• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Teori Belajar Sosial .

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Teori Belajar Sosial ."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

TEORI BELAJAR SOSIAL

untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan

yang dibina oleh

Dra. Ella Faridati Zen, M.Pd

Oleh :

Achmad Muzakki

140151604810

Amelia Astari

140151603845

Bryansa Billina

140151603691

Figo Yudistira

140151603750

Ruruh Muryaningtyas

140151603203

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

DAN PRASEKOLAH

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang telah di tentukan.

Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, sampai akhir zaman.

Makalah Mata Kuliah Psikologi Pendidikan yang berjudul “Teori Belajar Sosial” dapat terselesaikan tepat waktu. Dengan selesainya makalah ini tak lupa penyusun menyampaikan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu, menyumbangkan pikirannya, memberi kritik dan saran yang membangun sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Akhirnya penyusun harapkan agar hasil dari makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembelajaran selanjutnya.

Malang, 24 September 2014

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI... ii

BAB I. PENDAHULUAN...1

1.1Latar Belakang...1

1.2Tujuan... 1

1.3 Manfaat... 1

1.4 Rumusan Masalah...2

BAB II. PEMBAHASAN...3

2.1 Pengertian Belajar Sosial...3

2.2 Teori Belajar Sosial...4

2.3 Eksperimen Albert Bandura...7

2.4 Jenis-jenis Permodelan...8

2.5 Karakteristik Model yang Efektif...10

2.6 Kelebihan dan Kelemahan Teori Belajar Sosial Bandura...11

2.7 Implikasi Teori Belajar Sosial dalam Pendidikan...12

BAB III. PENUTUP...14

3.1 Kesimpulan... 14

3.2 Saran... 14

(4)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesatnya perkembangan globalisasi yang terjadi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, khususnya gaya hidup sebagian masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin bergesernya nilai-nilai lama menjadi nilai-nilai baru. Menghadapi tantangan ini, sebagian masyarakat yang sangat peduli terhadap perubahan tersebut tidak ingin ketinggalan dan akan berusaha mengimbangi perubahan tersebut. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan belajar. Masyarakat perlu belajar tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia agar dapat mengaplikasikan dirinya dengan baik di dalam kehidupan. Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan lainnya. Salah satu psikolog yang terkenal dengan teori pembelajaran adalah Albert Bandura.

Teori Bandura yang sangat terkenal adalah Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory) yang menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman, dan evaluasi. Dan berdasarkan teori inilah, kami membuat makalah ini sebagai

pembelajaran bagaimana teori belajar sosial itu dan pengimplikasiaannya dalam pendidikan.

1.2 Tujuan

1.2.1 Memahami pengertian belajar sosial. 1.2.2 Memahami teori belajar sosial.

1.2.3 Mengetahui eksperimen Albert Bandura. 1.2.4 Memahami jenis-jenis dari permodelan.

1.2.5 Memahami karektistik-karektistik model yang efektif.

(5)

1.3 Manfaat

1.3.1 Dapat memahami pengertian belajar sosial. 1.3.2 Dapat memahami teori belajar sosial.

1.3.3 Dapat mengetahui eksperimen Albert Bandura. 1.3.4 Dapat memahami jenis-jenis dari permodelan.

1.3.5 Dapat memahami karektistik-karektistik model yang efektif.

1.3.6 Dapat memahami kelebihan dan kelemahan teori belajar social Bandura. 1.3.7 Dapat memahami implikasi teori belajar sosial dalam pendidikan.

1.4 Rumusan Masalah

1.4.1 Apakah yang dimaksud dengan Belajar sosial? 1.4.2 Bagaimanakah teori belajar sosial itu?

1.4.3 Bagaimana eksperimen Albert Bandura? 1.4.4 Apa jenis-jenis dari permodelan?

1.4.5 Bagaimana karektistik-karektistik model yang efektif? 1.4.6 Apa kelemahan dan Kelebihan teori belajar sosial Bandura?

(6)

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Belajar Sosial

2.1.1 Belajar

Hamalik berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku berkat pelatihan dan pengalaman. Belajar merupakan suatu proses dan bukan semata-mata hasil yang hendak dicapai.

Menurut kamus umum bahasa Indonesia ditulis bahwa “ belajar: “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” Dari arti atau defenisi maka belajar merupakan suatu kegiatan atau aktivitas.

Menurut Wikipedia bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang di dalamnya terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal.

Berdasarkan definisi diatas maka belajar adalah suatu proses tingkah laku yang dari awalnya tidak tahu menjadi tahu.

2.1.2 Sosial

Menurut Lewis sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi sehari-hari antara warga negara dan pemerintahannya.

Menurut Peter Herman Sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai suatu perbedaan namun tetap merupakan sebagai satu kesatuan.

Jadi sosial arti sempitnya berarti kemasyarakatan, dimana sosial adalah keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain. Kehadiran itu bisa nyata anda lihat dan anda rasakan, namun juga bisa hanya dalam bentuk imajinasi. Setiap anda bertemu orang meskipun hanya melihat atau mendengarnya saja, itu termasuk situasi sosial. Begitu juga ketika anda sedang menelpon, atau chatting (ngobrol) melalui internet.

2.1.3 Belajar Sosial

Berdasarkan kedua kesimpulan diatas maka belajar sosial adalah suatu proses tingkah laku dimana kita mengamati, bahkan meniru suatu pola perilaku orang lain (masyarakat) yang awalnya tidak tahu menjadi tahu.

(7)

terhadap nilai-nilai sosial dan sebagainya. Termasuk belajar jenis ini misalnya belajar memahami masalah keluarga, masalah penyelesaian konflik antar etnis atau antar kelompok, dan masalah-masalah lain yang bersifat sosial.

2.2 Teori Belajar Sosial

Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social ( Social Learning Teory ) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Ia seorang psikologi yang terkenal dengan teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri. Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.

(8)

Gambar 2.1: Hubungan antara tingkah laku (behavioristic), person/kognitif, dan Lingkungan belajar (Learning environment) menurut Bandura.

Teori Belajar Sosial (Social Learning) oleh Bandura menekankan bahwa kondisi lingkungan dapat memberikan dan memelihara respon-respon tertentu pada diri seseorang. Asumsi dasar dari teori ini yaitu sebagian besar tingkah laku individu diperoleh dari hasil belajar melalui pengamatan atas tingkah laku yang ditampilkan oleh individu – individu lain yang menjadi model.

Bandura menyatakan bahwa orang belajar banyak perilaku melalui peniruan, bahkan tanpa adanya penguat (reinforcement) sekalipun yang diterima. Kita bisa meniru beberapa perilaku hanya melalui pengamatan terhadap perilaku model, dan akibat yang ditimbulkannya atas model tersebut. Proses belajar semacam ini disebut "observational learning" atau pembelajaran melalui pengamatan.

Selama jalannya Observational Learning, seseorang mencoba melakukan tingkah laku yang dilihatnya dan reinforcement/ punishment berfungsi sebagai sumber informasi bagi seseorang mengenai tingkah laku mereka.

Teori belajar sosial ini menjelaskan bagaimana kepribadian seseorang berkembang melalui proses pengamatan, di mana orang belajar melalui observasi atau pengamatan terhadap perilaku orang lain terutama pemimpin atau orang yang dianggap mempunyai nilai lebih dari orang lainnya. Istilah yang terkenal dalam teori belajar sosial adalah modeling (peniruan). Modeling lebih dari sekedar peniruan atau mengulangi perilaku model tetapi modeling melibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkah laku yang teramati, menggeneralisir berbagai pengamatan sekaligus melibatkan proses kognitif.

Menurut Bandura (1986) mengemukakan empat komponen dalam proses belajar meniru (modeling) melalui pengamatan, yaitu:

1. Atensi/ Memperhatikan

Sebelum melakukan peniruan terlebih dahulu, orang menaruh perhatian terhadap model yang akan ditiru. Keinginan untuk meniru model karena model tersebut

memperlihatkan atau mempunyai sifat dan kualitas yang hebat, yang berhasilk, anggun, berkuasa dan sifat-sifat lain.

Dalam hubungan ini Bandura memberikan contoh mengenai pengaruh televisi dengan model-modelnya terhadap kehidupan dalam masyarakat, terutama dalam dunia anak-anak.

(9)

tertarik perhatiannya; sebaliknya tidak adanya kebutuhan dan minat, menyebabkan seseorang tidak tertarik perhatiannya.

2. Retensi/ Mengingat

Setelah memperhatikan dan mengamati suatu model, maka pada saat lain anak memperlihatkan tingkah laku yang sama dengan model tersebut. Anak melakukan proses retensi atau mengingat dengan menyimpan memori mengenai model yang dia lihat dalam bentuk simbol-simbol. Bandura mengemukakan kedekatan dalam rangsang sebagai faktor terjadinya asosiasi antara rangsang yang satu dengan rangsang yang lain bersama-sama. Timbulnya satu ingatan karena ada rangsang yang menarik ingatan lain untuk disadari karena kualitas rangsang-rangsang tersebut kira-kira sama atau hampir sama dan ada hubungan yang dekat.

Bentuk simbol-simbol yang diingat ini tidak hanya diperoleh berdasarkan

pengamatan visual, melainkan juga melalui verbalisasi. Ada simbol-simbol verbal yang nantinya bisa dtampilkan dalam tingkah laku yang berwujud. Pada anak-anak yang kekayaan verbalnya masih terbatas, maka kemampuan meniru hanya terbatas pada kemampuan mensimbolisasikan melalui pengamatan visual.

3. Memproduksi gerak motorik

Supaya bisa mereproduksikan tingkah laku secara tepat, seseorang harus sudah bisa memperlihatkan kemampuan –kemampuan motorik. Kemampuan motorik ini juga meliputi kekuatan fisik. Misalnya seorang anak mengamati ayahnya mencangkul di ladang. Agar anak ini dapat meniru apa yang dilakukan ayahnya, anak ini harus sudah cukup kuat untuk mengangkat cangkul dan melakukan gerak terarah seperti ayahnya. 4. Ulangan – penguatan dan motivasi

Setelah seseorang melakukan pengamatan terhadap suatu model, ia akan

mengingatnya. Diperlihatkan atau tidaknya hasil pengamatan dalam tingkah laku yang nyata, bergantung pada kemauan atau motivasi yang ada. Apabila motivasi kuat untuk memperlihatkannya, misalnya karena ada hadiah atau keuntungan, maka ia akan melakukan hal itu, begitu juga sebaliknya. Mengulang suatu perbuatan untuk memperkuat perbuatan yang sudah ada, agar tidak hilang, disebut ulangan –

(10)

lebih memahami tindakan apa yang pantas atau tidak untuk ditunjukkan kepada anak sebagai bentuk pembelajaran dan pembentukan pola tingkah laku diri.

2.3 Eksperimen Albert Bandura

Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.

Albert Bandura seorang tokoh teori belajar social ini menyatakan bahwa proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan lebih berkesan dengan menggunakan pendekatan “permodelan “. Beliau menjelaskan lagi bahwa aspek perhatian pelajar terhadap apa yang disampaikan atau dilakukan oleh guru dan aspek peniruan oleh pelajar akan dapat

memberikan kesan yang optimum kepada pemahaman pelajar. Eksperimen Pemodelan Bandura :

KUMPULAN A = Disuruh memerhati sekumpulan orang dewasa memukul, menumbuk, menendang dan menjerit ke arah patung besar Bobo.

Hasil = Meniru apa yang dilakukan orang dewasa malahan lebih agresif.

KUMPULAN B = Disuruh memerhati sekumpulan orang dewasa bermesra dengan patung besar Bobo.

Hasil = Tidak menunjukkan sebarang tingkah laku agresif seperti kumpulan Rumusan:

Tingkah laku kanak-kanak dipelajari melalui peniruan/ permodelan. Hasil keseluruhan eksperimen:

Kumpulan A menunjukkan tingkah laku lebih agresif dari orang dewasa. B dan C tidak menunjukkan tingkah laku agresif.

RUMUSAN:

(11)

Gambar 2.3 : GAMBAR PEMODELAN ALBERT BANDURA

Subjek terdiri daripada kanak-kanak pra sekolah. Subjek dalam kumpulan

eksperimental didedahkan kepada model manusia sebenar, kartun atau model dalam filem yang terlibat dengan tingkahlaku agresif terhadap patung (doll) plastik yang besar. Subjek-subjek itu mungkin memukul dengan kayu, menendang atau menumbuk patung plasktik itu. manakala dalam kumpulan kawalan, subjek melihat model-model yang sama tidak

melakukan apa-apa pun terhadap patung plastik. Hasil kajian menunjukkan bahawa kanak-kanak dalam kumpulan eksperimen mempamerkan tingakahlaku agresif apabila dibiarkan bersama patung plastik berkenaan.

