• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KAJIAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN pdf"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

KURIKULUM PENDIDIKAN KEJURUAN

Dosen : Prof. Dr. Samsudi, M.Pd.

Tugas : Mengkaji pelaksanaan kurikulum pendidikan kejuruan di Indonesia dari tahun 1994 untuk tujuan nasional pendidikan tahun 2020.

“KAJIAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KEJURUAN DI INDONESIA DARI TAHUN 1994 UNTUK TUJUAN NASIONAL

PENDIDIKAN TAHUN 2020”

“disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum Pendidikan Kejuruan

Oleh

Nama Mahasiswa NIM

Bayu Ariwibowo 0501514018

Program Studi Pendidikan Kejuruan S2 Program Pasca Sarjana Kelas Khusus

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

A. Pendahuluan

Perjalanan pendidikan di Indonesia sudah berjalan lama, semakin lama pendidikan pun semakin berkembang, untuk melakukan sebuah perkembangan dalam pendidikan, tidak akan lepas oleh kurikulum, menurut Wikipedia kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.

Kurikulum di Indonesia sudah berkali kali mengalami pergantian, contoh terbaru adalah kurikulum 2013 yang dikembalikan lagi ke kurikulum 2006 atau KTSP karena adanya permasalahan tertentu. Sebelumnya juga sudah banyak sekali mengalami pergantian. Pergantian itu tidak lepas dari sebuah tujuan yaitu untuk memajukan pendidikan. Pada pandidikan kejuruan sekarang, Negara memiliki cita-cita yaitu mampu bersaing di dunia Internasional pada tahun 2020. Tujuan tersebut sudah direncanakan sejak adanya kurikulum 1994. Kurikulum tersebut sudah mengawali perjalanan yang ingin dicapai pada tahun 2020.

Dalam perjalannya kurikulum 1994 di terapkan, ada pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah, agar pendidikan semakin maju dan berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan jaman. Sehingga pada tahun 2004 muncul kurikulum baru yang biasa disebut kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum ini merupakan pengembangan dari kurikulum 1994 yang tadinya lebih mengutamakan pada teori, berubah menjadi kompetensi yang dimiliki oleh siswa. tujuannya adalah agar siawa dapat memiliki life keterampilan yang baik.

(3)

berkarya setelah lulus dari sekolah. Kurikulum ini berjalan dengan baik, dan sangat membantu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tahun 2020.

Keberhasilan kurikulum 2006 dikembangkan lagi sehingga pada tahun 2013 diterapkan kurikulum baru, yaitu kurikulum 2013. Banyak anggapan-anggapan muncul mengenai kurikulum tersebut, ada yang menganggap kurikulum 2013 itu adalah kurikulum yang proses pembelajarannya dilaksanakan secara menyenangkan, ada juga yang menganggap kurikulum yang menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran, anggapan negatif juga muncul dari kurikulum 2013 ini, dengan menganggap proses pembelajaran, pelaksanaan, dan persiapan untuk melakukan pembelajaran yang susah, ada lagi pernyataan yang menganggap jika kurikulum 2013 ini adalah pembelajaran yang hanya memerintahkan siswa untuk belajar sendiri.

Dari uraian diatas dapat terdapat pertanyaan yang harus dipecahkan tentang perjalanan kurikulum pendidikan dari tahun 1994 untuk ketercapaian tujuan pendidikan nasional tahun 2020, yaitu Apakah perjalanan kurikulum yang telah dilalui di Indonesia dari tahun 1994 sampai sekarang dapat membantu mancapai tujuan pendidikan kejuruan nasional tahun 2020.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah perjalanan kurikulum yang telah dilalui di Indonesia dari tahun 1994 sampai sekarang dapat membantu mancapai tujuan pendidikan kejuruan nasional tahun 2020?

(4)

C. Kajian Teori 1. Kurikulum

Menurut Wikipedia Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.

Sedangkan Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional”.

Dari kedua pernyataan diatas, bisa dikatakan jika kurikulum adalah suatu rencana untuk mencapai suatu tujuan dalam pendidikan yang didalamnya terdapat beberapa aturan sesuai dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan atau untuk memenuhi kebutuhan lapangan kerja terbaru. Dalam makalah ini, akan membahas mengenai kurikulum seperti apa di masa depan yang sesuai dan dapat diterapkan di SMK terutama pada program keahlian teknik.

