• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI RANGKA MANUSIA

MELALUI PENDEKATAN SAVI DI KELAS IV SD NEGERI DUKUHSETI 01 PATI SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Pradanawan Abdul Gani1 prada_20@rocketmail.com

Abstrak: rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah proses pembelajaran serta seberapa banyak peningkatan aktivitas dan hasil belajar rangka manusia dengan pendekatan SAVI pada peserta didik kelas IV SD Negeri Dukuhseti 01 Pati. PTK ini dilakukan dua siklus. Terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Hasil siklus 1, 12 (60%) peserta didik tuntas dan 8 (40%) tidak tuntas. Rata-rata kelas 73,75. Siklus 2, 17 (85%) peserta didik tuntas dan 3 (15%) tidak tuntas. Rata-rata kelas 80,2. Kata kunci: rangka manusia, pendekatan SAVI, aktivitas, hasil belajar

PENDAHULUAN

IPA menurut Sutrisno (2007:1.19) merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth). IPA mempelajari berbagai objek yang ada di sekitar manusia, sehingga amat penting untuk dikuasai peserta didik. IPA merupakan ilmu yang berkaitan dengan alam dan lingkungan sekitar. Lewat pembelajaran IPA diharapkan peserta didik dapat mengenal lingkungan alam di sekitarnya. IPA termasuk mata pelajaran eksak yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya.

Namun kenyataan di lapangan, peserta didik masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPA. Mereka kesulitan memahami istilah dan menjelaskan konsep dalam materi-materi IPA. Hal ini terbukti dari hasil belajar IPA kelas IV semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 pada kompetensi dasar mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi. Hasil tes formatif dari 20 peserta didik, hanya 12 atau 60% peserta didik yang mencapai KKM. Sedangkan 8 atau 40% peserta didik belum mencapai KKM. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran IPA juga masih tergolong rendah.

(2)

Setelah peneliti (guru) melakukan refleksi pembelajaran, ternyata salah satu penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik tersebut adalah karena guru kurang menerapkan pendekatan pembelajaran yang inovatif. Peserta didik kelas IV rata-rata berusia 9-10. Berdasarkan tahap perkembangan kognitif menurut Piaget, maka peserta didik kelas IV termasuk dalam tahap operasional konkret. Peserta didik kelas IV masih berpikir secara konkret sehingga dalam penyampaian pembelajaran juga perlu ada aktivitas dan gambaran secara konkret dari materi yang sedang dipelajari. Perpaduan aktivitas fisik, media pembelajaran visual, dan kemampuan memecahkan masalah perlu dihadirkan dalam pembelajaran agar terjadi proses pembelajaran yang optimal.

Berdasarkan deskripsi tersebut, maka diperlukan pendekatan pembelajaran yang dapat menarik minat dan memacu aktivitas peserta didik untuk belajar. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu pendekatan SAVI, yang merupakan akronim dari Somatis, Auditori, Visual, Intelektual. Melalui pendekatan pembelajaran SAVI, diharapkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPA materi rangka manusia dapat meningkat

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) bagaimanakah proses pembelajaran rangka manusia sesuai dengan pendekatan pembelajaran SAVI pada peserta didik kelas IV SD Negeri Dukuhseti 01 semester 1 tahun pelajaran 2015/2016; 2) seberapa banyak peningkatan aktivitas dan hasil belajar rangka manusia dengan pendekatan SAVI pada peserta didik kelas IV SD Negeri Dukuhseti 01 semester 1 tahun pelajaran 2015/2016?

Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mendeskripsi proses pembelajaran rangka manusia dengan menerapkan pendekatan SAVI; 2) mendeskripsi peningkatan aktvitas dan hasil belajar rangka manusia dengan pendekatan SAVI pada peserta didik kelas IV SD Negeri Dukuhseti 01 semester 1 tahun pelajaran 2015/2016.

(3)

LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Aktivitas Belajar

Menurut Sardiman (2011: 100) aktivitas belajar merupakan seluruh kegiatan peserta didik dalam proses belajar. Aktivitas belajar melibatkan aktivitas fisik maupun aktivitas mental dalam pembelajaran. Aktivitas belajar peserta didik bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi peserta didik. Dierich dalam Hamalik (2012: 172) membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, yaitu: (1) kegiatan-kegiatan visual; (2) kegiatan-kegiatan lisan; (3) kegiatan-kegiatan mendengarkan; (4) kegiatan-kegiatan menulis; (5) kegiatan menggambar; (6) kegiatan metrik; (7) kegiatan-kegiatan mental; (8) kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan emosional.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas fisik maupun mental yang terdiri atas beberapa kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Aktivitas fisik dan mental perlu dihadirkan agar peserta didik memperoleh proses pembelajaran yang optimal dan bermakna.

Hasil Belajar

Rifa’i (2009: 85) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Menurut Winkel dalam Purwanto (2011: 45) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh seseorang sebagai akibat dari proses belajar yang dialaminya. Hasil belajar tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Rangka Manusia

(4)

tegak; dan 4) tempat menempelnya otot (Rositawaty 2008: 3). Secara garis besar, rangka manusia terbagi menjadi 3 bagian, antara lain rangka kepala (tengkorak), rangka badan, dan rangka anggota gerak.

Beberapa gangguan yang menyerang rangka manusia antara lain: 1) Lordosis, yaitu tulang belakang membengkok ke depan; 2) Kifosis, yaitu tulang belakang membengkok ke belakang; dan (3) Skoliosis, yaitu tulang belakang membengkok ke kiri atau ke kanan. Untuk membentuk rangka yang baik kita perlu makan makanan yang bergizi, memperlakukan tubuh dengan sikap yang benar, memperoleh cukup sinar matahari pagi, tidak mengangkat beban berat yang melebihi kemampuan tubuh, dan olahraga teratur (Wahyono, 2008: 11).

Pendekatan Pembelajaran

Menurut Sagala dalam Ruminiati (2007: 1-15) pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas pembelajaran yang dipilih guru dalam rangka mempermudah peserta didik mempelajari bahan ajar yang telah ditetapkan oleh guru dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Sedangkan menurut Suherman dalam Wibowo (2010: 22) pendekatan pembelajaran merupakan suatu jalan, cara, atau kebijakan yang ditempuh oleh guru atau peserta didik dalam mencapai tujuan dari pembelajaran.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, serta merupakan cara umum bagi guru dalam menyikapi pembelajaran dan permasalahannya. Guru hendaknya dapat menerapkan pendekatan yang efektif bagi peserta didik dalam pembelajaran dengan harapan melalui pendekatan pembelajaran yang efektif tersebut, peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran dan hasil pembelajaran peserta didik memuaskan.

Pendekatan SAVI

(5)

tetapi menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera dapat memiliki efek mendalam pada pembelajaran.Cara belajar ini disebut pembelajaran SAVI.

Komponen yang mudah diingat dalam SAVI antara lain: (1) somatis, yang berarti belajar dengan cara bergerak dan berbuat; (2) auditori, yaitu belajar dengan cara berbicara dan mendengarkan; (3) visual, yaitu belajar dengan cara mengamati dan menggambarkan; (4) intelektual, yang berarti belajar dengan memecahkan masalah dan mencerminkan. Keempat model pembelajaran harus dihadirkan untuk terjadinya proses pembelajaran yang optimal. Karena semua elemen ini terintegrasi, jenis terbaik dari pembelajaran terjadi ketika keempatnya digunakan secara bersamaan.

Meier (2000: 45-50) menjelaskan bahwa keempat komponen pendekatan SAVI yang terdiri dari kegiatan somatis, auditori, visual, dan intelektual dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas melalui kegiatan-kegiatan dalam tabel berikut ini:

Tabel 1. Kegiatan dalam Pendekatan SAVI

Kegiatan Somatis 1. Membangun model dari suatu proses atau prosedur.

2. Memanipulasi komponen secara fisik dari suatu proses atau sistem.

3. Membuat piktogram besar.

4. Memperagakan suatu proses, sistem, atau mengatur suatu konsep.

5. Menemukan suatu pengalaman baru, kemudian menceritakan dan merefleksikannya.

6. Menyelesaikan suatu proyek yang membutuhkan aktivitas fisik.

Kegiatan Auditori 1. Membaca dengan suara yang jelas dari buku manual maupun layar komputer. 2. Memperdengarkan rekaman audio

kepada peserta didik.

3. Membacakan suatu cerita yang berkaitan dengan materi pelajaran.

4. Peserta didik dalam kelompok menjelaskan

kepada kelompok lain mengenai berbagai hal yang telah mereka pelajari.

(6)

Kegiatan Visual 1. Presentasi grafis secara jelas. 2. Penggunaan objek tiga dimensi. 3. Bahasa tubuh dramatik.

4. Pemanfaatan piktogram

5. Pemanfaatan gambar-gambar ikonik. 6. Observasi lapangan.

Kegiatan Intelektual 1. Aktivitas pemecahan masalah. 2. Menganalisis pengalaman. 3. Memikirkan ide-ide kreatif.

4. Menciptakan model-model mental.

5. Mengaplikasikan ide-ide ke dalam suatu pekerjaan.

6. Menciptakan pemahaman pribadi.

Pendekatan SAVI merupakan pendekatan pembelajaran yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran IPA materi Rangka Manusia karena dalam pembelajaran ini diperlukan adanya aspek: 1) psikomotor yang melibatkan aktivitas fisik (somatis) untuk memperagakan fungsi rangka manusia; 2) aktivitas berbicara dan mendengarkan (auditori) untuk melakukan kegiatan diskusi antara peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik dengan guru; 3) aktivitas mengamati dan menggambarkan (visual) untuk memberikan deskripsi tentang rangka manusia melalui objek visual secara konkret; 4) pemecahan masalah (intelektual) untuk memberikan pengalaman belajar yang menantang bagi peserta didik sehingga diharapkan peserta didik dapat mengembangkan pengetahuannya secara optimal.

Kerangka Berpikir

Materi Rangka Manusia termasuk materi pembelajaran yang cukup kompleks karena di dalamnya terdapat banyak substansi dan istilah-istilah yang kurang familiar bagi peserta didik kelas IV. Oleh karena itu, guru perlu menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi pembelajaran ini.

(7)

dengan cara berbicara dan mendengarkan relevan dengan aktivitas belajar peserta didik melalui interaksi baik dengan guru maupun sesama peserta didik, serta aktivitas mendengarkan suara audio; 3) visual, yang artinya belajar dengan cara mengamati dan menggambarkan relevan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik kelas IV yang ada dalam tahap operasional konkret sehingga membutuhkan objek visual untuk menggambarkan materi yang sedang dipelajari; 4) intelektual, yang artinya belajar dengan memecahkan masalah dan merefleksikan relevan dengan aktivitas mental peserta didik untuk dapat mengembangkan pengetahuannya.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, peneliti berasumsi bahwa: 1) penerapan pendekatan SAVI pada pembelajaran rangka manusia diduga meningkatkan aktivitas belajar peserta didik; 2) penerapan pendekatan SAVI diduga efektif meningkatkan hasil belajar rangka manusia pada peserta didik kelas IV SD Negeri Dukuhseti 01 semester 1 tahun pelajaran 2015/2016.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. Kegiatan penelitian diawali dengan tahap prasiklus,yang dilaksanakan pada hari Kamis, 30 Juli 2015, kemudian dilanjutkan siklus 1 dan siklus 2. Masing-masing siklus dilakukan kegiatan pembelajaran sebanyak dua kali pertemuan. Siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin, 3 Agustus 2015 dan hari Selasa, 4 Agustus 2015 sedangkan siklus 2 dilaksanakan pada hari Senin, 10 Agustus 2015 dan hari Selasa, 11 Agustus 2015.

Subjek penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar rangka manusia pada peserta didik kelas IV SD Negeri Dukuhseti 01 tahun pelajaran 2015/2016. Adapun sumber data dari penelitian ini: 1) peserta didik yang berjumlah 20 orang, terdiri atas 12 peserta didik laki-laki, dan 8 peserta didik perempuan; 2) guru kelas, dan teman sejawat.

(8)

dengan lembar observasi untuk menilai aktivitas belajar peserta didik selama kegiatan dilakukan.

Analisis data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk analisis kualitatif dengan metode pemaparan secara deskriptif komparatif. Semua temuan dalam penelitian ini dijelaskan secara deskriptif disertai dengan data-data kuantitatif yang dianalisis secara sederhana.

Indikator kinerja penelitian ini adalah: (1) pada hasil belajar peserta didik, rata-rata nilai minimal 75 dan persentase tuntas belajar klasikal minimal 75%; (2) pada aktivitas peserta didik, menunjukkan rata-rata keterlibatan peserta didik di kelas dalam melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan SAVI mencapai ≥ 70%.

Prosedur penelitian pada setiap siklus pembelajaran diawali dengan apersepsi, penyampaian tujuan pembelajaran, dan penjelasan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran tahap prasiklus dengan pendekatan konvensional melalui kegiatan penyampaian materi rangka manusia oleh guru dengan teknik teacher centered, yaitu pembelajaran yang bersifat satu arah dan terpusat pada guru.

(9)

meluruskan pendapat peserta didik; 11) masing-masing kelompok menjawab pertanyaan kuis yang dipimpin oleh guru (kegiatan intelektual); 12) refleksi pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran siklus 2 dengan pendekatan SAVI melalui kegiatan: 1) peserta didik memperagakan sikap berdiri yang salah dan sikap berdiri yang benar dengan arahan guru (kegiatan somatis); 2) peserta didik memperagakan sikap duduk yang salah dan sikap duduk yang benar dengan arahan guru (kegiatan somatis); 3) peserta didik mengamati penyajian gambar dan video tentang gangguan pada rangka manusia melalui media audio visual yang diproyeksikan dengan LCD proyektor (kegiatan visual); 4) peserta didik secara berkelompok mengerjakan lembar kegiatan pemecahan masalah (kegiatan intelektual); 5) masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok (kegiatan auditori); 6) peserta didik memberikan pendapat/tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain (kegiatan auditori); 7) guru meluruskan pendapat peserta didik; 8) masing-masing kelompok menjawab pertanyaan kuis yang dipimpin oleh guru (kegiatan intelektual); 9) refleksi pembelajaran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA Hasil Penelitian

Hasil Penelitian Tahap Prasiklus

Kegiatan pembelajaran IPA di kelas IV materi Rangka Manusia dengan pendekatan konvensional pada tahap prasiklus belum menunjukkan keberhasilan yang memuaskan. Berdasarkan hasil pembelajaran pada tahap parsiklus, diketahui perolehan data rata-rata hasil belajar peserta didik sebesar 68,7 dan ketuntasan klasikal sebesar 35%. Nilai tersebut belum memenuhi indikator kinerja karena nilai rata-rata hasil belajar <75 dan ketuntasan klasikal <75%. Persentase hasil observasi aktivitas belajar peserta didik pada tahap prasiklus hanya mencapai 30%. Paparan hasil observasi di atas masih kurang dari indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 70%.

Hasil Penelitian Siklus 1

Proses Pembelajaran dengan Pendekatan SAVI

(10)

Selasa, 4 Agustus 2015. Kegiatan pembelajaran rangka manusia dengan pendekatan SAVI dilakukan di dalam kelas oleh guru kelas dan teman sejawat sebagai observer. Pembelajaran dari awal sampai akhir dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah dijelaskan dalam bab metode penelitian. Pada akhir pertemuan kedua dilakukan ulangan harian untuk mengetahui keberhasilan tindakan siklus 1.

Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik

Hasil observasi aktivitas belajar rangka manusia pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik Siklus I

No. Aspek yang diamati Jumlah

Nilai Persentase

1. Kegiatan-kegiatan Visual 54 67,5

2. Kegiatan-kegiatan Lisan 38 47,5%

3. Kegiatan-kegiatan Mendengarkan 80 100%

4. Kegiatan-kegiatan Menulis 44 73%

5. Kegiatan-kegiatan Mental 31 51,67%

Persentase Aktivitas Peserta didik 68,89%

Berdasarkan tabel tersebut persentase hasil observasi aktivitas belajar peserta didik pada siklus I sebesar 68,89%, menunjukkan adanya peningkatan dari pembelajaran sebelumnya, yaitu pada tahap prasiklus yang hanya mencapai 30%. Akan tetapi, persentase aktivitas peserta didik pada siklus I belum memenuhi indikator kinerja karena kurang dari 70%.

Peningkatan Hasil Belajar Rangka Manusia

Hasil belajar rangka manusia pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 3. Data Hasil Tes Formatif Siklus I Nilai Jumlah Peserta

didik Jumlah Nilai Persentase

52 1 51 5%

60 3 180 15%

68 4 272 20%

(11)

Nilai Jumlah Pesertadidik Jumlah Nilai Persentase

80 3 240 15%

84 3 252 15%

88 2 176 10%

Jumlah 20 1475 100%

Rata-rata 73,75

Berdasarkan tabel tersebut pada pelaksanaan siklus I diketahui perolehan data rata-rata hasil belajar peserta didik sebesar 73,75, meningkat sebesar 5,05 dari tahap prasiklus. Ketuntasan belajar klasikal sebesar 60%, lebih baik daripada ketuntasan klasikal pada tahap prasiklus yang hanya mencapai 35%. Akan tetapi, nilai tersebut belum memenuhi indikator kinerja karena nilai rata-rata hasil belajar <75 dan ketuntasan klasikal <75%.

Refleksi Siklus 1

Kegiatan pembelajaran IPA di kelas IV materi Rangka Manusia dengan pendekatan SAVI menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta ddik namun belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Kurangnya aktivitas belajar peserta didik pada siklus 1 dapat disebabkan karena banyak peserta didik yang kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok. Hanya peserta didik yang memiliki kemampuan lebih yang memberikan kontribusi bagi kelompoknya. Begitu juga pada saat pelaksanaan kuis, hanya beberapa peserta didik yang memiliki kemampuan lebih yang berani menjawab pertanyaan.

Sedangkan beberapa faktor yang dapat menyebabkan hasil belajar peserta didik pada siklus I kurang maksimal antara lain: 1) peserta didik belum terbiasa mengikuti proses belajar dengan media audio visual sehingga perhatian peserta didik terpecah dengan mengamati adanya alat-alat elektronik dan tampilan-tampilan visual; 2) ada beberapa peserta didik yang saling bergurau saat proses pembelajaran berlangsung; 3) ada peserta didik yang kemampuan belajarnya di bawah rata-rata; 4) peneliti menyadari kekurangan dalam hal gaya mengajar yang kurang interaktif dengan peserta didik.

(12)

Proses Pembelajaran dengan Pendekatan SAVI

Pelaksanaan tindakan siklus 2 dilaksanakan pada hari Senin, 10 Agustus 2015 untuk pertemuan pertama, dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Agustus 2015. Kegiatan pembelajaran rangka manusia dengan pendekatan SAVI dilakukan di dalam kelas oleh guru kelas dan teman sejawat sebagai observer. Pembelajaran dari awal sampai akhir dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah dijelaskan dalam bab metode penelitian. Pada akhir pertemuan kedua dilakukan ulangan harian untuk mengetahui keberhasilan tindakan siklus 2.

Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik

Hasil observasi aktivitas belajar rangka manusia pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4 berikut.

Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik Siklus II

No. Aspek yang diamati Jumlah Nilai Persentase

1. Kegiatan-kegiatan Visual 62 77,5

2. Kegiatan-kegiatan Lisan 45 56,25%

3. Kegiatan-kegiatan Mendengarkan 80 100%

4. Kegiatan-kegiatan Menulis 45 75%

5. Kegiatan-kegiatan Mental 32 53%

Persentase Aktivitas Peserta didik 73,33%

Berdasarkan tabel tersebut, data observasi aktivitas peserta didik pada siklus II menunjukkan hasil yang memuaskan dan telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan.

Peningkatan Hasil Belajar Rangka Manusia

Hasil belajar rangka manusia pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4 berikut.

Tabel 5. Data Hasil Tes Formatif Siklus II Nilai Jumlah Peserta

didik Jumlah Nilai Persentase

56 1 56 5%

68 2 136 10%

(13)

Nilai Jumlah Pesertadidik Jumlah Nilai Persentase

80 3 240 15%

84 5 420 25%

88 4 352 20%

96 1 96 5%

Jumlah 20 1604 100%

Rata-rata 80,2

Pelaksanaan tes formatif pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas 80,2. Jumlah peserta didik yang tuntas belajar sebanyak 17 peserta didik dengan persentase 85%, sedangkan 3 peserta didik tidak tuntas belajar dengan persentase 15%. Artinya, hasil belajar pada siklus 2 telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan.

Refleksi Siklus II

Kegiatan pembelajaran IPA di kelas IV materi Rangka Manusia dengan pendekatan SAVI pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dan telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Dengan demikian, terbukti bahwa pendekatan SAVI mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas IV pada pembelajaran IPA materi Rangka Manusia. Keberhasilan dalam siklus II tersebut dipengaruhi oleh perbaikan pembelajaran dengan berkaca pada kekurangan yang ada pada siklus I.

Adapun perbaikan yang dilakukan antara lain: (1) peneliti selaku guru berusaha memusatkan perhatian peserta didik pada isi pembelajaran yang ditayangkan melalui media visual dengan membuat tampilan yang lebih menarik; (2) peneliti selaku guru mengalihkan perhatian peserta didik yang sering bergurau dengan bersikap interaktif dalam pembelajaran, yaitu dengan sering mengajukan pertanyaan dan meneriakkan yel-yel; (3) memberikan motivasi pada seluruh peserta didik untuk memberikan kontribusi bagi kelompoknya masing-masing; (4) mendesain kuis dalam penayangan visual agar menarik minat peserta didik untuk menjawab pertanyaan kuis.

Dokumentasi kegiatan pembelajaran dengan pendekatan SAVI dapat dilihat pada gambar-gambar berikut:

(14)

Gambar 4. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pemecahan masalah (aktivitas auditori) Gambar 3. Masing-masing kelompok mengerjakan tugas pemecahan masalah (aktivitas intelektual)

(15)

Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian yang telah dilaksanakan menghasilkan data hasil belajar dan data observasi aktivitas peserta didik. Pada tahap prasiklus, hasil belajar dan persentase aktivitas peserta didik nilainya sangat rendah. Pada pelaksanaan siklus I, hasil belajar dan persentase aktivitas peserta didik melalui pendekatan SAVI meningkat, tetapi belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Sedangkan pada siklus II hasil belajar peserta didik meningkat dan persentase aktivitas peserta didik menunjukkan adanya peningkatan yang melampaui kriteria minimal yang ditetapkan. Hal ini menunujukkan bahwa penelitian yang dilaksanakan selama dua siklus terhadap peserta didik kelas IV SD Negeri Dukuhseti 01 pada mata pelajaran IPA materi Rangka Manusia dapat ditingkatkan menggunakan pendekatan SAVI. Hasil penelitian ini telah membuktikan beberapa teori yang mendasarinya.

