• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKS. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKS. docx"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPETISI PROPOSAL PENELITIAN

JURNAL ANTIKORUPSI INTEGRITAS

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI SISWA KELAS VII SMP N 1 YOGYAKARTA

A.Budiyanto, S.Pd Gisela Luigi Septiana, S.I.Kom

Ika Tri Munawaroh, S.Pd

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Kompetisi Proposal Penelitian Jurnal Integritas Komisi Pemberantasan Korupsi Judul Penelitian : Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Terhadap

Pendidikan Anti-Korupsi Siswa Kelas VII SMP N 1 Yogyakarta

Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : A.Budiyanto, S.Pd b. NIP/NIK/KTP : 3307151202920004

c. Institusi : SDIT Salsabila Al Muthi’in

d. Nomer HP : 085747929976

e. Alamat surel (e-mail) : a.budiyanto92@yahoo.com

Anggota Peneliti (1)

a. Nama Lengkap : Gisela Luigi Septiana, S.I.Kom b. NIP/NIK/KTP : 3573015009930002

c. Institusi : Universitas Brawijaya

d. Nomer HP : 081333192315

e. Alamat surel (e-mail) : giselaluigis@gmail.com

Anggota Peneliti (2)

a. Nama Lengkap : Ika Tri Munawarooh, S.Pd b. NIP/NIK/KTP : 35021653069200002

c. Institusi : PPPPTK Matematika

d. Nomer HP : 087751885290

e. Alamat surel (e-mail) : ikatri.munawaroh@gmail.com

Lama Penelitian : 3 bulan Biaya Penelitian Keseluruhan : Rp. 5.905.000

Yogyakarta, 26 Oktober 2017 Ketua Peneliti

(3)

DAFTAR ISI

1. Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran... 8

2. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual... 8

B. Pendidikan Anti-Korupsi... 11

1. Pengertian Pendidikan... 11

2. Pengertian Korupsi... 11

3. Pendidikan Anti-Korupsi... 13

4. Penerapan Pendidikan Anti-Korupsi di Sekolah... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 16

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 16

B. Metode Penelitian... 16

I. Teknik Analisis Data Tes... 18

J. Teknik Analisis Data Non Tes... 18

K. Hipotesis Statistik... 18

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN... 19

DAFTAR PUSTAKA... 20

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 22

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk Akan tetapi seberapa besar pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap keberhasilan pendidikan antikorupsi. Seperti yang kita ketahui bahwa menurut Transparency International, Corruption Perception Index Tahun 2016 Indonesia mendapatkan skor 37 dari 100 dan menempati ranking ke 90 dari 176 negara yang diteliti oleh lembaga ini. Sedangkan Rekapitulasi tindak pidana korupsi oleh KPK per 30 September 2017, di tahun 2017 KPK melakukan penanganan tindak pidana korupsi dengan rincian: penyelidikan 70 perkara, penyidikan 78 perkara, penuntutan 58 perkara, inkracht 48 perkara, dan eksekusi 49 perkara.

(4)

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2018. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen. Desain penelitian yang akan digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

Prosedur penelitian akan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: tahap persiapan, Tahap Pengambilan Data, Tahap Akhir. Penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP N 1 Yogyakarta. Sedangkan untuk sampelnya adalah 2 kelas secara acak. Teknik sampling yang akan digunakan adalah Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan non tes. Tes digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa saat pretest dan posttest. Sedangkan untuk non tes digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Non tes yang digunakan adalah kuisioner/angket. Untuk penganalisaan data dalam penelitian ini akan digunakan uji statistic dengan menggunakan uji-t. Tetapi sebelum dilakukan uji-t terlebih dahulu akan melakukan uji normalitas dan uji homogenits sebagai prasyarat melakukan analisis data.

Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, pemahaman tentang korupsi dan antikorupsi bisa diberikan kepada siswa di sekolah. Langkah-langkah yang dilakukan saat melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual juga akan berpengaruh besar terhadap pemahaman antikorupsi siswa kelas 1 di tingkat SMP. Diharapkan setelah melakukan penelitian ini, dan sudah diketahui pengaruhnya, maka hasil penelitian ini bisa dijadikan dasar dalam memberikan pemahaman aktikorupsi dengan metode yang tepat. Selain itu, hasil dari penelitian ini juga bisa dijadikan dasar dan pedoman dalam pembuatan ataupun penyempurnaan modul yang berisi pemahaman antikorupsi bagi kalangan pelajar sekolah menengah pertama.

