• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kacang Asin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kacang Asin"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1. Kacang Asin

Kacang Asin Kacang asin merupakan produk olahan kacang tanah yang cukup populer dan digemari masyarakat. Produk ini biasanya dikonsumsi sebagai makanan ringan/selingan. Adapun cara pengolahannya disajikan pada Gambar 1. Pada pengolahan kacang asin perlu diperhatikan proses pemanggangannya dalam oven (dapat menggunakan oven berbahan bakar arang) agar diperoleh kacang asin yang tingkat kematangannya baik dan seragam. Untuk itu, digunakan suhu 60oC selama 2–3 hari dan setiap 6 jam sekali harus dibalik untuk meratakan panasnya.

Gamb ar 1. Diagram Alir Pembuatan kacang Asin

2. Kacang Tanah Lemak dan Kalori Rendah (KTLKR)

Pada pengolahan ini, selain dihasilkan kacang tanah lemak rendah, juga diperoleh hasil samping berupa minyak kacang. Ada tiga tahapan penting dalam pengolahan KTLKR, yakni

(2)

pengembalian biji ke bentuk semula dilakukan dengan perendaman air/bumbu,. 3).pengeringan atau penggorengan .

Dari ketgia tahap tersebut pengolahan yang dilakukan akan terjamin .Proses pengepresan biji pada pembuatan KTLKR menurunkan kandungan lemak dari 50,0% menjadi 31,2% dan energi dari 445,2 Kal menjadi 311,4 Kal, sedangkan protein meningkat dari 21,4% menjadi 37,4%. Demikian pula nilai cerna proteinnya(NPU=Net Protein Utilization) meningkat dari 93,0% menjadi 94,6%.Varietas-varietas kacang tanah yang sesuai untuk pengolahan KTLKR adalah Tupai, Gajah, Rusa, Pelanduk, dan Kijang, sedangkan Kelinci kurang sesuai karena bijinya relatif lebih mudah pecah pada saat proses pengepresan (Santosa 1996).

(3)

Gambar 2. Kacang Tanah Lemak dan Kalori Rendah (KTLKR).

3. Minyak Kacang Tanah.

(4)

Gambar 3. Proses Pembuatan Minyak Kacang Tanah.  Press Expeller

Biji kacang tanah (kadar air 6%) dihancurkan dan dimasukkan secara kontinyu dalam press expeller, yang terdiri dari silinder yang kokoh dengan tepi yang meruncing menyerupai gilingan daging. Di dalam silinder terdapat saringan yang berlubang banyak. Hancuran kacang tanah ditekan ke arah bagian ujung yang meruncing. Adanya gesekan dan tekanan menyebabkan panas dan minyak terekstrak keluar. Minyak kasar keluar melalui lubang-lubang saringan dan ditampung dalam ruangan expeller, selanjutnya dimurnikan.

 Ekstraksi dengan Pelarut

Pembuatan minyak kacang tanah dengan cara ekstrasi dengan pelarut memberikan hasil yang tinggi dan mutu yang baik namun memerlukan peralatan khusus dan biaya yang relatif mahal, sehingga dinilai kurang ekonomis. Pemurnian Minyak kacang tanah hasil pengepresan masih berupa minyak kasar, sehingga perlu dilakukan pemurnian.

 Permurnian

(5)

melalui proses pemanasan dalam keadaan vakum. Endapan yang terjadi akibat penggunaan alkali dapat dipisahkan dengan cara sentrifugasi kecepatan tinggi. Pemurnian minyak kasar hasil ekstraksi dengan pelarut bertujuan untuk menghilangkan asam lemak, warna dan aroma yang tidak dikehendaki. Residu dari proses pengepresan baik cara hidrolik maupun ”expeller” digiling dan dimanfaatkan sebagai suplementasi protein yang bermutu dalam ransum ternak. Sedangkan residu dari proses ekstraksi dengan pelarut (solvent) setelah ditepung dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan (Woodroof 1983).

4. Pasta Kacang Tanah (Peanut Butter)

Pasta kacang tanah umumnya digunakan sebagai pengoles/selai pada roti tawar dan bahan pengisi/campuran untuk produk rerotian, terutama kue kering dan kue basah. Proses penyangraian sebagai tahap awal pengolahan sangat penting karena akan berpengaruh pada warna produk yang dihasilkan. Pada penyang raian, kadar thiamin menurun sejalan dengan perubahan warna biji, yakni sedikit coklat (tinggal 20% dari kadar thiamin awal), coklat muda (14%), coklat (10%) dan coklat tua (3%) Setelah disangrai, biji kacang tanah tersebut harus segera didinginkan agar tidak lewat matang dan tingkat penyangraiannya homogen. Penambahanbahan pemanis, pengemulsi, dan lain-lain jumlahnya maksimum 10% (Santosa et al. 1993).

(6)

5. Tahu Kacang Tanah

Tahu berasal dari China dan merupakan salah satu bagian hidangan makanan seharihari masyarakat Indonesia. Tahu tidak hanya dibuat dari kedelai, tetapi juga dapat dibuat dari kacang tanah yang telah dikurangi lemaknya (KTLKR). Dalam usaha diversifikasi pangan dan pemanfaatan kacang tanah lemak dan kalori rendah (KTLKR) atau bungkil kacang tanah dari industri minyak kacang tanah, dapat digunakan sebagai bahan baku tahu.

