• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Dan untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologik seseorang yang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan bio-fisiko-psiko sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang memberika ciri tersendiri pada setiap anak.

Oleh karena itu, tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat khususnya supaya anak Indonesia dapat mencapai kesehatan yang optimal. Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan setiap orang tua. Untuk mewujudkannya tentu saja orang tua harus selalu memperhatikan,mengawasi, dan merawat anak secara seksama.

(2)

dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Pada masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensinya berkembang.

Perkembangan anak akan optimal bila interaksi diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam kandungan. Untuk bisa merawat dan membesarkan anak secara maksimal tentu kita perlu mengetahui banyak hal yang berkaitan dengan anak itu sendiri, yang pada gilirannya akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi kita dalam merawat dan membesarkan buah hati kita.

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Dan untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologik seseorang yang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan bio-fisiko-psiko sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang memberika ciri tersendiri pada setiap anak.

(3)

orang dewasa atau orang tua. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Pada masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensinya berkembang. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam kandungan. Untuk bisa merawat dan membesarkan anak secara maksimal tentu kita perlu mengetahui banyak hal yang berkaitan dengan anak itu sendiri, yang pada gilirannya akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi kita dalam merawat dan membesarkan buah hati kita.

(4)

Sebagai tindak lanjut dari program WHO ini, di Indonesia dicanangkan sebuah program yakni Rumah Sakit Sayang Bayi.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini akan dibahas, Bagaimana asuhan kebidanan pada masa bayi dan balita sesuai perspektif gender dan HAM dengan menggunakan pendekatan Manajemen Kebidanan.

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita 2. Mengetahui program Baby friendly hospital

3. Mengetahui implementasi hak bayi dan balita

4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dan balita sesuai perspektif gender dan HAM

BAB II

(5)

2.1 STIMULASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI DAN BALITA

A. DEFINISI

1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun induvidu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang (cm, meter).

2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan. Menyangkut perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

TUMBUH KEMBANG ANAK SEHAT

Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,jumlah, atau ukuran, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) dan ukuran panjang (cm, meter), sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil berinteraksi dengan lingkungannya. Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu:

(6)

Faktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut. Kemampuan anak merupakan ciri-ciri yang khas yang diturunkan dari orang tuanya.

2. Faktor lingkungan

Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam hal ini lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan menghambat tumbuh kembangnya.Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum dibagi menjadi 3 kebutuhan dasar yaitu:

1. Kebutuhan fisik-biomedis (”ASUH”) Meliputi:

- pangan/gizi

- perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI, penimbangan yang teratur, pengobatan

- pemukiman yang layak

- kebersihan perseorangan, sanitasi lingkungan - pakaian

- rekreasi, kesegaran jasmani

2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (”ASIH”)

(7)

3. Kebutuhan akan stimulasi mental (”ASAH”)

Stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan,

kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya.

Anak yang mendapat ASUH, ASIH, dan ASAH yang memadai akan mengalami

tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya.

B. CIRI-CIRI TUMBUH KEMBANG ANAK

1. Tumbuh kembang adalah proses yang kotinu sejak dari konsepsi sampai maturitas atau dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.

2. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya berbeda antara anak yang satu dengan yang lain berbeda.

3. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.

4. Aktivitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas

5. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.

6. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.

(8)

menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini kemampuan berbahasa, kreativitas, sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini.

Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan perkembangan secara berkala, apakah sesuai dengan umur atau telah terjadi penyimpangan dari perkembangan normal. Empat parameter yang dipakai dalam menilai perkembangan anak adalah:

1. Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh).

2. Gerakan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dll). 3. Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicara spontan).

4. Kepribadian/tingkah laku (bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya).

C. JENIS-JENIS STIMULASI YANG DI BUTUHKAN OLEH ANAK

Stimulasi aspek fisik. Rangsangan untuk fisik bayi dan balita amat

diperlukan, karena pada usia mereka perkembangan syaraf-syaraf motorik

sangat pesat. Melakukan gerakan-gerakan sederhana seperti berlari,

berjalan, menari akan sangat membantu perkembangan mereka.

Stimulasi aspek emosi. Kenalkan mereka dengan bentuk emosi

dasar, bahagia dan sedih. Dengan menghiburnya pada saat menangis

(9)

dengan teman sebayanya, misalnya dengan bernagi mainan, sehingga

dapat menimbulkan kepekaan untuk bertoleransi dan berperilaku

menyenangkan.

Stimulasi aspek spiritual. Ajarilah anak untuk berdoa dengan

menggunakan kata-kata yang sederhana, mengucapkan terimakasih kepada

tuhan atas makanan, hari yang indah, dan meminta maaf atas kesalahan

yang dilakukan hari itu. Akan membuat anak semakin peka. Ajak juga

mereka ke tempat ibadah, dan membacakan dongeng dan kisah-kisah para

nabi juga akan membantu meningkatkan moral.

Stimulasi aspek intelektual. Rangsangan intelektual dapat

dilakukan dengan sering memberikan buku bacaan, mengajak anak

melakukan permainan, dan rekreasi bersama, dan juga dengan rajin

menjawab keingintahuan anak. Jadi sebagai orangtua juga harus rajin

belajar agar sanggup memenuhi dan menjawab keingintahuan anak dengan

baik dan benar.

Stimulasi aspek sosial. Anak pun harus diajari untuk peka terhadap

lingkungan sekitarnya. Membantu menjaga adik, membantu orangtua yang

sedang sibuk, akan merangsang kepekaan alaminya.

Agar stimulasi ini dapat menunjukkan hasil yang baik, kita tidak boleh

melupakan istirahat yang cukup dan asupan nutrisinya. Gizi yang baik

amat sangat dibutuhkan oleh anak, karena mereka sedang berada dalam

masa pertumbuhan. Jadi asupan nutrisi tentunya amat dibutuhkan untuk

perkembangan fisik, daya tahan tubuh, pencernaan, dan juga tentunya

(10)

D. STIMULASI DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya. Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang datang dari lingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat stimulasi.

(11)

simulasi auditif terlalu banyak (lingkungan ribut) anak akan mengalami kesukaran dalam membedakan berbagai macam suara. Stimulasi visual dan verbal pada permulaan perkembangan anak merupakan stimulasi awal yang penting, karena dapat menimbulkan sifat-sifat ekspresif misalnya mengangkat alis, membuka mulut dan mata seperti ekspresi keheranan. Selain itu anak juga memerlukan stimulasi taktil, kurangnya stimulasi taktil dapat menimbulkan penyimpangan perilaku sosial, emosional dan motorik.

(12)
(13)

semakin akrab dan orang tua juga akan segera mengetahui kalau terdapat gangguan perkembangan anak secara dini.

Buku bacaan anak juga penting karena akan menambah kemampuan berbahasa, berkomunikasi, serta menambah wawasan terhadap lingkungannya.

Untuk perkembangan motorik serta pertumbuhan otot-otot tubuh diperlukan stimulasi yang terarah dengan bermain, latihan-latihan atau olah raga. Anak perlu diperkenalkan dengan olah raga sedini mungkin, misalnya melempar/menangkap bola, melompat, main tali, naik sepeda).

Seorang ahli mengatakan bahwa prioritas untuk anak adalah makanan, perawatan kesehatan, dan bermain. Makanan yang baik, pertumbuhan yang adekuat, dan kesehatan yang terpelihara adalah penting, tetapi perkembangan intelektual juga diperlukan. Bermain merupakan ”sekolah” yang berharga bagi anak sehingga perkembangan intelektualnya optimal.

