• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesantunan Kalimat BAHASA INDONESIA. pptx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kesantunan Kalimat BAHASA INDONESIA. pptx"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Kesantunan

Kalimat

Ayu Nur Hidayati 12030112130255 Ega Wibi Prakoso 12030112140175 Gita Tri Rahayu 12030112140082

Guhti Ayu Sri Wardani 12030112130075

Harley Sulistyo G S 12030112130275 Mufidah Triyas Pratiwi

12030112130285

(2)

1.

Kesesatan Kalimat

Dalam

berkomunikasi

bahasa

dibuat

dengan cara menyusun gagasan ke dalam

kalimat. Kadang-kadang gagasan yang

terkandung di dalam kalimat tidak

tersampaikan dengan baik kepada orang

lain. Hal ini yang disebut dengan

kesesatan kalimat.

(3)

Jika nama penumpang tidak sama dengan nama yang tercantum

di dalam tiket, maka pengangkut udara mempunyai hak menolak orang yang namanya berbeda dengan nama yang tercantum di dalam tiket tersebut dan dengan demikian keberangkatan orang tersebut menjadi tidak jadi.

Dengan ini kami atas nama jurusita saya beritahukan bahwa

ia/mereka dapat menjawab gugatan tersebut secara lisan/ tertulis yang ditandatangani olehnya sendiri atau oleh kuasanya dan diajukan dalam persidangan dan kepada penggugat saya beritahukan juga bahwa untuk menguatkandalil-dalilnya ia/mereka dapat mengajukan surat-surat bukti atau ada dalam persidangan yang telah ditentukan tersebut di atas.

(4)

kesesatan dibedakan menjadi:

1. Kesesatan formal

Kesesatan yang dilakukan karena bentuk

(forma) penalaran yang tidak tepat atau tidak

sahih.

Contoh: Semua korupsi tidak disenangi (mayor).

Sebagian pejabat korupsi (minor).

∴ Sebagian pejabat tidak disenangi

(konklusi).

2. Kesesatan material

Kesesatan yang terutama menyangkut isi

(materi) penalaran.

(5)

Namun terlepas dari persoalan di atas, dalam

teks sastra, terkadang unsur fiksionalitas

membutuhkan kesesatan, atau lebih tepatnya

penyimpangan (Segers, 2000:92).

Menurut Segers, kesimpulan tampaknya

menjamin bahwa norma-norma fiksionalitas dan

penyimpangan bahasa sering merupakan dua sisi

sebuah uang logam: penyimpangan bahasa

sering berperan sebagai indikator fiksionalitas,

dan

fiksionalitas

mungkin

membutuhkan

penyimpangan.

(6)

Gagasan yang tercantum dalam kalimat sering

kali tidak tersampaikan karena penggunaan kata

yang boros.

Beberapa contoh kata dan frasa yang dapat

dihemat seperti:

Jika.., maka...

Jika..., ... atau... Maka ....

Tidak sama

Berbeda

Mempunyai hak Berhak

Pengangkut udara

Maskapai

Tidak jadi

Batal

Kesantunan Kalimat

1.

(7)

a. Hindari pengulangan subjek

Contoh :

Jika penumpang berbeda namanya dengan tiket, penumpang batal berangkat.

Seharusnya

Jika berbeda namanya dengan tiket, penumpang batal berangkat.

b. Hindari pemakaian superordinat pada hiponimi kata

Contoh:

Pada hari Kamis tanggal 25 Januari 2007 Direktur PT Pelangi Renata Kanaratih Jaya yang berbendera warna merah, kuning, dan hijau meresmikan berdirinya perusahaan yang memproduksi lampu neon.

Seharusnya

Kamis, 25 Januari 2007 Direktur PT Pelangi Renata Kanaratih Jaya yang berbendera merah, kuning, dan hijau meresmikan berdirinya perusahaan yang memproduksi neon.

(8)

c. Hindari dua kata yang bersinonim dipakai dalam sebuah kalimat

Contoh:

Lembaga pendidikan yang sedang berkembang itu

memerlukan berbagai para ahli seperti misalnya ahli hukum, komputer, ekonomi, dan lain – lain.

Seharusnya

Lembaga pendidikan yang sedang berkembang itu memerlukan berbagai para ahli seperti ahli hukum, komputer, dan ekonomi.

atau

Lembaga pendidikan yang sedang berkembang itu

(9)

Kecermatan yang berarti cermat dan tepat

dalam penggunaan diksi.

Agar tercapai kecermatan dan ketepatan

diksi, anda harus memperhatikan

pernyataan-pernyataan berikut ini.

a

. Hindari penanggalan awalan

Contoh :

Saya keberatan jika harus mencantumkan nama asli dari orang tersebut karena alasan keamanan.

Seharusnya :

Saya berkeberatan jika harus mencantumkan nama asli dari orang tersebut karena alasan keamanan.

2.

(10)

b. Hindari peluluhan bunyi /c/

Contoh :

Ia sangat menyintai pacarnya sehingga menyiptakan

lagu untuk dibawakan pada saat pernikahan nya kelak. Seharusnya :

Ia sangat mencintai pacarnya sehingga menciptakan

lagu untuk dibawakan pada saat pernikahan nya kelak.

 

c. Hindari bunyi /s/ , /p/ , /t/ , dan /k/ yang tidak luluh

Contoh :

Tanpa mengesampingkan segala urusan pendidikannya sebagai mahasiswa, ia tetap berusaha dalam

memromosikan brand fashionnya, dan

mensosialisasikan lewat acara-acara pameran bulanan. Seharusnya :

Tanpa mengkesampingkan segala urusan

pendidikannya sebagai mahasiswa, ia tetap berusaha dalam mempromosikan brand fashionnya, dan

(11)

d. Hindari penggunaan kata yang ambigu

Contoh :

Istri Wakil Pimpinan PT. Maxxis yang lama itu ingin mengeluarkan desain mainan terbarunya pada saat ulang tahun perusaahan yang ke-10.

(12)

Kalimat

efektif

harus

mengandung

kesejajaran (paralelisme) antara gagasan

yang diungkapkan dan bentuk bahasa

sebagai

sarana

pengungkapnya.  Jika

dilihat dari segi bentuknya, kesejajaran

itu dapat menyebabkan keserasian. Jika

dilihat dari segi makna atau gagasan

yang diungkapkan, kesejajaran itu dapat

menyebabkan

informasi

yang

diungkapkan menjadi sistematis sehingga

mudah dipahami.

3.

(13)

a.      Kesejajaran Bentuk

Bentuk kalimat yang tidak tersusun secara sejajar dapat mengakibatkan kalimat itu tidak serasi.

Contoh 

1. Buku itu telah lama dicari, tetapi Dodi belum menemukannya.

2. Peneliti

sudah mengambil data, mencatatnyakemudian dianalisis, dan dibahas.

Seharusnya

3. Buku itu telah dicari, tetapi belum ditemukan oleh Dodi.

• Dodi telah lama mencari buku itu, tetapi belum menemukannya.

2. Peneliti sudah mengambil data,

kemudian mencatatnyamenganalisis, danmembahasnya.

Kalimat di atas tidak sejajar karena menggunakan bentuk kata kerja pasif (dicari) yang dikontraskan dengan bentuk aktif (menemukan).

Agar sejajar, kedua bagian kalimat tersebut harus

menggunakan bentuk pasif semuanya atau bentuk aktif semuanya.

(14)

b. Kesejajaran Makna

Unsur lain yang harus diperhatikan dalam pemakaian suatu bahasa adalah segi penalaran atau logika.

Kesejajaran makna ini berkaitan erat dengan penalaran. Penalaran dalam sebuah kalimat merupakan masalah yang mendasari penataan gagasan. Penalaran sangat berhubungan dengan jalan pikiran. Jalan pikiran penulis turut menentukan baik tidaknya kalimat yang dibuat, mudah tidaknya kalimat tersebut dipahami sesuai pemikiran penulis.

Contoh

Masyarakat mengecam keras atas

terjadinya pembunuhan 21 warga Palestinayang tewas dan 200 lainnya yang luka-luka.

Seharusnya

Masyarakat mengecam keras atas terjadinya peristiwa yang mengakibatkan 21 warga Palestina tewas dan 200 lainnya luka-luka.

(15)

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yg mengungkapkan pikiran secara utuh, memiliki unsur gramatikal terdapat subjek dan predika, serta memiliki kesenyapan.

Keharmonisan kalimat artinya setiap kalimat yg dibuat harus harmonis antara pola berpikir dan struktur bahasa.

Agar kalimat harmonis, setiap kalimat yg dibuat harus mempunyai kejelasan unsur-unsur gramatikalnya seperti subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan.

4.

(16)

Unsur – unsur Gramatikal yang Harus

Diperhatikan dalam Keharmonisan Kalimat

a. Subjek

Subjek (P) adalah bagian kalimat yg menunjukkan

pelaku, tokoh, benda, sesuatu hal, atau suatu masalah yg menjadi pangkal atau pokok pembicaraan.

Ciri-ciri subjek yaitu jawaban apa atau siapa, disertai kata petunjuk, memiliki keterangan pembahas yang,

didahului kata bahwa, dan tidak didahului kata depan.

