Kesantunan
Kalimat
Ayu Nur Hidayati 12030112130255 Ega Wibi Prakoso 12030112140175 Gita Tri Rahayu 12030112140082
Guhti Ayu Sri Wardani 12030112130075
Harley Sulistyo G S 12030112130275 Mufidah Triyas Pratiwi
12030112130285
1.
Kesesatan Kalimat
Dalam
berkomunikasi
bahasa
dibuat
dengan cara menyusun gagasan ke dalam
kalimat. Kadang-kadang gagasan yang
terkandung di dalam kalimat tidak
tersampaikan dengan baik kepada orang
lain. Hal ini yang disebut dengan
kesesatan kalimat.
Jika nama penumpang tidak sama dengan nama yang tercantum
di dalam tiket, maka pengangkut udara mempunyai hak menolak orang yang namanya berbeda dengan nama yang tercantum di dalam tiket tersebut dan dengan demikian keberangkatan orang tersebut menjadi tidak jadi.
Dengan ini kami atas nama jurusita saya beritahukan bahwa
ia/mereka dapat menjawab gugatan tersebut secara lisan/ tertulis yang ditandatangani olehnya sendiri atau oleh kuasanya dan diajukan dalam persidangan dan kepada penggugat saya beritahukan juga bahwa untuk menguatkandalil-dalilnya ia/mereka dapat mengajukan surat-surat bukti atau ada dalam persidangan yang telah ditentukan tersebut di atas.
kesesatan dibedakan menjadi:
1. Kesesatan formal
Kesesatan yang dilakukan karena bentuk
(forma) penalaran yang tidak tepat atau tidak
sahih.
Contoh: Semua korupsi tidak disenangi (mayor).
Sebagian pejabat korupsi (minor).
∴ Sebagian pejabat tidak disenangi
(konklusi).
2. Kesesatan material
Kesesatan yang terutama menyangkut isi
(materi) penalaran.
Namun terlepas dari persoalan di atas, dalam
teks sastra, terkadang unsur fiksionalitas
membutuhkan kesesatan, atau lebih tepatnya
penyimpangan (Segers, 2000:92).
Menurut Segers, kesimpulan tampaknya
menjamin bahwa norma-norma fiksionalitas dan
penyimpangan bahasa sering merupakan dua sisi
sebuah uang logam: penyimpangan bahasa
sering berperan sebagai indikator fiksionalitas,
dan
fiksionalitas
mungkin
membutuhkan
penyimpangan.
Gagasan yang tercantum dalam kalimat sering
kali tidak tersampaikan karena penggunaan kata
yang boros.
Beberapa contoh kata dan frasa yang dapat
dihemat seperti:
Jika.., maka...
Jika..., ... atau... Maka ....
Tidak sama
Berbeda
Mempunyai hak Berhak
Pengangkut udara
Maskapai
Tidak jadi
Batal
Kesantunan Kalimat
1.
a. Hindari pengulangan subjek
Contoh :
Jika penumpang berbeda namanya dengan tiket, penumpang batal berangkat.
Seharusnya
Jika berbeda namanya dengan tiket, penumpang batal berangkat.
b. Hindari pemakaian superordinat pada hiponimi kata
Contoh:
Pada hari Kamis tanggal 25 Januari 2007 Direktur PT Pelangi Renata Kanaratih Jaya yang berbendera warna merah, kuning, dan hijau meresmikan berdirinya perusahaan yang memproduksi lampu neon.
Seharusnya
Kamis, 25 Januari 2007 Direktur PT Pelangi Renata Kanaratih Jaya yang berbendera merah, kuning, dan hijau meresmikan berdirinya perusahaan yang memproduksi neon.
c. Hindari dua kata yang bersinonim dipakai dalam sebuah kalimat
Contoh:
Lembaga pendidikan yang sedang berkembang itu
memerlukan berbagai para ahli seperti misalnya ahli hukum, komputer, ekonomi, dan lain – lain.
Seharusnya
Lembaga pendidikan yang sedang berkembang itu memerlukan berbagai para ahli seperti ahli hukum, komputer, dan ekonomi.
atau
Lembaga pendidikan yang sedang berkembang itu
Kecermatan yang berarti cermat dan tepat
dalam penggunaan diksi.