Ada beberapa fungsi bermain pada anak yaitu sebagai berikut. 1. Perkembangan Sensorik

(14)

Stimulasi visual merupakan stimulasi awal yang penting pada tahap permulaan perkembangan anak.Anak akan meningkatkan perhatiannya pada lingkungan sekitar melalui penglihatanny.Oleh karena itu,orang tua disarankan untuk memberikan mainan warna-warni pada usia 3 bulan pertama.

Stimulasi pendengaran (stimulasi auditif) adalah sangat penting untuk perkembangan bahasanya (verbaal),terutama pada tahun pertama kehidupannya.Memberikan sentuhan (stimulus taktil) yang mencukupi pada anak berarti memberikan perhatian dan kasih sayng yang diperlukan oleh anak.Stimulus semacam ini akan menimbulkan rasa aman dan percaya diri pada anak sehingga anak lebiih responsif dan berkembang.Stimulasdi kinetik akan membantu anak untuk mengenal lingkungan yang berberda.

2. Pekembangan Intelektual

(15)

3. Perkembangan Sosialisasi dan Moral

Sejak awal masa anak-anak bayi telah menunjukkan ketertarikan dan kesenangan terhadap orang lain terutama terhgadap ibu.Dengan bermain,anak akan mengembangkan dan memperluas sosialisasi,belajar untuk mengatasi persoalan yang timbul,mengenal nilai-niali moral dan etika,belajar mengenai apa yang salah dan benar,serta bertanggung jawab terhadap sesuatu yang diperbuatnya.

Pada tahun pertama,anak hanya mengamati objek di sekitarnya.Pada usia 2-3 tahun,biasanya anak suka bermaian peran seperti peran sebagai ayah,ibu dan lain-lain. Pada usia pra sekolah anak lebih banyak bergabung dengan kelompok sebayanya (peer group) mempunyai teman favorit.

4. Kreativitas

Situasi yang lebih menguntungkan/menyernagkan untuk berkreasi dari pada bermain.Anak-anak dapat bereksperimen dan mencoba ide-idenya.Sekali anak merasa puas untuk mencoba sesuatu yang baru dan berbeda,ia akan memindahkan kreasinya kesituasi yang lain.Memungkinkan fantasi dan imajinasi dan meningkatkan perkembangan bakat dan minat khusus.Untuk mengembangkan kreasi anak diperlukan lingkunagan yang mendukung

(16)

Dengan aktivitas bermain,anak akan menyadari bahwa dirinya berbeda dengan yang lain dan memahami dirinya sendiri.Anak belajar untuk memahami kelemahan dan kemampuannya dibandingkan dengan anak yang lain.anak juga mulai melepaskan diri dari orang tuanya.

6. Nilai Terapeutik

Bermain dapat mengurangi tekanan atau stres dari lingkungan.Dengan bermain,anak dapat mengekspresikan emosi dan ketik puasan atas situsi sosial serta rasa takutnya yang tidak dapat diekspresikan di dunia nyata.Dengan bermain dapat memudahkan komunikasi verbal dan ninverbal tentang kebutuhan,rasa takut dan keinginan.

a) Kemampuan motorik pada bayi berdasarkan usia yakni:

Usia Motorik kasar Motorik halus

 memperhatikan benda bergerak,

(17)

 Duduk.

Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin

sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.

Kemampuan bicara bayi masih dalam bentuk pra bicara, yang diekspresikan

dengan cara menangis, mengoceh, gerakan isyarat dan ekspresi wajah seperti

tersenyum. Bahkan pada masa ini lebih sering muncul senyum sosial sebagai

(18)

Ekspresi emosi adalah bahasa pertama sebelum bayi berbicara, sebagai

cara untuk mengkomunikasikan dirinya pada orang tua atau orang lain. Bayi

akan bereaksi pada ekspresi wajah dan tekanan suara, sebaliknya orangtua

membaca ekspresi bayi dan merespon jika ekspresi bayi menunjukkan tertekan

atau gembira. Terkait dengan ekspresi emosi bayi, yang mudah dikondisikan,

maka ekspresi emosi bayi mudah dikondisikan. Jika orangtua lebih banyak

menunjukkan suasana hati yang positif seperti selalu gembira, santai dan

menyenangkan, akan mempengaruhi pemahaman bayi terhadap sesuatu dan

cenderung menimbulkansuasana hati yang menyenangkan. Sebaliknya jika

orang dewasa mengkondisikan dengan situasi yang tidak menyenangkan maka

suasana emosi bayi cenderung buruk. Kemampuan bicara pada bayi

sebenarnya ada hubungannya dengan perkembangan otak, terutama pada saat

bayi menangkap kata-kata yang diucapkan dan menyampaikan apa yang ada

dalam pikirannya. Pada saat bayi berjalan, berbicara, tersenyum dan

mengerutkan dahi, sebenarnya tengah berlangsung perubahan dalam otak.

Meski keterkaitan sel-sel syaraf (neuron) yang dimiliki bayi, masih sangat

lemah, namun akan sangat mempengaruhi pada perkembangan sel syaraf pada

tahap selanjutnya. Bayi mengerti dan memahami sesuatu yang berada

disekelilingnya, tidak terbatas dengan melihat serta memanipulasi namun

sebenarnya bayi sudah memiliki kemampuan untuk memberi perhatian,

menciptakan simbolisasi, meniru dan menangkap suatu konsep melalui

gerakan sudah lebih berkembang. Oleh karenanya untuk mengoptimalkan

kemampuan otaknya maka bayi perlu lebih banyak menstimulasi bayi untuk

(19)

Kemampuan bicara dan berbahasa pada masa bayi sbb:

c) Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian

Kemampuan sosialisasi dan kemandirian dapat dirangsang dengan

sosialisasi pada masa bayi diawali di dalam keluarga, dimana dalam keluarga

terjadi hubungan timbal balik antara bayi dan pengasuh atau orangtua. Melalui

perhatian dan perilaku orangtua akan memberi kerangka pada bayi dalam

berinteraksi dan pengalaman yang terpenting bagi bayi karena keluarga adalah

melibatkan proses kasih sayang. Kemampuan bayi untuk bersosialisasi mulai

muncul, dasar-dasar sosial mulai dibentuk, yang diperoleh dengan cara

mencontoh perilaku pada situasi sosial tertentu, misalnya mencontoh perilaku

sosial dari kakak atau orang tuanya, yang akhirnya akan mempengaruhi cara

penyesuaian pribadi dan sosialnya dikemudian hari. Kemampuan sosialisasi

(20)

Usia Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian

0-3 bulan

 memberi rasa aman dan kasih sayang,

 mengajak bayi tersenyum,

 mengajak bayi mengamati benda-benda dan keadaan di

sekitarnya,

 meniru ocehan dan mimik muka bayi,

 mengayun bayi,

 menina bobokan.

3-6 bulan

 bermain "ciluk ba',

 melihat dirinya di kaca,

 berusaha meraih mainan.

6-9 bulan

 mulai bermain atau 'bersosialisasi' dengan orang lain.

 Mulai melambaikan tangan jika ditinggal pergi.

 Mulai membalas lambaian tangan orang lain.

9-12 bulan

 Minum sendiri dari sebuah cangkir,

 Makan bersama-sama

 Menarik mainan yang letaknya agak jauh.

2. Kemampuan Anak di Bawah Usia Lima Tahun (12 – 59 bulan)

Pada masa ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan

dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi

eksresi/pembuangan. Periode penting dalam tumbuh kembang masa usia ini akan

mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada usia 3

(21)

berlangsung; dan tejadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf dan

cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah

dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan sangat

mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan,

mengenal huruf hingga bersosialisasi.

a) Kemampuan Motorik

Masa ini disebut sebagai masa sangat aktif dari seluruh masa kehidupannya,

karena tingkat aktivitasnya dan perkembangan otot besar mereka sedang tumbuh.

