• Tidak ada hasil yang ditemukan

T BIO 1402198 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T BIO 1402198 Chapter1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di Abad ke-21 memberikan kesempatan besar bagi peserta didik untuk berperan aktif dalam pembelajaran dengan berbagai fasilitas dan aktifitas belajar yang difasilitasi oleh guru. Keberhasilan pendidikan bagi peserta didik akan dibutuhkan untuk kehidupannya dan agar mampu bersaing pada era pengetahuan. Kompetisi yang terjadi pada abad ini akan menuntut kreativitas dan kemampuan dalam melakukan inovasi, agar dapat memajukan kehidupan bangsa sebagai tujuan nasional.

Berdasarkan hasil Programme for International Study Assessment (PISA) tahun 2012 mengenai mutu pendidikan, menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang berada pada peringkat yang rendah, yaitu peringkat 64 dari 65 negara (OECD, 2014; Sulastri et al., 2014). Pendidikan yang dilaksanakan saat ini, secara umum masih kurang memperhatikan aspek efektivitas pendidikan (Sani, 2014). Pendidikan hanya sebagai bentuk formalitas dan rutinitas belaka, tanpa memahami secara lebih mendalam tentang esensi dari pendidikan itu sendiri. Hal tersebut menjadikan pembentukan karakter sumber daya manusia Indonesia melalui pendidikan yang sesuai dengan tujuan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, tidak tercapai dengan optimal (Priansa, 2014).

(2)

Guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik di sekolah, perlu memiliki seperangkat ilmu serta praktik tentang bagaimana guru harus mengajar serta mendidik peserta didik (pedagogi). Menurut Priansa (2014), guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam mengembangkan kreativitas peserta didik, yang merupakan kemampuan untuk menghasilkan kebaruan berdasarkan data, informasi, atau hal lain yang telah ada.

Guru sebagai fasilitator bagi peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran, mengharuskan guru menguasai kompetensi pedagogi, karena dalam praktiknya harus mampu mengelola pembelajaran agar berlangsung secara efektif. Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 ayat 3 butir a bahwa kemampuan pengelolaan pembelajaran meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Kemendikbud, 2013).

Pedagogi menjadi aspek fundamental dari pengetahuan profesional guru, dan praktik yang memberikan dampak paling signifikan terhadap hasil belajar peserta didik. Bernstein (1996) menyatakan bahwa pedagogi berkaitan dengan transmisi pengetahuan dan dapat dihubungkan dengan proses pendidikan. Efektivitas transmisi dan diseminasi pengetahuan melalui strategi pengajaran yang efektif (productive pedagogies), penting untuk mencapai hasil belajar yang maksimal (Firestone, 1991).

Productive pedagogies merupakan pengembangan profesional guru yang

memfokuskan pada refleksi kritis proses-proses yang terjadi dalam situasi belajar dan masalah yang terjadi selama berlangsungnya kegiatan di kelas (Lingard et al., 2001). Productive pedagogies merupakan praktik pembelajaran efektif yang memadukan suatu tampilan strategi mengajar dalam mendukung lingkungan kelas, mengakui perbedaan, serta diterapkan pada semua kegiatan pembelajaran dan area subjek pembelajaran. Praktik productive pedagogies dapat meningkatkan kenyamanan bagi peserta didik, guru dan lingkungan sekolah (Lingard et al., 2001; Hayes et al., 2006; Bature et al., 2015).

Productive pedagogies menurut Lingard et al. (2001) terdiri dari empat

(3)

lingkungan kelas, dan pengakuan perbedaan. Setiap dimensi productive

pedagogies, akan membantu meningkatkan kualitas pembelajaran yang

berdampak pada pengelolaan informasi pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian Bature et al. (2015), productive pedagogies akan fokus pada pemilihan strategi yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, mampu membantu peserta didik dalam mengelola informasi yang didapatkan dan membantu menghubungkan kegiatan akademik serta kehidupan sosial selama pembelajaran berlangsung.