Dalam proses pembelajaran IPA menggunakan pendekatan SAVI, diketahui bahwa peserta didik menjadi lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Ketertarikan ini ditunjukkan dengan perolehan persentase aktivitas peserta didik yang meningkat dari 68,89% menjadi 73,33%. Substansi dalam pendekatan SAVI yang menggabungkan aspek somatis, auditori, visual, dan intelektual dalam pembelajaran mampu menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi peserta didik.

Hasil belajar dengan menerapkan pendekatan SAVI juga menjadi lebih optimal. Pada siklus I, rata-rata nilai hasil belajar peserta didik 73,75 dapat meningkat menjadi 80,2 pada siklus II. Pada siklus I, persentase ketuntasan klasikal hanya mencapai 60%, dan meningkat menjadi 85% pada siklus II. Hal ini menjawab teori Dave Meier (2000: 41) bahwa dengan menggabungkan keempat aspek dalam SAVI dapat memiliki efek mendalam pada pembelajaran.

(16)

PENUTUP Simpulan

Simpulan hasil penelitian ini: 1) proses pembelajaran rangka manusia dengan pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Negeri Dukuhseti 01 semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 melalui kegiatan pembelajaran yang telah dijelaskan dalam bab metode penelitian; 2) Setelah diberi perlakuan dengan pendekatan SAVI pada siklus I, nilai rata-rata tes formatif siswa meningkat menjadi sebesar 73,75 dengan persentase ketuntasan klasikal 60%. Hasil belajar tersebut kemudian meningkat lagi pada pelaksanaan siklus II dengan diperoleh nilai rata-rata kelas 80,2 dan ketuntasan klasikal sebesar 85%. Pada siklus I, persentase aktivitas siswa meningkat menjadi sebesar 68,89%. Pada pelaksanaan siklus II, persentase aktivitas siswa meningkat lagi menjadi sebesar 73,33%.

Saran

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Meier, Dave. 2000. The Accelerated Learning Handbook. New York: McGraw-Hill. Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.

Rositawati, Aris Muharam. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Ruminiati. 2008. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali

Press.

Sutrisno. 2007. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas.

Wahyono, Budi dan Setyo Nurachmandani. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

(18)

Gambar

Tabel 1. Kegiatan dalam Pendekatan SAVI
Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik Siklus I
Tabel 5. Data Hasil Tes Formatif Siklus II
Gambar 1. Penjelasan materi dengan media audio visual (aktivitas visual)Gambar 2. Belajar dengan aktivitas fisik (kegiatan somatis)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada menu halaman ini pengguna akan masuk ke dalam halaman pilih gambar yaitu yang berisikan macam – macam jenis gambar yang akan dimainkan sebagai puzzle. Gambar 4.6 Tampilan

Pengendalian penyakit blas harus dilakukan secara terpadu dengan memadukan berbagai komponen pengendalian, dan varietas tahan sebagai komponen utama, tetapi penanaman satu

Dalam pelaksanaannya, siswa akan terlibat secara intelektual dan emosional dalam pembelajaran, siswa akan terdorong untuk mengonstruksi sendiri konsep yang sedang

Pembongkaran 40 bangunan liar di atas saluran penghubung (Phb) di Jalan Hadiah RT 010/03 Kelura- han Jelambar, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Senin (27/7)

Di daerah Beoga, Puncak Jaya, Papua, tersingkap sekelompok batuan ofiolit yang terdiri atas piroksenit, dunit, serpentenit, dan peridotit yang tersebar memanjang

Tahap wawancara semakin memperkuat jawaban wati karena Wati mengatakan bahwa tidak semua bangun yang memiliki panjang sisi yang sama dikatakan sebagai persegi

Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. Antara sistem konvensional dengan fOBS terdapat selisih penggunaan jam orang sebanyak 4.528 Jam Orang. Penggunaan FOBS sangat dianjurkan

1. Pesantren tidak meninggalkan ciri khas lokal. yang kreatif, inovatif, dan transforma- tif, sehingga persoalan tantangan za- man modern yang secara realitas sea- kan