2. Sekolah Menengah Kejuruan

(5)

Menurut Sudarman, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang bertanggung jawab dalam mencetak dan menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan akademis sekaligus mempunyai keahlian khusus sesuai dengan program keahliannya masing-masing. Siswa-siswa SMK mempelajari Teori dan melakukan Praktek Kejuruan, sehingga mereka setelah lulus nanti mempunya pengalaman yang mantap untuk langsung memasuki dunia kerja.

Kedua pernyataan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan jika Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sebuah lembaga formal yang tujuannya dapat meluluskan siswa yang mempunyai sebuah kemampuan sesuai dengan program keahlian yang ditekuninya.

3. Tujuan Pendidikan Nasional Tahun 2020

Tujuan pendidikan nasional tahun 2020 sudah direncanakan sejak dulu, dari kurikulum yang dibuat tahun 1994. Pada tahun itu rencana pengembangan untuk pendidikan yang akan dilaksanakan pada tahun 2020 sudah dimulai. Dari itu dibuat beberapa rencana-rencan pembangunan jangka panjang, salah satunya adalah rencana jangka panjang Renstra Depdiknas (2005:67) yang menyebutkan (1) Periode pendidikan jangka panjang 2005-2010 adalah peningkatan kapasitas dan moderensi, (2) periode 2005-2010-2015 penguatan pelayanan, (3) periode 2015-2020 daya saing regional, (4) daya saing internasional.

(6)

berupa Reposisi Pendidikan Kejuruan Menjelang 2020 telah dilakukan pemerintah. Menurut buku Reposisi Pendidikan Kejuruan Menjelang Tahun 2020 dalam Ruky (2011) menyebutkan bahwa akan ada reposisi dan reorientasi di pendidikan kejuruan dan vokasi. Reposisi dan reorientasi yang dimaksudkan adalah proses penataan, perencanaan dan implementasi pendidikan kejuruan melalui analisis dan pengkajian potensi wilayah sebagai langkah penyesuaian bidang/program keahlian yang diselenggarakan oleh pendidikan kejuruan (vokasi) sesuai dengan kondisi dan kebutuhan wilayah. Konsekuensi dari kebijkan ini dibukanya program keahlian baru yang sesuai dengan potensi daerah dan memiliki prospek membangun perekonomian daerah dan sebaliknya ditutupnya program keahlian yang tidak lagi sesuai dengan potensi daerah. Buku tersebut juga menyebutkan bahwa:

a. Kelompok program Pertanian, Pariwisata, Perikanan dan kelautan serta Teknologi Informasi merupakan program unggulan yang diproyeksikan akan mengalami perkembangan yang sangat pesat.

b. Kelompok program Teknologi dan Industri serta Kelompok Seni dan Kerajinan, merupakan program yang cukup stabil dan diproyeksikan akan mengalami perkembangan yang wajar, dan

c. Kelompok program Bisnis dan Manajemen, merupakan program yang diproyeksikan akan mengalami kejenuhan di pasar kerja, sehingga secara bertahap akan dilakukan pengalihan ke Bidang/program keahlian yang masih relevan dan prospektif terserap di pasar kerja.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan jika tujuan dari pendidikan kejuruan tahun 2020 pada dasarnya adalah mampu bersaing di era globalisasi atau bersaing di dunia internasional dengan memanfaatkan potensi-potensi yang sudah ada di daerah dan memiliki prospek baik di pasar internasional.

D. Pembahasan Masalah

(7)

internasional dengan memanfaatkan potensi-potensi yang sudah ada di daerah dan memiliki prospek baik di pasar internasional.

Tujuan tersebut sudah direncanakan sejak kurikulum tahun 1994, dan dilaksanakan sampai sekarang lewat evaluasi dan perbaikan-perbaikan. Permasalahannya adalah apakah perjalanan kurikulum yang telah dilalui di Indonesia dari tahun 1994 sampai sekarang dapat membantu mancapai tujuan pendidikan kejuruan nasional tahun 2020, untuk menjawab pertanyaan tersebut harus dikaji tentang pelaksanaan kurikulum dari tahun 1994 sampai kurikulum yang paling terakhir di terapkan.

1. Kajian Pelaksanaan Kurikulum 1994

Ide gagasan dari kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984, penerapannya sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dampak yang paling terlihat adalah pada sistem evaluasi pembelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak dan dapat terkontrol peningkatan pembelajaranna. Selain itu pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat.

Kurikulum ini sudah mengacu pada pengembangan potensi daerah, karena diberikan keleluasaan untuk mengembangkan potensi yang sudah ada di dareah, salah satu contoh adalaha adanya mata pelajaran mulok yang tujuannya siswa dapat mengembangkan potensi daerah yang sudah ada dan relevan dengan program keahlian yang ditekuni.

(8)

belajar, kemudian tingkat kesukaran materi yang diberikan tidak sesuai dengan perkembangan pola piker siswa di usianya. Untuk sekolah kejuruan, kebanyakan masih terlalu banyak teori dibandingkan kegiatan praktiknya.

Evaluasi yang dilakukan pada kurikulum ini paling terlihat pada tahapan belajar siswa yaitu di tahapan caturwulan, disini perkembangan akademik siswa akan terkontrol dengan baik, namun banyak memotong waktu efektif pembelajaran, akibatnya jam pelajaran siswa tiap harinya akan semakin padat.

Pada dasarnya kurikulum tahun 1994 sudah bisa mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional tahun 2020, namun masih banyak masalah yang harus diperbaiki dalam pelaksanaan dan evaluasinya. Untuk itu pada tahun 2004 pemerintah menyusun kurikulum sebagai perbaikan atau pengembangan dari kurikulum 1994.

2. Kajian Pelaksanaan Kurikulum 2004

Ide kurikulum 2004 adalah pengembangan dari kurikulum 1994 yang

belum bisa memuaskan di dunia pendidikan, di kurikulum 1994 lebih

menekankan siswa untuk dapat pintar dalamhal teoritis namun

mengesampingkan hal lain seperti sikap, moral, keperibadian dan agama,

padahal untuk mendapatkan life skill yang baik, siswa harusmemiliki soft

skill dan hard skill yang baik pula. Untuk itu upaya peningkatan mutu

pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh yang mencakup

pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek

moral, akhlaq, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, seni, olah raga, dan

perilaku. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan

dan pengembangan life skill yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi

peserta didik untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil di masa

datang. dengan demikian peserta didik memiliki ketangguhan, kemandirian,

dan jati diri yang dikembangkan melalui pembelajaran dan atau pelatihan

(9)

Kurikulum 1994 berdasarkan pada kompetensi siswa atau biasa disebut

dengan kurikulum berbasis kompetensi. Impelementasi KBK merupakan

salah satu bagian penting untuk mendapatkan masukan dalam rangka

penyempurnan KBK baik dari aspek keterbacaan, keluasan, kedalaman, dan

keterlaksanaannya di lapangan. Implementasi yang telah dilakukan tersebut

meliputi beberapa prinsip yaitu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM); Penilaian

Berbasis kelas; dan Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah.

Penilaian berbasis kelas merupakan suatu kegiatan pengumpulan

informasi tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan sehingga penilaian tersebut akan “mengukur apa yang hendak diukur” dari siswa. Penilaian tersebut dilakukan antara lain meliputi: kumpulan kerja siswa (portofolio), hasil karya (product), penugasan (project),

unjuk kerja (performance) dan tes tertulis (paper and pencil test). Setelah

melakukan serangkaian penilaian yang sesuai dengan prinsip-prinsip di atas,

maka orang tua siswa akan menerima laporannya secara komunikatif dengan

menitik beratkan pada kompetensi yang telah dicapai oleh anaknya di

sekolah.

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan proses aktif bagi siswa dan guru urituk mengembangkan potensi siswa sehingga mereka akan “tahu” terhadap pengetahuan dan pada akhirnya “mampu” untuk melakukan sesuatu. Prinsip dasar KBM-nya yaitu berpusat pada siswa, mengembangkan

kreativitas siswa, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang,

mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, menyediakan

pengalaman belajar yang beragam dan belajar melalui berbuat.

Menurut Depdiknas (2003:18) Evaluasi pelaksanaan Kurikulum

Berbasis Kompetensi dilakukan oleh Tim ahli dari tingkat Pusat, Propinsi,

dan daerah/kabupaten. Evaluasi ini dilakukan pada setiap tahap pelaksanaan

untuk memperbaiki program pengembangan kurikulum terhadap keberhasilan

sosialisasi kurikulum berstandar nasional, keberhasilan penyusunan silabus,

Evaluasi pelaksanaan kurikulum tidak hanya mengevaluasi hasil belajar

(10)

pelaksanaan kurikulum, kemampuan dan kemajuan siswa, sarana dan

prasarana, serta sumber belajarnya.

Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan standar kompetensi

nasional. Daerah dan sekolah menjabarkan standar tersebut ke dalam

seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan, pengalaman belajar, materi

pembelajaran, alokasi waktu, pengelolaan kelas, media dan sumber belajar,

serta penilaian hasil belajar. Keberhasilan pelaksanaan Kurikulum Berbasis

Kompetensi ditandai dengan perwujudan kebiasan berpikir dan bertindak

peserta didik dalam kehidupan sehari-hari di keluarga, sekolah, dan di

masyarakat. Kurikulum perlu dinilai secara berencana dan berkala untuk

mengetahui efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaannnya. Berkenaan

dengan hal tersebut, penilaian kurikulum dilakukan oleh berbagai komponen

yang relevan.

3. Kajian Pelaksanaan Kurikulum 2006

Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan, muncullah KTSP. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.

(11)

industri Untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh industri / dunia usaha / asosiasi profesi, substansi diklat dikemas dalam berbagai mata diklat yang dikelompokkan dan diorganisasikan menjadi program Normatif, Adaptif dan Produktif.

Program normative adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial anggota masyarakat baik sebagai warga Negara Indonesia maupun sebagai warga dunia. Program normative diberikan agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi, sosial dan bernegara.

Program adaptif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyelesaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Program produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada, maka digunakan standar kompetensi yang disepakati oleh forum yang di anggap mewakili dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha /industri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian.

(12)

a. Learning by doing (belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata, yang memberikan pengalaman belajar bermakna) yang dikembangkan menjadi pemelajaran berbasis produksi.

b. Individualized learning (pembelajaran dengan memperhatikan keunikan setiap individu) yang dilaksanakan dengan sistem modular.

Mengingat lulusan SMK dapat bekerja sebagai wiraswastawan atau pegawai pelaksanaan pemeliharaan dengan pendekatan tersebut di atas dapat dilakukan melalui dua jalur alternative sebagai berikut :

a. Jalur kelas industri/employee

b. Jalur kelas wiraswasta/mandiri/self employed

Dalam pelaksanaannya penilaian hasil belajar peserta didik dapat dibagi menjadi penilaian berbasis kelas (Classroom-based assessment), yang merupkan bagian integral dari proses pembelajaran dan penilaian kompetensi, yang berguna untuk mengukur tingkat penguasaan suatu kompetensi atau tahap pemelajaran.

Penjelasan diatas dapat disimpulkan jika pelaksanaan kurikulum 2006 sangat baik dan lengkap karena mencangkup banyak aspek dari segi perencanaan yang matang, proses dan pelaksanaan pembelajaran yang ideal direncanakan sesuai dengan kebutuhan industry, serta adanya pembagian penilaian yang lengkap namun tidak menyulitkan pengajar. Jadi bisa dikatakan jika konsisten kurikulum ini bisa membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional pada tahun 2020, karena dalam perencanaan dan prosesnya sudah memenuhi criteria yang diinginkan agar bisa bersaing di dunia internasional dengan memanfaatkan potensi local yang berprospek baik di masa depan.