Demikian halnya dengan kemampuan motorik halus anak, sudah mulai meningkat

dan menjadi lebih tepat pada saat berusia 5 tahun. Koordinasi tangan, lengan dan

tubuh dapat bergerak bersama dibawah koordinasi yang lebih baik daripada mata.

Dengan demikian masa ini disebut juga sebagai masa belajar berbagai

kemampuan dan keterampilan, dengan berbekal rasa ingin tahu yang cukup kuat

dengan seringnya anak mencoba hal-hal baru dan seringnya pengulangan

menyebabkan masa ini menjadi masa yang tepat untuk mempelajari keterampilan

baru.

Kemampuan motorik yang dimiliki anak sebagai berikut:

(22)
(23)
(24)

Bertambahnya kematangan otak dikombinasikan dengan peluang-peluang

untuk menjelajahi dunia sekelilingnya dan sebagai penyumbang terbesar untuk

lahirnya kemampuan kognitif anak. Sejumlah kemampuan anak, seperti belajar

membaca adalah berkaitan dengan masukan dari mata anak yang ditransmisikan

ke otak anak, kemudian melalui sistem yang ada di otak, menterjemahkannya

kedalam kode huruf-huruf, kata-kata dan asosiasinya. Akhirnya akan dikeluarkan

dalam bentuk bicara. Bakat bicara anak karena sistem otak diorganisasikan

sedemikian rupa sehingga memungkinkan anak memproses sebagai bahasa.

Anak mulai pandai berbicara, sejalan dengan perkembangannya memahami

sesuatu. Biasanya anak mulai berbicara sendiri, kemudian berkembang menjadi

kemampuan untuk bertindak tanpa harus mengucapkannya. Dalam hal ini anak

telah menginternalisasikan pembicaraan yang egocentris dalam bentuk berbicara

sendiri menjadi pemikiran anak. Hal ini merupakan suatu transisi awal untuk

dapat lebih berkomunikasi secara sosial.

(25)

bulan

 Bercerita tentang diri anak,

 Menyebut berbagi jenis pakaian.

 Menyatakan keadaan suatu benda.

36-48 bulan

 Berbicara dengan anak,

 Bercerita mengenai dirinya,

 Bercerita melalui album foto,

 Mengenal huruf besar menurut alfabet di koran/majalah.

48-60 bulan

 Belajar mengingat-ingat,

 Mengenal huruf dan simbol,

 Mengenal angka,

 Membaca majalah,

 Mengenal musim,

 Mengumpulkan foto kegiatan keluarga,

 Mengenal dan mencintai buku,

 Melengkapi dan menyelesaikan kalimat,

 Menceritakan masa kecil anak,

 Membantu pekerjaan di dapur.

c) Kemampuan Bersosialisasi dan Kemandirian

Dasar-dasar sosialisasi yang sudah diletakkan pada masa bayi, maka pada

masa ini mulai berkembang. Dalam hal ini hubungan keluarga, orangtua-anak,

antar saudara dan hubungan dengan sanak keluarga cukup berperan. Pengasuhan

(26)

seperti permainan, pembicaraan dan pemberian disiplin, akhirnya mengajak anak

untuk menalar terhadap sesuatu. Pada masa ini sebagai masa bermain, anak mulai

melibatkan teman sebayanya, melalui bermain, meski interaksi yang dibangun

dalam permainan bukan bersifat sosial, namun sebagai kegiatan untuk

menyenangkan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri. Jenis permainan yang

dilakukan bisa berbentuk konstruktif, permainan pura-pura, permainan sensori

motorik, permainan sosial atau melibatkan orang lain, games atau berkompetisi.

(27)

bulan

 Berdandan/memilih pakaian sendiri.

 Berpakaian sendiri.

36-48 bulan

 Mengancingkan kancing tarik,

 Makan pakai sendok garpu,

 Membantu memasak,

 Mencuci tangan dan kaki,

 Mengenal aturan/batasan.

48-60 bulan

 Membentuk kemandirian dengan memberi kesempatan mengunjungi temannya tanpa ditemani.

 Membuat atau menempel foto keluarga,

 Membuat mainan/boneka dari kertas.

 Menggambar orang,

 Mengikuti aturan permainan/petunjuk,

 Bermain kreatif dengan teman-temannya,

 Bermain 'berjualan dan berbelanja di toko"

3. Masa Anak Pra Sekolah (usia 60-72 bulan atau 5-6 tahun);

Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil, aktivitas jasmani

semakin bertambah dan meiningkatnya keterampilan dan proses berpikir. Anak

mulai menunjukkan keinginannya seiring dengan pertumbuhan dan

perkembangannya. Pada masa ini, anak mulai diperkenalkan dengan lingkungan

luar selain lingkungan dalam rumah, sehingga anak mulai senang bermain di luar

(28)

waktunya bermain di luar rumah, seperti bermain di taman atau ke tempat-tempat

yang menyediakan fasilitas bermain anak.

Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, oleh karenanya panca indera

dan sistim reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap

sehingga anak mampu belajar dengan baik. Proses belajar yang tepat bagi usia ini

adalah dengan cara bermain.

Kemampuan yang dimiliki pada anak pra sekolah adalah sbb:

Kemampuan Keterangan

Gerak kasar

 bermain bola dengan teman sebayanya

 naik sepeda, bermain sepatu roda.

Gerak halus

 mengerti urutan kegiatan,

 berlatih mengingat-ingat,

 membuat sesuatu dari tanah liat/lilin,

 bermain "berjualan",

 belajar bertukang, memakai pali, gergaji dan paku,

 mengumpulkan benda-benda,

 belajar memasak,

 mengenal kalender

 mengenal waktu,

 menggambar dari berbagai sudut pandang,

 belajar mengukur.

Bicara dan bahasa  mengenal benda yang serupa dan berbeda,

(29)

 berlatih mengingat-ingat,

 menjawab pertanyaan "mengapa ?"

 menganal rambut/tanda lalu lintas,

 mengenal uang logam,

 mengamati/meneliti keadaan sekitar.

Bersosialisasi dan

kemandirian.

 Berkomunikasi dengan anak,

 Berteman dan bergaul,

 Mematuhi peraturan keluarga

Di bawah ini ada beberapa contoh alat permainan balita dan perkembangan yang distimuli:

1. Pertumbuhan fisisk/motorik kasar:

Sepeda roda tiga/dua, bola, mainan yang ditarik atau didorong 2. Motorik halus:

Gunting, pensil, bola, balok, lilin. 3. Kecerdasan/kognitif:

Buku bergambar, buku cerita, puzzle, lego, boneka, pensil warna, radio. 4. Bahasa:

Buku bergambar, buku cerita, majalah, radio tape, TV 5. Menolong diri sendiri:

Gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki 6. Tingkah laku social:

(30)

E. CIRI ALAT PERMAINAN UNTUK ANAK DIBAWAH USIA 5 TAHUN 0 – 12 bulan

Tujuan:

- Melatih refleks-refleks (untuk anak berumur 1 bulan), misalnya mengisap, menggenggam.

- Melatih kerja sama mata dengan tangan - Melatih kerja sama mata dengan telinga

- Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan - Melatih mengenal sumber asal suara

- Melatih kepekaan perabaan

- Melatih keterampilan dengan gerakan berulang-ulang Alat permainan yang dianjurkan:

- Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang - Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka

- Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang - Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara - Alat permainan berupa selimut dan boneka

- Giring-giring 12 – 24 bulan

Tujuan:

- Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara - Memperkenalkan sumber suara

(31)

- Melatih imajinasinya

- Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan

yang menarik

Alat permainan yang dianjurkan:

- Genderang, bola denga giring-giring didalamnya - Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik

- Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga (cangkir, piring, sendok, botol plastik, ember dll.), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas-kertas untuk dicoret, krayon/pensil warna.

25 – 36 bulan Tujuan:

- Menyalurkan emosi/perasaan anak - Mengembangkan ketrampilan berbahasa - Melatih motorik halus dan kasar

- Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan membedakan warna)

- Melatih kerja sama mata dan tangan - Melatih daya imajinasi

- Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda Alat permainan yang dianjurkan:

(32)

- Manik-manik ukuran besar

- Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna berbeda - Bola

36 – 72 bulan Tujuan:

- Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan - Mengembangkan kemampuan berbahasa

- Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi - Merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara)

- Membedakan benda dengan perabaan - Menumbuhkan sportivitas

- Mengembangkan kepercayaan diri - Mengembang kreativitas

- Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari dll) - Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar - Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya

- Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misalnya pengertian terapung dan tenggelam

- Mengenalkan suasana kompetisi, gotong royong Alat permainan yang dianjurkan:

(33)

gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air

- Teman-teman bermain: anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah

Berikut adalah stimulasi (rangsangan) umum yang dapat di berikan kepada bayi Anda:

1. Limpahkan banyak cinta dan kasih sayang untuk bayi dan anak Anda.

Jangan malu untuk menunjukkan kasih sayang dan rasa cinta yang Anda miliki. Hal pertama yang harus Anda ingat adalah cinta adalah kebutuhan utama yang nyata bagi bayi Anda. Dalam merawat dan memberikan segala kebutuhan bayi Anda sehari-hari usahakan untuk selalu disertai dengan rasa cinta dan kehangatan yang tulus untuk sang buah hati. Bentuk kasih sayang ini akan membuat bayi Anda merasa sangat dihargai dan hal ini mampu menumbuhkan rasa optimisme yang kuat dalam dirinya. Selain itu, limpahan kasih sayang dan cinta yang Anda berikan juga dapat meningkatkan perkembangan otak bayi Anda.

2. Berbicaralah kepada bayi Anda dengan lemah lembut.

Berbicaralah kepada bayi Anda dengan suara yang lemah lembut dan memakai berbagai kosa kata yang disertai juga dengan ekspresi. Suara Anda adalah suara favorit mereka, karena bayi Anda sudah mendengar dan akrab dengan suara Anda sejak mereka masih di dalam rahim Anda.

3. Berikan respon.

(34)

mereka belajar bahwa mereka dapat membangun komunikasi dengan orang lain, sehingga mereka akan lebih percaya diri dan juga sisi emosional mereka akan lebih stabil.

4. Berikan sentuhan lembut Anda kepada bayi.

Sentuh bayi Anda mulai dari sekarang, karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi yang sering mendapatkan sentuhan, belaian, pemijatan atau bentuk stimulasi taktil lainnya akan berkembang lebih cepat dan juga sedikit menangis.

5. Dorong bayi Anda untuk meniru.

Anda harus ingat bahwa bayi Anda akan terus menganalisa setiap gerak Anda, tindakan Anda, dan semua yang Anda lakukan. Mereka juga akan mengingat bagaimana cara Anda menghasilkan suara dan ekspresi. Dan amat luar biasa pada akhirnya mereka akan meniru hal-hal yang dipelajari tersebut.

6. Biarkan bayi Anda untuk bereksplorasi.

Biarkan dan berikan kesempatan kepada bayi Anda untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar dan lingkungan-lingkungan baru. Tetapi, tentu Anda harus memastikan dan memerhatikan segala aspek keamanannya. Misalnya, Anda dapat membawa bayi Anda untuk berjalan-jalan ke banyak tempat untuk memperkenalkannya pada kondisi dan situasi yang berbeda. Bayi Anda akan belajar banyak hal dari segala yang dilihatnya. Jika memungkinkan, biarkan bayi Anda untuk menemukan hal-hal baru sendiri. Ini pasti akan memberikan efek rangsangan yang positif kepada sang buah hati agar tumbuh kembangnya lebih baik dan optimal.

7. Bacakan buku secara rutin.

(35)

yang bergambar menarik dan banyak warnanya. Stimulasi bagian otaknya akan lebih optimal dan efektif dengan aktivitas ini. Daya imajinasi dan kosakatanya pun akan semakin berkembang. Meskipun, bayi belum sepenuhnya paham tentang cerita yang Anda bacakan, tetapi mereka akan belajar banyak hal dari aktivitas ini. .

8. Memutar musik untuk bayi Anda.

Musik dapat mengoptimalkan perkembangan sisi kanan dan sisi kiri otak bayi Anda. Hal ini diyakini membawa manfaat dan efek positif bagi perkembangan otak bayi. Dengan music, proses belajar bayi Anda pun akan lebih mudah.

2.2 BABY FRIENDLY HOSPITAL

Rumah Sakit Sayang Bayi telah dicanangkan sejak tahun 1991 di Indonesia, dan konon lebih dari 400 Rumah Sakit Sayang Bayi tercatat di Departemen Kesehatan RI. Namun sayangnya kegiatan RS Sayang Bayi saat itu “terselenggara” karena termotivasi “lomba” yang diprakarsai oleh Pemerintah. Mengadakan lomba adalah salah satu strategi yang baik sebagai awal dalam memulai suatu hal yang baru, namun dibutuhkan satu kegiatan berkesinambungan agar kegiatan RS Sayang bayi dapat terselenggara sesuai dengan yang diharapkan.

(36)

Kegiatan RS Sayang Bayi adalah kegiatan yang mulia dalam memperjuangkan hak bayi untuk mendapat yang terbaik sejak awal kehidupannya yaitu mendapat air susu ibu.

Rumah Sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan individu, tempat kelahiran, dan merupakan tempat dimulainya suatu kehidupan. Berkaitan dengan hal tersebut maka tata laksana dan manajeman menyusui di RS ikut memegang peranan dalam keberhasilan sang ibu dalam menyusui anaknya. Dengan menyusui secara benar, berarti akan mencetak manusia yang sehat, tangguh dan superior di masa yang akan datang. Oleh karena itu keberadaan RS Sayang Bayi sangatlah penting sebagai infrastruktur dalam membentuk bangsa yang tangguh.

Sayangnya berdasarkan data yang ada di lapangan keberadaan RS Sayang Bayi seolah mati suri. Bila kita turun ke lapangan dan melihat keadaan saat ini, maka akan tampak kesan bahwa hanya tinggal beberapa RS saja yang masih bisa melakukan evaluasi terhadap berlakunya 10 langkah keberhasilan menyusui yang merupakan syarat sebuah RS disebut sebagai RS Sayang Bayi. Demi kepentingan masa depan anak bangsa yang lebih baik diharapkan Gerakan RS Sayang Bayi dapat dihidupkan kembali.

(37)

lemahnya edukasi yang seharusnya dilakukan jauh sebelum kelahiran (saat antenatal care).

Prosedur yang lebih sederhana tentang Gerakan RS Sayang Bayi perlu diterapkan di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan untuk ibu hamil sehingga beban administrasi yang selama ini menyulitkan mungkin bisa dihindarkan. Dalam topik ini akan dibahas lebih jauh tentang definisi, manfaat, dan cara mewujudkan RS Sayang Bayi di institusi kesehatan.

