BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
Energi listrik sangat dibutuhkan masyarakat pada zaman sekarang ini.
Energi listrik mempunyai manfaat yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat maupun kegiatan proses produksi pada perusahaan. Pendistribusian
energi listrik ini sangat tergantung pada transformator. Transformator adalah suatu
peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.
Dengan terus bertambahnya kebutuhan energi listrik bagi masyarakat dan
perusahaan-perusahaan, menjadi peluang yang besar bagi investor untuk
berinvestasi bagi perusahaan penghasil transformator, karena semakin bertambah
kebutuhan pendistribusian listrik maka semakin banyak diperlukan transformator.
Hal inilah yang mendorong pendirian perusahaan transformator PT. Morawa
Electric Transbuana yang berlokasi di Jalan Raya Medan Tanjung Morawa Km
20,5 Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Perusahaan yang memproduksi
transformator tegangan tinggi dengan kapasitas jenis satu fasa dan tiga fasa ini
juga memiliki kantor yang beralamat di Jl. Perniagaan Baru No. 48D-50D Medan,
Sumatera Utara. Perusahaan ini didirikan dengan ijin usaha tetap No.
127/M/SK/IMLD/VIII/88, tanggal 9 Agustus 1988. Ijin usaha tersebut kemudian
diperluas dengan ijin perluasan No. 120/Kanwil-02/IP/ID-IMLDE/X/98 pada
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Morawa Electric Transbuana memproduksi dua jenis transformator yaitu transformator satu fasa dan transformator tiga fasa. Transformator yang
dihasilkan dikonsumsi oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang merupakan
konsumen utama dari PT. Morawa Electric dan juga perusahaan-perusahaan swasta lainnya seperti PT. Ariwabana, dan PT. Caltex Pasific Indonesia dan PT.
SOCI. Transformator yang diproduksi juga diekspor ke luar negeri seperti
Malaysia dan Singapura.
2.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Morawa Electric Transbuana berbentuk lini dan fungsional. Pada struktur organisasi lini, wewenang dari atasan disalurkan secara
vertikal kepada bawahan. Begitu juga sebaliknya, pertanggungjawaban dari
bawahan secara langsung di tujukan kepada atasan yang memberi perintah.
Adapun struktur organisasi fungsional dapat dilihat dengan adanya pembagian
tugas, pendelegasian wewenang serta pembatasan tanggung jawab yang tegas
pada setiap bidang yaitu bagian pemasaran, pabrik (produksi), keuangan dan
administrasi berdasarkan fungsinya masing-masing dalam struktur organisasi.
Direktur
Pada PT. Morawa Electric Transbuana, order yang masuk dari pelanggan
diterima oleh Kepala Penjualan, kemudian SPK (Surat Perintah Kerja) yang berisi
informasi tentang pemesan, lead time, dan jumlah pesanan diserahkan Direktur
Pemasaran kepada Direktur Pabrik. Direktur Pabrik kemudian mengadakan
pertemuan dengan seluruh Kepala Bagian di pabrik untuk membahas order yang masuk. Kepala Design membuat desain dan modifikasi desain sesuai dengan surat perintah kerja yang ada dan menghitung bahan yang diperlukan untuk pembuatan
transformator yang akan diproduksi untuk diserahkan kepada Kepala Pembelian
dan Kepala Gudang. Manajer Produksi membagikan desain sesuai dengan surat
perintah kerja kepada Kepala Pengujian dan Kepala Proses Akhir. Kemudian
Manajer Produksi menjadwalkan dan mengawasi proses produksi transformator di
lantai pabrik.
2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Uraian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing bagian PT. Morawa
Electric Transbuana dapat dilihat pada lampiran 1.
2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan 2.3.3.1. Tenaga Kerja
Sebagai salah satu faktor produksi, PT. Morawa Electric Transbuana sangat memperhatikan kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang akan direkrut.
melakukan pelatihan (training) kepada calon tenaga kerja yang baru. Hal ini bertujuan untuk menjamin tersedianya tenaga kerja yang terampil.
