BAB VI melebihi kekurangan saldo neratja djasa-djasa (djumlah B), sehingga kekajaan emas dan devisen telah bertambah dengan Rp. 1.015 djuta.
Rp. 60 djuta.
N E R A T J A P E M B A J A R A N .
Sumber: Bank Indonesia/LAAPLN/Biro Neratja Pembajaran.
3. Dalam neratja djasa-djasa nampak dengan djelas ketjende-rungan menurun dari pengeluaran untuk asuransi dan tenaga asing sesuai dengan kebidjaksanaan Pemerintah untuk menghemat devisen untuk keperluan ini. Sebaliknja pengeluaran untuk Pemerintah telah menaik dengan banjak.
4. Pembatalan perdjandjian R.M.B, mempengaruhi pula pengeluaran-pengeluaran devisen, terutama mengenai pembajaran bunga dan laba serta pembajaran kembali hutang-hutang Belanda.
5. Dalam neratja pembajaran ini tidak termasuk penghasilan barter konsinjasi jang diperbolehkan untuk daerah-daerah tertentu di Sumatera dengan Singapura dan Malaya (30% dari hasil ekspor tidak diserahkan kepada Dana Devisen), barter gelap dan penjelun-dupan.
6. Perkembangan kekajaan emas dan devisen (termasuk saldo bank-bank diluar negeri) ialah sebagai berikut :
31 Desember
1953 Rp.„ 2.037djuta 31 Desember tjatatan pengangkutan barang-barang melalui duane (sehingga berlainan dengan angka-angka ekspor dan impor dalam Neratja Pembajaran).
2. Nilai ekspor selain minjak tanah telah merosot sedjak 1956, jang disebabkan oleh berbagai hal, diantaranja penurunan djumlah (berat) jang diekspor dan turunnja harga-harga dipasar dunia.
termasuk minjak tanah dan hasil-hasilnja) telah turun banjak dalam tahun 1958, jang dapat dilihat dalam tabel 37.
NERATJA PERDAGANGAN
Tabel 55.
(Djutaan rupiah).
Tahun D j u m l a h Ketjuali minjak tanah danhasil-hasilnja
Ekspor Impor Saldo Ekspor Impor Saldo
1953 9.579 8.718 + 861 7.246 8.120 —
873
1954 9.879 7.175 + 2.70 7.290 6.652 +
1955 10.779 7.195 + 3.58 8.319 6.510 +
1956 10.209 9.807 + 402 7.629 9.117 —
1957 11.052 9.160 + 1.89 7.375 8.211 —
1958 8.612 5.854 + 2.75
8 5.421 5.378 43+
Sumber : Biro Pusat Statistik.
NILAI EKSPOR DIBAGI MENURUT SUSUNAN EKONOMI
1953 9.579 7.246 6.036 2.879 3.009 27 117 3.371 1.038
1954 9.879 7.290 6.441 2.832 3.392 21 190 3.329 740
1955 10.779 8.319 7.468 3.311 4.015 27 108 3.194 733
1956 10.055 7.494 6.591 2.988 3.483 17 95 3.369 809
1957 11.052 7.375 6.583 2.954 3.524 17 86 4.378 701
1958 8.612 5.393 4.853 2.202 2.549 13 85 3.701 482
Sumber: Biro Pusat Statistik.
IMPOR DIBAGI MENURUT SUSUNAN EKONOMI.
Sumber : Biro Pusat Statistik.
T j a t a t a n : Tidak termasuk barang-barang jang dikembalikan, barang-ba-rang jang diizinkan masuk untuk sementara dan tjontoh-tjontoh. 4. Disini tidak akan diuraikan rangkaian tindakan-tindakan dilapangan ekspor, impor dan devisen, jang semuanja bertudjuan memberi dorongan untuk memperbesar ekspor, mengurangi impor (terutama barang-barang konsumsi) dan menghemat devisen. Dalam hal ini sebanjak mungkin diperhatikan pula incentive untuk memadjukan industri dalam negeri dengan tjara alokasi-alokasi bahan-bahan ataupun dengan tjara membatasi impor barang-barang jang bersaingan dengan barang-barang buatan dalam negeri, atau dengan tjara memasukkan barang-barang djadi dalam golongan T.P.I. jang lebih tinggi.
dan melalui negeri Belanda dihentikan dan disalurkan ke-negara-negara lain.
6. Harga-harga hasil pertanian dipasar dunia pada umumnja mengalami kemerosotan terutama dalam tahun 1958. Perkembangan ini dapat dilihat dalam tabel jang berikut.
HARGA-HARGA HASIL PERTANIAN DIPASAR DUNIA.
Ta b e l 58.
Sumber : Biro Pusat Statistik.
T j a t a t a n : n = nominal.
C. DASAR
PENUKARAN. (Terms of Trade)
Angka-angka Terms of Trade dari Bank Indonesia, jang meng- gunakan tjara methode Paasche, ialah sebagai berikut :
DASAR PENUKARAN (TERMS OF TRADE). (1950 = 100)
Tabel 59.
Tahun Ekspor (f.o.b.) Impor (c.i.f.)Angka-angka indeks harga Dasar Penukaran
1953 269 356 76
1954 258 323 80
1955 295 323 91
1956 277 316 87
1957 265 312 85
Tahun Ekspor (f.o.b.) ImporAngka-angka indeks penukaranDasar
195 Djanuari 272 343 79
Pebruari 277 292 95 dingkan rata-rata 76 pada tahun 1953. Sedjak bulan itu timbullah perbaikan jang berangsur-angsur sampai mendjadi 90 dalam bulan Oktober dan Desember.
Angka indeks harga untuk ekspor ternjata keseluruhannja masih ada dibawah tingkat tahun 1953, sungguhpun sepandjang semester terachir 1954 mulai kelihatan perbaikan. Djadi perbaikan terms of trade dalam tahun 1954 itu adalah akibat kemunduran jang relatif lebih besar dari angka indeks harga untuk impor. Dari hasil-hasil ekspor jang panting pada tahun 1954 hanjalah harga minjak tanah dan hasil-hasil minjak tanah menundjukkan kenaikan. Harga kopra agak turun sedikit, sedangkan harga timah sangat turunnja.
Sebab-sebab turunnja harga timah karena masa perdjandjian kontrak timah dengan Amerika Serikat untuk tahun 1953 telah berachir.
Barang-barang impor jang berupa barang-barang konsumsilah memperlihatkan kemunduran harga jang terbanjak sedangkan harga untuk bahan mentah dan barang-barang modal tak seberapa turunnja.
81
3. Dilain tahun 1956 terlihat suatu kemunduran mengenai terms of trade jang disebabkan karena angka indeks harga ekspor mengalami kemunduran jang setjara relatif lebih bestir dari pada kemunduran angka indeks harga impor.
Kemunduran hasil ekspor adalah, terutama disebabkan oleh turun-nja ekspor karet, baik mengenai berat maupun harganja tiap ton. Selain itu djuga mengalami kemunduran bahan ekspor berupa kopi, kopra, teh, lada dan hasil-hasil minjak tanah. Indeks harga bidjih timah naik, tetapi karena hanja merupakan 7% dari nilai seluruh ekspor, bidjih timah tak dapat mempengaruhi terms of trade dengan banjak. Turunnja angka indeks harga impor disebabkan oleh turunnja angka-angka indeks harga bahan-bahan mentah dan penolong dan beberapa barang konsumsi seperti beras dan bahan tjita.
4. Bila tahun 1957 dibandingkan dengan tahun 1956 maka terms of trade telah turun dari 87 mendjadi 85. Hal ini disebabkan. oleh karena angka indeks harga ekspor mengalami kemunduran angka indeks harga impor.
Dalam tahun 1957 angka indeks harga dari bahan-bahan ekspor jang terpenting seperti karet, kopra, hasil-hasil minjak tanah dan bidjih timah adalah lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnja. Dilain fihak angka-angka indeks harga dari beberapa barang impor, jaitu bahan mentah dan penolong serta barang-barang konsumsi seperti tepung terigu dan bahan-bahan tjita, telah naik.
5. Dalam tahun 1958 terms of trade telah mengalami kemunduran dalam triwulan pertama ketjuali dalam bulan Pebruari. Sebab-sebab dari hal ini ialah turunnja angka indeks harga untuk barang-barang impor dan bersamaan dengan itu ikut turunnja angka indeks harga untuk hasil-hasil ekspor.
Sebab-sebab kenaikan angka indeks untuk barang-barang impor terutama terletak pada naiknja harga barang-barang konsumsi dan barang-barang modal, sedangkan sebab utama turunnja angka indeks harga untuk hasil-hasil ekspor terletak pada turunnja harga-harga tembakau, karet dan kopra.
Dalam triwulan kedua sampai bulan Mei terlihat suatu perbaikan dari terms of trade jang disebabkan karena turunnja angka- angka indeks harga barang-barang impor dan naiknja angka-angka indeks harga hasil-hasil ekspor.
Dalam bulan Djuni terms of trade menurun hingga 64, akan tetapi dalam bulan Djuli angka ini telah naik lagi hingga 75 oleh karena naiknja barangbarang ekspor dari pada minjak tanah dan hasil
hasilnja, kopra dan karet, sedangkan turunnja angka indeks harga untuk barang-barang impor disebabkan oleh turunnja harga-harga bahan-bahan baku dan
D. Kerdja-sama Internasional dilapangan
perdagangan.
1. Karet. Indonesia adalah anggota dari
Internasional Rubber Study Group (I.R.S.G.). Dalam sidang-sidang internasional jang diselenggarakan tiap tahun, Indonesia berdjoang untuk mentjapai pasar dan harga karet jang stabil pada tingkat jang menguntungkan bagi pihak penghasil dan pemakai. Kerdjasama internasional dilakukan pula dilapangan penjelidikan dan propaganda karet alam.
2. Teh. Perdjandjian teh internasional 1950 — 1955 telah berachir bulan Maret 1955. Sekarang sedang dibitjarakan perpandjang-annja oleh negara-negara anggotanja jakni India, Sailan, Indonesia dan Pakistan.
3. Gula. Pada bulan Oktober 1956 dilangsungkan Konperensi Perdjandjian Gula Internasional di Djenewa, untuk membitjarakan masa perdjandjian 1957/1958, sesudah masa 3 tahun selesai.
Dalam pembitjaraan perdjandjian ini perihal mechanisme harga mendjadi atjara terpenting untuk mentjapai harga jang stabil. Perdjandjian jang telah diamendemen/disetudjui dalam sidang, diadjukan kepada masing-masing negeri anggota dan observer antara lain Indonesia.