• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelebihan Dan Kekurangan Menggunakan Str

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kelebihan Dan Kekurangan Menggunakan Str"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Kelebihan Dan Kekurangan Menggunakan Struktur

Rangka Atap Baja Ringan

Written by admin on 18th March 2010, filed under

IDEA

Perkembangan Teknologi membawa perubahan yang baik dan benar terhadap kemajuan di

bidang konstruksi dan pembangunan infrastruktur. Perkebangan ini sangat membantu alam

dan ekosistimnya yang terus menerus diperas habis oleh manusia untuk kepentingan

individualis. Berbagai contoh dapat kita temui seperti penggunaan kayu sebagai bahan dasar

konstruksi rumah, furniture dan mebel serta accessories yang berkaitan dengan bahan dasar

tersebut ternyata membutuhkan kayu-kayu yang bagus dan baik. Kayu yang bagus tersebut

ternyata juga berasal dari pohon-pohonan yang juga berfungsi sebagai paru-paru dunia karena

dapat mendaur ulang polusi-polusi yang dihasilkan oleh manusia itu sendiri. Maka kita dapat

sedikit bersyukur bahwa beberapa teknologi baru dapat membantu mengurangi penggundulan

Hutan yang merupakan paru-paru dunia ini. Hal ini terlihat pada perkembangan penggunaan

bahan konstruksi atap yang saat ini lebih banyak menggunakan rangka atap dengan bahan

dasar baja ringan dan bukan lagi menggunakan bahan dasar kayu. Perkembangan pada bidang

ini sebenarnya sudah lama dilakukan oleh para ahli konstruksi, tetapi pada waktu sebelumnya

masyarakat belum mengenal atau belum memperdalam pengetahuan akan konstruksi baja

ringan yang ternyata mempunyai sifat lebih efisien daripada menggunakan bahan dasar

rangka kayu sebagai penopang konstruksi atap rumah mereka.

Setiap bahan konstruksi yang digunakan pada rumah anda pasti mempunyai kelebihan dan

kekurangannya baik dari kekuatan, estetika bentuk atau hal lainnya. Seperti halnya dalam

penggunaan rangka atap baja pada rumah anda. Konstruksi baja ringan ini sudah mengalami

uji coba dan penelitian yang dilakukan oleh para ahli bertahun-tahun dan telah lolos uji

kekuatan serta lolos pengujian hal-hal lainnya yang berhubungan dengan keselamatan

manusia. Jika kita perbandingkan dengan struktur atap konvensional yaitu rangka atap

dengan bahan dasar kayu, maka penggunaan rangka atap baja ringan akan mempunyai

perbandingan yang berbeda dari segi cara pandang setiap penggunanya, mungkin bisa

dikatakan tergantung akan lokasi dan biaya produksi untuk mendatangkan material tersebut.

Kelemahan atap baja ringan

dibandingkan dengan konstruksi atap kayu seperti dalam hal

terhadap suhu yang cenderung menyerap panas lebih banyak dibandingkan dengan kayu dan

hal itu juga bergantung terhadap lokasi rumah, yaitu pada daerah iklim tropis atau bukan

tropis.

HomePendidikan Kursus Fungsi Baja

Fungsi Baja

▸ Baca selengkapnya: kekurangan dan kelebihan televisi

(2)

Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium), vanadium, dan tungsten. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility) .

Sehingga, pada dasarnya, fungsi baja memiliki keserupaan dengan fungsi bahan atau material besi (fe). Dalam kehidupan sehari-hari, besi digunakan untuk macam-macam fungsi, misalnya untuk membuat berbagai macam barang yang membutuhkan daya tahan tinggi dan lama (kendaraan, mesin, perkakas rumah tangga, dsb). Dalam dunia konstruksi, baja biasa dipakai sebaga bahan konstruksi jalan, rel kereta api, dan banyak infrastruktur bangunan. Ketahanan (daktilitas) baja yang lebih tinggi dari besi karena dicampur karbon dan bahan-bahan lainnya mengakibatkan baja mampu memenuhi fungsinya sebagai komponen struktur bangunan.

MENGENAL PROFIL BAJA dan KEGUNAAN

Beberapa standar konstruksi Indonesia menggunakan Baja Profil. Kebutuhan konstruksi secara permanen, kokoh, dan stabil secara kualitas menjadi prioritas utama terselenggaranya pembangunan yang mapan, dan menjadi dasar misi utama proyek-proyek pembangunan konstruksi milik pemerintah. Berikut adalah jenis bahan baja utama yang biasa dipakai di Indonesia sesuai kebutuhan

konstruksi.

1. Wide Flange (WF)

(3)

Istilah lain: IWF, WF, H-Beam, UB, UC, balok H, balok I, balok W.

2. UNP

Penggunaan UNP hampir sama dengan WF, kecuali untuk kolom jarang digunakan karena relatif lebih mudah mengalami tekuk.

Istilah lain: Kanal U, U-channel, Profil U

3. Equal Angle (Hot Rolled)

Biasa digunakan untuk : member pada truss, bracing, balok, dan struktur ringan lainnya.

Istilah lain : profil siku, profil L, L-shape.

(4)

Penggunaan dan istilah lain hampir sama dengan Equal Angle.

5. Lipped Channel

Biasa digunakan untuk : purlin (balok dudukan penutup atap), girts (elemen yang memegang penutup dinding misalnya metal sheet, dll), member pada truss, rangka komponen arsitektural.

Istilah lain : balok purlin, kanal C, C-channel, profil C

6. Equal Angle (Cold Formed)

(5)

Istilah lain : hampir sama dengan EA hot rolled.

7. Unequal Angle (Cold Formed)

Pengunaan dan istilah lain hampir sama dengan Equal Angle.

8. RHS (Rectangular Hollow Section) – cold formed

Pengunaan : komponen rangka arsitektural (ceiling, partisi gipsum, dll), rangka dan support ornamen-ornamen non struktural.

Istilah lain : besi hollow (istilah pasar), profil persegi, profil []

(6)

Pengunaan dan istilah lain hampir sama dengan RHS.

10. Steel Pipe

Penggunaan : bracing (horizontal dan vertikal), secondary beam (biasanya pada rangka atap), kolom arsitektural, support komponen arsitektural (biasanya eksposed, karena bentuknya yang silinder mempunyai nilai artistik)

Istilah lain : steel tube, pipa

11. T-Beam (Hot Rolled)

Pengunaan : balok lantai, balok kantilever (kanopi) Istilah lain : balok T

Catatan :

"penggunaan diatas umumnya pada struktur jenis gedung dan industrial

(7)

Banyak kita jumpai berbagai bangunan dan jembatan yang menggunakan baja sebagai struktur utamanya. Contohnya, jembatan kereta api dan jembatan jalan raya yang melintasi sungai yang cukup lebar. Kemudian ada bangunan pabrik maupun gudang yang besar. Jembatan terpanjang di Indonesia saat ini, yakni Jembatan Suramadu, juga menggunakan kabel baja sebagai strukturnya.

Dengan menyusun batang baja dengan bentuk struktur tertentu, batang baja mampu memperkuat satu sama lain. Hal ini banyak diterapkan pada struktur atap, bangunan pabrik, pergudangan, jembatan serta tower BTS (Base Transceiver Station) operator seluler. Yang populer di dunia, adalah Menara Eiffel, yang sebagian besar menggunakan batang-batang baja yang disusun secara struktural hingga bisa berdiri megah hingga kini.

Tipe cangkang atau shell-type structure

Struktur baja tipe cangkang diterapkan pada bangunan stadion, gelora, maupun bangunan lain yang membutuhkan kubah / dome diatasnya. Salah satu contoh adalah struktur atap pada Sapporo Dome, salah satu stadion yang dipakai dalam Piala Dunia 2002.

Tipe suspensi atau suspension-type structure

Suspensi bisa juga disebut tarikan. Baja pada sistem struktur ini menahan beban dengan kekuatan tarikannya. Contohnya, biasa dimanfaatkan sebagai kabel baja pada jembatan.

Baja memiliki kekuatan tarik yang tinggi, jauh lebih tinggi dibanding beton. Bila diberi gaya tarikan terus menerus hingga melewati batas elastisitasnya, baja akan mengalami regangan yang cukup besar sebelum benar-benar runtuh.

Artinya, gedung berstruktur baja, saat mengalami stress yang hebat -semisal gempa bumi- tidak akan langsung rubuh. Biasanya akan meregang dulu (miring), baru kemudian bila gaya sudah melebihi batas kritis, baru bangunan tersebut akan patah / runtuh. Sama halnya pada struktur jembatan. Hal ini memberi kesempatan bagi penghuni gedung untuk menyelamatkan diri.

Beda dengan beton biasa yang akan langsung runtuh bila gaya melebihi batas kritisnya.

(8)

1. Mempunyai kekuatan yang tinggi meski berukuran lebih ringkas daripada beton. Sehingga dapat mengurangi ukuran struktur, serta mengurangi beban sendiri struktur. Baja sangat cocok diterapkan pada struktur jembatan. Beton jauh lebih berat dibandingkan baja.

2. Homogenitas tinggi. Baja bersifat homogen, sehingga kekuatannya merata. Beda dengan beton yang

merupakan campuran dari beberapa material penyusun, tidak mudah mengatur agar kerikil dan pasir bisa merata ke semua bagian beton.

3. Keawetan tinggi. Baja akan tahan lama bila perawatan yang dilakukan terhadapnya sangat baik. Misalnya, rutin mengecat permukaan baja agar terhindar dari korosi.

4. Bersifat elastis. Baja berperilaku elastis sampai tingkat tegangan yang cukup tinggi. Baja akan kembali ke bentuk semula asalkan gaya yang terjadi tidak melebihi batas elastisitas baja.

5. Daktilitas baja cukup tinggi. Selain mampu menahan tegangan tarik yang cukup tinggi, baja juga akan mengalami regangan tarik yang cukup besar sebelum runtuh. Seperti yang saya jelaskan diatas.

6. Kemudahan pemasangan dan pengerjaan. Penampang baja bisa dibentuk sesuai yang dibutuhkan.

Penyambungan antar elemen pada struktur baja juga mudah, hanya tinggal memasangkan baut atau bisa menggunakan las, sehingga akan mempercepat kegiatan proyek.

Meski demikian, baja juga memiliki kelemahan sebagai struktur:

1. Pemeliharaan rutin. Baja membutuhkan pemeliharaan khusus agar mutunya tidak berkurang.

Konstruksi baja yang berhubungan langsung dengan udara atau air harus dicat secara periodik. 2. Baja akan mengalami penurunan mutu secara drastis bahkan kerusakan langsung karena temperatur

tinggi. Misalnya saat terjadi kebakaran.

3. Baja memiliki kelemahan tekuk pada penampang langsing.

Sekarang ini, banyak juga yang memanfaatkan baja ringan sebagai sistem rangka atap. Selain murah, ringan, dan pengerjaannya mudah, baja juga lebih awet.

Baja sudah banyak menggantikan peran kayu dalam konstruksi. Jaman kayu sebagai atap mungkin sudah hampir punah. Mengingat hutan-hutan di seluruh Indonesia sudah dibabat habis oleh para penebang kayu. Bisa-bisa hutan kita akan gundul semua bila kita terus menggunakan kayu sebagai bahan bangunan…

Baja

secara umum dapat dikelompokkan atas 2 jenis yaitu :

Baja karbon (

Carbon steel

)

Baja paduan (

Alloy steel

)

1. Baja Karbon (carbon steel)

Baja karbon dapat terdiri atas :

(9)

Machine, machinery dan mild steel (0,05 % – 0,30% C

) Sifatnya mudah ditempa dan mudah

di mesin

Penggunaannya:

0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws, nails.

0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings

Baja karbon menengah (medium carbon steel )

o

Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.

o

Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong.

Penggunaan:

0,30 % – 0,40 % C :

connecting rods, crank pins, axles.

0,40 % – 0,50 % C :

car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits, screwdrivers

.

0,50 % – 0,60 % C :

hammers

dan sledges

Baja karbon tinggi (high carbon steel) tool steel

Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % – 1,50 % C

Penggunaan :

screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws,

hammers, vise jaws,

knives, drills

.

tools for turning brass and wood, reamers

,

tools for turning hard

metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters

2. Baja Paduan (Alloy steel)

Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:

Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan

sebagainya)

Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah

Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)

Untuk membuat sifat-sifat spesial

Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:

Low alloy steel

, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %

(10)

High alloy steel

, jika elemen paduannya > 10 %

Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus (

special alloy

steel

) &

high

speed steel

.

Baja Paduan Khusus (special alloy steel)

Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel, chromium, manganese,

molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan menambahkan logam tersebut ke dalam

baja maka baja paduan tersebut akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti

menjadi lebih keras, kuat dan ulet bila dibandingkan terhadap baja karbon (

carbon

steel

).

High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel

Kandungan karbon : 0,70 % – 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat potong seperti drills,

reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters. Disebut High Speed Steel karena

alat potong yang dibuat dengan material tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih cepat

dibanding dengan carbon steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali

daripada carbon steel

Jenis Lainnya :

Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:

Baja tahan garam (

acid-resisting steel

)

Baja tahan panas (

heat resistant steel

)

Baja tanpa sisik (

non scaling steel

)

Electric steel

Magnetic steel

Non magnetic steel

Baja tahan pakai (

wear resisting steel

)

Baja tahan karat/korosi

Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia

maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:

Baja karbon konstruksi (

carbon structural steel

)

Baja karbon perkakas (

carbon tool steel

)

(11)

Baja paduan perkakas (

Alloyed tool steel

)

Cara Menghitung Luas

rangka atap

baja ringan

adalah menggunakan luas permukaan

miring, dimana luas

rangka atap

bajaringan

telah meliputi oversteck dan kemiringan atap.

dengan cara penghitungannya sbb:

Misal:

Panjang : 10 m1

Lebar : 10 m1

oversteck : 0.60 m

kemiringan atap: 30 derajat (cosinus 30 = 0.8660)

bentuk atap limas (jatuh air ke empat sisi) dengan oversteck keliling ( depan,

belakang, kanan,kiri )

Menentukan luas datar:

Luas Datar = (Panjang + oversteck) x (lebar + oversteck)

= (10+0.6+0.6) x (10+0.6+0.6)

= 11.2 x 11.2

=

125.44 M2

Menentukan Luas miringnya:

Luas Miring = Luas datar / cosinus kemiringan atap

= 125.44 / 0.8660

=

144.85 M2

Maka Luas

Rangka atap

Bajaringannya

adalah = 144.85 M2

Teknologi

Baja

TEKNOLOGI BAJA

(12)

Ditemukan ketika dilakukan penempaan dan pemanasan yang menyebabkan tercampurnya

besi dengan karbon pada proses pembakaran.

Sering digunakan untuk bangunan monumental dan berukuran besar.

Bentuk Baja :

1. Baja Pelat

a) Baja berupa pelat, baik pelat lembaran maupun pelat strip dengan tebal antara 3 mm s.d 60

mm.

b) Baja pelat lembaran lebar antara 150 mm s.d 4300 mm dengan panjang 3 s.d 6 meter.

c) Baja pelat setrip biasanya dengan lebar <600 mm dengan panjang 3 s.d 6 meter.

d) Ada yang polos dan ada yang bermotif. Namun untuk konstruksi biasanya digunakan pelat

polos. Sedangkan yang bermotif digunakan untuk lantai bis. Cabin kapal, dll.

2. Baja Profil

Baja berupa batangan (lonjoran) dengan penampang berprofil dengan bentuk

tertentu dengan panjang pada umumnya 6 meter (namun bisa juga dipesan di pabrik dengan

panjang sampai 15 meter)

3. Baja Beton

Baja yang digunakan untuk penulangan atau pembesian beton (untuk konstruksi beton). Pada

umumnya berbentuk batangan atau lonjoran dengan berbagai macam ukuran (dari pabrik 12

meter)

4. Baja Siku

Baja profil berbentuk siku sama kaki yang digunakan untuk penggunaan umum dengan

ukuran lebar kaki mulai 20 mm sampai 200 mm.

Kelebihan Baja Siku :

Untuk macam – macam baja lainnya akan diteruskan dipostingan saya

selanjutnya.hehehe……

Sejarah Struktur Baja

Posted on 25/06/2008 | Tinggalkan Komentar

I. Sejarah Struktur Baja

(13)

digunakan sebagai rantai penghubung pada jembatan – jembatan suspensi sampai sekitar tahun 1840.

Setelah tahun 1840, besi tempa mulai mengganti besi tuang dengan contoh pertamanya yang penting adalah Brittania Bridge diatas selat Menai di Wales yang dibangun pada 1846 – 1850. Jembatan ini menggunakan gelagar –gelagar tubular yang membentang sepanjang 230 – 460 – 460 – 230 ft (70 – 140 – 140 – 70 m) dari pelat dan profil siku besi tempa.

Proses canai (rolling) dari berbagai profil mulai berkembang pada saat besi tuang dan besi tempa telah semakin banyak digunakan. Batang – batang mulai dicanai pada skala industrial sekitar tahun 1780. Perencanaan rel dimulai sekitar 1820 dan diperluas sampai pada bentuk – I menjelang tahun 1870-an.

Perkembangan proses Bessemer (1855) dan pengenalan alur dasar pada konverter Bessemer (1870) serta tungku siemens-martin semakin memperluas penggunaan produk – produk besi sebagai bahan bangunan. Sejak tahun 1890, baja telah mengganti kedudukan besi tempa sebagai bahan bangunan logam yang terutama. Dewasa ini (1990-an), baja telah memiliki tegangan leleh dari24 000 sampai dengan 100 000 pounds per square inch, psi (165 sampai 690 MPa), dan telah tersedia untuk berbagai keperluan struktural.

Berikut ini adalah awal mula ditemukannya Baja.

Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM

Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebbut proses peleburan besi mulai diketahui secara luas.

Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians dan asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya.

Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa arya.

(14)

Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di eropa.

Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja

Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada 1000 M pada

kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus.

1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.

1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa.

II. Material baja

2.1 Jenis – jenis Baja

Dengan baja dimaksudkan suatu bahan dengan keserbasamaan yang besar, yang

terutama terdiri atas ferrum (

Fe

) dalam bentuk hablur dan 0,04 @ 1,6% zat arang (

C)

;

zat arang itu didapat dengan jalan membersihkan bahan pada temperatur yang sangat

tinggi, dengan menggunakan proses – proses yang akan disebut sebagian besar dari besi

kasar, yang dihasilkan oleh dapur – dapur tinggi.

Semua jenis – jenis baja sedikit banyak dapat ditempa dan dapat disepuh, sedangkan

untuk baja lunak pada tegangan yang jauh dibawah

kekuatan tarik

atau

batas patah T

B

,

yaitu apa yang dinamakan

batas lumer

atau

tegangan lumer T

v

, terjadi suatu keadaan

yang aneh, dimana perubahan bentuk berjalan terus beberapa waktu, dengan tidak

memperbesar beban yang ada.

Sifat – sifat baja bergantung sekali kepada kadar zat arang, semakin bertambah kadar

ini, semakin naik tegangan patah dan regangan menurut prosen, yang terjadi pada

sebuah batang percobaan yang dibebani dengan tarikan, yaitu

regangan patah

menjadi

lebih kecil.

(15)

pada percobaan tarik yang normal, tetapi untuk setiap jenis baja juga ditentukan suatu

T

Bmaks.

1.2 Klasifikasi Baja

1. Baja Karbon

Baja Karbon dibagi menjadi empat kategori berdasarkan persentase karbonnya : Karbon rendah (kurang dari 0,15%); Karbon lunak (0,15 – 0,29%); Karbon sedang (0.3 – 0.59%); dan karbon tingi (0,6 – 1,7%). Baja Karbon struktural termasuk dalam kategori karbon lunak. Baja Karbon struktur menunjukan titik leleh dfinit, peningkatan perentase karbon akan menigkatkan kekerasannya namun mengurangi kekenyalannya, sehingga lebih sulit dilas.

2. Baja Perpaduan Rendah Berkekuatan Tinggi

Kategori ini meliputi baja – baja yang memiliki tegangan leleh dari 40 – 70 ksi (275 – 480

MPa), yang menunjukan titik leleh yang jelas, sama dengan yang terjadi pada baja karbon.

Penambahan sejumlah elemen paduan terhadap baja seperti krom, kolubium, tembaga,

mangan, molibden, nikel, fosfor, vanadium atau zirkonium, akan memperbaiki sifat – sifat

mekanisnya. Bila Karbon mendapatkan kekuatan dengan penambahan kandungan karbonnya,

elemen – elemen paduan menciptakan tambahan kekuatan lebih dengan mikrostruktur yang

halus ketimbang mikrostruktur yang kasar yang diperoleh selama proses pendinginan baja.

Baja paduan rendah berkkuatan tinggi digunakan dalam kondisi seperti tempaan atau kondisi

normal yakni kondisi dimana tidak digunakan perlakuan panas.

3. Baja Paduan

(16)

pada umumnya memiliki karbon sekitar 0,2% supaya dapat membatasi kekerasan mikrostruktur btiran kasar (martensit) yang mungkin terbentuk selama perlakuan panas atau pengelasan, sehingga dapat mengurangi bahaya retakan.

Perlakuan panas terdiri dari pendinginan (pendinginan secara cepat dengan air atau minyak paling tidk 16500F (9000C) sampai sekitar 300 – 4000F); kemudian penyepuhan dengan pemanasan kembali sampai paling tidak sekitar 11500F (6200C) dan kemudian dibiarkan mendingin. Penyepuhan, meskipun mengurangi sedikit kekuatan dan kekerasan dari bahan yang telah didinginkan, namun dapat meningkatkan kekenyalan dan keuletan. Pengurangan dalam kekuatan dan kekerasan dengan peningkatan temperatur sedikit dilawan oleh munculnya pengerasan sekunder yang terjadi akibat penyerapan kolubium, titanium atau vanadium karbida. Penyerapan ini dimulai pada temperatur sekitar 9500F (5100C) dan menjadi makin cepat sampai sekitar 12500F (6800C). Penyepuhan pada atau sekitar 12500F untuk mendapatkan penyerapan maksimum dari karbida mungkin akan mengakibatkan masuknya elemen tersebut ke dalam zona transformasi dan hasilnya mikrostruktur menjadi lebih lemah yang mungkin dapat diperoleh tanpa pendinginan dan penyepuhan.

Secara ringkas, pendinginan menghasilkan martensit, suatu mikrostruktur getas yang sangat keras dan kuat ; pemanasan kembali akan sedikit mengurangi kekuatan dan kekerasan, namun akan meningkatkan keuletan dan kekenyalan.

