dari Penstock, dan Floating Valve sebagai valve pengatur outlet pipa pemasukan yang terletak di Cooling Water Tank.

2. Air dari Cooling Water Tank didistribusikan ke tiga set Main Stainer, masing-masing set terdiri dari dua buah Main Strainer untuk sistem pendingin satu unit pembangkit. Main Strainer bekerja saling bergantian dan berfungsi untuk menyaring air pendingin sebelum didistribusikan ke masing-masing peralatan yang memerlukan.

(44)

( Pressure Oil System ), menggunakan pipa dengan diameter 25 mm keempat buah Oil Cooler dan seterusnya melewati Water Flow Relay, air dibuang menuju Sump Pit.Air yang disalurkan ke Water Cooling Valve didistribusikan ke empat bagian, yaitu :

1. Air Cooler Generator

2. Oil Cooler untuk minyak pelumas Upper Guide Bearing dan Turbin Guide Bearing (Lubricating Tank).

3. Oil Cooler untuk minyak pelumas Thrust Bearing dan Lower Guide Bearing.

4. Water Shaft Seal (Sealing Box).

Air yang disalurkan pada kerja untuk 2 dan 3 setelah Air Cooler, air dibuang ke Outlet Draft Tube yang sebelumnya melewati Water Flow Relay. Water shaft seal adalah suatu sistem penyekat air pada Head Cover dan Main Shaft yang menggunakan Bushing dan semprotan air bersih yang berfungsi sebagai real.

Distribusi air pendingin adalah sebagai berikut :

1. Shaft Sealing : 30 lt/ menit

2. Oil Cooler (Oil Pressure System Sump Tank) : 90 lt/ menit 3. Oil Cooler Lubricating Oil System : 60 lt/ menit 4. Oil Cooler Thrust And Lower Bearing : 100 lt /menit 5. Generator Oil Cooler : 300 lt/ menit

3. Sistem Pengurasan (Drainage System)

(45)

gedung sentral. Sistem pengurasan ini terdiri dari dua buah pompa sentrifugal, pipa saluran Level Control Switch serta Sump Pit. Spesifikasi pompa penguras (Drainage Pump) adalah:

Tabel 2.24 Data Teknik Drainage pump PLTA Sutami Type Vertical Shaft, Sentrifugal Type

Kapasitas 20 lt/ menit

Rated Head 22 m

Motor 22 kW,6 pole, 380 V, 50 Hz

Putaran 1450 rpm

Pabrik Deng Yosho Machine Work Ltd. JPN (Sumber : Dokumentasi PLTA Sutami)

Air yang secara rutin mengalir kedalam Sump Pit yang harus dikuras adalah air pendingin dari Oil Cooler Pressure Sump Tank. Drainage System mengalirkan air dari Draft Tube khusus digunakan pada saat pengosongan Spiral Casing dan Draft Tube untuk pemeliharaan.

Gambar 2.26 Gambar Drainage Pump PLTA Sutami (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

4. Sistem Instalasi Kelistrikan (Electrical Installation System)

(46)

trafo dinaikkan tegangannya, untuk disalurkan ke saluran ganda SUTT 154kV yang menuju ke gardu induk/pusat beban. SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) ini merupakan saluran interkoneksi yang terhubung dengan sistem Jawa – Bali .Pemakaian lokal, di sekitar Karangkates dipasang trafo lokal untuk menurunkan tegangan menjadi 6V. Sumber daya untuk peralatan-peralatan bantu di PLTA Sutami, disupplay dari trafo pemakaian sendiri 6000/380 V. Apabila terjadi black out (pemadaman), sumber daya diambil dari diesel engine generator (2000 kVA/380 V) sebagai sumber daya cadangan/darurat.

