• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Cara dan Adat Perkawinan Pada Masyarakat Etnis Angkola (di Luat Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tata Cara dan Adat Perkawinan Pada Masyarakat Etnis Angkola (di Luat Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara)"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

iii ABSTRAK

Eddy Syafri Husein Ritonga, 2016, Judul Skripsi : Tata Cara dan Adat Perkawinan Pada Masyarakat Etnis Angkola (Di Luat Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara). Skripsi ini terdiri dari VI bab, 16 foto, 2 tabel dan 1 skema

Skripsi ini mengkaji tentang Tata Cara dan Adat Perkawinan Pada Masyarakat Etnis Angkola. Penelitian ini berlokasi di Luat Halongonan dimana secara demografis terletak di Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara. Selama ini etnis Angkola selalu disamakan dengan etnis Mandailing, padahal sebenarnya mereka bukanlah sama. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif Deskriptif, dimana peneliti akan mendapatkan data tertulis maupun lisan yaitu dengan cara teknik observasi dan wawancara langsung dengan informan yaitu Ketua Lembaga Adat Kecamatan yaitu : Tongku Mukmin,

Panusunan Bulung yaitu Sutan Nalobi, Tongku Parhimpunan, Sutan Raja Guru

dan ibu Nursiti Harahap

Penelitian ini bertujuab untuk membahas tentang prosesi jalannya upacara adat perkawinan etnis Angkola. Di dalam adat pernikahan etnis Angkola, prosesi tata cara perkawinan ada tiga yaitu : dipabuat (dijodohkan), marlojong (kawin lari) dan takko mata. Prosesi adat perkawinan dilaksanakan di rumah calon pengantin perempuan, yaitu : Martahi, Manyapai boru, Makkobar boru, Akad

nikah, Paturunkon boru, dan Martulak barang.sedangkan di rumah calon

pengantin laki-laki yaitu: haroan boru, martahi, dan pesta adat. Dalam adat Angkola terdapat beberapa unsur penting yang menjadi tolok ukur sukses tidaknya sebuah acara, yaitu : Dalihan Na Tolu yang terdiri dari kahanggi, anak

boru dan mora, dan juga harajaon/panusunan bulung, naposo nauli bulung, dan

pangatak pangetong

Masyarakat di Kecamatan Halongonan memiliki mata pencaharian sebagai petani yaitu petani kelapa sawit, karet dan padi. Agama yang dominan adalah agama Islam. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberi gambaran kepada masyarakat luas bahwa Etnis Angkola berbeda dengan etnis lainnya terutama etnis Mandailing, dapat kita lihat perbedaannya melalaui bahasa dan baju adat pernikahan laki-laki, sebab bagi masyarakat luas Etnis Angkola sama dengan Etnis Mandailing. Sehingga dengan adanya tulisan ini masyarakat akan lebih mengetahui dan dapat membedakannya dengan Etnis lain terutama Etnis Mandailing. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pernikahan pada etnis Angkola dilaksanakan di dua tempat, yaitu di rumah calon pengantin perempuan dan di rumah pengantin laki-laki. Terdapat faktor-faktor tantangan ke depan dalam pelaksanaan adat dan tata cara perkawinan, yaitu : Faktor sosial, Faktor agama, Faktor akulturasi dan Perkawinan semarga

Kata-kata kunci : Tata Cara dan Adat Perkawinan, Etnis Angkola, Kebudayaan.

Referensi

Dokumen terkait

Namun pada kasus di IGD hanya muncul 4 diagnosa yaitu: Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan kesadaran, Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk membangun suatu sistem informasi pengelolaan haji dan umroh pada PT.Arwaniyah Tour dan Travel Kudus

dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Direktur.. (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai etika

ayat (1) dilakukan oleh Menteri sesuai dengan ketentuan.

Bagi peserta yang akan menggunakan harga khusus anggota HATTI/KNIBB, setelah mendapat konfirmasi keanggotaan aktif dari HATTI/KNIBB, kami akan mengirimkan konfirmasi pendaftaran

pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan

PENGEMBANGAN AKTIVITAS WISATA OLAHRAGA AIR DI PULAU TIDUNG SKRIPSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. PENGEMBANGAN AKTIVITAS

Pesan inti dari cerita mistik pada cerita-cerita misteri Majalah Bobo periode. Maret 2015 – Maret 2016 tersebut adalah ketakutan terhadap hal gaib