2.2.1 Pengertian Rumah Sakit Sayang Bayi

Sebuah rumah sakit disebut Rumah Sakit Sayang Bayi bila 75% bayi yang dilahirkan di rumah sakit tersebut hanya mendapat ASI dari sejak dilahirkan. Untuk mempermudah pelayanan ini, WHO mengenalkan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui, yang terdiri dari:

1. Mempunyai kebijakan tertulis yang secara rutin dikomunikasikan ke seluruh karyawan RS

2. Pelatihan staf RS agar trampil melaksanakan kebijaksanaan RS ini

3. Penjelasan manfaat dan penatalaksanaan menyusui pada ibu hamil

4. Membantu ibu menyusui segera setelah lahir

(38)

6. Tidak memberi minum atau makanan lain selain ASI kecuali ada indikasi medis

7. Melakukan rawat gabung selama di rumah sakit

8. Mendukung ibu dapat memberi ASI sesuai kemauan bayi (ondemand)

9. Tidak memberi dot atau kempeng pada bayi yang menyusu

10. Membentuk kelompok pendukung ASI dan mendorong para ibu agar tetap berhubungan dengan kelompok tersebut.

Peran rumah sakit sangat menonjol dalam menentukan memulai kegiatan menyusui. Sembilan dari 10 langkah keberhasilan menyusui tersebut dilakukan di rumah sakit.

Pengamatan di lapangan terhadap sebagian besar rumah sakit swasta di kota besar menunjukkan hampir semua langkah tidak terselenggara dengan baik. Informasi mengenai pentingnya ASI di masyarakat saat ini sudah sangat melekat dan sangat dipahami, namun sayangnya banyak rumah sakit justru tidak memanfaatkan peluang pasar ini, malah sebaliknya pelayanan bimbingan menyusui terkesan sekedarnya. Meningkatnya permintaan masyarakat terhadap penatalaksanaan menyusui ini sudah waktunya diimbangi dengan bertambah baiknya pelayanan bimbingan menyusui terutama di rumah sakit atau institusi yang melayani ibu melahirkan.

(39)

Masyarakat saat ini memiliki gaya venostyle yaitu segalanya ingin instan atau yang praktis dan tidak membebani. Selain itu gaya ini berarti senang dengan hal yang indah sehingga penampilan keindahan menjadi indikator gaya hidup. Di sisi lain venostyle mempunyai ciri emosional mudah marah. Venostyle adalah pengaruh dari mendekatnya dunia kita ke planet venus, konon venus adalah planet wanita, artinya seluruh mahluk di dunia akan terpengaruh oleh sifat-sifat ini, yaitu senang dengan keindahan, instan dan emosional. Hal ini sangat berpengaruh jika dikaitkan dengan keharusan ibu menyusui anaknya.

Menyusui memang merupakan sesuatu yang alamiah, tetapi tidak begitu saja terjadi (tidak instan), berlawanan dengan fenomena venostyle. Sebaiknya menyusui harus tetap dipelajari jauh sebelum proses kelahiran terjadi dan hal ini tidak secara langsung mengkondisikan seorang ibu untuk dapat menyusui anaknya.

Banyak upaya sia-sia dilakukan oleh para tenaga kesehatan dalam membimbing menyusui, karena pemahaman tentang menyusui masih sangat rendah. Ibu belum mengetahui keunggulan ASI, bagaimana ASI diproduksi, dan bagaimana mereka bisa sukses dalam menyusui di kemudian hari.

(40)

Rumah sakit khususnya yang memberikan pelayanan kelahiran, perlu dikemas dengan tampilan ruang nyaman dan homey (seperti di rumah), sebagai ilustrasi di ruang tunggu poliklinik di RS sebaiknya disediakan ruang menyusui yang nyaman untuk para ibu. Pelayanan seperti layaknya di sebuah hotel yang penuh dengan sentuhan keindahan dan keramahan merupakan strategi lain yang sebaiknya dikenalkan dalam sebuah Rumah Sakit Sayang Bayi. Cara terkomunikasi yang baik dan santun merupakan salah satu strategi kunci dalam dukungan proses edukasi menyusui pada ibu atau masyarakat.

2.2.3 Menciptakan kebutuhan menyusui untuk sebuah rumah sakit

Kebutuhan masyarakat terhadap menyusui terutama di kota besar sudah cukup tinggi. Peluang ini belum dimanfaatkan oleh rumah sakit, padahal peluang ini merupakan peluang yang sangat menjanjikan jika dikelola dengan benar. Oleh karenanya RS sebaiknya menghidupkan kembali program RS Sayang Bayi atau minimal menghidupkan suatu bentuk bimbingan menyusui kepada para pelanggannya. Jika peluang ini dimanfaatkan maka sesungguhnya RS tersebut telah turut andil didalam membentuk manusia tangguh di masa yang akan datang dengan human development index (HDI) yang tinggi. Pemilihan sebuah RS oleh masyarakat sebagai tempat melahirkan karena melakukan “program menyusui” tampaknya dapat memotivasi sebuah RS untuk menjadi RS Sayang Bayi.

(41)

ibu yang dilayani tetapi juga pada “tenaga kesehatan” yang bekerja di Rumah Sakit atau institusi kesehatan.

2.2.4. Persiapan Menuju Rumah Sakit Sayang Bayi

Diskusi pentingnya menyusui dapat dimulai dari para pemegang keputusan di Sebuah rumah sakit yaitu komisaris dan direktur rumah sakit. Mereka sebaiknya disadarkan bahwa keberadaan mereka sungguh sangat berarti dalam memulai suatu pelayanan mulia yaitu mendukung bayi mendapatkan haknya.

Pintu hati komisaris dan direktur rumah sakit dibuka agar lebih mengetahui mengapa air susu ibu perlu untuk para bayi. Bagaimanapun juga pemikiran bisnis akan menjadi pertimbangan pihak pengelola RS. Banyak anggapan tenaga kesehatan bahwa menolong seorang ibu menyusui membutuhkan kesabaran sehingga membuang banyak waktu dalam melayani pelanggan. Di lain pihak, penilaian masyarakat terhadap sebuah rumah sakit sangat penting untuk sebuah bisnis kesehatan.

2.2.5. Kebijakan menyusui dalam sebuah Rumah Sakit Sayang Bayi

Pembuatan kebijakan menyusui dalam sebuah rumah sakit sebagai langkah pertama sesuai anjuran WHO memang diperlukan, namun bila sebuah rumah sakit belum mempunyai kebijakan ini, sosialisai menyusui tetap dapat dimulai.

(42)

secara terbuka oleh setiap pasien dan pengunjung RS bahwa RS tersebut merupakan RS Sayang Bayi.

Pelaksanaan 9 langkah berikutnya dalam 10 langkah menyusui merupakan syarat mutlak sebuah RS dikatakan mempunyai kebijakan menyusui. Sehingga kebijaksanaan tersebut benar-benar dilaksanakan oleh semua karyawan rumah sakit secara konsisten, bukan hanya menjadi pajangan di kamar bayi atau ibu saja. Selain itu pelaksanaan kebijaksanaan tersebut dapat berkesinambungan walau berganti pimpinan.

2.2.6. Pelatihan Manajemen Laktasi untuk Staf RS

Langkah kedua yaitu edukasi terhadap semua staf yang bekerja di sebuah rumah sakit tentang ASI masih sulit dilakukan. Tersendatnya edukasi pada seluruh staf rumah sakit ini akan berpengaruh terhadap langkah-langkah berikutnya. Bila pengelola RS telah menyetujui diberlakukannya program meyusui untuk karyawan yang bekerja dan ibu yang melahirkan, pelatihan terhadap semua lapisan pegawai akan menjadi lebih mudah dan tidak makan banyak energi.

Pelatihan mengenai manajeman laktasi, pelaksanaan di lapangan dan evaluasi sebaiknya terus menerus dilakukan secara periodik. Semua karyawan RS mendapat pelatihan ini, termasuk karyawan baru, minimal dalam 6 bulan setelah bekerja di RS tersebut sudah mendapat pelatihan atau orientasi mengenai kebijaksanaan RS dalam membantu ibu-ibu menyusui.

