• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Kontaminan Terhadap Kekesatan (Skid Resistance) Pada Permukaan Perkerasan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Kontaminan Terhadap Kekesatan (Skid Resistance) Pada Permukaan Perkerasan Chapter III V"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Jenis Permukaan Perkerasan

Lokasi penelitian dipilih berdasarkan jenis permukaan perkerasan yaitu

perkerasan lentur dan perkerasan kaku. Lokasi penelitian untuk permukaan

perkerasan lentur yaitu Jalan Dr. A. Sofian (Kampus USU) dan untuk permukaan

perkerasan kaku yaitu Jalan Sisingamangaja XII.

Untuk permukaan perkerasan lentur yaitu Jalan Dr. A. Sofian dipilih ruas

jalan yang berada di depan FISIP USU sebagaimana terlihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1Peta lokasi penelitian Jl. Dr. A. Sofian

Untuk permukaan perkerasan kaku yaitu Jalan Sisingamangaraja dipilih

ruas jalan yang memiliki perkerasan kaku tepatnya di depan kantor Badan

Penelitian dan Pengembangan Pemprovsu dari persimpangan Jalan

(2)

JalanSisingamangaraja dengan Jalan Air Bersih sebagaimana terlihat pada

Gambar 3.2.

Gambar 3.2Peta lokasi penelitian Jl. Sisingamangaraja XII

3.2. Sampel

Dalam menentukan jumlah titik sampel penelitian ini menggunakan

rumus (Lina Natamiharja., 2006):

=

2

2

(

2

− �

1)

2

.

(

,

)

Keterangan:

n = besar sampel minimum pada penelitian

µ1 = harga mean populasi penelitian sebelumnya mengenai pengaruh

kontaminan terhadap nilai skid resistance (Ping Cao., et, al. 2010) = 3

µ2 = prakiraan harga mean populasi dari hasil setelah terkena kontaminan

adalah 1

� = standard deviasi populasi penelitian sebelumnya mengenai pengaruh

(3)

1-β = derajat ketelitian untuk mendeteksi pengaruh (95%) = 0.05

Jumlah titik sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 titik

sampel pada masing-masing empat jenis kontaminan yang diberikan. Sehingga

total titik sampel yang digunakan adalah 40.

Dalam pengujian diambil lima titik sampel untuk satu jenis kontaminan

pada setiap ruas jalan yang menjadi lokasi penelitian. Kelima titik sampel berjarak

70 cm dari tepi perkerasan untuk perkerasan lentur dan berjarak 20 cm dari tepi

perkerasan untuk perkerasan kaku dan satu sama lain berjarak 40 cm arah

memanjang perkerasan.

Pada setiap titik sampel dilakukan masing-masing lima kali pengulangan

pembacaan, yakni lima kalipengulangan pembacaan nilai skid

resistancepermukaan perkerasan sebelum terkena kontaminan dan lima

kalipengulangan pembacaan nilai skid resistancepermukaan perkerasan setelah

terkena kontaminan.

Pemilihan jumlah titik sampel dan perlakuan kondisi kontaminan per ruas

jalan dilakukan mengacu penelitian terdahulu mengenai nilai skid resistancedan

pengaruh kontaminan. Dari penelitian tersebut diperiksa nilai skid

resistancepermukaan perkerasan sebelum (zero covered) dan sesudah (all

(4)

Berkaitan dengan pemilihan titik sampel, titik sampel pada perkerasan

dipilih yang tidak memiliki tambalan atau crack. Karena tambalan dan crack dapat

menyebabkan error pada pengujian.

3.3. Peralatan

Dalam penelitian ini terdapat dua peralatan yang digunakan yaitu: alat

utama dan alat tambahan. Alat-alat tersebut dijabarkan sebagai berikut :

3.3.1. Alat Utama

Alat utama merupakan alat yang digunakan untuk mengukur nilai skid

resistance yaitu alat British Pendulum Tester.

British Pendulum Tester merupakan alat uji jenis bandul (pendulum)

dinamis, digunakan untuk mengukur energi yang hilang pada saat karet di bagian

bawah telapak bandul menggesek permukaan yang diuji. Alat ini dimaksudkan

untuk pengujian pada permukaan yang datar di lapangan atau laboratorium, dan

untuk mengukur nilai pemolesan (polishing value) pada benda uji berbentuk

lengkung. (SNI 4427:2008).

