• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 Lampiran Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi Suran Sendang Sidukun dan Nilai GotongRoyong pada Masyarakat Desa Trajiecamatan Parakanabupaten Temanggung: Kajian AntropologiSosiologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1 Lampiran Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi Suran Sendang Sidukun dan Nilai GotongRoyong pada Masyarakat Desa Trajiecamatan Parakanabupaten Temanggung: Kajian AntropologiSosiologi"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

61

A

M

P

I

R

A

(2)
(3)
(4)

DAFTAR

(5)

Daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber:

1. Apa makna yang terkandung dalam setiap prosesi yang dilakukan dalam

peringatan malam 1 (satu) Sura di Desa Traji ini?

2. Mengapa harus diadakan tradisi upacara peringatan malam 1 (satu) Sura di

sendang Sidukun?

3. Siapa saja yang terlibat dalam prosesi upacara peringatan malam 1 (satu)

Sura di sendang Sidukun?

4. Bagaimana proses jalannya upacara peringatan malam 1 (satu) Sura di

sendang Sidukun dari awal hingga akhir?

5. Apakah tradisi memperingati malam 1 (satu) Sura ini wajib diadakan?, jika

tidak dilakukan apakah ada dampak yang terjadi di Desa Traji ini?

6. Dimana saja biasanya rangkaian proses upacara peringatan malam 1 (satu)

Sura ini digelar?

7. Kapan tradisi upacara Suran sendang Sidukun ini dilakukan?

8. Apa yang unik dan lain dari peringatan malam 1 (satu) Sura di Desa Traji

ini dengan tempat lain?

9. Apa saja sarana yang digunakan dalam peringatan malam 1 (satu) Sura di

Desa Traji?

10.Apa dampak yang ditimbulkan dengan adanya tradisi Suran sendang

(6)

DAFTAR

(7)
(8)

Hasil Focus Group Discussion

Dalam pertemuan ini membahas tentang tradisi Suran sendang Sidukun dan

nilai gotong-royong yang ada di masyarakat Desa Traji, Kecamatan Parakan,

Kabupaten Temanggung yang di sisi lain memuat tentang aspek sosial budaya serta

sebagai identitas lokal Kabupaten Temanggung.

Pendapat Suranto:

Temanggung memiliki peninggalan sejarah dan tradisi kebudayaan yang

cukup banyak, terdiri 20 (dua puluh) Kecamatan dengan demikian

Kabupaten Temanggung secara tidak langsung juga memiliki berbagai

macam peninggalan baik berupa sejarah maupun tradisi kebudayaan yang

sampai sekarang masih hidup di lingkungan masyarakat. Salah satu dari

tradisi kebudayaan yang unik dan sedang dibahas dalam karya tulis ini

adalah tradisi Suran sendang Sidukun dan nilai gotong-royong yang tumbuh

dan berkembang di Desa Traji, Kecamatan Parakan, Temanggung. Hal ini

perlu dilestarikan dan sekaligus dikaitkan dalam hal pendidikan karena

mengandung aspek sosial budaya dan karakter bangsa. Ada beberapa cara

untuk memaknai dan melestarikan tradisi kebudayaan ini, untuk tanggung

jawab dalam proses tersebut harus menjadi tanggung jawab warga

masyarakat pendukungnya baik dari lingkup Desa sampai Kabupaten.

(9)

Hasil Wawancara Kirab Lurah dan Sesaji

(Tradisi Suran Sendang Sidukun dan Nilai Gotong-Royong)

Wawancara dengan Bapak Hadi Waluyo:

Peringatan malam 1 (satu) Sura di Desa Traji merupakan tradisi

menyongsong bulan baru Jawa, sekaligus tahun baru Islam Hijriyah, bulan

Muharram. Tradisi di Desa Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung

ini memang selalu dinanti masyarakat luas, sebab ada yang unik dari tradisi di

tempat itu. Tak sekadar jamasan pusaka atau membawa gunungan berisi hasil

bumi seperti ritual Sura pada umumnya. Namun tradisi Sura di Desa Traji

memiliki keunikan dimana setiap tahun saat peringatan Sura, kepala desa dan

istri didandani layaknya pengantin. Hal ini memiliki makna bahwa kepala desa

adalah sebagai pemimpin, di kalangan masyarakat Jawa pemimpin identik

dengan raja maka sang kepala desa beserta istri harus berpakaian layaknya raja

dengan mengenakan pakaian pengantin adat Jawa gaya Yogyakarta, karena

filosofi warga setempat pakaian raja seperti pakaian pengantin adat Jawa. Yang

nantinya sang kepala desa beserta istri dan para warga masyarakat yang didaulat

berbusana adat Jawa diarak/dikirabkan bersama gunungan hasil bumi dan sesaji

dari balai desa sampai lokasi sendang Sidukun sejauh 500 m dimana prosesi

upacara Suran tersebut berlangsung.