(5)

BAB 1 PENDAHULUAN

Sesuai yang termuat di dalam Bab XIV Pasal 33 UUD 1945 Ayat 3 “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”, maka sudah seharusnya segala hasil kekayaan alam yang ada di negara ini digunakan untuk kepentingan negara dan rakyat. Akan tetapi, fakta di lapangan sekarang ini berbeda. Hasil kekayaan alam negara ini hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi, golongan atau kelompok tertentu. Tindakan tersebut termasuk dalam tindakan korupsi yang tidak hanya merugikan bangsa dan negara, tetapi melanggar hak-hak sosial dan perekonomian masyarakat.

Menurut Transparency International, Corruption Perception Index Tahun 2016 Indonesia mendapatkan skor 37 dari 100 dan menempati ranking ke 90 dari 176 negara yang diteliti oleh lembaga ini. Skor 37 tersebut mengindikasikan tingkat korupsi di sektor public yang terdeteksi. Dengan skor tersebut, Indonesia masuk dalam Red Countries

yang menunjukkan bahwa rakyat dan negara Indonesia sedang menghadapi dampak yang nyata dari korupsi di kehidupan sehari-hari.

Korupsi seakan sudah menjalar di kehidupan masyarakat Indonsia. Bahkan, masyarakat sudah tidak asing lagi dengan pemberitaan OTT KPK baik di media massa ataupun media cetak. Hampir setiap hari masyarakat disuguhkan pemberitaan tentang penangkapan pejabat publik yang melakukan tindakan korupsi. Menurut rekapitulasi tindak pidana korupsi oleh KPK per 30 September 2017, di tahun 2017 KPK melakukan penanganan tindak pidana korupsi dengan rincian: penyelidikan 70 perkara, penyidikan 78 perkara, penuntutan 58 perkara, inkracht 48 perkara, dan eksekusi 49 perkara (https://acch.kpk.go.id/id/statistik/tindak-pidana-korupsi).

(6)

Manusia, masyarakat dan budaya sudah menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai tiga dimensi yang saling berjalan secara bersamaan. Maka dalam hal membentengi manusia, pendidikan bisa mengambil peran ini. Pendidikan bisa memberikan nilai-nilai anti korupsi dan pengetahuan tentang tindakan korupsi.

Sekolah sebagai lembaga formal dalam proses pendidikan memiliki peran yang penting dalam keberhasilan pendidikan terutama pendidikan antikorupsi. Sekolah sebagai salah satu bagian dari masyarakat bisa menjadi tempat dalam membentengi manusia agar tercegah dari berkembangnya mental korupsi. Sekolah juga bisa sebagai tempat untuk menyemai semangat antikorupsi dan penanaman pola pikir, sikap, dan perilaku antikorupsi. Sekolah bisa menjadi tempat pembudaya antikorupsi dan berperan dalam pencegahan (preventif) korupsi.

Pendidikan di sekolah merupakan salah satu cara untuk mengurangi korupsi dengan memberikan pendidikan nilai kepada peserta didik. Nilai yang digunakan untuk menghindar dan membentengi diri dari tindakan yang korup. Akan tetapi setiap pendidikan akan berhasil jika proses dari pendidikan tersebut juga berhasil. Proses pendidikan di sekolah harus menciptakan suasana yang menyenangkan dan nyaman bagi anak dalam belajar dan memperoleh nilai-nilai tersebut.

Proses pendidikan yang menarik bisa dilakukan dengan mengimplementasikan beberapa pendekatan dalam proses pembelajaran, salah satunya pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual adalah pendekatan dalam pembelajaran yang berdasarkan konteks terdekat dengan kehidupan anak. Jadi pendekatan ini bisa dikatakan lebih tepat jika proses pembelajarannya berkaitan dengan pemahaman dan pendidikan antikorupsi yang ada di Indonesia. Akan tetapi seberapa besar pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap keberhasilan pendidikan antikorupsi di Indonesia akan peneliti coba menjawabnya dengan melakukan penelitian ini.

(7)
(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

1. Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran

Pendekatan atau dalam Bahasa Inggris approach adalah cara guru dalam melihat atau bersudut pandang terhadap suatu proses pembelajaran yang masih sangat umum. Suatu pendekatan bersifat aksiomatik dan menggambarkan sifat-sifat dan ciri khas suatu pokok bahasan yang diajarkan (Suyono, 2011:18). Guru yang akan menggunakan suatu pendekatan tertentu harus menyesuaikan dengan bahsan atau materi yang akan diajarkan dalam kelasnya. Jika materi dan pendekatan yang digunakan sudah sesuai maka pembelajaran akan lebih bermakna dan mengena pada diri siswanya.

Ada berbagai macam pendekatan dalam proses pembelajaran. Setiap ahli pendidikan memiliki pendapat masing-masing mengenai pembagian macam-macam pendekatan dalam proses pembelajaran. Roy Killen mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered approaches) (Wina Sanjaya, 2011:295).

Jika merujuk pada penjelasan Suyono, pendekatan pembelajaran antara lain: pendekatan lingkungan, pendekatan ekspositori dan pendekatan heuristik, pendekatan konsep, pendekatan keterampilan proses, pendekatan deduktif, pendekatan induktif, pendekatan sains lingkungan teknologi masyarakat (STM), pendekatan science technology and society (STS), pendekatan kompetensi, pendekatan holistik, pendekatan kontekstual dan lainnya (2011: 18-19).

(9)

2. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

Merujuk pada penjelasan Suyono, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kontekstual. Pendekatan pembelajaran kontekstual biasa dikenal dengan istilah Pendekatan CTL (Pendekatan Contextual Teaching and LearningContextual Teaching And Learning Approach). Menurut Sanjaya, Pendekatan Contextual Teaching and Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterliabatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Udin, 2008: 162). Dengan mengaitkan materi pelajaran (instructional content) dengan konteks kehidupan dan kebutuhan siswa akan meningkatkan motivasi belajarnya serta akan menjadikan proses belajar mengajar lebih efisien dan efektif. (Hasnawati, 2006:56).

Proses belajar mengajar yang efektif dan efisien diharapkan dapat memberikan stimulus kepada otak siswanya. Otak siswa akan terstimulus jika guru menggunakan pendekatan yang tepat. Menurut Lalu Supraman, contextual Teaching and Learning Approach is a system that stimulates the brain to weave patterns that express meaning (Lalu Suparman, 2013). Sehingga setelah guru menerapkan pendekatan kontekstual, proses pembelajaran bisa lebih bermakna dan akan diingat oleh siswa.

(10)

CTL, yaitu: selalu ada unsur bertanya, inkuiri, terbentuk masyarakat belajar, pemodelan, dan penilaian yang otentik (Epon Ningrum, 2009:14).

Penerapan pendekatan kontekstual di kelas tidak begitu susah, karena sebenarnya siswa sudah familiar dengan kehidupan mereka sendiri. Guru hanya menghubungkan antara kehidupan nyata di sekiat siswa dengan materi atau pengetahuan yang ingin dicapai. Hal tersebut seperti telah disampaikan oleh Clemente dalam jurnalnya yaitu:

Contextual teaching and learning is a conception of teaching and learning that helps teachers relate subject matter content to real world situations; and motivates students to make connections between knowledge and its applications to their lives as family members, citizens, and workers; and engage in the hard work that learning requires”. (Clemente, -- : 54).

Sehingga, CTL harus menggubungkan antara pengetahuan siswa dengan aplikasinya di kehidupan nyatanya yang dibutuhkan saat sudah bekerja ataupun terjun menjadi warga masyarakat.

Walapun pembelajaran dengan pendekatan kontekstual terkesan mudah, tetapi tetap ada sintaks atau langkah yang harus ada dan dilalui oleh guru dan siswa di kelas. Menurut Suparto, secara garis besar pendekatan kontekstual dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikit: 1) mengembangkan metode belajar mandiri, 2) melaksanakan penemuan (inquiry), 3) menumbuhkan rasa ingin tahu siswa, 4) menciptakan masyarakat belajar, 5) hadirkan “model” dalam pembelajaran, 6) lakukan refleksi di setiap akhir pertemuan, 7) lakukan penilaian yang sebenarnya. (Sujarwo, 2007:3).

(11)

B. Pendidikan Anti-Korupsi 1. Pengertian Pendidikan

Kata Pendidikan berasal dari Bahasa Yunani kuno yaitu dari kata “Pedagogi”

yang kata dasarnya “paid” yang berarti anak dan kata “ogogos” artinya membimbing. Sehingga jika digabung, pedagogi adalah ilmu yang mempelajari cara membimbing anak. Pengertian itulah yang menjadi pendekatan epistimologi dari pendidikan. Pendekatan tersebut berusaha mencari makna pendidikan sebagai ilmu yaitu objek yang akan merupakan dasar analisis yang akan membangun ilmu pengetahuan yang disebut ilmu pendidikan (Tilaar, 2000:17).

Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (2011:20). Pemahaman dari Bapak Pendidikan Nasional tersebut menjadi fondasi berdirinya pendidikan Taman Siswa yang sampai sekarang masih tetap eksis di Indonesia. Berkat pemahaman beliau pulalah, Bangsa Indonesia memiliki dasar pendidikan yang didasarkan pada akar kebudayaan dan karakteristik rakyat Indonesia. Pendapat lain disampaikan oleh Sugihartono. Beliau menjelaskan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Sugihartono, 2012:3-4). Dari pengertian tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa pengajaran dan pelatihan merupakan bagian dari pendidikan. Pengajaran memberikan pengetahuan, ilmu dan teoritik sedangkan pelatihan akan memberikan keterampilan atau skill dan juga praktik-praktik. Kedua hal tersebut sangat berguna dan bermanfaat bagi setiap individu atau manusia untuk hidup di kehidupannya di masa yang akan datang.

2. Pengertian Korupsi

Ada beberapa penjelasan terkait pengertian korupsi. World Bank mendefinisikan korupsi secara simple yaitu “is that it is the abuse of public power for private benefit” (Vito Tanzi, 1998:8). Sedangkan menurut Transparency International bahwa

(12)

where it occurs (Transparency International, web). Menurut kedua pendapat tersebut sudah jelas bahwa korupsi yang terjadi memang hanya untuk memperkaya diri sendiri, golongan ataupun kelompok tertentu.

Vito Tanzi menjelaskan “Corruption is the intentional non-compliance with the arm’s-length principle aimed at deriving some advantage for oneself or for related individuals from this behavior” (Boris Begovic, 2005:2). Sikap yang mencari keuntungan diri sendiri tersebut mucul dari dalam dirinya sendiri yang kemudian akan mempengaruhi individu/orang lain, baik itu untuk ikut menikmati korupsi atau bersekongkol agar tindakan tersebut bisa berjalan mulus. Memang korupsi sudah seperti virus.

Virus korupsi bisa saja menjangkiti setiap bidang dan aspek serta lembaga di suatu negara. Seperti laporan dari USAID bahwa “while corruption in the public sector has particularly devastating impacts, it cannot realistically be addressed in isolation from corruption in political parties, the private business sector, associations, NGOs, and society at large. Corruption involves not just abuse of public office but other offices as well (USAID, Anti-corruption Strategy, 2005). Bagaimana dengan di Indonesia? Bisa kita saksikan bersama banyak, jaksa, pengacara, polisi, menteri, eksekutor dari jenjang bupati/walikota sampai gubernur, legislator, bahkan berita terakhir ada guru yang terkena virus korupsi bersama an dengan bupati di Nganjuk Jawa Timur.

3. Pendidikan Anti-Korupsi

Berbagai usaha dan upaya sudah dilakukan dengan maksimal baik oleh pemerintah, NGO ataupun lembaga-lembaga lain. Bagitu juga dengan lemabaga pendidikanpun tidak ketinggalan untuk mengambil peran dalam mengentaskan atau minimal mengurangi tindakan korupsi di Indonesia. Lembaga pendidikan atau bisa dipersempit lembaga sekolah memiliki peran yang besar terutama dalam memberikan benteng dan menguatkan generasi bangsa dari tindakan korupsi melalui layanan pendidikan.

(13)

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Jika melihat tujuan dari pendidikan nasional di atas, bahwa sudah sangat jelas jika pendidikan nasional bisa menjadi benteng bagi generasi bangsa dengan membekali mereka dengan karakter yang antikorupsi, seperti karakter berakhlak mulia, bertaqwa, berilmu, mandiri dan bertanggung jawab. Akan tetapi bagaimana hasil dari pendidikan nasional tersebut, bisa dilihat dari beberapa kejadian sekarang ini. Apakah kita masih bisa berharap dengan dunia pendidikan? Ya, tentunya masih sangat berharap. Dengan pendidikan yang baik, maka diharapkan generasi yang nantinya akan memimpin bangsa di Tahun 2045 bisa bersih dari tindakan korupsi yang merugikan Bangsa Indonesia dengan bekal karakter yang bisa membentengi mereka.

Pendidikan bisa dijadikan alat yang digunakan untuk melawan korupsi di Indonesia. Sepeti yang telah direkomendasikan dari the Global Corruption Report berikut ini.

“Education is the need to reach a better understanding of education as an essential tool in itself in the fight against corruption. The social role and value of the school and the teacher must be placed at the forefront of education policy and anti-corruption efforts. Teachers are often the first targets of anti-corruption allegations, but this is often the cause of corruption at the higher level and the nonpayment of salaries or simple undervaluation of teachers. National policy-makers should understand the teacher as a role model and the school as a microcosm of society, and train teachers to teach by example” (Transparency International, 2013: xxi)

4. Penerapan Pendidikan Anti-Korupsi di Sekolah

Kita awali dengan salah satu hasil penelitian dari Indonesia Irina I. Frolova, yang menyebutkan bahwa

(14)

Modern Didactics Centre memberikan rekomendasi beberapa narrow program

dan wide program. Rekomendasi tersebut seperti yang dijelaskan di dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Contoh Narrow Program dan Wide Program

N

A variety of definitions. Criteria on the basis of which a distinction is made between corruption and other types of crimes. Subjects of crimes of corruption and a variety of forms

2. Consequence s of

corruption

Economic, social, political, and moral consequences of corruption. Obvious and hidden damage. Victims of economic, and political causes of corruption. Corruption possibilities in democratic bodies (political parties,

The role of civic society (self-examination, intolerance, awareness). The role of the mass media (openness). Strengthening the legal framework: legislation, codes of ethics, and rules. Ways of eliminating the causes and preconditions of corruption provided for in strategies and programs.

5. Problems of combating corruption

The role of survey findings and mass media scandals in forming the attitude towards one’s country. Grand and petty, punishable and non-punishable crimes of cor-ruption. Difficulties of disclosing crimes of corcor-ruption. The fight against corruption: an endless fight

W

Essence and purpose of life

External influencing factors: examples, authorities, social roles, situation

Criteria for distinguishing good from evil, proper behaviour from improper

Decisions and choices, causes and effects

Responsibility 7. Behaviour

regulating norms

Concept of a moral norm, moral good and evil

Morality and convention

Habits, customs and traditions and social norms

Legal and illegal behaviour

(15)

Problem of imperfection of laws

Relation between social regulating norms and personal freedom

8. JusticeJustice as honesty

Human rights, equality and impartiality

Social justice (equal distribution)

Justice as the rule of law 9. Guilt and

crime

Damage and harm as moral reasons of guilt

Crime as a violation of law

Causes of crime

Principles of democracy: participation, delegation and representation

Three branches of the government

Civil service: duties and powers

Government control: accountability, obligation to provide information

Mass media as the fourth branch of the government 11. Career

planning  What I can and what I wantCriteria for the choice of profession

Criteria for the choice of employment

Selain memberikan bekal karakter yang anti-korupsi, dunia pendidikan juga perlu memberikan pemahaman terkait korupsi dan tindakan anti-korupsi yang baik. Sehingga dalam memberikan pemahaman tersebut sekolah/lembaga pendidikan yang lain perlu berinovasi dan berkreasi dalam memberikan pemahaman terkait korupsi dan anti-korupsi. Salah satu inovasi yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan yang menarik saat proses transfer of knowledge dan transfer of value.

(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Yogyakarta pada Kelas VII semester 2 (genap) TA. 2017/2018. SMP N 1 Yogyakarta beralamatkan di Jl. Cik Di Tiro No. 29 Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55223. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2018.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2006:77).

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain ini digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 2006:79).

Tabel. 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan (X) Posttest

Eksperimen O1 XE O2

Kontrol O1 XK O2

Keterangan:

O1 : Pretest kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen

O2 : Posttest kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen (diberikan angket) XE : Perlakuan kelas eksperimen dengan pembelajaran kontekstual.

XK : perlakuan kelas kontrol dengan pembelajaran kontekstual D. Prosedur Penelitian

(17)

Kegiatan yang akan dilaksanakan berupa penyusunan RPP dan mempersiapkan media serta bahan ajar sesuai dengan materi yang dugunakan. Selain itu kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah menyusun instrumen, melakukan uji coba serta mengolah hasil uji coba instrumen yang akan digunakan pada pretest dan posttest.

2. Tahap Pengambilan Data

Tahap ini akan dilalui denan memberikan pretest pada kedua kelas. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan berupa proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang disusun. Setelah proses perlakuan selesai maka aka nada posttest pada kedua kelas tersebut.

3. Tahap Akhir

Di tahap akhir ini peneliti akan melakukan pengolahan data dan penganalisisan data yang diperoleh. Selain itu peneliti akan melakukan uji hipotesis penelitian sampai pada pengambilan kesimpulan.

E. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini hanya ada dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Varibel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Variabel Bebas (X) : Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Variabel Terikat (Y) : Pendidikan Anti-Korupsi

F. Populasi dan Sampel

Penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP N 1 Yogyakarta. Sedangkan untuk sampelnya adalah 2 kelas secara acak. Teknik sampling yang akan digunakan adalah Cluster Random Sampling.

G. Teknik Pengumpulan Data

(18)

untuk non tes digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Non tes yang digunakan adalah kuisioner/angket.

H. Instrumen Penelitian

(19)

I. Teknik Analisis Data Tes

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data

Untuk penganalisaan data dalam penelitian ini akan digunakan uji statistic dengan menggunakan uji-t. Tetapi sebelum dilakukan uji-t terlebih dahulu akan melakukan uji normalitas dan uji homogenits sebagai prasyarat melakukan analisis data.

2. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual terhadap pemahaman siswa yang siginifikan pada pendidikan anti-korupsi.

J. Teknik Analisis Data Non Tes

Data angket dianalisis akan menggunakan analisis statistic deskriptif , yang kemudian data yang diperoleh dirubah ke dalam bentuk presentase.

K. Hipotesis Statistik

(20)

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN A. Biaya Penelitian

Komponen anggaran biaya penelitian terdiri dari honor, biaya bahan habis pakai, biaya sewa, dan biaya perjalanan. Untuk rincian detailnya terlampir. B. Jadwal Kegiatan

Untuk jadwal kegiatan tertera di tabel di bawah ini. Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan No

. Kegiatan

Waktu (Bulan)

I II III

1. Menyusun instrumen penelitian 2. Observasi lapangan

3. validasi dan reliabilitas instrumen 4. Pre tes untuk subjek penelitian 5. Terjuan di lapangan

6. Post test untuk subjek penelitian

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Anti-Corruption Clearing House KPK. (2017). Rekapitulasi Tindak Pidana Korupsi. Diakses dari https://acch.kpk.go.id/id/statistik/tindak-pidana-korupsi pada Hari Rabu, 25 Oktober 2017 pukul 13.30 WIB

Bettye P. Smith. (2010). Instructional Strategies In Family And Consumer Sciences: Implementing The Contextual Teaching And Learning Pedagogical Model. Journal Of Family & Consumer Sciences Education, 28(1), P. 23-38.

Boris Begovic. (2005). Corruption: Concepts, Types, Causes, and Consequences.Presented in ECONOMIC REFORM Feature Service, Center for International Private Enterprise. Washington , DC USA

Epon Ningrum. (23 September 2009). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning). Makalah Disajikan Dalam Pelatihan Dan Workshop Model-Model Pembelajaran Dalam Persiapan Rsbi Di Kabupaten Karawang.

Hasnawati. (2006). Pendekatan Contextual Teaching Learning Hubungannya Dengan Evaluasi Pembelajaran. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 3 Nomor 1, hlm. 53-62.

Ki Hadjar Dewantara. (2011). Bagian Pertama: Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa.

Kokom Komalasari, (2009) . The Effect Of Contextual Learning In Civic Education On Students' Civic Competence. Journal Of Social Sciences 5(4). p.261-270.

Lalu Suparman, A.A.I.N Marhaeni & N. Dantes. (2013). The Effect Of Contextual Teaching And Learning Approach And Achievement Motivation Upon Students' Writing Competency For The Tenth Grade Students Of Sman 1 Keruak In The Academic Year 2012-2013. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Volume 1, p.—

Modern Didactic Centre. (2006). Anti-Corruption Education At School, Methodical Material For General And Higher Education Schools. (UDK 37.035, An-143). Klaipėdos St. 6, Lt-01117 Vilnius, Republic Of Lithuania: Garnelis Publishing.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

(22)

Sujarwo. (21 November 2007). Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran di SMP. Di sampaikan dalam Kegiatan In-House Training (IHT) Pembelajaran Kontekstual di SMP MTA Gemolong Sragen. Sragen, Jawa Tengah.

Suyono dan Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tilaar, H.A.R. (2000). Pendidikan, Kebudayaan, Dan Masyarakat Madani Indonesia, Strategi

Reformasi Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja Rosdakaya.

Transparency International. (2013). Global Corruption Report : Education. (----). Oxford, UK: Routledge.

Transparency International. (January 2017). Corruption Perception Index-2016. (No. CC BY-ND 4.0). Germany: Transparency International.

Transparency International. (2017). What is Corruption ?. Diakses dari https://www.transparency.org/what-is-corruption pada tanggal 25 Oktober 2017 pukul 10.35 WIB.

Udin Syaefudin Sa’ud. (2009). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

United State Academy for International Development. (January, 2005). USAID Anti-Corruption Strategy. (No. PD-ACA-557). Washington, DC: USAID

Undang Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Vito Tanzi. (1998). Corruption Around the World : Causes, Consequences, Scope amd Cures. (International Monetary Fund Working Paper No. WP 98/63).

(23)

Lampiran C. Justifikasi Anggaran

1. Honorarium

Honor Honor/Jam Waktu Minggu Honor

(Rp) (Jam/Minggu) Keseluruhan

Pelaksana 1 45.000 3 6 810.000

Pelaksana 2 45.000 3 6 810.000

Pelaksana 3 45.000 3 6 810.000

Pelaksana 4 45.000 3 4 540.000

2. Pembelian Bahan Habis Pakai

Subtotal

Honor(Rp) 2.970.000

Material Justifikasi Kuantitas satuanHarga Harga

Pembelian (Rp) Keseluruhan

Kertas HVS 3 Rim 42.000 126.000

Spidol Snowman

Boardmarker 12 Biji 7.000 84.000

ATK 1 Paket 50.000 50.000

Alat Game Siswa 30 Paket 15.000 450.000

3. Perjalanan

Subtotal Bahan Habis Pakai(Rp) 710.000

Perjalanan Justifikasi Kuantitas satuanHarga Biaya

Perjalanan (Rp) Keseluruhan

Perjalanan pelaksana 1

ke lokasi penelitian 6 50.000 300.000

Perjalanan pelaksana 1

ke lokasi penelitian 6 50.000 300.000

Perjalanan pelaksana 1

ke lokasi penelitian 6 50.000 300.000

Subtotal Perjalanan(Rp) 900.000

4. Sewa

Material Justifikasi Kuantitas satuanHarga Harga

Sewa (Rp) Keseluruhan

Printer 1 325.000 325.000

LCD Proyektor 1 1.000.000 1.000.000

(24)

Lampiran D. SUSUNAN ORGANISASI PENELITI NO

. NAMA INSTANSIASAL BIDANGILMU URAIAN TUGAS

1. A.Budiyanto, S.Pd SDIT Salsabila

Al Muthi’in Kependidikan (Pend. Guru SD)

Ketua Peneliti merancang dan mengkoordinasikan persiapan, pelaksanaan dan pelaporan penelitian 2. Gisela Luigi Septiana,

S.I.Kom

Universitas Brawijaya

Sosial (Ilmu Komunikasi)

Bidang Komunikasi (Juru Bicara Tim)

3. Ika Tri Munawaroh, S.Pd PPPPTK Matematika

Pendidikan Matematika

(25)

Lampiran E. BIODATA KETUA/ANGGOTA PENELITI

3. Tempat dan Tanggal Lahir Wonosobo, 12 Februari 1992

4. NIP/NIK/KTP 3307151202920004

5. Asal Institusi SDIT Salsabila Al Muthi’in

6. Alamat Institusi Jln. Cendrawasih, Maguwo, Banguntapan, Bantul

7. Jabatan Guru Kelas IVB

8. E-mail a.budiyanto92@yahoo.com

9. Nomor Telp/HP 085747929976

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama PT Universitas Negeri Yogyakarta -

-Bidang Ilmu Kependidikan (Pend. Guru SD) -

-C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian PendanaanSumber

1 2015 Peran Guru Dalam Mengembangkan Kepedulian Sosial Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran di Sekolah Dasar

Mandiri

2 2015 Hubungan Pemahaman Wawasan Nusantara dengan Sikap Bela Negara Peserta Didik Kelas 4 Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta

Mandiri

D. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 tahun terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun 1. Hubungan Pemahaman Wawasan

Nusantara dengan Sikap Bela Negara Peserta Didik Kelas 4 Sekolah Dasar di Kota Yogyakarta

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan keyataan, saya menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan kompetisi proposal penelitian Jurnal Integritas.