(13)

4. Kajian pelaksanaan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah pengembangan dari kurikulum KTSP, namun ada beberapa bagian yang di ubah menyesuaikan kebutuhan masyarakat terbaru. Secara garis besar tujuan dari kurikulum 2013 sangat baik, selain menginginkan siswa kompeten dan aktif, siswa juga diharapkan memiiki akhlak yang mulia. Kurikulum tersebut juga memancing siswa untuk selalu berfikir secara ilmiah tentang apa yang mereka kerjakan. Imajinasi siswa juga semakin baik jika kurikulum ini berjalan dengan baik, karena siswa diberikan kebebasan untuk berekspresi. Hambatannya adalah dengan siswa yang terlalu diberi kebebasan, maka jika terjadi sedikit masalah, kelas akan sulit dikondisikan. Sedangkan solusinya adalah guru memperhatikan siwa dengan teliti, jika terjadi sebuah masalah, guru segara tanggap untuk membantu menyelesaikan permasalahannya.

Materi yang diinginkan untuk tercapai pada kurikulum ini sangat luas cakupannya, tujuannya agar siswa mampu berkembang dan memiliki wawasan yang luas sesuai program kehalian yang mereka tekuni, dan tidak menutup kemungkinan bagi siswa untuk menyelesaikan sebuah project kejuruan di bidangnya. Hal itu sangat baik karena akan membantu siswa untuk mengembangkan skil dan mencari tahu sendiri keahlian yang paling tepat untuk dirinya. Isi yang baik tidak diikuti oleh bahan pelajaran yang memadai, itu terbukti dari kuangnya refrensi yang menjadi bahan belajar bagi siswa, media-media yang sifatnya inter aktif untuk membantu memudahkan siswa belajar juga tidak ditemui. Akibatnya tidak ada keseragaman kompetensi yang diajarkan di tiap-tiap sekolah. Solusinya adalah menyeragamkan kompetensi yang di ajarkan di setiap sekolah dan saling berbagi materi atau media yang sesuai lewat forum-forum diskusi.

Metode yang disarankan di kurikulum ini sangat baik, yaitu mengacu pada tiga kemampuan siswa yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

(14)

pada model pembelajaran ini terdapat unsure yang dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan pemahaman dan analisis.

Untuk ranah afektif di kurikulum ini menyarankan untuk menggunakan model pembelajaran problem based learning, yaitu metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, kerja kelompok, umpan balik, diskusi, dan laporan akhir. Dengan itu ranah afektif siswa yang berhubungan dengan sikap, perasaan, minat, dan emosi akan terbentuk.

Untuk meningkatkan kemampuan psikomotorik, disarankan untuk menggunakan model pembelajaran projed based learning, yaitu model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Dalam pembeajaran ini siswa benar-benar akan di latih tentang psikomotorik, karena pembelajaran ini berkaitan dengan bentuk akhir benda kerja seperti apa sebagai penilaian, selain itu berkaitan dengan proses pelaksanaannya seperti apa, kemudian berkaitan dengan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan proyek yang di kerjakan. Jika soft skill dan hard skill siswa baik, maka akan memperoleh hasil yang maksimal saat evaluasi.

Hambatannya adalah ketika belajar kelompok kondisi kelas skadang sulit dikendalikan, maka jika terjadi sedikit masalah, kelas akan ramai. Sedangkan solusinya adalah guru memperhatikan siwa dengan teliti, jika terjadi sebuah masalah, guru segara tanggap untuk membantu menyelesaikan permasalahannya.

(15)

mendetail, sehingga ada kesempatan bagi siswa dan guru untuk berkomunikasi, bukan hanya sibuk dengan pekerjaannya sendiri-sendiri.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang baik perencanaannya, karena pengambangan dari kurikulum 2006 yang juga sangat baik, namun terdapat beberapa permasalahan yang sanga menggangu berjalannya kurikulumini antara lain:

Pertama, pemahaman kurikulum terkesan tergesa-gesa, meskipun usaha dari pemerintah telah diupayakan, namun pemerintah perlu ,melakukan jauh hari sebelum pengetukan palu, sama halnya dengan Penilaian Kerja Guru (PKG) yang konon ditunda karena instrumennya belum bisa mengukur secara komperhensif

Kedua, pemerintah menggunakan logika terbalik dalam perubahan kurikulum pendidikan. Pemerintah justru merubah kurikulum terlebih dahulu baru diikuti dengan revisi Peraturan Menteri dan Peraturan Pemerintah.