Teori beban kognitif (cognitive load) merupakan besarnya beban yang terdapat di area kognitif untuk memenuhi tuntutan tugas yang diberikan (Sweller

et al., 1994). Menurut Paas et al. (2004), teori cognitive load muncul berdasarkan

kompleksitas tugas kognitif dalam pembelajaran, yang menyebabkan peserta didik sering terbebani karena banyaknya jumlah informasi yang diterima dan melebihi kapasitas sistem kognitif. Kelebihan informasi yang diberikan memerlukan usaha yang lebih, dalam menganalisis informasi pada sistem kognitif, sehingga mengakibatkan pembelajaran kurang bermakna.

Teori cognitive load memiliki prinsip bahwa, pengurangan cognitive load yang bersumber dari lingkungan belajar (exstraneous cognitive load) akan mempengaruhi cara belajar peserta didik untuk mengelola setiap informasi yang diterima di dalam sistem kognitif (intrinsic cognitive load). Bila beban dapat diolah secara optimal oleh sistem kognitif, maka cognitive load ini dapat mendukung pembelajaran efektif (Paas et al., 2004; Jong, 2010). Permasalahan yang mendasar dari cognitive load bagi peserta didik adalah sumber dari beban yang diperoleh dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan extraneous

cognitive load.

(4)

didik. Paas et al. (2004) menyatakan bahwa beban yang diterima peserta didik selama pembelajaran berdampak pada pengolahan informasi dan hasil belajar yang dikenal dengan germane cognitive load.

Biologi merupakan cabang ilmu sains yang memiliki karakteristik khusus, yang berbeda dengan ilmu lainnya dalam hal objek, persoalan, dan metodenya. Mata pelajaran Biologi di SMA dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar (Depdiknas, 2002). Pada dasarnya pembelajaran biologi berupaya untuk membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan tentang cara mengetahui dan memahami konsep ataupun fakta secara mendalam. Selain itu, pembelajaran biologi seharusnya dapat menampung keterampilan, kesenangan dan kepuasan intelektual peserta didik dalam usahanya untuk menggali berbagai konsep.

Materi sistem ekskresi merupakan salah satu materi yang dianggap sulit untuk dipahami langsung karena memiliki konsep abstrak seperti mekanisme kerja organ sebagai sistem ekskresi, dan konsep yang berhubungan dengan struktur serta fisiologi tubuh (Santriana, 2014). Materi sistem ekskresi memiliki banyak sub materi, seperti organ penyusun sistem ekskresi (kulit, paru-paru, ginjal dan hati) serta kelainan yang dapat terjadi di sistem ekskresi. Santriana (2014) menemukan bahwa kesulitan yang dimaksud terdapat pada konsep proses pembentukan urin, bagian-bagian nefron, pertukaran CO2 dan O2 antara kapiler darah dan alveolus di paru-paru, proses perombakan eritrosit di hati dan struktur kulit.

(5)

Proses belajar mengajar merupakan suatu bentuk interaksi antara guru dan peserta didik, dimana keberhasilan peserta didik salah satunya juga ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengajar (productive pedagogies). Kapitzke et al. (2005) menunjukkan bahwa peserta didik lebih memilih guru yang mengajar dengan baik, menyampaikan materi dengan menarik. Bature et al. (2015) menyatakan bahwa dengan menggunakan productive pedagogies sebagai alat untuk meningkatkan pelaksanaan pembelajaran efektif di kelas, menjadikan guru dan peserta didik bertanggung jawab atas apa yang terjadi di dalam kelas. Temuan Atweh (2014) menegaskan bahwa productive pedagogies dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran yang diberikan guru, karena dapat memberikan interaksi yang baik antara guru dan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan beberapa orang peserta didik pada SMA X Kota Pekanbaru, materi sistem ekskresi merupakan salah satu materi yang sulit dipahami karena mekanisme atau proses yang terjadi pada organ-organ ekskresi serta istilah yang sulit dipahami, sehingga tidak semua informasi dapat diterima dengan baik dan hasil yang diperoleh hanya sebatas nilai di akhir pembelajaran. Rahmat (2010) menyatakan bahwa kesulitan dalam belajar biologi adalah menghafal istilah, mengingat dan memahami konsep, serta menghubungkan dan mengaplikasikan konsep. Kondisi tersebut dapat berpengaruh pada cognitive load peserta didik selama mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian Azalia (2015); Santriana (2014) bahwa pembelajaran yang inovatif, menggunakan media visualisasi, melakukan kegiatan praktikum dapat menekan cognitive load peserta didik pada materi sistem ekskresi karena dapat mencari informasi secara langsung.

Productive pedagogies dapat ditelusuri melalui strategi pembelajaran yang

(6)

productive pedagogies guru pada aspek penilaian RPP dan pelaksanaan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran materi sistem ekskresi yang dilaksanakan guru diketahui berdasarkan total cognitive load peserta didik.

Cognitive load peserta didik diukur melalui penilaian usaha mental peserta didik

dalam menghadapi pembelajaran (extraneous cognitive load), kemampuan meneriman dan mengolah informasi yang diterima (intrinsic cognitive load), serta dari perolehan nilai hasil belajar peserta didik (germane cognitive load). Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian tentang: Analisis Pedagogi Produktif (Productive Pedagogies) Guru dan Hubungannya dengan Beban

Kognitif (Cognitive Load) Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran Biologi

Materi Sistem Ekskresi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah productive

pedagogies guru dan hubungannya dengan cognitive load peserta didik dalam

proses pembelajaran biologi pada materi sistem ekskresi?

Untuk lebih jelasnya, rumusan permasalahan diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian yaitu:

1. Bagaimana productive pedagogies guru biologi dalam perencanaan, dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada materi sistem ekskresi?

2. Bagaimana cognitive load peserta didik dari kegiatan pembelajaran biologi yang dilaksanakan pada materi sistem ekskresi?

3. Bagaimana hubungan productive pedagogies guru dengan cognitive load peserta didik dalam proses pembelajaran biologi pada materi sistem ekskresi?

(7)

C. Batasan Masalah

Ruang lingkup masalah pada penelitian ini dibatasi pada beberapa hal sebagai berikut:

1. Productive pedagogies guru biologi dijaring melalui kuesioner, dan

lembar observasi dimensi kualitas intelektual, relevansi dan dukungan lingkungan kelas, yang diukur dala bentuk nilai (1-100) dan kategori (tidak baik–baik sekali). Kuesioner dan lembar observasi productive

pedagogies diadaptasi berdasarkan Fields (2002) dan Lingard et al.

(2003). Productive pedagogies yang diukur terdiri dari tiga dimensi menurut Lingard et al. (2001) yaitu kualitas intelektual, keterhubungan atau relevansi, pendukungan lingkungan kelas. Dimensi productive

pedagogies tersebut dapat dikategorikan menjadi 10 indikator yaitu higher

order thinking, deep knowledge, deep understanding, substantive

conversation, knowledge integration, connectedness to the world, student

control, social support, engagement, self-regulation.

2. Cognitive load peserta didik dalam pembelajaran biologi materi sistem

ekskresi dianalisis melalui kuesioner usaha mental, soal menerima dan mengolah informasi, serta tes penalaran/ hasil belajar pada materi sistem ekskresi. Pengukuran cognitive load berdasarkan tiga komponen cognitive

load theory menurut Sweller et al. (1998) yaitu Extraneous Cognitive

Load (ECL), Intrinsic Cogniitif Load (ICL), dan Germane Cognitive Load

(GCL). Penilaian cognitive load peserta didik dilakukan dengan mengkategorikan pada nilai (1-100) dan kategori nilai (sangat rendah/ gagal-tinggi/ baik sekali).

(8)

pedagogies dan cognitive load peserta didik dalam pembelajaran materi sistem ekskresi.

4. Perbedaan penilaian RPP dan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan instrumen standar Kemendikbud dengan penilaian RPP dan pelaksanaan pembelajaran dengan mengintegrasikan productive pedagogies, dianalisis dengan menggunakan tabel analisis persamaan dan perbedaan dari intrumen penilaian yang digunakan. Tabel analisis pembeda digunakan untuk mengetahui kelebihan serta kekurangan dari instrumen penilaian.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Menganalisis productive pedagogies guru biologi dalam pembelajaran biologi materi sistem ekskresi.

2. Menganalisis cognitive load peserta didik dari pembelajaran yang diberikan guru pada materi sistem ekskresi.

3. Menganalisis hubungan antara productive pedagogies guru dengan

cognitive loaad peserta didik dalam pembelajaran biologi pada materi

sistem ekskresi.

4. Menganalisis perbedaan yang terdapat pada penilaian RPP dan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan standar Kemendikbud, dan dengan mengintegrasikan productive pedagogies.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat secara teoritis dan praktis yaitu: 1. Manfaat teoritis

(9)

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya:

a. Bagi guru

1. Dapat memberikan gambaran kemampuan productive pedagogies guru sebagai bentuk evaluasi praktik pembelajaran yang dilakukan. 2. Dapat mempertimbangkan kebutuhan belajar peserta didik dan

pengontrolan suasana belajar yang relevan dengan cognitive load peserta didik.

b. Bagi peserta didik

Dapat mengetahui tingkat pemahaman, penguasaan dan hasil belajar dari materi pembelajaran yang disampaikan guru.

c. Bagi sekolah

1. Dapat memberikan masukan kepada sekolah bahwa lingkungan belajar, fasilitas pembelajaran yang mendukung dapat menjadi pengaruh pada cognitive load peserta didik.

2. Memberikan kesempatan pelatihan kepada guru untuk selalu mengembangkan productive pedagogies melalui kegiatan MGMP dan seminar agar kualitas pendidikan lebih baik.

d. Bagi peneliti lain

Dapat memperoleh topik yang dapat dikembangkan dari hasil penelitian mengenai productive pedagogies guru, dan cognitive load peserta didik pada pembelajaran.

F. Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada tesis ini merupakan sistematika atau rincian tentang urutan penulisan yang terdiri dari lima bab, yaitu:

(10)

2. Bab II Kajian pustaka meliputi: productive pedagogies, cognitive load, hubungan productive pedagogies dan cognitive load dalam pembelajaran biologi, materi sistem ekskresi.

3. Bab III Metode Penelitian, terdiri dari: desain penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, alur penelitian, teknik pengolahan hasil uji coba instrumen, teknik pengolahan dan analisis data.

4. Bab IV dijabarkan mengenai temuan dan pembahasan.

Referensi

Dokumen terkait

Pemeriksaan karakteristik komposisi unsur-unsur pembentuk aspal emulsi berbasis bitumen hasil ekstraksi aspal alam Buton (BHEAAB) sebagai penyusun utama dalam pembuatan

7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun

For members that are identified as adjustable items by the owner’s designated representative for design in the contract documents, the fabricator shall provide adjustable

Hypothesis test showed that the mean gain of students’ critical thinking and problem solving ability taught by problem based learning was better than conventional learning, this

Ditinjau dari kemegahan luas wilayah kerajaan Majapahit, dapat menaklukkan kerajaan-kerajaan lain dan dengan masyarakatnya yang sudah memanfaatkan sumber daya alam dengan

Operasionalisasi variabel merupakan suatu langkah penelitian, dimana peneliti menurunkan variabel penelitian ke dalam konsep yang memuat indikator-indikator yang lebih rinci dan

deskriptif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh hasil penaksiran rata-rata nilai hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan menggunakan

Breadth-first search Uniform-cost search Depth-first search Depth-limited search Iterative-deepening search IKI30320 Kuliah 3 3 Sep 2007 Ruli Manurung Problem solving agent