Pada PT. Morawa Electric Transbuana terdapat dua golongan tenaga kerja yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Penempatan posisi
setiap tenaga kerja diatur oleh pihak manajemen perusahaan. Perincian jumlah
Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja pada PT. Morawa Electric Transbuana
No Jabatan Jumlah
(orang)
1 Presiden Direktur 1
2 Direktur Pemasaran 1
3 Direktur Keuangan/ADM 1
4 Direktur Pabrik 1
5 Manajer Produksi 1
6 Kepala Bagian Penjualan 1
7 Kepala Bagian Distribusi 1
8 Kepala Bagian Desain 1
9 Kepala Bagian Pembelian 1
10 Kepala Bagian Proses Akhir 1
11 Kepala Bagian Pengujian 1
12 Kepala Bagian Bengkel 1
13 Kepala Bagian Gudang 1
14 Kepala Bagian Keuangan 1
15 Kepala Bagian Personalia 1
16 Karyawan Seksi Desain 1
17 Karyawan Seksi Perawatan 1
18 Karyawan Seksi Bengkel 16
19 Karyawan Seksi Pengujian Material 3
20 Karyawan Seksi Produksi Inti 2
21 Karyawan Seksi Pemanggangan Inti 1
22 Karyawan Seksi Pengujian Inti 1
23 Karyawan Seksi Pembuatan Kertas Isolasi 2 24 Karyawan Seksi Penggulungan Kumparan 9 25 Karyawan Seksi Perakitan/Koneksi Kumparan 7
26 Karyawan Seksi Pengeringan Trafo 2
27 Karyawan Seksi Finishing 6
28 Karyawan Seksi Gudang 1
29 Karyawan Seksi Lokal 1
30 Karyawan Seksi Ekspor 1
31 Karyawan Seksi Administrasi 4
32 Karyawan Seksi Keamanan 8
Total 81
2.3.3.2. Jam Kerja
PT. Morawa Electric Transbuana memberlakukan jam kerja selama enam hari dalam seminggu yaitu dari hari Senin sampai Sabtu. Apabila perusahaan
memiliki order yang banyak, maka hari Minggu juga bekerja (khusus bagian produksi) untuk menyelesaikan pesanan tersebut. Karyawan yang memiliki jam
kerja melebihi jam kerja yang telah ditentukan dianggap lembur. Pembagian jam
kerja pada PT. Morawa Electric Transbuana dapat dilihat pada Tabel 2.2. berikut.
Tabel 2.2. Jam Kerja PT. Morawa Electric Transbuana
Hari Jam Kerja Keterangan
Senin-Kamis 2.3.4. Sistem Pengupahan
Pembayaran upah karyawan oleh PT. Morawa Electric Transbuana dilakukan setiap awal bulan dimana besar upah berdasarkan jabatan, keahlian,
kecakapan, pendidikan, dan prestasi kerja karyawan yang bersangkutan. Adapun
upah yang diterima setiap awal bulan, karyawan juga mendapatkan tunjangan hari
raya dan bonus tahunan berdasarkan keuntungan yang diperoleh perusahaan.
2.4. Jumlah dan Spesifikasi Produk
PT. Morawa Electric Transbuana memproduksi dua jenis transformator inti (core type) yaitu transformator satu fasa dan tiga fasa. Untuk spesifikasi produk transformator satu fasa dapat dilihat pada Tabel 2.3, sedangkan spesifikasi
produk transformator tiga fasa dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.3. Spesifikasi Produk Transformator Satu Fasa
Uraian Spesifikasi Transformator
Daya Pengenal kVA 5 10 15 25 50
Jumlah Fasa - 1 1 1 1 1
Frekuensi Pengenal Hz 50 50 50 50 50
Tegangan Primer kV 20 20 20 20 20
Tegangan Sekunder kV 231/462 231/462 231/462 231/462 231/462
Arus Beban Nol % 2,4 2,3 2 1,6 1,4
Sumber: PT. Morawa Electric Transbuana
Tabel 2.4. Spesifikasi Produk Transformator Tiga Fasa
Uraian Spesifikasi Transformator
Daya Pengenal kVA 25 50 100 160 200 250 315 400 500 630 800 1000 1250 1600
2.5. Bahan
Adapun bahan yang digunakan untuk proses produksi pada PT. Morawa
Electric Transbuana adalah sebagai berikut.
2.5.1 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi transformator adalah:
1. Plat Silicon Steel
Silicon steel digunakan untuk pembuatan inti transformator. Jenis silicon steel
yang digunakan adalah Grain Oriented Core HHB atau Z8H produksi Nippon Steel Jepang dan jenis RG8H produksi Kawasaki Steel Jepang. Silicon steel
berbentuk lembaran plat yang tergulung berlapis-lapis.
