• Tidak ada hasil yang ditemukan

1165a41136c02f59c08d4f5184ff2094 4. BAB IV RPJMD 2016 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "1165a41136c02f59c08d4f5184ff2094 4. BAB IV RPJMD 2016 2021"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 1 BAB IV

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Analisis isu-isu strategis Kabupaten Wonogiri untuk perencanaan jangka menengah daerah kurun waktu 2016-2021 diidentifikasi melalui serangkaian proses. Dimulai dari identifikasi permasalahan menurut urusan pemerintahan, analisis lingkungan strategis, kemudian diperoleh daftar calon isu strategis.Permasalahan daerah tidak terlepas dari permasalahan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Selanjutnya dilakukan pembobotan melalui konsultasi dengan perangkat daerah dan dihasilkandaftarisustrategis per urusanpemerintahan.

Dari kompilasiinidiperoleh kesimpulan tantangan yang dihadapi pemerintah Kabupaten Wonogiri dalam penyusunan program pembangunan daerah 2016-2021, yaitu (1) Peningkatan dan pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan; (2) Untuk meningkatkan daya saing daerah dan menciptakan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan pasar tradisional (pasar rakyat); (3) Mencerdaskan kehidupan bangsa melalui program pendidikan gratis yang berkualitas; (4) Meningkatkan derajat kesehatan terutama di wilayah perbatasan; (5) peningkatan pendapatan masyarakat

melalui sektor pertanian.

Masalah dan tantangan pokok yang akan dihadapi pemerintah pada periode

2015-2019 sebagaimana dalam RPJM Nasional adalah sebagai berikut:

1. Ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan kemajuan ekonomi sangat terbatas dan harus dapat ditingkatkan. Keterbatasan ketersediaan infrastruktur selama ini merupakan hambatan utama untuk memanfaatkan peluang dalam peningkatan investasi serta menyebabkan mahalnya biaya logistik.

2. Penguatan struktur ekonomi, berupa penguatan sektor primer, sekunder dan tersier secara terpadu, dengan sektor sekunder menjadi penggerak utama perubahan tersebut. Kemajuan sektor industri pengolahan masih berjalan lambat. Padahal agar perekonomian bergerak lebih maju sektor industri pengolahan harus menjadi motor penggerak.

3. Beberapa peraturan perundang-undangan yang ada, pusat dan daerah, telah menjadi kendala untuk mendorong perekonomian ke arah yang lebih maju karena saling tumpang tindih dan terjadi kontradiksi antara yang satu dengan yang lain. Peraturan perundangan tersebut perlu direformasi.

4. Penerapan dan penguasaan teknologi juga masih sangat terbatas. Hal ini mengakibatkan ongkos untuk menghasilkan suatu produk menjadi mahal dan

(2)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 2 5. Kemampuan untuk membiayai pembangunan terbatas. Hal ini terkait dengan upaya

untuk menggali sumber-sumber penerimaan masih belum optimal. Disamping itu anggaran yang digunakan untuk hal-hal yang tidak produktif seperti subsidi BBM

masih sangat besar. Menggali sumber-sumber penerimaan dan mengefektifkan pengeluaran pembangunan menjadi tantangan yang harus dihadapi.

Kondisi geoekonomi global tetap akan menjadi tantangan sekaligus peluang bagi perekonomian Indonesia dalam lima tahun ke depan. Tantangan dan peluang tersebut antara lain adalah:

Pertama, proses pemulihan ekonomi global saat ini diperkirakan akan berlangsung secara moderat. Hal ini karena proses pemulihan ekonomi Amerika Serikat yang berlangsung secara bertahap dan pertumbuhan ekonomi negara berkembang yang cukup tinggi akan diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa yang diperkirakan akan tetap lemah dan rentan akibat masih tingginya tingkat utang dan fragmentasi keuangan yang menahan laju permintaan domestik.

Kedua, pusat ekonomi dunia ke depan diperkirakan akan bergeser terutama dari kawasan Eropa-Amerika ke kawasan Asia Pasifik. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi negara berkembang yang cukup tinggi akan mengakibatkan negara berkembang

menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi dunia.

Ketiga, tren perdagangan global ke depan tidak saja dipengaruhi oleh peranan

perdagangan barang, tetapi juga oleh perdagangan jasa yang diperkirakan akan terus meningkat dan menjadi bagian penting dari mesin pertumbuhan global.

Keempat, harga komoditas secara umum diperkirakan menurun, namun harga produk manufaktur dalam tren meningkat.Kelima, semakin meningkatnya hambatan non tarif di negara tujuan ekspor. Hal ini merupakan salah satu akibat dari krisis global yang terjadi beberapa tahun lalu yang memicu kecenderungan masing-masing negara untuk mengamankan pasar domestiknya melalui upaya penerapan hambatan perdagangan yang berupa non tariff measures (NTMs) dan non tariff barriers (NTBs).

Keenam, implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang telah dimulai tanggal 31 Desember 2015. Dengan MEA 2015, ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan satu kesatuan basis produksi, sehingga akan terjadi aliran bebas barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja terampil antarnegara ASEAN.

Ketujuh, pergeseran fenomena kerjasama ekonomi ke arah plurilateral dan mega blok. Hal ini bermula dari kesadaran bahwa kerjasama plurilateral dapat mengurangi kerumitan yang terjadi (noodle bowl syndrome) akibat banyaknya kesepakatan bilateral. Pergeseran paradigma arsitektur kerjasama ekonomi globaltidak

(3)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 3 Konstelasi geo-politik global dan regional akan menjadi tantangan bagi negara

Indonesia. Amerika Serikat mejadi kekuatan utama dunia. Dalam membentuk aliansi kekuatan ekonomi, Amerika Serikat juga berperan dalam menggalang keikutsertaan

negara-negara di kawasan Asia Pasifik untuk bergabung dalam Trans Pacific Partnership (TPP).

Bagi Indonesia, stabilitas dan kemanan kawasan perlu dipelihara agar dapat melaksanakan pembangunan dengan baik tanpa gangguan. Sekalipun tidak terlibat secara langsung, Indonesia perlu terus mengantisipasi perkembangan konflik di Laut Tiongkok Selatan (LTS).

Selain kawasan LTS, yang perlu mendapatkan perhatian dan respon yang serius adalah kawasan Samudera Hindia. Kawasan ini merupakan penghubung antara Asia dan Afrika serta sebagai jembatan menuju Eropa. Kawasan Samudera Hindia mengandung potensi besar dan peluang bisnis yang menguntungkan bagi Indonesia untuk melakukan investasi dan kerja sama perdagangan di bidang perta-nian, produk makanan, sektor konstruksi, energi, pertambangan, perikanan dan sebagainya. Secara geografis Indonesia masih menghadapi masalah perbatasan di laut dengan negara tetangga, yakni India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua

Nugini, TimorLeste dan Australia. Sedangkan batas darat dengan tiga negara yakni Malaysia, Timor-Leste dan Papua Nugini. Sekalipun upaya perundingan perbatasan

telah dilakukan dan menghasilkan kemajuan yang signifikan, persoalan perbatasan ini masih menyisakan potensi konflik yang cukup besar.

Permasalahan di Jawa Tengah berdasarkan kondisi lima tahun terakhir adalah 1) kemiskinan 2) pengangguran 3) kesejahteraan pekerja 4) pendidikan 5) kesehatan 6) penanganan PKMS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) 7) keadilan gender dan perlindungan anak 8) seni budaya jawa 9) ketimpangan pendapatan masyarakat dan antar wilayah 10) energi 11) pangan 12) iklim investasi 13) koperasi dan UMKM 14) pariwisata 15) aset daerah 16) reformasi birokrasi 17) politik 18) keamanan dan ketertiban masyarakat 19) infrastruktur dan perhubungan 20) sumber alam dan lingkungan hidup 21) penanggulangan bencana.

Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan dalam kerangka keterpaduan perencanaan pembangunan nasional maupun regional. Oleh karena itu tahap awal dari perencanaan pembangunan daerah dimulai dengan melakukan analisis terhadap hasil pembangunan dan permasalahannya. Tujuannya adalah agar perencanaan pembangunan daerah dapat bersinergi dan memberikan kontribusi dalam pemecahan permasalahan pembangunan baik di daerah, regional maupun tingkat nasional.

Identifikasi permasalahan pembangunan digunakan untuk menentukan program pembangunan daerah yang tepat sebagai solusi terhadap permasalahan yang dihadapi,

(4)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 4 menggunakan kriteria tertentu sehingga menghasilkan daftar permasalahan yang

secara faktual dihadapi dalam pembangunan.

Permasalahan pembangunan di Kabupaten Wonogiri pada dasarnya merupakan

akumulasi dari berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah, baik Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar maupun Urusan Pilihan (berbasis keunggulan daerah/corecompetence). Dari kedua urusan tersebut kemudian di analisis berbagai permasalahan yang akan menjadi dasar dalam perumusuan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan program dalam RPJMD di Kabupaten Wonogiri selama 5 (lima) tahun ke depan. Permasalahan tersebut antara lain :

1. Masih banyaknya infrastruktur jalan dan jembatan sebagai penggerak roda ekonomi dan pembangunan yang rusak.

2. Keterbatasan pelayanan kesehatan terutama di daerah perdesaan dan wilayah perbatasan.

3. Kurangnya pemerataan dan perluasan pendidikan tanpa membedakan jenis

kelamin, status sosial, agama, maupun letak lokasi geografis.

4. Kurang memadainya sarana dan prasarana pasar tradisional sebagai penampung

aktivitas ekonomi masyarakat dan penghasil pendapatan asli daerah. 5. Masih banyaknya sarana dan prasarana irigasi pertanian yang rusak.

6. Kurang bantuan alat-alat mesin pertanian untuk mendukung produktivitas pertanian. 7. Kurang pengembangan kawasan sentra tanaman lokal daerah.

8. Masih adanya penduduk miskin khususnya di daerah perbatasan. 9. Masih rendahnya kualitas pelayanan publik dan kinerja birokrasi.

Sedangkan isu-isu strategis menurut fungsi dan urusan pemerintahan daerah sebagai perumusan kebijakan umum dan program-program pembangunan daerah adalah sebagai beikut :

1. Tingkat kerusakan jalan, jembatan, dan irigasi tidak sebanding dengan pembangunannya serta masih rendahnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam pemeliharaan sarana prasarana dan tata ruang.

2. Terbatasnya sumberdaya kesehatan, belum optimal pelayanan kesehatan, masih adanya ancaman penyakit menular maupun penyakit yang tidak menular, dan masih banyaknya penduduk yang belum menjadi peserta jaminan pemeliharaan kesehatan.

(5)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 5 4. Masih rendahnya daya saing produk Kabupaten Wonogiri di pasar nasional

maupun global, belum lancarnya distribusibahan pokok/barang strategis, dan kurang memadainya kondisi saranaprasarana pasar tradisional.

5. Masih terdapat alih fungsi lahan tidak sesuai peruntukan, biaya produksi tidak sebanding dengan harga jual, belum optimalnya manajemen agribisnis, dan akses permodalan yang belum merata.

6. Masih banyaknya penduduk miskin di wilayah perbatasan.

7. Belum optimalnya pelayanan publik dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

4.3. Lingkungan Strategis.

Untuk mewujudkan perencanaan pembangunan yang berkualitas, sinergis, dan berkelanjutan, serta memperhatikan dinamika yang berkembang maka kondisi lingkungan strategis perlu mendapat perhatian sebagai pertimbangan untuk mempertajam arah kebijakan pembangunan ke depan.

1. Internal

Kekuatan (Strength)

1) Secara geografisletak Kabupaten Wonogiri yang berada di perbatasan dengan Provinsi Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi salah satu

kekuatan strategis dalam mendukung pembangunan daerah di Jawa Tengah. Kondisi topografi yang terdiri dari pegunungan, hutan, laut, waduk dan dataran yang terbentang luas, menjadikan Kabupaten Wonogiri memiliki potensisumberdaya alam yang banyak. Karakter topografi inilah yang membentuk pola hidrologi dan iklim yang sangat baik, dan mendukung pengembangan industri, pertanian dan pariwisata sebagai sektor utama pembangunan di Kabupaten Wonogiri. Potensi sumberdaya alam yang beragam, menjadikan wilayah Wonogiri cukup strategis sebagai wilayah penyangga kehidupan di Subosukawonosraten khususnya sumber air dari Waduk gajah Mungkur. Sebagai daerah penyangga air dengan karakteristik wilayah yang mudah terjangkau, potensi wisata banyak, menjadikan Kabupaten Wonogiri sebagai daerah menarik sebagai lokasi investasi ataupun tempat tinggal.

2) Sumber Daya Manusia merupakan salah satu kekuatan besar yang dimiliki kabupaten Wonogiri dalam membangun adalah jumlah penduduk yang cukup banyak, yang tersebar merata di seluruh wilayah, meskipun ada beberapa

daerah yang padat seperti Wonogiri, Purwantoro, Pracimantoro dan Jatisrono. Bukan hanya jumlah penduduk yang besar, namun didukung dengan kualitas

(6)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 6 Pembangunan Manusia (IPM) yang semakin meningkat dari tahun ke tahun,

dapat menjadi kekuatan strategis untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan di Kabupaten Wonogiri. Kekuatan lain yang dimiliki masyarakat

Wonogiri adalah karakter masyarakat yang kuat dan ulet dalam bekerja dan berbudaya, mengedepankan tenggang rasa, tepo saliro, gotong royong, dan pekerja keras, serta tetap melestarikan kearifan lokal yang beragam warisan nenek moyang. Kekuatan ini dapat menjadi modal dasar pada pembentukan masyarakat Wonogiri yang berbudaya.

Kelemahan (Weakness) 1) Kependudukan

Jumlah penduduk secara merata, selain menjadi kekuatan dapat pula menjadi kelemahan jika besarnya penduduk tidak diiringi dengan peningkatan kapasitas dalam menghasilkan barang/jasa. Besarnya penduduk akan menjadi beban berat dalam pembangunan jika pola konsumsi tumbuh lebih cepat dibanding dengan kemampuan berprodukasi masyarakatnya pada masa-masa mendatang. Penyebaran penduduk yang lebih terfokus di daerah perkotaan, juga menjadi kendala dalam proses pembangunan di KabupatenWonogiri.

Situasitersebut dapat menggambarkan tumbuhnya kantong-kantong ekonomi yang tidak seimbang antara perkotaan dan pedesaan. Hal inilah yang menjadi

kelemahan Kabupaten Wonogirti, yang harus segera dilakukan penyelesaian strategis agar percepatan pembangunan menuju masyarakat sejahtera dapat terwujud.

2) Kesenjangan Wilayah

Kesenjangan wilayah di Kabupaten wonogiri, ditunjukkan dengan ketidakmerataan penyebaran penduduk, sumber-sumber ekonomi, infrastruktur jalan dan jembatan, serta sarana dan prasarana yang mendukung kehidupan masyarakat seperti sarana pendidikan dan kesehatan.

3) Birokrasi

(7)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 7 2. Eksternal

Peluang (Opportunity)

1) Perkembangan kota-kota se Subosukawonosraten yang begitu pesat dan

kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat dapat memberi peluang/kesempatan meningkatkan pendapatan bagi daerah untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Adanyakerjasama daerah di wilayah Soloraya / se-eks Karesidenan Surakarta, menjadikan Kabupaten Wonogiti mempunyai peran yang penting terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan transportasi, air waduk, hasil pertanian, pariwisata dan lahan. Hal ini juga didukung oleh kondisi geografis dan aksesibilitas yang mudah. Peluang inilah yang harus bisa ditangkap dan dimanfaatkan oleh Kabupaten Wongiti guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada masa yang akan datang.

2) Perkembangan Teknologi

Teknologi yang semakin maju dan tak terbatas, terutama bidang teknologi informasi, menjadikan akses informasi ke seluruh belahan dunia dapat dengan mudah didapatkan. Sehingga hal ini menjadi peluang yang besar Kabupaten Wonogiri untuk mempromosikan produk barang dan jasa lokal ke seluruh

mancanegara. Selain itu, dengan kemajuan teknologi yang semakin cepat, maka peluang untuk meningkatkan nilai tambah serta varian produk-produk

Indonesia juga semakin terbuka. Tuntutan akan kreativitas, inovasi dan kualitas sumberdaya manusia juga menjadi hal penting dalam menghadapi perkembangan teknologi di dunia yang semakin pesat. Terkait dengan permasalahan tersebut di atas, maka Kabupaten Wonogiri harus mengambil peran dengan cara menyediakan akses informasi yang mudah, murah dan cepat, khususnya sebagai media dalam memasarkan produk unggulan daerah yang dapat dipromosikan melalui media internet.

Ancaman (Threat) 1) Globalisasi

Pengaruh arus globalisasi berdampak pula pada kondisi di daerahbaik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Globalisasi sebagai sebuah bentuk proses interaksi antar individu dan negara tanpa dibatasi wilayah teritorial administratif, tidak hanya membuka peluang positif bagi relasi Indonesia dengan negara-negara lainnya di dunia, tetapi juga memberikan dampak negatif bagi perkembangan karakter dan budaya bangsa. Selain itu, globalisasi kerap menjadi sumber pemiskinan ekonomi suatu negara, yang berdampak bagi

daerah-daerah, apabila tidak dibarengi dengan proteksi yang kuat dari negara tersebut. Terbukanya Pasar Bebas Asean, juga akan memberikan dampak

(8)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 8 keIndonesia, karena Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar merupakan

pasar terbesar di ASEAN. Jika hal ini tidak disikapi dengan cara proteksi yang cukup, serta upaya peningkatan nilai tambah produk lokal Indonesia, maka

Pasar Bebas Asean dapat mengancam perekonomian Indonesia terutama di daerah.

2) Perubahan Iklim

Posisi geografis Kabupaten Wonogiri yang memiliki banyak kawasan hutan, laut dan pegunungan berkaitan dengan fenomena perubahan iklim mempunyai peran sangat penting. Hal ini terasa adanya pergantian musim yang mengakibatkan tanah longsor, kekeringan dan banjir. Perubahan ini memberi dampak serius terhadap berbagai sektor, misalnya kesehatan, pertanian, perekonomian, dan lain-lain. Ancaman paling serius akibat perubahan iklim terjadi di sektor pertanian. Dengan anomali cuaca yang tidak menentu, maka produksi dan produktivitas pertanian dapat terpengaruh, yang berdampak pada ketersediaan pangan yang tidak pasti.

Selanjutnya secara rinci identifikasi permasalahan dan isu-isu strategis menurut fungsi dan urusan pemerintahan daerah sebagai perumusan kebijakan umum dan

program-program pembangunan untuk lima tahun ke depan yaitu 2016 – 2021 adalah sebagai berikut:

4.1. Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar. 4.1.1 Urusan Pendidikan.

Urusan Pendidikan merupakan kebutuhan dasar masyarakat wonogiri dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuanttas sumberdaya manusia. Tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan menjadi tanggung jawab bersamaantara pemerintah, masyarakat dan orang tua.

Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang berkualitas, merata dan relevan berdasarkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka diperlukan berbagai program yang mengacu pada standar nasional pendidikan.

a. Permasalahan Urusan Pendidikan.

1) Anak usia 3-6 tahun yang belum terlayani lembaga Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak-kanak;

2) Masih ada anak putus sekolah SD/MI dan SMP/MTs, rata-rata sekolah sekitar 6,39 tahun.

(9)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 9 4) Sarana prasarana minimal pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs

belum 100 persen tercukupi baru sekitar 79 persen sampai dengan 98 persen.

5) Rasio guru dengan murid masih tinggi sekitar SD/MI sebesar 1:9 dan SMP/MTs sebesar 1:9.

6) Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan masih kurang;

7) Masih sekitar 1,62 persen penduduk berusia kurang dari 15 tahun yang masih belum melek huruh..

b. Isu Strategis pada urusan pendidikan adalah belum optimalnya aksesibilitas, sarana dan prasarana dan kurangnya ketersediaan tenaga pendidik.

4.1.2 Urusan Kesehatan.

Dalam rangka memenuhi salah satu hak pelayanan dasar rakyat, yaitu akses atas kebutuhan pelayanan kesehatan telah dicapai kemajuan penting berupa peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang ditandai beberapa indikator yaitu meningkatnya angka harapan

hidup waktu lahir, menurunnya angka kematian bayi, dan angka kematian ibu dan berkurangnya persentase balita dengan gizi buruk.

a. Permasalahan

1) Ketersediaan sumberdaya kesehatan yang belum memadai jumah puskesmas tidak mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai dengan 2015 hanya sekitar 34 puskesmas; 2) Pelayanan kesehatan belum optimal rasio puskesmas dengan

jumlah penduduk sekitar 0,03 pada tahun 2015;

3) Jumlah tenaga medis masih dibawah standar yang ditetapkan yaitu 40 per 100.000, di Kabupaten Wonogiri baru 11 per 100.000 orang

4) Kesadaran masyarakat untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih kurang masih adanya kasus DBD sebesar 60 kejadian pada tahun 2015;

5) Kasus balita gisi buruk masih ada sekitar 281 kasus pada tahun 2015.

6) Kualitas lingkungan rendah, cakupan sanitasi dasar seperti cakupan air bersih, cakupan jamban keluarga, cakupan

(10)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 10 7) Fasilitas pelayanan kesehatan lanjutan bagi penyandang cacat

dan lansia belum memadai, rasio rumah sakit sekitar 0,0084 pada tahun 2015;

c. Isu Strategis pada urusan kesehatan adalah terbatasnya sumberdaya kesehatan, belum optimal pelayanan kesehatan, masih adanya ancaman penyakit menular maupun penyakit yang tidak menular.

4.1.3 Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.

Pelaksanaan urusan pekerjaan umum meliputi pengelolaan jalan, jembatan, dan irigasi. Peningkatan kualitas dan kapasitas jalan dan jembatan terus diupayakan untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas dan perkembangan perekonomian daerah. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana irigasi terus diupayakan untuk mendukung peningkatan produksi pertanian. Sebagai daerah penyangga air bagi daerah di bawahnya Pemerintah Kabupaten Wonogiri berupaya untuk menjadikan wilayahnya menjadi daerah konservasi dengan memperbanyak tampungan air melalui pembangunan embung

khususnya di wilayah selatan. Penataan ruang mengatur kepastian hukum tentang pemanfaatan ruang.

a. Permasalahan Pekerjaan Umum.

1) Jumlah kerusakan jalan dan jembatan kabupaten lebih banyak dibanding laju pembangunan jalan, kondisi jalan baik baru sekitar 55,11 persen pada tahun 2015;

2) Kelebihan tonase angkutan barang mempercepat kerusakan jalan dan jembatan, angkutan bus AKAP, AKDP dan truk sekitar 11.900 pada tahun 2015;

3) Tingkat kerusakan sarana dan prasarana irigasi masih cukup tinggi, dalam kondisi baik sekitar 19.404 dari 28.784 pada tahun 2015;

4) Kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pekerjaan umum masih kurang;

5) Peralatan penunjang pelaksanaan urusan pekerjaan umum masih kurang;

6) Belum optimalnya kinerja prasarana dan sarana air bersih, sanitasi, dan persampahan terutama di lingkungan

masyarakat berpenghasilan rendah;

7) Masih lemahnya kepastian hukum (insentif dan desinsentif)

(11)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 11 8) Kurangnya pengembangan sarana informasi kepada

masyarakat di bidang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). 9) Koordinasi dan kerjasama antar daerah belum optimal

terutama daerah perbatasan.

10) Rendahnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya.

b. Isu strategis pada urusan pekerjaan umum dan penataan ruang adalah tingkat kerusakan jalan, jembatan, dan irigasi tidak sebanding dengan pembangunannya serta masih rendahnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam pemeliharaan sarana prasarana dan tata ruang.