III. Sifat Baja

 Baja tahan garam (acid-resisting steel)

 Baja tahan panas (heat resistant steel)

 Baja tanpa sisik (non scaling steel)

Electric steel

(17)

Non magnetic steel

 Baja tahan pakai (wear resisting steel)

 Baja tahan karat/korosi

IV Struktur Baja

Struktur dapat dibagi menjadi tiga kategori umum :

a) Struktur rangka (framed structure), dimana elemen – elemennya kemungkinan terdiri dari batang – batang tarik, balok, dan batang – batang yang mendapatkan beban lentur kombinasi dan beban aksial,

b) Struktur tipe cangkang (shell type structure), dimana tegangan aksial lebih dominan,

c) Struktur tipe suspensi (suspension type structure), dimana tarikan aksial lebih mendominasi sistem pendukung utamanya.

a) Struktur Rangka

Kebanyakan konstruksi bangnan tipikal termasuk dalam kategori ini. Bangunan berlantai banyak biasanya terdiri dari balok dan kolom, baik yang terhubungkan secara rigid atau hanya terhubung sederhana dengan penopang diagonal untuk menjaga stabilitas. Meskipun suatu bangunan berlantai banyak bersifat tiga dimensional, namun biasanya bangunan tersebut didesain sedemikian rupa sehingga lebih kaku pada salah satu arah ketimbang arah lainnya. Dengan demikian, bangunan tersebut dapat diperlakukan sebagai serangkaian rangka (frame) bidang. Meskipun demikian, bila perangkaan sedemikian rupa sehingga perilaku batang – batangnya pada salah satu bidang cukup mempengaruhi perilaku pada bidang lainnya, rangka tersebut harus diperlakukan sebagai rangka ruang tiga dimensi.

(18)

umumnya menggunakan struktur rangka baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian saja. Khususnya sistem atap yang mungkin terdiri dari serangkaian kerangka datar, kerangka ruang, sebuah kubah atau mungkin pula bagian dari suatu rangka datar atau rangka kaku satu lantai dengan pelana. Jembatan pun kebanyakan merupakan struktur rangka, seperti balok dan gelagar pelat atau kerangka yang biasanya menerus.

b) Struktur Tipe Cangkang

Dalam tipe struktur ini, selain melayani fungi bangunan, kubah juga bertindak sebagai

penahan beban. Salah satu tipe yang umum dimana tegangan utamanya berupa tarikan adalah

bejana yang digunakan untuk menyimpan cairan (baik untuk temperatur tinggi maupun

rendah), diantaranya yang paling terkenal adalah tanki air. Bejana penyimpanan, tanki dan

badan kapal merupakan contoh – contoh lainnya. Pada banyak struktur dengan tipe cangkang,

dapat digunakan pula suatu struktur rangka yang dikombinasikan dengan cangkang.

Pada dinding – dinding dan atap datar, sementara berfungsi bersama dengan sebuah kerangka kerja, elemen – elemen “kulit”nya dapat bersifat tekan. Conto pada badan pesawat terbang. Struktur tipe cangkang biasanya didesain oleh seorang spesialis.

c) Struktur Tipe Suspensi

Pada struktur dengan tipe suspensi, kabel tarikmerupakan elemen – elemen utama.

Biasanya subsistem dari struktur ini terdiri dari struktur kerangka, seperti misalnya rangka

pengaku pada jembatan gantung. Karena elemen tarik ini terbukti paling efisien dalam

menahan beban, struktur dengan konsep ini semakin banyak dipergunakan.

Telah dibangun pula banyak struktur khusus dengan berbagai kombinasi dari tipe rangka, cangkang, dan suspensi. Meskipun demikian, seorang desainer spesialis dalam tipe struktur cangkang ini pun pada dasarnya harus juga memahami desain dan perilaku struktur rangka.

V. Desain

a. Desain Struktur

(19)

insinyur yang berpengalaman mengenai perilaku struktur dengan pengetahuan yang mendalam mengenai prinsip – prinsip statika, dinamika, mekanika bahan dan analisis struktur, untuk menciptakan suatu struktur yang aman dan ekonomis sehingga dapat berfungsi seperti yang diharapkan.

b. Prinsip – prinsip Desain

Desain merupakan suatu proses untuk mendapatkan penyelesaian yang optimum. Dalam desain apapun, harus ditentukan sejumlah kriteria untuk menilai apakah yang optimum tersebut telah tercapai atau belum. Untuk sebuah struktur, kriteria – kriteria tersebut dpat berupa :

1. Biaya minimum,

2. Berat yang minimum,

3. Waktu konstruksi yang minimum,

4. Jumlah tenaga kerja minimum,

5. Biaya pembuatan produk – produk pemilik yang minimum,

6. Efisiensi pengoperasian yang maksimum bagi pemilik.

Biasanya dilibatkan beberapa kriteria yang masing – masing perlu diberi bobot nilai. Dengan memperhatikan kriteria yang mungkin seperti diatas, tampaklah bahwa penentuan kriteria – kriteria yang terukur dengan jelas pun (seperti berat dan biaya) untuk mencapai suatu optimum kerap kali terbukti tidak mudah, bahkan mustahil dilakukan. Dalam kebanyakan situasi praktis, penilaian hanya dapat dilakukan secara kualitatif.

(20)

desain elemen – elemen baja struktur hanya berdasarkan kriteria – kriteria objektif yang sderhana saja, misalnya berat dan biaya.

c. Prosedur Desain

Prosedur desain dapat dianggap terdiri dari dua bagian, desain fungsional dan deain kerangka kerja struktural. Desain fungsional menjamin tercapainya hasil – hasil yang dikehendaki seperti :

a. Area kerja yang lapang dan mencukupi,

b. Ventilasi atau pengkondisian udara yang tepat,

c. Fasilitas – fasilitas transfortasi yang memadai, seperti lift, tangga, dan derek atau alat –alat untuk menangani bahan – bahan,

d. Pencahayaan yang cukup,

e. Estetika.

Desain kerangka kerja struktural berarti pemilihan susunan serta ukuran elemen – elemen struktur yang tepat, sehingga beban – beban layanan bekerja dengan aman.

Secara gari besar, prosedur desain secara iteratif dapat digambarkan sebagai berikut :

1) Perencanaan. Penentuan fungsi – fungsi yang akan dilayani oleh struktur yang bersangkutan. Tentukan kriteria – kriteria untuk mengukur apakah desain yang dihasilkan telah mencapai optimum.

2) Konfigurasi struktur pendahuluan. Susunan dari elemen – elemen yang akan melayani fungsi – fungsi pada langkah 1

3) Penentuan beban – beban yang harus dipikul.

(21)

5) Analisis. Analisis struktur dengan membuat model beban – beban dan kerangka kerja struktural untuk mendapatkan gaya – gaya internal dan defleksi yang dikehendaki.

6) Evaluasi. Apakah semua persyaratan kekuatan dan kemampuan kerja telah terpenuhi dan apakah hasilnya sudah optimum? Bandingkan dengan kriteria – kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

7) Redesain. Sebagai hasil dari evaluasi, diperlukan pengulangan bagian mana saja dai urutan 1 sampai dengan 6. Langkah – langkah tersebut merupakan suatu proses iteratif. Namun dengan mengingat bahwa konfigurasi struktur dan pembebanan luar telah ditentukan sebelumnya.

(22)

Kutipan makalah ilmiah : Karakterisasi perbandingan material baja karbon rendah dan baja lapis seng di lingkungan klorida 5% dengan uji kabut garam, (penulis : Gadang Priyotomo, ST)

Di alam bebas, logam-logam ditemukan dalam bentuk senyawa-senyawa berupa bijih. Bijih tersebut dapat berupa oksida, sulfida, karbonat atau sennyawa lainnya yang lebih kompleks. Menurut hukum termodinamika logam akan stabil dalam keadaan energi bebas yang lebih rendah (G). Namun karena logam sangat dibutuhkan oleh manusia maka dibentuk logam jadi dari bijih logam melalui berbagai proses sehingga ada unsur komersial atau unsur kegunaan bagi manusia terjadi. Namun menurut hukum termodinamika mengungkapkan kecenderungan logam jadi yang mempunyai tingkat energi bebas lebih tinggi berubah secara spontan ke energi yang lebih rendah di lingkungan sebagai oksida atau senyawa lainnya. Kondisi tersebut menciptakan suatu kegagalan material akibat degradasi secara elektrokimia di lingkungan yang dinamakan proses korosi.