Satuan nilai skid resistanceyang diukur dengan alat British Pendulum

Tester (BPT) adalah British Pendulum Number (BPN), baik untuk permukaan uji

datar atau nilai pemolesan untuk benda uji lengkung. Nilai ini mempresentasikan

sifat-sifat hambatan atau gesekan (frictional)

3.3.2. Alat Tambahan

Dalam pengumpulan data-data yang diperlukan untuk penelitian selain

(5)

berfungsi untuk pemilihan titik sampel, pemberian kontaminan dan pengamanan

selama prosespengujian. Alat-alat tersebut antara lain:

a. Meteran

Meteran digunakan untuk mengukur jarak dari tepi perkerasan ke titik sampel dan

dari titik sampel yang satu ke titik sampel yang lainnya. Meteran yang digunakan

adalah meteran dengan panjang 50 m.

Gambar 3.3Meteran 50 m b. Penggaris

Penggaris digunakan untuk menentukan panjang bidang kontak karet

peluncur dengan permukaan perkerasan dan tebal kontaminan. Penggaris

(6)

c. Thermometer infrared

Thermometer digunakan untuk mengukur temperatur permukaan perkerasan.

Gambar 3.4Thermometer d. Sikat Halus dan Kuas

Sikat halus dan kuas digunakan untuk membersihkan permukaan perkerasan yang

akan diuji. Kuas juga digunakan untuk membasahi/melapisi permukaan jalan yang

akan diuji nilai skid resistance-nya setelah terkena kontaminan.

(7)

Safety jacket yang digunakan peneliti adalah yang dilengkapi dengan reflektor

atau pemantul cahaya agar mudah terlihat oleh pengemudi kendaraan yang berlalu

lalang.

Gambar 3.6Safety Jacket f. Segitiga Pengaman

Segitiga pengaman digunakan untuk memberi tanda bagi pengendara lain bahwa

sedang ada kegiatan di area penelitian. Segitiga pengaman ditempatkan di dua sisi

penelitian.

Gambar 3.7Segitiga Pengaman

3.3.3. Bahan Kontaminan dan peletakannya

(8)

Dalam penelitian ini akan dicari pengaruh berbagai jenis kontaminan

terhadap nilai skid resistancepermukaan perkerasan. Oleh sebab itu kontaminan

yang akan digunakan akan dipilih dan ditentukan jenisnya sebagai berikut :

1. Air

Air yang digunakan adalah air dari PDAM.

Gambar 3.8 Air

2. Pasir

Pasir yang digunakan adalah pasir lolos saringan No. 16 tertahan di

(9)

3. Garam

Garam yang digunakan adalah garam yang lolos saringan No. 16 tertahan

di saringan No. 30

Gambar 3.10 Garam

4. Minyak Pelumas

Minyak pelumas yang digunakan adalah minyak pelumas merk Castrol Go

dengan viskositas SAE 20W-40.

Gambar 3.11 Minyak Pelumas

b. Peletakan Bahan Kontaminan

Berdasarkan penelitian Ping Cao, nilai skid resistanceyang terbesar

(10)

besar terjadi setelah terkena kontaminan (all covered). Maka penelitian ini

menggunakan dua kondisi yaitu :

1. Sebelum terkena kontaminan (zero covered)

Pengujian nilai skid resistancesewaktu permukaan perkerasan masih bersih

atau belum terkena kontaminan.

2. Setelah terkena kontaminan (all covered)

Pengujian nilai skid resistance sewaktu permukaan perkerasan telah terkena

kontaminan. Untuk kontaminan yang berupa cairan (minyak pelumas dan air)

akan diletakkan diatas permukaan uji dan diratakan menggunakan kuas

sehingga menutupi semua daerah yang akan diuji. Sedangkan untuk

kontaminan yang berupa zat padat (garam dan pasir) akan diletakkan diatas

permukaan uji dan diratakan dengan kuas dengan ketebalan 1.0 mm. Adapun

penentuan tebal kontaminan 1,0 mm berdasarkan kepada ukuran lubang

(menentukan pula besar diameter material yang lolos) saringan No. 16 yaitu

1.18 mm. pada saat dilapangan setelah peletakan kontaminan kemudian

diratakan dengan kuas dan diukur ketebalannya menggunakan penggaris.

