BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif yaitu dengan pendekatan korelasional sebab-akibat yakni untuk
meneliti sejauh mana variabel yang satu berpengaruh terhadap variabel lain.
2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada kantor Poltekkes Kemenkes Medan yang
beralamat Jl. Djamin Ginting Km. 13,5 Kel. Lau cih Kec. Medan Tuntungan,
Medan.
2.3 Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiono,2005:90).
Jadi populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek
yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karekteristik/sifat yang dimiliki oleh
subjek atau objek itu seperti karakteristik orang.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai
yang ada pada kantor Poltekkes Kemenkes Medan, dengan populasi 56 orang.
2. Sampel
Sampel menurut Sugiono (2005:01) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu.
Pengambilan sampel dalam penelitian adalah teknik Total Sampling yaitu
teknik penentuan sampel yang menjadikan semua anggota populasi sebagai
sampel di dalam melakukan penelitian Sugiono (2005:6). Maka sampel dalam
penelitian ini adalah sebagian pegawai yang ada di Kantor Poltekkes Kemenkes
Medan yang berjumlah 30 orang.
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data dan informasi penulis menggunakan teknik
sebagai berikut:
1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung
ke tempat penelitian untuk mencari dan mengetahui data yang lengkap serta
data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.
Teknik ini dilakukan dalam bentuk:
a. Pengamatan atau observasi yaitu mengadakan pengamatan secara
langsung pada objek penelitian yaitu pegawai yang ada pada Kantor
Poltekkes Kemenkes Medan.
b. Kuesioner yaitu dengan cara memberikan angket pertanyaan kepada
responden. Dalam hal ini disajikan alternatif jawaban sesuai dengan
pertanyaan yang ada.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya
oleh peneliti (Marzuki,2002:56). Data sekunder ini berasal dari tangan kedua,
sendiri. Data sekunder ini dapat diperoleh melalui pustaka atau
keterangan-keterangan. Data sekunder yang diperoleh penulis dalam penelitian ini adalah
mengenai sejarah Poltekkes Kemenkes Medan, Struktur Organisasi serta
penjabaran tugas dan fungsi Poltekkes Kemenkes Medan
2.5 Teknik Pengukuran Skor
Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini
menggunakan teknik penentuan skor. Teknik penentuan skor yang digunakan
adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner yang disebarkan
kepada responden.
Adapun format jawaban dari kuesioner menurut skala ordinal memiliki
lima alternatif jawaban. Tiap alternatif diberi skor dengan penilaian nilai skala
sebagai berikut:
1. Untuk alternatif jawaban a diberi skor 5
2. Untuk alternatif jawaban b diberi skor 4
3. Untuk alternatif jawaban c diberi skor 3
4. Untuk alternatif jawaban d diberi skor 2
5. Untuk alternatif jawaban e diberi skor 1
Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden terhadap
masing-masing alternatif terlebih dahulu skala ordinal ditransformasikan menjadi skala
interval, dengan cara sebagai berikut:
1. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan
2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4,
dan 5 yang dis ebut sebagai frekuensi.
proporsi.
4. menentukan nilai frekuensi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai
proporsi secara berurutan perkolom skor.
5. Menggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi
kumulatif yang diperoleh.
6. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh
(dengan mengguna- kan tabel tinggi densitas).
7. Menentukan nilai skala (NS) dengan menggunakan rumus :
( Density at Lower Limit) – (Density at Upper Limit ) (Area Below Upper Limit) – (Area Below Lower limit)
8. Menentukan nilai transformasi dengan rumus :
Y = NS −
[
1 + NS min]
Perubahan skala ordinal menjadi skala interval ini telah dirancang
kedalam suatu program yang disebut Metode Successive Interval (MSI) oleh
Drs. Rasudyn Ginting, Msi untuk membantu mahasiswa dalam hal pengolahan
data dalam hal penelitian.
2.6 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisa data kuantitatif yang digunakan untuk menguji hubungan/pengaruh antara
variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan perhitungan statistik.
Adapun metode statistik yang digunakan dalam mengelola data
2.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Kualitas pengumpulan data dengan menggunakan metode kuantitatif
sangat ditentukan oleh kualitas atau instrumen alat pengumpulan data yang
digunakan. Suatu instrumen data penelitian dikatakan berkualitas dan dapat
dipertanggungjawabkan jika sudah terbukti validitas dan reliabilitasnya yang
harus disesuaikan dengan instrumen yang digunakan dalam mengelola data
penelitian.
a. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur
apa yang ingin diukur. Instrumen dapat dikatakan valid jika terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya
terjadi pada objek yang diteliti. Uji validitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah validitas konstruk (construct).
Uji Validitas digunakan rumus korelasi Product Moment
Pearson(Arikunto, 2006 : 72)sebagai berikut :
�
��=
�[(�.∑ �2)�−.∑ �� −(∑ �)2(){(∑ ��)(.∑ �∑ �2))−(∑ �)2)]Keterangan : rxy = Koefisien korelasi antara gejala x dan y
N = Jumlah Sampel
∑x = Jumlah skor x
∑y = Jumlah skor y
∑xy = Jumlah hasil kali antara x dan y
Nilai rhitung yang diperoleh kemudian diuji signifikansi koefisien
� =�√� −2
√1− �2
Nilai thitung yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan ttabel. Bila
thitung dari rumus di atas lebih besar dari ttabel (thitung> ttabel), maka
dinyatakan valid, dan sebaliknya jika thitung lebih kecil dari ttabel (thitung<
ttabel), maka dinyatakan tidak valid
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh
mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran
diulangi dua kali atau lebih. Dengan kata lain, reliabilitas
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur
gejala yang sama.
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency
dengan Teknik Belah Dua (Split Half) yang dianalisis dengan rumus
Spearman Brown, dimana butir-butir instrumen dibelah menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok instrumen
genap (Sugiyono, 2005 : 126)
Rumus Spearman Brown adalah sebagai berikut :
��−
2��
1 +��
Keterangan : ri = realiabilitas internal seluruh instrumen
rb = korelasi product moment antara belahan pertama
dan kedua
2.6.2 Penggunaan Korelasi Product Moment
diperoleh penulis serta adanya interval data yang berguna untuk melihat apakah
jawaban responden tergolong tinggi, sedang atau rendah. Adapun rumus
koefisien menurut Sugiono ( 2005 : 66) korelasi product moment adalah :
�
��=
�[(�.∑ �2)�−.∑ �� −(∑ �)2(){(∑ ��)(.∑ �∑ �2))−(∑ �)2)]Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara x dan y, yaitu bilangan yang
menunjukkan besar kecilnya hubungan antara x dan y
x1 = variabel bebas
y1 = variabel terikat
n = jumlah sampel
Hasil penghitungan dengan menggunakan rumus di atas dapat
memberikan tiga kemungkinan mengenai hubungan kedua variabel yaitu:
1. Nilai r yang positif menunjukkan kedua variabel positif, artinya
kenaikan nilai variabel yang satu diikuti oleh variabel yang lain.
2. Nilai r yang negative menunjukkan hubungan kedua variabel
negative, artinya menurunnya nilai variabel yang satu yang diikuti
dengan meningkatnya nilai variabel yang lain.
3. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel
tidak mempunyai hubungan, artinya variabel yang satu tetap
meskipun yang lain berubah.
Untuk mengetahui adanya hubungan atau tinggi rendahnya tingkat
digunakan penafsiran atau interpretasi dilihat dari angka- angka dan
Sugiyono (2005:149) menyatakan sebagai berikut:
Tabel 1
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 1,999 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Dengan nilai r yang kita peroleh, dapat kita lihat secara langsung
melalui table korelasi, untuk menguji apakah nilai r yang kita dapat itu
berarti atau tidak. Table korelasi ini mencantumkan batas- batas nilai
r yang signifikan, artinya hipotesis kerja atau hipotesis alternatif dapat
diterima..
2.6.3 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi (Uji “t”)
Untuk mengetahui apakah diantara dua variabel terdapat
hubungan yang independen atau tidak, maka perlu dilakukan uji
independen. Hipotesis yang harus diujikan adalah Ho : ρ = 0, melawan Ha :
ρ≠ 0. Dimana sampel yang diambil dari populasi normal bervariabel dua
berukuran n memiliki koefisien korelasi r, maka dapat digunakan uji
statistik t dengan rumus (Suharyadi, 2004 : 466) :
�= �√� −2
√1− �2
Keterangan : t = nilai hitung
r = nilai koefisien korelasi
Hasil thitung kemudian dikonfirmasi pada nilai ttabel untuk
mengetahui sejauh mana hasil penelitian memenuhi syarat kelayakan data
secara empiris. Kriteria pengujian adalah jika harga thitung< ttabel, maka
hipotesis alternatif ditolak dan jika harga thitung> ttabel, maka hipotesis
alternatif diterima. Selanjutnya untuk taraf nyata = α, maka hipotesis
diterima jika –�(1−1 2
� )�<t<�(1−1�2)�, dimana distribusi t yang digunakan
mempunyai dk = (n-2). Dalam hal lainnya Ho ditolak.
Bentuk alternatif untuk menguji hipotesis Ho bisa Ha : ρ> 0 atau
Ha : ρ< 0. Yang pertama merupakan uji pihak kanan sedangkan yang
kedua merupakan uji pihak kiri. Daerah kritis pengujian harus disesuaikan
dengan alternatif yang diambil.
2.6.4 Penggunaan Koefisien Korelasi Determinan
Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Menurut Sugiono (2005:70) Perhitungan
dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi product moment dan
dikaitkan dengan 100%.
D = (rxy)2 x 100%
Keterangan :
D = Koefisien Determinan
r = Koefisien Korelasi Product Moment antara x dan y
2.6.5 Regresi Linier Sederhana
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun
variabel dependen (variabel terikat). Persamaan umum regresi linier sederhana
adalah (Sugiyono, 2005 : 204-206):
Y = a +bX
Keterangan:
Y = Subjek dalam variabel dependen yang dipredisikan
a = konstanta (nilai Y apabila X = 0 )
b = angka arah atau koefisien regresi peningkatan atau
penurunan variabel
X = Subjek variabel independen yang mempunyai nilai
tertentu.
Harga a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
�= (∑ ��)(∑ ��
2)−(∑ ��)(∑ ����)
�.∑ �2� −(∑ ��)2
�=� ∑ ���� −(∑ ��)(∑ ��)