2. Kawat Tembaga (Cooper Wire)
Kawat tembaga yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Enameled Copper Wire, kawat berbentuk silinder untuk gulungan primer
dengan diameter 1,60 mm.
b. Rectangular Copper Wire, kawat berbentuk persegi untuk gulungan
sekunder dengan ukuran 3,2 x 8 mm.
3. Kertas Isolasi
Kertas isolasi digunakan untuk gulungan primer dan koneksi antara
kumparan-kumparan ke tap changer pada sisi primernya. Kertas ini juga berfungsi sebagai pengaman dalam mengisolasi kawat-kawat, kawat ke tangki
untuk ukuran 0,13-0,50 mm, sedangkan untuk ukuran 0,80-1,60 mm dikemas
dalam peti.
4. Minyak
Minyak yang digunakan adalah jenis Dilla B dan minyak Esso Volta 80 buatan Amerika Serikat. Minyak ini berfungsi sebagai cairan pendingin agar
transformator dapat berfungsi dengan stabil, terutama pada saat berbeban
besar atau terkena sambaran petir.
5. High and LowVoltage Bushing
High and lowvoltage bushing merupakan bahan yang digunakan untuk tempat mengikat kabel jaringan distribusi listrik dan menghubungkannya ke dalam
rangkaian transformator. Bahan ini diimpor dari Cina.
6. TapChanger
Tap changer berfungsi sebagai switch otomatis yang berfungsi apabila
transformator mendapat beban lebih terutama saat terkena sambaran petir, dan
apabila suhu transformator tinggi.
7. EarthTerminal
Earth terminal merupakan instrumen listrik yang dihubungkan langsung
dengan kawat yang ditanamkan di dalam tanah.
8. Thermometer
Thermometer merupakan alat yang ditambahkan dalam transformator yang
digunakan untuk mengukur suhu transformator.
9. Pressure Terminal
10.Kertas OD
Kertas OD ini berguna untuk memberi celah/jarak antara kumparan sekunder
dengan primer sehingga nantinya minyak dapat masuk pada celah tersebut
sehingga panas yang timbul akibat adanya rugi-rugi tembaga (Cu) dapat
diatasi.
11.Besi plat, besi siku, besi UNP, besi plat strip, dan roda besi hasil produksi
dalam negeri, yang digunakan dalam pembuatan casing transformator.
2.5.2. Bahan Penolong
Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi adalah :
1. Gas Nitrogen (N2).
Gas ini digunakan dalam proses pemanggangan inti dan juga dalam proses
pengujian kebocoran tangki transformator. Fungsi gas nitrogen pada saat
proses pemanggangan inti adalah:
a. Untuk menghilangkan reaksi oksidasi antara oksigen dan inti, sehingga
tidak terjadi pekaratan inti.
b. Membantu agar temperatur panas di dalam tungku pemanggangan merata.
2. HCl dan Soda Ash
HCl dan soda ash digunakan untuk membersihkan tangki dari karat.
3. Kayu Meranti
Kayu meranti digunakan untuk menyangga lilitan kumparan trafo agar
4. Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa digunakan untuk menutupi pinggiran panggangan agar gas
nitrogen yang dialirkan tidak keluar dari tungku pemanggangan tersebut.
2.5.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan transformator adalah:
1. CottonBand
Merupakan bahan yang digunakan untuk mengikat kumparan pada inti agar
tidak lepas.
2. Plat Merek
Plat merek “Morawa” digunakan untuk menunjukkan nama pabrik yang
memproduksi transformator.
3. Name Plate
Name plate mencantumkan spesifikasi transformator yang ditempatkan pada tangki trafo.
4. Lem
Lem digunakan sebagai perekat kertas isolasi pada lilitan kumparan. Jenis lem
yang digunakan adalah lem chack. 5. Kawat Las
Kawat las digunakan untuk mengelas tangki trafo dengan kumparan primer
dan kumparan sekunder.
Baut dan mur digunakan untuk menghubungkan trafo ke tangki, menutup
pressure terminal, menghubungkan oil gauge yang masuk ke dalam tangki, dan memasang tutup tangki trafo.
7. Hand Hold
Hand hold berfungsi sebagai pegangan dalam mempermudah pemindahan
transformator dan terdiri dari dua pasang pegangan.
8. Cat
Cat digunakan dalam proses pengecatan tangki transformator.
2.6. Uraian Proses Produksi
Urutan proses produksi transformator pada PT. Morawa Electric
Transbuana adalah sebagai berikut:
2.6.1. Proses Pemotongan Silikon (Silicon Steel Cutting)
Inti transformator terbuat dari silicon steel yang berfungsi untuk memperbesar fluksi magnet yang timbul bila pada kumparan transformator
mengalir arus listrik. Ciri-ciri inti transformator yang baik adalah memiliki
rugi-rugi arus pusar yang kecil. Silicon steel dibawa dari gudang ke bagian pemotongan. Silicon steel diukur sesuai dengan desain yang diinginkan misalnya untuk trafo 3 Fasa 50 KVA 50 HZ, diperlukan lebar masing-masing 100 mm, 90
mm, 80 mm, 60 mm, 40 mm. Silicon steel yang telah selesai diukur kemudian dipotong. Proses pemotongan inti transformator dilakukan setelah lembaran
kemudian mesin dijalankan secara perlahan-lahan dengan cara mengatur
putarannya melalui panel sehingga plat inti dapat ditarik ke meja pemotongan
yang telah diatur jarak pisau-pisaunya sesuai dengan keperluan yang diinginkan.
Penyetelan jarak pisau-pisau ini diatur sedemikian rupa sehingga tidak ada plat
inti yang terbuang. Selanjutnya mesin dijalankan dan plat yang telah dipotong
diletakkan di tempat penyusunan plat. Hal yang perlu diperhatikan pada proses
pemotongan inti harus dilakukan dengan cermat agar tidak terjadi pengelupasan
fosfor yang melapisi inti.
2.6.2. Penggulungan Inti Trafo (Core Winding)
Hasil lembaran inti yang telah selesai dipotong dibawa ke penggulungan
inti, kemudian lembaran-lembaran silicon steel yang telah dipotong tersebut digulung dengan menggunakan jendela-jendela yang terbuat dari mal besi dengan
ukuran-ukuran tertentu. Pada transformator model lama, cara menyusun inti ini
adalah dengan cara staching (inti susun) yaitu menyusun lembaran inti satu per satu keping. Untuk jenis transformator dengan daya tertentu, dapat digunakan
dengan cara penggulungan wound core (inti gulung) dimana dapat diterapkan untuk transformator dengan daya nominal kecil. Wound core memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan cara staching yaitu:
a. Rugi-rugi inti kecil untuk rapat fluksi yang sama, maka terjadi
penghematan dalam penggunaan inti transformator.
c. Tingkat kebisingan (noise level) rendah
d. Waktu yang dibutuhkan untuk proses ini lebih cepat
e. Jumlah plat yang terbuang lebih sedikit.
Dengan pemakaian inti transformator yang lebih kecil, berarti dimensi
transformator akan menjadi lebih kecil, pemakaian komponen-komponen bahan
yang lain juga akan sedikit sehingga memberikan suatu penghematan. Kerugian
dari cara wound core ini adalah dapat terjadi kerusakan (terbakar), dan jika demikian maka seluruh transformator akan diangkat dan diperbaiki di pabrik.
Penggulungan inti trafo dengan cara staching atau inti susun, apabila terjadi kerusakan, maka cukup dengan membuka intinya dan mengeluarkan belitannya
untuk diganti.
Penggulungan inti harus memperhatikan tegangan tarik (tensile strength) agar tidak terlalu besar, untuk menghindari kerusakan lapisan fosfor yang dapat
menyebabkan rugi-rugi inti bertambah besar.
2.6.3. Penimbangan Berat Inti (Weight Measurement)
Inti transformator yang sudah selesai digulung, ditimbang untuk
mengetahui apakah berat yang sebenarnya sesuai dengan berat yang sudah
ditentukan menurut desainnya. Penimbangan ini juga berguna untuk menentukan
berat total dari transformator yang sudah selesai, misalnya berat transformator
2.6.4. Proses Annealing
Silicon steel dibawa ke bagian annealing dengan menggunakan hoist
crane, kemudian silicon steel tersebut siap untuk dipanaskan dengan
menggunakan tungku pemanas (annealing furnace) yang menggunakan energi listrik. Proses annealing ini berguna untuk:
a. Memperbaiki karakteristik inti yaitu memperkecil rugi-rugi inti.
b. Menghilangkan elastisitas dari bahan baku inti transformator, sehingga pada
saat inti dikeluarkan bentuknya tidak mengalami perubahan.
Temperatur yang diperlukan untuk annealing inti diatur melalui panel kontrol, yang mengatur tegangan dan arus yang akan diberikan ke elemen pada
tungku pemanas. Pada panel tersebut, thermocouple dihubungkan dengan relay temperature dengan range 0-1200oC, relay ini berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan tungku pemanas dari sumber tegangan sehingga dapat
membatasi temperatur yang diinginkan yaitu 840oC. Uraian proses annealing inti transformator adalah sebagai berikut:
a. Inti (silicon steel) disusun pada bagian dasar tungku yang diberi pasir dan besi.
b. Inti yang telah disusun ditutup dengan penutup pertama dan dilanjutkan
dengan penutup kedua. Pada penutup kedua terdapat elemen-elemen
pemanas yang menggunakan listrik.
d. Arus listrik dialirkan ke dalam tungku melalui heater dengan tegangan 160 volt, sampai temperatur mencapai 300oC, sementara N2 tetap dialirkan
dengan tekanan yang sama.
e. Pindahkan switch ke 220 volt hingga temperatur mencapai 600oC dengan tekanan tetap.
f. Tegangan tetap dipertahankan 220 volt hingga temperatur mencapai 830oC
selama 4 jam. Setelah itu sumber listrik diputus dan gas N2 tetap dialirkan
hingga proses annealing selesai.
g. Temperatur dibiarkan turun secara perlahan hingga mencapai suhu 500oC
dan kemudian penutup luar pemanggang diangkat setinggi
±
30 cm daridasar pemanggangan untuk membantu mengurangi temperatur secara
perlahan sampai 350oC.
h. Penutup luar diangkat secara keseluruhan sedangkan penutup dalam tetap
dibiarkan sampai temperatur turun hingga 160oC dan aliran N2 dihentikan.
i. Penutup dalam pemanggangan diangkat dan proses annealing selesai. Gas N2 yang dialirkan dalam tungku akan dikeluarkan melalui saluran
pembuangan, untuk mengalami pergantian dengan gas N2 yang baru. Inti yang
keluar dari tungku pemanggangan kemudian dipindahkan ke bagian pengujian
rugi-rugi inti dengan menggunakan hoist crane.
2.6.5. Pengujian Rugi-rugi Inti Transformator (Core Lost Test)
Setelah proses pemanggangan dan penimbangan, inti transformator dibawa
pengujian inti transformator ini berfungsi untuk melihat apakah proses
pemanggangan itu sudah baik atau tidak kemudian disesuaikan dengan jumlah
lilitan yang akan digulung, dan hasil pengujian ini harus sesuai dengan standard
PLN. Berikut penjelasan dari pengujian rugi-rugi inti:
a. Ukur penampang inti tersebut.
b. Susun inti yang akan ditest di atas blok kayu.
c. Lilitkan kabel yang jumlahnya sesuai dengan kapasitas transformator.
d. Jepit ujung belitan ke terminal pengetasan.
e. Posisikan power dalam keadaan ON dan tekan ON power pada control panel.
f. Beri tegangan secara perlahan sampai tegangan phase yang dikehendaki. g. Catat hasil pengetesan.
h. Setelah hasil pengetesan, switch off panel kontrol dan matikan power supply.
2.6.6. Proses Pemotongan dan Pembuatan Kertas Isolasi (Paper Cutting)
Kertas isolasi digunakan untuk mengisolasi antara belitan kawat primer
dan sekunder dan antara kumparan primer dan sekunder. Kertas isolasi ini
berfungsi untuk mencegah terjadinya hubungan singkat antara kumparan primer
dan kumparan sekunder. Kertas isolasi yang digunakan terbagi menjadi dua jenis,
a. Pressure Paper Board, yaitu kertas isolasi yang dilapisi dengan vernis, sehingga pada proses akhir tidak memerlukan perendaman di vernis, hanya
cukup melakukan proses pemanasan.
b. Krafit Paper, yaitu kertas isolasi tanpa lapisan vernis, sehingga pada proses akhir transformator harus dicelupkan ke dalam cairan vernis.
PT. Morawa Electric Transbuana menggunakan kertas isolasi jenis
Pressure Paper Board sehingga lebih menguntungkan dari segi waktu dan tenaga karena tidak lagi membutuhkan proses pencelupan ke dalam cairan vernis.
Kertas isolasi (insulation paper) yang telah selesai dipotong ditempeli dengan kertas OD. Kertas OD ini merupakan batangan kertas 4,8 mm yang
direkatkan pada kertas isolasi dengan ketebalan 2,4 mm dengan jarak tiap batang
kertas 2 cm. Kertas OD ini berguna untuk memberi celah/jarak antara kumparan
sekunder dengan primer sehingga nantinya minyak dapat masuk pada celah
tersebut sehingga panas yang timbul akibat adanya rugi-rugi tembaga (Cu) dapat
diatasi.
2.6.7. Penggulungan Kumparan (Coil Winding)
Inti trafo yang telah selesai diuji dibawa ke penggulungan dengan
menggunakan kereta sorong. Sebelum penggulungan kumparan dilakukan, inti
trafo diikat dengan cotton band agar lembaran ini tidak lepas saat dilakukan penggulungan kumparan. Kemudian inti trafo dilapisi dengan insulation paper
winding machine, insulation paper diberi lilin untuk melicinkan putaran selanjutnya kawat tembaga digulung.
a. Kumparan sekunder
Kumparan yang pertama digulung ke inti trafo adalah kumparan sekunder.
Kawat tembaga yang digunakan berbentuk persegi dengan ukuran 3,2 x 8
mm. Kumparan sekunder mempunyai 88 lilitan pada kedua kaki trafo,
dimana pada tiap kaki trafo terdiri dari 44 lilitan dan lilitan pada kaki trafo
terdiri dari dua lapisan dengan jumlah lilitan 22 lilitan tiap lapisnya. Pada
tiap lapisan tersebut diberi insulation paper dengan tebal 0,125 mm. Kenaikan suhu tembaga tidak boleh melebihi standard 65oC.
b. Kumparan primer
Pada kumparan primer kawat tembaga yang digunakan adalah berbentuk
silinder dengan diameter 1,60 mm. Kumparan primer mempunyai 4190
lilitan pada tiap kakinya, dimana pada setiap kaki trafo terdiri dari 2095
lilitan dan lilitan pada setiap kaki trafo terdiri dari 20 lapisan dengan
jumlah lilitan 201 pada setiap lapisannya. Pada setiap lapisan tersebut
diberi insulation paper dengan tebal 0,125 mm. Setelah kumparan primer selesai digulung kemudian diberi lagi insulation paper dengan tebal 2,4 mm.
Pada penggulungan kumparan, selain ketepatan jumlah lilitan dan
dapat menyebabkan terjadinya hubungan singkat pada kawat tembaga yang pada
akhirnya membuat trafo menjadi rusak.
2.6.8. Pemasangan dan Koneksi Kumparan (Coil Assembly)
Inti yang telah selesai digulung dibawa kebagian koneksi dengan hoist
crane. Kumparan kemudian disambungkan antara kumparan yang satu dengan
kumparan yang lain. Sebelum koneksi dilakukan, terlebih dahulu dipasang plat
pendukung inti. Koneksi kumparan pertama sekali dilakukan terhadap kumparan
sekunder dengan cara mengelasnya, kemudian dilakukan pemasangan tutup case
dengan menggunakan mur dan baut. Setelah itu dilanjutkan dengan
pengkoneksian terhadap hubungan primer.
2.6.9. Pengeringan Gulungan Kumparan (First Drying)
Proses ini bertujuan untuk mengeringkan kumparan dari uap air yang
mungkin ada di dalam kawat. Inti trransformator yang telah dikoneksi dan
dipasang tutup dibawa ke pengeringan dengan menggunakan kereta sorong,
kemudian dimasukkan ke dalam alat pengering (drying oven). Lamanya pengeringan tergantung pada besarnya kapasitas transformator. Untuk
mensirkulasi temperatur dalam oven, digunakan blower yang digerakkan oleh motor lisrik. Untuk mencegah panas yang berlebihan yang dapat merusak struktur
2.6.10.Finishing
Setelah proses pengeringan selesai, maka kumparan transformator tersebut
diangkat dari drying oven dan selanjutnya dibawa ketempat pemasangan terminal dengan hoist crane dan dilakukan pemasangan terminal yang terdiri dari tap changer, bushing primer dan bushing sekunder pada tutup case yang telah dipasang sebelumnya. Kemudian diperiksa apabila semua terminal yang
diperlukan sudah terpasang dan terkunci dengan baik sebelum dimasukkan ke
dalam case (tangki) transformator.
