Ragam kesalahan bahasa
Kesalahan berbahasa adalah suatu peristiwa yang bersifat inheren (melekat) dalam setiap pemakaian bahasa baik secara lisan maupun tulis. Kesalahan-kesalahan berbahasa ini menyebabkan gangguan terhadap peristiwa komunikasi, kecuali dalam hal pemakaian bahasa secara khusus seperti dalam lawak, jenis iklan tertentu, serta dalam puisi. Dalam pemakaian bahasa secara khusus itu, kadang-kadang kesalahan berbahasa sengaja dibuat atau disadari oleh penutur untuk mencapai efek tertentu sepeti lucu, menarik perhatian dan mendorong berpikir lebih intens.
Ada banyak jenis kesalahan bahasa berdasarkan struktur internal bahasa, seperti kesalahan fonologis, morfologis, sintaksis, gramatikal, dan kosa kata. Masing-masing jenis kesalahan tersebut memiliki karakteristik dan aturan yang berbeda, namun kesalahan tersebut dapat mempengaruhi makna dan pemahaman kalimat. Oleh karena itu penting untuk selalu memperhatikan struktur bahasa ketika menulis atau berbicara. Memahami kaidah tata bahasa dan penggunaan kata yang tepat dapat membantu pembaca atau pendengar memahami pesan yang disampaikan dengan jelas dan tepat.
Tarigan dan Suliastianingsih (1998) mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi meliputi perubahan pengucapan fonem, penghilangan fonem, penambahan fonem, dan perubahan bunyi diftong menjadi bunyi tunggal atau fonem tunggal.
Fonem
Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras makna. Misalnya /h/
adalah fonem karena harus membedakan makna harus dan arus. /b/ dan /p/ juga adalah fonem karena bara dan para memiliki makna yang berbeda.
Perubahan pengucapan fonem
Perubahan fonem vokal a menjadi e
Baku Tidak baku
Akta Akte
Masjid Mesjid
Pedas Pedes
Penghilangan fonem
Penghilangan fonem e
Baku Tidak baku
Jenderal Jendral
Majelis Majlis
Terampil Trampil
Penambahan fonem
Penambahan fonem fonem /a/
Baku Tidak baku
Narkotik Narkotika
Rohaniwan Rohaniawan
Pembentukkan gabungan atau gugus konsonan dari fonem konsonan tunggal
Pembentukkan gabungan atau gugus konsonan /dh/
Baku Tidak baku
Weda Wedha
Pembentukkan gabungan atau gugus konsonan /ss/
Baku Tidak
baku Wasala
m
Wassala m
Kesalahan morfologi
Kesalahan morfologi adalah kesalahan yang disebabkan salah memilih afiks, salah menggunakan kata ulang, salah menyusun kata majemuk, dan salah memilih bentuk kata (Tarigan, 1988:195). Kesalahan berbahasa dalam bidang morfologis sebagian besar berkaitan dengan bahasa tulis
Afiks
Afiks atau imbuhan adalah sesuatu yang ditambahkan ke dalam suatu kata. Afiks merupakan sebuah morfem terikat, artinya afiks tidak bisa berdiri sendiri melainkan harus terikat dengan morfem lain.
1. Prefiks atau Awalan, contoh: me-, di-, ter-, ke-, se-, pe-, ber-; contoh dalam kata melihat, digambar, terbaru, dll.
Contoh kalimat yang salah menggunakan prefiks Aku akan bermakan sayur
Kata tersebut salah karena memakai afiks yang salah. Seharusnya afiks yang dipakai adalah me-
2. Infiks atau Sisipan, contoh: -el-, -er-, -em-; contoh dalam kata gelegar, gerigi dan gemetar.
Contoh kalimat yang salah menggunakan infiks Gergaji tersebut memiliki geligi yang tajam
Kata geligi memakai infiks -el sehingga kata tersebut menjadi salah. Seharusnya memakai infiks -er.
3. Sufiks atau Akhiran, contoh: -i, -kan, -an; contoh dalam kata tangani, suguhkan dan bacaan.
Contoh kalimat yang salah menggunakan sufiks Bacakan tersebut terdapat di novel karya Fajar Shiddiq Kata baca seharusnya mendapat sufiks -an
4. Konfiks atau gabungan, contoh: ke-an, me-kan, me-i, ber-an; contoh dalam kata kearifan, menangani dan bersalaman
Contoh kalimat yang salah memakai konfiks Zahra menangakan masalah besar di dhb
Seharusnya kata yang salah mendapat konfiks me-i
Dikutip dari buku Pengembangan Buku Teks Sintaksis Bahasa Indonesia (2017) karya Awalludin, sintaksis adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari hubungan antarkata untuk membentuk frasa, klausa, serta kalimat.
