• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PAUD 1202579 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PAUD 1202579 Chapter1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kecerdasan merupakan kemampuan pola pikir seseorang yang terbentuk

secara ilmiah, kecerdasan atau inteligensi bisa juga diartikan sebagai kombinasi

sifat-sifat manusia yang mencakup kemampuan untuk memahami hal-hal yang

kompleks dan saling berhubungan. Kecerdasan seringkali dimaknai sebagai

kemampuan memahami sesuatu dan kemampuan berpendapat. Dalam hal ini

kecerdasan diapahami sebagai kemampuan intelektual yang menekankan

logika dalam memecahkan masalah.

Setiap anak di dunia ini memiliki berbagai kecerdasan dalam tingkat dan

indikator yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa semua anak pada

hakikatnya adalah cerdas. Perbedaan terletak pada tingkatan dan indikator

kecerdasannya. Menurut Gardner dalam Astuti (2011:23) ada sembilan

kecerdasan yang disebut dengan multiple intelegences dan diterjemahkan

sebagai kecerdasan majemuk atau kecerdasan jamak. Kecerdasan dalam

multiple intelegences meliputi kecerdasan verbal linguistik, kecerdasan

logis-matematis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan

kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intra personal, kecerdasan

naturalis, dan kecerdasan eksistensial.

Setiap kecerdasan dalam multiple intelegences memiliki indikator tertentu.

Bertolak pada teori kecerdasan jamak yang dikembangkan Gardner dalam

Astuti (2011:23) di atas, salah satunya kecerdasan naturalis. Kecerdasan

naturalis merupakan kemampuan untuk mengenali, membedakan,

mengungkapkan, dan membuat kategori terhadap apa yang dijumpai di alam

maupun lingkungan. Kemampuan manusia untuk mengenali tanaman, hewan,

dan bagian lain dari alam semesta. Pada dasarnya, setiap orang memiliki

kecerdasan untuk memahami alam, tetapi dengan taraf kemampuan yang

(2)

saja, ada yang suka bercocok tanam atau memelihara binatang saja,hingga ada

juga yang menekuni bidang kerja yang berhubungan langsung dengan alam.

Kecerdasan naturalis memliki peran yang sangat besar dalam kehidupan.

Pengetahuan anak mengenai alam, hewan dan tumbuh-tumbuhan dapat

mengantarkan mereka keberbagai profesi strategis, seperti dokter hewan,

insinyur pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, ahli farmasi, ahli geodesi,

geografil, ahli lingkungan dan lain sebagainya.

Kecerdasan naturalis berada di wilayah-wilayah parietal kiri. Kecerdasan

ini muncul secara dramatis pada bagian anak. Kecerdasan ini, menurut Lesli

Owen Wilson dalam tulisannya The Eight Intelligence : Naturalistic

Inteligence (2000 dalam Indra-Supit, dkk, 2003) berkaitan dengan wilayah otak

yang peka terhadap pengenalan bentuk atau pola, membuat hubungan yang

sangat tidak kentara. Bukan hanya itu, kecerdasan naturalis juga berkaitan

dengan wilayah otak yang peka terhadap sensori persepsi dan bagian otak yang

berkaitan dengan membedakan dan mengklasifikasikan sesuatu, yaitu otak

bagian kiri. Oleh karena itu, kecerdasan naturalis menjadi hal yang sangat

penting dan harus dikembangkan pada anak.

Individu yang memiliki kecerdasan naturalis yang tinggi akan mempunyai

minat dan kecintaan yang tinggi terhadap tumbuhan, binatang dan alam

semesta. Dalam kesehariannya dia tidak akan sembarangan membuang

sampah, menebang pohon, tidak akan sembarangan membunuh dan menyiksa

binatang, dan justru akan cenderung menjaga lingkungan dimana ia berada,

menyayangi tumbuhan dan binatang serta lingkungan sebagaimana ia

menyayangi dirinya sendiri, dan inilah kecerdasan naturalis yang tinggi yang

sangat penting untuk setiap manusia.

Telah kita ketahui bersama bahwa kondisi lingkungan sekarang sungguh

memprihatinkan. Kondisi tersebut dari waktu ke waktu terus mengalami

penurunan. Gejala-gejala alam yang menunjukkan hal itu telah nampak

semakin jelas. Semakin tingginya suhu bumi dan musim yang sulit untuk

diprediksi merupakan contoh gejala yang kita rasakan dari semakin rusaknya

lingkungan bumi. Bencana banjir yang silih berganti menerjang wilayah

(3)

Kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini akibat dari aktivitas-aktivitas

manusia yang tidak memerhatikan keseimbangan alam. Eksploitasi

sumberdaya alam baik hutan maupun bahan tambang yang dilakukan selama

ini cenderung merusak alam. Tidak hanya itu, usaha ekonomi produksi skala

kecil yang dilakukan masyarakat dengan berbagai aktivitasnya banyak juga

yang merusak alam. Penyebab utama dari keadaan ini adalah karena

kepentingan pelestarian alam sering diabaikan di tingkat pengambil keputusan

di negara kita.

Beberapa fakta terkait kurangnya kepedulian anak-anak terhadap

lingkungannya antara lain : 1). Masih banyaknya anak-anak yang membuang

sampah sembarangan, 2). Kurangnya kepedulian anak terhadap lingkungan

alam, 3). Rendahnya pengethuan anak-anak terhadap pentingnya flora dan

fauna sebagai satu kesatuan ekosistem yang tak terpisahkan untuk kehidupan,

dan masih banyak lagi.

Perilaku manusia terhadap alam berkaitan dengan aspek moral yang ada

pada diri manusia. Cara pandang seseorang manusia terhadap alam juga

berpengaruh terhadap sikap dalam interaksinya dengan alam. Terkadang

interaksi manusia terhadap alam menyebabkan alam terganggu

keseimbangannya. Oleh karena itu, diperlukan etika dan moralitas untuk

mengatasi dampak kerusakan lingkungan. Penanaman nilai moral tidak dapat

dilakukan secara mendadak tetapi harus mengikuti perjalanan hidup manusia

itu sendiri mulai dari usia kanak-kanak sampai usia senja karena pendidikan

lingkungan merupakan pendidikan sepanjang masa.

Sudah banyak bukti yang kita saksikan akibat keserakahan manusia yang

katanya pintar, kemampuan intelejennya yang tinggi. Bencana banjir dan tanah

longsor karena terganggunya keseimbangan alam terjadi di mana-mana. Itu

semua karena ulah manusia 'pintar' ini tapi tak pintar mengelola alam. Mereka

ingin makmur tapi lupa memakmurkan alam yang telah memakmurkan mereka.

Itulah sebabnya anak usia dini harus diasah kecerdasan naturalisnya agar

mereka bisa mengelola alam dengan baik ketika dewasa nanti.

Usia dini merupakan saat dimana seseorang anak berada dalam masa

(4)

sekitar. Pada usia ini, seorang anak lebih mudah dibentuk watak dan

kepribadiannya. Anak juga lebih mudah terkesan dengan apa yang dilihat dan

didengarnya. Sesuatu yang ditangkap oleh panca inderanya akan banyak

berpengaruh terhadap pola pikir anak di masa yang akan datang.

Anak merupakan individu yang unik, dan memiliki kekhasan tersendiri.

Meskipun banyak kesamaan dalam pola umum perkembangan anak usia dini,

setiap anak memiliki kekhasan tersendiri dalam hal bakat, minat, gaya belajar,

dan sebagainya. Keunikan ini berasal dari faktor genetis dan juga lingkungan.

Untuk itu pendidik perlu menerapkan pendekatan individual dalam menangani

anak usia dini.

Kecerdasan naturalis memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan.

Pengetahuan anak mengenai alam, hewan, dan tumbuh-tumbuhan dapat

mengantarkan mereka ke berbagai profesi strategis, seperti dokter hewan,

insinyur pertanian perkebunan, kehutanan, kelautan, ahli farmasi, ahli geodesi,

geografi, dan ahli lingkungan.

