• Tidak ada hasil yang ditemukan

INOVASI MODEL PEMBELAJARAN MELALUI PENGEMBANGAN STRATEGI REFLECTION THINKING, REINFORCEMENT & HABITUATION (R2H) BERBASIS NILAI-NILAI KONSERVASI DALAM MATA KULIAH PENGEMBANGAN PKn SEKOLAH DASAR | Tri Widodo | 11090 23290 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INOVASI MODEL PEMBELAJARAN MELALUI PENGEMBANGAN STRATEGI REFLECTION THINKING, REINFORCEMENT & HABITUATION (R2H) BERBASIS NILAI-NILAI KONSERVASI DALAM MATA KULIAH PENGEMBANGAN PKn SEKOLAH DASAR | Tri Widodo | 11090 23290 1 SM"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

INOVASI MODEL PEMBELAJARAN MELALUI PENGEMBANGAN STRATEGI REFLECTION THINKING, REINFORCEMENT & HABITUATION(R2H)

BERBASIS NILAI-NILAI KONSERVASI DALAM MATA KULIAH PENGEMBANGAN PKn SEKOLAH DASAR1

Oleh :

Susilo Tri Widodo, Harmanto & Fitria Dwi Prasetyaningtyas2

Alamat Email : susilotriwidodo@mail.unnes.ac.id

ABSTRACT

This research aimed to produce the learning model innovation by developing R2H learning strategies based on conservation values in the Civic Education Development for Elementary School course. The research method employed was education research with development approach (R&D).This research was taken place in Elementary School Teacher Education Department of Education Faculty, Semarang State University. The subject of research consisted of students and corresponding lecturers.

The result of research obtained by the author was the preliminary study by mapping competency and indicator in the Elementary School Civic Education Development Course, and then designing a product in the form of course learning plan according to the research purpose through reflection thinking, reinforcement & habituation (r2h) based on conservation values that in turn could be used or trialed with the treatment class. Before the trial, the design of learning model product was consulted with the expert validator. Validator gave input related the equilibrium in developing the strategy used and confirmed that the model designed could be trialed, and then the author trialed it with the treatment class using one group pretest posttest design. The result of pretest and posttest showed that there was an increased in the learning achievement from 45.88% to 88.95%, when calculated using N-Gain formula, the score of 0.79 was obtained meaning that the increase belonged to high category, while the questionnaire of model innovation effectiveness showed that there was an increase in learning effectiveness before and after using the learning model innovation from 53.29% to 89.31%. Considering the result of research, it could be concluded that the learning model innovation was effective to be developed in the Civic Education Development for Elementary School course learning.

Keywords:Innovation, Learning Model, Conservation Values

1Artikel Penelitian

(2)

PENDAHULUAN

Negara Indonesia sebagai negara yang meletakkan prioritas pendidikan sebagai salah satu tujuan nasionalnya. Hal tersebut, eksplisit dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 secara jelas yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Konsepsi yang telah digagas oleh para founding fathers tersebut menjadi dasar kuat bagi bangsa ini untuk selalu memperbaiki sistem pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang ada dimasyarakat. Selain itu, dalam Pasal 31 ayat 1 UUD 1945, disebutkan secara jelas bagi warga negara Indonesia tentang jaminan hak pendidikan bagi seluruh warga negara Indonesia, secara eksplisit tertulis sebagai berikut : Setiap warga negara berhak mendapat pengajaran menjadi bukti sekaligus kewajiban bagi negara atau pemerintah untuk memenuhi hak atas pendidikan bagi warganya . Dalam konteks pasal 31 ayat 1, setiap warga negara mengandung pengertian sebagai keseluruhan masyarakat tanpa membedakan latar belakang sosial, budaya, serta ekonominya. Artinya semua warga negara Indonesia tak terkecuali, memiliki hak untuk menuntut kepada negara terhadap pemenuhan kebutuhan pendidikan.

Pendidikan yang dikembangkan tidak akan lepas dengan adanya pengembangan

kurikulum yang menjadi jantungnya pendidikan. Kurikulum dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan tuntutan perkembangan dalam dunia pendidikan. Kurikulum Pendidikan Tinggi berkembang didasarkan pada Perpres No. 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Permendikbud No. 73 tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Bidang Pendidikan Tinggi, Permendikbud No. 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) diperbaharui Permenristekdikti No. 44 tahun 2015, dan Permendikbud No. 154 tahun 2014 (Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Gelar Lulusan Perguruan Tinggi). Berdasarkan hal itu, maka Universitas Negeri Semarang melakukan rekonstruksi kurikulum di tahun 2015 berdasarkan peraturan tersebut dan disesuaikan dengan karkateristik UNNES yang mengembangankan nilai-nilai konservasi.

(3)

Martinis Yamin ( 2008 : 122), menyebutkan Belajar sebagai suatu proses dimana organisme berubah perilakunya diakibatkan pengalaman . Hal itu dapat dimaknai bahwa belajar itu merupakan bagian dari sebuah pembelajaran. Menurut Rigeluth (1983) dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara (2014 : 43). Teori pembelajaran ada dua yaitu teori preskriptif dan deskriptif, teori preskriptif adalah goal oriented sedangkan teori deskriptif adalah goal free. Hal tersebut dimaksudkan bahwa teori pembelajaran preskriptif berorientasi mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk memberikan hasil. Kegiatan pembelajaran yang seharusnya adalah pembelajaran yang efektif dan efisien, agar segala tujuan yang diharapkan dapat tercapai sehingga memberikan hasil yang diharapkan. Implikasi dengan kurikulum UNNES 2015 tersebut maka akan berpengaruh terhadap beberapa komponen pengembangan proses pembelajaran antara lain pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran maupun teknik pembelajarannya. Rangkaian dari pendekatan, strategi, metode, dan teknik tersebut menjadi suatu bentuk yang dimaknai sebagai model pembelajaran.

Inovasi model pembelajaran sangat diperlukan dengan tujuan untuk menghasilkan pembelajaran

yang efektif dan efisien. Fakta yang ada di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak muncul berbagai masalah-masalah pembelajaran yang terjadi. Permasalahan pembelajaran tersebut menurut hemat peneliti teliti terjadi karena adanya kelemahan dalam mengembangkan inovasi dalam komponen-komponen pembelajaran. Hal tersebut perlu menjadi perhatian oleh semua pendidikan agar tidak lupa berinovasi agar pembelajaran dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai dan memberikan keberhasilan dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.

(4)

pelajaran, peserta didik, peralatan, bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan metode pembelajaran yaitu cara yang digunakan untuk penyampaian pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas peneliti merancang sebuah penelitian pengembangan dengan melakukan inovasi model pembelajaran melalui pengembangan strategi Reflection Thinking, Reinforcement & Habituation (R2H) berbasis Nilai-Nilai Konservasi dalam Mata Kuliah Pengembangan PKn Sekolah Dasar. Hal tersebut, sejalan dengan pengembangan UNNES di tahun 2016 sebagai tahun akselerasi inovasi. Rancangan penelitian ini juga mendukung rencana strategis UNNES 2015-2019 untuk topik penelitian inovasi pembelajaran yang termasuk dalam bidang inovasi pendidikan berkualitas dan berkarakter.

TINJAUAN PUSTAKA

Inovasi Model Pembelajaran

Inovasi menurut John Clark dan Ken Guy (1997 : 2) berasal dari bahasa inggrisinnovation dapat diartikan sebagai proses dan/atau hasil pengembangan pemanfaatan/ mobilisasi pengetahuan,keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau

system yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi dapat diartikan sebagai pembaharuan terhadap produk yang sudah ada atau menciptakan produk baru yang belum dikembangkan. Model pembelajaran menurut Mel Silberman (2002 :17) diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran mencakup pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya. Inovasi model pembelajaran dalam penelitian ini dapat dimaknai sebagai sebuah proses pembaharuan model pembelajaran yang di dalamnya mengembangkan pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran.

Strategi Reflection Thinking, Reinforcement, dan Habituation (R2H)

(5)

mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah kegiatan pendidik untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi aspek-aspek dari pembentukan sistem pembelajaran. Strategi pembelajaran secara umum memiliki makna sebagai sarana untuk mecapai tujuan pembelajaran.

Strategi pembelajaran reflection thinking merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan kemmapuan untuk berfikir reflektif dengan kemampun untuk mengidentifikasi, menganalisis, mencari alternatif, dan menentukan alternatif pemecahan masalah sampai dengan uji solusi pemecahan masalah. Strategi pembelajaran reinforcement yaitu strategi pembelajaran yang lebih menitik beratkan dalam memberikan penguatan baik bersifat inisiatif, tugas, apresiasi, maupun hadiah atau penghargaan. Strategi pembelajaran habituation merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pola kebiasaan baik dalam proses pembelajaran terkait waktu, pakaian, bahasa, sikap, perilaku, pola hidup, efisiensi.

Nilai-Nilai Konservasi

Universitas Negeri Semarang menyelenggarakan pendidikan tinggi, bertanggung jawab secara vertikal kepada Kementerian Pendidikan Nasional dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.Dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi

(6)

(bersifat pembaharuan); 5) Sportif : Bersifat kesatria, bersikap adil terhadap lawan, bersedia mengakui leunggulan, kekuatan, kebenaran, kekalahan, kelemahan, kesalahan sendiri; 6) Kreatif : kemampuan berfikir atau bertindak untuk menyelesaikan masalah secara cerdas dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang dimiliki; 7) Jujur : Perilaku yang di dasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan; 8) Adil : perbuatan yang tidak berpihak, berpihak pada yang benar

Mata Kuliah Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar

Mata Kuliah Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar merupakan satu mata kuliah penting bagi mahasiswa PGSD. Mata Kuliah ini memiliki capaian pembelajaran lulusan sebagai berikut :

Capaian Pembelajaran Sikap : Menjadi insan manusia yang memiliki mental dan karakter dalam mengembangkan pembelajaran PKn berbasis nilai-nilai kewarganegaran; Menjadi insan manusia yang mampu mengembangkan nilai-nilai konservasi dalam kehidupan kampus maupun lingkungan masyarakat; Menjadi insan manusia yang profesional, berkarakter mulia, dan

berwawasan konservasi sehingga mampu bersaing di era globalisasi

Capaian Pembelajaran

Pengetahuan :

Memiliki pengetahuan tentang teori dalam merancang pembelajaran PKn SD yang berkualitas; Memiliki pengetahuan tentang merancang pembelajaran PKn SD yang sesuai dengan tuntutan perkembangan dalam dunia pendidikan; Memiliki pengetahuan tentang praktek dalam mengembangkan pembelajaran PKn di SD sesuai perkembangan dunia pendidikan

Capaian Pembelajaran

Keterampilan Umum :

Memiliki kemampuan dalam memahami, merancang, dan mempraktekkan pembelajaran PKn SD yang berkualitas berbasis dengan nilai-nilai kewarganegaraan dan nilai-nilai konservasi.

Capaian Pembelajaran

Keterampilan Khusus :

Memiliki kemampuan dalam menghadapi perkembangan pendidikan yang bersifat dinamis dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa

Sedangkan untuk capian pembelajaran mata kuliah sebagai berikut :

(7)

Capaian Pembelajaran Pengetahuan :

Memiliki pengetahuan tentang teori dalam mengembangkan pembelajaran PKn SD

Capaian Pembelajaran

Keterampilan Umum:

Memiliki kemampuan memahami, merancang, dan mengembangkan pembelajaran PKn SD

Capaian Pembelajaran

Keterampilan Khusus :

Mampu menimplementasikan kemampuan dalam menghadapi tantangan dan tuntutan pendidikan yang selalu dinamis sesuai dengan kebutuhan masyarakat

Sedangkan deskripsi mata kuliah sebagai berikut : Matakuliah ini meliputi subtansi kajian teori dan praktek sebagai berikut : Hakikat PKn dan Pembelajaran PKn ; Pendekatan, strategi, metode dan media dalam pembelajaran PKn SD; Teknik penilaian dalam pembelajaran PKn SD; Pengembangan model pembelajaran serta analisis kurikulum PKn SD kelas 1, 2, 3; Pengembangan model pembelajaran

serta analisis kurikulum PKn SD kelas 4, 5, 6; Penyusunan silabus dalam pembelajaran PKn SD; Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam Pembelajaran PKn SD; Praktek Microteaching Pengembangan PKn SD. Dalam pembelajaran mata kuliah ini akan dikembangkan inovasi model pembelajaran. Inovasi model pembelajaran dirancang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang berorientasi pada hasil pembelajaran dan pencapaian kompetensi mahasiswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian pendidikan dengan pendekatan pengembangan (Research and Development/R&D). Penelitian Research and Development merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji kefektifan produk teresbut. (Sugiyono, 2015 : 407). Tahap dalam penelitian digambarkan dalam skema

berikut: :

Potensi dan masalah

Uji Coba Model

Validasi Desain Pengumpulan

data

Desain model

Revisi Model Revisi Model

(8)

Penelitian ini dilaksanakan di Semarang, khususnya pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Penelitian pengembangan dirancang melalui studi pendahuluan dengan pendekatan deskriptif kualitatif melalui pemetaan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka akselerasi inovasi, kemudian dilanjutkan tahap pengembangan yang dimulai dengan perancangan inovasi model pembelajaran, validasi desain, serta perbaikan desain, dilanjutkan dengan uji coba model dengan menerapkan metode eksperimen, dilanjutan revisi model, dilanjutkan pengembangan model final. Teknik pengumpulan data digunakan, pada saat studi pendahuluan menggunakan observasi dan studi dokumen, kedua teknik ini digunakan untuk melihat potensi dan masalah yang ada, kemudian pada saat studi pengembangan menggunakan desain model, kemudian pada saat uji coba terbatas menggunakan rancangan teknis model dan angket yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur keberhasilan model. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis model berjenjang.Teknik analisis ini dilakukan untuk menghasilkan model final yang sesuai dengan target yang direncanakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh tim melalui berbagai tahap sesuai dengan rancangan metode penelitian yang digunakan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menjawab permasalahan yang telah ditemukan oleh peneliti di lapangan. Permasalahan tersebut terkait dengan pembelajaran yang ada di perguruan tinggi. Fenomena yang ada dilapangan menunjukan bahwa sebenarnya permasalahan yang ada sangat banyak ,akan tetapi dalam penelitian ini peneliti lebih memfokuskan pada penyelesaian masalah tertentu yaitu terkait dengan peningkatan kualitas pembelajaran melalui pengembangan inovasi model pembelajaran. Hasil penelitian yang telah diperoleh diuraikan secara lebih mendalam melalui berbagai analisis data, yang kami sajikan sebagai berikut :

1. Analisis Data Studi Pendahuluan

(9)

masalah penelitian. Tim peneliti telah melakukan studi pendahuluan dengan melakukan pemetaan terhadap standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dalam mata kuliah Pengembangan PKn SD dan kemudian sebagai dasar untuk merancang inovasi model pembelajaran yang akan dikembangkan.

2. Uji Kelayakan Inovasi Model Uji kelayakan inovasi model ini dilakukan oleh validator yang telah peneliti pilih. Validator ini berdasarkan kriteria yang sesusi dengan kebutuhan penelitian. Validator ini seorang pakar atau setidaknya yang memiliki kompetensi lebih dalam bidang yang menjadi kajian dalam penelitian ini. Ada dua orang validator dalama penelitian yang berasa dari internal dan eksternal. Adanya validator ini dengan tujuan untuk mendapatkan penilaian dari pakar atau orang yang ahli di bidangnya untuk melihat kelayakan produk atau model yang ingin dikembangkan.

Adapun data uji kelayakan yang telah di dapat dari validator menunjukkan rata-rata dari keseluruhan indikator memiliki prosentase 90. Jika dilihat dari kategorinya sebagai berikut :

Prosentase 81-100 = Layak dikembangkan

Prosentase 60-80 = Cukup Layak dikembangkan

Prosentase < 60 = Belum Layak dikembangkan

Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa secara kesuluruhan rancangan model pembelajaran layak untuk dikembangkan, akan tetapi berdasarkan saran-saran seacara deskriptif dari validator ada beberapa hal yang perlu untuk diperbaiki terutama dalam menyeimbangkan ketiga strategi dalam model pembelajaran yang dirancang. Hal tersebut telah diperbaiki oleh peneliti dan rancangan siap untuk diujikan.

3. Analisis Data Pretest dan Posttest

Untuk memperoleh data yang lebih kuat dalam rangka menguji inovasi model pembelajaran yang dikembangkan maka peneliti melakukan eksperimen terhadap produk yang dirancang. Eksperimen yang dilakukan dengan pola one group pretest posttest design.Adapun subyek yang diuji sejumlah 38 orang yaitu mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengembangan PKn SD. Soal pretest dan posttest sejumlah 30 soal dengan kriteria sebagai berikut :

Tabel 1. Kriteria Soal Pretest dan Posttest

Kriteria Mudah Sedang Sukar

Jumlah 8 soal

(10)

20, 21 13, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 22, 23) 28, 29, 30)

Adapun tabel perbandingan dari hasil pretest dan post test dapat dilihat berikut :

Tabel 2. Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest

No. Indikator Pretest Posttest

1. Jumlah Mahasiswa 38 38

2. Rata-rata nilai 45,88 88,95

3. Nilai Tertinggi 60 100

4. Nilai Terendah 26,67 80

Jika dihitung dengan rumus N-gain maka dapat diketahui peningkatannya sebagai berikut : N-Gain = Skor Posttest- Skor Pretest

SMI- Skor Pretest

N-Gain= 88,95 - 45,88 100 - 45,88 N-Gain = 43,07

54,12 N-Gain = 0,79

Tabel kriteria N-Gain dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3. Kriteria Nilai N-Gain

Batasan Kategori

-1,00 g < 0,00 Terjadi Penurunan

g = 0,00 Tetap

0,00 < g < 0,30 Rendah 0,30 g < 0,70 Sedang 0,70 g 1,00 Tinggi

Jika hasil perhitungan N-gain yang di lihat dengan kategori N-Gain maka peningkatan hasil belajar melalui pretest dan posttest dalam kategori tinggi.

4. Analisis Data Angket Kefektifan Inovasi Model Pembelajaran

Angket yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan inovasi model pembelajaran yang digunakan. Ada 4 indikator yang menjadi tolak ukur untuk menentukan kefektifan tersebut antara lain : pendekatan pembelajaran yang dikembangkan,

strategi pembelajaran yang digunakan, metode-metode pembelajaran yang digunakan, dan teknik pembelajaran yang dipakai.

(11)

menjadi 89,31% sehingga secara sederhana dapat dilihat meningkat 36,02 %.

PEMBAHASAN

Pengembangan inovasi model pembelajaran merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang dikembangkan oleh setiap pendidik. Sebuah inovasi model pembelajaran tidak lepas dengan adanya perencanaan yang matang dari proses awal sampai dengan akhir pembelajaran. Mel Silberman (2002 :17) mengartikan model pembelajaran sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran yang dikembangkan hendaknya memberikan kontribusi yang lebih bagi peningkatan dan kualitas proses maupun hasil dari pembelajaran.

Penelitian ini sebagai tindak lanjut dalam mengembangkan sebuah model pembelajaran di perguruan tinggi. Pengembangan model pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peneliti yaitu dengan melihat berbagai indikator-indikator yang terkait dalam model pembelajaran dan keilmuan yang dikembangkan. Pembelajaran di perguruan tinggi merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang dikembangkan untuk orang dewasa atau sering disebut dengan

pendidikan andragogi. Pola yang di kembangkan juga mengacu kepada kurikulum yang dikembangkan di pendidikan tinggi. Ketika kita melihat perkembangan yang ada di pendidikan tinggi, kurikulum yang dikembangkan pada saat sekarang ini adalah berbasis KKNI(Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dan SNPT (Standar Nasional Pendidikan Tinggi).

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. (Perpres No. 8 Tahun 2012) Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) bidang pendidikan tinggi merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan capaian pembelajaran dari jalur pendidikan nonformal, pendidikan informal, dan/atau pengalaman kerja ke dalam jenis dan jenjang pendidikan tinggi. (Permendikbud No. 73 tahun 2013). Hal tersebut, menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum di pendidikan tinggi.

(12)

kurikulum di pendidikan tinggi dikembangkan sejalan dengan hal tersebut. Pengembangan kurikulum di perguruan tinggi UNNES dilakukan berdasarkan KKNI dan SNPT dengan bercirikan konservasi yang menjadi kekhasan Universitas tersebut. Pengembangan kurikulum tersebut akan berpengaruh dalam proses pembelajaran yang dikembangkan pada setiap Program Studi. Pembelajaran yang dilakukan tidak lepas dengan pendekatan, strategi, metode, dan teknik yang dikembangkan. Kemasan pembelajaran yang dikembangkan tersebut juga tidak lepas dengan ciri konservasi.

Pendekatan pembelajaran yang di gunakan secara umum ada dua yaitu teacher center aprorach (Pembelajaran berpusat pada guru/pendidik) dan student center aprorach (Pembelajaran berpusat pada siswa/peserta didik). Pendekatan tersebut akan berpengaruh kepada proses pembelajaran yang dilakukan. Pendekatan yang bercirikan konservasi memiliki karakteristik lebih bersifatstudent center aprorach sehingga pembelajaran yang dilakukan lebih megutamakan keaktifan peserta didiknya. Selain itu,

ada pendekatan lain yang di sarankan untuk dikembangkan yaitu pendekatan transformative learning. Pendekatan ini mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif, melakukan refleksi atau memahami makna (meaning) terhadap apa yang dipelajarai, memilikiplanning of course of action.

Pendekatan pembelajaran tersebut akan berpengaruh terhadap strategi pembelajaran yang akan dikembangkan. Penelitian yang di dapat menunjukkan bahwa inovasi model pembelajaran yang dikembangkan melalui strategi Reflection Thinking, Reinforcement & Habituation (R2H) memberikan dukungan kepada penguatan pendekatan pembelajaran yang bersifat student center learning dan transformative learning. Hal tersebut, dapat dilihat dari rancangan model pembelajaran yang disusun dalam bentuk rancangan tatap muka yang telah diberikan masukan-masukan dari validator yang sesuai dengan bidangnya.

(13)

0 50 100

Implementasi Pengembangan StrategiReflection Thinking

Implementasi Pengembangan Strategi Reflection Thinking

Gambar 2. Implementasi Pengembangan Strategi Reflection Thinking Keterangan :

Indikator 1 = Mendorong mahasiswa melakukan identifikasi masalah Indikator 2 = Mendorong mahasiswa dalam melakukan pembatasan dan perumusan masalah

Indikator 3= Mendorong mahasiswa dalam mencari alternative pemecahan masalah

Indikator 4= Mendorong mahasiswa dalam mengembangkan ide-ide dalam memecahkan masalah

Indikator 5= Mendorong mahasiswa untuk menguji solusi pemecahan masalah

Gambar 3. Implementasi Pengembangan Strategi Reinforcement

Keterangan :

Indikator 1 = Mendorong mahasiswa untuk mengungkapkan gagasan/ide secara bebas

Indikator 2 = Mendorong mahasiswa untuk menyelesaikan tugas tepat waktu

(14)

Gambar 4. Implementasi Pengembangan Strategi Habituation Keterangan :

Indikator 1 = Pembelajaran tepat waktu

Indikator 2 = Pembelajaran di awali dan di akhiri dengan berdoa

Indikator 3= Pembelajaran dengan menggunakan bahasa yang benar dan baik

Indikator 4= Pola pembelajaran dikembangkan secara efektif dan efisien

Berdasarkan grafik prosentase tanggapan validator terkait implementasi strategi R2H yang berorientasi nilai-nilai konservasi dalam inovasi model pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti menunjukkan rancangan yang dikembangkan sudah layak untuk diimplementasikan. Validator juga memberikan masukan secara deskriptif antara lain sebagai berikut: 1. Model pembelajaran yang dikembangkan untuk implementasinya harus memperhatikan keseimbangan dalam penerapan ketiga strategi yang digunakan.

2. Konsistensi dalam melaksanakan inovasi model yang dikembangkan agar lebih efektif dalam pembelajaran yang dilaksanakan.

3. Untuk membangun kebiasaan yang diharapkan dalam pembelajaran maka pendidik dan peserta didik berkomitmen untuk melaksanakannya.

(15)

oleh peneliti, sehingga inovasi model yang dikembangkan ini harapannya dapat memberikan nilai yang berarti bagi peningkatan kualitas pembelajaran di perguruan tinggi.

Inovasi model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan hasil uji teratment melalui bentuk

eksperimenone group pretest posttest design menunjukan terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan berdasarkan pretest dan posttest. Hal tersebut, jika digambarkan dalam bentuk grafik prosentase dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 5. Grafik Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan grafik tersebut

dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar antara pretest dan posttet. Peningkatan hasil belajar tersebut sebagai salah satu indikator untuk melihat keberhasilan pengembangan model pembelajaran yang dikembangkan. Menurut Sri Anitah (2014 : 45), model adalah suatu kerangka berpikir yang dipakai sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Hal tersebut apabila dikaitkan dengan pembelajaran menunjukkan secara

jelas bahwa model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka berpikir dalam pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

(16)

Gambar 6. Implementasi Pengembangan Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran

Berdasarkan gambar tersebut menunjukkan prosentase tanggapan responden dari empat indikator inovasi model pembelajaran yang berupa pendekatan, strategi, metode, dan teknik yang diimplementasikan sebelum dan sesudah menggunakan model yang dikembangkan. Secara jelas, dari grafik tersebut terjadi menunjukkan progres dari tiap indikator sehingga sebagai salah satu bukti kefektifan inovasi model pembelajaran yang dikembangkan. Indikator tersebut sebagai parameter dalam mengukur kefekitifan model pembelajaran yang dikembangkan karena berdasarkan konsep sebelumnya yang menunjukkan bahwa sebuah model pembelajaran di dalamnya memuat pendekatan, strategi, metode, maupun teknik pembelajaran.

Untuk mendukung keberhasilan inovasi pengembangan model pembelajaran yang dilakukan peneliti, maka dalam mengembangkan produk ini peneliti juga memperhatikan media

pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk menunjang keberhasilan peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan. Menurut Arif S. Sadiman (2014: 7) sendiri menyebutkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Hal ini, mendorong peneliti menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan penunjang dalam pencapaian proses dan hasil pembelajaran. Media yang digunakan peneliti sebagai pemdukung adalah media audio visual yang berupa video kasuistis yang terkait dengan kajian materi yang dipelajari. Hal tersebut dilakukan oleh peneliti untuk

mempermudah dalam

(17)

(2010: 15) menyebutkan terdapat prinsip prinsip yang digunakan dalam pemilihan media; (a) menentukan jenis media yang tepat, yaitu sebaiknya guru memilih media yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan, (b) menetapkan subyek dengan tepat, yaitu perlu diperhitungkan apakah penggunaan media sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik, (c) menyajikan media dengan tepat, artinya teknik dan metode penggunaan media harus sesuai dengan tujuan, bahan, metode, waktu dan sarana dan (d) menempatkan media pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat. Prinsip-prinsip pemiliha media tersebut yang peneliti pegang sehingga peneliti memilih video kasuistis nyata sebagai media pendukung dalam pengembangan inovasi model pembelajaran. Media tersebut dirasa peneliti efektif digunakan dalam uji treatment yang telah dilakukan oleh tim peneliti.

Keberhasilan pengembangan model pembelajaran juga perlu dukungan pengggunaan media yang efektif, seperti yang telah dikembangkan peneliti sebelumnya terkait pemanfaatan aplikasi mind map sebagai salah satu media inovatif. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa media yang inovatif yang dirancang dengan tepat akan memberikan kontribusi dalam pembelajaran dan mendorong

ketercapaian tujuan pembelajaran. (Susilo Tri Widodo dkk, 2016 : 230). Selain itu hasil peneltitain lain Turyati dkk (2016: 260) menunjukkan bahwa media video edukasi dapat mendorong peningkatan hasil belajar PKn,. Hal tersebut juga menjadi pendukung bagi peneliti untuk menggunakan media video sebagai dukungan dalam model pembelajaran yang dikembangkan.

Untuk mendukung pengembangan inovasi model tersebut peneliti juga mengembangkan aktivitas-aktivitas yang menguatkan strategi habituation antara lain : berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, memberikan kesempatan kepada setiap mahasiswa mengemukaan gagasan/ide/pendapat, tepat waktu dalam melaksanakan proses pembelajaran, membiasakan memperhatikan kedisiplinan dalam aktivitas pembelajaran. Habituation merupakan pola kebiasaan baik dalam proses pembelajaran terkait waktu, pakaian, bahasa, sikap, perilaku, pola hidup, efisiensi. Berbagai tindakan tersebut merupakan bagian dari teknik pembelajaran yang dikembangkan sebagai inovasi model pembelajaran yang diaplikasikan.

(18)

habituation (R2H) juga memperhatikan nilai-nilai konservasi yang dikembangkan di UNNES. Nilai-Nilai konservasi yang dikembangkan dapat dilihat dalm berbagai aktivitas impelementasi model pembelajaran yang dilakukan. Identifikasi penerapan 8 nilai konservasi dalam rancangan pembelajaran yang dikembangkan sebagai berikut : 1) Inspiratif : memiliki ide atau gagasan untuk bertindak melakukan sesuatu yang secara sengaja maupun tidak sengaja datang ke otak kita tanpa mengenal tempat, waktu, kondisi apapun. Implementasinya : Dalam kegiatan pembelajaran pada saat motivasi, apersepsi, dan berdiskusi. 2) Humanis : sikap sesorang yang menghargai orang lain, mengharapkan dan memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik berdasarkan asas kemanusiaan. Implementasinya : Dalam kegiatan pembelajaran pada saat mengawali pembelajaran, mengakhiri pembelajaran. 3) Peduli : kemampuan mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan. Peduli lingkungan hidup, peduli sosial. Implementasinya : Dalam kegiatan pembelajaran pada saat diskusi kelompok; 4) Inovatif : Kemampuan mendayagunakan pemikiran,imajinasi, stimulan, dan lingkungan dalam produk baru (bersifat pembaharuan). 5) Sportif : Bersifat kesatria, bersikap adil terhadap lawan, bersedia mengakui

leunggulan, kekuatan, kebenaran, kekalahan, kelemahan, kesalahan sendiri. Implementasinya : Dalam kegiatan pembelajaran pada saat pretest, presentasi, dan posttest. 6) Kreatif : kemampuan berfikir atau bertindak untuk menyelesaikan masalah secara cerdas dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang dimiliki. Implementasinya : Dalam kegiatan pembelajaran pada saat motivasi, apersepsi, diskusi, pretest, posttest, mengisi angket. 7) Jujur : Perilaku yang di dasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Implementasinya : Dalam kegiatan pembelajaran pada saat presentasi, pretest, posttest, mengisi angket penelitian. 8) Adil : perbuatan yang tidak berpihak, berpihak pada yang benar. Implementasinya : Dalam kegiatan pembelajaran pada saat presensi kehadiran, proses diskusi

PENUTUP

(19)

rancangan model dapat diujikan di kelas treatment, hasil uji dikelas treatment dengan pola one group pretest posttest design menunjukkan hasil pretest dan posttest terjadi peningkatan hasil belajar dari 45,88% menjadi 88,95%, jika dihitung dengan rumus N-Gain mendapatkan hasil 0,79 yang berarti terjadi peningkatan dalam kategori tinggi, sedangkan melalui angket kefektifan inovasi model menunjukan bahwa terjadi peningkatan kefektifan pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan inovasi model pembelajaran terjadi peningkatan dari 53,29% menjadi 89,31%.

DAFTAR PUSTAKA

Arif S. Sadiman. 2014. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, Dan Pemanfaatannya . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Clark, John dan Ken Guy. 1997. Innovation and Competitiveness . Technopolis. July 1997

Dimyati dan Soedjono. 1996. Strategi Pembelajaran . Jakarta : Rajawali Press

Eveline Siregar dan Hartini Nara. 20014. Teori Belajar dan Pembelajaran . Bogor : Ghalia Indonesia

Joni, TR. 2015. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta. Kemendikbud

Martinis Yamin. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik . Jakarta : Gaung Persada Press. Mel Silberman. 2002. Active

learning : 101 Strategi Pembelajaran Aktif . Yogyakarta : Yappendis.

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobri Sutikno. 2010. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami . Bandung: P.T Refika Aditama

Sri Anitah. 2014. Teknologi Pembelajaran . Surakarta : Learning Resources Center FKIP UNS

Sri Anitah. 2015. Strategi Pembelajaran di SD . Jakarta : UT Press

Sudiarto. 2010. Strategi Pembelajaran . Jakarta : Dikti Sugiyono. 2015. Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D . Bandung : Alfabeta Susilo Tri Widodo, dkk. 2016.

Pemanfaatan Aplikasi Mind Map sebagai Media Inovatif dalam Pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan Pendidikan Sekolah Dasar . Jurnal PKn Progresif Vol. 11. No. 1 : PPKn FKIP UNS

(20)

Jurnal PKn Progresif Vol. 11. No. 1 : PPKn FKIP UNS

Wina Sanjaya. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran . Jakarta: Kencana Prenada Media Group Perpres No. 8 tahun 2012 tentang

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

Permendikbud No. 73 tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Bidang Pendidikan Tinggi

Permendikbud No. 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) diperbaharui

Permenristekdikti No. 44 tahun 2015

Gambar

Gambar 3. Implementasi Pengembangan Strategi Reinforcement
Gambar 4. Implementasi Pengembangan Strategi Habituation
Gambar 5. Grafik Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest
Gambar 6. Implementasi Pengembangan Pendekatan, Strategi, Metode,dan Teknik Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara

Maraknya pembangunan hotel dan industri pariwisata lainnya di DIY seharusnya dapat diimbangi dengan adanya sekolah-sekolah kejuruan, namun sepertinya

kompetensi Talent selama program pengembangan dan hasil uji kelayakan dan kepatutan yang dilakukan oleh Panitia Seleksi untuk Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama dan oleh Tim

Penurunan kemampuan implantasi dari embrio mencit tahap morula dan blastokista pada percobaan ini mungkin disebabkan oleh adanya kerusakan sel-sel embrio akibat

Salah satu contoh kasus, ada seorang calon suami yang berdomisili sesuai KTP misalnya di Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo akan menikahi calon isterinya yang

TakoĎer je za pretpostaviti kako im se takva verzija slikovnice više sviĎa jer više odgovara njihovom načinu učenja i spoznavanja te da su u većini ona djeca koja

Pernyataan presiden tersebut ditindaklanjuti dengan lahirnya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya