• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J010115 8.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J010115 8."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

1

RINGKASAN

Sirip merupakan perluasan integument (pembungkus tubuh) yang tipis yang disokong oleh jari-jari sirip. Fungsi sirip adalah sebagai alat gerak yang vital bagi ikan. Kronologi pembentukan sirip serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat diketahui pada saat ikan memulai perkembangannya sebagai larva. Hal tersebut mendorong perlunya dilakukan penelitian mengenai perkembangan morfologi sirip ikan nilem dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ikan nilem diantaranya adalah temperatur dan hormon. Temperatur mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hewan poikiloterm, salah satunya ikan. Hormon yang berpengaruh dalam perkembangan sirip yang telah diketahui adalah metiltestosteron yang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan sirip anal pada ikan Gambussia affinis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh temperatur dan hormon terhadap perkembangan morfologi sirip ikan nilem serta mengetahui temperatur dan konsentrasi hormon metiltestosteron yang mempengaruhi perkembangan morfologi sirip ikan nilem (Osteochilus hasselti). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) pola split-plot. sebagai petak utama (Main plot) adalah temperatur terdiri dari temperatur ruang (T1), 27±1oC (T2),

dan 30±1oC (T3). Anak Petak (Sub plot) berupa konsentrasi metiltestosteron dalam medium terdiri dari kontrol (M1), 1,6 nM (M2), 16 nM (M3), dan 32 nM (M4), dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan, setiap perlakuan diulang 3 kali. Data penelitian meliputi morfologi yang dianalisis secara deskriptif. Data panjang sirip, luas sirip, dan panjang tubuh dianalisis menggunakan ANOVA dua arah. Hasil penelitian menunjukan bahwa perkembangan morfologi sirip berturut-turut terjadi pada sirip dada, ekor, punggung, anal, dan abdominal. Terdapat interaksi yang secara signifikan (p<0,05) antara temperatur 27±1oC dan kontrol (tanpa kadar metiltestosteron) yang meningkatkan panjang sirip caudal, sirip abdominal, luas sirip anal dan sirip dorsal serta panjang tubuh ikan nilem. Pada temperatur 27±1oC dan

kadar 16 nM juga efektif meningkatkan panjang sirip ekor, sirip abdominal, luas sirip anal dan sirip punggung ikan nilem.

Kata kunci: Sirip, 17α-Metiltestosteron, temperatur, ikan Nilem (Osteochilus hasseltiC.V.).

(2)

2 SUMMARY

Fins is an extension integument which is suported by fin rays. It has a vital function for fish movement. The chronology of the fins formation and the factors that influence can be known at the time when the fish began its development as larvae. Hence the research about development of nilem fish fin morphology and the factors that influence it is needed. Factors that affect the growth and development of nilem fish are temperature and hormones. Temperature affects growth and development of poikiloterm, one of them a fish. Hormones that influence in fin development is methyltestosterone which give effect on anal fin growth and development on the

Gambussia affinis. The purpose of this study is to evaluate the effect of temperature and hormones on nilem fin morphology development and to know the temperature and concentration of methyltestosterone hormone affecting the development of nilem (Osteochilus hasselti C.V.) fin morphology. This study used an experimental design with a completely randomized design with split-plot pattern. The main-plot is composed of temperature from room temperature (T1), 27 ± 1oC (T2), and 30 ± 1oC

(T3). Sub- plot in the form of methyltestosterone concentration in the medium consisted of control (M1), 1.6 nM (M2), 16 nM (M3), and 32 nM (M4), thus there are 12 combinations of treatments, each treatment was repeated three time. The research data includes morphology were analyzed descriptively. Data length of the fin, fins area, and body length were analyzed using two-way ANOVA. The results shows that the morphological development of fins occur in the pectoral fins, tail, dorsal, anal, and abdominal fins. There is a significant interaction (p <0.05) between the temperature of 27 ± 1oC and control (without methyltestosterone levels) that increase the length of the tail fin, fins abdominal, anal fin area and dorsal fins and body length. At a temperature of 27 ± 1oC and 16 nM concentration also effectively

increase the length of the tail fin, abdominal fin, anal fin and nilem dorsal fin area. Keyword: fin, 17α-Metiltestosteron, temperature, Nilem (Osteochilus hasseltiC.V.).

Referensi

Dokumen terkait

• Sirip perut dekat dengan pangkal ekor • Warna: atas biru, bawah keperakan • Panjang bisa mencapai 27 cm,. umumnya

Pengaruh bersama (interaksi) antara variasi bentuk sirip, laju aliran dalam dan laju aliran luar yang menghasilkan koefisien perpindahan kalor optimal adalah pada bentuk sirip

Tuna sirip biru dapat meningkatkan temperatur tubuhnya lebih tinggi daripada suhu air yang ditempati, hal ini terjadi merupakan akibat dari aktivitas otot-otot

Adakah interaksi pemanasan bahan bakar bensin melalui pipa kapiler tanpa sirip dan pipa kapiler bersirip radial di dalam upper tank radiator juga putaran mesin

G Gram massa/bobot Cm sentimeter Panjang Mm millimeter Panjang Rpm rotation per menit Kecepatan putaran. Kal Kalori Nilai energi C Celcius Temperatur Ml Milliliter

Cm Centimeter panjang atau kedalaman C Celsius Temperatur. G Gram

Kepadatan, volume, dan motilitas sperma perlakuan ECJ dan 17α -metiltestosteron lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (p&lt;0,05) pada minggu ke-8, namun kadar spermatokrit

Ikan komet (Carassius auratus auratus) merupakan salah satu jenis ikan mas hias, ciri yang membedakan dengan ikan mas hias lainnya adalah caudal fin atau sirip ekornya lebih panjang