Contoh:

1) Leonardo da Vinci/ adalah seorang pelukis yang terkenal.

S

2) Lukisannya yang terkenal itu/ bernama/ Monalisa. S

3) Bahwa Leonardo da Vinci merupakan pelukis yang terkenal/

(17)

b. Predikat

Predikat (P) adalah bagian kalimat yg memberi tahu melakukan apa atau dalam keadaan bagaimana

subjek. Predikat dapat juga berupa sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri subjek.

Ciri-ciri predikat yaitu berupa kata kerja bukan

berupa kata kerja ; disertai aspek bahasa; disertai kata adalah, yaitu dan merupakan ; dapat

diingkarkan.

Contoh:

1) Leonardo da Vinci/ adalah seorang pelukis ang terkenal.

P

2) Lukisannya yang terkenal itu/ bernama/ Monalisa

(18)

c. Objek dan Pelengkap

Objek dan pelengkap adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.

Ciri –ciri objek dan pelengkap :

1. Objek dan pelengkap berada di belakang kalimat 2. Objek bisa menjadi subjek pada kalimat pasif

3. Pelengkap tak bisa menjadi subjek pada kalimat pasif

Contoh :

1) Lukisannya yang terkenal/ bernama / Monalisa pelengkap

2) Leonardo da Vinci/ menguasai / pengetahuan tentang

objek

(19)

d. Keterangan

Keterangan ialah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian lainnya.

Ciri-ciri keterangan :

1. Berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, kepada, terhadap dan lain-lain.

2. Berupa kata, klausa 3. Didahului kata depan 4. Tidak terikat posisi 5. Bukan unsur utama

Jenis keterangan : waktu, tempat, cara, sebab, tujuan, tambahan.

Contoh :

1) Minggu depan akan dilaksanakan ujian tengah semester.

keterangan

2) Ibu memotong bawang dengan menggunakan pisau

(20)

5.

Kelogisan

Kelogisan merupakan suatu syarat dari kalimat efektif. Selain itu, kalimat efektif harus mudah dipahami. Kelogisan berhubungan dengan bernalar atau tidaknya suatu kalimat.

Suatu susunan kalimat dianggap logis apabila kalimat itu mengandung makna yang bisa diterima akal. Ketidaklogisan bisa terjadi karena isi kalimat atau struktur kalimat yang dibangun.

(21)

a. Penggunaan unsur gramatikal

yang tidak logis

Banyak kalimat yang sering dipakai padahal kalimat tersebut tidak memiliki kelogisan.

Seperti :

“Waktu dan tempat saya persilahkan.” Seharusnya

Bapak penceramah, saya persilahkan untuk menempati podium.”

(22)

b. Kata penghubung yang tidak logis

 

Penggunaan kata penghubung yang tidak tepat dapat membuat suatu kalimat menjadi tidak logis. Dalam bahasa Indonesia, terdapat dua kata penghubung, yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat.

Intrakalimat adalah kata yang menghubungkan

anak kalimat dengan induk kalimat atau sebaliknya.

Contoh :

... karena ….. ….., dan ….. ….. sehingga ….. ….., atau ….. Walaupun ….., ….. ….., seperti ….. Jika ….., ….

(23)

Antarkalimat adalah kata yang

menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya.

Contoh :

Jadi, ….. Pertama, ….. Oleh karena itu, ….. Kedua, …..

Referensi

Dokumen terkait

Perlu dibahas element-element penting untuk mendukung implementasi rantai peringatan seperti : Back up Posko 24/7 BPBD ditingkat Provinsi, Kapasitas Staff Posko, Soft

Audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi, guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaanguna memberikan

Pada Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 24 tentang Dana Perimbangan dinyatakan bahwa Dana alokasi khusus, selanjutnya disebut DAK adalah dana

Berdasarkan hasil penelitian dapat digambarkan bahwa rata-rata perilaku kesehatan mahasiswa Fakultas Ilmu Olahraga Universitas Negeri Surabaya yang terdiri dari

Bila pasokan darah ibu terbatas seperti yang terjadi pada penyakit hipertensi dalam kehamilan, penuaan plasenta sebelum saatnya, kehamilan postmatur, hiperaktivitas

Kabel  jenis  ini  cocok  untuk  jaringan  rumah  atau  kantor.  Kabel  ini    mirip 

Penelitian mengenai pola penggunaan ruang bertengger kelelawar di Gua Putih Hutan Pendidikan Gunung Walat perlu dilakukan untuk menjadikan HPGW sebagai salah satu

Pengalaman Kesenangan (X4.3) ‘Pengalaman kesenangan’ konsumen sebagai salah satu indikator dari dimensi ‘motivasi’ memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar 0,3667