(10)

Hasil Wawancara Waktu Pelaksanaan Kirab Lurah dan Sesaji

(Tradisi Suran Sendang Sidukun dan Nilai Gotong-Royong)

Wawancara dengan Bapak Suari:

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan maka dapat diketahui

bahwa pelaksanaan tradisi Suran sendang Sidukun di Desa Traji, Kecamatan

Parakan, Kabupaten Temanggung 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun yaitu

dimulai dari tanggal 1 (satu) hari Sabtu Wage (Pasaran Jawa) hingga 3 (tiga) hari

kedepan pada tahun baru Hijriyah bulan Muharram dalam kalender Islam, bulan

Sura dalam kalender Jawa, di tahun 2016 jatuh pada bulan Oktober pada

kalender Masehi. Di samping bulan ini sudah sebagai ketentuan dalam

pelaksanaan upacara tradisi Suran sendang Sidukun tahun 2016, bulan Oktober

ini juga dimana bulan ketika warga masyarakat Desa Traji yang mayoritas

bermata pencaharian sebagai petani sedang mengalami fase panen tembakau,

sehingga acara tradisi Suran sendang Sidukun ini sekaligus digunakan oleh

warga masyarakat Desa Traji untuk menghaturkan terima kasih atas hasil panen

tembakaunya kepada Sang Maha Pemberi.

(11)

Hasil Wawancara Tirakatan dan Pementasan Wayang Kulit

(Tradisi Suran Sendang Sidukun dan Nilai Gotong-Royong)

Wawancara dengan Bapak Sulasmono:

Tirakatan dalam pandangan orang Jawa, bulan Sura adalah bulan yang

penuh keprihatinan. Pergantian tahun baru Jawa dianggap masa gawat dan

genting. Oleh karena itu cara menghadapinya juga dilakukan dengan berbagai

macam laku ritual dan berlangsung di tempat tertentu yang dianggap akan

memberi berkah atau tuah. Malam 1 (satu) Sura oleh masyarakat Jawa diyakini

sebagai waktu yang tepat untuk menjalankan laku ritual agar dalam hidupnya

mendapat keselamatan. Ketidakpastian hidup merupakan dasar pertimbangan

manusia untuk senantiasa mawas diri dan seraya memohon perlindungan atau

pertolongan kepada Sang Pencipta melalui caranya sendiri-sendiri yang bersifat

spiritual. Laku spiritual, yaitu berupa kegiatan tirakatan, dilakukan secara

individu atau secara kelompok masal seperti yang dilakukan di balai desa Traji.

Selanjutnya pada hari Minggu Kliwon (pasaran Jawa) tanggal 2 (dua)

Oktober 2016 harus diadakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan

lakon yang telah disepakati bersama, kebetulan pada peringatan Suran sendang

Sidukun tanggal 1 (satu) Oktober tahun 2016 mengusung lakon “banjaran”, lakon banjaran dipilih karena ada keterkaitan nilai spiritual satu Sura dengan

laku prihatin, tradisi upacara, dan mawas diri guna mencapai keseimbangan

hidup mikro kosmos dan makro kosmos.

(12)

SURAT

(13)
(14)
(15)

1. Gambar Prosesi Gotong-Royong Pra Pelaksanaan Tradisi Suran Sendang

(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini diperkuat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa sebagaimana

1) Pengaturan rahasia bank dalam sistem hukum perbankan nasional masih perlu disempurnakan,walaupun didalam pasal 1 angka (28) Undang- undang Nomor 7 tahun

Dem ikian disam paikan unt uk diket ahui, at as perhat ian diucapkan t er im a

Untuk mengurangi cacad produksi sekaligus meningkatkan efektivitas produksi maka perlu penerapan "Total Productive Maintenance" karena TPM adalah sistem perawatan

Diantara cara tersebut yang perlu diperhatikan adalah geometri pahat, sebab ada bagian dari geometri pahat itu yang boleh diubah-ubah sehingga hasil dari

Pemeriksaan Objek-Objek Perijinan Laporan Meningkatnya Sistem, Mekanisme dan Kualitas Pelayanan Perijinan Terpadu dan Terintegrasi Meningkatkan Sistem, Mekanisme dan Kualitas

Berdasarkan data yang telah dianalisis secara deskriptif terlihat bahwa hasil belajar siswa pada setiap siklus berbeda-beda setelah diterapkan metode diskusi kelas dengan

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas