• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Tingkat Akurasi Antara Intraventricular Hemorrhage Score (IVH SCORE IVHS), Modified Graeb Score (mGS), dan LeRoux Score Untuk Menilai Outcome Stroke Hemoragik Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Tingkat Akurasi Antara Intraventricular Hemorrhage Score (IVH SCORE IVHS), Modified Graeb Score (mGS), dan LeRoux Score Untuk Menilai Outcome Stroke Hemoragik Chapter III V"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. TEMPAT DAN WAKTU

Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan dari tanggal 13 Februari 2015 sampai dengan 01 April 2016.

III.2. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian diambil dari populasi pasien rumah sakit. Penentuan subjek penelitian dilakukan menurut metode sampling non random secara konsekutif.

III.2.1. Populasi Sasaran

Semua penderita stroke hemoragik yang ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis, dan Head CT Scan.

III.2.2. Populasi Terjangkau

Semua penderita stroke hemoragik yang dirawat di ruang rawat inap terpadu (Rindu) A4 Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan.

III.2.3. Besar Sampel

Besar sampel dihitung menurut rumus : (Dahlan, 2009) N = Zα 2 sen (1-sen)

d 2 P

Dimana :

N = Besar sampel

(2)

d = Presisi penelitian, ditetapkan oleh peneliti = 20% = 0,2

Zα = Deviat baku alpha ditetapkan sebesar 5% →Zα = 1,96

P = Prevalensi penyakit stroke hemoragik (ICH spontan) dengan IVH = 51% = 0,51 (Hwang dkk, 2011)

Sehingga : N = 1,962 x 0,729 x (1- 0,729) 0,22 x 0,51

Dibutuhkan sampel minimal 37 pasien. III.2.4. Kriteria Inklusi

1. Semua penderita stroke hemoragik dengan perdarahan intraventrikular baik perdarahan intraventrikular primer maupun sekunder yang telah ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan neurologis, dan pemeriksaan Head CT scan.

2. Memberikan persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian ini. III.2.5. Kriteria Eksklusi

1. Semua penderita stroke hemoragik yang tidak ditemukan pendarahan intraventrikular.

2. Semua penderita perdarahan intraventrikular yang disebabkan oleh traumatik, tumor, dan infark yang transformasi ke hemoragik.

III.3. BATASAN OPERASIONAL

3.1. Stroke perdarahan adalah disfungsi neurologis yang berkembang cepat, yang disebabkan oleh kumpulan darah setempat pada parenkim otak atau sistem ventrikular yang tidak disebabkan oleh trauma (Sacco dkk, 2013).

(3)

menyebabkan terbentuknya hidrosefalus obstruksi pada banyak pasien. Perdarahan intraventrikular dapat dibagi menjadi primer atau sekunder. Perdarahan intraventrikular primer ditujukan untuk dominan ditemukannya darah pada ventrikel, dengan sedikit darah pada beberapa parenkim. Perdarahan intraventrikular sekunder ditujukan untuk adanya perdarahan besar pada komponen ekstraventrikular (misalnya parenkim, atau subaraknoid) dengan perluasan sekunder menuju ventrikel (Gaillard dkk, 2005 ).

3.3. Intraventricular Hemorrhage Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score merupakan sistem skoring yang digunakan untuk menilai keparahan IVH (Hwang dkk, 2011) (Morgan dkk, 2013).

3.4. Outcome adalah keadaan penderita pada akhir pengobatan atau akhir dari proses penyakit, termasuk derajat perbaikan maupun kebutuhan akan terapi berkelanjutan, pengobatan, dukungan, dan edukasi. Outcome pada studi ini dinilai dengan Modified Rankin Scale (mRS) pada saat pulang atau keluar dari Rumah Sakit (meninggal). Bila nilai mRS 1-3, dikelompokkan sebagai outcome baik sedangkan nilai mRS 4-6, dikelompokkan sebagai outcome jelek (Painthakar & Dabhi, 2003). Pada penelitian ini menggunakan penilaian Modified Rankin Scale (mRS) yang dikategorikan dalam 2 kelompok, yaitu : nilai mRS ≤ 3 (outcome baik) dan nilai mRS > 3 (outcome buruk).

(4)

3.6. Akurasi adalah proporsi dari hasil yang pasti, baik yang pasti positif (true positive) atau pasti negatif (true negative), dalam suatu populasi (Zhu dkk, 2010).

3.7. Kurva Receiver Operating Characteristic (ROC) adalah kurva yang dihasilkan dari tarik ulur antara sensitivitas dan spesifisitas pada berbagai titik potong. Dari prosedur ROC ini, kita akan mendapatkan nilai Area Under Curve (AUC). Secara statistik, interprestasi nilai AUC adalah dengan mengklasifikasikan kekuatan nilai diagnostik menjadi sangat lemah, lemah, sedang, baik, dan sangat baik (Dahlan, 2009).

Tabel 5. Hubungan antara AUC (Area Under Curve) pada ROC dan akurasi

diagnostik

AUC Diagnostic Accuracy

0,9 – 1,0 Excellent

0,8 – 0,9 Very good

0,7 – 0,8 Good

0,6 – 0,7 Sufficient

0,5 – 0,6 Bad

< 0,5 Test not useful

Dikutip dari : Simundic, A.M. Measures of diagnostic accuracy: basic definitions. Avalaible at : http//www.ifcc.org/ Measures of diagnostic accuracy: basic definitions/190404200805.pdf (Cited at : 29 Maret 2016)

III.4. RANCANGAN PENELITIAN

(5)

III.5. PELAKSANAAN PENELITIAN

III. 5.1. Instrumen Penelitian

5.1.1.Intraventricular Hemorrhage Score dengan skala 0 – 23. 5.1.2. Modified Graeb Score dengan skala 0 - 32.

5.1.3. LeRoux Score dengan skala 0 - 16.

5.1.4. Computed Tomography (CT) Scan yang digunakan adalah X - Ray CT System, merek Hitachi seri W 450. 5.1.5. Modified Rankin Scale dengan skala 0 – 6.

III. 5.2. Pengambilan Sampel

(6)

sistem skoring IVH Score yang dapat memperkirakan volume IVH secara mudah dan cepat yang akan dinilai oleh peneliti.

III. 5.3. Kerangka Operasional

PENDERITA STROKE HEMORAGIK

ANAMNESIS, PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN NEUROLOGIS, DAN HEAD CT - SCAN

KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI

MODIFIED IVH SCORE LeRoux Score

GRAEB SCORE

Modified Rankin Scale (mRS)

ANALISA DATA

HASIL

(7)

III.5.4. Variabel yang diamati

 Variabel bebas = Intraventricular Hemorrhage Score (IVH Score / IVHS), Modified Graeb Score (mGS), dan LeRoux Score

 Variabel terikat = Outcome Stroke Hemoragik

III.5.5. Analisa Statistik

Data hasil penelitian akan dianalisa secara statistik dengan bantuan program komputer Windows SPSS (Statistical Product and Science Service). Analisis dan penyajian data dilakukan sebagai berikut :

5.5.1. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik demografi pasien stroke hemoragik.

5.5.2. Untuk mengetahui perbandingan tingkat akurasi antara IVH Score, Modified Graeb Score dan LeRoux Score untuk menilai outcome stroke hemoragik digunakan uji diagnostik.

5.5.3. Untuk mengetahui nilai sensitivitas, spesifisitas, AUC, NDP, NDN, RKP, dan RKN pada IVH Score dalam menilai outcome stroke hemoragik digunakan uji diagnostik.

5.5.4. Untuk mengetahui nilai sensitivitas, spesifisitas, AUC, NDP, NDN, RKP, dan RKN pada Modified Graeb Score dalam menilai outcome stroke hemoragik digunakan uji diagnostik.

5.5.5. Untuk mengetahui nilai sensitivitas, spesifisitas, AUC, NDP, NDN, RKP, dan RKN pada LeRoux Score dalam menilai outcome stroke hemoragik digunakan uji diagnostik.

(8)

III.5.6. Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 13 Februari 2015 sampai dengan 01 April 2016.

 Persiapan : 18 Oktober 2014 s/d 11 Februari 2015  Pengumpulan data : 13 Februari 2015 s/d 01 April 2016  Analisis data : 01 April 2016 s/d 06 April 2016  Penyusunan laporan : 01 April 2016 s/d 11 April 2016  Penyajian laporan : 12 April 2016

III.5.7. Biaya Penelitian

Biaya pencetakan lembaran pengumpulan data = Rp 1.000.000 Biaya Head CT Scan (1x Head CT Scan = Rp.600.000 )

= 49 x Rp. 600.000 = Rp. 29.400.000 Biaya penulisan laporan penelitian = Rp 900.000 +

Jumlah = Rp 31.300.000

III.5.8.Personalia penelitian

Peneliti : dr.Luwinda Avitha Sari Harahap Pembimbing I : dr.Rusli Dhanu,Sp.S (K)

(9)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. HASIL PENELITIAN

IV.1.1 Karakteristik demografi subjek penelitian

Dari keseluruhan pasien yang menderita stroke hemoragik yang dirawat di ruang rawat inap terpadu (Rindu) A4 Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan dari tanggal 13 Februari 2015 s/d 01 April 2016, terdapat 49 orang subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi sehingga diikutsertakan dalam penelitian.

Dari 49 orang subjek penelitian yang dianalisa terdiri dari 23 orang laki-laki (46,9%) dan 26 orang perempuan (53,1%). Usia subjek terbanyak `pada kelompok kategori usia 61 - 70 tahun yang berjumlah 17 orang (34,7%). Subjek berasal dari suku yang berbeda dengan suku terbanyak adalah suku batak sebanyak 21 orang (42,9%).

(10)

Tabel 6. Karakteristik demografi subjek penelitian

(11)

Tabel 7. Data subjek penelitian saat dirawat inap di RSUP HAM

Karakteristik Sampel N (49) %

Vital Sign Saat Masuk RSUP HAM :

Glascow Coma Scale (GCS), mean±SD

Tekanan Darah Sistolik (TDS),

mean±SD

Tekanan Darah Diastolik (TDD),

mean±SD

Volume perdarahan di Brainstem (Pons), mean(ml) ±SD

Volume perdarahan di Brainstem (Mesencephalon), mean(ml) ±SD

Volume perdarahan di Cerebellum,

mean(ml)±SD

(12)

Gambar 11. Diagram jenis kelamin subjek penelitian

Gambar 12. Diagram lokasi perdarahan yang dijumpai pada subjek penelitian

(13)

IV.1.2 Distribusi outcome stroke hemoragik pada subjek penelitian

Subjek penelitian ini dibagi atas dua kelompok berdasarkan outcome stroke hemoragik yang dinilai dengan Modified Rankin Scale (mRS). Dua kelompok subjek penelitian ini terdiri dari kelompok pertama dengan outcome baik (nilai mRS ≤ 3) dan kelompok kedua dengan outcome buruk (nilai mRS >3). Kelompok outcome buruk pada penelitian ini memiliki jumlah subjek penelitian yang paling banyak dibandingkan dengan kelompok outcome baik.

Pada penelitian ini, kelompok outcome baik memiliki jumlah subjek terbanyak adalah perempuan sebanyak 5 orang (10,2%). Dan kelompok outcome buruk memiliki jumlah subjek terbanyak adalah laki – laki yang berjumlah 22 orang (44,9%). Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Fisher menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan outcome stroke hemoragik (p=0,194).

Berdasarkan hasil penelitian ini, dijumpai pada kelompok outcome baik memiliki jumlah subjek yang terbanyak pada kelompok usia 51- 60 tahun sebanyak 3 orang (6,1%). Kelompok outcome buruk memiliki subjek terbanyak pada kelompok usia 61 - 70 tahun sebanyak 16 orang (32,7%). Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan outcome stroke hemoragik (p = 0,325).

Suku terbanyak pada kelompok outcome baik dan buruk adalah Batak dengan jumlah masing – masing sebanyak 3 orang (6,1%) dan 18 orang (36,7%). Analisa statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara suku dengan outcome stroke hemoragik (p=0,999).

(14)

menggunakan uji Kolmogorov - Smirnov menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan outcome stroke hemoragik (p = 0,632). Pendidikan pada subjek kelompok outcome baik yang terbanyak adalah SMP dengan jumlah 3 orang (6,1%). Sedangkan pada kelompok outcome buruk memiliki pendidikan terbanyak adalah SMA sebanyak 22 orang (44,9%). Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan outcome stroke hemoragik (p = 0,325).

Status pernikahan paling banyak pada kelompok outcome baik dan outcome buruk adalah menikah dengan jumlah masing – masing sebanyak 5 orang (10,2%) dan 38 orang (77,6%). Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara status pernikahan dengan outcome stroke hemoragik (p=1,000). Faktor risiko stroke yang paling banyak pada kelompok outcome baik dan outcome buruk adalah hipertensi dengan jumlah masing – masing sebanyak 5 orang (10,2%) dan 35 orang (71,4%). Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Fisher menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara faktor risiko stroke dengan outcome stroke hemoragik (p>0,05).

Rerata Glascow Coma Scale (GCS) pada kelompok outcome baik lebih tinggi daripada kelompok outcome buruk. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji t tidak berpasangan (Independent Sample T-Test) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata GCS yang bermakna antara kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk pada stroke hemoragik (p = 0,000).

Rerata tekanan darah sistolik (TDS) pada kelompok outcome baik lebih

(15)

dengan menggunakan Uji t tidak berpasangan (Independent Sample T-Test) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata tekanan darah sistolik yang bermakna antara kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk pada stroke hemoragik (p = 0,620).

(16)

Tabel 8. Distribusi outcome stroke hemoragik berdasarkan karakteristik

(17)

Tabel 9. Distribusi outcome stroke hemoragik berdasarkan data subjek penelitian saat dirawat inap di RSUP HAM

Karakteristik Sampel

Tekanan Darah Sistolik (TDS), mean±SD

(18)

dibandingkan dengan ventrikel III dan IV. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Fisher menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara lokasi perdarahan IVH di ventrikel lateralis kanan / kiri dan ventrikel III / IV dengan outcome stroke hemoragik (p>0,05). Hidrosefalus paling banyak dijumpai pada kelompok outcome buruk daripada kelompok outcome baik. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Fisher menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara hidrosefalus dengan outcome stroke hemoragik (p = 0,049)

Rerata volume ICH lebih rendah pada kelompok outcome baik dibandingkan dengan kelompok outcome buruk. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Mann - Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata volume ICH yang bermakna antara kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk pada stroke hemoragik (p = 0,111). Rerata volume IVH lebih tinggi pada kelompok outcome buruk dibandingkan dengan kelompok outcome baik. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Mann -Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata volume IVH yang bermakna antara kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk pada stroke hemoragik (p = 0,277)

Rerata volume perdarahan di lokasi lain (Brainstem dan Cerebellum) lebih tinggi pada kelompok outcome buruk dibandingkan dengan kelompok outcome baik. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Mann - Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata volume perdarahan di lokasi lain (Brainstem dan Cerebellum) yang bermakna antara kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk pada stroke hemoragik (p > 0,05).

(19)

banyak dilakukan EVD daripada kelompok outcome baik. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Fisher menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara External Ventricular Drainage (EVD) dengan outcome stroke hemoragik (p = 1,000)

IV.1.3. Intraventricular Hemorrhage Score

IV.1.3.1. Kurva Sensitivitas dan Spesifisitas IVH Score

Berdasarkan hasil uji diagnostik yang dipakai pada penelitian ini, didapatkan nilai sensitivitas dan spesifisitas pada berbagai macam titik potong nilai skor pada IVH Score yang dapat digambarkan dalam bentuk kurva yang diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel.

Gambar 14. Kurva sensitivitas dan spesifisitas IVH Score untuk menilai atau

memprediksioutcome buruk pada stroke hemoragik

IV.1.3.2. Nilai Sensitivitas dan Spesifisitas serta Titik Potong Optimal

(Optimal Cut Off Point) pada IVH Score untuk Menilai atau Memprediksi

Outcome Buruk pada Stroke Hemoragik

(20)

Titik potong optimal yang terlihat pada kurva sensitivitas dan spesifisitas IVH Score pada stroke hemoragik berada diantara daerah titik nomor 8 dan 9 (yang terlihat pada gambar no.15).

Gambar 15. Titik potong optimal pada kurva sensitivitas dan spesifisitas IVH Score

sebagai prediktor outcome buruk pada stroke hemoragik

Titik nomor 8 memiliki titik potong nilai skor pada IVH Score adalah ≥ 9,5 dengan nilai sensitivitas 72,1% dan spesifisitas 66,7%. Titik nomor 9 memiliki titik potong nilai skor pada IVH Score adalah ≥10,5 dengan nilai sensitivitas 67,4% dan spesifisitas 83,3%. Nilai sensitivitas dan spesifisitas pada berbagai titik potong nilai skor untuk IVH Score dapat dilihat pada lampiran 13.

(21)

Nilai sensitivitas dan spesifisitas IVH Score untuk memprediksi outcome buruk pada stroke hemoragik adalah 72,1% dan 66,7% dengan titik potong optimal berada pada nilai skor ≥ 9,5.

IV.1.3.3. Nilai AUC untuk IVH Score

Berdasarkan hasil analisa uji diagnostik yang menggunakan kurva ROC didapati nilai AUC untuk IVH Score adalah 0,797 (95% CI : 0,655 – 0,938).

IV.1.3.4. Tingkat Akurasi Diagnostik untuk IVH Score dalam Menilai atau

Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik

Pada penelitian ini diperoleh nilai AUC untuk IVH Score sebesar 0,797 dengan nilai sensitivitas IVH Score sebesar 72,1% dan nilai spesifisitas IVH Score sebesar 66,7%. Berdasarkan nilai AUC untuk IVH Score didapati sebesar 0,797 yang berarti bahwa secara statistik ditemukan kekuatan nilai diagnostiknya tergolong baik (P value = 0,020).

Tabel 10. Hasil Penelitian Diagnostik untuk IVH Score dalam Menilai atau

MemprediksiOutcome Stroke Hemoragik

Outcome Stroke Hemoragik

Total Outcome

Baik

Outcome Buruk

IVH Score Skor < 9,5 4 12 16

Skor ≥ 9,5 2 31 33

Total 6 43 49

Berdasarkan analisa uji diagnostik pada tabel 10 didapati nilai :  Akurasi = (a + d ) : N = (4 + 31) : 49 = 0,71

 NDP = a : (a+b) = 4 : (4+12) = 4 : 16 = 0,25  NDN = d : (c+d) = 31: (2+31) = 31: 33 = 0,94

(22)

IV.1.3.5. Kurva ROC untuk IVH Score

Gambar 16. Kurva ROC untuk IVH Score dalam menilai atau memprediksi outcome

buruk pada stroke hemoragik

IV.1.4. Modified Graeb Score

IV.1.4.1. Kurva Sensitivitas dan Spesifisitas Modified Graeb Score

Berdasarkan hasil uji diagnostik yang dipakai pada penelitian ini, didapatkan nilai sensitivitas dan spesifisitas pada berbagai macam titik potong nilai skor pada Modified Graeb Score yang dapat digambarkan dalam bentuk kurva yang diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel.

Gambar 17. Kurva sensitivitas dan spesifisitas Modified Graeb Score dalam

(23)

IV.1.4.3. Nilai Sensitivitas dan Spesifisitas serta Titik Potong Optimal

(Optimal Cut Off Point) pada Modified Graeb Score untuk menilai atau

memprediksioutcome buruk pada stroke hemoragik

Titik potong optimal pada kurva sensitivitas dan spesifisitas Modified Graeb Score sebagai prediktor outcome buruk pada stroke hemoragik berada pada titik nomor 7 dan 8 (gambar no 18).

Gambar 18. Titik potong optimal pada kurva sensitivitas dan spesifisitas Modified

Graeb Score sebagai prediktor outcome buruk pada stroke hemoragik

Titik nomor 7 memiliki nilai titik potong bernilai ≥ 8,5 dengan nilai sensitivitas 69,8% dan spesifisitas 50%. Titik nomor 8 memiliki nilai titik potong bernilai ≥ 9,5 dengan nilai sensitivitas 62,8% dan spesifisitas 66,7%. Nilai

(24)

mengalami outcome buruk. Sedangkan pasien stroke hemoragik yang mempunyai nilai Modified Graeb Score < 8,5 dapat diprediksikan akan mengalami outcome baik.

Nilai sensitivitas dan spesifisitas Modified Graeb Score untuk memprediksi outcome buruk pada stroke hemoragik adalah 69,8% dan 50% dengan titik potong optimal berada pada nilai skor ≥ 8,5.

IV.1.3.3. Nilai AUC untuk Modified Graeb Score

Berdasarkan hasil analisa uji diagnostik yang menggunakan kurva ROC didapati nilai AUC untuk Modified Graeb Score adalah 0,703 (95% CI : 0,550 – 0,857).

IV.1.3.4. Tingkat Akurasi Diagnostik untuk Modified Graeb Score dalam

Menilai atau Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik

Pada penelitian ini diperoleh nilai AUC untuk Modified Graeb Score sebesar 0,703 dengan nilai sensitivitas Modified Graeb Score sebesar 69,8% dan nilai spesifisitas Modified Graeb Score sebesar 50%. Berdasarkan nilai AUC untuk Modified Graeb Score didapati sebesar 0,703 yang berarti bahwa secara statistik ditemukan kekuatan nilai diagnostiknya tergolong sedang (P value = 0,039).

Tabel 11. Hasil Penelitian Diagnostik untuk Modified Graeb Score dalam

Menilai atau Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik

Outcome Stroke Hemoragik

Total Outcome

Baik

Outcome Buruk

Mgs Skor < 8,5 4 13 17

Skor ≥ 8,5 2 30 32

Total 6 43 49

(25)

 NDP = a : (a+b) = 4 : (4+13) = 4 : 17 = 0,23  NDN = d : (c+d) = 30: (2+30) = 30 : 32 = 0,93

 RKP = sensitivitas : (1- spesifisitas) = 0,698 : (1- 0,5) = 1,39  RKN = (1- sensitivitas) : spesifisitas = (1- 0,698): 0,5 = 0,60

IV.1.4.5. Kurva ROC untuk Modified Graeb Score

Gambar 19. Kurva ROC untuk Modified Graeb Score dalam menilai atau

memprediksi outcome buruk pada stroke hemoragik

IV.1.5. LeRoux Score

IV.1.5.1. Kurva Sensitivitas dan Spesifisitas LeRoux Score

(26)

Gambar 20. Kurva sensitivitas dan spesifisitas LeRoux Score dalam menilai atau

memprediksi outcome buruk pada stroke hemoragik

IV.1.5.2. Nilai Sensitivitas dan Spesifisitas serta Titik Potong Optimal

(Optimal Cut Off Point) pada LeRoux Score untuk Menilai atau Memprediksi

Outcome Buruk pada Stroke Hemoragik

Titik potong optimal pada kurva sensitivitas dan spesifisitas LeRoux Score sebagai prediktor outcome buruk pada stroke hemoragik berada pada titik nomor 5 dan 6 (gambar no 21).

Gambar 21. Titik potong optimal pada kurva sensitivitas dan spesifisitas LeRoux

Score sebagai prediktor outcome buruk pada stroke hemoragik

Titik nomor 5 memiliki nilai titik potong bernilai ≥ 5,5 dengan nilai sensitivitas 65,1% dan spesifisitas 50%. Titik nomor 6 memiliki nilai titik potong bernilai ≥ 6,5 dengan nilai sensitivitas 51,2% dan spesifisitas 83,3%. Nilai

(27)

Score dapat dilihat pada lampiran 13. Karena pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai akurasi diagnostik maka yang dipakai adalah yang memiliki nilai sensitivitas yang paling tinggi. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa titik potong optimal untuk LeRoux Score sebagai prediktor outcome buruk pada stroke hemoragik adalah ≥ 5,5. Hal ini berarti pasien stroke hemoragik yang mempunyai nilai LeRoux Score ≥ 5,5 dapat diprediksikan akan mengalami outcome buruk. Sedangkan pasien stroke hemoragik yang mempunyai nilai LeRoux Score < 5,5 dapat diprediksikan akan mengalami outcome baik.

Nilai sensitivitas dan spesifisitas LeRoux Score untuk memprediksi outcome buruk pada stroke hemoragik adalah 65,1% dan 50% dengan titik potong optimal berada pada nilai skor ≥ 5,5.

IV.1.5.3. Nilai AUC untuk LeRoux Score

Berdasarkan hasil analisa uji diagnostik yang menggunakan kurva ROC didapati nilai AUC untuk LeRoux Score adalah 0,696 (95 % CI : 0.511 – 0.880).

IV.1.5.4. Tingkat Akurasi Diagnostik untuk LeRoux Score dalam

Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik

(28)

Tabel 12. Hasil Penelitian Diagnostik untuk LeRoux Score dalam Menilai

atau Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik

Outcome Stroke Hemoragik

Total Outcome

Baik

Outcome Buruk LeRoux

Score

Skor < 5,5 3 17 20

Skor ≥ 5,5 3 26 29

Total 6 43 49

Berdasarkan analisa uji diagnostik pada tabel 10 didapati nilai :  Akurasi = (a + d ) : N = (3 + 26) : 49 = 0,592

 NDP = a : (a+b) = 3 : (3+17) = 3 : 20 = 0,15  NDN = d : (c+d) = 26: (3+26) = 26 : 29 = 0,89

 RKP = sensitivitas : (1- spesifisitas) = 0,651 : (1- 0,5) = 1,302  RKN = (1- sensitivitas) : spesifisitas = (1- 0,651): 0,5 = 0,69 IV.1.5.5. Kurva ROC untuk LeRoux Score

Gambar 22. Kurva ROC untuk LeRoux Score dalam menilai atau memprediksi

(29)

IV.1.6. Perbandingan Akurasi Diagnostik antara IVH Score, Modified Graeb

Score, dan LeRoux Score untuk Menilai atau Memprediksi Outcome Stroke

Hemoragik

Dari hasil analisa uji diagnostik pada penelitian ini, didapatkan nilai akurasi diagnostik untuk memprediksi outcome stroke hemoragik pada IVH Score sebesar 0,71, Modified Graeb Score sebesar 0,694 ; dan LeRoux Score sebesar 0,592. Dari hasil nilai akurasi diagnostik ketiga skor tersebut, ditemukan bahwa akurasi diagnostik untuk IVH Score lebih tinggi dan lebih baik daripada Modified Graeb Score dan LeRoux Score.

Hasil penelitian ini mendapati nilai AUC untuk IVH Score sebesar 0,797, Modified Graeb Score sebesar 0,703, dan LeRoux Score sebesar 0,592. Dari hasil nilai AUC pada ketiga skor tersebut didapati bahwa nilai AUC pada IVH Score lebih tinggi daripada Modified Graeb Score dan LeRoux Score, yang berarti kekuatan nilai diagnostik untuk IVH Score tergolong paling baik dibandingkan dengan Modified Graeb Score dan LeRoux Score.