3.4. Tahap Persiapan

Sebelum melakukan pengujian langsung di lapangan terlebih dahulu

peneliti melakukan persiapan untuk mencapai kemaksimalan penelitian. Adapun

tahap persiapan yang dilakukan yaitu:

(11)

Semua alat ukur setelah melewati mobilisasi atau pergeseran dari satu

tempat ke tempat lainnya, maka sebaiknya dilakukan kalibrasi menyeluruh untuk

mendapatkan keakuratan. (ISO/IEC Guide 17025:2005)

Tujuan dari kalibrasi alat adalah untuk mencapai ketertelusuran

pengukuran, menentukan deviasi (kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu

instrument ukur dan menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar

Nasional maupun Internasional.

Hasil kalibrasi antara lain berupa nilai daerah ukur, nilai

koreksi/penyimpangan dan nilai ketidakpastian. Untuk sertifikat kalibrasi alat

British Pendulum Tester (BPT) yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran

2. Menentukan Jumlah dan TugasSurveyorPenelitian

Adapun penelitian ini dilakukan olehempat orang surveyor yang

memiliki tugas sebagai berikut:

a. Mengoperasikan alat British Pendulum Tester (BPT).

b. Menggunakan alat tambahan.

c. Mencatat hasil pengujian.

d. Menjaga kondisi sekitar dan segitiga pengaman agar tetap terlihat

oleh pengendara lain selama penelitian berlangsung.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dengan melakukan pengujian langsung ke lapangan. Pada

penelitian ini data primer berupa data hasil pengujian nilai skid resistance pada

permukaan perkerasan sebelum dan setelah terkena kontaminan.Adapun

(12)

1. Pemasangan Rambu-rambu Pengaman Lalulintas

Pemasangan rambu-rambu ini dilakukan untuk mengamankan lokasi

pengujian dari lalu lintas selama pengujian berlangsung. Kegiatan ini terdiri dari

pemasangan segitiga pengaman serta penempatan seseorang yang bertugas

mengamankan lalu lintas.

(13)

Gambar 3.13Pengukuran Titik Sampel dari Tepi Perkerasan

3. PenentuanTitik Sampel

Sesuai dengan ketentuan, penentuan titik sampel dilakukan dengan

pengamatan terhadap bagian permukaan perkerasan yang tidak terdapat crack.

4. Pemasangan Label Titik Pengujian

Setelah titik pengujian ditentukan. Titik tersebut diberi pengaman

danlabel titik.

(14)

5. Pengujiannilai skid resistancedengan British Pendulum Tester

Pengujian skid resistance menggunakan British Pendulum Tester

dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Bersihkan area pengujian menggunakan sikat

Gambar 3.15Pembersihan area pengujian

b. Letakkan alat BPT pada titik pengujian dan atur keseimbangannya hingga

(15)

Gambar 3.16Gelembung udara berada di tengah lingkaran

c. Sebagai tambahan, pada permukaan perkerasan berposa seperti perkerasan

kaku, maka alat BPT diatur 80º dari pola perkerasan (RRL., 1969)

Gambar 3.17Alat BPT diletakkan 80º dari pola perkerasan rigid

d. Pengaturan titik nol pada alat. Pengaturan berupa longgar atau tidaknya

pendulum dalam keadaaan jatuh bebas tanpa menyentuh perkerasan. Hingga

(16)

Gambar 3.18Jarum berada pada titik nol

e. Pengaturan bidang kontak karet pendulum terhadap permukaan jalan. Panjang

bidang kontak karet pendulum dengan permukaan jalan adalah 125 mm

(17)

Gambar 3.20Pengukuran temperatur permukaan perkerasan

g. Lakukan pengukuran nilai skid resistancepermukaan perkerasan sebelum

terkena kontaminan. Pengujian dilakukan dengan meluncurkan pendulum

hingga Jarum skala menunjukkan angka yang konstan. lakukan peluncuran

batang pendulum sebanyak 5 kali dan catat hasilnya

Gambar 3.21Pengukuran nilai skid resistancedengan meluncurkan pendulum

h. Basahi/tutupi permukaan uji dengan kontaminan dan ratakan dengan kuas.