Agar tercapai kecermatan dan ketepatan
diksi, anda harus memperhatikan
pernyataan-pernyataan berikut ini.
a
. Hindari penanggalan awalanContoh :
Saya keberatan jika harus mencantumkan nama asli dari orang tersebut karena alasan keamanan.
Seharusnya :
Saya berkeberatan jika harus mencantumkan nama asli dari orang tersebut karena alasan keamanan.
2.
b. Hindari peluluhan bunyi /c/
Contoh :
Ia sangat menyintai pacarnya sehingga menyiptakan
lagu untuk dibawakan pada saat pernikahan nya kelak. Seharusnya :
Ia sangat mencintai pacarnya sehingga menciptakan
lagu untuk dibawakan pada saat pernikahan nya kelak.
c. Hindari bunyi /s/ , /p/ , /t/ , dan /k/ yang tidak luluh
Contoh :
Tanpa mengesampingkan segala urusan pendidikannya sebagai mahasiswa, ia tetap berusaha dalam
memromosikan brand fashionnya, dan
mensosialisasikan lewat acara-acara pameran bulanan. Seharusnya :
Tanpa mengkesampingkan segala urusan
pendidikannya sebagai mahasiswa, ia tetap berusaha dalam mempromosikan brand fashionnya, dan
d. Hindari penggunaan kata yang ambigu
Contoh :
Istri Wakil Pimpinan PT. Maxxis yang lama itu ingin mengeluarkan desain mainan terbarunya pada saat ulang tahun perusaahan yang ke-10.
Kalimat
efektif
harus
mengandung
kesejajaran (paralelisme) antara gagasan
yang diungkapkan dan bentuk bahasa
sebagai
sarana
pengungkapnya. Jika
dilihat dari segi bentuknya, kesejajaran
itu dapat menyebabkan keserasian. Jika
dilihat dari segi makna atau gagasan
yang diungkapkan, kesejajaran itu dapat
menyebabkan
informasi
yang
diungkapkan menjadi sistematis sehingga
mudah dipahami.
3.
a. Kesejajaran Bentuk
Bentuk kalimat yang tidak tersusun secara sejajar dapat mengakibatkan kalimat itu tidak serasi.
Contoh
1. Buku itu telah lama dicari, tetapi Dodi belum menemukannya.
2. Peneliti
sudah mengambil data, mencatatnya, kemudian dianalisis, dan dibahas.
Seharusnya
3. Buku itu telah dicari, tetapi belum ditemukan oleh Dodi.
• Dodi telah lama mencari buku itu, tetapi belum menemukannya.
2. Peneliti sudah mengambil data,
kemudian mencatatnya, menganalisis, danmembahasnya.
Kalimat di atas tidak sejajar karena menggunakan bentuk kata kerja pasif (dicari) yang dikontraskan dengan bentuk aktif (menemukan).
Agar sejajar, kedua bagian kalimat tersebut harus
menggunakan bentuk pasif semuanya atau bentuk aktif semuanya.
b. Kesejajaran Makna
Unsur lain yang harus diperhatikan dalam pemakaian suatu bahasa adalah segi penalaran atau logika.
Kesejajaran makna ini berkaitan erat dengan penalaran. Penalaran dalam sebuah kalimat merupakan masalah yang mendasari penataan gagasan. Penalaran sangat berhubungan dengan jalan pikiran. Jalan pikiran penulis turut menentukan baik tidaknya kalimat yang dibuat, mudah tidaknya kalimat tersebut dipahami sesuai pemikiran penulis.
Contoh
Masyarakat mengecam keras atas
terjadinya pembunuhan 21 warga Palestinayang tewas dan 200 lainnya yang luka-luka.
Seharusnya
Masyarakat mengecam keras atas terjadinya peristiwa yang mengakibatkan 21 warga Palestina tewas dan 200 lainnya luka-luka.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yg mengungkapkan pikiran secara utuh, memiliki unsur gramatikal terdapat subjek dan predika, serta memiliki kesenyapan.
Keharmonisan kalimat artinya setiap kalimat yg dibuat harus harmonis antara pola berpikir dan struktur bahasa.
Agar kalimat harmonis, setiap kalimat yg dibuat harus mempunyai kejelasan unsur-unsur gramatikalnya seperti subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan.
4.
Unsur – unsur Gramatikal yang Harus
Diperhatikan dalam Keharmonisan Kalimat
a. Subjek
Subjek (P) adalah bagian kalimat yg menunjukkan
pelaku, tokoh, benda, sesuatu hal, atau suatu masalah yg menjadi pangkal atau pokok pembicaraan.
Ciri-ciri subjek yaitu jawaban apa atau siapa, disertai kata petunjuk, memiliki keterangan pembahas yang,
didahului kata bahwa, dan tidak didahului kata depan.
Contoh:
1) Leonardo da Vinci/ adalah seorang pelukis yang terkenal.
S
2) Lukisannya yang terkenal itu/ bernama/ Monalisa. S
3) Bahwa Leonardo da Vinci merupakan pelukis yang terkenal/
b. Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yg memberi tahu melakukan apa atau dalam keadaan bagaimana
subjek. Predikat dapat juga berupa sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri subjek.
Ciri-ciri predikat yaitu berupa kata kerja bukan
berupa kata kerja ; disertai aspek bahasa; disertai kata adalah, yaitu dan merupakan ; dapat
diingkarkan.
Contoh:
1) Leonardo da Vinci/ adalah seorang pelukis ang terkenal.
P
2) Lukisannya yang terkenal itu/ bernama/ Monalisa
c. Objek dan Pelengkap
Objek dan pelengkap adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.
Ciri –ciri objek dan pelengkap :
1. Objek dan pelengkap berada di belakang kalimat 2. Objek bisa menjadi subjek pada kalimat pasif
3. Pelengkap tak bisa menjadi subjek pada kalimat pasif
Contoh :
1) Lukisannya yang terkenal/ bernama / Monalisa pelengkap
2) Leonardo da Vinci/ menguasai / pengetahuan tentang
objek
d. Keterangan
Keterangan ialah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian lainnya.
Ciri-ciri keterangan :
1. Berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, kepada, terhadap dan lain-lain.
2. Berupa kata, klausa 3. Didahului kata depan 4. Tidak terikat posisi 5. Bukan unsur utama
Jenis keterangan : waktu, tempat, cara, sebab, tujuan, tambahan.
Contoh :
1) Minggu depan akan dilaksanakan ujian tengah semester.
keterangan
2) Ibu memotong bawang dengan menggunakan pisau
5.
Kelogisan
Kelogisan merupakan suatu syarat dari kalimat efektif. Selain itu, kalimat efektif harus mudah dipahami. Kelogisan berhubungan dengan bernalar atau tidaknya suatu kalimat.
Suatu susunan kalimat dianggap logis apabila kalimat itu mengandung makna yang bisa diterima akal. Ketidaklogisan bisa terjadi karena isi kalimat atau struktur kalimat yang dibangun.
a. Penggunaan unsur gramatikal
yang tidak logis
Banyak kalimat yang sering dipakai padahal kalimat tersebut tidak memiliki kelogisan.
Seperti :
“Waktu dan tempat saya persilahkan.” Seharusnya
“Bapak penceramah, saya persilahkan untuk menempati podium.”
b. Kata penghubung yang tidak logis
Penggunaan kata penghubung yang tidak tepat dapat membuat suatu kalimat menjadi tidak logis. Dalam bahasa Indonesia, terdapat dua kata penghubung, yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat.
• Intrakalimat adalah kata yang menghubungkan
anak kalimat dengan induk kalimat atau sebaliknya.
Contoh :
... karena ….. ….., dan ….. ….. sehingga ….. ….., atau ….. Walaupun ….., ….. ….., seperti ….. Jika ….., ….
• Antarkalimat adalah kata yang
menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya.
Contoh :
Jadi, ….. Pertama, ….. Oleh karena itu, ….. Kedua, …..