2.4 Jenis-jenis Permodelan

Jenis – jenis permodelan: 1. Peniruan Langsung

Pembelajaran langsung dikembangkan berdasarkan teori pembelajaran social Albert Bandura. Ciri khas pembelajaran ini adalah adanya modeling , yaitu suatu fase dimana seseorang memodelkan atau mencontohkan sesuatu melalui demonstrasi bagaimana suatu ketrampilan itu dilakukan.

(12)

2. Peniruan Tak Langsung

Peniruan Tak Langsung adalah melalui imaginasi atau perhatian secara tidak

langsung. Contoh : Meniru watak yang dibaca dalam buku, memperhatikan seorang guru mengajarkan rekannya.

3. Peniruan Gabungan

Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabungkan tingkah laku yang berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung. Contoh : Pelajar meniru gaya gurunya melukis dan cara mewarnai daripada buku yang dibacanya.

4. Peniruan Sesaat / seketika.

Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu saja. Contoh : Meniru Gaya Pakaian di TV, tetapi tidak boleh dipakai di sekolah. 5. Peniruan Berkelanjutan

Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi apapun. Contoh : Pelajar meniru gaya bahasa gurunya.

Hal lain yang harus diperhatikan bahwa faktor model atau teladan mempunyai prinsip – prinsip sebagai berikut :

1. Tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara mengorganisasikan sejak awal dan mengulangi perilaku secara simbolik kemudian melakukannya. Proses mengingat akan lebih baik dengan cara perilaku yang ditiru dituangkan dalam kata – kata, tanda atau gambar daripada hanya melihat saja. Sebagai contoh : Belajar gerakan tari dari pelatih memerlukan pengamatan dari berbagai sudut yang dibantu cermin dan seterusnya ditiru oleh para pelajar pada masa yang sama, kemudian proses meniru akan efisien jika gerakan tari tadi juga didukung dengan penayangan video, gambar, atau kaedah yang ditulis dalam buku panduan.

2. Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang dimilikinya.

3. Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model tersebut disukai dan dihargai serta perilakunya mempunyai nilai yang bermanfaat.

Teori belajar social dari Bandura ini merupakan gabungan antara teori belajar

(13)

masyarakat, hal ini untuk mendorong konsumen agar membeli sabun supaya mempunyai kulit seperti para “bintang “.

Motivasi banyak ditentukan oleh kesesuaian antara karakteristik pribadi pengamat dengan karakteristik modelnya. Ciri – cirri model seperti usia, status social, seks, keramahan, dan kemampuan, penting dalam menentukan tingkat imitasi. Anak – anak lebih senang meniru model seusianya daripada model dewasa. Anak – anak juga cenderung meniru model yang sama prestasinya dalam jangkauannya. Anak – anak yang sangat dependen cenderung imitasi model yang dependennya lebih ringan. Imitasi juga dipengaruhi oleh interaksi antara ciri model dengan observernya.

2.5 Karakteristik Model yang Efektif

Menurut Jeanne Ellis ormrod (2008) ada 4 karakteristik dari beberapa model yaitu: 1. Kompetensi: pembelajar biasanya meniru orang-orang yang melakukan sesuatu dengan baik, bukan sebaliknya. Mereka akan mencoba meniru keterampilan bermain bola dari seorang pemain bola professional yang sudah punya skill. Pembelajar mendapatkan manfaat tidak hanya dari mengamati apa yang dilakukan oleh model kompeten, melainkan juga dari melihat hasil dari hasil akhir yang telah diciptakan oleh model yang kompeten tersebut.

2. Prestise dan kekuasaan: Anak-anak remaja sering meniru orang yang terkenal atau orang yang berkuasa. Beberapa model yang efektif, pemimpin dunia, atlet terkenal, bintang rock popular adalah orang-orang yang terkenal di tingkat nasional maupun internasional. Jadi, selain sendiri mencontohkan perilaku yang diharapkan sebaiknya memajan (expose) siswa dengan berbagai model yang mungkin mereka anggap kompeten dan berprestise.

