ANALISA SERAT SECARA KUANTITATIF
DAN KUALITATIF
NAUFAL AULIA RABBANI
1621115003
TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS BANDUNG RAYA
BANDUNG
ANALISA SERAT SECARA KUANTITATIF
Analisa kuantitatif serat tekstil berhubungan erat dengan identifikasi serat. Analisa kuantitatif baru dapat dilakukan setelah dilakukan identifikasi serat. Analisa kuantitatif dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :
1. Cara Mekanika 2. Cara Kimia 3. Cara Mikroskop
A. ANALISA KUANTITATIF CARA MEKANIKA
Analisa kuantitatif cara mekanika hanya dapat dilakukan apabila jenis benang berbeda maka jenis seratnya juga berbeda, misalnya jenis serat benang lusi berbeda dengan jenis serat benang pakan. Pada keadaan ini analisanya dilakukan dengan memisahkan benang-benang pada jenis serat yang berbeda, kemudian ditimbang.
Analisa cara mekanika juga dapat dilakukan untuk membantu analisa cara lain pada bahan tekstil yang terdiri dari campuran serat walaupun jenis-jenis serat pada bahan tekstil tersebut jarang sekali terpisah satu dengan lainnya dengan nyata, misalnya benang lusi terdiri dari campuran serat yang berbeda jenis-jenisnya dengan campuran serat dari benang pakan. Apabila kuantitatifnya akan lebih mudah dikerjakan, jika mulua-mula dilakukan pemisahan benang lusi dengan benang pakan, kemudian dari masing-masing benang tersebut dilakukan analisa menurut cara lain.
B. ANALISA KUANTITATIF CARA KIMIA
Analisa cara kimia kadang-kadang tidak bisa digunakan, misalnya jika campuran serat pada bahan tekstil terdiri sari serat tumbuhan semua, atau serat binatang semua, sehingga untuk ini terpaksa dilakukan analisa cara mikroskop. Untuk analisa kuantitatif cara kimia banyak sekali cara-cara yang dapat digunakan. Beberapa standar telah dikeluarkan dan digunakan oleh lembaga-lembaga misalnya : AATCC, Shirley Institute, dam ASTM
C. ANALISA KUANTITATIF CARA MIKROSKOP
Analisa kuantitatif cara mikroskop didasarkan terutama pada perhitungan jumlah serat. Disamping itu perlu pula dilakukan pengukuran diameter serat dan berat jenis serat.Oleh karena itu cara ini memerlukan waktu yang lama, sukar dan sangat bergantung dari pengalaman pemeriksa dalam mengidentifikasi serat. Untuk analisa ini diperlukan mikroskop denga perbesaran 200-250 kali, dengan tempat kaca obyek yang dapat digeser dan okuler dengan garis silang. Contoh uji berupa kain diambil benang lusi dan benang pakannya sesuai dengan perbandingan tetal lusi dan pakan, kemudian dipotong kecil-kecil.
ANALISA SERAT SECARA KUALITATIF
penampang lintang bergerigi, sedangkan pemintalan kering akan menghasilkan serat dengan penampang lintang berlekuk-lekuk. Sehingga pada serat buatan, jenis serat yang berbeda dapat mempunyai bentuk serat yang sama, sebaliknya satu jenis serat dapat mempunyai bentuk serat yang berbeda. Dengan demikian untuk identifikasi serat buatan sifat kimia dan sifat fisika memegang peranan lebih penting daripada morfologi seratnya.
A. UJI PEMBAKARAN
Uji pembakaran adalah cara yang paling tua untuk identifikasi serat. Cara ini adalah cara yang paling mudah dilakukan, tetapi hanya dapat memperkirakan golongan serat secara umum dan tidak dapat dipertanggungjawabkan untuk identifikasi serat campuran. Alat yang diperlukan hanyalah sumber nyala api. Sumber nyala api yang paling baik adalah nyala api dari pembakar Bunsen yang mempergunakan bahan bakar gas, atau dapat juga menggunakan nyala api dari bahan bakar alkohol. Sedangkan korek api merupakan sumber nyala api yang tidak baik karena korek api sendiri saat terbakar mengeluarkan bau yang keras sehingga akan mengganggu bahan yang akan diperiksa
B. UJI PELARUTAN
pelarut melarutkan Asam khlorida Serat Nylon
Asam khlorida pekat pada suhu kamar akan melarutkan Rayon viskosa, sutera, sutera tusah ( larut dengan lambat )
Asam sulfat 70% pada suhu kamar akan melarutkan serat selulosa ( kapas, rayon viskosa, rayon asetat ), nylon dan sutera
Asam nitrat melarutkan rayon asetat, wol, poliakrilat dan nylon Asam nitrat pekat melarutkan akrilan
Kalium hidroksida (KOH 5%) semua serat binatang dan sutera larut, protein diregenerasi dan sutera tusah larut sebagian, serat selulosa dan serat buatan tidak larut
Kuproamonium hidroksida melarutkan serat selulosa Natrium hipoklorit melarutkan wol dan sutera
Natriumhidroksida (NaOH 45%) melarutkan polyester, wol, sutera, Dacron pada suhu mendidih
Khloroform melarutkan Vinyon HH
Fenol 90% melarutkan nylon pada suhu 350 C Metilena dikhlorida melarutkan vinyon
Metil salisilat Poliester
Dimetil formamida (DMF) poliakrilat, poliamida dan rayon asetat, dynel (350C), acrilan (550C), orlon 41 (710C) dan orlon 81 (990C)
Meta cresol rayon asetat, poliamida / nylon
C. UJI MIKROSKOP