BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan data
4.2Gambaran Umum Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah penduduk setengah baya desa Randusari kelurahan Payungan, Kecamatan Kaliwungu, Semarang. Berikut merupakan deskripsi subjek penelitian :
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Subjek Penelitian
Jenis kelamin Jumlah Presentase
Laki-laki 83 46%
Perempuan 97 54%
Total 180 100%
Tabel 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar (54%) penduduk setengah baya desa Randusaari berjenis kelamin perempuan. Templer (1970:172) menyatakan bahwa salah satu faktor kecemasan terhadap kematian adalah jenis kelamin.
Tabel 4.2 Usia Subjek Penelitian
Dalam hal ini peneliti membagi rentang usia subjek penelitian menjadi 2 kelompok yaitu 40-50 usia madya dini dan 50-60 usia madya lanjut (Hurlock 1980: 320).
Tabel 4.2 Rentang Usia Subjek Penelitian
Usia Jumlah Persentase
40-50 92 51%
50-60 88 49%
Total 180 100%
Tabel 4.3 Pekerjaan Subjek Penelitian
Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase
Petani / Pekebun 59 32,8%
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk setengah baya di desa Randusari bekerja sebagai wiraswasta, yaitu sebanyak 48,9%. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Templer (1970: 172) bahwa kondisi ekonomi seseorang mempengaruhi kecemasan terhadap kematian
Tabel 4.4 Status Kawin Subjek Penelitian
Status Kawin Jumlah Persentase
Kawin 155 86%
Belum Kawin 9 5%
Cerai Mati 13 7,3%
Cerai Hidup 3 1,7%
Total 180 100 %
Tabel 4.5 Agama Subjek Penelitian
Agama Jumlah Persentase
Islam 148 82,2%
Kristen Protestan 32 17,9%
Total 180 100 %
Tabel 4.5 menunjukan bahwa sebagian besar penduduk setengah baya di desa Randusari memeluk agama Islam dengan persentase 82,2%. Ajaran ataupun doktrin agama mempengaruhi tiap-tiap pemeluknya dalam memahami kematian. Dalam surat Q.S Ali Imran: 185 dikatakan bahwa “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan
ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak
lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” Sedangkan dalam agama
Kristen memiliki pandangan bahwa mati bukan merupakan satu hal yang perlu
ditakutkan atau dicemaskan, seperti dinyatakan dalam Filipi 1: 21 “ Karena
bagiku hidup adalah kristus dan mati adalah keuntungan.”
4.3Analisis
4.3.1 Analisis Deskriptif
Total item pada instrument yang digunakan oleh peneliti berjumlah 33 item yaitu 15 item untuk Death Anxiety Scale dan 18 item untuk Skala religiusitas dengan pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak”. Untuk mengetahui
Untuk melakukan pengkategorian hasil pengukuran dapat dilakukan
Berikut ini merupakan tabel pengkategorian hasil pengukuraan Death Anxiety Scale dan Skala religiusitas :
Tabel 4.6 Kategori Kecemasan Terhadap Kematian
Range Skor Kategori Frekuensi Presentase
3 – 6 Rendah 56 31,2%
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar (39,4%) penduduk setengah baya desa Randusari memiliki kecemasan terhadap kematian pada kategori Sedang.
Tabel 4.7 Kategori Religiusitas
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar (39,4%) penduduk setengah baya desa Randusari memiliki kecemasan terhadap kematian pada kategori Rendah.
4.3.2 Analisis Korelasi
Analisis korelasi menggunakan teknik analisis Kendall’s tau_b dengan menggunakan SPSS For Windows release 19,0 seperti pada tabel
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Tabel 4.8 menunjukan bahwa koefisien korelasi rxy = -,707** dan
nilai Sig. (1-tailed) atau p-value sebesar 0,000 (<0,01), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan kecemasan terhadap kematian pada penduduk setengah baya desa Randusari. Koefisien korelasi rxy = -,707** menunjukan bahwa religiusitas
4.4 Uji Hipotesis
Hipotesis yang dibuat oleh peneliti pada bab II adalah “ Ada hubungan
yang signifikan dengan arah negatif antara religiusitas dengan kecemasan terhadap kematian pada individu setengah baya di Desa Randusari”. Sementara
pada hasil analisis diperoleh koefisien korelasi rxy = -,707** dan nilai sig =
0,000 (< 0,01). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dengan arah negatif antara perilaku religiusitas dengan kecemasan terhadap kematian pada individu setengah baya di desa Randusari atau dapat dinyatakan bahwa hipotesis DITERIMA.