1. Kalimat Berstruktur tidak Baku
Saya sangat nyaman jika dia jadi jadi sosok kakakbuwat saya.
Kalimat tersebut terbukti kalimat berstruktur tidak baku . Kata jadi termasuk kata yang tidak baku atau tidak tepat, karena tidak ada proses afiksasi dan tidak dihadirkan prefiks meN- pada
kata dasar jadi menjadi tidak gramatikal. Kata buwat pada kalimat (1) tidak gramatikal karena pilihan kata untuk melengkapi kalimat tersebut tidak tepat dan menjadi ketidakbakuan kata dalam kalimat. Oleh karena itu, bentuk benar data tersebut adalah.
Saya sangat nyaman jika dia menjadi sosok kakak buat saya.
2. Kalimat Ambigu
Dalam tahapan klasifikasi data kalimat ambigu terdapat bentuk kesalahan yang akan dipaparkan.
Kita harus pintar-pintar dalam memilih acara televisi yang kita lihat, jangan sampai kita terpengaruh oleh efek negatif dari acara televisi yang kita lihat.
Kalimat tersebut merupakan kalimat ambigu karena adanya penanda jamak penggunaan kata cukup satu penanda untuk menjelaskan, misalnya kata pintar-pintar dan kita lihat dan kata yang menujukkan subjek
cukup ditulis satu penanda saja. Dalam kalimat penjelas harus disisipi kata hubung dan. Oleh karena itu, ke tiga data bentuk benar bentuk benarnya adalah,
Kita harus pintar dalam memilih acara televisi dan jangan sampai terpengaruh oleh efek negative dari acara yang kita lihat.
3. Kalimat Yang Tidak Jelas
Menaiki sepeda motor bersama teman-teman di Boyolali.
Kalimat tersebut tidak jelas maknanya karena ada unsur kata yang tidak baku pada penulisan kalimat tersebut dan tidak dihadirkan unsur S. Kata menaiki tidak baku, bentuk bakunya adalah mengendarai sebagai unsur P memiliki maksud yang berhubungan dengan sepeda motor atau kendaraan. Dan kata di Boyolali merupakan unsur keterangan tambahan namun maksud pada kalimat ini baru akan dilakukan proses perjalanan, jadi bentuk kongkretnya dihadirkan afiksasi ke-. Oleh karena itu, bentuk benar pada data tersebut sebagai berikut.
Saya bersama teman-teman ke Boyolali mengendarai sepeda motor.
4. Diksi Yang Tidak Tepat dalam Membentuk Kalimat (4) Aku mempunyai sebuah teman.
(5) Tinggi pas-pasan dan biasanya bersepeda vega.
Kalimat (4) pilihan kata yang digunakan tidak tepat dan masih menggunakan kata-kata tutur yang sering diucapkan saat berkomunikasi. Kata sebuah menyatakan jumlah atau numeralia, jadi pilihan kata tidak baku. Oleh karena itu, bentuk benar data sebagai berikut
Aku mempunyai seorang teman.
Kalimat (5) pilihan kata yang digunakan bersinomin dan terjadi kesamaan makna pada kata pas-pasan, berarti sederhana, nomal, dan biasa. Kata tinggi ditambah dengan partikel –nya.
Kalimat (5) pilihan kata yang digunakan bersinomin dan terjadi kesamaan makna, kata terdapat berarti memiliki, mempunyai, diperoleh, dan ditemukan. Kata dikelasku, seharusnya dipenggal karena
menyatakan tempat. Oleh karena itu, bentuk benar ke dua data sebagai berikut.
Tingginya normal dan biasanya bersepeda Vega.
5. Kontaminasi Kalimat.
Perhatian banget ma muridnya.
Kalimat di atas tidak baku karena kata ma dan banget tidak ada dalam kaidah kebahasaan. Kalimat tersebut jika diucapkan secara lisan dapat dipahami, namun jika ditulis kalimat tersebut tidak baku dan terjadi kerancuan atau tidak beraturan maknanya, kalimat dapat dinyatakan efektif harus berdiri unsur S dan P. Oleh karena itu, bentuk benar kalimat tersebut sebagai berikut.
Perhatian sekali dengan muridnya.
6. Koherensi
Seekor kancil tersebut sangat nakal sekali, tubuhnya kecil mungil.
Kalimat di atas tidak koheren karena hubungan seekor dengan tubuhnya tidak padu. Kata seekor kancil menyatakan unsur S dan seharusnya di depan S disisipi aspek kata untuk menjelaskan S, dengan menambahkan kata ada. Kata tersebut dan sekali sebaiknya dihilangkan diganti dengan kata yang, dan untuk memadukan sebuah kalimat agar efektif. Oleh karena itu, bentuk benar sebagai berikut.
Ada seekor kancil yang nakal dan tubuhnya kecil mungil.
7.Penggunaan Kata Mubazir
Dengan penuh pertanyaan ternyata dia adalah guru baru Bahasa Indonesia yang sementara menggantikan pak Yusuf.
(9) Setiap ingin tidur malam lampu kamarku selalu aku matikan agar aku nyaman tidurnya.
Penggunaan kata depan dari kalimat (8 ) menjadikan susunan kata yang diletakkan bertele-tele atau tidak hemat, lebih tepatnya menggunakan kata mubazir yang tidak diperlukan. Pada kata dengan tidak diperlukan dalam membentuk kalimat-kalimat tersebut. Karena kata depan atau frase menunjukan unsur penjelas dalam suatu kalimat yang ditulis. Jika kata tersebut masih diletakkan di awal kalimat sebagai pengganti S, maka akan menimbulkan kalimat menjadi tidak hemat. Oleh karena itu, dengan cara menghindari penggunaan kata depan yang tidak diperlukan sangat bermanfaat. Supaya kalimat menjadi lebih efektif dan mudah dipahami. Oleh karena itu, bentuk benar pada kalimat tersebut terjadi pada kalimat di antaranya sebagai berikut.
Dia adalah guru baru Bahasa Indonesia yang sementara menggantikan Pak Yusuf.
8. Kata Serapan yang Digunakan dalam Kalimat.
Klasifikasi data kata serapan yang digunakan dalam kalimat terdapat 1 data, pada bagian ini tidak terdapat klasifikasi lanjutan karena bentuk kesalahannya hanya teridentifikasi 1 data, di antaranya sebagai berikut.
Dari yang aku lihat anjingku memiliki bulu yang putih dan banyak.
Kalimat di atas teridentifikasi kata serapan yang digunakan dalam kalimat kurang tepat, kata dari yang adalah kata serapan yang tidak tepat. Oleh karena itu bentuk benar kalimat di atas sebagai berikut.
Aku lihat anjingku memiliki bulu yang banyak berwarna putih.
9. Logika kalimat
Jagalah kebersihan supaya kita nyaman dan tidak ada sarang penyakit.
Kalimat di atas tidak logis karena kata jagalah kurang tepat yang berarti menyuruh, kata tersebut menjadi logis dalam susunan kalimat jika diganti dengan menyisipi prefiks me- yang berarti menjaga atau benar- benar melakukan. Oleh karena itu, bentuk benar klasifikasi data lanjutan, di antaranya sebagai berikut.
Kita harus menjaga kebersihan supaya nyaman dan tidak ada sarang penyakit.
Gramatikal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gramatikal adalah sesuai dengan tata bahasa; menurut tata bahasa, Sedangkan makna gramatikal merupakan makna dasar yang sudah mendapat imbuhan, perubahan intonasi, pengulangan kata, hingga menjadi bentuk frasa.
Contoh kalimat yang memiliki kesalahan gramatikal : 1. Saya sudah makan sebelum satu jam.
Kalimat tersebut memiliki kesalahan gramatikal karena seharusnya digunakan "satu jam yang lalu" atau
"satu jam sebelumnya" sebagai pengganti "sebelum satu jam." Jadi, kalimat yang benar grammaticalnya adalah: "Saya sudah makan satu jam yang lalu."
2. Kamu lebih baik fokus pada pekerjaanmu daripada menghabiskan waktu terlalu banyak di media sosial."
Kesalahan gramatikal: Kata "terlalu" seharusnya ditempatkan sebelum kata "banyak" agar kalimat menjadi gramatikal. Sehingga, kalimat yang benar grammaticalnya adalah: "Kamu lebih baik fokus pada pekerjaanmu daripada menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosia
Kosakata
Kosakata adalah kmpulan kata yang dimiliki oleh seseorang dalam bahasa tertentu.
Contoh kalimat yang memiliki kesalahan gramatikal.
1. Di dan Ke.
Contohnya: diambil dan di ambil; dikampus dan di kampus. Padahal rumusnya simpel aja kok.
Cukup ingat, kalau menunjukkan nama tempat penulisannya dipisah. Di luar itu disambung, oke?
Jadi yang benar: diambil bukan di ambil, di kampus bukan dikampus.
2. Silakan. Ada yang selama ini tulis silahkan? Kita sama, ha ha ha. Jadi mulai sekarang yuk biasakan tulis silakan tanpa huruf “h”.
3. Terima kasih bukan terimakasih. Penulisannya dipisah.
4. Sontek. Terdengar asing? Ternyata sontek adalah tulisan baku dari contek. Kalau kamu kaget, wajar karena kata contek sudah “mendarah daging” dari balita wkwkwk. Ditambah imbuhan me tetap jadi “menyontek” ya. Seterusnya ingat sontek, sontek sontek!
5. Daripada bukan dari pada.