• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Pengaruh Parallel-Misalignment dan Tingkat Getaran yang Terjadi pada Pulley Depericarper Fan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Pengaruh Parallel-Misalignment dan Tingkat Getaran yang Terjadi pada Pulley Depericarper Fan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Misalignment

Misalignment adalah ketidaklurusan antara kedua pulley. Misalignment

terjadi karena adanya pergeseran atau penyimpangan salah satu bagian mesin

dari garis pusatnya. Misalignment sendiri mengakibatkan getaran dalam arah

axial. Sedangkan, alignment adalah suatu pekerjaan yang meluruskan/

mensejajarkan dua sumbu poros lurus (antara poros penggerak dengan sumbu

poros yang digerakkan) pada waktu peralatan itu beroperasi. Tetapi dalam

kenyataan, pengertian lurus tidak bisa didapatkan 100%. Untuk itu harus

diberikan toleransi kurang dari 0,06 mm. Dalam proses alignment pada

kondisi mesin tidak beroperasi (dingin), hasilnya bisa saja akan berubah pada

saat mesin beroperasi (panas).

Macam –macam ketidaklurusan kedua poros (misalignment) [1]:

a) Paralel-Misalignment, adalah posisi dari kedua pulley dalam keadaan

tidak sejajar dengan ketinggian yang berbeda seperti yang dapat

dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Gambar Parallel-misalignment pulley

b) Angular-Misalignment, adalah ketidaklurusan kedua pulley yang

(2)

Gambar 2.2 Gambar Angular misalignment pulley

c) Twisted-Misalignment, adalah gabungan dari parallel dan angular

seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Gambar Twisted-misalignment pulley

d) Softfoot adalah suatu kondisi dimana mesin duduk pada landasan

dasar lantai, hal ini berarti sebuah kondisi yang kurang stabil, baik

karena sifat dasar pondasi lantai maupun material dudukannya. Proses

Leveling, pelurusan dan perataan (alignment) haruslah dilakukan

terlebih dahulu.

2.2Pulley

Puli merupakan tempat sabuk berputar, besarnya putaran yang

ditransmisikan sabuk tergantung pada diameter puli penggerak dan puli yang

digerakkan. Puli berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran yang

dihasilkan motor diesel ke poros pertama, lalu memindahkannya ke poros

(3)

cor kelabu. Contoh pulley yang digunakan dapat dilihat pada gambar 2.4.

Jenis-jenis pulley dapat dibagi menjadi:

1. Sheaves / V-Pulley: Paling sering digunakan, pulley ini digerakkan

oleh V-Belt.

2. Variable Speed Pulley: digunakan untuk mengontrol kecepatan mesin.

3. Mi- Lock Pulley: digunakan pada pegas rem.

4. Timing Pulley: digunakan untuk aplikasi yang mempunyai kebutuhan

yang lebih spesifik.

Adapun beberapa tipe pulley yaitu:

1. Pulley tipe V

2. Pulley timming

3. Pulley Variable

4. Pulley round (alur U)

5. Loss pulley

Perbandingan putaran, dan diameter puli diperoleh dari :

n1.d1= n2.d2………..(2.1)

dimana :

n1 = Putaran puli penggerak [mm]

n2 = Putaran puli yang digerakkan [mm]

d1 = Diameter puli penggerak [mm]

d2 = Diameter puli yag digerakkan [mm]

(4)

2.3 Klasifikasi fan

Fan dapat diklasifikasikan dalam dua klasifikasi yaitu:

1. Fan Aksial berfungsi menggerakkan aliran udara sepanjang sumbu fan.

Cara kerja fan seperti impeler pesawat terbang: blades fan menghasilkan

pengangkatan aerodinamis yang menekan udara. Fan ini terkenal di

industri karena murah, bentuknya yang kompak dan ringan. Jenis utama

fan dengan aliran aksial (impeler, pipa aksial dan impeler aksial) [2] yang

dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Fan Aksial

Fan Aksial dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu :

a. Fan Propeller seperti terlihat pada gambar 2.6, Menghasilkan laju

aliran udara yang tinggi pada tekanan Rendah, tidak membutuhkan

saluran kerja yang luas (sebab tekanan yang dihasilkannya kecil),

murah sebab konstruksinya yang sederhana, mencapai efisiensi

maksimum, hampir seperti aliran yang mengalir sendiri dan sering

digunakan pada ventilasi atap, dapat menghasilkan aliran dengan arah

berlawanan, yang membantu dalam penggunaan ventilasi namun

efesiensi energinya relarif rendah dan sedikit berisik.

(5)

b. Fan pipa aksial seperti terlihat pada gambar 2.7 merupakan fan

yang menghasilkan tekanan lebih tinggi dan efesiensi operasinya lebih

baik daripada fan propeller, dapat dengan cepat dipercepat sampai ke

nilai kecepatan tertentu (karena putaran massanya rendah) dan

menghasilkan aliran pada arah berlawanan, yang berguna dalam

berbagai penggunaan ventilasi, menciptakan tekanan yang cukup untuk

mengatasi kehilangan di saluran dengan ruang yang relatif efisien,

yang berguna untuk pembuangan. Tetapi harga fan pipa aksial relatif

mahal, kebisingan aliran udara sedang dan efesiensi energinya reletif

rendah ( 65%).

Gambar 2.7 Fan Tabung Aksial

c. Fan dengan baling-baling seperti terlihat pada gambar 2.8

merupakan fan yang dapat dengan mudah dipercepat sampai ke

nilai kecepatan tertentu (disebabkan putaran massanya yang

rendah) dan menghasilkan aliran pada arah berlawanan yang

berguna dalam berbagai penggunaan ventilasi, cocok untuk

hubungan langsung ke as motor dan kebanyakan energinya efisien

( mencapai 85% jika dilengkapi dengan fan airfoil dan jarak ruang

yang kecil).

(6)

2. Fan Sentrifugal seperti pada gambar 2.9 meningkatkan kecepatan aliran udara

dengan impeler berputar. Kecepatan meningkat sampai mencapai ujung

blades dan kemudian diubah ke tekanan. Fan ini mampu menghasilkan

tekanan tinggi yang cocok untuk kondisi operasi yang kasar, seperti sistim

dengan suhu tinggi, aliran udara kotor atau lembab, dan handling bahan.

Gambar 2.9 Fan Sentrifugal

Fan sentrifugal dapat diklasifikasikan menjadi:

a. Fan radial dengan blade datar ( gambar 2.10) Rancangannya sederhana

sehingga dapat dipakai untuk unit penggunaan khusus, dapat beroperasi

pada aliran udara yang rendah tanpa masalah getaran, sangat tahan lama,

Efisiensinya mencapai 75%, Memiliki jarak ruang kerja yang lebih besar

yang berguna untuk handling padatan yang terbang (debu, serpih kayu,

dan skrap logam), namun penggunaannya hanya cocok untuk laju aliran

udara rendah sampai medium.

Gambar 2.10 Fan Sentrifugal dengan Blade Radial

b. Forward-Curved Fan (Fan yang melengkung ke depan) seperti terlihat

(7)

besar terhadap tekanan yang relatif rendah, ukuran fan relatif kecil, tingkat

kebisingannya rendah (disebabkan rendahnya kecepatan) dan sangat cocok

untuk digunakan untuk penyejuk udara dan ventilasi, namun fan ini Hanya

cocok untuk layanan penggunaan yang bersih, bukan untuk layanan kasar

dan bertekanan tinggi, keluaran fan sulit untuk diatur secara tepat,

penggerak harus dipilih secara hati-hati untuk menghindarkan beban motor

berlebih sebab kurva daya meningkat sejalan dengan aliran udara,

Efisiensi energinya relatif rendah (55-65%)

Gambar 2.11 Forward-Curved Fan

c. Backward inclined fan (gambar 2.12), merupakan fan yang dapat

beroperasi dengan perubahan tekanan statis (asalkan bebannya tidak

berlebih ke motor), Cocok untuk sistim yang tidak menentu pada aliran

udara tinggi, Cocok untuk layanan forced-draft, Fan dengan blade datar

lebih kuat, Fan dengan blades lengkung lebih efisien (melebihi 85%), Fan

dengan blades air-foil yang tipis adalah yang paling efisien. Namun fan ini

memiliki sejumlah kekurangan seperti Tidak cocok untuk aliran udara

yang kotor (karena bentuk fan mendukung terjadinya penumpukan debu),

Fan dengan blades air-foil kurang stabil karena mengandalkan pada

pengangkatan yang dihasilkan oleh tiap blade dan Fan blades air-foil yang

tipis akan menjadi sasaran erosi.

(8)

2.4 Sistem Transmisi Centifugal Fan (V-belt)

Jarak yang cukup jauh yang memisahkan antara dua buah poros

mengakibatkan tidak memungkinkannya mengunakan transmisi langsung

dengan roda gigi. Sabuk-V merupakan sebuah solusi yang dapat digunakan.

Sabuk-V adalah salah satu transmisi penghubung yang terbuat dari karet dan

mempunyai penampang trapesium. Bagian sabuk yang membelit pada pulli

akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan

bertambah besar (Sularso, 1991:163)

Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk-V karena mudah

penanganannya dan murah harganya. Selain itu sabuk-V juga memiliki

keungulan lain dimana sabuk-V akan menghasilhan transmisi daya yang

besar pada tegangan yang relatif rendah serta jika dibandingkan dengan

transmisi roda gigi dan rantai, sabuk-V bekerja lebih halus dan tak bersuara.

Sabuk-V selain juga memiliki keungulan dibandingkan dengan

transmisi-transmisi yang lain, sabuk-V juga memiliki kelemahan dimana sabuk-V dapat

memungkinkan untuk terjadinya slip.

Secara umum, sabuk dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis [3] yaitu:

 Sabuk rata (flat belt)

Sabuk rata (flat belt) dipasang pada puli silinder dan meneruskan momen

antara dua poros yang jaraknya dapat mencapai 10 meter dengan

perbandingan putaran antara 1:1 sampai dengan 6:1.

 Sabuk dengan penampang trapesium (v-belt) dipasang pada puli dengan

alur dan meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya dapat

mencapai 5 meter dengan perbandingan putaran antara 1:1 sampai dengan

7:1.

 Sabuk dengan gigi (timing belt) yang digerakkan dengan sproket pada

jarak pusat sampai 2 meter, dan meneruskan putaran secara tepat dengan

perbandingan antara 1:1 sampai 6:1.

Kecepatan sabuk pada umumnya direncanakan antara 10 – 20 m/s, serta dapat mentransmisikan daya hingga 500 kW. Sabuk-V terbuat dari

(9)

semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tegangan

yang besar, hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.13 ((Sularso, 1991:164)

Gambar 2.13 Penampang sabuk-V klasik

2.5Tipe Dan Ukuran Nominal Sabuk-V

Dalam gambar 2.14 diberikan berbagai proporsi penampang sabuk-V

yang umum dipakai yang merupakan tipe standart ditandai dengan huruf A, B,

C, D dan E.

(10)

2.6Alur V pada pulley

Table 2.1 Diameter minimum puli yang diizinkan dan dianjurkan (mm)

Penampang A B C D E

dengan hati-hati pada mesin perkakas, kebenaran bentuk serta ukuran dari

alur V serta ukuran diameter lubang harus tepat. untuk pulle yang

menggunakan alur V lebih dari satu maka alur-alur tersebut harus seragam

sehingga masing-masing sabuk akan bekerja secara merata.Kesalahan bentuk

dari alur V pada pulley akan mengakibatkan penurunan umur pakai dari

sabuk itu sendiri serta akan mereduksi daya yang akan ditransmisikan. Pada

tabel 2.1 ( Sularso, 1991:169) terdapat diameter pulli berdasarka tipe

sabuk-V.

2.7Analisa Getaran

Getaran secara teknik didefinisikan sebagai gerak osilasi dari suatu objek

terhadap posisi awalnya.

Semua mesin memiliki tiga sifat fundamental yang berhubungan untuk

menentukan bagaimana mesin akan bereaksi terhadap kekuatan-kekuatan yang

menyebabkan getaran-getaran, seperti sistem pegas-massa [12], yaitu :

1. Massa (m)

Merupakan inersia untuk tetap dalam keadaan semula atau gerak. Sebuah

gaya mencoba untuk membawa perubahan dalam keadaan istirahat atau

gerak, yang ditentang oleh massa dan satuannya dalam kg.

2. Kekakuan atau stiffnes (k)

Ada kekakuan tertentu yang dipersyaratkan membengkokkan atau

(11)

diperlukan untuk memperoleh defleksi tertentu disebut kekakuan, satuan

dalam N/m.

3. Damping atau redaman (c)

Setelah memaksa set bagian atau struktur ke dalam gerakan, bagian atau

struktur akan memiliki mekanisme inheren untuk memperlamabat gerak

(kecepatan). Karakteristik ini untuk mengurangi kecepatan gerak disebut

redaman, satuannya dalam N/(m/s).

Lihat Gambar 2.15 dengan menerapkan kekuatan untuk massa, massa

bergerak ke kiri, menekan pegas semi. Ketika massa dilepaskan, bergerak kembali

ke posisi netral dan kemudian perjalanan kanan lanjut sampai ketegangan pegas

berhenti massa. Massa kemudian berbalik dan mulai melakukan perjalanan ke kiri

lagi. Ini lagi melintasi posisi netral dan mencapai batas kiri. Gerakan ini secara

teoritis dapat terus tanpa henti jika tidak ada redaman dalam sistem dan tidak ada

efek eksternal (seperti gesekan). Gerakan ini disebut getaran[12].

Gambar 2.15 Konsep dasar getaran

2.7.1 Karakteristik Getaran

Getaran mesinadalah gerakan suatu bagian mesin maju dan

mundur (bolak-balik) dari keadaan diam/netral. Kondisi suatu mesin dan

masalah-masalah mekanik yang terjadi dapat diketahui dengan mengukur

karakteristik getaran pada mesin tersebut. Karakteristik- karakteristik

(12)

 Frekuensi Getaran

 Perpindahan Getaran. (Vibration Displacement)

 Kecepatan Getaran (Vibration Velocity)

 Percepatan Getaran (Vibration Acceleration)

Dengan mengacu pada gerakan pegas, kita dapat mempelajari karakteristik

suatu getaran dengan memetakan gerakan dari pegas tersebut terhadap fungsi

waktu.

2.7.2 Parameter Pengukuran

Kondisi suatu mesin dan masalah-masalah mekanik yang terjadi dapat

diketahui dengan mengukur karakteristik getaran pada mesin tersebut.

Karakteristik getaran yang penting antara lain:

1. Frekuensi adalah karakteristik dasar yang digunakan untuk

mengukur dan menggambarkan getaran.

2. Perpindahan mengindikasikan berapa jauh suatu objek bergetar.

3. Kecepatan mengindikasikan berapa cepat obek bergetar.

4. Percepatan mengindikasikan suatu objek bergetr terkait dengan gaya

penyebab getaran.

5. Phase mengindikasikan bagaimana suatu bagian bergetar relatif

terhadap bagian yang lain, atau untuk menentukan posisi suatu

bagian yang bergetar pada suatu saat, terhadap suatu referensi atau

terhadap bagian lain yang bergettar dengan frekuensi yang sama.

Gerakan massa dari posisi netral, untuk batas atas perjalanan, kembali

melalui posisi netral, untuk batas bawah perjalanan dan kembali ke posisi

netral, merupakan satu siklus gerak. Ini satu siklus gerak berisi semua

informasi yang diperlukan untuk mengukur getaran dari sistem ini. Gerak

terus massa hanya akan mengulangi siklus yang sama [12].

Gerakan ini disebut periodik dan harmonis, dan hubungan antara

perpindahan massa dan waktu dinyatakan dalam bentuk persamaan

sinusoidal:

(13)

dimana

A = Amplitudo

ω = 2.π.f

f = frequensi

t = detik

Sebagai massa perjalanan naik dan turun, kecepatan perubahan wisata dari

nol sampai maksimum. Velocity dapat diperoleh dengan waktu membedakan

persamaan perpindahan:

... (2.3)

Demikian pula, percepatan massa juga bervariasi dan dapat diperoleh

dengan membedakan persamaan kecepatan:

... (2.4)

Dalam Gambar 2.7 perpindahan ditampilkan sebagai kurva sinus;

kecepatan, sebagai kurva cosinus; percepatan lagi diwakili oleh kurva sinus.

Gambar 2.16 Sifat-sifat gelombang

Sifat-sifatnya terdiri dari

a) Gelombang Fundamental

(14)

c) Panang Gelombng

Getaran dari sebuah mesin merupakan resultan dari sejumlah getaran

individu komponen yang muncul oleh gerak ataupun gaya pada komponen

mekanikal ataupun proses pada mesin ataupun sistem yang saling

terkait.Setiap komponen individu yang bergetar ini memiliki gerak

periodik. Gerakan akan berulang pada periode waktu tertentu. Interval atau

selang waktu τ, dimana getaran berulang biasanya diukur dalam satuan

waktu yaitu detik.

Gerak harmonik merupakan gerak sebuah benda dimana grafik posisi

partikel sebagai fungsi waktu berupa sinus (dapat dinyatakan dalam

bentuk sinus atau kosinus). Gerak semacam ini disebut gerak

osilasi atau getaran harmonik. Gerak osilasi dapat berulang secara teratur.

Jika gerak itu berulang dalam selang waktu yang sama, maka geraknya

disebut gerak periodik. Waktu pengulangan τ disebut dengan periode

osilasi dan kebalikannya, f = 1/τ disebut frekuensi. Jika gerak dinyatakan

dalam fungsi waktu x(t), maka setiap gerak periodik harus memenuhi

harmonik sering dinyatakan sebagai proyeksi suatu titik yang bergerak

melingkar dengan kecepatan tetap pada suatu garis lurus, seperti terlihat

pada gambar 2.16. Dengan kecepatan sudut garis OP sebesar ω,

perpindahan simpangan x dapat dituliskan sebagai:

(15)

Besaran ω biasanya diukur dalam radian per detik dan disebut frekuensi

lingkaran. Oleh karena gerak berulang dalam 2π radian, maka didapat hubungan:

ɷ = = 2πf……….(2.6)

dengan τ dan f adalah periode dan frekuensi gerak harmonik bertuturt-turut dan biasanya diukur dalam detik dan siklus perdetik. Kecepatan dan

percepatan gerak harmonik dapat diperoleh secara mudah dengan

diferensiasi simpangan gerak harmonik. Dengan menggunakan notasi titik

untuk turunannya, maka didapat:

ẋ = ɷA cos ɷt = ɷA sin (ɷt + )………...(2.7)

ẍ = A sin ɷt = A sin (ɷt + π)………..(2.8)

Gambar 2.17 Gerak Harmonik Sebagai Proyeksi Suatu Titik Yang Bergerak

Pada Lingkaran

2.7.4 Gerak Periodik

Gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak

periodik. Gerak periodik ini selalu dapat dinyatakan dalam fungsi sinus

atau conisus, oleh sebab itu gerak periodik disebut gerak harmonik. Jika

gerak yang periodik ini bergerak bolak-balik melalui lintasan yang sama

disebut getaran atau osilasi. Getaran mesin pada umumnya memiliki

beberapa frekuensi yang muncul bersama-sama. Gerak periodik dapat

dihasilkan oleh getaran bebas system dengan banyak derajat kebebasan,

(16)

semacam ini menghasilkan bentuk gelombang kompleks yang diulang

secara periodik seperti pada gambar 2.18.

 Gelombang pertama yang harus kita amati adalah gelombang (1).

Hal ini diwakili oleh satu siklus. Sebagai skala waktu adalah 1 s, ia

memiliki frekuensi 1 Hz.

 Gelombang berikutnya untuk dipertimbangkan adalah gelombang

(3). Hal ini dapat dilihat bahwa ia memiliki tiga siklus pada periode

yang sama dari gelombang pertama. Jadi, ia memiliki frekuensi 3

Hz.

 Ketiga adalah gelombang (7). Ia memiliki tujuh siklus dan karena

itu frekuensinya 7 Hz.

 Gelombang (9) adalah berikutnya dengan Sembilan siklus dan akan

memiliki frekuensi 9 Hz.

Jika x (t) adalah fungsi periodik dengan periode , maka fungsi ini dapat

dinyatakan oleh deret Fourier [9] sebagai:

x(t) =

…………...(2.9)

Dengan

Gambar 2.18 Gerak periodik gelombang sinyal segiempat dan

Gelombang pembentuknya dalam domain waktu

Pada gelombang segiempat berlaku x(t) = ± X pada t =0, dan t =τ, dan seterusnya. Deret ini menunjukkan nilai rata-rata dari fungsi yang diskontinu.

(17)

dengan cosωt dan sin ωt , kemudian setiap suku diintegrasi untuk lama perioda

τ . Dengan mengingat hubungan berikut,

=

= ………...(2.10)

=

Dari persamaan (2.10), maka untuk m = n, diperoleh hasil

=

………(2.11)

=

………(2.12)

Persamaan deret Fourier berdasarkan nilai gelombang empat persegi:

x(t) = X untuk 0 < t < τ/2

dan

x(t) = −X untuk τ/2 < t < τ

Maka koefisien dan dapat dihitung, sebagai berikut:

=

bilangan ganjil. Sehingga deret Fourier untuk gelombang empat persegi

menjadi :

(18)

2.7.5Getaran Bebas (Free Vibration)

Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang

ada dalam sistem itu sendiri (inherent) dan apabila tidak ada gaya luar yang

bekerja. Sistem yang bergetar bebas akan bergetar pada satu atau lebih

frekuensi naturalnya yang merupakan sifat dinamika yang dibentuk oleh

distribusi massa dan kekakuannya.

Perhatikan gerak dari sebuah elemen yang ditempatkan pada sebuah

pegas seperti diillustrasikan dalam gambar 2.19 yang menunjukkan sebuah

jarak kecil x dari posisi kesetimbangannya. Persamaan diferensial

menjabarkan perpindahan elemen setelah dilepaskan yang diperoleh dengan

penjumlahan gaya dalam arah vertikal. Aljabar penjumlahan ΣF dengan gaya

ke atas (+) adalah:

Gambar 2.19 Sistem Massa Pegas dan diagram benda bebas

Hukum Newton kedua adalah dasar pertama untuk meneliti gerak system

seperti ditunjukkan pada gambar 2.17 dimana gaya statik ∆ dan gaya pegas k∆

adalah sama dengan gaya berat w yang bekerja pada massa m:

Gerak statik: k ∆ = W = m.g ………(2.14)

k ∆ - W = 0

(19)

dimana menghasilkan persamaan diferensial untuk gerak, karena k = W dan menggunakan ẍ = a yang merupakan turunan kedua dari x terhadap waktu [10].

mẍ+ kx = 0 ………(2.16) Persamaan 2.16 merupakan persamaan gerak getar bebas tanpa peredaman,

selanjutnya diubah menjadi:

ẍ + = 0,

ω

n

=

………..(2.17

)

Solusi dari persamaan (2.17) :

x = Aest ẋ = sAest

ẍ = s2Aest …... (2.18)

Substitusi (2.18) ke (2.17)

est (s2 + 0) s1 = iωn

s2 = -iωn

Sehingga:

x

= A1es1t + A2es2t = A1eiωnt + A2e–iωnt ………(2.19)

Ingat:

e

iq = cos q + i sin q

e

–iq = cos q - i sin q

Persamaan (2.19) menjadi

x = A1 (cos ωnt + isin ωnt) + A2 (cos ωnt - isin ωnt)

= (A1 + A2) cos ωnt + i(A1 - A2) sin ωnt

= A cos ωnt + B cos ωnt……….(2.20)

Kondisi pada t=0, x(0)=X0 sedangkan v(0)=V0

x = A cos ωnt + B cos ωnt

v = ẋ = -ωnA cos ωnt + ωnB cos ωnt

pada t = 0

(20)

A =

x =

sin ωn

t

x = Asin ωnt

Persamaan ini merupakan persamaan diferensial linier dimana solusinya dapat

ditemukan sebagai berikut.

x = Asin ɷt………..(2.21)

ẍ = sin ɷt………. (2.22) substitusi persamaan (2.16) dan (2.25) sehingga:

m ( sin ɷt) + k (A sin ɷt) = 0………....(2.23) (k ) (A sin ɷt) = 0

(A sin ɷt) ≠ 0 (k ) = 0

2.8 Standarisasi Pengukuran Getaran

Standar Indicator yang digunakan untuk pengukuran getaran

dalam penelitian ini adalah ISO 10186-1:1995(E). Standard ini dapat

digunakan untuk menentukan tingkat getaran yang dapat diterima bagi

berbagai kelas permesinan. Dengan demikian, untuk menggunakan standard

ini, pertama-tama perlu mengklasifikasikan permesinan yang akan diuji sesuai

Tabel 2.4 yang menunjukkan pedoman bagi kelayakan permesinan ISO

(21)

Tabel 2.4 Kriteria zona evaluasi kelayakan permesinan ISO 10186-1:1995(E)

Dengan membaca Tabel 2.4 dapat mengkaitkan kondisi kerusakan

permesinan dengan getaran sebagai monitoring perawatan berbasis kondisi.

Standar yang digunakan adalah parameter kecepatan (rms) untuk

mengindikasikan kerusakan. Zona Good, satisfactory, unsatisfactory dan

unacceptable seperti terlihat pada Tabel 2.4. mengklasifikasikan tingkat

keparahan sesuai dengan kelas permesinan, sebagai berikut:

1. Zona Good

Zona hijau, getaran dari mesin sangat baik dan dibawah getaran yang

diizinkan.

2. Zona Satisfactory

Zona abu-abu, getaran dari mesin baik dan dapat dioperasikan karena masih

dalam batas yang diizinkan.

3. Zona Unsatisfactory

Zona merah muda, getaran dari mesin dalam batas toleransi dan hanya

dioperasikan dalam waktu terbatas.

4. Zona Unacceptable

Zona merah, getaran dari mesin dalam batas berbahaya dan kerusakan dapat

(22)

5. Kelas I

Bagian mesin secara integral dikaitkan sebagai permesinan lengkap dalam

kondisi pengoperasian normal (motor listrik sampai 15 kW).

6. Kelas II

Peralatan permesinan berukuran sedang (motor listrik dengan output 15-75

kW) tanpa fondasi khusus, mesin terpasang mati (hingga 300 kW) dengan

fondasi khusus.

7. Kelas III

Mesin dengan penggerak utama yang lebih besar dan mesin-mesin besar

lainnya dengan rotating masses terpasang mati pada fondasi padat dan fondasi

berat yang indikatornya sulit bagi penjalaran getaran.

8. Kelas IV

Mesin dengan penggerak utama yang lebih besar dan mesin-mesin besar

lainnya dengan rotating masses-terpasang pada fondasi yang indikatornya

mudah bagi pengukuran getaran (sebagai contoh: turbo generator terutama

Gambar

Gambar 2.1 Gambar Parallel-misalignment pulley
Gambar 2.3 Gambar Twisted-misalignment pulley
Gambar 2.4 Pulley
Gambar 2.5 Fan Aksial
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan bahwa variabel bauran promosi oleh pegawai di Hotel Quality Gorontalo sangat menunjukkan pengaruh yang

Secara garis besar permasalahan yang ingin dikemukakan dalam penelitian ini adalah tentang nilai falsafah bushido dan penyimpangannya yang terdapat dalam dwilogi novel

Suatu lembaga apabila sistem pendidikannya bagus serta penerapan pembelajaran yang profesional maka kualitas outputnya juga bagus. Jadi, intinya adalah lembaga pendidikan

Dari Gambar 3 perlihatkan bahwa limbah cair kelapa di sawit dari PKS Sisirau memiliki kandungan total solid yang lebih tinggi daripada PKS Rambutan dan Pagar Merbau,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kegiatan program Keluarga Berencana di desa selama ini; berbagai bentuk persepsi dan partisipasi para warga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Kualitas tanah dilihat dari sifat fisika tanah (tekstur, struktur, dan konsisitensi). Pada kualitas tanah tergolong kategori

Tabel 3 Hasil uji pengaruh model pembelajaran Open Ended- Group Investigation terhadap keterampilan proses sains (KPS) Biologi. Pembelajaran open ended-

Berikut akan dipaparkan data mengenai efektivitas program kegiatan pelatihan kerja di PPKD Jakarta Timur yang terdiri dari penguasaan keterampilan (jumlah