4.5 Pembahasan dan Hasil Penelitian
Penelitian ini menghasilkan koefisien korelasi rxy = -,707** dan nilai sig
= 0,000 (< 0,01) artinya ada hubungan yang signifikan dengan arah negatif antara variabel religiusitas dengan variabel kecemasan terhadap kematian pada penduduk setengah baya desa Randusari. Hubungan yang negatif berarti bahwa semakin tinggi skor religiusitas maka semakin rendah skor kecemasan terhadap kematian, sebaliknya semakin rendah skor religiusitas maka semakin tinggi skor kecemasan terhadap kematian.
terhadap kematian pada kategori Sedang, terbukti dari hasil pengkategorian pada tabel 4.6 dimana kecemasan terhadap kematian pada kategori Sedang yaitu 39,4% menduduki peringat teratas. Selain itu terdapat faktor lain yang mendukung seperti sebagian besar penduduk setengah baya desa Randusari bekerja sebagai wiraswasta dalam hal ini yaitu pengrajin keranjang bambu atau “tenggok” yang secara ekonomi pendapatannya tidak terlalu tinggi. Sebagian
besar penduduk yang berstatus kawin juga menjadi alasan mengenai keemasan terhadap kematian, karena kekhawatiran terhadap keluarga yang ditinggalkan. Kondisi kesehatan penduduk setengah baya desa Randusari juga tidak terlalu baik, hal ini terbukti selalu ada yang sakit dan dirawat di rumah sakit setiap minggunya. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Templer (1971: 11-32) bahwa status ekonomi dalam hal ini pekerjaan mempengaruhi kecemasan terhadap kematian pada diri seseorang.
seorang diri karena memutuskan untuk tidak kawin ataupun telah menjanda/menduda, sehinga tidak ada harapan bahwa akan ada yang mengirimnya doa dengan tekun ketidak sudah meninggal dunia. Hal ini tentu menjadi salah satu faktor seseorang cemas terhadap kematian.
Dengan demikian, hasil dari penelitian ini sejalan dengan apa yang
diungkapkan oleh Templer (1970:13) bahwa dalam mencari korelasi kecemasan
kematian , agama tentu akan muncul menjadi area utama untuk mengeksplorasi.
Hampir semua agama di dunia memiliki sesuatu untuk dikatakan tentang
kematian. Hal ini sejalan pula dengan apa yang dikemukanan oleh May (2010:
209-211) bahwa kecemasan disebabkan karena ketidakmampuan menguatkan diri sehingga membentuk berbagai macam gambaran komprehensif tentang surga dan kehidupan setelah kematian. Pada akhirnya hal ini merupakan masalah religius. Dapat dikatakan bahwa individu setengah baya menjadi cemas dan sakit karena kehilangan sesuatu yang selama ini diberikan oleh agama yang eksis sepanjang zaman kepada para pengikutnya, dan tidak seorang pun dapat sembuh jika tidak mendapatkan kembali pegangan hidupnya, maka dapat dikatakan pula bahwa salah satu cara menghadapi kecemasan adalah dengan mendapatkan kembali pegangan religiusitasnya
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
menunjukkan religiusitas subjek berada pada kategori tinggi dan kecemasan terhadap kematian berada pada kategori rendah. Hal ini berarti semakin tinggi religiusitas maka semakin rendah kecemasan terhadap kematian, begitu juga sebaliknya. Selain itu pada penelitian ini melibatkan subjek setengah baya pula meskipun di tempat yang berbeda.