(43)

untuk menyusui dari tenaga kesehatan lebih tinggi kemungkinan untuk menyusui daripada ibu yang tidak mendapat dukungan. Gambar 1 menunjukkan data nasional di Amerika Serikat dengan sampel 2017 orang tua dengan anak berusia dibawah 3 tahun, dengan melakukan survey melalui telepon. Respons dari 1229 ibu dimasukkan dalam analisis. Pada mereka ditanyakan apakah dokter atau perawatnya menyuruh atau melarangnya untuk menyusui di rumah sakit. Ibu yang diberi semangat untuk menyusui hampir 2 kali lebih mungkin untuk memulai menyusui daripada yang tidak diberi semangat.

2.2.7. Pendidikan antenatal care untuk ibu hamil

Sosialisasi ASI di rumah sakit sebaiknya dimulai sejak kehamilan terjadi. Setidaknya ibu hamil mengikuti 2 kali kelas antenatal yang menjelaskan keuntungan ASI dan bagaimana cara sukses menyusui saat kelahiran terjadi. Mempersiapkan ibu hamil yang kelak akan menyusui mempengaruhi keberhasilan menyusui. Edukasi mengenai pentingnya air susu ibu harus didapatkan oleh setiap ibu hamil sebelum kelahiran terjadi.

(44)

memerah dan menabung ASI merupakan strategi yang cukup dapat mengatasi kendala saat ibu bekerja.

Dalam studi kepustakaan telah sistematik terbukti bahwa pendidikan menyusui pada ibu hamil sebelum kelahiran meningkatkan keinginan ibu untuk menyusui dan mempengaruhi lamanya ibu menyusui bayi kelak. Data dari penelitian yang dilakukan di negara berkembang, 1 dari 3-5 perempuan yg mengikuti kelas antenatal akan menyusui sampai 3 bulan.

2.2.8. Inisiasi menyusu dini

Pada tahun 2007 World Alliance Breastfeeding Advocacy (WABA) dalam pekan ASI sedunia yang mengangkat tema tentang inisiasi menyusu dini telah berhasil menggugah masyarakat Indonesia untuk mulai mempopulerkan ASI. Yang terpenting dalam memulai kegiatan menyusui segera setelah proses kelahiran terjadi adalah penyelenggaraaan skin to skin contact antara bayi baru lahir dan ibunya.

(45)

Penelitian di Swedia terhadap 2 kelompok ibu yang mendapat kesempatan dilakukan kontak kulit-ke-kulit (skin to skin contact) dalam 1 jam setelah lahir berdampak terhadap lamanya proses menyusui di kemudian hari. Ibu yang tidak dilakukan kontak dini pada bayinya, menyusui lebih singkat dibandingkan ibu yang dilakukan kontak dini dengan bayinya. Bayi yang mendapat kontak dini persentase ASI eksklusif sampai dengan 3 bulan mencapai 58% dibanding 26% pada kontrol. IMD akan dibahas lebih mendalam dalam topik khusus mengenal hal ini.

2.2.9. Rawat Gabung Segera pada Bayi Baru Lahir

Melakukan rawat gabung segera pada bayi baru lahir sangat penting dalam memulai kegiatan menyusui. Pelayanan ini kelihatannya sederhana tapi sangat membantu ibu dan bayi untuk suskes melewati masa masa sulit di awal kelahiran. Ibu mengenal tanda tanda bayi ingin minum, dan segera memberinya pada bayi hingga bayi bisa menyusui kapan saja (on demand) Merombak atau menghilangkan ruang bayi di sebuah rumah sakit yang telah bertahun tahun ada, bukan pekerjaan yang sederhana. Beberapa kondisi yang harus dipersiapkan adalah menyiapkan para tenaga perawat dan menghilangkan pemikiran mereka bahwa rooming in membuat mereka menjadi lebih repot karena harus bolak-balik ke ruang ibu untuk berbagi macam alasan.

(46)

untuk sebuah proses menyusui. Mengganti popok atau memandikan bayi sebaiknya dilakukan di ruangan ibu. Bayi tidak perlu di dorong ke kamar bayi lagi untuk sekedar ganti popok. Dengan melakukan ini di ruangan ibu, orangtua juga dibimbing sejak di rumah sakit agar dapat segera mandiri dalam merawat bayinya.

Pelayanan ganti popok atau memandikan bayi bagi pengguna layanan istimewa (ruang kelas eksekutif), yang jumlahnya lebih banyak di rumah sakit swasta, dapat dilakukan oleh tenaga pembantu perawat, bila tenaga perawat kurang jumlahnya. Perawat akan merasakan bahwa pelayanan rawat gabung tidak akan membuat bobot kerja mereka berlebih dibandingkan sebelum dilakukan layanan rawat gabung. Perawat dengan cara yang santun mendukung dan terus membimbing ibu agar menyusui bayinya.

(47)

2.2.11 Perlunya klinik laktasi dan konselor laktasi di sebuah rumah sakit

Sebetulnya keuntungan ASI, dan bagaimana menolong menyusui telah diketahui oleh banyak tenaga kesehatan. Pelayanan menyusui pada ibu yang baru melahirkan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melihat posisi menyusui dan pelekatan mulut bayi yangbaik hingga proses menyusui dapat terselenggara seperti yang diharapkan. Agar dokter anak dapat melakukan pelayanan denganbaik, sebaiknya dokter anak dibantu oleh para konselor laktasi yang terdiri dari perawat atau tenaga kesehatan lain yang telahmendapat pelatihan sebagai konselor laktasi. Pertolongan menyusui yang dilakukan di jam-jam atau hari-hari pertama kelahiran sangat menentukan keberhasilan dan mantapnya menyusui selanjutnya. Di saat-saat inilah sebaiknya kita tidak mengabaikan dan selalu siap membantu ibu yang mengalami masalah dalam menyusui.

Penyelenggaraan klinik laktasi yang khusus membantu menolong ibu menyusui juga sangat penting keberadaannya di rumah sakit yang melayani kelahiran. Ibu dan bayi yang datang ke poliklinik karena masalah menyusui segera dilayani tenaga kesehatan yang bekerja di klinik laktasi. Bimbingan menyusui yang terus menerus terbukti meningkatkan ketrampilan dan memantapkan ibu dalam menyusui bayinya

3.3 IMPLEMENTASI HAK BAYI DAN BALITA

(48)

Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, menegaskan bahwa seorang anak berhak untuk hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal, terhindar dari kekerasan dan diskriminasi. Sealain itu, undang- undang perlindungan anak juga bahwa pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua berkewajiban dan bertanggungjawab terhadap penyelengggaraan perlindungan anak. Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak agar setiap anak memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan.

Untuk menjamin kelangsungan hidup, tumbuh kembang, dan terlindung dari diskriminasi, kekerasan seperti penculikan dan perdagangan bayi baru lahir, maka pemenuhan Hak bayi mendapat kebutuhan dasar harus diberikan, seperti Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASIEksklusif, dan imunisasi serta pengamanan dan perlindungan bayi baru lahir dari upaya penculikan dan perdagangan bayi.

Hak- hak anak dalam pelayanan kesehatan adalah: 1. Mempersiapkan ibu dengan persalinan yang aman 2. Pemberian ASI Ekslusif dimulai dari dini (IMD) 3. Imunisasi dan Pemantauan tumbuh kembang 4. Pemenuhan asupan Gizi yang optimal

5. Pemeliharaan kesehatan bagi anak yang mengalami kelainan 6. Deteksi Stimulasi Intervensi Tumbuh Kembang Anak

7. Pemantauan tumbuh Kembang anak SD

(49)

1. Mempersiapkan ibu dengan persalinan yang aman

Safe motherhood merupakan upaya untuk menyelamatkan wanita agar kehamilan dan persalinannya sehat dan aman, serta melahirkan bayi yang sehat. Dalam 4 pilar Safe Motherhood, pilar yang ke-3 adalah persalinan yang bersih dan aman, yakni:

• Wanita harus ditolong oleh tenaga kesehatan professional yang memahami cara menolong persalinan yang bersih dan aman.