Begitu pula dengan kontaminan yang lain di titik uji yang lain. Area

(18)

bidang kontak yang dikenai oleh karet peluncur (Akontaminan> 127mm x ).

Untuk lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran III.

Gambar 3.22Permukaan perkerasan tertutupi oleh kontaminan air

i. Lakukan pengukuran nilai skid resistancepermukaan perkerasan setelah

terkena kontaminan. Pengujian dilakukan dengan meluncurkan pendulum

hingga jarum skala menunjukkan angka yang konstan. lakukan peluncuran

batang pendulum sebanyak 5 kali dan catat hasilnya.

Tahap pengujian ini merupakan tahap pengumpulan data primer.

j. Setelah titik yang digunakan selesai diuji maka dilakukan pembersihan

terhadap permukaan perkerasan yang terkena kontaminan.

3.6. Tahap Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengujian pada titik-titik yang ditentukan, diperoleh

data yang berupa data nilai skid resistancepermukaan perkerasan sebelum dan

(19)

Adapun metode dan tahapan yang digunakan dalam pengolahan data adalah

sebagai berikut:

a. Mencari Data Nilai Skid Resistance Sebelum dan Sesudah Terkena

Kontaminan

Dalam menguji skid resistancesetiap titik sampel dilakukan lima kali

pengulangan pembacaan. Nilai skid resistanceyang digunakan adalah rata-rata

dari kelima pengulangan pembacaan tersebut. Begitu pula nilai skid resistance

permukaan perkerasan yang telah terkena kontaminan

b. Setelah nilai skid resistanceuntuk setiap sampeldidapat dilakukan deskripsi

data. Untuk mendapatkan deskripsi data digunakanstatistik deskripsi yaitu

dengan menghitung nilai rata-rata dan persentase penurunan nilai skid

resistance.

Persentase penurunan nilai skid resistance dihitung dengan menggunakan

persamaan :

Persentase Penurunan =�Nilai Penurunan ��������������

Nilai Awal �������������� � ∗100%

c. Untuk mencari pengaruh kontaminan terhadap permukaan perkerasan antara

kedua variabel dimana kontaminan (variable independent)dannilaiskid

resistance (variable dependent) dilakukan analisa data. Metode yang

digunakan dalammenganalisa data adalah metodeuji Two Way Anova dengan

menggunakan software SPSS 15.0.

Sebelum menentukan tipe uji berikutnya maka dilakukan uji normalitas

(20)

Selanjutnya data penelitian dianalisis menggunakan uji Two Way Anova

(Anova Dua Arah). Uji Two Way Anova digunakan karena penelitian ini memiliki

dua faktor yang harus diperhatikan yaitu jenis kontaminan dan jenis perkerasan.

Tujuan dari pengujian Two Way Anova (Anova Dua Arah) adalah untuk

mengetahui apakah ada pengaruh dari berbagai kriteria yang diuji terhadap hasil

yang diinginkan. Pada penelitian ini akan diketahui apakah ada pengaruh antara

pemberian kontaminan terhadap nilaiskid resistancepada dua jenis permukaan

perkerasan.

3.7. Tahap Analisa Data

Setelah dilakukan pengolahan data maka setiap hasil yang didapat dari

pengolahan dianalisis untuk menarik kesimpulan dan saran terhadap tujuan

penelitian ini.Analisa data dilakukan dari data yang telah diolah dan dibahas satu

persatu mengenai pengaruh kontaminan terhadap nilaiskid

resistancepermukaanperkerasan.