Jika semua kumparan sudah terhubung dengan baik ke tap changer, maka dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat Turn Ratio Test yang bertujuan untuk mengetahui apakah perbandingan belitan dari masing-masing kumparan
sudah sesuai atau tidak. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada
perbandingan transformator ini tidak boleh lebih besar atau lebih kecil 0,5%
terhadap harga-harga perbandingan transformator nominal menurut standard.
Setelah pengujian selesai dilakukan, transformator dimasukkan ke dalam
tangki yang telah disiapkan sesuai dengan desain dan ukuran dari transformator
tersebut. Selanjutnya dilakukan pemasangan kran, pressure terminal, oil gauge,
thermometer, dan karet packing, untuk kemudian ditutup dengan menggunakan baut dan mur.
Kemudian tangki diisi dengan minyak trafo yang dipompakan dari tangki
perlu dibersihkan dan dimurnikan terlebih dahulu dengan menggunakan oil purifier buatan Kato Electric Jepang. Tujuan pemurnian minyak ini adalah untuk menghilangkan kadar air yang terdapat pada minyak. Jenis minyak yang
digunakan dalam pembuatan transformator ini adalah jenis DIALA B yang
diproduksi oleh perusahaan Sheel Company Amerika Serikat.
Setelah selesai di pengisian minyak trafo dibawa ke bagian pengujian
akhir dengan hoist crane. Secara garis besar, pengujian rutin ini terdiri dari beberapa kegiatan pengujian, yakni:
a. Pengujian beban nol, untuk menguji rugi-rugi inti dan persen beban nol.
Pada pengujian beban nol ini, alat ukur dipasang pada bagian sisi sekunder
(tegangan rendah), tegangan pengujian diberikan setingkat demi setingkat
sampai voltmeter menunjukkan tegangan nominal sekunder dan sisi primer
pada rangkaian terbuka.
b. Pengujian hubungan singkat, untuk melihat besar rugi-rugi tembaga trafo.
Pada pengujian ini, alat ukur dipasang pada sisi primer (tegangan tinggi)
sedangkan sisi sekunder (tegangan rendah) dihubungkan dengan
menggunakan sebuah penghantar/konduktor yang sesuai dengan besarnya
arus nominal sekunder. Sumber tegangannya diatur dengan voltage
regulator yang dihubung ke sisi primer.
c. Pengukuran tahanan kumparan
Pengukuran tahanan kumparan ini dilakukan dengan menggunakan
kumparan primer dan untuk mengukur tahanan pada kumparan sekunder
digunakan Double-bridge (Jembatan Ganda). d. Pengukuran tahanan isolasi
Pengujian ini dilakukan untuk melihat ketahanan isolasi transformator
terhadap tegangan tinggi, baik itu pada sisi primer (high voltage) maupun sisi kumparan sekunder (low voltage).
e. Pengujian frekuensi tinggi
Alat pengujinya terdiri dari generator frekuensi tinggi (350 Hz) yang
digerakkan motor induksi. Lama waktu pengujian tergantung dari
frekuensi, dan tegangannya dua kali dari tegangan sekunder transformator
yang diuji.
f. Pengujian kebocoran dari tangki trafo
Pengujian ini dilakukan dengan mengalirkan gas murni Nitrogen (N2) ke
dalam tangki trafo yang telah ditutup rapat.
Selain pengujian yang bersifat routine test, perusahaan ini juga melakukan pengujian tipe yang terdiri dari:
a. Pengujian ketahanan suhu
b. Pengujian kenaikan suhu
Transformator yang telah diuji dan mendapat persetujuan dari kepala
bagian pengujian, dipasangkan name plate yang memberikan keterangan spesifikasi transformator yang bersangkutan. Dan juga diberi label merek
Transformator yang telah selesai dipasang name plate dan merek selanjutnya dibawa ke bagian penyimpanan dengan menggunakan hoist crane.
