• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Jenis-jenis Mangrove yang Bermanfaat Secara Ekonomi Bagi Masyarakat di Pulau Sembilan dan Pulau Kampai, Kabupaten Langkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi Jenis-jenis Mangrove yang Bermanfaat Secara Ekonomi Bagi Masyarakat di Pulau Sembilan dan Pulau Kampai, Kabupaten Langkat"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia yakni mencakup 21%

dari luas total dunia. Di Indonesia, mangrove tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

besar mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi sampai ke Papua, dengan

luas sangat bervariasi bergantung pada kondisi fisik, komposisi substrat, kondisi

hidrologi, dan iklim yang terdapat di pulau-pulau tersebut (Spalding dkk, 2010).

Dipandang dari segi luas areal, hutan mengrove di Indonesia adalah yang

terluas di dunia. Di Indonesia, mangrove tersebar hampir di seluruh pulau-pulau besar

mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi sampai ke Papua, dengan luas

sangat bervariasi bergantung pada kondisi fisik, komposisi substrat, kondisi hidrologi,

dan iklim yang terdapat di pulau-pulau tersebut FAO (1992).

Ekosistem mangrove adalah tipe ekosistem yang khas terdapat disepanjang

pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove

tumbuh pada pantai-pantai yang terlindung atau pantai-pantai yang datar, biasanya

disepanjang sisi pulau yang terlindung dari angin atau dibelakang terumbu karang di

lepas pantai yang terlindung. Ekosistem mangrove yang merupakan ekosistem

peralihan antara darat dan laut, sudah sejak lama diketahui mempunyai peranan

penting dalam kehidupan dan merupakan mata rantai yang sangat penting dalam

memelihara keseimbangan siklus biologi di suatu perairan (Abdullah, 1984).

Ekosistem mangrove merupakan suatu sistem yang terdiri atas organisme

(2)

habitat mangrove. Mangrove merupakan ekosistem hutan yang unik karena

merupakan perpaduan antara ekosistem darat dan ekosistem perairan. Hutan

mangrove mempunyai peranan yang sangat penting terutama bagi kehidupan

masyarakat sekitarnya dengan memanfaatkan produksi yang ada di dalamnya, baik

sumberdaya kayunya maupun sumberdaya biota air (Supriharyono, 2000).

Menurut buku Review Potensi Mangrove Sumatera Utara Tahun 2011 oleh

Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah II, Medan bahwa luas dan penyebaran

hutan mangrove di Sumatera Utara sebesar 185.354.75 hektar yang terdiri atas

kawasan hutan dengan kondisi rusak berat sebesar 59,584.90 hektar, kawasan hutan

dengan kondisi rusak sebesar 96,797.79 hektar, dan kawasan hutan dengan kondisi

tidak rusak sebesar 28,972.07 hektar.

Tabel 1. Luas dan Penyebaran Hutan Mangrove di Sumatera Utara Tahun 2011

No. Wilayah Rusak Berat Rusak Tidak Rusak Luas Mangrove (ha)

11.834.46 10.129.05 2.817.40 24.780.90

5. Nias Utara 0.00 92.63 284.37 377.00

6. Nias Selatan 512.53 16.383.11 372.76 17.268.42 7. Deli Serdang 6.300.91 8.170.84 3.326.83 17.798.58 8. Serdang Bedagai 7.962.99 4.524.05 508.22 12.995.25

9. Langkat 13.526.90 23.564.93 13.559.11 50.650.93

10. Mandailing Natal 620.84 2.261.94 455.49 3.338.28 11. Tapanuli Tengah 3.889.61 2.664.94 376.71 6.931.23 12. Tapanuli Selatan 186.97 479.39 29.64 696.00 13. Kota Medan 0.00 1.503.43 463.89 1.967.32

14. Tanjung Balai 74.69 2.22 0.00 76.91

15. Gunung Sitoli 0.00 73.48 0.46 73.94

Total 59,584.90 96,797.79 28,972.07 185,354.75

(3)

Hutan mangrove sangat menunjang perekonomian masyarakat pantai, karena

merupakan sumber mata pencaharian masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan.

Secara ekologis hutan mangrove di samping sebagai habitat biota laut, penyangga

perlindungan wilayah pesisir dan pantai dari berbagai ancaman sedimentasi, abrasi,

pencegahan intrusi air laut juga merupakan tempat pemijahan bagi ikan yang hidup

di laut bebas (FAO, 1992).

Mengingat banyaknya peluang ekonomi yang dapat diperoleh dari ekosistem

mangrove dalam hal ini di Pulau Kampai dan Pulau Sembilan, Kabupaten Langkat,

sudah selayaknya dilakukan kajian atau identifikasi untuk melihat potensi ekonomi

yang dapat dikembangkan untuk dapat membantu dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat sekitar mangrove.

Penelitian ini dilakukan di Pulau Kampai dan Pulau Sembilan, Kabupaten

Langkat. Lokasi tersebut merupakan daerah mangrove yang dimanfaatkan

masyarakat secara ekonomi, sehingga tepat untuk dilakukan penelitian kajian potensi

ekonomi ekosistem mangrove. Pengembangan potensi ekonomi yang tepat akan

membantu masyarakat sekitar hutan mangrove Kabupaten Langkat untuk dapat

(4)

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui jenis mangrove yang dimanfaatkan bagi masyarakat di Pulau

Kampai

2. Mengetahui jenis mangrove yang dimanfaatkan bagi masyarakat di Pulau

Sembilan.

Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi mengenai jenis mangrove yang dapat dimanfaatkan

masyarakat Pulau Kampai.

2. Memberikan informasi mengenai jenis mangrove yang dapat dirmanfaatkan

Gambar

Tabel 1. Luas dan Penyebaran Hutan Mangrove di Sumatera Utara Tahun 2011

Referensi

Dokumen terkait

The federated query service provides users a single access point to search for SAR granules, InSAR pairs, and corresponding DEM and tropospheric data products from

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI.. Urusan Pemerintahan : 1

[r]

[r]

Jika suatu permintaan ekstradisi dibuat atas dasar pelanggaran sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1), dan jika Negara Pihak yang diminta menolak atau

CABANG OLAH RAGA FUTSAL MA/SMA/SMK

[r]

[r]