Menurut Musfiroh (2004 : 83 ) dalam bukunya dijelaskan, bahwa

Kecerdasan naturalis dapat ditumbuhkan melalui berbagai cara. Pertama, guru

dapat mengajak anak-anak menikmati dan mengamati alam terbuka.

Pembelajaran dapat dilakukan diluar kelas. Kedua, guru dapat menyediakan

materi-materi yang tepat untuk naturalis, seperti membiasakan menyiram

tanaman dihalaman TK setiap pagi, menanam biji-bijian dalam media yang

mudah dibawa dan mengamati pertumbuhannya. Ketiga, guru dapat

menciptakan permainan dan program pembelajaran yang berkaitan dengan

unsur-unsur alam, seperti membandingkan berbagai bentuk daun dan bunga,

mengamati perbedaan bentuk tekstur pasir, tanah dan kerikil, mengoleksi

biji-bijian dan menirukan karakteristik binatang tertentu. Keempat, guru dapat

menyediakan buku-buku dan vcd yang memuat seluk-beluk hewan, alam, dan

tumbuhan dengan gambar-gambar yang bagus dan menarik.

Kecintaan anak terhadap lingkungan harus dipupuk sejak dini, yaitu sejak

anak mulai mengenal lingkungannya. Kecintaan pada alam dapat di rangsang

dengan berbagai cara, misalnya dari pengenalan sains secara verbal,

(5)

tanam,menyiram bunga, memelihara ikan di akuarium, memelihara unggas,

mengoleksi minitoys binatang, mengoleksi benda alam di sekitar anak hingga

pencermatan gejala alam. Perangsangan yang bervariasi memiliki efek dan

pengaruh yang lebih kuat karena prinsip belajar anak terpenuhi dari berbagai

factor Musfiroh (2008:8.1).

Dari hasil observasi yang dilakukan di TK Labschool UPI pada hari kamis

tanggal 7 April 2016 menunjukan bahwa pembelajaran yang dilakukan yang

khususnya untuk meningkatkan kemampuan Naturalis anak masih sangat

kurang optimal, terlihat dari berbagai indikator yang seharusnya muncul pada

saat anak-anak namun pada saat observasi belum nenunjukan kearah yang

signifikan, diantaranya, anak belum banyak yang memiliki kepekaan terhadap

alam dan lingkungannya yang ditnjukan dengan masih banyak yang buang

sampah tidak pada tempatnya, belum ada anak yang memelihara binatang

maupun tumbuhannya baik di rumah maupun sekolah, anak belum banyak

mengetahui tentang perubahan cuaca dan lingkungan alam yang terjadi, anak

masih enggan jika diajak berpetualang dialam terbuka dan ketidak tahuannya

tentang alam, dan lain sebagainya. Padahal menurut Prasetyo (2009:86)

seseorang naturalis memiliki beberapa indikator diantaranya : 1).Memiliki

kepekaan terhadap alam dan lingkungan didalamnya, 2). Memelihara binatang

dan merawat tumbuhan, 3). Mengetahui perubahan cuaca dan lingkungan alam

, 4). Peduli dengan keadaan lingkungan alam beserta isinya, dan seterusnya.

Adapun temuan yang menunjukan bahwa anak-anak di TK Labschool UPI

menunjukan kekurangan pada kemampuan naturalisnya antara lain : pada saat

pembelajaran dengan tema Binatang, baik binatang darat, air maupun udara,

anak menunjukan ketakuta terhadap binatang-binatang yang dihadirkan pada

saat pembelajaran, merasa bahwa binatang itu akan menyakitinya ataupun hal

buruk lainya. Kemudian temuan lainnya antara lain, pada pembelajaran dengan

tema tanaman yang menuntut anak untuk setiap hari menyiram tanaman yang

anak tanam sendiri, anak cenderung mengabaikan akan amanat yang

disampaikan oleh guru. Masih banyaknya anak yang suka membuang smapah

(6)