5. Sistem Kontrol (Control System)

Sistem kontrol di PLTA Sutami dibagi menjadi tiga macam berdasarkan sistem yang dijalankan, yaitu :

1. Sistem Kontrol Otomatis Penuh

Sistem ini bekerja secara otomatis sejak awal pembebanan serta operasi kontinyu dan menghentikan jika keadaan menghendaki. Sistem ini tepat untuk pusat listrik berkapasitas kecil dan letaknya berdekatan dengan pusat pengontrolan.

2. Sistem Kontrol

Pada sistem ini operator dapat menjelaskan persiapan operasi paralel dan pembebanan, operasi berhenti dari turbin dan generator serta berbagai pengontrolan lain dan pengawasan terhadap panel hubung. Sistem ini dilengkapi tanda hanya bahaya bila terjadi gangguan.

3. Sistem Kontrol Pengawasan Jarak Jauh.

Pada sistem ini pusat pembangkit dan switch yard dikontrol oleh pusat pengatur beban yang terletak jauh dari pusat listrik yang dikontrol.

2.6 Pengoperasian PLTA Sutami

(47)

kondisi mesin, kondisi elevasi air, pencatatan, pembuatan yang berhubungan denga unit pengatur beban dalam mengatur daya yang akan dibangkitkan, pengamatan meteorologis dan sebagainya.

Unit pembangkit yang dioperasikan tersebut meliputi turbin, generator, transformator utama dan peralatan hubung, mulai dari menjalankan lalu membebani lalu sampai dengan memberhentikan. Unit pemabngkit pada saat sebelum dibangkitkan, maka perlu diperhatikan terlebih dahulu mengenai kondisi peralatan bantu dan sistem hubungannya. Selain itu kondisi normal dari air pendingin, sistem minyak tekan, sistem minyak pelumasan, persiapan seluruh peralatan hubung, persiapan kontrol dan persiapan untuk memudahkan sudah ditetapkan. Pemeriksaan tambahan juga perlu dilakukan apabila penghentian unit pembangkit melampaui batas satu minggu.

Mengontrol unit pembangkit digunakan jenis sistem Master Controller (ruang kontrol). Master Controll memiliki 6 posisi pengaturan yaitu : Stop, Inlent Valve, Start, Exciter, Paralel, dan Load. Pengontrolan unit pembangkit pada setiap tahap operasi maupun dari satu tahap ke tahap yang berikutnya, dapat dilakukan dengan cara menempatkan posisi Master Control pada posisi yang sudah dikehendaki.

(48)

Gambar 2.28 Gambar Monitoring Operasi PLTA Sutami (Sumber :Dokumentasi Pribadi)

2.6.1 Menjalankan Unit Pembangkit 1. Prepare/ tahap persiapan

Prepare merupakan tahap pendahuluan yang harus dikerjakan. Sebelum unit pembangkit mulai dioperasikan. Pada saat lampu indikator Prepare menyala, maka kondisi normal dari peralatan – peralatan berikut ini sudah terpenuhi sehingga unit pembangkit sudah siap untuk dioperasikan.

 GCB (Gas Circuit Breaker) generator (152 – 1 ) terbuka  Guide Vane / sudu – sudu jalan tertutup penuh (716)  Inlet Valve (21 S ) tertutup penuh

Brake / rem (33BR) lepas / terbuka

Lock Out (86 – 1 ), (86 – 2), (86 – 3) reset pada posisi normalnya

Control Switch katup air pendingin (20WCS) beroperasi (43 – 20WCS)

 Air pendingin (69WT) mengalir.

(49)

 Tekanan minyak Governor (63Q – 1) normal (tekanan tidak kurang dari 23 kg/cm3)

Brake tekanan udara (63AIX) normal (tekanan tidak lebih kurang dari 8 kg/cm2)

2. Inlet Valve / Tahap Pembukaan Katup Air

Memutar Master Controller dari posisi Stop ke posisi Inlet Valve maka yang terjadi yaitu mula – mula By Pass Valve (katup samping) akan membuka sampai Casing (rumah turbin) terisi penuh dengan air sehingga besar tekanan dibagian dalam degan bagian rumah turbin tersebut adalah sama.