2.7. Mesin dan Peralatan 2.7.1. Mesin
Mesin yang digunakan di PT. Morawa Electric Transbuana sebagian besar adalah buatan luar negeri seperti Taiwan, dan Amerika. Mesin produksi yang
digunakan dalam proses pembuatan transformator pada PT. Morawa Electric
Tabel 2.5. Mesin Produksi pada PT. Morawa Electric Transbuana
produk yang akan dibuat
2 Core Wounded 1981 Taiwan 2,5 HP 380 8,1 2 Menggulung inti transformator
3 Annealing Furnace 1981 Taiwan 60 kW 380 170 2
a. Memperbaiki karakteristik inti trafo, yaitu memperkecil arus eksitasi dan mengurangi rugi-rugi inti
b. Menghilangkan elastisitas dari bahan baku inti trafo sehingga bentuk tidak berubah
4 Coil Winding 1981 Taiwan 1 HP 380 3,65 10 Menggulung kumparan transformator
5 Insulating Dryer 1981 Taiwan 12 kVA 380 63 1 Mengeringkan inti transformator
6 Paper Wrapping 1981 Taiwan 1,5 kVA 380 7,2 2 Memotong kertas isolasi sesuai dengan
ukuran yang telah ditentukan
7 Oil Purifier 1981 Taiwan 3,7 kVA 380 9,8 1 Membersihkan minyak
8 Oil Filter 1981 Taiwan - 380 4 1 Mengosongkan udara dari transformator dan
mengisi dengan minyak
9 Compressor 1981 Taiwan 2 HP 380 7,1 3 Memompa udara
10 Generating Set 1981 Taiwan 350 kVA 400 722 1 Cadangan pembangkit tenaga listrik
11 High Frequency
Generator 1981 Taiwan 5 kVA 380 4 1 Menetralkan frekuensi
12 Drying Oven 1981 Amerika 24 kW 380 5 1 Mengeluarkan kandungan air dari kertas
isolasi
2.7.2. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk proses produksi dapat dilihat pada
lampiran 2.
2.7.3. Utilitas
Unit utilitas merupakan penunjang bagi unit lain dalam pabrik atau
merupakan sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik.
PT. Morawa Electric Transbuana mempunyai utilitas sebagai berikut : 1. Energi listrik yang diperoleh dari PLN dengan kebutuhan setiap bulan
sekitar 30.000 kWh.
2. Air dari PDAM Tirtanadi dengan kebutuhan tiap bulannya sekitar 100 m3.
2.7.4. Safety and Fire Protection
Pihak PT. Morawa Electric Transbuana melakukan tindakan pengamanan
(safety) berupa pencegahan terhadap bahaya kebakaran yang mungkin timbul.
Perusahaan ini melakukannya dengan memisahkan letak bahan baku yang mudah
terbakar dengan sumber api. Pada perusahaan ini tindakan fire protection yang dilakukan adalah dengan memberikan penutup pada panel listrik, menyediakan
racun api berupa alat pemadam api ringan pada jarak tertentu di lantai pabrik atau
2.7.5. Waste Treatment
Limbah dari proses produksi adalah scrap silicon steel, scrap kawat kumparan dan serbuk besi. Limbah scrap silicon steel dan scrap kawat kumparan ini dikumpulkan dan dijual kembali kepada pabrik peleburan besi, sedangkan
limbah berbentuk serbuk besi langsung dikumpulkan dan dibuang ke tempat
pembuangan sampah.
2.7.6. Maintenance
Maintenance merupakan proses perawatan terhadap mesin dan alat kerja untuk mencegah terjadinya kerusakan pada saat proses produksi berlangsung,
sehingga tidak dapat mengakibatkan kecacatan pada produk dan keterlambatan
waktu penyelesaian produk yang berakibat pada keterlambatan waktu pengiriman.
Pada perusahaan ini proses maintenance dilakukan secara berkala hanya saja frekuensinya masih sangat jarang yaitu sebulan sekali.
2.8. Tata Letak Pabrik
PT. Morawa Electric Transbuana merupakan perusahaan yang berproduksi dengan tata letak jenis process layout, di mana mesin yang sejenis atau yang mempunyai fungsi sama ditempatkan pada bagian yang sama. Perusahaan ini juga