3. Perilaku “Sesuai-Jender”: Pembelajar paling mungkin mengadopsi perilaku yang mereka anggap sesuai dengan jender mereka. Individu yang berbeda, tentu saja, bias mendefinisikan yang sesuai jender dengan agak berbeda. Sebagai contoh, beberapa anak perempuan mungkin menjauhkan diri dari berkarir di bidang matematika, yang mereka rasa terlalu maskulin.

(14)

Banyak penelitian telah dilakukan mengenai dampak model pada tiga area:

keterampilan akademis (academic skilss), agresi (aggression), dan perilaku intrapersonal (interpersonal behaviors).

1. Keterampilan Akademis (academic skills): siswa mempelajari banyak keterampilan akademis, setidaknya sebagian, dengan mengamati apa yang dilakukan orang lain. Misalnya, mereka mungkin belajar bagaimana memecahkan soal pembagian yang panjang atau menulis karangan yang kohesif sebagian dengan mengamati bagaimana guru dan teman mereka melakukan hal tersebut. Pemodelan keterampilan akademik secara khusus dapat efektif ketika model memperagakan tidak hanya bagaimana melakukan suatu tugas, tapi juga bagaimana memikirkan tugas tersebut.

2. Agresi (aggression): banyak kajian penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak menjadi lebih agresif ketika mereka mengamati model yang agresif atau berperilaku kasar. Anak-anak mempelajari agresi tidak hanya dari model hidup (live models), tapi juga dari model simbolik (symbolic models) yang mereka lihat di film, televise, atau video game.

3. Perilaku Interpersonal: dengan mengamati dan meniru orang lain, pembelajar mendapatkan banyak keterampilan interpersonal. Sebagai contoh, dalam kelompok kecil dengan teman-teman kelas, anak-anak bias mengadopsi strategi satu sama lain untuk melakukan diskusi mengenai kesusasteraan, mungkin belajar bagaimana meminta pendapat satu sama lain (“Bagaimana menurutmu, Jalisha?”), mengepresikan persetujuan atau ketidaksetujuan (“aku setuju dengan kordel karena …… “), dan membenarkan suatu sudut pandang (“aku pikir hal itu sebaiknya tidak diperbolehkan, karena ……”).

2.6 Kelebihan dan Kelemahan Teori Belajar Sosial Bandura

2.6.1 Kelebihan

(15)

mempelajari perkembangan anak – anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak – anak, faktor social dan kognitif.

2.6.2 Kelemahan

Teori pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam

mendalami sesuatu yang ditiru. Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan ( modeling ), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative , termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.

2.7 Implikasi Teori Belajar Sosial dalam Pendidikan

Berdasarkan Teori Pembelajaran Sosial yang dipelopori oleh Albert Bandura, pemerhati akan meniru setiap tingkah laku 'model' sekiranya tingkah laku model tersebut mempunyai ciri-ciri seperti bakat, kecerdasan, kuasa, kecantikan atau pun populariti yang diminati oleh pemerhati.

Sudah tentu, sebagai seorang guru, kita sewajarnya turut mempunyai sedikit/sebanyak mengenai ciri-ciri yang disebutkan di atas. Ia secara tidak langsung amat berkait rapat terhadap proses pengajaran dan pembelajaran.

Antara implikasi yang berkait rapat dengan Teori Pembelajaran Sosial terhadap pengajaran dan pembelajaran yang pertama ialah sebagai seorang guru, amat penting bagi kita memberi setiap orang murid peluang untuk memerhati dan mencontohi berbagai jenis model yang menunjukkan tingkah laku yang diingini.

Oleh yang demikian, kita hendaklah memastikan bahawa kita sendiri boleh

menunjukkan tingkahlaku yang boleh diteladani serta memaklumkan kepada anak murid berkenaan kesan sesuatu tingkah laku yang tidak bermoral, melanggar norma-norma masyarakat dan undang-undang, bersifat eksploitasi dan manipulasi dan sebagainya.

Kedua, kita sebagai guru perlu memastikan dan berusaha menyediakan persekitaran sosial yang kondusif agar modeling boleh berlaku. Perkara seperti memberi insentif,

(16)

Selain itu, persembahan pengajaran seseorang guru seharusnya tersusun dan dapat menarik minat dan perhatian murid-murid serta seharusnya dapat dijadikan model untuk diikuti oleh mereka.