Kondisi ini disebabkan dalam pembelajaran, metode yang di gunakan guru

kurang bervariasi, guru lebih sering menggunakan metode ceramah dikelas

dengan alasan cape kalau diajak keluar, guru memberikan metode

pembelajaran monoton, selalu menuntut anak mencontoh guru, melihat papan

tulis. Hal tersebut membuat anak bersikap pasif dalam suatu pembelajaran,

anak-anak merasa bosan. Akibatnya, anak-anak menemukan cara belajar hanya

dengan duduk di bangku, mendengar, mencatat, menghafal dan mengikuti tes.

Anak-anak kurang diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapat.

Sehingga tujuan dari pembelajaran tidak tercapai dengan maksiimal.

Kemampuan berfikir anak berkembang dari tingkat yang sederhana ke

konkret,kemudian ke tingkat yang lebih rumit ke abstrak yang berupa

pemahaman konsep-konsep. Perkembangan kemampuan anak selain

tergantung factor bawaan dan lingkungan, factor latihan maupun

perkembangan juga akan mempengarui perkembangan anak pada tahap

selanjutnya.

Guru harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dan

kondusif agar anak terangsang untuk lebih ingin mengetahui materi, senang

bertanya, dan berani mengajukan pendapat, serta melakukan percobaan yang

menuntut pengalaman baru. Kegiatan di TK dilaksanakan dengan cara bermain

sesuai dengan prinsip TK yaitu "bermain sambil belajar, dan belajar seraya

bermain". Dengan bermain anak dapat menemukan lingkungan orang lain, dan

menemukan dirinya sendiri, sehingga anak dapat bersosialisasi dengan

lingkungan tersebut, anak dapat menghargai orang lain, tenggang rasa terhadap

orang lain, tolong menolong sesama teman dan yang lebih utama anak dapat

menemukan pengalaman baru dalam kegiatan tersebut.

Proses pembelajaran yang efektif, menyenangkan, menarik, dan bermakna

bagi anak di pengaruhi oleh berbagai unsur, antara lain guru yang memahami

secara utuh hakekat, sifat dan karakteristik anak, metode pembelajaran yang

berpusat pada kegiatan anak, sarana belajar yang memadai, tersedianya

berbagai sumber belajar yang menarik.

Begitu banyak nilai dan manfaat yang dapat diraih dari lingkungan alam

(7)

tema kegiatan dapat dipelajari dari lingkungan alam. Namun demikian

diperlukan adanya kreativitas dan jiwa inovatif dari para guru untuk dapat

memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar..

Jika pada saat belajar di kelas anak diperkenalkan oleh guru mengenai

binatang, dengan memanfaatkan lingkungan alam anak akan dapat memperoleh

pengalaman yang lebih banyak lagi. Dalam pemanfaatan lingkungan alam

tersebut guru dapat membawa kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan di

dalam ruangan kelas ke alam terbuka dalam hal ini lingkungan alam. Namun

jika guru menceritakan kisah tersebut di dalam ruangan kelas, nuansa yang

terjadi di dalam kelas tidak akan sealamiah seperti halnya jika guru mengajak

anak untuk memanfaatkan lingkungan alam sekitar.

Memanfaatkan lingkungan alam sekitar dengan membawa anak-anak

untuk mengamati lingkungan akan menambah keseimbangan dalam kegiatan

belajar. Artinya belajr tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga di luar

ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat

berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, dan budaya,

perkembangan emosional serta intelektual anak .

Menyadari akan arti pentingnya kemampuan naturalis bagi anak dalam

keberlangsungan hidupanya dimasa mendatang dan melihat potensial

lingkungan kampus UPI yang sangat strategis jika di manfaatkan sebagai

sumber pembelajaran yang dapat menarik keinginan pembelajaran anak, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : “ Meningkatkan Kemampuan naturalis anak melalui pemanfaatan lingkungan alam sekitar “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengambil

rumusan masalah : “Bagaimana upaya untuk meningkatkan kemampuan

naturalis anak melalui pemanfaatan lingkungan alam sekitar ?“.

