• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalam"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja Terhadap

Kualitas Audit

1. Pendahuluan

1.1. Latar belakang

Menurut Mariyasmo (2010) Pemerintah sebagai pusat pemerintahan harus menjadi pemerintah yang baik, sebuah negara harus memiliki 3 aspek penting agar menjadi pemerintahan yang baik yaitu : pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan. Pengawasan dilakukan oleh masyarakat dan DPR, pengendalian dilakukan oleh pihak eksekutif pemerintah untuk menjamin tercapainya tujuan dan kebijkan yang telah dibuat, sedangkan pemeriksaan (audit) dilakukan oleh auditor untuk mengetahui apakah ada penyelewengan terhadap laporan keuangan yang di terbitkan. Pemeriksaan yang dilakukan di daerah atau provinsi dilakukan oleh auditor yang ada di inspektorat daerah masing-masing. Menurut Falah (2005) inspektorat daerah bertugas untuk melakukan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan auditor internal.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 tahun 2005 Pasal 24, pengawasan untuk pemerintah daerah di lakukan oleh aparat pengawas internal pemerintah (APIP), terdiri dari Inspektorat Jenderal Departemen, Unit Pengawasan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota.

Tugas pokok inspektorat yaitu pengawasan, inspektorat juga memiliki fungsi : perencanaan program pengawasan, perumusan kebijakan dan fasilitas pengawasan, serta pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penelitian tugas pengawasan. Untuk menjalankan fungsinya inspektorat harus memiliki kualitas auditor yang baik. Menurut De Anggelo (1981) mendefinisikan bahwa kualitas audit merupakan probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Adapun pelanggaran yang dimaksud adalah adanya ketidaksesuaian antara pernyataan tentang kejadian ekonomi klien dengan kriteria yang telah ditetapkan.

(2)

yakini tidak ada penyalahgunaan laporan keuangan oleh manajemen. Untuk itu seorang auditor harus memiliki kualitas audit yang baik,kualitas audit ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Banyak orang berpendapat pengalaman adalah acuan untuk menentukan kualitas seorang audit. Ada beberapa peneliti pun berpendapat demikian seperti : Bouman dan Bradley (1997) semakin banyak pengalaman semakin bagus juga hasilnya, hal yang hampir serupa juga dikatakan oleh Kushasyandita (2012). menurut Noviyanti & Bandi (2002) memberikan kesimpulan bahwa pengalaman akan berpengaruh positif terhadap pengetahuan auditor tentang jenis-jenis kekeliruan yang berbeda yang diketahuinya. Ida Bagus Puja Emawan (2013) memberikan kesimpulan penelitian yaitu : (1) pengalaman audit berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah, (2) pengetahuan audit berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah, (3) pengalaman audit dan pengetahuan audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian temuan kerugian daerah.

Selain pengalaman kualitas seorang auditor juga di pandang dari tinggi jenjang pendidikan formal yang di tempuh seorang auditor, pendidikan formal seorang auditor memiliki pengaruh penting dalam kualitas keputusan terhadap laporan audit yang di lakukanya. Menurut Cheng et al. (2009) dan Pebryanto (2013 : 2), menyarankan bahwa tingkat pendidikan pada auditor dapat meningkatkan kualitas dari audit pemerintahan, serta tingkat pendidikan juga menjamin kualitas tenaga kerja. Selain itu menurut penelitian Yohana Rotua Yosefin (2008) tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti hal yang berkaitan dengan kualitas audit dengan judul: “Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Audit”.

1.2 Rumusan masalah

(3)

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Teori keagenan (Agency theory)

Teori keagenan merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer. Pemisahan pemilik dan manajemen di dalam literatur akuntansi disebut dengan Agency Theory (teori keagenan). Teori agensi mendasarkan hubungan kontrak antara pemegang saham/pemilik dan manajemen/manajer. Menurut teori ini hubungan antara pemilik dan manajer pada hakekatnya sulit tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan.

Hubungan antara pemilik dan manajemen dapat mengarah pada kondisi ketidakseim-bangan informasi (asymmetrical information) karena manajemen berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan dengan pemilik. Dengan asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong manajemen untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui pemilik. Salah satu cara yang di gunakan untuk mengurangi permasalahan ini pemilik akan mepekerjakan orang ketiga yaitu auditor untuk menjadi agen pemeriksa laporan keuangan yang diserahkan oleh manajemen. Tujuannya agar manajemen tidak dapat menutu-tutupi informasi apa saja yang ada didalam perusahaan.

2.3 Pengalaman Kerja

Kusumastuti (2008: 56) menyatakan bahwa pengalaman adalah keseluruhan perjalanan yang di petik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang di alami dalam perjalanan hidupnya. Dengan kata lain, pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran baik itu secara formal atau pun secara tidak langsung di kehidupan sehari-hari untuk mengembangkan potensi diri dan kemampuan. Menurut Asih ( 2006) suatu pembelajaran juga mencakup perubahaan yang relatif tepat dari perilaku yang diakibatkan pengalaman, pemahaman, dan praktek. Sukriah, dkk (2009:4) menyimpulkan bahwa semakin banyak pengalaman kerja seorang auditor maka semakin meningkat kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukan.

(4)

gabungan antara tingkat jabatan dan berapa tahun pengalaman, keahlian yang dimiliki auditor yang berhubungan dengan audit, serta pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti oleh auditor tentang audit. Dalam penentuan hasil keputusan seseorang berpacu pada pengetahuan yang dimiliki karna itu pengalaman dapat mempengaruhi kualitas audit. Indri (2005:24) memberikan kesimpulan bahwa seorang yang mempunyai pengalaman kerja yang banyak akan mendapat bebrapa keuntungan yaitu : 1). Mendeteksi kesalahan, 2). Memahami kesalahan, dan 3). Mencari penyebab munculnya kesalahan. Hal ini akan sangat menguntungkan bagi seorang auditor karna akan mempermudah tugasnya dan akan lebih terperinci dibanding orang yang tidak berpengalamn. Menurut Taufik (2008:72), memperlihatkan bahwa seseorang dengan lebih banyak pengalaman dalam suatu bidang akan memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai peristiwa-peristiwa.

Herliansyah (2006:5) mengatakan bahwa seorang auditor yang berpengalaman membuat judgment (keputusan) lebih baik dalam melaksanakan tugas-tugas profesional dari pada auditor yang belum berpengalaman. Selain itu, Herliansyah (2006: 5) juga menemukan bahwa pengalaman audit yang dimiliki auditor ikut berperan dalam menentukan pertimbangan yang diambil.

2. 4 Tingkat pendidikan

Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) yaitu proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia pasal 1 Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sisdiknas, 2003).sedangkan Menurut Sikula (2003:50) tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum.

(5)

pendidikan yang ada saat ini akan terus dikembangkan untuk mengikuti ilmu pengetahuan pada saat ini. Menurut Notoatmodjo (2003) Pendidikan memiliki tingkat-tingkatnya, tingkat pendidikan dapat dibedakan berdasarkan tingkatan-tingkatan tertentu seperti: Pendidikan dasar awal selama 9 tahun meliputi SD/sederajat, SLTP/sederajat dan tingkat lanjut:

a) Pendidikan menengah atas minimal 3 tahun meliputi SMA atau sederajat dan; b) Pendidikan tinggi meliputi diploma, sarjana, magister, doktor dan sepesialis yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi

Dari pendidikan inilah seorang auditor dapat mengetahui ilmu umum tentang audit, ilmu inilah yang dijadikan acuan oleh seorang auditor untuk menentukan hasil laporan yang akan di audit, ilmu pengetahuan dalam hal audit merupakan ilmu yang memahami luang lingkup audit. Menurut Brown dan Stanner (1983) dalam Mardisar dan Sari (2007:8), perbedaan ilmu pengetahuan di antara auditor dapat berpengaruh terhadap cara auditor menyelesaikan sebuah pekerjaan. Menurut Bedard & Michelene (1993) Secara umum seorang auditor harus memiliki pengetahuan-pengetahuan mengenai General auditing, Functional Area, Computer Auditing, Accounting Issue, Specific Industry, General World Knowledge (pengetahuan umum), dan Problem Solving Knowledge.

2.5 Kualitas audit

Kualitas barang lebih mudah ditentukan dibandingkan dengan kualitas suatu jasa karna kualitas jasa akan sulit untuk di ukur secara objektif. Sesuai dengan penelitian Parasuraman et al. (1985) kualitas jasa adalah sebuah konsep yang sulit dipahami dan kabur, sehingga sering terjadi kesalahan ketika menentukan sifat kualitasnya.

Menurut Kane dan Velury (2005) dalam Simanjuntak (2008), kualitas audit didefinisikan sebagai tingkat kemampuan kantor akuntan dalam memahami bisnis klien. Sedangkan dalam standar profesi akuntan publik (SPAP) auditor dapat dikatakan berkualitas apabila melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar yang berlaku pada saat pemeriksaan itu terjadi.

(6)

ditetapkan, serta menyampaikan hasil-hasil kepada para pengguna yang berkepentingan. Menurut Simamora (2002) untuk meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan ada 8 prinsip yang harus dipatuhi akuntan publik yaitu:

(7)
(8)

Dari penjelasan di atas saya mendapatkan hipotesis sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian teknik/cara pengumpulan dari sumber data tersebut akan dilakukan observasi (pengamatan) mengamati keadaan sekitar madrasah, mengamati kegiatan proses

Manajemen dan Organisasi memiliki hubungan yang erat, untuk men$apai suatu tujuan maka dibutuhkan kerja team, ibaratkan di suatu perusahaan seorang

Dengan memfokuskan pada pemahaman kaidah nahwu dan shorof serta secara perlahan berusaha mengikuti kegiatan kajian kitab dan mendengarkan ceramah para ulama maka insya Allah dalam

Dari hasil penelitian diketahui bahwa sekalipun mayoritas informan masih asing dengan istilah jusnalisme profetik, pilar-pilar profetik, yakni humanisasi (amar ma'ruf), liberasi

Untuk memutuskan rencana pembagian dividen tersebut, maka TBIG akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 9 Maret 2021.. Selain itu TBIG akan meminta persetujuan

Hasil penelitian ini adalah sebuah robot parkir dengan 10 sensor photodioda sebagai pengikut garis yang digunakan untuk memarkirkan kendaraan pada lokasi- lokasi parkir yang masih

PEMBALUT CHARM (Studi Kasus Pada Mahasiswi Jurusan Administrasi Bisnis Program D- III Politeknik Negeri Sriwijaya)” tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat

37 Hasil penelitian di daerah endemis GAKI dan Kabupaten Magelang menunjukkan hubungan yang signifikan antara paparan asap rokok dengan kejadian hipertiroid,