Guru mestilah senantiasa mahir dalam komunikasi agar setiap kali sesi demonstrasi pembelajaran di dalam kelas jelas,dapat dipahami dan dapat diikuti oleh murid dengan mudah dan tepat. Contohnya, jika guru mengajar cara-cara untuk menghasilkan lukisan, guru mestilah menerangkan dahulu langkah-langkahnya agar ia dapat diikuti oleh murid secara mudah.

(17)

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat dipetik dari Makalah ini adalah:

1. Belajar sosial adalah suatu proses tingkah laku dimana kita mengamati, bahkan meniru suatu pola perilaku orang lain (masyarakat) yang awalnya tidak tahu menjadi tahu.

2. Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta factor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Bandura mengembangkan model deterministic resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu perilaku, person/kognitif dan lingkungan.

3. Ada lima jenis-jenis teori permodelan alber bandura yaitu Peniruan Langsung Peniruan Tak Langsung, Peniruan Gabungan, Peniruan Sesaat / seketika. Dan Peniruan Berkelanjutan.

4. Beberapa karakteristik dari model yang efektif untuk ditiru adalah Kompetensi, Prestise dan kekuasaan, Perilaku “Sesuai-Jender”, dan Perilaku yang relevan dengan situasi pembelajar sendiri. Mungkin dari orang yang anda tiru, ada ciri-ciri seperti diatas.

5. Kekurangan dari teori pembelajaran sosial yaitu adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru. Sedangkan kelebihan dari teori ini adalah lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya , karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut.

6. Implikasi Teori belajar sosial dalam pendidikan adalah hendaklah memastikan bahwa kita sendiri boleh menunjukkan tingkahlaku yang boleh diteladani serta memaklumkan kepada anak murid berkenaan kesan sesuatu tingkah laku yang tidak bermoral, sebagai guru perlu memastikan dan berusaha menyediakan persekitaran sosial yang kondusif agar

modeling boleh berlaku, dan Selain itu, persembahan pengajaran seseorang guru seharusnya tersusun dan dapat menarik minat dan perhatian murid-murid serta seharusnya dapatdijadikan model untuk diikuti oleh mereka.

3.2 Saran

(18)
(19)

DAFTAR PUSTAKA

1) Ormrod, Jeanne. E. 2008. Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh Berkembang. Jakarta: Erlangga

2) Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada 3) http://mayakabbaro.wordpress.com/2012/03/09/teori-pembelajaran-sosial-bandura/ 4) (http://forget-hiro.blogspot.com/2010/05/yang-perlu-diketahui-tentang.html) 5) (http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-belajar-sosial-albert-bandura/) 6) (http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar)

Gambar

Gambar 2.3 : GAMBAR PEMODELAN ALBERT BANDURA

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa semua biaya overhead perusahaan disatukan dalam satu kelompok biaya ( cost pool ), kemudian dialokasikan pada produk dengan

Sedangkan secara khusus penelitian ini untuk melihat : Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Perindustrian

Perbedaan pola pertumbuhan ikan nilem antar jenis kelamin dalam penelitian ini disebabkan sebagian besar populasi ikan nilem yang tertangkap berukuran dewasa dan

Dengan adanya kemampuan beradaptasi dengan kehidupan kampus, panitia mengharapkan mahasiswa baru nantinya memiliki pribadi dan mental yang baik sehingga tidak

Ayat-ayat berikut menunjukkan kebolehan membaca Shad menjadi Sin, perhatikan pada kata bergaris bawah.. Huruf Dhad pada ayat berikut, boleh dibaca dengan harakat fathah atau

Tahap selanjutnya adalah proses ekstraksi logam yang umumnya  berlangsung pada temperature yang lebih tinggi dan disertai dengan peleburan atau penguapan untuk

 Gejala umum keratitis adalah +isus turun perlahan, mata merah, rasa silau, dan merasa ada benda asing di matanya. Gejala khususnya tergantung dari jenis1jenis keratitis yang

rasio panjang jalan kabupaten dan jembatan yang telah diinspeksi Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan Inspeksi Kondisi jalan % 15 15 15 15 16 20 24 Bidang Bina Marga