(26)

A.Budiyanto, S.Pd BIODATA ANGGOTA PENELITI

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Gisela Luigi Septiana, S.I.Kom

2. Jenis Kelamin Perempuan

3. Tempat dan Tanggal Lahir Luwuk, 10 September 1993

4. NIP/NIK/KTP 3573015009930002

5. Asal Institusi Brawijaya

6. Alamat Institusi Jl. Veteran Malang 7. Jabatan

8. E-mail Giselaluigis@gmail.com

9. Nomor Telp/HP 081333192315

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama PT Universitas Brawijaya -

-Bidang Ilmu Ilmu Komunikasi -

-C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Sumber Pendanaan

1 2015-2016 Press release sebagai strategi image restoration Air Asia pasca kecelakaan QZ 8501 (Studi analisis isi kuantitatif pada press release Air Asia)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Brawijaya

2 2016-2017 TerroDet: Sistem Pendeteksi Serangan

Terorisme di Indonesia menggunakan metode Naïve Bayes

Ongoing

D. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 tahun terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun 1.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan keyataan, saya menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan kompetisi proposal penelitian Jurnal Integritas.

(27)

Gisela Luigi Septiana

3. Tempat dan Tanggal Lahir Ponorogo, 13 Juni 1992

4. NIP/NIK/KTP 35021653069200002

5. Asal Institusi PPPPTK Matematika

6. Alamat Institusi Jl. Kaliurang KM 6,5 Condong Catur, Sleman, Yogyakarta

Bidang Ilmu Pendidikan Matematika -

-C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian PendanaanSumber

1 2013 s.d 2014 Metode Pelabelan Super Simpul Ajaib Pada Graph Siklis

Mandiri

2 2014 s.d 2015 Algoritma Pelabelan Super Simpul Ajaib Pada Graph Siklis

Dosen Pembimbing D. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 tahun terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun

1. - -

-Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan keyataan, saya menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan kompetisi proposal penelitian Jurnal Integritas.

(28)
(29)

Lampiran F.

SURAT PERNYATAAN KOMITMEN Yang bertandatangan di bawah ini :

1. Nama Lengkap : A.Budiyanto, S.Pd

2. NIP/NIK/KTP : 3307151202920004

3. Asal Institusi : SDIT Salsabila Al Muthi’in

4. Jabatan : Guru Kelas IVB

5. Nomor Telp/HP : 085747929976

6. Alamat Surel/E-mail : a.budiyanto92@yahoo.com

Dengan ini menyatakan bahwa proposal saya dengan judul Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Terhadap Pendidikan Anti-Korupsi Siswa Kelas VII SMP N 1 Yogyakarta yang diusulkan untuk Kompetisi Proposal Penelitian Jurnal Integritas untuk tahun 2018 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataaan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penugasan yang sudah diterima ke Kas Negara.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-beanarnya.

Yogyakarta, 26 Oktober 2017 Yang membuat Pernyataan,

Gambar

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Apabila koperasi sekolah itu menginginkan untung 20%, maka barang itu harus dijual dengan harga..a. Bruto dari 6 kantong gula pasir adalah 180 kg dan memiliki tara

maka Pokja Pengadaan Barang, Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya Pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Anggaran 2014 mengumumkan Paket tersebut di

Menurut kedua ahli tersebut, pertumbuhan dan perkembangan anak secara umum mencakup tiga area besar yang ada dalam sistem saraf pusat yang berpengaruh pada

Menurut Stainback (dalam Sugiyono 2001, hlm 243) menyatakan bahwa “belum ada panduan dalam penelitian kualitatif untuk menetukan berapa banyak data dan analisis yang

Respons Pertumbuhan dan Produksi Kedelai Hasil Seleksi Terhadap Pemberian Asam Askorbat dan Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskular di Tanah Salin.. Universitas

[r]

Penggunaan metode dalam penelitian merupakan alat untuk dapat mengumpulkan data dalam sebuah penelitian juga untuk melihat kedalaman dari sebuah masalah,

Tujuan penelitian untuk melihat hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.. Desain penelitian