• Tenaga kesehatan juga harus mampu mengenali secara dini gejala dan tanda komplikasi persalinanserta mampu melakukan penatalaksanaan dasar terhadap gejala dan tanda tersebut

• Tenaga kesehatan harus siap melakukan rujukan komplikasi persalinan yang tidak dapat di atasi ketingkat pelayanan yang lebih mampu.

Sedangkan pilar yang ke-4 adalh pelayanan obstetric esensial, yakni kemampuan pelayanan keehatan untuk malakukan tindakan dalam mengatasi resiko tinggi dan komlikasi bagi ibu yang mengalami kehamilan resiko tinggi dan komplikasi

2. Pemberian ASI Dini dan Ekslusif

Baby friendly atau dikenal dengan Baby Friendly Initiative (inisiasi sayang bayi) adalah suatu prakarsa internasional yang didirikan oleh WHO/ UNICEF pada tahun 1991 untuk mempromosikan, melindungi dan mendukung inisiasi dan kelanjutan menyusui.

(50)

membantu wanita untuk sukses memulai dan terus menyusui bayi mereka dan akan menerima penghargaan khusus karena telah melakukannya. Sejak awal program, lebih dari 18.000 rumah sakit di seluruh dunia telah menerapkan program baby friendly. Negara-negara industri seperti Australia, Austria, Denmark, Finlandia, Jerman, Jepang, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swiss, Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat telah resmi di tetapkan sebagai rumah sakit sayang bayi.

Dalam rangka mencapai program Baby Friendly Inisiative, semua provider rumah sakit dan fasilitas bersalin akan:

a) Memiliki kebijakan tertulis tentang menyusui secara rutin dan dikomunikasikan kepada semua staf tenaga kesehatan.

b) Melatih semua staf tenaga kesehatan dalam keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan ini.

c) Memberi tahu semua ibu hamil tentang manfaat dan penatalaksanaan menyusui

d) Membantu ibu untuk memulai menyusui dalam waktu setengah jam kelahiran.

e) Tampilkan pada ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankan menyusui jika mereka harus dipisahkan dari bayi mereka.

f) Berikan ASI pada bayi baru lahir, kecuali jika ada indikasi medis.

g) Praktek rooming-in agar memungkinkan ibu dan bayi tetap bersama-sama h) Mendorong menyusui on demand

(51)

j) Mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan menganjurkan ibu menghubungi mereka setelah pulang dari rumah sakit atau klinik.

Berdasarkan evidence based yang up to date, upaya untuk peningkatan sumber daya manusia antara lain dengan jalan memberikan ASI sedini mungkin (IMD) yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan dan gizi bayi baru lahir yang akhirnya bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB).

(52)

ambang nyeri, membuat perasaan lebih rileks, bahagia, serta lebih mencintai bayi.

Tatalaksana inisiasi menyusu dini adalah sebagai berikut :

a) Inisiasi dini sangat membutuhkan kesabaran dari sang ibu, dan rasa percaya diri yang tinggi dan membutuhkan dukungan yang kuat dari sang suami dan keluarga, jadi akan membantu ibu apabila saat inisiasi menyusu dini suami atau keluarga mendampinginya.

b) Obat-obatan kimiawi, seperti pijat, aroma therapi, bergerak, hypnobirthing dan lain sebagainya coba untuk dihindari.

c) Ibulah yang menentukan posisi melahirkan, karena dia yang akan menjalaninya.

d) Setelah bayi dilahirkan, secepat mungkin keringkan bayi tanpa menghilangkan vernix yang menyamankan kulit bayi.

e) Tengkurapkan bayi di dada ibu atau perut ibu dengan skin to skin contact, selimuti keduanya dan andai memungkinkan dan dianggap perlu beri si bayi topi.

f) Biarkan bayi mencari puting ibu sendiri. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut dengan tidak memaksakan bayi ke puting ibunya. g) Dukung dan bantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi

sebelum menyusu (pre-feeding) yang dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam bahkan lebih, diantaranya:

(53)

 Memasukan tangan ke mulut, gerakan mengisap, atau mengelurkan suara.

 Bergerak ke arah payudara.

 Daerah areola biasanya yang menjadi sasaran.

 Menyentuh puting susu dengan tangannya.

 Menemukan puting susu, reflek mencari puting (rooting) melekat dengan mulut terbuka lebar.

 Biarkan bayi dalam posisi skin to skin contact sampai proses menyusu pertama selesai.

h) Bagi ibu-ibu yang melahirkan dengan tindakan seperti oprasi, berikan kesempatan skin to skin contact.

i) Bayi baru dipisahkan dari ibu untuk ditimbang dan diukur setelah menyusu awal. Tunda prosedur yang invasif seperti suntikan vit K dan menetes mata bayi.

j) Dengan rawat gabung, ibu akan mudah merespon bayi. Andaikan bayi dipisahkan dari ibunya, yang terjadi kemudian ibu tidak bisa merespon bayinya dengan cepat sehingga mempunyai potensi untuk diberikan susu formula, jadi akan lebih membantu apabila bayi tetapi bersama ibunya selama 24 jam dan selalu hindari makanan atau minuman pre-laktal.

(54)

berumur 6 bulan, baru ia mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat terus diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih. ASI eksklusif sangat penting untuk peningkatan SDM di masa yang akan datang, terutama dari segi kecukupan gizi sejak dini. Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensial kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena ASI merupakan nutrien yang ideal dengan komposisi yang tepat serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi.

3. Imunisasi dan pemantauan Tumbuh Kembang

Posyandu balita didirikan bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi dan balita. Posyandu tersebar di lebih dari 70.000 desa di Indonesia. Pada tahun 2010, diperkirakan sekitar 91,3% anak 6-11 bulan dan 74,5% balita di bawa ke posyandu sekurang-kurangnya satu kali selama enam bulan. Kegiatan utama yang dilaksanakan di Posyandu adalah kegiatan imunisasi dan pemantauan tumbuh kembang anak.

BAB III

(55)

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI NY. I BAYI BARU LAHIR NORMAL DI RUANGAN PONEK RSUD AROSUKA

Tanggal ; 24 Agustus 2015

Jam : 17.00 WIB

Tempat: Ruanga Ponek RSUD Arosuka

Pengkajian Data

I. Data Subjektif 1. Identitas/ Biodata

Nama : By Ny.I

Mr :037803

Umur : BBL

Tanggal Lahir : 24 – 08 – 2015 BB/PB : 3200gr/ 48cm

Penolong : Bidan Dewi Irmayeni Usman

No Biodata Ibu Ayah

1 Nama Ny. I Tn. M

2 Umur 30 33

3 Pendidikan S1 S1

4 Pekerjaan PNS Honorer

5 Suku/Bangsa Minang/Indonesia Minang/Indonesia

(56)

Riwayat Antenatal Care ANC teratur Ke Bidan dan Posyandu, tidak ada keluhan selama kehamilan. Terakhir ANC ke dokter spesilalis kandungan 2 minggu yang lalu, dokter menyarankan jika tidak ada tanda- tanda persalinan sampai tgl 23 – 8 – 2015 ibu disarankan diinduksi di RS.

2.1 Riwayat Penyakit dalam kehamilan

Selama hamil ibu tidak pernah dan sedang tidak menderita penyakit apapun

2.2 Kebiasaan selama Hamil

Selama hamil ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang merokok, mengkonsumsi jamu, alcohol maupun obat herbal lainnya. 3. Riwayat Sosial dan Lingkungan

Sosial ekonomi keluarga tergolong mampu karena ibu adalah seorang Pegawai Negeri Sipil. Ibu , suami dan anak- anak tinggal di rumah sendiri 4. Riwayat Natal

Bayi

Lahir spontan, normal letak belakang kepala Lama Persalinan

Kala I : 4 jam

Kala II : 15 Menit, bayi tunggal, jenis kelamin laki-laki Bayi langsung dillakukan IMD

A/S: 7/9 Pola Nutrisi

(57)

Pola miksi dan defekasi

Bayi telah BAB di atas perut ibu

Data Objektif 1. Pemeriksaan Umum

Tanda- tanda vital :

Nafas : 42 x/mnt

Denyut jantung : 128 x/Mnt

Suhu : 36,9 C

Antropometri

BB/PB : 3200gr/ 48cm Lingkar Kepala : 34 cm Lingkar Dada : 36 cm

2. Pemeriksaan Fisik

Kepala : Bentuk bulat, caput (-)

Mata : Bentuk simetris, tdk ada tanda infeksi. T.a.k Telinga: bentuk simetris, lubang telinga +/+

Hidung : Tulang hidung teraba lunak, kedua lubang simetris Mulut : Bibir simetris, tidak ada labio dan palate skiziz Leher : Bentuk sesuai, tdk ada pembengkakan kelenjer Dada : Bentuk normal, bunyi nafas beh

rsih, pernafasan normal, payudara simetris

(58)

Genitalia : Jenis kelamin laki-laki, testis sudah turun ke skrotum, skrotum simetris

Anus : lubang anus (+)

II. Assesment

Diagnosa : bayi baru lahir normal III. Diagnosa Potensial

Tidak ada

IV. Tindakan Segera Belum diperlukan

V.

Perencanaan

1. Bersihkan bayi

2. Berikan injeksi Vit K dan Salaf mata 3. Perawatan tali pusat

4. Ganti handuk/kain bayi dengan handuk/ kain yang bersih dan hangat 5. Ajarkan ibu teknik meyusui yang benar setelah berhasil melakukan

inisiasi dini

6. Mengajarkan pada ibu cara menyendawakan sesudah disusui 7. Atur posisi bayi

8. Pengontrolan keadaan umum bayi dalam 2 jam pertama

9. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya pada bayi

(59)

1. Membersihkan bayi dengan handuk kering dan bersih kecuali kedua tangan bayi

2. Menginjeksikan vit k 1 mg IM dan memberikan salaf mata kloramfenikol

3. Melakukan perawatan tali pusat dengan mengikat tali pusat dan tampa membubuhkan apa-apa pada tali pusat

4. Mengganti kain bayi dengan handuk/kain yang bersih dan hangat 5. Mengatur posisi bayi pada ibu untuk disusukan dan menganjurkan ibu

teknik menyusui yang baik yaitu memasukkan seluruh areola mamae dalam mulut bayi agar dapat menghisap dengan maksimal

6. Menjelaskan pada ibu bahwa bayi harus disendawakan sesudah disusui dengan cara meninggikan kepala bayi lalu menepuk-nepuk dengan lembuta atau mengurut pungggung bayi sampai bersendawa 7. Mengatur posisi bayi dalam keadaan miring agar lendir yang ada

dimulut bayi dapat keluar

8. Melakukan pengontrolan KU bayi yaitu:

 Nadi, Nafas

 Kemampuan menghisap

 Aktif/ tidaknya gerakan bayi

 Bayi kemerahan atau membiru

9. Menjelaskan pada ibudan keluarga tentang tanda-tanda bahaya pada bayi yaitu:

 Bayi tidak mau menyusu

(60)

 Tubuh dan kulit bayi kuning

 Bayi demam tinggi atau kejang

 Perut bayi buncit dan kembung serta sekitar tali pusat merah dan bernanah

Muntah dan diare yang berlebihan VII. Evaluasi

1. Bayi sudah bersih

2. Vit k dan salaf mata sudah diberikan 3. Tali pusat sudah diikat

4. Kain bayi sudah diganti dan bayi sudah diatas perut ibu 5. Bayi sudah disusukan oleh ibunya

6. Ibu mengerti dan menyendawakan bayinya susudah disusui 7. Bayi ditidurkan dalam posisi miring

8. Jam: 19.15 WIB

KU bayi dalam batas normal, bayi sudah menyusu pada ibu, kemampuan menghisap baik, gerakan aktif, warna kulit kemerahan. Ibu dan bayi akan pindak ke ruang rawat gabung

(61)

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

(62)

memegang peran dalam keberhasilan ibu menyusui eksklusif selama 6 bulan. Sepuluh langkah keberhasilan menyusui, diharapkan dapat membantu bayi mendapatkan hak nya yaitu menyusui segera setelah lahir. Edukasi sebelum kelahiran sangat penting agar masyarakat mengetahui keuntungan pemberian ASI dan apa yang sebaiknya dilakukan setelah kelahiran agar ibu sukses menyusui eksklusif.

Perkembangan anak akan optimal bila interaksi diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam kandungan. Untuk bisa merawat dan membesarkan anak secara maksimal tentu kita perlu mengetahui banyak hal yang berkaitan dengan anak itu sendiri, yang pada gilirannya akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi kita dalam merawat dan membesarkan buah hati kita.

Peran tenaga kesehatan terutama bidan adalah dengan memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan bayi dan balita serta perkembangannya.

B. SARAN

1. Tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat khususnya supaya anak Indonesia dapat mencapai kesehatan yang optimal.

2. Diharapkan kepada orangtua dan keluarga agar memberi makanan seimbang kepada bayi dan balita untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan. 3. Dalam memberikan alat permainan pada anak diharapkan kepada orang

(63)

4. Tenaga kesehatan atau bidan adalah ujung tombak untuk mencapai penurunan AKB dan AKABA, untuk itu hendaknya bidan mampu melaksanakan asuhan kebidanan SDIDTK dan memperhatikan pemenuhan hak hak bayi dan balita

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Kesehatan Anak Khusus, “Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru lahir”. Jakarta. 2010

http://lieliyen.blogspot.com/2012/10/makalah-stimulasi-tumbuh-kembang-bayi.html

http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/revitalisasi-rumah-sakit-sayang-bayi.html

http://www.who.int/nutrition/topics/bfhi/en/

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dikaitkan dengan politik luar negeri Indonesia yang bertajuk “zero enemy thousand friends,” maka dengan dilaksanakannya MEF ini, TNI dapat memprioritaskan diri untuk

Untuk informasi kesehatan dan keselamatan untuk komponen masing-masing yang digunakan dalam proses manufaktur, mengacu ke lembar data keselamatan yang sesuai untuk

Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi efek hipoglikemik kecambah beras merah pada tikus diabetes yang diinduksi STZ-NA terhadap kadar glukosa darah, insulin, serta indeks

Mula nang dumating si Fely kangina ay hindi miminsang narinig niya ang tanong naiyon na tila ngayon lamang siya nakita.. Gayong umuuwi siya dalawang ulit sa isang taon –kung Araw

Pertamanya dia akan ke enjin carian paling popular iaitu Google. Di Google dia akan taip keyword apa yang dicarinya. Dalam kes ini ialah baju kemeja. Jika dia sekadar menaip baju,

Lampiran 6 Graf keamatan serakan melawan sudut 28 yang digunakan dalam analisis penentuan peratus penghabluran bagi setiap set kaca dengan nisbah mol Ca0/P20 5 ·1.10 dan

1) Penyampaian dari syarat-syarat kualitas air seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri ini tidak dibenarkan, kecuali dalam keadaan khusus di bawah pengawasan

1) Keluarga lajimnya merupakan pihak yang paling awal memberikan banyak perlakuan kepada anak. Begitu anak lahir, lajimnya pihak keluargalah yang langsung menyambut