• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Potensi Kebangkrutan Pada Perusahaan Automotive and Components Terbuka di Bursa Efek Indonesia Dengan Model Altman Z-Score, Springate, dan Zmijewski

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Potensi Kebangkrutan Pada Perusahaan Automotive and Components Terbuka di Bursa Efek Indonesia Dengan Model Altman Z-Score, Springate, dan Zmijewski"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dinamika perkembangan industri nasional akan semakin kompetitif setelah Indonesia resmi memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di akhir tahun 2015. Dengan semakin luasnya arena bisnis global, setiap perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan daya saingnya agar mampu bertahan di tengah persaingan, bahkan jika memungkinkan mampu memenangkan persaingan usaha. Persaingan usaha mengharuskan setiap perusahaan untuk selalu berinovasi dan memperkuat kondisi keuangan guna memaksimalkan nilai perusahaan. Kegagalan perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan akan menyebabkan kebangkrutan karena perusahaan tidak akan memiliki dana yang cukup untuk menjalankan usahanya dan akhirnya tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya baik kepada pihak internal maupun pada pihak eksternal.

(2)

mendeteksi kemungkinan kesulitan keuangan dengan menggunakan indikator kesulitan keuangan. Semakin awal potensi kebangkrutan diketahui akan semakin baik, karena perusahaan dapat dengan cepat melakukan perbaikan yang diperlukan ataupun melakukan persiapan untuk mengatasi berbagai kemungkinan yang buruk.

Untuk menganalisis kebangkrutan perusahaan diperlukan prosedur perhitungan rasio melalui laporan keuangan. Laporan keuangan yang sehat dapat dikenali dengan beberapa indikasi antara lain, mampu menghasilkan laba yang tinggi, likuiditasnya memadai, serta hutang yang tidak membebani. Terkait hal tersebut, terdapat beberapa model yang dapat digunakan untuk menganalisis potensi kebangkrutan perusahaan, yakni model Altman Z-score (1968), Springate (1978), dan Zmijewski (1983). Ketiga model analisis ini banyak digunakan untuk memprediksi kebangkrutan karena relatif mudah untuk diaplikasikan, serta tingkat akurasinya cukup tinggi.

Model Altman Z-score menggunakan metode Multiple Discriminant Analisis yang di kembangkan oleh Edward I Altman dengan meramalkan apakah suatu perusahaan akan bangkrut, berada di daerah kelabu, atau berada dalam posisi aman untuk beberapa tahun mendatang. Terdapat lima jenis rasio keuangan yang digunakan dalam model Altman Z-score yaitu rasio modal kerja terhadap total aset, rasio laba ditahan terhadap total aset, rasio laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aset, dan rasio nilai buku ekuitas terhadap nilai buku utang.

(3)

Multiple Discriminant Analysis. Spingate menggunakan 40 perusahaan sebagai sampelnya dan menggunakan empat dari sembilan belas rasio finansial yang umum untuk memprediksi kemungkinan suatu perusahaan akan bangkrut, yaitu rasio modal kerja terhadap total aset, rasio laba sebelum beban bunga dan pajak terhadap total aset, rasio laba sebelum pajak terhadap utang lancar, dan rasio penjualan terhadap total aset.

Selain model Altman Z-score dan model Springate, terdapat model Zmijewski yang digunakan untuk menganalisis potensi kebangkrutan perusahaan. Zmijewski menggunakan rasio laba bersih terhadap total aset, rasio total utang terhadap total aset, dan rasio aset lancar terhadap utang lancar. Model-model prediksi kebangkrutan ini dapat digunakan sebagai peringatan dini bagi perusahaan agar perusahan dapat mengukur kinerja keuangan perusahaan dan mengetahui kemungkinan kebangkrutan lebih awal. Kondisi keuangan perusahaan yang mengalami penurunan secara berkepanjangan dan terus menerus harus mewaspadai terjadinya kebangkrutan.

(4)

Tabel 1.1

Total Volume Penjualan Nasional Kendaraan Roda Empat dan Roda Dua

No. Jenis Sumber: www.gaikindo.or.id dan www.aisi.or.id (Data Diolah)

Berdasarkan data Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa total volume penjualan nasional kendaraan roda empat pada tahun 2011 hingga 2013 mengalami peningkatan, namun pada tahun 2014 mulai terjadi penurunan total volume penjualan nasional sebesar 2%, yakni dari 1.229.901 unit pada tahun 2013 menjadi 1.208.028 unit pada tahun 2014. Sedangkan pada tahun 2015, tercatat total volume penjualan sebesar 1.013.291 unit yang berarti mengalami pertumbuhan negatif sebesar 16% dibandingkan tahun 2014. Pelemahan kondisi perekonomian nasional dan daya beli konsumen juga berpengaruh besar pada pasar sepeda motor domestik. Pada tahun 2011 hingga 2015, total volume penjualan jenis kendaraan roda dua mengalami fluktuasi. Pada tahun 2012 terjadi penurunan volume penjualan sebesar 12% dari 8.012.540 unit menjadi 7.064.457 unit. Sedangkan pada tahun 2013 dan 2014 terjadi kenaikan total volume penjualan menjadi 7.743.879 unit dan 7.867.195 unit. Namun pada tahun 2015 kembali mengalami penurunan total volume penjualan menjadi 6.480.155 unit atau mengalami pertumbuhan negatif sebesar 18% dibandingkan tahun 2014.

(5)

Component khususnya di segmen mobil bersaing untuk mempertahankan tingkat produksi yang ekonomis namun memberikan harga dan diskon dalam upaya mendongkrak angka penjualan. Beberapa kebijakan pemerintah juga berdampak negatif terhadap peningkatan biaya pada segmen automotive, seperti pemberlakuan kenaikan bea masuk untuk impor kendaraan CBU (completely built up unit). Selain itu, kondisi pelemahan Rupiah juga mengakibatkan kenaikan biaya bahan baku komponen yang sebagian besar masih harus diimpor, semakin memperlemah tingkat marjin operasional yang dicapai oleh sektor Automotive and Component. Hal ini merupakan suatu peringatan bagi perusahaan Automotive and

Component dalam menghadapi kemungkinan terjadinya kebangkrutan. Berikut disajikan beberapa perusahaan Automotive and Component di BEI yang juga mengalami penurunan laba (rugi):

Tabel 1.2

Daftar Beberapa Perusahaan Automotive and Component yang Mengalami Penurunan Laba

No. Nama

Perusahaan Kode

Laba Bersih/Rugi Bersih

(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2012 2013 2014 2015

1 Astra

International Tbk ASII 22.742.000 22.297.000 22.131.000 15.613.000

2 Astra Otoparts

Tbk AUTO 1.135.914 999.766 954.086 322.701

3 Goodyear

Indonesia Tbk GDYR 6.673.997* 4.634.391* 2.780.572* (110.978)*

4 Gajah Tunggal

Tbk GJTL 1.132.247 120.330 283.016 (313.326)

5 Indomobil Sukses

Internasional Tbk IMAS 899.090 621.139 (64.879) (22.489)

6 Indospring Tbk INDS 134.068 147.608 127.819 1.933

7 Multistrada Arah

Sarana Tbk MASA 319.747* 3.601.565* 550.096* (26.859.073)*

Sumber: www.idx.co.id (Data Diolah) * dalam US$

(6)
(7)

dan 2015. Pada tahun 2014 terjadi penurunan laba bersih sebesar 13% dibandingkan tahun 2013, yakni sebesar Rp 147.608.000.000 pada tahun 2013 dan Rp 127.819.000.000 pada tahun 2014. Pada tahun 2015 terjadi penurunan laba bersih sebesar 99% dibandingkan tahun 2014, yakni menjadi sebesar Rp 1.933.000.000 pada tahun 2015. Perusahaan Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) mengalami penurunan laba perusahaan pada tahun 2014 dan 2015. Pada tahun 2014 terjadi penurunan laba bersih sebesar 84% dibandingkan tahun 2013, yakni sebesar US$ 3.601.565 pada tahun 2013 dan US$ 550.096 pada tahun 2014. Pada tahun 2015 terjadi penurunan laba bersih sebesar 4.983% dibandingkan tahun 2014 yang mengakibatkan perusahaan mengalami rugi bersih sebesar US$ 26.859.073 pada tahun 2015. Berdasarkan Tabel 1.2 dapat disimpulkan bahwa beberapa perusahaan Automotive and Component mengalami pertumbuhan laba tidak stabil, bahkan cenderung mengalami penurunan yang berkelanjutan. Untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dapat menggunakan beberapa model pengukuran seperti model Altman Z-score, Springate, dan Zmijewski.

(8)

Adapun penelitian Hadi dan Atika (2008) menyatakan bahwa Altman Z-score merupakan prediktor kebangkrutan terbaik dibandingkan dengan model Springate dan Zmijewski.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Potensi Kebangkrutan pada Perusahaan Automotive and Components Terbuka di Bursa Efek Indonesia dengan Model Altman

Z-Score, Springate, dan Zmijewski”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan potensi kebangkrutan pada perusahaan Automotive and Components terbuka di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model

Altman Z-score, Springate, dan Zmijewski?

2. Model analisis kebangkrutan (model Altman Z-score, Springate, dan Zmijewski) manakah yang paling akurat dalam memprediksi kebangkrutan pada perusahaan Automotive and Components terbuka di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk melihat perbedaan potensi kebangkrutan pada perusahaan Automotive

and Components terbuka di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model

(9)

2. Untuk mengetahui analisis kebangkrutan yang paling akurat dalam memprediksi kebangkrutan pada perusahaan Automotive and Components terbuka di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model Altman Z-score, Springate, dan Zmijewski.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak terkait, yaitu:

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan mempertajam daya pikir ilmiah mengenai analisis potensi kebangkrutan pada perusahaan automotive and components terbuka di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi perusahaan Automotive and Components, hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai bahan referensi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

3. Bagi investor, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada calon investor yang akan melakukan investasi sebelum melakukan suatu investasi pada perusahaan.

Gambar

Tabel 1.1 Total Volume Penjualan Nasional Kendaraan Roda Empat dan Roda Dua

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dalam penelitian ini ada dua kelompok subjek penelitian yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan pembelajaran matematika

Aktor yang menggunakan sistem untuk melayani pengunjung perpustakaan dalam kebutuhan peminjaman dan pengembalian pustaka. 2

Setiap Pemegang saham public DVLA yang secara tegas memberikan suara tidak setuju atas rencana Penggabungan Usaha pada saat RUPSLB DVLA dan bermaksud untuk menjual saham

Deskripsi Singkat Siswa masuk ke sistem melalui portal siswa dan menampilkan halaman beranda untuk memilih menu simulasi ujian dan memilih mata pelajaran yang dituju,

Selain membahas perubahan fonologis pada sejumlah kata yang umum diucapkan oleh masyarakat Indramayu, dalam penelitian ini juga dilakukan penelitian mengenai faktor

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan penelitian ini menghasilkan sistem informasi penggajian yang dapat digunakan untuk melakukan

Jawab :.. Sifat dari gerbang dasar yang dibentuk oleh universal NAND Gate adalah memiliki sifat yang sama dengan gerbang dasar logika itu sendiri. Hanya saja yang membedakan