Ketiga, pemerintah tidak konsisten dengan Rencana Pengembangan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Proses perubahan kurikulum justru terlihat tidak terencana dan tidak terstruktur. Akibat perubahan kurikulum RPJMN adalah anggaran yang ikut tidak pasti.

Keempat, masalah anggaran. Sudah pernah disebut bahwa anggaran perubahan kurikulum ini tidak pernah sama. Pada paparan pertama kepada Dewan Pewakilan Rakyat (DPR), pemerintah menyebutkan anggaran kurikulum sebesar Rp. 684 miliar. Namun kemudian berubah menjadi Rp. 1,4 triliun dan anik kembali menjadi Rp. 2,49 triliun.

Kelima, tidak ada evaluasi konverhensif terhadap KTSP yang dapat menjadi landasan adanya perubahan kurikulum ini.

(16)

Ketujuh, mengacu pada durasi dan pelatihan dan jumlah guru yanga akan dilatih cukup besar.

Kedelapan, bahan perrubahan kurikulum yang disampaikan pemerintah berbeda-beda. Tidak ada dokumen pasti. Pemerintah hanya memperlihatkan powerpoint saja yang terus bisa ditambah jika ada kekurangan. Jadinya dokuman berubah terus secara tidak pasti.

Terakhir, persiapan buku yang jauh dari selesai. Buku yang disimpan untuk siswa dan guru baru selesai 50 persen. Bahkan untuk jenjang SMP dan SMA buku yang siap baru buku sejarah dan matematika saja.

Contoh tersebut merupakan banyaknya permasalahan yang ada di kurikulum 2013, maka kurikulum dikembalikan ke kurikulum 2006 dengan tujuan agar pendidikan dapat stabil kembali, menuju tujuan pendidikan nasional pada tahun 2020 yang akan datang.

E. Simpulan

1. Pada dasarnya semua kurikulum dari tahun 1994 sampai 2013 sudah memiliki criteria untuk membantu mencapai tujuan pendidikan nasional yang berorientasi pada persaingan global dengan memanfaatkan potensi daerah yang mempunyai prospek baik di masa depan.

2. Karena banyak permasalahan di saat pelaksanaan, kemungkinan pada tahun 2020 Indonesia belum siap untuk memasuki persaingan global yang di sebutkan diatas, dan membutuhkan beberapa waktu lagi agar pendidikan bisa berjalan lebih stabil terlebih dahulu.

(17)

Daftar Pustaka

Depdikbud. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.

Wikipedia. Kurikulum. http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum. 2014/09/15/ 20.30 WIB.

Wikipedia. Sekolah Mmenengah Kejuruan.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_menengah_kejuruan. 2014/10/27 22.12 WIB.

Ruky. Pendidikan Kejuruan.

https://ruky67.wordpress.com/2014/03/23/pendidikan-kejuruan-2/. 2015/01/03. 23.45

Sudarman. Sekolah Menengah Kejuruan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses tersebut tergambar bahwa langkah awal yang harus dilakukan oleh pendidik adalah bagaimana menarik perhatian peserta didik dengan memberikan gambaran

Sementara itu, dari hasil analisis logit, faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi keputusan petani dalam pengambilan KKP-E yaitu luas lahan petani tebu

Hasil proses penerapan manajerial kepala sekolah salah satunya dengan melakukan pengawasan yaitu kunjungan setiap kelas untuk melihat proses kegiatan pembelajaran dapat

Makna Metafungsional Teks Ilmiah Dalam Bahasa Indonesia Pada Jurnal Ilmiah (Sebuah Analisis Sistemik

Berdaharawan Khusus Penerima atau dengan sebutan lain adalah mereka yang diberi tugas, kewajiban dan tanggung jawab untuk menerima, menyimpan, membukukan dan menyetor

Implementasi penggunaan e-learning pada saaat ini sangat bervariasi. Hal tersebut didasarkan pada prinsip atau konsep bahwa e- learning sebagai upaya

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh nyata baik tunggal maupun interaksi antara aksesi pinang (Malinow-1, Mongkonai dan

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Indeks dan status berkelanjutan dianalisis berdasarkan kriteria berkelanjutan pada