Di lingkungan yang agresif terhadap kerusakaan logam sebagai contoh lingkungan pantai laut atau kondisi kadar klorida yang melebihi 3 % merupakan ancaman pada logam-logam komersial yang sering digunakan di bidang industri, transportasi dan sebagainya. Logam-logam komersial tersebut merupakan jenis ferrous seperti baja kadar karbon dan baja lapis seng, yang sering digunakan di berbagai bidang industri. Baja kadar karbon rendah digunakan sebagai bahan baku bidang otomotif dan industri manufaktur sedangkan baja lapis seng digunakan di lingkungan luar untuk melindungi secara dini terjadinya proses korosi.

Lapis lindung seng yang terdapat di permukaan logam dasar setelah diekspos 24 jam mengalami kerusakaan dan kehilangan lapisan di setiap sisi pelat. Semakin diekspos 48 hingga 72 jam, lapisan seng semakin rusak dan hilang. Pada ekspos 96 jam, lapisan tersebut hilang sama sekali, kemudian saat ekspos 196 jam kerusakaan terjadi pada logam dasar (host metal) ditandai dengan produk korosi yang berwarna merah bata diindikasikan sebagai fero oksida (Fe2O3)

(23)

terjadinya sel karat. Karena potensial reduksi baku (Eo) seng sekitar -0,76 volt lebih rendah dibandingkan besi -0,44 volt, sehingga lebih cepat teroksidasi menjadi ion-ion Zn dan logam Fe terlindungi. Proses tersebut dinamakan proses galvanisasi atau couple.Namun lingkungan garam ekstrim 5%wt maka proses oksidasi pada lapisan seng begitu cepat. Pada Gambar 2 juga terlihat lapisan seng terus berkurang seiring dengan waktu ekspos. Adanya ion klorida memperparah kerusakan lapisan tersebut.

Kesimpulan :

Baja lapis seng (baja galvanisasi) sangat rentan terhadap lingkungan korosif khususnya senyawa klorida. Ion klorida (Cl-) bertanggung jawab atas korosi.

Lapisan seng tidak selamanya mulus atau bagus,adanya keretakan secara mikro dapat memberikan “efek sel korosi” antara seng dan baja. Proses handling dan shipping pada peralatan yang mengandung baja galvanisasi perlu diperhatikan.

Konstrusi Baja Bangunan Pabrik, Gudang, Workshop

Autor grah@bj

Struktur Bangunan dengan Konstruksi Baja untuk Pabrik – Gudang – Workshop – Hall :

Sifat

Baja

sebagai Material Struktur Bangunan :

Baja

merupakan bahan yang mempunyai sifat struktur yang sangat baik sehingga pada akhir

abad 19, dimulainya menggunaan

baja

sebagai bahan struktur ( konstruksi ) utama, ketika itu

metode pengolahan

baja

yang murah dikembangkan dengan skala yang luas. Sifat

Baja

(24)

 Keuntungan Baja sebagai Material Struktur Bangunan (Konstruksi bangunan).

Sifat Baja di samping kekuatannya yang besar untuk menahan kekuatan tarik dan tekan tanpa membutuhkan banyak volume, baja juga mempunyai sifat-sifat lain yang menguntungkan sehingga menjadikannya sebagai salah satu bahan bangunan yang sangat umum dipakai dewasa ini. Beberapa keuntungan baja sebagai material struktur antara lain:

 Baja memiliki Kekuatan yang Tinggi.

Dewasa ini baja bisa diproduksi dengan berbagai kekuatan yang bisa dinyatakan dengan kekuatan tegangan tekan lelehnya (Fy) atau oleh tegangan tarik batas (Fu). Bahan baja walaupun dari jenis yang paling rendah kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan kekuatan per-volume lebih tinggi bila dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang umum dipakai. Hal ini memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban mati yang lebih kecil untuk

bentang yang lebih panjang, sehingga memberikan kelebihan ruang dan volume yang dapat dimanfaatkan akibat langsingnya profil-profil yang dipakai.

 Baja mudah dalam Pemasangan

Semua bagian-bagian dari konstruksi baja bisa dipersiapkan di bengkel, sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan di lapangan ialah kegiatan pemasangan bagian-bagian konstruksi yang telah dipersiapkan. Sebagian besar dari komponen-komponen konstruksi mempunyai bentuk standar yang siap digunakan bisa diperoleh di toko-toko besi, sehingga waktu yang diperlukan untuk membuat bagian-bagian konstruksi baja yang telah ada, juga bisa dilakukan dengan mudah karena komponen-komponen baja biasanya mempunyai bentuk standar dan sifat-sifat yang tertentu, serta mudah diperoleh di mana-mana.

 Baja memiliki Keseragaman

Sifat-sifat baja baik sebagai bahan bangunan maupun dalam

bentuk struktur dapat terkendali dengan baik sekali, sehingga para ahli dapat mengharapkan elemen-elemen dari konstruksi baja ini akan

berperilaku sesuai dengan yang diperkirakan dalam perencanaan. Dengan demikian bisa dihindari terdapatnya proses pemborosan yang biasanya terjadi dalam perencanaan akibat adanya berbagai ketidakpastian.

 Baja memiliki sifat Daktail – Liat (Daktilitas)

Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar di bawah pengaruh tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus disebut sifat daktilitas. Adanya sifat ini membuat struktur baja mampu

mencegah terjadinya proses robohnya bangunan secara tiba-tiba. Sifat ini sangat menguntungkan ditinjau dari aspek keamanan penghuni bangunan bila terjadi suatu goncangan yang tiba-tiba seperti misalnya pada

peristiwa gempa bumi.Di samping itu keuntungan-keuntungan lain dari struktur baja, antara lain adalah :

 Proses pemasangan di lapangan berlangsung dengan cepat.

(25)

 Komponen-komponen struktumya bisa digunakan lagi untuk keperluan lainnya.

 Komponen-komponen yang sudah tidak dapat digunakan lagi masih mempunyai nilai sebagai besi tua.

 Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan cara pemeliharaan yang tidak terlalu sukar.

 Selain keuntungan-keuntungan tersebut bahan baja juga mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut :

o Komponen-komponen struktur yang dibuat dari bahan baja perlu diusahakan supaya tahan api sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk bahaya kebakaran.

o Diperlukannya suatu biaya pemeliharaan untuk mencegah baja dari bahaya karat.

o Akibat kemampuannya menahan tekukan pada batang-batang yang langsing, walaupun dapat menahan gaya-gaya aksial, tetapi tidak bisa mencegah terjadinya pergeseran horisontal

Sifat Mekanis

Baja

:

Menurut SNI 03–1729–2002 tentang TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA

UNTUK BANGUNAN GEDUNG Sifat mekanis

baja

struktural

yang digunakan dalam

perencanaan harus memenuhi persyaratan minimum yang diberikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Sifat mekanis

baja struktural

:

Sifat-sifat mekanis lainnya, Sifat-sifat mekanis lainnya baja struktural untuk maksud

perencanaan ditetapkan sebagai berikut:

Modulus elastisitas : E = 200.000 MPa

Modulus geser : G = 80.000 MPa

Nisbah poisson : μ = 0,3

Koefisien pemuaian : á = 12 x 10 -6 / o C

(26)

pemanasan) atau cold-forming (pembentukan dengan pendinginan). Penggilingan dengan

pemanasan (hot-rolling) adalah proses pembentukan utama di mana bongkahan baja yang

merah menyala secara besar-besaran digelindingkan di antara beberapa kelompok penggiling.

Penampang melintang dari bongkahan yang ash biasanya dicetak dari baja yang baru dibuat

dan biasanya berukuran sekitar 0,5 m x 0,5 m persegi, yang akibat proses penggilingan

ukuran penampang melintang dikurangi menjadi lebih kecil dan menjadi bentuk yang tepat

dan khusus.