Setelah kondisi ini sudah tercapai, maka Inlet Valve / katup pintu masuk akan membuka secara perlahan – lahan hingga terbuka penuh. Pembukaan ini membutuhkan waktu kurang lebih 2 menit setelah Master Controller diputar ke posisi Inlet Valve, yang mana hal ini akan diikuti dengan menyalanya lampu indikator Inlet Valve.

Ketika Master Controller dipindah keposisi Inlet Valve, maka secara otomatis mekanis batas beban (Load Limit) akan membuka 20%, karena bekerjanya Master Controller 4 -1, sehingga motor 77M bekerja.

3. Star / Tahap Menjalankan

(50)

Apabila kecepatan turbin telah mencapai 80 % kecepatan nominalnya (200rpm), maka lampu indikator Start akan menyala setalah kurang lebih 10 detik sejak Master Controller diputar ke posisi start.

4. Excite / Tahap Penguatan Medan Generator

Master Controller berada pada posisi Excite, maka Field Breaker akan menutup sehingga medan generator akan terpolarisasi oleh sumber DC dari Batteray. Dengan menutupnya Field Breaker lampu indikator Exciter menyala.

Ketika tegangan generator mencapai harga 80% dari tegangan nominalnya (± 9 kV), maka pengaturan tegangan dilakukan oleh AVR dimana hal ini ditandai dengan menyalanya lampu indikator AVR.

5. Paralel / Tahap Penutupan GCB Secara Otomatis

Tahap paralel dilakukan, maka pengontrolan tegangan Bush harus dilakukan terlebih dahulu dimana hal ini dapat dilakukan dengan melihat pada penunjukan Voltmeter. Pada saat Master Controller berada pada posisi Pararel kemudian Switch pada posisi Automatic, maka Automatic Syncrhronizer, Speed Matcher dan Voltage Matcher akan terhubung dengan sumber dayanya, pengaturan kecepatan atau frekuensi dilakukan oleh Governor yang dikontrol oleh Automatic Speed Matcher, sedangkan untuk mengatur tegangannya dilakukan oleh AVR yang dikontrol dengan Automatic Voltage Matcher.

(51)

2.6.2 Membebani Unit Pembangkit

Proses pararel selesai, maka unit pembangkit dapat dikatakan telah siap untuk dibebani sehingga pada saat itu Master Controller dapat diputar ke posisi Load. Jika bebena unit pembangkit telah mencapai 1,5 MW maka lampu indikator “ Load” akan menyala.

Operasi pembebanan digunakan sistem pembebanan dengan frekuensi konstanta 50 Hz , sehingga apabila keluaran generator telah mencapai harga maksimumnya maka Relay kontrol daya akan bekerja untuk membatasi, yang mana hal ini ditandai dengan menyalanya lampu indikator Power Limit.

1. Pengaturan Pembangkitan

(52)

2. Pemindahan Beban

Pemindahan beban dari unit pembangkit yang satu ke unit pembangkit yang lain, dilaksanakan untuk memenuhi jadwal pemeliharaan dari masing – masing unit pembangkit agar keandalan dan umur ekonomisnya dapat dijaga dan diperpanjang.

Proses pemindahan beban yaitu dengan mengoperasikan unit pembangkit ketiga untuk memikul beban dari salah satu unit pembangkit yang akan dihentikan. Unit pembangkit pengganti akan beroperasi dari beban nol sampai dengan besar beban yang sedang dipikul oleh unit pembangkit yang akan digantikan. Sedangkan unit pembangkit yang akan digantikan beroperasi dari beban yang sedang dipikulnya sampai dengan beban nol.