4.1.4 Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman.

Permukiman akan terus tumbuh dan berkembang seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Pelaksanaan urusan perumahan meliputi penataan perumahan dan prasarana dan sarana lingkungan perumahan seperti air bersih, drainase, jalan lingkungan, sanitasi, persampahan, permakaman.

a. Permasalahan

1) Fasilitas umum dan fasilitas sosial perumahan masih banyak

yang belumdiserahkan pada Pemerintah Daerah;

2) Kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan dan pendayagunaan sarana dan prasarana permukiman masih kurang;

3) Pelayanan air bersih belum menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Wonogiri;

4) Pelayanan sanitasi belum menjangkau seluruh masyarakat; 5) Rumah tidak layak huni masih cukup banyak sekitar 57,79

persen;

6) Pengelolaan sistem drainase belum memadai; 7) Rumah yang belum ber IMB masih cukup banyak.

b. Isu Strategis pada urusan perumahan rakyat dan kawasan permukiman adalah belum memadainya penyediaan sarana dan prasarana dasar permukiman dan masih banyaknya rumah yang tidak layak huni.

4.1.5 Urusan Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan

Masyarakat.

Kondisi daerah yang aman dan kondusif menjadi prasyarat

(12)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 12 kondisi daerahyang aman, tertib, dan tenteram menjadi isu utama

pelaksanaan urusan kesatuanbangsa dan politik dalam negeri.

a. Permasalahan:

1) Gangguan keamanan dan ketertiban cenderung meningkat; 2) Penegakan Perda belum optimal;

3) Kesadaran masyarakat dan dunia usaha untuk mematuhi peraturan masih belum optimal;

4) Sarana dan prasarana keamanan dan ketertiban belum memadai baru sekitar 23 disetiap desa;

5) Kesadaran masyarakat dalam berdemokrasi masih kurang; 6) Jiwa nasionalisme dan patriotisme cenderung menurun;

7) Kualitas dan kuantitas sumberdaya linmas masih kurang, baru sekitar 0,47 persen per 10.000 penduduk.

b. Isu strategis pada urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri adalahmeningkatnya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat dankurangnya kesadaran masyarakat dalam

mematuhi peraturan perundang-undangan. 4.1.6 Urusan Sosial.

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang,keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan ataugangguan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapatmenjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidakdapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secaramemadai dan wajar. Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupakemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunasosialan, keterbelakangan/keterasingan dan kondisi atau perubahan lingkungan yang kurang mendukung.

a. Permasalahan

1) Prosentase KK miskin masih cukup tinggi;

2) Gelandangan, pengemis, anak jalanan, wanita rawan sosial ekonomi masih ada;

3) Kemandirian dan produktivitas penyandang cacat masih rendah;

(13)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 13 6) Kualitas manajemen dan profesionalisme pelayanan

kesejahteraan sosialbelum optimal;

7) Jumlah dan kualitas tenaga pelayanan sosial masih terbatas.

b. Isu Strategis pada urusan sosial adalah masih cukup tingginya angka kemiskinan dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

4.2. Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar 4.2.1. Urusan Tenaga Kerja;

Ketenagakerjaan merupakan aspek yang mendasar dalam kehidupan masyarakat dan pembangunan karena meliputi dimensi ekonomi dan sosial yang luas. Urusan ketenagakerjaan berkaitan dengan kondisi penduduk usia kerja, angkatan kerja, dan ketersediaan lapangan kerja.

a. Permasalahan

1) Perluasan lapangan kerja belum sebanding dengan pertumbuhan angkatan kerja, partisipasi angkatan kerja sekitar 71,95 persen;

2) Kualitas dan daya saing calon tenaga kerja belum sesuai kebutuhan pasar, ditandai dengan pencari kerja yang

ditempatkan sebesar 2.248 orang;

3) Sarana prasarana penyelenggaraan pelatihan kerja belum sesuai dengan perkembangan kebutuhan pasar kerja, Balai Latihan Kerja yang dimilki hanya 1;

4) Sistem informasi ketenagakerjaan belum memadai, perlu ditingkatkan untuk meningkatkan daya serap tenaga kerja yang pada tahun 2015 baru sekitar 13,69 di setiap perusahaan;

b. Isu Strategis pada urusan ketenagakerjaan adalah terbatasnya lapangan kerja dan kualitas calon tenaga kerja tidak sesuai kebutuhan pasar.

4.2.2. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

Pembangunan manusia ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia tanpa membedakan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan). Sebagai sumberdaya insani, sebenarnya potensi yang dimiliki perempuan dan laki-laki seimbang. Namun demikian masih

terdapat kesenjangan gender meskipun gap nya tidak terlalu besar. Perlindungan anak ditujukan untuk menjaga keberlanjutan generasi

(14)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 14 a. Permasalahan

1) Partisipasi perempuan dalam pembangunan masih kurang, sekitar 0,45 bekerja di lembaga pemerintahan;

2) Tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak masih terjadi, sebesar 2 di setiap 100.000 Rumah Tangga;

3) Kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak masih lemah, hal ini ditandai dengan masih adanya pekerja anak dibawah umur sekitar 0,058;

4) Anak jalanan, anak korban narkoba, anak terlantar dan anak putus sekolah masih ada;

5) Perlindungan anak terhadap pengaruh negatif media masih kurang.

b. Isu Strategis pada urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak adalah kurangnya partisipasi perempuan dalam pembangunan, terdapatnya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, tingginya pengaruh negatif media terhadap pembentukan kepribadian anak, dan lemahnya kelembagaan dan jaringan

pengarusutamaan gender dan anak. 4.2.3. Urusan Pangan;

Ketahanan pangan merupakan upaya pemberdayaan masyarakat agar mampu memaksimalkan pemanfaatan sumberdaya ketahanan pangan serta mampu mengatasi kendala dalam mewujudkan ketahanan pangan. Ketahanan pangan merupakan suatu sistem pangan yang terdiri atas tiga sub sistem yaitu ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup di tingkat rumah tangga, distribusi pangan yang lancar dan konsumsi pangan yang bermutu dan aman untuk meningkatkan kualitas SDM.

a. Permasalahan

1) Masih rendahnya ketahanan pangan terutama masyarakat miskin dan belum optimalnya lembaga ketahanan pangan dalam menyediakan kebutuhan pangan masyarakat, karena masih tergantung komuditas padi yang baru sekitar 5,6 ton per hektar.

2) Diversifikasi produk pangan lokal belum optimal, produktifitas padi masih mendominasi dibandingkan produktifitas jagung

(15)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 15 3) Pemenuhan standar mutu dan keamanan pangan belum

optimal;

4) Kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi produk pangan

lokalcenderung menurun;

5) Belum optimalnya sumber daya manusia yang menangani di bidang ketahanan pangan;

6) Pengelolaan lumbung pangan lokal belum optimal.

b. Isu Strategis pada urusan pangan adalah belum optimalnyadiversifikasi produk pangan lokal, masih banyaknya penggunaan bahan aditifyang berpengaruh pada keamanan pangan, dan kesadaran masyarakat dalammengkonsumsi produk pangan lokal cenderung menurun.

4.2.4. Urusan Pertanahan;

Penatagunaan tanah meliputi pengaturan penggunaan tanah, pemanfaatan tanah, dan penguasaan tanah. Kebijakan pemanfaatan tanah di Kabupaten Wonogiri dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten melalui proses perizinan peruntukan penggunaan tanah, sedangkan

pengadministrasian penggunaan tanah dilakukan oleh Kantor Pertanahan. Dalam rangka memberikan kemudahan pelayanan

pensertifikatan tanah pada masyarakat, telah dilaksanakan program LARASITA (Pelayanan Rakyat untuk Pensertifikatan Tanah). Yaitu pelayanan pensertifikatan tanah dengan menggunakan mobil keliling ke wilayah-wilayah yang jauh dari kantor pertanahan untuk mendekatkan pelayanan pada masyarakat.

a. Permasalahan

1) Belum semua tanah bersertifikat dan belum semua sertifikat sesuai dengan peruntukannya dan atau pengunaannya, baru sekitar 97,9 persen bersetifikat.

