Abstraksi
Royanti 1
Nurmalawaty, SH., M.Hum ** Rafiqoh Lubis, SH., M.Hum ***
Secara umum Pencucian uang adalah suatu cara atau proses untuk mengubah uang “haram” yang sebenarnya dihasilkan dari sumber illegal sehingga menjadi uang yang seolah-olah berasal dari sumber yang sah atau halal dengan cara mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk atau menukarkan dengan mata uang atau surat berharga yang dilakukan melalui tahap Placement (Penempatan Uang), Layering (Pelapisan Uang), Integration (Penyatuan Uang).
Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai Tindak Pidana Pencucian Uang yang berkaitan dengan Tindak Pidana Narkotika sebagai tindak pidana asalnya, hal ini tertuang dalam Putusan Pengadilan sebagai jalan penyelesaian Tindak Pidana Pencucian Uang atas hasil Tindak Pidana Narkotika tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah penelitian normatif.
Pemerintah Republik Indonesia mengkriminalisasikan pencucian uang (Money laundering) ini pada tahun 2002 dengan mengeluarkan Undang-undang Nomor 15 tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. Penanganan tindak pidana pencucian uang atas dasar UU No. 15 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 25 Tahun 2003, meskipun sudah menunjukkan arah yang positif, tetapi dirasa masih belum optimal, hal inilah yang kemudian memicu dibentuknya UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Tindak pidana pencucian uang mengenal nomenklatur sebagai tindak pidana lanjutan (predicate crime), atau dengan istilah kejahatan asal. Tindak Pidana Narkotika sendiri adalah salah satu dari kejahatan asal yang terdapat dalam Tindak Pidana Pencucian Uang, hal ini diatur dengan jelas dalam Pasal 2 angka (1) huruf c Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Berdasarkan analisis penulis penerapan Undang-undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang yang diamati melalui kasus yang masuk ke PN Medan yang dalam putusannya hakim menjatuhkan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan denda sebesar Rp. 50.000.000,- sudahlah tepat, hanya saja perintah pidana penjara tidak usah dijalani tersebut yang menurut penulis kurang tepat karena alasan untuk tidak menjalani pidana penjara tersebut tidaklah logis.
1
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Departemen Hukum Pidana
**
Dosen PembimbingI, Staf Pengajar Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
***
Dosen PembimbingII, Staf Pengajar Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara