ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA KARANGAN SISWA SMK PGRI 01 SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting. Sebagai alat komunikasi, bahasa memegang peranan penting bagi hubungan manusia. Dengan bahasa tersebut, orang mudah berhubungan dengan orang lain. Memang, manusia dapat memakai media-media lain seperti, video, dan bahkan situs internet atau isyarat untuk menjalin kontak komunikasi. Akan tetapi, sarana-sarana komunikasi tersebut kurang, bahkan tidak efektifkarena tidak menjamin timbulnya hubungan timbal balik secara leluasa antar pihak-pihak yang berinteraksi. Oleh karena itu, bahasa tetap dipilih sebagai media komunikasi terbaik dari alat-alat komunikasi yang lain tersebut. Sejalan dengan pernyataan tersebut, bahwa dengan bahasa manusia saling dapat menyampaikan informasi yang berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, dan emosi secara langsung (Finoza, 2002:2).
Tarigan (1990:7) menelaskan bahwa ketrampilan berbahasa terdiri dari empat keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan komunikasi secara tidak langsung, tidak secara temu muka dengan orang lain. Keterampilan menilis diberikan siswa seak menginjak sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah atas (SMA). Meskipun sedah bertahun-tahun keterampilan menulis diberikan kepada siswa, akan tetapi masih banyak siswa yang merasa kesulitan saat diberi tugas membuat karangan oleh guru.
untuk memudahkan pembaca memahami isi tulisan. Kesalahan bahasa tulis yang terjadi pada siswa dapat dilihat saat guru memberi tugas mengarang.
Kesalahan berbahasa dapat diklarifikasikan berdasarkan tataran linguistik, fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana (Tarigan, 1997:48). Dari batasan-batasan di atas, diketahui bahwa menulis diperlukan kemampuan menggunakan tata bahasa dan keterampilan erbahasa yang baik dan benar, sehingga penulis dapat lebih mudah mengungkapkan segala ide, gagasan, ataupun peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Akan tetapi, dalam kegiatan tulis-menulis masih banyak siswa yang menggunakan kalimat yang tidak efektif. Banyak penilaian yang diberikan terhadap pengajaran bahasa Indonesia terutama penggunaan kalimat efektif dalam karangan siswa belum mencapai hasil yang memuaskan. Hal tersebut karena keterbatasan penguasaan kosakata dan ketidakcermatan penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga menimbulkan kesalahan berbahasa.
Setyawati (2010:10) menjelaskan bahwa dalam perkembangan bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi merupakan mata pelajaran yang bersifat umum, sehingga dalam proses penyampaiannya tidak hanya terbatas dalam interaksi belajar mengajar, tetapi setiap siswa atau mahasiswa dituntut untuk mengembangkan bahasa Indonesia secara luas.
Sehubungan dengan latar belakang pemikiran di atas, maka penulis perlu mengadakan penelitian tentang kesalahan berbahasa Indonesia pada karangan siswa. Dengan hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan dasar pemikiran untuk menyusun pengajaran bahasa Indonesia pada umumnya, dan program berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Adapun yang menjadi pertimbangan penulis menganalisis kesalahan berbahasa Indonesia pada karangan siswa sebagai objek penelitian, karena masih banyak siswa yang masih kurang memahami bagaimana berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah untuk penelitian ini adalah bagaimanakah menganalisis kesalahan berbahasa Indonesia pada karangan siswa SMK PGRI 01 Semarang Tahun Pelajaran 2014/ 2015?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan berbahasa Indonesia pada karangan siswa SMK PGRI 01 Semarang tahun pelajaran 2014/ 2015.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini meliputi manfaat teoretis dan manfaat praktis. Kedua manfaat itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama dalam bidang bahasa. b. Sebagai bentuk penerapan dan penjelasan secara sederhana tentang teori
yang berkaitan dengan kesalahan berbahasa Indonesia. 2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan guru sebagai bahan referensi yang sangat mendukung untuk memperluas tentang kesalahan berbahasa Indonesia.
b. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang analisis kesalahan berbahasa Indonesia dan mendorong siswa untuk rajin menulis khususya membuat karangan.
E. Penegasan Istilah
Agar tidak menimbulkan salah tafsir atau pengertian dalam memahami judul “Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Pada Karangan Siswa SMK PGRI 01 Semarang tahun pelajaran 2014/ 2015”, maka perlu dijelaskan istilah pokok yang terdapat dalam judul, yaitu :
1. Analisis
Analisis adalah Penyelidikan terhadap sesuatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui kedaan yang sebenarnya (Poerwadarminta, 1991:37).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:58) analisis adalah penyelidikan terhadap suatu karangan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.
2. Kesalahan berbahasa
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1207) dijelaskan bahwa kesalahan merupakan kalimat nomina yang bermakna perihal salah; kekeliruan; kealpaan (Sutrisno, 2008:6).
Kesalahan berbahasa adalah bagian konversi atau komposisi yang menyimpang dari beberapa norma baku (norma terpilih) dari performentasi bahasa orang dewasa (Tarigan, 1990:141).
3. Karangan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:506) karangan adalah hasil dari mengarang yang melukiskan suatu gagasan yang lebih terperinci sehingga apa yang dilaporkan hidup dan tergambar dalam imajinasi karangan secara obyektif, karangan yang terbentuk berdasarkan pembagian logis pokok karangan. Disebutkan pula bahwa narasi adalah pengisian suatu cerita atau kejadian.
Karangan adalah hasil dari penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan (Finoza, 2002:184), atau dengan kata lain, karangan merupakan sarana untuk mengungkapkan fakta, perasaan, sikap ide, dan pikiran secara jelas dan efektif kepada para pembaca.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi berjudul Analisis Kesalahan Pemenggalan Suku Kata Pada Karangan Narasi Siswa SMK PGRI 01 Semarang Tahun Pelajaran 2014/ 2015 adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan. Pendahuluan berisi tentang judul, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab III Metode Penelitian. Metode penelitian mengungkapkan pendelatan penelitian, variabel penelitian, populas dan sampel, teknik pengumpulan data, intrumen penelitian, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan pembahasan. Bagian penelitian dan pembahasan ini mengungkapkan: deskripsi data (memaparkan data yang terkumpul), uji persyaratan data, uji hipotesis, dan pembahasan.
BAB II
LANDASAN TEORI A. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Menurut Tarigan (1997:168) menjelaskan bahwa analisis kesalahasan berbahasa merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses maka ada prosedur yang harus diikuti sebagai pedoman kerja. Prosedur itu terdiri dari beberapa tahap, yaitu: memilih korpus bahasa, mengenali kesalahan, menjelaskan kesalahan, dan mengevaluasi kesalahan.
Setyowati (2010;130 menelaskan dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa kata yang artinya bernuansa dengan kesalahan yaitu; penyimpangan, pelanggaran, dan kekhilafan. Keempat kata itu dapat dideskripsikan artinya sebagai berikut.
1. Kata salah diantonimkan dengan kata betul, artinya apa yang dilakukan tidak betul, tidak menurut norma, tidak menurit aturan yang ditentukan.
2. Kata penyimpangan dapat diartikan menyimpang dari norma yang telah ditetapkan.
3. Kata pelanggaran terkesan negatif karena penmakai bahasa dengan penuh kesadaran tidak mau menurut norma yang telah ditentukan, sekalipun dia mengetahui bahwa yang dilakukan berakibat tidak baik.
4. Kata kekhilafan, merupakan proses psikologis yang dalam hal ini menandai seseorangkhilaf menerapkan teori atau norma bahasa yang ada pada dirinya, khilaf mengakibatkan sikap keliru memakai.
1. Berdasarkan tataran linguistik, kesalahn berbahasa dapat diklasifikasikan menjadi: kesalahan berbahasa di bidang fonologi, morfologi, sintaksis (frasa, klausa, dan kalimat), semantik, dan wacana.
2. Berdasarkan kegiatan berbahasa atau keterampilan berbahasa dapat diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
3. Berdasarkan saran atau jenis bahasa yang digunakan dapat berwujud kesalahan berbahasa secara lisan dan secara tertulis.