Keseluruhan tahapan penelitian tersebut diperlihatkan melalui bagan alir

berikut

Mulai

Studi Literatur

Pemilihan Lokasi Dan

(21)
(22)

BAB IV

HASIL DAN ANALISA DATA

4.1. Hasil

a. Hasil Pengujian Skid Resistance

Nilai skid resistance dalam satuan British Pendulum Number (BPN) yang

diperoleh dari hasil pengujian di lapangan menggunakan British Pendulum Tester

(BPT) sebelum dan setelah terkena keempat jenis kontaminan dapat dilihat pada

Tabel 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4. Sedangkan persentase penurunan nilai skid

resistancedapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.1Nilai Skid Resistance (BPN) dengan Kontaminan Air

Tabel 4.2Nilai Skid Resistance (BPN) dengan Kontaminan Pasir

No

Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku

Sebelum Sesudah Besar

Penurunan Sebelum Sesudah

Besar

Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku

Sebelum Sesudah Besar

Penurunan Sebelum Sesudah

(23)

Tabel 4.3Nilai Skid Resistance (BPN) dengan Kontaminan Garam

No

Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku

Sebelum Sesudah Besar

Penurunan Sebelum Sesudah

Besar

Tabel 4.4Nilai Skid Resistance(BPN)denganKontaminan Minyak Pelumas

No

Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku

Sebelum Sesudah Besar

Penurunan Sebelum Sesudah

Besar

Tabel 4.5 Persentase Penurunan Nilai Skid ResistanceAkibat Kontaminan

No Kontaminan

Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku

(24)

11

b. Hasil Uji Statistik

1. Uji Normalitas Data

Tabel 4.6 Hasil Analisis Normalitas Data Menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov

Berdasarkan uji Kolomogorov-Smirnov pada tingkat signifikansi α = 5%

atau tingkat kepercayaan 95% didapat hasilp-valuesebesar 0.343. Karena

p-value> α (0.05) maka distribusi data normal dan dilanjutkan dengan uji

(25)

2. Uji Perbedaan Pengaruh Antar Faktor Penelitian

Pada penelitian ini ada dua faktor yang akan diperhatikan yaitu faktor

jenis perkerasan (perkerasan lentur dan kaku) dan faktor jenis kontaminan

(minyak pelumas, garam, pasir, dan air). Pada bagian ini akan dilihat apakah

antar sesama faktor memiliki perbedaan pengaruh atau tidak.Hasil pengujian

dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Perbedaan Pengaruh Antar Faktor Penelitian Menggunakan Uji Two Way Anova (Anova Dua Arah)

Berdasarkan Tabel 4.7 untuk faktor jenis kontaminan pada tingkat

signifikansi α = 5% atau tingkat kepercayaan 95% didapat hasil p-value sebesar

0.001. Karena p-value(0.001) <α(0.05) maka ada pengaruh faktor jenis

kontaminan untuk data tersebut pada tingkat signifikansi 5%. Atau dengan kata

lain didapat kesimpulan bahwa jenis kontaminan air, pasir, garam dan minyak

pelumas signifikan berbeda perubahan yang diberikan terhadap nilaiskid

(26)

Karena faktor jenis kontaminan mempengaruhi persentase penurunan

nilaiskid resistance, maka perlu dilakukan uji Multiple Comparissons (Analisis

Perbandingan Ganda) :

3. Uji Tukey HSD (Honestly Significant Difference)

Uji Tukey HSD (Honestly Significant Difference) atau uji BNJ (Beda

Nyata Jujur) merupakan salah satu teknik uji beda rerata yang digunakan untuk

melihat perbandingan rata-rata pasangan kontaminan yang berbeda secara

signifikan. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Uji Tukey HSD (Beda Nyata Jujur) Terhadap Perbedaan Antar Berbagai

(27)

terhadap masing-masing perlakuan kontaminan. Perlakuan tanpa kontaminan

memiliki p-value (0.001) < α (0.05) terhadap perlakuan dengan keempat

kontaminan yang lain, maka H0 ditolak yang berarti bahwa ada perbedaan yang

nyata (pengaruh yang nyata) terhadap masing-masing kontaminan.Sedangkan

pada jenis kontaminan air dan pasir tidak terdapat perbedaan yang nyata

perbandingan pengaruh keduanya.

Untuk perhitungan dan pengelompokan rata-rata persentase penurunan

nilaiskid resistanceakibat tiap kontaminan dapat dilihat pada tabel 4.9

Tabel 4.9 Hasil Uji Tukey HSD (Beda Nyata Jujur) Terhadap Pengelompokan Rata-rata

Persentase Penurunan NilaiSkid ResistanceAkibat Perlakuan

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa persentase penurunan nilaiskid resistance

akibat air dan pasir berada dalam satu kelompok dikarenakan pengaruhnya yang

tidak berbeda secara signifikan yaitu 20.13% untuk air dan 22.8% untuk pasir.