Batasan bentuk penampang melintang yang dihasilkan sangat besar dan masing-masing

bentuk memerlukan penggilingan akhir tersendiri. Bentuk penampang melintang I dan H

biasanya digunakan untuk elemenelemen besar yang membentuk balok dan kolom pada

rangka struktur. Bentuk kanal dan siku cocok untuk elemen-elemen kecil seperti

lapisan tumpuan sekunder dan sub-elemen pada rangka segitiga. Bentuk penampang persegi,

bulat, dan persegi empat yang berlubang dihasilkan dalam batasan ukuran yang luas dan

digunakan seperti halnya pelat datar dan batang solid dengan berbagai ketebalan. Perincian

ukuran dan geometri yang dimiliki seluruh penampang standar didaftarkan dalam tabel

penampang yang dibuat oleh pabrik baja.

Pembentukan dengan pendinginan (cold-forming) adalah metode lain yang digunakan untuk

membuat komponen-komponen baja dalam jumlah yang besar. Dalam proses ini, lembaran

baja tipis datar yang telah dihasilkan dari proses peng-gilingan dengan pemanasan dilipat atau

dibengkokkan dalam keadaan dingin untuk membentuk penampang melintang struktur.

(Gambar 1 : Bentuk Baja Profil Canai Panas)

Elemen-elemen yang dihasilkan dari proses ini mempunyai karakteristik yang serupa

dengan penampang yang dihasilkan dari proses penggilingan dengan pemanasan. Sisi paralel

elemen-elemen tersebut memiliki penampang yang tetap, tetapi ketebalan logam tersebut

berkurang sehingga elemen-elemen tersebut lebih ringan, dan tentunya memiliki kapasitas

muat beban yang lebih rendah.

Bagaimanapun, proses-proses tersebut memungkinkan pembuatan bentuk penampang yang

sulit.

(27)

Komponen struktur baja dapat juga dihasilkan dengan pencetakan, yang dalam kasus yang

sangat kompleks memungkinkan pembuatan bentuk penampang yang sesuai dengan

kebutuhan. Akan tetapi, teknik ini bermasalah ketika digunakan untuk komponen struktur,

yang disebabkan oleh kesulitan untuk menjamin mutu cetakan yang baik dan sama

di keseluruhan bagian.

Fungsi struktur merupakan faktor utama dalam penentuan konfigurasi struktur. Berdasarkan

konfigurasi struktur dan beban rencana, setiap elemen atau komponen dipilih untuk

menyangga dan menyalurkan beban pada keseluruhan struktur dengan baik. Batang baja

dipilih sesuai standar yang ditentukan oleh American Institute of Steel Construction

(AISC) juga diberikan oleh American Society of Testing and Materials (ASTM). Pengelasan

memungkinkan penggabungan plat dan/atau profil lain untuk mendapatkan suatu profil yang

dibutuhkan oleh perencana atau arsitek.

Penampang yang dibuat dengan penggilingan panas, seperti diperlihatkan pada Gambar 2.

Penampang yang paling banyak dipakai ialah profil sayap lebar (wide-flange) [Gambar 2.a]

yang dibentuk dengan penggilingan panas dalam pabrik baja. Ukuran profil sayap

lebar ditunjukkan oleh tinggi nominal dan berat per kaki (ft), seperti W18 X 97 mempunyai

tinggi 18 in (menurut AISC Manual tinggi sesungguhnya = 18,59 in) dan berat 97 pon per

kaki. (Dalam satuan SI, penampang W18 X 97 disebut sebagai W460 x 142 yang tingginya

460 mm dan massanya 142 kg/m).

Gambar 2. Macam-macam Profil Baja

(28)

sangat kuat” sesuai dengan tebalnya dan juga dibedakan atas diameternya; misalnya, diameter

10 in-dua kali sangat kuat menunjukkan. ukuran pipa tertentu. Boks struktural [Gambar 2.(g)]

dipakai bila dibutuhkan penampilan arsitektur yang menarik dengan baja ekspos. Boks

ditunjukkan dengan dimensi luar dan tebalnya, seperti boks struktural 8 X 6 X 1/4.

Banyak profil lainnya dibentuk dalam keadaan dingin (cold-formed) dari bahan plat dengan

tebal tidak lebih dari 1 in, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3. dan Gambar 4.

Gambar 3. Beberapa Profil Elemen Struktur Rangka Individu

Gambar 4. Beberapa Profil Lembaran-2 Panel dan Dek

Beberapa keuntungan

baja profil

dingin antara lain:

 Lebih ringan

 Kekuatan dan kakuan yang tinggi

 Kemudahan pabrikasi dan produksi masal

 Kecepatan dan kemudahan pendirian

 Lebih ekonomis dalam pengangkutan dan pengelolaan

 Baja profil keadaan dingin dapat diklasifikasikan menjadi :

 Elemen struktur rangka individu (Gambar 3.)

(29)

Standar Nasional Indonesia

Menurut SNI 03 – 1729 – 2002 tentang TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA

UNTUK BANGUNAN GEDUNG, semua

baja struktural

sebelum ifabrikasi, harus

memenuhi ketentuan berikut ini:

 SK SNI S-05-1989-F: Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan Bangunan dari Besi/baja);

 SNI 07-0052-1987: Baja Kanal Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan Cara Uji;

 SNI 07-0068-1987: Pipa Baja Karbon untuk Konstruksi Umum, Mutu dan Cara Uji;

 SNI 07-0138-1987: Baja Kanal C Ringan;

 SNI 07-0329-1989: Baja Bentuk I Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan Cara Uji;

 SNI 07-0358-1989-A: Baja, Peraturan Umum Pemeriksaan;

 SNI 07-0722-1989: Baja Canai Panas untuk Konstruksi Umum;

 SNI 07-0950-1989: Pipa dan Pelat Baja Bergelombang Lapis Seng;

 SNI 07-2054-1990: Baja Siku Sama Kaki Bertepi Bulat Canai Panas, Mutu dan Cara Uji;

 SNI 07-2610-1992: Baja Profil H Hasil Pengelasan dengan Filter untuk Konstruksi Umum;

 SNI 07-3014-1992: Baja untuk Keperluan Rekayasa Umum;

 SNI 07-3015-1992: Baja Canai Panas untuk Konstruksi dengan Pengelasan;

 SNI 03-1726-1989: Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah dan Gedung.

Konsep Sambungan Struktur Baja

(30)

Hampir semua sistem

konstruksi baja

berat terbuat dari elemen-elemen linear yang

membentang satu arah. Berbagai penampang baja profil dengan flens lebar yang tersedia

dalam berbagai ukuran dapat digunakan. Banyaknya ukuran penampang ini memungkinkan

fleksibilitas dalam desain elemen balok-dan-kolom. Meskipun hubungan sederhana (sendi)

umumnya digunakan pada sistem ini, kita dapat dengan mudah membuat titik hubung yang

mampu memikul momen. Struktur rangka yang titik-titik hubungnya mampu memikul

momen, mempunyai tahanan terhadap beban lateral cukup besar. Kestabilan lateral juga dapat

ditingkatkan dengan menggunakan dinding geser atau elemen pengekang diagonal.

BALOK :

Bentuk sayap lebar biasanya digunakan sebagai elemen yang membentang secara horizontal

[lihat Gambar 5.(a)]. Interval bentang yang mungkin untuk elemen ini sangat lebar. Elemen

ini biasanya ditumpu sederhana kecuali apabila aksi rangka diperlukan untuk menjamin

stabilitas, di mana hubungan yang mampu memikul momen digunakan. Bentuk-bentuk lain,

seperti kanal, kadang-kadang digunakan untuk memikul momen, tetapi biasanya terbatas

pada beban ringan dan bentang pendek.

Gambar 5. Sistem Konstruksi untuk Struktur Baja

GIRDER PLAT :

Girder plat adalah bentuk khusus dari balok dengan penampang tersusun [Iihat Gambar 5.