(30)

Tabel 13. Akurasi Diagnostik untuk IVH Score, Modified Graeb Score dan LeRoux Score dalam Menilai atau Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik

IVH Score Modified Graeb

Rerata IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score pada kelompok outcome buruk lebih tinggi nilainya dibandingkan pada kelompok outcome baik. Semakin tinggi nilai dari IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score yang ditemukan pada subjek penelitian, maka semakin buruk outcome stroke hemoragiknya.

Tabel 14. Distribusi sistem skoring berdasarkan outcome stroke hemoragik

Jenis Skor Rerata ± SD

(31)

Scale), dengan kekuatan korelasi yang lemah (nilai r berada pada kisaran 0,2 - < 0,4) (tabel 15).

Tabel 15. Hubungan antara IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux

Score dengan outcome stroke hemoragik yang dinilai menggunakan Modified

Rankin Scale

Modified Rankin Scale

IVH Score r 0,350

P

n

0,014

49

Modified Graeb Score r 0,297

P

n

0,038

49

LeRoux Score r 0,308

P

n

0,031

49

* Uji Korelasi Pearson (signifikan jika P value < 0,05)

IV.2. PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan metode pengumpulan data secara potong lintang dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat akurasi diagnostik antara IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score untuk menilai outcome stroke hemoragik.

IV.2.1. Karakteristik demografi subjek penelitian

(32)

berjenis kelamin laki – laki adalah 25 orang (69,4%) pada studi pertama dan 247 orang (61,9%) pada studi kedua.

Kategori usia subjek pada penelitian ini yang terbanyak adalah 61 -70 tahun (34,7%). Rerata usia pada studi Hwang dkk (2011) adalah 62,6±16,6 tahun. Rerata usia subjek pada studi dari Morgan dkk (2014) adalah 57,0±10,2 tahun pada studi pertama dan 69,2±10,9 tahun pada studi kedua. Studi dari Hallevi dkk tahun 2009 dengan rerata usia subjek adalah 59±15 tahun. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan Stein dkk 2011, rerata usia subjek berada pada 62,8±11,2 tahun.

Pada penelitian ini diperoleh faktor risiko stroke yang terbanyak adalah hipertensi sebanyak 40 orang (81,6 %). Pada studi Hwang dkk tahun 2011 didapati jumlah subjek penelitian yang menderita hipertensi adalah 58 orang (79,5%). Sedangkan studi yang dilakukan oleh Morgan dkk (2014) didapati jumlah subjek yang menderita hipertensi adalah 29 orang (80,6%) pada studi pertama dan 293 orang (73,4%) pada studi kedua.

Pada penelitian ini dijumpai nilai rerata GCS adalah 10,12±3,27. Studi dari Hwang dkk (2011) dijumpai median skor GCS adalah 7 dengan nilai interquartile range 4 - 13. Penelitian yang dilakukan oleh Stein dkk tahun 2011 mendapatkan nilai rerata GCS adalah 8,7 ± 3,3dengan nilai minimum - maksimum adalah 3 - 15.

(33)

dijumpai subjek penelitian sebanyak 171 orang yang lokasi perdarahannya adalah ICH + IVH.

Pada penelitian ini dijumpai lokasi perdarahan pada ventrikel lateralis kanan sebanyak 42 orang (85,7%),ventrikel lateralis kiri sebanyak 44 orang (89,8%), ventrikel III sebanyak 26 orang (53,1%),dan ventrikel IV sebanyak 26 orang (53,1%). Sedangkan pada studi Hwang dkk tahun 2011 diperoleh perdarahan pada ventrikel lateralis kanan sebanyak 59 orang (80,8%), ventrikel lateralis kiri sebanyak 61 orang (83,6%), ventrikel III sebanyak 53 orang (72,6%), dan ventrikel IV sebanyak 44 orang (60,3%).

Penelitian ini didapati nilai rerata volume ICH yaitu 30,66±30,81 ml. Sedangkan pada studi Hwang dkk (2011) diperoleh nilai rerata volume ICH adalah 27,35± 32,96 ml. Berbeda dengan studi dari Morgan dkk (2014), dimana nilai rerata volume ICH sekitar 3,7 cm3. Rerata volume IVH pada penelitian ini adalah 19,64±23,38 ml. Berdasarkan studi dari Hwang dkk (2011) dijumpai rerata volume IVH yaitu 16,92 ± 21,84 ml.

Hidrosefalus yang ditemukan pada penelitian ini sebanyak 27 orang (55,1%). Berdasarkan studi Hwang dkk tahun 2011 ditemukan hidrosefalus pada subjek penelitian sebanyak 49 orang (67,1%). Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Stein dkk (2011) didapati hidrosefalus sebanyak 93 orang (89,4%).

(34)

meninggal sebanyak 25 orang (40%). Subjek penelitian dari studi Hallevi dkk (2009) yang meninggal sebanyak 29 orang (31,5%).

Pada penelitian ini, subjek penelitian yang dilakukan EVD sebanyak 6 orang (12,2%) dan yang tidak dilakukan EVD sebanyak 43 orang (87,8%). Studi dari Hwang dkk tahun 2011 dijumpai subjek yang dilakukan EVD berjumlah 39 orang (53,4%) dan yang tidak dilakukan EVD sebanyak 34 orang (46,6%). Studi dari Hallevi dkk (2009), jumlah subjek yang dilakukan EVD sebanyak 30 orang (33%).

IV.2.2. Distribusi outcome stroke hemoragik pada subjek penelitian

Pada penelitian ini, kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk memiliki jumlah subjek yang berjenis kelamin perempuan masing - masing sebanyak 5 orang (10,2%) dan 21 orang (42,9%). Sedangkan pada studi Hwang dkk (2011), kelompok outcome baik dan kelompok outcome buruk memiliki jumlah subjek yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 6 orang (33,3%) dan 28 orang (50,9%). Hasil penelitian ini sesuai dengan studi yang dilakukan Hwang dkk (tahun 2011) yang juga mendapati hubungan yang tidak bermakna antara jenis kelamin dengan outcome stroke hemoragik (p= 0,756).

(35)

Pada penelitian ini, diperoleh kategori usia subjek yang terbanyak pada kelompok outcome baik adalah 51 – 60 tahun dengan jumlah 3 orang (6,1%), sedangkan pada kelompok outcome buruk memiliki kategori usia subjek terbanyak adalah 61 – 70 tahun dengan jumlah 16 orang (32,7%). Berbeda dengan kelompok outcome baik pada studi Hwang dkk (2011) yang memiliki rerata usia subjek adalah 50,6±16,4 tahun. Dan kelompok outcome buruk pada studi Hwang dkk (2011) memiliki rerata usia subjek adalah 65,4±15,4 tahun.

Pada penelitian ini, dijumpai hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan outcome stroke hemoragik (p=0,325). Berbeda dengan hasil penelitian Hwang dkk (2011), yang didapati adanya perbedaan rerata usia yang signifikan antara kelompok outcome baik dan outcome buruk pada stroke hemoragik (p=0,002)

Pada penelitian ini, dijumpai kelompok outcome baik didapati nilai rerata GCS adalah 15,00 ± 0,00 dan kelompok outcome buruk didapati nilai rerata GCS adalah 9,44 ± 2,89. Sedangkan pada studi Hwang dkk (2011), nilai median GCS pada kelompok outcome baik adalah 15 dengan nilai interquartile range adalah 14-15 dan pada kelompok outcome buruk memiliki nilai median GCS adalah 6 dengan nilai interquartile range adalah 4-11. Sesuai dengan hasil penelitian ini, studi Hwang dkk (2011) juga memperoleh hubungan yang signifikan antara nilai GCS dengan outcome stroke hemoragik (p=0,001).

(36)

memperoleh hubungan yang tidak signifikan antara semua lokasi perdarahan IVH dengan outcome stroke hemoragik (p>0,05).

Pada penelitian ini, didapati hidrosefalus paling banyak diderita pada kelompok outcome buruk. Studi Hwang dkk (2011) juga mendapati jumlah subjek penelitian yang menderita hidrosefalus paling banyak pada kelompok outcome buruk. Sesuai dengan hasil penelitian ini, studi Hwang dkk (2011) juga menemukan adanya hubungan yang signifikan antara hidrosefalus dengan outcome stroke hemoragik (p=0,005)

Rerata volume ICH pada penelitian ini adalah 11,00±7,66 ml pada kelompok outcome baik dan 33,41±31,86 ml pada kelompok outcome buruk. Sedangkan pada studi Hwang dkk (2011), rerata volume ICH adalah 13,37±23,79 ml pada kelompok outcome baik dan 30,67±34,10ml pada kelompok outcome buruk. Sesuai dengan hasil penelitian ini, studi yang dilakukan Hwang dkk (2011) juga mendapati adanya perbedaan rerata volume ICH yang bermakna antara kelompok outcome baik dan outcome buruk pada stroke hemoragik (p=0,077)

Rerata volume IVH pada penelitian ini adalah 7,48±3,00 ml pada kelompok outcome baik dan 21,34±24,48 ml pada kelompok outcome buruk. Sedangkan pada studi Hwang dkk (2011), rerata volume IVH adalah 4,41 ± 5,15 ml pada kelompok outcome baik dan 19,94 ± 23,25 ml pada kelompok outcome buruk. Berbeda dengan hasil penelitian ini, studi Hwang dkk (2011) memperoleh perbedaan rerata volume IVH yang bermakna antara kelompok outcome baik dan outcome buruk pada stroke hemoragik (p=0,001).

(37)

EVD sebanyak 4 orang (22,2%) pada kelompok outcome baik dan 35 orang (63,6%) pada kelompok outcome buruk. Hasil penelitian ini sesuai dengan studi Hwang dkk (2011), dimana studi Hwang dkk (2011) yang juga mendapatkan hubungan yang tidak signifikan antara EVD dengan outcome stroke hemoragik (p=0,071).

Tabel 16. Insidensi stroke berdasarkan jenis kelamin

Penelitian ini 2016 Jenis kelamin subjek penelitian yang terbanyak adalah

perempuan sebanyak 26 orang (53,1%).

Hwang dkk 2011 Pada 142 subjek didapatkan jumlah perempuan

sebanyak 31 orang (42,5%).

Morgan dkk 2014 Didapati jumlah subjek penelitian yang berjenis kelamin

laki – laki adalah 25 orang (69,4%) pada studi pertama dan 247 orang (61,9%) pada studi kedua.

IV.2.3. Perbandingan Sensitivitas dan Spesifisitas IVH Score, Modified Graeb

Score, dan LeRoux Score dalam Menilai atau Memprediksi Outcome Stroke

Hemoragik

Pada penelitian ini, diperoleh nilai sensitivitas IVH Score (72,1%) lebih tinggi dibandingkan dengan Modified Graeb Score (69,8%) dan LeRoux Score (65,1%). Didapati juga nilai spesifisitas IVH Score (66,7%) lebih tinggi dibandingkan dengan Modified Graeb Score (50%) dan LeRoux Score (50%). Hal ini berarti IVH Score terlihat lebih baik dalam memprediksi outcome stroke hemoragik daripada Modified Graeb Score dan LeRoux Score meskipun nilai sensitivitas IVH Score < 80%.

(38)

Didapati juga nilai sensitivitas Original Graeb Score (oGS) pada saat datang (admission) sebesar 76,3% dan 6 hari setelah perdarahan sebesar 33,9%. Nilai spesifisitas Original Graeb Score pada saat datang (admission) sebesar 64,3% dan 6 hari setelah perdarahan sebesar 100%. Nilai sensitivitas LeRoux Score pada saat datang (admission) sebesar 79,7% dan 6 hari setelah perdarahan sebesar 50,8%. Nilai spesifisitas LeRoux Score pada saat datang (admission) sebesar 71,4% dan 6 hari setelah perdarahan sebesar 85,7%. Berdasarkan nilai sensitivitas dan spesifisitas pada ketiga skor tersebut, disimpulkan bahwa nilai sensitivitas dan spesifisitas IVH Score pada saat datang (admission) dan 6 hari setelah perdarahan terlihat lebih baik dibandingkan dengan Original Graeb Score dan LeRoux Score dalam memprediksi outcome pada pasien yang menderita ICH spontan dan IVH sekunder.

Menurut penelitian Hwang dkk (tahun 2011) bahwa Intraventricular Hemorrhage Score mungkin lebih sensitif untuk membedakan keparahan misalnya besar perdarahan sepertiga dengan setengah. Skor tersebut juga mempertimbangkan hidrosefalus, suatu prediktor independen untuk outcome setelah ICH, terpisah dari volume IVH pada tiap - tiap ventrikel. Adanya kemungkinan IVH Score untuk mengevaluasi keparahan IVH didapati dengan akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan skala lainnya karena parahnya perdarahan dan perluasan ke ventrikel tidak perlu selalu bersamaan terjadinya.

(39)

Tabel 17. Perbandingan nilai sensitivitas dan spesifisitas IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score

Penelitian ini 2016 Nilai sensitivitas IVH Score (72,1%) lebih tinggi

dibandingkan dengan Modified Graeb Score (69,8%) dan

LeRoux Score (65,1%)  nilai spesifisitas IVH Score

(66,7%) lebih tinggi dibandingkan dengan Modified Graeb

Score (50%) dan LeRoux Score (50%) IVH Score

terlihat lebih baik dalam memprediksi outcome stroke

hemoragik daripada Modified Graeb Score dan LeRoux

Score meskipun nilai sensitivitas IVH Score < 80%.

Hwang dkk 2011 Nilai sensitivitas IVH Score pada saat datang (admission)

72,9% dan 6 hari setelah perdarahan 72,9%. Nilai

spesifisitas IVH Score pada saat datang (admission)

78,6% dan 6 hari setelah perdarahan 78,6%. Nilai sensitivitas Original Graeb Score (oGS) pada saat datang (admission) 76,3% dan 6 hari setelah perdarahan 33,9%. Nilai spesifisitas Original Graeb Score pada saat datang (admission) 64,3% dan 6 hari setelah perdarahan 100%.

Nilai sensitivitas LeRoux Score pada saat datang

(admission) 79,7% dan 6 hari setelah perdarahan 50,8%.

Nilai spesifisitas LeRoux Score pada saat datang

(admission) 71,4% dan 6 hari setelah perdarahan 85,7%  nilai sensitivitas dan spesifisitas IVH Score pada saat datang (admission) dan 6 hari setelah perdarahan terlihat lebih baik dibandingkan dengan Original Graeb Score dan LeRoux Score dalam memprediksi outcome pada pasien yang menderita ICH spontan dan IVH sekunder.

Hallevi dkk 2009 Sensitivitas dan spesifisitas IVH Score dalam memprediksi

mortalitas setelah terjadi ICH dan IVH 67% dan 70%.

Sensitivitas dan spesifisitas Graeb Score  67% dan

65%.

IV.2.4. Perbandingan Nilai AUC antara IVH Score, Modified Graeb Score, dan

LeRoux Score dalam Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik

(40)

Sedangkan pada studi Hwang dkk (2011) diperoleh nilai AUC untuk IVH Score adalah 0,745 (95%CI 0,589-0,900), original Graeb Score adalah 0,743 (95%CI 0,601-0,886), dan LeRoux Score adalah 0,744 (95%CI 0,604-0,884). Berdasarkan studi Hwang dkk (2011), didapatkan ketiga skor tersebut tidak berbeda secara statistik (p = 0,646). Studi dari Stein dkk (2011) didapati nilai AUC pada IVH Score adalah 0,811 (95%CI, 0,717-0,907), mICH-A Score adalah 0,778 (95%CI, 0,677-0,878), mICH-B Score adalah 0,823 (95%CI, 0,740-0,907), dan oICH Score adalah 0,738 (95%CI, 0,635-0,841) dalam memprediksi outcome fungsional setelah terjadi ICH spontan dengan IVH sekunder.

Tabel 18. Perbandingan Nilai AUC antara IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score

Penelitian ini 2016 Nilai AUC untuk IVH Score: 0,797(95% CI : 0,655

0,938), Modified Graeb Score : 0,703 (95% CI : 0,550 –

0,857), dan LeRoux Score : 0,696 (95 % CI : 0.511 – 0.880).

Hwang dkk 2011 Nilai AUC untuk IVH Score : 0,745 (95%CI

0,589-0,900), original Graeb Score: 0,743 (95%CI

0,601-0,886), dan LeRoux Score: 0,744 (95%CI 0,604-0,884).

Stein dkk 2011 Nilai AUC pada IVH Score : 0,811 (95%CI,

0,717-0,907), mICH-A Score : 0,778 (95%CI, 0,677-0,878),

mICH-B Score : 0,823 (95%CI, 0,740-0,907), dan oICH Score: 0,738 (95%CI, 0,635-0,841) dalam memprediksi outcome fungsional setelah terjadi ICH spontan dengan IVH sekunder.

IV.2.5. Perbandingan Akurasi Diagnostik antara IVH Score, Modified Graeb

Score, dan LeRoux Score dalam Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik

(41)

menunjukkan bahwa IVH Score memiliki nilai sensitivitas, spesifisitas, AUC, akurasi, NDP, NDN, RKP lebih tinggi dibandingkan dengan Modified Graeb Score, dan LeRoux Score dalam memprediksi outcome stroke hemoragik. Berdasarkan hasil penelitian Hwang dkk tahun 2011 diperoleh kesimpulan bahwa IVH Score, original Graeb Score, dan LeRoux Score memiliki akurasi yang sama – sama baik dalam memprediksi outcome setelah terjadi ICH spontan dan IVH sekunder.

Tabel 19. Perbandingan Akurasi Diagnostik antara IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score

Penelitian ini 2016 Kesimpulan  IVH Score memiliki akurasi diagnostik yang lebih baik dibandingkan dengan Modified Graeb Score dan LeRoux Score dalam memprediksi outcome stroke hemoragik.

Hwang dkk 2011 Kesimpulan  IVH Score, original Graeb Score, dan LeRoux Score memiliki akurasi yang sama – sama baik dalam memprediksi outcome setelah terjadi ICH spontan dan IVH sekunder.

IV.2.6. Perbandingan NDP, NDN, RKP, dan RKN IVH Score, Modified Graeb

Score, dan LeRoux Score dalam Memprediksi Outcome Stroke Hemoragik

Pada penelitian ini dijumpai nilai NDP IVH Score (0,25) lebih tinggi dibandingkan Modified Graeb Score (0,23) dan LeRoux Score (0,15). Sedangkan NDN IVH Score (0,94) lebih tinggi dibandingkan Modified Graeb Score (0,93) dan LeRoux Score (0,89). Pada prakteknya nilai statistika NDP dan NDN hanya dapat digunakan jika persentase penderita suatu penyakit sama dengan prevalensi penyakit tersebut pada populasi. NDP dan NDN akan meningkat ketika persentase penderita pada sampel tinggi, sehingga tidak dapat digunakan pada profil pasien yang berbeda. (Bauddrillard, 2005).

(42)

Kemungkinan Negatif LeRoux Score (0,69) lebih tinggi dibandingkan dengan IVH Score (0,42) dan LeRoux Score (0,60). Parameter diagnostik RKP dan RKN menggunakan data dari total sampel untuk memprediksi nilai prediksi relatif sehingga parameter ini memungkinkan perbandingan diagnostik yang lebih valid dan dapat digunakan pada studi klinis yang berbeda (Bauddrillard, 2005). Nilai RKP lebih dari 10 dan RKN dibawah 0,1 dianggap mempunyai nilai diagnostik yang baik. RKP > 1 berarti, orang yang menderita penyakit akan lebih banyak mempunyai hasil uji positif daripada orang yang tidak sakit. Semakin besar nilai RKP berarti semakin besar pula hubungan antara hasil uji positif dengan menderita penyakit (Dahlan, 2009).

IV.2.7. Hubungan antara IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score

dengan Outcome Stroke Hemoragik

Berdasarkan hasil penelitian ini, kelompok outcome baik memiliki nilai rerata IVH Score yaitu 7,50 ± 3,78, sedangkan pada kelompok outcome buruk memiliki nilai rerata IVH Score adalah 13 ± 5,43. Berbeda dengan penelitian Hwang dkk (2011), dimana kelompok outcome baik memiliki nilai median IVH Score yaitu 7 dan nilai interquartile range yaitu 3-10, sedangkan pada kelompok outcome buruk memiliki nilai median IVH Score yaitu 14 dan nilai interquartile range yaitu 7-17. Sesuai dengan hasil penelitian ini, studi Hwang dkk tahun 2011 juga memperoleh adanya hubungan yang signifikan antara IVH Score dengan outcome setelah terjadi ICH spontan dan IVH sekunder (p=0,004).

(43)

Score yaitu 3 dan nilai interquartile range yaitu 2-4, sedangkan pada kelompok outcome buruk memiliki nilai median original Graeb Score yaitu 6 dan nilai interquartile range yaitu 4 - 9. Sesuai dengan hasil penelitian ini, studi Hwang dkk (2011) juga mendapati hubungan yang signifikan antara original Graeb score dengan outcome setelah terjadi ICH spontan dan IVH sekunder (p=0,005).

Pada penelitian ini, kelompok outcome baik memiliki nilai rerata LeRoux Score yaitu 5,17±1,94, sedangkan pada kelompok outcome buruk memiliki nilai rerata LeRoux Score yaitu 7,67± 3,81. Berbeda dengan penelitian Hwang dkk (2011), dimana kelompok outcome baik memiliki nilai median LeRoux Score yaitu 3 dan nilai interquartile range yaitu 2-6, sedangkan pada kelompok outcome buruk memiliki nilai median LeRoux Score yaitu 9 dan nilai interquartile range yaitu 4-12. Sesuai dengan hasil penelitian ini, studi Hwang dkk (2011) juga mendapati adanya hubungan yang signifikan antara LeRoux Score dengan outcome setelah terjadi ICH spontan dan IVH sekunder (p=0,005).

(44)

Tabel 20. Hubungan antara IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score dengan Outcome Stroke Hemoragik

Penelitian ini 2016 Didapati hubungan yang signifikan antara IVH Score,

Modified Graeb Score, dan LeRoux Score dengan outcome stroke hemoragik (P value < 0,05) dan terdapat korelasi yang positif antara IVH Score, Modified Graeb Score, dan LeRoux Score dengan outcome stroke hemoragik (Modified Rankin Scale), dengan kekuatan korelasi yang lemah (nilai r berada pada kisaran 0,2 - <0,4)

Hwang dkk 2011 Didapati hubungan yang signifikan antara IVH Score,

Original Graeb Score, dan LeRoux Score dengan outcome setelah terjadi ICH dan IVH (P value < 0,05)

IV.3. KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini mempunyai keterbatasan yaitu:

1. Jumlah sampel yang sedikit yang dilakukan diruang rawat inap terpadu (Rindu) A4 Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan. 2. Untuk menghitung volume perdarahan pada subjek penelitian masih

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. KESIMPULAN

Berdasarkan analisa data yang diperoleh pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Dari 49 subjek penelitian didapati kelompok outcome buruk memiliki jumlah subjek penelitian yang paling banyak dibandingkan dengan kelompok outcome baik. Kelompok outcome baik memiliki jumlah subjek terbanyak adalah perempuan sebanyak 5 orang (10,2%) dan kelompok outcome buruk memiliki jumlah subjek terbanyak adalah laki - laki yang berjumlah 22 orang (44,9%). 2. Lokasi perdarahan terbanyak adalah ICH + IVH sebanyak 29 orang (59,2%).

Lokasi perdarahan pada ventrikel lateralis kanan sebanyak 42 orang (85,7%), ventrikel lateralis kiri sebanyak 44 orang (89,8%), ventrikel III sebanyak 26 orang (53,1%),dan ventrikel IV sebanyak 26 orang (53,1%).

3. Nilai sensitivitas IVH Score (72,1%) lebih tinggi dibandingkan dengan Modified Graeb Score (69,8%) dan LeRoux Score (65,1%). Didapati juga nilai spesifisitas IVH Score (66,7%) lebih tinggi dibandingkan dengan Modified Graeb Score (50%) dan LeRoux Score (50%). Hal ini berarti IVH Score terlihat lebih baik dalam memprediksi outcome stroke hemoragik daripada Modified Graeb Score dan LeRoux Score meskipun nilai sensitivitas IVH Score <80%.

(46)

Score dan LeRoux Score, yang berarti kekuatan nilai diagnostik pada IVH Score untuk memprediksi outcome stroke hemoragik tergolong lebih baik dibandingkan dengan Modified Graeb Score dan LeRoux Score.

5. Nilai Duga Positif pada IVH Score (0,25) lebih tinggi dibandingkan Modified Graeb Score (0,23) dan LeRoux Score (0,15). Sedangkan NDN IVH Score (0,94) lebih tinggi dibandingkan Modified Graeb Score (0,93) dan LeRoux Score (0,89).

6. Nilai RKP IVH Score lebih tinggi daripada Modified Graeb Score dan LeRoux Score dimana RKP IVH Score sebesar 2,1 sedangkan RKP Modified Graeb Score sebesar 1,39 dan LeRoux Score sebesar 1,30. Nilai RKN LeRoux Score (0,69) lebih tinggi dibandingkan dengan IVH Score (0,42) dan LeRoux Score (0,60). 7. Secara keseluruhan IVH Score lebih baik dalam memprediksi outcome stroke

hemoragik dengan nilai akurasi diagnostik sebesar 0,71 dibandingkan Modified Graeb Score dengan nilai akurasi diagnostik sebesar 0,694 dan LeRoux Score dengan nilai akurasi diagnostik sebesar 0,592.

V.2. SARAN

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan metode penelitian kohort sehingga hasil penelitian lebih representatif. 2. Perlu diperkenalkan secara luas ketiga skor ini baik cara penggunaan dan

Gambar

Tabel 6. Karakteristik demografi subjek penelitian
Tabel 7. Data subjek penelitian saat dirawat inap di RSUP HAM
Gambar 13. Diagram outcome stroke hemoragik pada subjek penelitian
Tabel 8. Distribusi outcome stroke hemoragik berdasarkan karakteristik demografik subjek penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Solfegio adalah istilah yang mengacu pada menyanyikan tangga nada, interval dan latihan- latihan melodi dengan sillaby zolmization, yaitu menyanyikan nada musik dengan

Setelah peneliti mengumpulkan data dan hasil penelitian di SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung pada tanggal 13 Maret – 13 April 2018 tentang upaya guru dalam meningkatkan

Pasal 46 ayat ( 2 ) KUHAP adalah sebagai berikut: Apabila perkara sudah diputus maka benda yang dikenakan penyitaan dikembalikan kepada orang atau kepada mereka

Rifai, Ahmad, 2010, Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Perspektif Hukum Progresif, Sinar Grafika, Jakarta.. Rusli Muhammad, 2006, Potret Lembaga Pengadilan Indonesia

Grafik menampilkan sajian visual data angka-angka, dapat pula menggambarkan hubungan dan perbandingan antara unit-unit data. Data yang disajikan dalam bentuk grafik lebih

Mengingat jawaban yang diberikan responden atas item pertanyaan nomor 19 dalam kuesioner tersebut diharapkan berupa tambahan rupiah dari tarif dasar yang dibayar pelanggan saat ini

[r]

Berdasarkan data yang ada pada penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan Dana perimbangan, Pendapatan asli daerah dan Bantuan keuangan provinsi