4. Berdasarkan penyebab kesahan tersebut terjadi dapat diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa karena pengajaran, dan kesalahan berbahasa karena interferensi.
5. Kesalahan berbahasa berdasarkan frekuensi terjadinya dapat diklasifikasikan atas kesalahan berbahasa yang paling sering, sering, sedang, kurang, dan jarang terjadi.
B. Macam-macam Kesalahan Berbahasa Indonesia 1. Kesalahan berbahasa tataran fonologi
Fonologi berhubungan dengan tata bunyi. Oleh karena itu kesalahan fonologi berhubungan dengan pelafalan (ragam lisan) dan penulisan bunyi-bunyi bahasa (ragam tulis) (Muslich, 2010:1).
palafalan yang meliputi: (a) Perubahan fonem, (b) Penghilangan fonem, dan (c) Penambahan fonem.
a. Perubahan Fonem Vokal
1) Fonem /a/ dilafalkan menadi /ê/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
akta aktê
masjid mesjêd
pedas pedês
2) Fonem /a/ dilafalkan menadi /i/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
mayat mayit
moral moril
3) Fonem /a/ dilafalkan menadi /o/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
musala musola
ramadan romadon
4) Fonem /ê/ dilafalkan menadi /a/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
sêbab sabab
5) Fonem /é/ dilafalkan menadi /i/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
magnét magnit
siréne sirine
6) Fonem /i/ dilafalkan menjadi /é/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
keliru keléru
nasihat naséhat
7) Fonem /0/ dilafalkan menjadi /u/, mislnya:
Lafal baku lafal tidak baku
khotbah khutbah
rohani ruhani
8) Fonem /u/ dilafalkan menadi /e/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
truk trek
plus ples
9) Fonem /u/ dilafalkan menadi /o/, misalnya:
saus saos
guncang goncang
b. Perubahan Fonem Konsonan
1) Fonem /b/ dilafalkan menjadi /p/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
nasib nasip
sabtu saptu
2) Fonem /d/ dilafalkan menjadi /t/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
murid murit
sujud sujut
3) Fonem /f/ dilafalkan menadi /p/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
negatif negatip
paraf parap
4) Fonem /g/ dilafalkan menadi /j/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
religius relijius
5) Fonem /g/dilafalkan menjadi /h/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
magnet mahnet
pragmatis prahmatis
6) Fonem /j/ dilafalkan menjadi /g/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
manajer manager
manajemen managemen
7) Fonem /j/ dilafalkan menjadi /y/, mislanya:
Lafal baku lafal tidak baku
objek obyek
subjek subyek
8) Fonem /k/ dilafalkan menjadi /c/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
maskulin masculin
vokal vocal
9) Fonem /k/ dilafalkan menadi /h/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
teknologi tehnilogi
10) Fonem /n/ dilafalkan menadi /ng/,misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
ransel rangsel
pankreas pangkreas
11) Fonem /p/ dilafalkan menadi /f/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
napas nafas
paham faham
12) Fonem /q/ dilafalkan menjadi /k/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
musabaqah musabakah
quran kuran
13) Fonem /s/ dilafalkan menjadi /t/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
rasio ratio
rasional rational
14) Fonem /v/ dilafalkan menjadi /f/, misalnya:
motivasi motifasi
vakum fakum
15) Fonem /v/ dilafalkan menjadi /p/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
November nopember
vitamin pitamin
16) Fonem /y/ dilafalkan menjadi /j/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
proyek projek
yuridis juridis
17) Fonem /z/ dilafalkan menjadi /d/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
mazhab madhab
nazar nadar
18) Fonem /z/ dilafalkan menjadi /j/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
izin ijin
rezeki rejeki
Lafal baku lafal tidak baku
protozoa protosoa
razia rasia
20) Fonem /z/ dilafalkan menjadi /y/, misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
takziah takyiah
zamrud yamrud
21) Fonem /k/ dilafalkan menadi konsonan ain (yang dilambangkan dengan’ ), misalnya:
Lafal baku lafal tidak baku
makna ma’na
makmur ma’mur
c. Perubahan fonem vokal menadi fonem
G. Metode Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK PGRI 01 Semarang tahun pelajaran 2014/ 2015.
2. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan data penelitian, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskripstif kualitatif. Penelitian kualitatif yang bersifat deskripstif kualitatif yaitu bahwa data yang diperoleh (berupa kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekedar angka atau frekuaensi. Analisis data dilakukan dengan memberi pemaparan gambran situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif (Rachman, 1993:112).
Alasan pemilihan pendekatan ini karena penelitian ini berkaitan dengan data yang tidak berupa angka, melainkan berupa bentuk kesalahan berbahasa khususnya pada pemenggalan suku kata pada karangan narasi siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan dat-data yang diperoleh dalam penelitian kesalahan berbahasa Indonesia pada karangan siswa SMK PGRI 01 Semarang Tahun Pelajaran 2014/ 2015.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1997:115). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas XI SMK PGRI 01 Semarang Tahun Pelajaran 2014/ 2015 yang terdiri dari 2 kelas.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1997:117). Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi (Hadi, 1992:54). Sampel akan diambil dari sebagian jumlah populasi penelitian, yakni siswa kelas XI SMK PGRI 01 Semarang Tahun Pelajaran 2014/ 2015 yang terpilih.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik cluster random sampling, yakni teknik pengambilan dengan membagi populasi menjadi beberapa kelompok atau cluster, kemudian diambil secara acak untuk dijadikan sampel.
Dari pendapat di atas bahwa cluster random sampling adalah teknik penagmbilan sampel dengan memberikan peluang yang sama pada setiap kelompok atau kelas pada populasi. Oleh karena itu pada penelitian ini akan diambil secara acak salah satu sebagai sampel penelitian. Kelas XI SMK PGRI 01 Semarang Tahun Pelajaran 2014/ 2015 yang terpilih sebagai sampel penelitian.
4. Sumber Data Penelitian
Sumber data adalah subyek darimana data dapat diperoleh. Sedangkan data adalah hasil pencatatan penelitian, baik berupa fakta ataupun angka (Arikunto, 2012:109). Sumber data adalah karangan siswa kelas XI SMK PGRI 01 Semarang Tahun Pelajaran 2014/ 2015.
dalam penelitian ini adalah kalimat dalam karangan siswa yang di dalamnya terdapat kesalahan pemenggalan suku kata.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 2006:150). Tes dalam penelitian ini digunakan untuk menjaring data kesalahan pada karangan siswa. Tes yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah tes pembuatan karangan narasi oleh siswa sesuai kaidah bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah metode simak. Metode simak adalah penyediaan data yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993:133).
Cara kerja pengumpulan daatanya adalah dengan cara penulis membaca atau menyimak berulang-ulang karangan siswa, kemudian mencatat data-data kesalahan pemenggalan suku kata yang dilakukan siswa.
6. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data, pada tahapan analisis para peneliti berupaya meneliti langsung permasalahan yang terkandung dalam data. Penanganan itu tampak adanya tindakan mengamati yang segera diikuti dengan membedah atau menguraikan masalah yang bersangkutan dengan cara tertentu (Sudaryanto, 1993:13).
menggunakan unsur penentu yang berupa unsur-unsur bahasa itu sendiri (Sudaryanto, 1993:15). Metode agih dilaksanakan dengan teknik dasar Bagi Unsur Langsung (BUL), yaitu membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur-unsur yang bersangkutan di pandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud.
Teknik lanjutan yang digunakan dalam teknik dasar Bagi Unsur Langsung (BUL) yaitu:
a. Teknik lesap digunakan untuk membuktikan kadar keintian suatu konstitusi antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Teknik lesap dilaksanakan dengan melesapkan (melesapkan, menghilangkan, menghapuskan, mengurangi) unsur tertentu suatu lingual yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:42).
b. Teknik ganti digunakan untuk mengetahui kadar kesamaan kelas atau kategori unsur terganti dengan unsur pengganti (Sudaryanto, 1993:48).
7. Teknik Penyajian Hasil Analisis