2.6.3 Menghentikan Unit Pembangkit

Menghentikan unit pembangkit dalam pengoperasiannya dapat dilakukan secara normal ( satu kali gerakan ) yaitu dengan memutar posisi Master Controller dari posisi Load ke posisi Stop. Disamping itu unit pembangkit dapat pula berhenti secara tidak normal yaitu dengan Emergency Stop apabila terjadi kesalahan – kesalahan listrik yang serius unit pembangkit, dengan Quick Stop apabila terjadi kesalahan –kesalahan mekanis pada unit pembangkit yang sedang beroperasi atau dengan No Load No Excitation apabila terjadi tegangan atau arus lebih pada unit pembangkit atau hilangnya medan penguatan digenerator utama.

1. Berhenti dengan Normal

Unit pembangkit apabila akan dihentikan secara tidak normal, maka langkah – langkah yang terjadi adalah sebagai berikut :

(53)

Field Breaker membuka dan tegangan akan turun.

Guide Vane menutup penuh dan mengunci, Inlet Valve akan menutup penuh sehingga kecepatan turbin dan generator akan turun.

 Ketika kecepatan turbin sudah mencapai 75 rpm atau 30% dari kecepatan nominalnya, maka Brake Control (75s) akan bekerja.  Ketika kecepatan mencapai 3% dari kecepatan nominalnya, lampu indikator Stop akan menyala dan Brake (75S) lepas kembali.

2. Berhenti dengan Tidak Normal

Pengoperasian setiap peralatan pembangkitan dan sistem tenaga di PLTA Sutami perlu diadakan sistem proteksi untuk semua peralatan agar terhindar dari kerusakan – kerusakan yang fatal.

Sistem proteksi yang akan memberhentikan peralatan pembangkit bila terjadi kondisi operasi tidak normal tersebut, yaitu :

Emergency stop : 86 -1

Quick stop : 86 – 2

No Load No Excitation : 86 – 3

(54)

2.6.4 Pengoperasian Menggunakan SCADA/PLC

Sistem SCADA pada PLTA Sutami digunakan untuk menggantikan operasi sistem pembangkitan agar dapat dioperasikan secara otomatis. Konfigurasi SCADA pada PLTA Sutami terdiri dari 3 unit :

 Unit 1  Unit 2  Unit 3

Unit dilengkapi dengan seperangkat Rack yang berisi masing – masing rangkaian integrasi PLC. Satu buah Rack yang berisi 3 buah komputer server serta 3 buah LCD monitor yang berada diatas meja operator.

Gambar 2.29 Gambar Panel

SCADA/PLC PLTA Sutami

Gambar

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PLTA Sutami
Tabel 2.2 Data Peralatan K3
Gambar 2.4 Gambar Waduk PLTA Sutami
Tabel 2.10 Data Teknik Surge Tank PLTA Sutami
+7

Referensi

Dokumen terkait

Area water treatment (gambar I.4) , terletak pada bagian belakang pabrik yang berfungsi sebagai area pengolahan air sumber menjadi.. S-1 Teknik Kimia 4

PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Majalaya, maka dalam hal ini, Penulis hanya menguraikan fungsi- fungsi bidang pekerjaan dimana Penulis ditempatkan selama

Perbedaan hak dan kewajiban antara pekerja/buruh outsourcing dengan pekerja/buruh perusahaan pemberi pekerjaan disebabkan oleh pengaturan hak dan kewajiban pekerja/buruh

a) Perangkat komputer yang dilengkapi dengan sistem khusus yang dimiliki oleh PT Panorama Tour and Travel yang disebut dengan Panorama Task. Perangkat komputer ini berfungsi

Pengembangan Industri Beton Pracetak baru dimulai pada tahun 1978 dengan produk pertamanya adalah Tiang Listrik Beton Prategang berpenampang H untuk keperluan PLN.. Wijaya Karya

Minyak ini berfungsi sebagai pendingin ( cooling medium ) dan juga sebagai isolasi pada kumparan transformator yang sudah dimasukkan ke dalam tangki, maka minyak tersebut..

Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kedua yang dapat dilaksakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup

Kepala Kantor Cabang berfungsi mengarahkan, merencanakan dan mengendalikan kegiatan kantor cabang yang meliputi kegiatan pemasaran, pelayanan peserta, administrasi kepesertaan