(28)

penurunan nilaiskid resistancedimulai dari minyak pelumas sebesar 50.46%,

garam sebesar 37.10%, pasir sebesar 22.80%, dan air sebesar 20.13%.

4.2. Analisa Data

Berdasarkan Tabel 2.2. maka nilaiskid resistanceminimum untuk

perkerasan Jl. Dr. A. Sofian sebesar 45 dan Jl.Sisingamangaraja sebesar 55.

Selanjutnya akan dianalisis dengan besar persentase penurunan yang dialami

permukaan perkerasan setelah terkena kontaminan apakah masih memadai atau

tidak.

a. Pengaruh Kontaminan Terhadap Nilai Skid Resistance Permukaan Perkerasan

1. Kontaminan Air

Berdasarkan Gambar 2.1. Persentase penurunan nilai skid

resistancepermukaan perkerasan akibat kontaminan air sebesar 18.7% untuk jenis

perkerasan lentur dan sebesar 21.5% untuk jenis perkerasan kaku.Hasil ini tidak

jauh berbeda dari penelitian sebelumnya yang dilakukan Ping Cao yaitu sebesar

26.0%.

Rata-rata nilai skid resistancesebelum terkena kontaminan airpada

perkerasan lentur(Jl. Dr. A. Sofian) sebesar 51.8 BPNdan pada perkerasan kaku

(Jl. Sisingamangaraja) sebesar 59.9 BPN atau dapat dikatakan nilai skid resistance

(29)

Gambar 4.1Grafik nilai skid resistance perkerasan lentur dan perkerasan kaku sebelum terkena kontaminan air

Sedangkan rata-rata nilai skid resistance setelah terkena kontaminan air

pada perkerasan lentur(Jl. Dr. A. Sofian) sebesar 41.9 BPN dan pada perkerasan

kaku (Jl. Sisingamangaraja) sebesar 47.0 BPN atau dapat dikatakan nilai skid

resistance keduanya tidak memadai. Seperti yang dapat dilihat dari Gambar 4.2. 0

Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku

(30)

Gambar 4.2Grafik nilai skid resistance perkerasan lentur dan perkerasan kaku setelah terkena kontaminan air

2. Kontaminan Pasir

Berdasarkan Gambar 2.1. Persentase penurunan nilai skid resistance

permukaan perkerasan akibat kontaminan pasir sebesar 22.2% untuk jenis

perkerasan lentur dan sebesar 23.4% untuk jenis perkerasan kaku. Hasil ini tidak

jauh berbeda dari penelitian sebelumnya yang dilakukan Ping Cao yaitu sebesar

30.0%.

Rata-rata nilai skid resistance sebelum terkena kontaminan pasir pada 5

titik yang diuji pada perkerasan lentur(Jl. Dr. A. Sofian) sebesar 52.6 BPN

danpada perkerasan kaku (Jl. Sisingamangaraja) sebesar 67.8 BPN atau dapat

dikatakan nilai skid resistance keduanya masih memadai. Seperti yang dapat

dilihat dari Grafik 4.3. 0,0

Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku

(31)

Gambar 4.3Grafik nilai skid resistance perkerasan lentur dan perkerasan kaku sebelum terkena kontaminan pasir

Sedangkan rata-rata nilai skid resistance setelah terkena kontaminan

pasir pada perkerasan lentur(Jl. Dr. A. Sofian) sebesar 41.0 BPN danpada

perkerasan kaku (Jl. Sisingamangaraja) sebesar 51.8 BPNatau dapat dikatakan

nilai skid resistance keduanya tidak memadai. Seperti yang dapat dilihat dari

Grafik 4.4.

Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku

(32)

Gambar 4.4Grafik nilai skid resistance perkerasan lentur dan perkerasan kaku setelah terkena kontaminan pasir

3. Kontaminan Garam

Berdasarkan Gambar 2.1. Persentase penurunan nilai skid resistance

permukaan perkerasan akibat kontaminan garam sebesar 36.6% untuk jenis

perkerasan lentur dan sebesar 37.6% untuk jenis perkerasan kaku.

Rata-rata nilai skid resistance sebelum terkena kontaminan garam pada

perkerasan lentur (Jl. Dr. A. Sofian) sebesar 56.8 BPN dan pada perkerasan kaku

(Jl. Sisingamangaraja) sebesar 59.2 BPN atau dapat dikatakan nilai skid

resistancekeduanya masih memadai. Seperti yang dapat dilihat dari Gambar 4.5. 0,0

Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku

(33)

Gambar 4.5Grafik nilai skid resistance perkerasan lentur dan perkerasan kaku sebelum terkena kontaminan garam

Sedangkan rata-rata nilai skid resistance setelah terkena kontaminan

garam pada perkerasan lentur(Jl. Dr. A. Sofian) sebesar36.0 BPN dan pada

perkerasan kaku (Jl. Sisingamangaraja) sebesar 36.9 atau dapat dikatakan nilai

skid resistance keduanya tidak memadai. Seperti yang dapat dilihat dari Grafik

4.6.

Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku

(34)

Gambar 4.6Grafik nilai skid resistance perkerasan lentur dan perkerasan kaku setelah terkena kontaminan garam

4. Kontaminan Minyak Pelumas

Berdasarkan Gambar 2.1. Persentase penurunan nilai skid resistance

permukaan perkerasan akibat kontaminan minyak pelumas sebesar 48.7% untuk

jenis perkerasan lentur dan sebesar 52.2% untuk jenis perkerasan kaku. Hasil ini

tidak jauh berbeda dari penelitian sebelumnya yang dilakukan Ping Cao yaitu

sebesar 50%.

Rata-rata nilai skid resistancesebelum terkena kontaminan minyak

pelumaspada perkerasan lentur (Jl. Dr. A. Sofian) sebesar 54.6 BPN dan pada

perkerasan kaku (Jl. Sisingamangaraja) sebesar 60 BPN atau dapat dikatakan nilai

skid resistance keduanya masih memadai. Seperti yang dapat dilihat dari Gambar

4.7.

36,838,0 34,837,2 37,237,2 36,238,2 35,237,6

Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku

(35)

Gambar 4.7Grafik nilai skid resistanceperkerasan lentur dan perkerasan kaku sebelum terkena kontaminan minyak pelumas

Sedangkan rata-rata nilai skid resistancesetelah terkena kontaminan

minyak pelumaspada perkerasan lentur(Jl. Dr. A. Sofian) sebesar 28.0 BPN dan

pada perkerasan kaku (Jl. Sisingamangaraja) sebesar 29.2 BPN atau dapat

dikatakan nilaiskid resistancekeduanya tidak memadai. Seperti yang dapat dilihat

dari Gambar 4.8. 0,0

53,656,2 56,6 51,6 53,6 57,6

61,8 62,6 61,8

57,6

Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku

(36)

Gambar 4.8Grafik nilai skid resistanceperkerasan lentur dan perkerasan kaku setelah terkena kontaminan minyak pelumas

b. Hubungan Faktor Jenis Perkerasan

Berdasarkan Tabel 4.7 untuk faktor jenis perkerasan pada tingkat

signifikansi α = 5% atau tingkat kepercayaan 95% didapat hasilp-valuesebesar

0.078. Karena p-value> α (0.05) maka tidak ada pengaruh faktor perkerasan

untuk data tersebut pada tingkat signifikansi 5%. Dengan kata lain didapat

kesimpulan bahwa perkerasan lentur dan perkerasan kaku tidak signifikan berbeda

satu sama lain nilai perubahan yang dialami ketika terkena kontaminan. Hal ini

seperti ditunjukkan oleh Gambar bahwa perbedaan rata-rata persentase penurunan

nilai skid resistance yang dialami dua jenis perkerasan tersebut 2.1% (tidak lebih

dari 5%)

26,0 30,4 26,2 26,0

31,6

29,2 29,0 29,2 28,8 27,0

Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku

(37)

Gambar 4.9 Grafik rata-rata persentase penurunan nilai skid resistance

Minyak Pelumas Garam Pasir Air

P

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapat beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh kontaminan terhadap nilaiskid resistance pada

permukaan perkerasan dengan kontaminan air, pasir, garam, dan minyak

pelumas pada permukaan perkerasan lentur dan kaku.

2. Rata-rata persentase penurunan nilaiskid resistancepada permukaan

perkerasan lentur yang terkena kontaminan air sebesar 18.7%, pasir

sebesar 22.2%, garam sebesar 36.6%, dan minyak pelumas sebesar 48.7%.

3. Rata-rata persentase penurunan nilaiskid resistancepada permukaan

perkerasan kaku yang terkena kontaminan air sebesar 21.5%, pasir sebesar

23.4%, garam sebesar 37.6%, dan minyak pelumas sebesar 52.2%.

4. Hasil uji statistik Two Way Anova menunjukkan ada pengaruh yang

signifikan antara persentase penurunan nilaiskid resistancesebelum terkena

kontaminan dengan setelah tekena berbagai jenis kontaminan dengan nilai

p-value 0.001

5. Sebelum terkena kontaminan nilaiskid resistancepada Jalan Dr. A. Sofian

dengan jenis perkerasan lentur adalah 53.95 dan Jalan Sisingamangaraja

(39)

6. Setelah terkena kontaminan air, pasir, garam dan minyak pelumasnilaiskid

resistance pada Jalan Dr. A. Sofian dengan jenis perkerasan lentur

berturut-turut adalah 41.9, 41.0, 36.0, dan 28.0. Sedangkan Jalan

Sisingamangaraja XII dengan jenis perkerasan kaku berturut-turut adalah

47.0, 51.8, 36.9, dan 29.2 berdasarkan nilai nilaiskid resistance minimum

nilai tersebut tidak memadai.

7. Perbedaan rata-rata persentase penurunan nilai skid resistance yang

dialami dua jenis perkerasan tersebut 2.1% (tidak lebih dari 5%)

5.2. Saran

1. Selain faktor kontaminan yang terdapat diatas permukaan perkerasan

terdapat banyak faktor lainnya yang mempengaruhi nilaiskid resistance.

Oleh sebab itu, sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan untuk mencari

faktor-faktor lain yang mempengaruhi atau berhubungan dengan skid

resistancepermukaan perkerasan.

2. Kontaminan berpengaruh buruk terhadap nilaiskid resistance permukaan

perkerasan karena mampu menurunkan nilaiskid resistancesehingga

nilaiskid resistance menjadi tidak memadai. Oleh sebab itu sebaiknya

dilakukan pengecekan kontaminan dan pembersihan permukaan

Gambar

Gambar 3.10 Garam
Gambar 3.12Pemasangan Segitiga Pengaman
Gambar 3.14Pemasangan Label Titik Pengujian
Gambar 3.15Pembersihan area pengujian
+7

Referensi

Dokumen terkait

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-1, 2014 ISPRS Technical Commission I Symposium, 17 – 20 November

JARIZAL HATMI, SE Pejabat Pengelola Keuangan

H}asan, Zainal, Kisah-Kisah Isra&gt;i&gt;liyya&gt;t dalam Penafsiran al- Qur’an dalam Belajar Ulum al- Qur’an , Jakarta, Lentera Basitama, 1992..

Dinamika Karakteristik Fisika-Kimiawi Sedimen dan Hubungannya Dengan Struktur Komunitas Moluska Bentik (Bivalvia dan Gastropoda) di Muara Bandar Bakali Padang..

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang tata letak fasilitas pabrik pada PT Sennatra Pendawatama dengan membandingkan transportation cost index terendah

Kisah-kisah isra&gt;i&gt;liyya&gt;t yang dipandang benar dalam arti sesuai dengan ajaran agama Islam adalah kisah As}h}a&gt;b al-Ukhdu&gt;d dalam surat al-Buru&gt;j ayat

“ Maka raja datang dan dikatakan kepadanya: Bukankah engkau telah melihat apa yang engkau khawatirkan? Sungguh Allah SWT telah menurunkan apa yang menjadi

Telah dilakukan penelitian Pemanfaatan Pati Kulit Pisang kepok (Musa paradisiaca linn) Sebagai Bahan Pengisi Tablet Paracetamol 500 mg.. Pati kulit pisang diisolasi dari