2) Masih banyaknya fasilitas umum maupun fasilitas sosial yang berdiri diatas tanah milik desa atau milik perorangan.

3) Belum tersedianya data tanah pemerintah daerah yang valid berkaitan dengan status tanah, keadaan tanah, luas tanah, letak/lokasi, peruntukan, asal usul tanah, gambar tanah, foto lapangan.

4) Sulitnya pengendalian penggunaan lahan, antara lain

(16)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 16 masyarakat berhak mengelola/ menggunakannya sesuai

dengan keinginan sendiri.

5) Banyaknya konversi lahan pertanian menjadi non pertanian,

utamanya pada sektor perumahan/properti.

6) Terbatasnya ketersediaan lahan yang akan dijadikan dan ditetapkan sebagai lahan sawah berkelanjutan.

7) Belum teridentifikasi tanah negara/tanah terlantar secara detail (data base) belum akurat

b. Isu Strategis pada urusan pertanahan adalah belum optimalnya pengelolaantanah pemerintah dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam perizinandan pensertifikatan tanah.

4.2.5. Urusan Lingkungan Hidup;

Kondisi lingkungan di Kabupaten Wonogiri secara umum masih cukup baik. Ini terbukti dari hasil pengujian kualitas air dan kualitas udara yang dilakukan oleh KLH hampir semua parameter masih dibawah baku mutu, walaupun ada kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun.

a. Permasalahan

1) Kekeringan, lahan kritis, erosi dan sedimentasi pada daerah

tangkapan Waduk Gajah Mungkur;

2) Kerusakan ekosistem Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Solo Hulu;

3) Sarana prasarana pengendalian dan pengelolaan lingkungan semakin terbatas;

4) Regulasi tentang pengelolaan lingkungan hidup di daerah belum mencukupi;

5) Keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna semakin berkurang;

6) Pelayanan persampahan belum menjangkau pada semua masyarakat perkotaan, baru sekitar 77,24 persen;

7) Penanganan air limbah rumah tangga/domestik belum dilakukan secara terpadu;

8) Kesadaran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan lingkungan hidup masih kurang;

b. Isu strategis pada urusan lingkungan hidup adalah terjadinya

(17)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 17 4.2.6. Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Wonogiri lebih dipengaruhi olehkelahiran/kematian dibandingkan dengan migrasi dari

daerah lain namun demikian justru banyak penduduk wonogiri yang menjadi “boro” di kota lain. Hal ini mengakibatkan pengelolaanadministrasi kependudukan menjadi lebih rumit.

a. Permasalahan

1) Validitas data penduduk masih rendah;

2) Sistem administrasi kependudukan sering mengalami perubahan, sehingga penerbitan KTP dari tahun ke tahun mengalami perubahan seperti tahun 2011 sebanyak 225.222 buah menurun pada tahun 2015 sebanyak 64.078 buah;

3) Sarana dan prasarana pendukung sistem informasi administrasikependudukan masih sangat terbatas;

4) Petugas khusus yang menangani administrasi kependudukan di tingkatdesa belum tersedia, pelayanan masih berada di kecamatan;

5) Kesadaran masyarakat terhadap tertib administrasi kependudukanmasih kurang;

b. Isu Strategis pada urusan kependudukan dan catatan sipil adalah rendahnyakesadaran masyarakat dan aparat dalam tertib administrasi kependudukan.

4.2.7. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

Pemberdayaan Masyarakat dimaksudkan guna dapat mengembangkankemampuan dan kemandirian masyarakat untuk berperan aktif dalampembangunan, agar secara bertahap masyarakat mampu membangun diri danlingkungannya secara mandiri.

a. Permasalahan

1) Teknologi Tepat Guna yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat belumdimanfaatkan secara optimal;

2) Peran dan fungsi kelembagaan masyarakat belum optimal, sekitar 33 LSM pada tahun 2015;

3) Peran serta masyarakat dalam pembangunan di kawasan perdesaan cenderung menurun;

4) Pelayanan pemerintahan desa kepada masyarakat belum

optimal;

5) Peran perempuan dalam pembangunan belum optimal;

(18)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 18 b. Isu strategis pada urusan pemberdayaan masyarakat dan desa

adalah belum optimalnya peran dan fungsi kelembagaan masyarakat desa, peran perempuan dalam pembangunan, dan

tata kelola pemerintahan desa.

4.2.8. Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana;

Perkembangan program keluarga berencana di Kabupaten Wonogiri cukupbaik. Salah satu keberhasilan program KB ditandai dengan meningkatnyaprevalensi peserta KB (peserta aktif/pasangan usia subur). Pembangunankependudukan dan keluarga kecil berkualitas merupakan langkah penting dalammencapai pembangunan berkelanjutan. Hal ini diselenggarakan melaluipengendalian kuantitas penduduk dan peningkatan kualitas penduduk.

a. Permasalahan

1) Pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi belum merata;

2) Tingkat partisipasi KB masih rendah, baru sekitar 79,94 persen;

3) Petugas Keluarga Berencana (KB) masih kurang;

4) Pengembangan advokasi dan komunikasi, informasi dan

edukasi (KIE)belum optimal;

5) Kepesertaan pasangan usia subur tidak ber KB cukup tinggi; 6) Pemberdayaan ekonomi keluarga, khususnya melalui

kelompok UsahaPeningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) belum optimal, jumlah keluarga pra KS pada tahun 2015 sebesar 66.240 KK;

7) Pengembangan ketahanan dan peningkatan kualitas lingkungankeluarga (BKB, BKL, BKR dan PKLK) belum optimal.

d. Isu Strategis pada urusan pengendalian penduduk dan keluarga berencana adalahbelum meratanya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi,belum optimalnya pengembangan advokasi dan komunikasi, informasi danedukasi (KIE), cukup tingginya kepesertaan pasangan usia subur tidak ber KB.

4.2.9. Urusan Perhubungan;.

Sistem dan manajemen transportasi yang baik merupakan faktor

pendukung utama untuk mengembangkan kegiatan ekonomi, sosial budaya, politik, keamanan dan ketertiban serta sarana meningkatkan

(19)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 19 meningkatkan kualitas prasarana transportasi agar tetap dalam

kondisi baik serta mengembangkan sarana transportasi perdesaan dan perkotaan secara terpadu menjadi penting.

a. Permasalahan

1) Sarana dan prasarana terminal belum memenuhi syarat; 2) Fasilitas rambu jalan masih terbatas;

3) Pelayanan angkutan umum belum memadai, armada angkutan penumpang sebesar 11.900 didominasi oleh truk;

4) Pengelolaan parkir belum berjalan secara optimal;

5) Pemasangan LPJU belum merata pada ruas jalan yang padat lalu lintas, masih banyak yang belum dilengkapi KwH meter, dan masih banyak LPJU tanpa ijin/illegal;

6) Angkutan barang dan rest area kendaraan barang belum tersedia;

7) Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengujian kendaraan. b. Isu strategis pada urusan perhubungan adalah kurangnya sarana

dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, serta kurangnya

kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas. 4.2.10. Komunikasi dan Informatika;

Kemajuan dibidang komunikasi dan informatika telah mendorong munculnya globalisasi dengan berbagai perspektifnya. Beberapa peraturan perundangan yang terkait dengan urusan komunikasi dan informatika seperti Undang-undang nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Undang-undang nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

a. Permasalahan:

1. Sarana dan prasarana teknologi informasi belum memadai; 2. Sistem informasi manajemen yang tersedia belum

dimanfaatkan secara optimal;

3. e-government belum diimplementasikan secara optimal; 4. Kualitas sumberdaya manusia belum memadai.

b. Isu strategis pada urusan komunikasi dan informatika adalah belumoptimalnya implementasi e-government dan pelayanan perijinantelekomunikasi.

4.2.11. Koperasi, usaha kecil, dan menengah;

Pembangunan koperasi dan usaha kecil menengah memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Peranan

(20)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 20 mikro, kecil, dan menengah terbukti lebih mampu bertahan dalam

menghadapi krisis ekonomi. a. Permasalahan

1) Kualitas SDM pengelola koperasi/UMKM masih rendah, padahal koperasi aktif setiap tahun meningkat pada tahun 2015 sebanyak 7.200 unit;

2) Inovasi dan adopsi teknologi, pengembangan disain produk, yang berdampak pada diversifikasi produk masih rendah; 3) Jaringan pasar industri kecil dan kemitraan dalam usaha

pemasaran masih terbatas;

4) Masih rendahnya manajemen dan daya saing produk UKM, padahal jumlah UMKM meningkat setiap tahun sekitar 28.292 unit pada tahun 2015;

5) Akses modal bagi UMKM masih terbatas, subsidi bunga tidak terserap setiap tahun.

b. Isu strategis pada urusan koperasi dan usaha kecil menengah adalah terbatasnya akses modal, pasar dan adopsi teknologi.

4.2.12. Penanaman Modal;

Keberhasilan investasi/penanaman modal akan memberikan

kontribusi pada kegiatan ekonomi riil dan pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi selama ini sebagian besar ditopang dari besarnya konsumsi dalam negeri atau regional bukan dari pertumbuhan investasi maupun ekspor.

a. Permasalahan

1) Pengelolaan promosi investasi belum optimal;

2) Iklim investasi belum maksimal baru sekitar 1.162 investor pada tahun 2015;

3) Lahan bagi usaha industri berskala menengah/besar terbatas, karena Pemerintah Kabupaten Wonogiri belum memiliki kawasan industri.

b. Isu strategis pada urusan penanaman modal adalah belum optimalnyapengelolaan investasi.

4.2.13. Urusan Kepemudaan dan Olah Raga;

Potensi, peran pemuda serta prestasi olahraga yang telah dicapai oleh pemuda dalam pembangunan sumberdaya manusia selama ini

(21)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 21 a. Permasalahan:

1) Akses dan kesempatan bagi pemuda yang tergolong tidak mampu untuk memperoleh pendidikan dan ketrampilan masih

rendah;

2) Masalah sosial di kalangan pemuda seperti kriminalitas, premanisme, narkotika, psikotropika, zat adiktif (NAPZA) dan HIV masih cukup tinggi;

3) Sarana dan prasarana pengembangan pemuda dan olah raga belum memadai, baru memiliki 1 stadion dan 1 Gelanggang Olah Raga dan sekitar 107 buah gedung olah raga se Kabupaten;

4) Jiwa kewirausahaan di kalangan pemuda masih rendah; 5) Pemuda belum sebagai “agent of change”;

6) Jumlah klub olah raga perkembangannya masih stagnan dari tahun per tahun yaitu sekitar 150 klub dari tahun 2011 samapi dengan tahun 2014, baru meningat 10 klub pada tahun 2015 ; 7) Pembentukan karakter kepribadian pemuda belum optimal.

b. Isu Strategis pada urusan kepemudaan dan olah raga adalah banyaknya masalah sosial di kalangan pemuda, terbatasnya

sarana dan prasarana pengembangan pemuda dan olah raga, dan kurangnya pembinaan pemuda dan olah raga.

4.2.14. Statistik;

Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional disebutkan bahwa perencanaan pembangunan daerah harus didasarkan pada data yang akurat dan memadai. Kewenangan daerah dalam urusan statistik meliputi pengumpulan dan pemanfaatan data dan statistik daerah. a. Permasalahan

1) Belum konsistennya data-data statistik yang dipublikasikan dan Masih adanya beberapa data statistik yang belum tersedia, data tahun yang lalu baru disusun tahun berjalan. 2) Belum tersedianya data statistik yang valid dan akurat sesuai

kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, data masih berada di masing-masing perangkat daerah.

3) Penetapan data tunggal belum disepakati, perangkat daerah masih memiliki data sendiri-sendiri;

(22)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 22 5) Kesadaran dan komitmen terhadap pentingnya data masih

rendah;

6) Kualitas SDM di bidang kestatistikan belum memadai;

7) Sarana dan prasarana pengelolaan data dan statistik belum memadai.

b. Isu strategis pada urusan statistik adalah belum optimalnya kualitas SDM dan komitmen dalam pengelolaan data dan statistik. 4.2.15. Urusan Persandian;

Persandian adalah penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan daerah dibidang persandian, perumusan kebijakan teknis di bidang persandian, dan pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang persandian.

a. Permasalahan

1) Belum dibentuk Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) yang menangani bidang persandian.

b. Isu strategis pada urusan persandian adalam belum dibentuknya Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) yang menangani

bidang persandian di Pemerintah Kabupaten Wonogiri. 4.2.16. Urusan Kebudayaan;

Dalam rangka mengembangkan dan membina kebudayaan daerah yangbersumber dari warisan budaya leluhur yang mengandung nilai-nilai universal,diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai-nilai-nilai moral yang mendukungpembangunan daerah.Pembangunan kebudayaan di Kabupaten Wonogiri bertujuan untukmengembangkan penanganan kawasan cagar budaya dan desa budaya,meningkatkan kualitas karya seni, meningkatkan kesadaran budaya dan sejarahbangsa, melestarikan warisan budaya daerah/nasional, inovasi dan kreativitasdalam mengelola museum, serta penempatan bahasa dan sastra jawa sebagai aset daerah yang bernilai tinggi.

a. Permasalahan:

1) Penerapan nilai-nilai luhur budaya dalam kehidupan sehari-hari masihrendah;

2) Pengelolaan kekayaan budaya yang belum optimal;

3) Partisipasi generasi muda dalam seni dan budaya masih kurang;

4) Masuknya nilai dan budaya asing yang berpengaruh negatif cukupbanyak;

(23)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 23 6) Menurunnya kepedulian masyarakat terhadap kepedulian

sosial.

b. Isu strategis pada urusan kebudayaan adalah masih rendahnya

penerapannilai-nilai luhur budaya dalam kehidupan sehari-hari, belum optimalnyapengelolaan kekayaan budaya, dan masih terbatasnya kualitas sumberdayamanusia pelaku budaya.

4.2.17. Urusan Perpustakaan;

Perpustakaan merupakan sumber informasi dan sarana strategis peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Pelaksanaan urusan perpustakaan mengacu pada Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, yang antara lain mengatur kewajiban Pemerintah Daerah dalam pengelolaan perpustakaan.

a. Permasalahan

1. Sarana dan prasarana pengelolan perpustakaan belum memadai, baru sekitar satu perpustakaan;

2. Kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia yang menngani perpustakaan belum memadai;

3. Minat baca masyarakat masih rendah, sekitar 19.891 pengunjung per tahun.

b. Isu Strategis pada urusan perpustakaan adalah belum memadainya sumberdaya manusia dan sarana dan prasarana perpustakaan.

4.2.18. Urusan Kearsipan.

Penyelengaraan urusan kearsipan mempunyai fungsi strategis bagi perkembangan daerah karena menangani arsip aktif, arsip inaktif, dan dokumentasi daerah.

a. Permasalahan:

1. Sarana dan prasarana kearsipan belum memadai;

(24)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 24 4.3. Urusan Pemerintahan Pilihan

4.3.1. Urusan Kelautan dan Perikanan;

Secara Geografis Kabupaten Wonogiri mempunyai wilayah perairan

laut dan perairan waduk, tetapi perkembangan komoditas perikanan budidaya produksinya masih belum optimal.

a. Permasalahan

1) Tata guna dan tata kelola perikanan belum optimal;

2) Fungsi kelembagaan petani pembudidaya perikanan belum optimal;

3) Produksi ikan konsumsi belum mampu mencukupi kebutuhankonsumen, sekitar 9,5 ton per tahun;

4) Akses permodalan petani perikanan masih kurang, subsidi bunga yang disediakan pemerintah daerah tidak terserap; 5) Kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan

ekosistem perairanumum masih kurang.

b. Isu strategis pada urusan kelautan dan perikanan adalah belum optimalnya tataguna dantata kelola air serta fungsi kelembagaan

petani pembudidaya perikanan, danmasih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikanekosistem perairan.

4.3.2. Urusan Pariwisata;

Pariwisata merupakan bagian dari gaya hidup memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap kunjungan wisatawan. Data statistik angka kunjungan wisatawan baik domestik maupun manca negara ke obyek-obyek wisata di Kabupaten Wonogiri menunjukkan peningkatan. Dengan segala potensi yang ada, baik potensi alam, budaya, maupun potensi pendidikan yang menjadi Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW), sehingga berpengaruh pada angka kunjungan dan lama tinggal wisatawan.

a. Permasalahan

1) Partisipasi mayarakat dalam pengembangan pariwisata masih kurang;

2) Kreativitas, inovasi dan kompetensi daya saing ODTW masih kurang, dimana kontibusinya menurun setiap tahun, pada tahun 2011 sekitar 2,4 persen menjadi 2,27 persen pada tahun 2015; 3) Kualitas SDM petugas dan pelaku usaha pariwisata belum

optimal;

4) Pengembangan manajemen pariwisata yang mendukung

(25)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 25 5) Keterpaduan dan sinergi antar pelaku wisata dalam

pengembangan pariwisata masih rendah, ditunjukan kunjungan wisata yang semakin menurun 438.049 pada tahun 2011

menurun 358.225 pada tahun 2015 .

b. Isu Strategis pada urusan pariwisata adalah masih kurangnya partisipasi mayarakat dalam pengembangan pariwisata, kreativitas, inovasi dan kompetensi daya saing ODTW, dan belum optimalnya kualitas SDM petugas dan pelaku usaha pariwisata. 4.3.3. Urusan Pertanian;

Penduduk Kabupaten Wonogiri mayoritas masih tinggal di perdesaan denganmata pencaharian di sektor pertanian, baik pertanian irigasi maupun tadah hujan. Sektor pertanian dalam menyumbangPDRB di Kabupaten Wonogirisebesar 48 persen, dan menyeraptenaga kerja masih cukup tinggi. Pengembangan urusan pertanian yang meliputipertanian tanaman pangan, peternakan dan perkebunan perlu mendapatkanperhatian khusus dalam rangka memberdayakan potensi sumberdaya yangdimiliki.

a. Permasalahan.

1) Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian masih cukup

tinggi, sehingga produktifitas tanaman pangan utama menurun dari tahun ke tahun;

2) Sarana dan prasarana produksi pertanian sering tidak terjangkau olehpetani, mengkibatkan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB menurun selama 5 tahun terakhir yaitu 36,19 persen pada tahun 2011 menjadi 33,31 persen pada tahun 2015;

3) Serangan hama dan penyakit pertanian masih cukup tinggi; 4) Harga hasil produksi pertanian tidak stabil;

5) Pengelolaan lahan tegalan belum optimal;

6) Kemampuan dalam pengolahan pasca panen dan pemasaran hasilproduk pertanian masih rendah;

7) Pengelolaan manajemen agribisnis belum optimal;

8) Jaringan informasi pasar produk pertanian belum optimal; 9) Kapasitas kelembagaan pertanian belum optimal;

10) Tata guna dan tata kelola air belum optimal;

(26)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 26 b. Isu Strategis pada urusan pertanian adalah masih cukup tingginya

alih fungsilahan, biaya produksi tidak sebanding dengan harga jual, belum optimalnyamanajemen agribisnis, dan akses

permodalan yang belum merata. 4.3.4. Urusan Kehutanan;

Pembangunan urusan kehutanan di Kabupaten Wonogiri sesuai denganpotensinya lebih diarahkan untuk konservasi, bukan produksi untuk menyelamatkan sumber air dan mencegah erosi serta sedimentasi. Sebagian masyarakat di Kabupaten Wonogiri juga membudidayakan beberapa jenis tanaman kayu sebagai kawasan konservasi dan hutan tanaman industri.

a. Permasalahan

1) Ancaman kerusakan hutan oleh bencana tanah longsor dan penebangan liar, penanaman hutan kembali atau reboisasi terbesar pada tahun 2014 sekitar 1.475, 1 hektar;

2) Fungsi kelembagaan kelompok tani kehutanan belum optimal; 3) Akses petani kehutanan terhadap sumber permodalan masih

kurang, subsidi bunga yang disediakan oleh pemerintah kabupaten tidak terserap;

4) Luas hutan rakyat semakin berkurang akibat dari kegiatanpenebangan;

5) Luas lahan kritis masih cukup banyak.

b. Isu strategis pada urusan kehutanan adalah semakin berkurangnya luashutan rakyat dan masih cukup luasnya lahan kritis.

4.3.5. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral;

Di bidang energi, belum semua dusun di Kabupaten Wonogiritersedia jaringan listrik dariPLN, masih terdapat beberapa kelompok rumah yang belum teraliri listrik.Kelompok rumah yang belum terjangkau aliran listrik terutama pada daerahterpencil dan permukiman baru.Di bidang sumberdaya mineral yang terdapat di Kabupaten Wonogiri semua masukkategori bahan galian golongan C (BGGC). Potensi yang paling besar adalah pasir sungai.

a. Permasalahan

1) Masih terdapat rumah tangga yang belum teraliri listrik PLN;

(27)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 27 3) Perubahan pola penggunaan energi fosil dan kayu bakar ke

gas LPGbelum semua dilakukan oleh masyarakat; 4) Kelangkaan gas LPG kadang masih terjadi;

5) Kegiatan penambangan rakyat tidak berijin masih cukup banyak;

6) Kegiatan penambangan banyak tidak menggunakan kaidah teknis yangbenar, sehingga kontribusi sektor pertambangan hanya sekitar 3,206 persen per tahun;

7) Kerusakan lahan akibat penambangan yang tidak diikuti denganreklamasi masih cukup banyak.

b. Isu strategis pada urusan energi dan sumberdaya mineral adalah masihterdapatnya rumah tangga yang belum teraliri listrik, masih banyakpenambangan yang tidak ramah lingkungan.

4.3.6. Urusan Perdagangan;

Dalam rangka usaha pengembangan urusan perdagangan, maka harus adakesesuaian antara produk, kelancaran distribusi, sarana prasarana, informasipasar dan pengembangan perdagangan daerah.

Disamping menanganiperdagangan antar wilayah regional maupun internasional, juga dituntut mampumenyediakan pasar tradisional yang

mempunyai daya saing dan berkualitas. a. Permasalahan

1) Kondisi sarana prasarana pasar tradisional kurang memadai, baru satu pasar yang terbangun sepanjang 15 tahun;

2) Daya saing produk Kabupaten Wonogiri di pasar nasional maupun global masihrendah, sehingga kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB menurun dari tahun 2011 sebesar 16,86 persen menurun menjadi 15,62 persen pada tahun 2015;

3) Kelancaran distribusi bahan pokok/barang strategis belum optimal;

4) Sistem informasi pasar belum optimal; 5) Perlindungan konsumen belum optimal;

b. Isu strategis pada urusan perdagangan adalah masih rendahnya daya saingproduk Kabupaten Wonogiri di pasar nasional maupun global, belum lancarnya distribusibahan pokok/barang strategis,

(28)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 28 4.3.7. Urusan Perindustrian;

Sebagai daerah penyangga bagi daerah lain yang secara geografis berada dibawahnya, Pemerintah Kabupaten Wonogiri mengeluarkan

kebijakan untuk menarik industri besar yangsecara ekonomis mampu meningkatkan pertumbuhan investasi danpenyerapan tenaga kerja. Industri di Kabupaten Wonogiri diutamakan bagiindustri yang ramah lingkungan dan menyerap tenaga kerja yang banyak (padat karya) tanpa mematikan industri kecil dan menengah.

a. Permasalahan

1) Penguasaan dan penerapan teknologi bagi UMKM masih kurang;

2) Kualitas manajemen pengelolaan usaha bagi UMKM masih rendah;

3) Inovasi produk belum mampu mengimbangi kebutuhan pasar, sehingga kontribusi sektor industri terhadap PDRB stagnan setiap tahun;

4) Akses permodalan bagi UMKM masih rendah, subsidi bunga

yang disediakan oleh pemerintah kabupaten tidak terserap; 5) Ketercukupan sumber daya manusia guna memenuhi

kebutuhan tenaga kerja;

6) Ketersediaan bahan baku industri masih terbatas; 7) Kemitraan antar pelaku usaha belum optimal.

b. Isu Strategis pada urusan industri adalah masih kurangnya kualitasmanajemen pengelolaan usaha bagi UMKM, inovasi produk belum mampumengimbangi kebutuhan pasar, dan belum optimalnya kemitraan antarpelaku usaha.

4.3.8. Urusan Transmigrasi.

Pelaksanaan transmigrasi di Kabupaten Wonogiri selama ini mendasarkanpada kerjasama antara pemerintah daerah (baik pengirim maupun penerima)dan pemerintah pusat sebagai fasilitatornya. Sedangkan pola transmigrasi yangdilaksanakan adalah melalui Transmigrasi Umum dan Transmigrasi SwakaryaMandiri (TSM).

a. Permasalahan

1) Program transmigrasi masih sepenuhnya tergantung dari

kebijakanpemerintah pusat;

(29)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 29 3) Lokasi tujuan transmigrasi seringkali belum siap, baik sarana

danprasarana dan administrasi pertanahan.

4) Masih rendahnya kualitas ketrampilan dan keahlian calon

transmigran.

b. Isu strategis pada urusan transmigrasi adalah animo masyarakat untukbertransmigrasi rendahkarena kualitas ketrampilan dan keahlian masih rendah dan ketidaksiapan lokasi transmigrasi.

4.4. Penunjang Urusan Pemerintahan.

4.4.1. Urusan Perencanaan Pembangunan.

Penyusunan perencanaan pembangunan hendaknya memenuhi 5 (lima)

prinsip/pendekatan, yaitu:(i) Pendekatan Politik, (ii) Pendekatan

Teknokratik, (iii) Pendekatan Partisipatif, (iv)Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down) dan (v) Pendekatan Bawah-Atas (Bottom-Up).

a. Permasalahan.

1) Belum sinerginya proses perencanaan pembangunan daerah dari pendekatan politik (proses politik) ke pendekatan teknokratik. 2) Dokumen perencanaan yang disusun belum menekankan pada

perencanaan yang terfokus dan langsung dapat dilaksanakan, dokumen perencanaan yang disusun cenderung masih berupa daftar keinginan (wish list) dan belum menunjukkan daftar kebutuhan (need list).

3) Program dan kegiatan yang direncanakan masih belum disusun berdasarkan pada ketersediaan anggaran. Hal ini mengakibatkan perencanaan yang disusun tidak dapat sepenuhnya dilaksanakan. 4) Adanya ego atau kepentingan sektoral yang seringkali dinyatakan

sebagai kesulitan untuk melakukan koordinasi. Persoalan yang bersifat lintas sektor seringkali ditangani secara parsial dan terfragmentasi sehingga cenderung tidak menyentuh atau menyelesaikan persoalan yang sebenarnya.

5) Proses perencanaan teknokratik yang berbasis pada data sekunder dan primer, baik dari hasil monitoring dan evaluasi maupun hasil kajian/telaahan, dianggap masih belum memadai sehingga kekuatan data dan informasi dalam memproyeksikan arah pembangunan berikutnya masih lemah.

6) Masih terdapat kesulitan untuk memastikan adanya konsistensi

(30)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 30 7) Proses perencanaan dengan penganggaran, yang mengarah

kepada pengalokasian sumber daya yang lebih rasional dan strategis belum terwujud dan tidak sepenuhnya dirumuskan

dengan indikator kinerja yang jelas dan terukur.

b. Isu strategis pada urusan perencanaan pembangunan adalah perlunya sinkronisasi antara perencanaan dengan penganggaran berdasarkan dokumen perencanaan yaitu RPJPD, RPJMD, Renstra PD, RKPD, Renja PD dan KUA PPAS.

4.4.2. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah dan Kepegawaian.

Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan dibutuhkan perangkat daerah yang menangani pemerintahan, administrasi keuangan, kepegawaian dan perangkat daerah lainnya yang tidak masuk dalam urusan wajib maupun urusan pilhan.

a. Permasalahan

1. Peningkatan pendapatan asli daerah yang kurang signifikan diperlukan regulasi peningkatan PAD secara intensifikasi dan

ekstensifikasi..

2. Peningkatan SDM melalui penyelenggaraan diklat teknis/

fungsional dan penyusunan formasi di daerah sangat tergantung pada kebijakan Pemerintah Pusat, sistem informasi dan data kepegawaian belum dapat berjalan secara optimal.

3. Belum optimalnya proses pelayanan perizinan, terutama disebabkan sudah tidak sesuainya ketentuan yang mendasari penerbitan izin tertentu.

4. Belum sinerginya peraturan perundangan yang yang diterbitkan pemerintahan pusat dan daerah, yang berakibat pada terjadinya tumpang tindih, perbedaan persepsi dan kekosongan peraturan perundangan yang berlaku;

5. Belum optimalnya penyelenggaraan pemerintahan umum dalam pelayanan publik yang disebabkan oleh kurangnya kapasitas, kompetensi dan profesionalitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur berikut sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

6. Belum optimalnya pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komuniaksi (TIK) dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

(31)

RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 IV. 31 7. Belum optimalnya kerja sama antar daerah, daerah dengan

swasta dan daerah dengan perguruan tinggi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.

8. Belum sebandingnya peningkatan pendapatan daerah yang bersumber dari pusat dan pendapatan asli daerah dengan pembiayaan yang harus di keluarkan daerah.

9. Belum optimalnya lembaga perwakilan rakyat daerah dalam melaksanakan peran dan fungsi politik.

10. Kurang tuntasnya penyelesaian kasus-kasus pelanggaran disiplin pegawai.

11. Banyaknya hasil temuan pemeriksaan interen yang mencerminkan ketidakdisiplinan pengelolaan anggaran.

b. Isu strategis UrusanOtonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah dan Kepegawaian adalah peningkatan SDM yang berkualitas dalam rangka menyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governant).

4.4.3. Urusan Penelitian dan Pengembangan.

Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan dibutuhkan perangkat daerah yang menangani penelitan dan pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi untuk mendukung perencanaan pembangunan. a. Permasalahan.

1. Rendahnya pemanfaatan hasil Penelitian dan Pengembangan (litbang) yang digunakan sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan di pemerintah daerah.

2. Pemerintahan daerah belum menggunakan secara maksimal SIDA (Sistem Informasi Daerah) sebagai base data.

3. Kurangnya dukungan terhadap kreatifitas dan inovasi bagi pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari perhitungan nonlinear rolling ini diharapkan dapat memprediksi gerakan rolling dengan tepat,karena dapat diterapkan pada sudut besar( > 8 0 )

Pertan-aan tentang saatsaat dimana konseli +e+as dari masalah. S96T didasarkan pada gagasan dimana ada saatsaat dalam hidup konseli ketika masalah -ang mereka

Kami, selaku Dewan Takmir Masjid Raya Vila Inti Persada ingin menyampaikan terima kasih kami kepada bapak/ibu/jamaah yang telah memberikan kontribusi pada kemakmuran Masjid Raya

Tesis ini berjudul “ PENGARUH LABEL HALAL PADA PRODUK DALAM KEMASAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI PADA PRODUK KECANTIKAN DI SUPERMARKET CHANDRA DAN

Semua data yang penulis telah dapatkan baik data primer dengan melalui wawancara dan observasi dan data sekunder dengan dokumentasi dan kepustakaan, semua

Kebudayaan nasional harus memiliki unsur-unsur budaya yang mendapat pengakuan dari semua bangsa kita, sehingga menjadi milik bangsa. Kebudayaan nasional dilaksanakan pada

Sektor-sektor ekonomi lainnya yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Banjarnegara, yaitu sektor industri pengolahan;

Cahaya Matahari akan tampak lebih merah daripada keadaan sekarang, karena dengan bertambahnya kerapatan, akan lebih banyak cahaya pada panjang gelombang biru yang dihamburkan ke