(d)], Elemen ini dapat dirancang untuk berbagai macam beban maupun bentang yang

dibutuhkan. Elemen struktur ini sangat berguna apabila beban yang sangat besar harus dipikul

oleh bentang menengah. Elemen ini sering digunakan, misalnya sebagai elemen penyalur

beban utama yang memikul beban kolom pada bentang bersih.

KONSTRUKSI KOMPOSIT :

(31)

sekitar penghubung geser (shear connectors) di atas balok baja. Adanya penghubung geser

tersebut menyebabkan balok baja dan beton di atasnya bekerja secara integral. Dengan

demikian terbentuk enampang T dengan baja sebagai bagian yang mengalami tarik, dan

beton yang mengalami tekan.

Gambar 5. Sistem Konstruksi untuk Struktur Baja (Lanjutan)

RANGKA BATANG DAN JOIST BATANG TERBUKA :

Merupakan variasi tak hingga dari konfigurasi rangka batang yang mungkin digunakan.

Rangka batang dapat juga dibuat atau dirancang secara khusus untuk bentang dan beban yang

sangat besar. Joist web terbuka yang merupakan produksi besar-besaran [lihat Gambar 5.(b)],

dapat digunakan baik untuk sistem lantai maupun atap. Elemen ini umumnya relatif ringan

dan terdistribusi merata. Joist web terbuka umumnya ditumpu sederhana, tetapi bila

diperlukan dapat dibuat hubungan kaku. Pada sistem yang sama dapat digunakan joist web

terbuka dan flens lebar yang mempunyai titik hubung yang dapat memikul momen sehingga

kita mendapat aksi rangka yang dapat menahan beban lateral.

PELENGKUNG :

Pelengkung kaku dengan berbagai bentuk dapat dibuat dari baja. Pelengkung yang telah

dibuat di luar lokasi (prefabricated) dan telah tersedia untuk bentang kecil sampai menengah.

Telah ada pelengkung yang dirancang secara khusus dan mempunyai bentang sangat panjang

[misalnya bentang 300 ft (90 m) atau lebih]. Pelengkung baja dapat dibuat dari penampang

masif atau dinding terbuka.

CANGKANG :

(32)

permukaan terluarnya. Pada situasi bentang kecil, permukaan baja melengkung dapat dibuat

dengan menekan lembaran baja secara khusus agar serupa dengan cara yang digunakan dalam

membuat bentuk baja berkelengkungan tunggal maupun ganda pada badan mobil.

STRUKTUR KABEL :

Baja adalah satu-satunya material yang dapat digunakan sebagai struktur kabel. Bentuk

struktur kabel yang dapat dibuat tak hingga banyaknya. Kabel dapat digunakan untuk atap

permanen yang permukaan penutupnya dapat berupa elemen rangka datar kaku atau

permukaan membran.

UKURAN ELEMEN

Gambar 6. mengilustrasikan batas-batas perbandingan tinggi bentang untuk beberapa sistem

struktur baja yang umum digunakan. Kolom baja struktural umumnya mempunyai

perbandingan tebal-tinggi bervariasi antara 1 : 24 dan 1 : 9, yang tergantung pada beban dan

tinggi kolom.Keseluruhan kemungkinan bentang yang dapat dicapai dari beberapa sistem

terangkum dalam gambar 7.

Setiap struktur adalah gabungan dari bagian-bagian tersendiri atau batang-batang yang harus

disambung bersama (biasanya di ujung batang) dengan beberapa cara. Sambungan terdiri dari

komponen sambungan (pelat pengisi, pelat buhul, pelat pendukung, dan pelat penyambung)

dan alat pengencang (baut dan las).

Jenis Alat Sambung Bukan Las

(33)

Cara Pasang Rangka Baja Ringan

Cara Pasang Rangka Baja Ringan

Kelebihan dari baja ringan adalah kekuatan baja ringan bisa sampai 10 tahun. "atap baja yang dipakai adalah baja bermutu tinggi, hi-ten g550 lapis zinc dan alumunium. Baja di-treatment hingga tipis, lalu ditarik hingga mutu atap baja ringan tinggi. Kekuatannya sama dengan baja-baja biasa. Kuat, bisa diinjak-injak, untuk menahan beban genteng, plafon, memasang lisplang dan listrik," papar fransisca lagi.

Selain itu, dari segi pemasangan atap baja sangat efisien. "sehari bisa memasang 25 m2. Jika mencapai 100 m2 bisa sampai empat hari. Hari kelima sudah bisa pasang genteng. Sementara jika memakai kayu bisa dua kali dari itu. Apalagi baja konvensional tiga kalinya." bahkan saat pemasangan, tempatnya relatif bersih, tak banyak sisa-sisa potongan.

Kenyamanan memakai baja ringan diakui pemilik rumah ir. Donnie di daerah cipete. Sang aristek memilih rangka atap dengan memakai baja ringan, bukan kayu. "memang, sih, untuk harga dibanding dengan kayu jenis tertentu jadi terasa sedikit agak lebih mahal. Tapi kalau dibandingkan dengan kayu kamper atau jati tentu jadi lebih murah.

Bayangkan, sudah mahal tapi dimakan rayap pula, jadi jatuhnya tambah mahal, bukan?" papar ir. Nehemia, konsultan rumah tersebut.

Selain dari harga, atap baja ringan segi pengerjaan pun lebih mudah dan cepat. "karena kita tinggal merancang modelnya seperti apa, bagian pabrik yang membuat rangka. Setelah itu, kita tinggal menyambung dengan menggunakan baut. Memasangnya pun tak lama hanya 3-4 hari saja. Sementara kayu, selain lebih berat, tenaga yang dipakai pun lebih banyak meski bahannya lebih murah."

Menurut nehemia, kekuatan kayu pun diprediksi berusia 10-20 tahun saja. "sementara kalau memakai baja ringan bisa mencapai 50-100 tahun." kelebihan lain, baja anti rayap dan ringan. Jadi, jangan bayangkan baja-baja yang berat, karena baja yang dipakai untuk kuda-kuda rumah berbeda jenisnya. "ringannya seperti seng, kalau dibentangkan dan ditekuk-tekuk gampang sekali. Kena angin pun lebih fleksibel menahan beban."

Tren memakai rangka baja ringan ini, lanjut nehemia, diramalkan akan bertahan lama. "bayangkan jika orang masih memakai kayu, berapa banyak lagi pohon yang ditebang. Apalagi dengan kemajuan zaman, teknologi tinggi, orang maunya serba cepat dan praktis."

Sayangnya, berbeda dengan kayu, kuda-kuda dari atap ringan dari baja ringan kurang bagus dari segi estetika. Itu sebabnya harus ditutup dengan eternit. Tetapi jangan khawatir, karena perawatan atap ringan lebih gampang karena tak perlu dipoles dengan anti rayap. Bahkan di saat gempa atau angin besar baja akan tetap bertahan

(34)

truktur Kerangka Baja Ringan

Kali ini kita akan membahas mengenai Struktur baja ringan yang diyakini

mempunyai kelebihan dalam hal kekuatan dan umur pakai, memang

mempunyai perilaku yang berbeda dibandingkan dengan struktur kuda-kuda kayu. Struktur kuda-kuda kayu mempunyai dimensi yang lebih besar

dibandingkan struktur baja ringan, terutama dalam hal ketebalan profil.

Struktur baja ringan mempunyai dimensi yang lebih tipis dibanding

kuda-kuda kayu, mulai dari ketebalan 0.75 mm hingga ketebalan 1 mm. Rangka baja misalnya dapat kita temukan pada atap baja ringan.

Dalam menggunakan dimensi yang relatif lebih kecil, tentu saja sistem

pemasangan struktur baja ringan berbeda dengan sistem pemasangan

kuda-kuda kayu. Struktur baja ringan mempunyai kekuatan tarik yang tinggi

tapi bersamaan dengan itu mempunyai kekakuan yang lemah. Oleh karena itu, salah satu faktor utama yang menentukan kekuatan struktur baja ringan

adalah batang pangaku, dalam struktur baja ringan biasa disebut dengan

istilah BRACING.

Bracing atau pengaku inilah yang digunakan untuk mengantisipasi kekakuan baja ringan yang lemah. Banyak jenis bracing atau pengaku dalam struktur baja ringan, mulai dari pengaku batang bawah, pengaku batang atas, ikatan angin, ataupun pengaku web yang mempunyai fungsi dan penempatan yang berbeda-beda sesuai dengan perhitungan dan beban atap. Mungkin Anda juga mengenal atap baja. Kurang atau tidak diperhitungkannya bracing atau pengaku dalam struktur baja ringan, dapat menimbulkan resiko yang tidak diinginkan, resiko terburuk yang dapat terjadi adalah kegagalan struktur baja ringan hingga mengakibatkan kerobohan atap.

Oleh karena itu, salah satu point yang harus diperhatikan dalam penggunaan

struktur baja ringan, misalnya atap baja adalah pengaku atau bracing yang

digunakan. Dengan perhitungan yang tepat, struktur baja ringan menjadi solusi terbaik pengganti kuda-kuda kayu.

Published :

20:37

Author :

MEGATruss global

(35)

Kelebihan dari baja ringan adalah kekuatan baja ringan bisa lebih dari 10 tahun. "material baja yang dipakai adalah baja bermutu tinggi, hi-ten g550 lapis zinc dan alumunium. Baja di-treatment hingga tipis, lalu ditarik hingga mutu atap baja ringan

tinggi. Kekuatannya sama dengan baja-baja biasa. Kuat, bisa diinjak-injak, untuk menahan beban genteng, plafon, memasang lisplang dan listrik.

Selain itu, dari segi pemasangan atap baja sangat efisien. "sehari bisa memasang 25 m2. Jika mencapai 100 m2 bisa sampai empat hari. Hari kelima sudah bisa pasang genteng. Sementara jika memakai kayu bisa dua kali dari itu. Apalagi baja konvensional tiga kalinya." bahkan saat pemasangan, tempatnya relatif bersih, tak banyak sisa-sisa

potongan.Kenyamanan memakai baja ringan diakui oleh banyak orang. Sang aristek

memilih rangka atap dengan memakai baja ringan, bukan kayu. "memang, sih, untuk harga dibanding dengan kayu jenis tertentu jadi terasa sedikit agak lebih mahal. Tapi kalau dibandingkan dengan kayu kamper atau jati tentu jadi lebih murah. Bayangkan, sudah mahal tapi dimakan rayap pula, jadi jatuhnya tambah mahal.Selain dari harga,

atap baja ringan segi pengerjaan pun lebih mudah dan cepat. "karena kita tinggal

merancang modelnya seperti apa, bagian pabrik yang membuat rangka. Setelah itu, kita tinggal menyambung dengan menggunakan baut. Memasangnya pun tak lama hanya 3-4 hari saja. Sementara kayu, selain lebih berat, tenaga yang dipakai pun lebih banyak meski bahannya lebih murah."kekuatan kayu pun diprediksi berusia 10-20 tahun saja. "sementara kalau memakai baja ringan bisa mencapai 50-100 tahun." kelebihan lain, baja anti rayap dan ringan. Jadi, jangan bayangkan baja-baja yang berat, karena baja yang dipakai untuk kuda-kuda rumah berbeda jenisnya. "ringannya seperti seng, kalau dibentangkan dan ditekuk-tekuk gampang sekali. Kena angin pun lebih fleksibel

menahan beban."Tren memakai rangka baja ringan ini, lanjut nehemia, diramalkan akan bertahan lama. "bayangkan jika orang masih memakai kayu, berapa banyak lagi pohon yang ditebang. Apalagi dengan kemajuan zaman, teknologi tinggi, orang maunya serba cepat dan praktis."Sayangnya, berbeda dengan kayu, kuda-kuda dari atap ringan dari baja ringan kurang bagus dari segi estetika. Itu sebabnya harus ditutup dengan eternit. Tetapi jangan khawatir, karena perawatan atap ringan lebih gampang karena tak perlu dipoles dengan anti rayap. Bahkan di saat gempa atau angin besar baja akan tetap bertahan

cara pemasangan rangka atap baja ringan terbilang mudah, Rangka baja sendiri terdiri dari lempengan-lempengan panjang (profil) yg bervariasi bentuk dan ukurannya sesuai fungsi masing-masing dalam struktur rangka atap.

cara pemasangan rangka atap baja ringan Tuk kuda-kuda atau rangka utama dan gording, profil baja ringan ini biasanya berbentuk “I” atau “U” terbalik dan memiliki ukuran yg lebih besar. selanjutnya reng, reng ialah pengikat kuda-kuda dan gording yg posisinya melintang di atas kuda-kuda dan gording, serta mengikat kuda-kuda dan gording tersebut hingga membentuk suatu kerangka yg kokoh.

Lempengan reng adalah profil yg paling kecil bentuk dan ukurannya. Fungsinya sebagai penahan genteng atau jenis atap lainnya dan sebagai pengatur jarak setiap baris genteng agar lebih rapi dan lebih “mencengkeram”.

(36)

Hitung Berapa Derajat Kemiringan Atap

Semakin curam kemiringan, maka dipastikan akan menambah besar jumlah luas atapnya. Idealnya, kemiringan atap berada pada kisaran 25 dan 30 derajat. Takaran ideal ini dilihat baik dari segi konstruksi, maupun dari sisi jumlah luasnya. Dgn tingkat kemiringan seperti itu, jumlah bahan yg dipergunakan tuk rangka atap baja ringan akan efisien.

Hitung Jumlah Beban Atap

Beban terdiri dari beban hidup, beban mati dan beban angin. Variabel yg bisa disiasati adalah beban mati, yaitu penggunaan penutup atapnya, karena itu pertimbangkanlah material tuk penutup atap.

Bentuk Atap

Gambar

Tabel 1. Sifat mekanis baja struktural :
Gambar 2. Macam-macam Profil Baja
Gambar 3. Beberapa Profil Elemen Struktur Rangka Individu
Gambar 5. Sistem Konstruksi untuk Struktur Baja
+3

Referensi

Dokumen terkait

seperti yang dijelaskan di paragraf sebelumnya, penggunaan rangka atap kayu sudah jarang digunakan lagi, sekarang lebih banyak digunakan rangka atap baja ringan

Data-data yang dikumpulkan dari lapangan meliputi perbandingan antara: konsep desain dari rangka atap kayu maupun baja ringan, analisa pekerjaan untuk menentukan

Rangka atap baja ringan dan rangka atap pryda memiliki keunggulan dan kerugian masing-masing diantaranya rangka atap baja ringan memiliki berat yang lebih ringan dibandingkan

Data-data yang dikumpulkan dari lapangan meliputi perbandingan antara: konsep desain dari rangka atap kayu maupun baja ringan, analisa pekerjaan untuk menentukan

Seperti halnya pada rangka atap nan berbahan kayu, struktur rangka atap baja ringan ini mampu dipasang menggunakan jenis genteng apapun buat memberikan variasi atau penampilan nan

fabrikasi kuda-kuda rangka atap baja ringan dan rangka atap kayu diketahui bahwa panjang bahan yang diperlukan untuk membuat rangka atap kayu lebih banyak daripada

fabrikasi kuda-kuda rangka atap baja ringan dan rangka atap kayu diketahui bahwa panjang bahan yang diperlukan untuk membuat rangka atap kayu lebih banyak daripada

Struktur rangka baja ringan yang tentunya lebih ringan dari pada jika anda menggunakan kayu sebagai rangka atap anda atau pun jenis yang lainnya.. Rangka baja ringan