Gambar 5. Proses pembuatan Tahu Kacang Tanah

Ekstraksi dan pengendapan protein dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: pH, suhu, waktu dan nisbah bahan dengan pelarut. Protein kacang tanah terdiri atas campuran macam-macam protein dan enzim. Pada umumnya protein kacang tanah mudah diekstraks atau mudah larut. Pengolahan KTLKR menjadi tahu menghasilkan produk dengan kriteria sebagai berikut:

1. Warna tahu yang dihasilkan agak kemerah-merahan karena kulit ari ikut teresktrak, sehingga untuk meningkatkan kenampakan tahu perlu dipisahkan kulit ari setelah pengepresan.

(7)

teknik pengolahan untuk menghilangkan aroma dan rasa yang tidak disukai sejalan dengan kadar minyak yang dihasilkan.

3. Kepadatan tahu relatif kurang kompak, namun demikian tahu kacang tanah ini relatif cocok untuk campuran sayur dalam bentuk partikel-partikel tahu di dalam sop.

4. Tekstur atau kekerasan tahu kacang tanah relatif lebih lunak daripada tahu kedelai.

Biji kacang tanah mempunyai kekurangan asam amino esensial metionin, isoleusin dan lisin. Protein kacang tanah merupakan protein globulin yang terdiri atas arachin dan conarachin. Arachin dianggap sebagai fraksi yang homogen, sedangkan con-arachin merupakan fraksi yang heterogen. Biji kacang tanah mengandung 9,1% kadar N-nya, 8,74% terdiri atas fraksi albumin, glutelin dan globulin ( Adnan, 1980).

6. Tepung Kacang Tanah

(8)

menit sehingga diperoleh kacang tanah dengan citarasa tawar. Kemudian dikeringkan dengan alat penggering sampai kadar air aman disimpan (<12%), selanjutnya digiling hingga menjadi tepung (Santosa,1996).

Gambar 6. Proses pembuatan Tepung Kacang Tanah

7. Kue Kering (cookies) Kacang Tanah

(9)

atas tepung kacang tanah lemak rendah, tepung ubikayu, dan tepung garut dengan perbandingan 2:2:1 menghasilkan kue kering yang paling

disukai panelis. Tepung komposit ini mengandung 29,4% protein, 25,6% lemak, dan 34,4% karbohidrat. Tepung garut digunakan agar tekstur kue kering yang dihasilkan lembut dan renyah Bila tepung garut sulit diperoleh, dapat digunakan tepung tapioka atau maizena (Santosa et al. 1993).

Gambar 7. Proses Pengolahan kue kering

Dapus

Santosa, B.A.S. 1996. Pemanfaatan dan pengembangan produk kacang tanah lemak rendah untuk menunjang agroindustri pedesaan. Prosiding Seminar Apresiasi Hasil Penelitian Balai Penelitian Padi. Buku II. Balitpa Sukamandi. hlm. 231

Santosa, B.A.S. 1991. Evaluasi produk cair kental manis kacang tanah. Bul. Pertanian (10)1:22.

(10)

Adnan, M. 1980. Lipid Properties and Stability of Partially Defatted Peanuts. Ph.D. Thesis Univ. of Illinois Urbana Champaign. USA.

Sudjadi M. dan Y. Supriati. 2001. Perbaikan teknologi produksi kacang tanah di Indonesia. Buletin AgroBio 4(2):62–68.

Gambar

Gambar 3. Proses Pembuatan Minyak Kacang Tanah.
Gambar 5. Proses pembuatan  Tahu Kacang Tanah
Gambar 6. Proses pembuatan  Tepung Kacang Tanah
Gambar 7. Proses Pengolahan kue kering

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

(1990) pakan ternak yang bermanfaat sebagai sumber energi adalah semua bahan pakan ternak yang kandungan protein kasarnya kurang dari 20% dengan konsentrasi serat

Kadar protein total tempe kacang tolo tertinggi diperoleh dari jenis kacang tolo impor yang digiling basah dengan usar daun, sedangkan terendah dierpoleh dari jenis kacang tolo

Daya dukung jerami kacang tanah sebagai sumber pakan ternak ruminansia di Sulawesi Selatan berdasarkan bahan kering, protein kasar dan total digestible.. nutrient seperti

Pengaruh protein atau rasio energi protein akan lebih besar pada ternak ruminansia dan non ruminansia yang sedang tumbuh dengan cepat, terutama pada pakan

Limbah pertanian yang dihasilkan dari sisa panen dan kotoran ternak masih dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, seperti pemanfaatan sebagai pakan ternak, pemulsaan,

Dapat diketahui dari komposisi kimia pakan per perlakuan, rata-rata kandungan protein kasar sebesar 15,22% lebih tinggi dari pakan komposisi hijauan beragam dengan

Asam amino yang diserap dari saluran pencernaan ternak ruminansia berasal dari protein pakan yang lolos dari degradasi di dalam rumen dan protein mikroba. Laju degradasi pakan di

Dari penelitian Deteksi Cepat Residu Pestisida Pentachlorophenol (PCP) pada Pakan dan Produk Ternak dalam rangka Menjamin Keamanan Pangan, berdasarkan hasil analisis sampel pakan