Permasalahan diatas, secara rinci dapat dijabarkan dalam pertanyaan

(8)

1. Bagaimanakah kondisi objektif kemampuan naturalis anak kelompok

B Taman Kanak Kanak Labschool UPI ?

2. Bagaimanakah penerapan pembelajaran melalui pemanfaatan

lingkungan alam sekitar untuk meningkatkan kemampuan naturalis

pada anak kelompok B Taman Kanak Kanak Labschool UPI ?

3. Bagaimana kemampuan naturalis anak setelah penerapan

pembelajaran melalui pemanfaatan lingkungan alam sekitar pada anak

kelompok B Taman Kanak Kanak Labschool UPI?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya

meningkatkan kemampuan naturalis anak melalui pemanfaatan

lingkungan alam sekitar.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk :

a. Untuk mengetahui kondisi objektif kemampuan naturalis anak

kelompok B Taman Kanak Kanak Labschool UPI ?

b. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran melalui pemanfaatan

lingkungan alam sekitar untuk meningkatkan kemampuan

naturalis pada anak kelompok B Taman Kanak Kanak Labschool

UPI ?

c. Untuk mengetahui kemampuan naturalis anak setelah penerapan

pembelajaran melalui pemanfaatan lingkungan alam sekitar pada

anak kelompok B Taman Kanak Kanak Labschool UPI?

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Dapat memberikan pengetahuan tentang upaya dalam

(9)

b. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan

naturalis / Multiple Intelligences pada anak usia dini.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi anak

1) Kemampuan naturalis anak dapat meningkat melalui

pemanfaatan lingkungan alam sekitar sebagai media

pembelajaran

2) Pemanfaatan lingkungan alam sekitar menjadi sebuah

pembelajaran yang dapat menarik minat belajar anak.

b. Bagi pendidik atau guru

1) Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelola sebelumnya.

Diharapkan melalui penelitian tindakan kelas inii, wawasan dan

pengetahuan guru dapat berkembang secara profesional

2) PTK membuat guru lebih percaya diri.

3) Melalui PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif

mengembangkan pengetahuan dan keterampilannnya sendiri.

c. Bagi sekolah

1) PTK memberikan sumbangan yang positif terhadap kemejuan

sekolah, tercermin dari peningkatan kemampuan profesional

para guru, perbaikan proses dan hasil belajar siswa, serta

terciftanya iklim pendidikan disekolah tersebut.

2) Pemanfaatan lingkungan alam sekitar dapat digunakan sebagai

sarana pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini dalam

mengoptimalkan kecerdasan naturalis anak.

3) Memudahkan sekolah memberikan metode pembelajaran dalam

Referensi

Dokumen terkait

Maka dengan berbagai upaya perusahaan melakukan kegiatan yang mengarah pada perbaikan kinerja karyawan, karena dengan kinerja karyawan yang baik maka tujuan perusahaan akan

Diberdayakan oleh.. NAMA IBU KANDUNG

Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah ini telah diperiksa/divalidasi dan hasilnya telah memenuhi kaidah ilmiah, norma akademik dan norma hukum

[r]

Minggu 29 (11 – 15 Ogos 2014) TAJUK 5: TOKOH-TOKOH TERBILANG KESULTANAN MELAYU MELAKA. 5.2 Mengetahui dan memahami Parameswara sebagai pengasas Kesultanan

JUMLAH RUMAH TANGGA BUDIDAYA MENURUT JENIS

Idealnya hambatan dalam voltmeter adalah tak berhingga, sehingga tidak ada arus yang mengalir pada voltmeter, dan hambatan dalam Amperemeter adalah nol sehingga tidak ada

Menerangkan dengan contoh tentang Tamadun Awal Dunia Menganalisis maklumat yang berkaitan dengan Tamadun Awal Dunia. Membuat penilaian Tamadun Awal