• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan (Plantation) dan pengolahan hasil perkebunan. Pada awalnya merupakan perusahaan perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak zaman Kolonial pada masa pemerintahan Hindia Belanda, mulai dari:

1. NV. Rubber Cultur Matchappij Amsterdam (RCMA) 2. Handels Vereeniging amsterdam (HVA)

3. Vereenigde Deli Matchappij (VDM)

4. NV. Cultur Mij” de Oekust (CMO) dan yang lainnya.

Pada awal proses nasionalisasi, PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) dikenal sebagai Perusahaan Perkebunan Asing (PPA) yang selanjutnya berkembang menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN).

(2)

pada Tahun 1971 ditetapkan pengalihan bentuk menjadi PT. Perkebunan (Persero) dengan keluarnya PP No. 17/1971 dan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 258/SK/IV/1976.

Tahun 1994 diadakan penggabungan manajemen PT. Perkebunan III, IV, dan V (Persero) yang dikelola oleh Direksi PT. Perkebunan Nusantara III. Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1996 Tanggal 14 Februari 1996 diubah menjadi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan akta notaris Harun Kamil, SH No. 36 Tanggal 11 Maret 1996 untuk selanjutnya mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-8331.HT.01 Tanggal 8 Agustus 1996.

Pabrik Kelapa Sawit Aek Torop didirikan pada tahun 1984 dengan kapasitas 30 ton/jam, kemudian dilakukan penambahan kapasitas olah menjadi 60 ton/jam pada tahun 1987. Sebelumnya PKS Aek Torop merupakan PNP V yang berubah menjadi PTP V sejak dikeluarkannya peraturan pemerintah dan Surat Keputusan Menteri Keuangan dan pada tahun 1992 diadakan Konsilidasi bersama PTP disekitarnya.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

(3)

Salah satu unit usaha yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) ini adalah Pabrik Kelapa Sawit Aek Torop (PATOR) yang memiliki kapasitas 60 Ton/jam. Pabrik ini merupakan salah satu pabrik dari 11PKS yang dimiliki PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

2.3. Lokasi Perusahaan

PKS Aek Torop adalah salah satu Unit Kerja PT Perkebunan Nusantara III yang terletak didesa Aek Batu, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Propinsi Sumatera Utara.PKS Aek Torop berjarak ± 8 km dari jalan umum Cikampak (Jalan Lintas Sumatera) dan berjarak ± 375 km dari Kota Medan.

2.4. Daerah Pemasaran

Dalam bidang pemasaran, Hasil produksi pabrik kelapa sawit dijual ke pasar lokal dan internasional. PTPN III memiliki kantor pemasaran bersama dengan PTPN lainnya, yaitu PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT. KPB Nusantara) yang memasarkan produknya di dalam negeri dan luar negeri.

2.5. Dampak Ekonomi, Sosial dan Budaya

(4)

Salah satu bentuk implementasi prinsip-prinsip Good Coorporate Governance (GCG) PT Perkebunan Nusantara III juga mengembangkan program yang bersifat sosial guna meningkatkan kesejahteraan karyawan dan masyarakat dilingkungan sekitar.

1. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan bertujuan memberdayakan dan mengembangkan potensi ekonomi. Kondisi sosial masyarakat dan lingkungan sekitar.

2. Program Sosial Lainnya

Selain program diatas, perusahaan juga mengembangkan program sosial lainnya berupa pelayanan kesehatan terhadap karyawan dan masyarakat di rumah sakit perusahaan, puskesbun dan rumah sakit rujukan di luar perusahaan yang membutuhkan penanganan khusus.

3. Kebijakan Lingkungan

(5)

2.6. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam sistem pengoperasian pada unit yang berbeda-beda diperlukan struktur organisasi yang dapat mempersatukan seluruh sumber daya dengan cara yang teratur, dengan struktur organisasi tersebut diharapkan setiap personil yang berada dalam organisasi dapat diarahkan sehingga melaksanakan aktivitas masing-masing dengan baik dan mendukung tercapainya sasaran perusahaan. Dengan demikian diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan dan masing-masing karyawan dapat mengetahui dengan jelas dari mana perintah itu datang dan kepada siapa harus dipertanggungjawabkan hasil pekerjaannya.

(6)

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PKS Aek Torop

P2K3 MASKEP

ASISTEN ASISTEN

ASISTEN ASISTEN TATA PAPAM

(7)

Gambar 2.2. Struktur Organisasi P2K3 PKS Aek Torop

2.7. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

2.7.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Organisasi PKS Aek Torop

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap jabatan pada struktur organisasi PKS Aek Torop adalah sebagai berikut :

1. Manajer Pabrik

Manajer bertanggungjawab terhadap direksi. Sedangkan tugas seorang manajer adalah:

a. Melaksanakan kebijakan Direksi dalam pengontrolan seluruh kegiatan operasional di PKS.

b. Mendelegasikan wewenang tugas dan tanggung jawab kepada bawahan yang telah diangkat mampu untuk melaksanakan tugas tersebut.

(8)

c. Memonitor dan mengevaluasi biaya pengolahan dan biaya umum sehingga diperoleh harga pokok produksi serendah mungkin.

d. Melaksanakan pengendalian pemakaian sumber daya pada PKS.

e. Mengevaluasi atau menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta Rencana Kerja Operasional (RKO) pada PKS yang dipimpinnya.

f. Memonitor atau mengevaluasi dan meningkatkan perolehan rendamen minyak dan inti sawit dengan menekan losses sekecil mungkin.

g. Mengambil langkah-langkah penyelesaian jika terjadi gejolak atau penyimpangan yang terjadi di PKS.

2. Masinis Kepala (Maskep)

Maskep bertanggung jawab kepada manajer. Sedang tugas dari maskep adalah:

a. Merencanakan semua peralatan, mesin, instalasi, kendaraan dan bangunan baik pemeliharaan secara rutin maupun pemeliharaan break down.

b. Menjamin bahwa semua aktivitas yang dilakukan oleh pelaksanaan teknik sesuai dengan prosedur mutu dan instruksi kerja yang telah didokumentasikan dan diimplementasikan sampai efektif.

c. Mengajukan permintaan bahan-bahan dan alat/mesin untuk kepentingan di bengkel umum, dan bengkel listrik sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

(9)

3. Asisten Pengolahan

Asisten pengolahan bertanggungjawab terhadap masinis kepala (maskep). Sedangkan tugas dari asisten pengolahan adalah:

a. Merencanakan jadwal dan jumlah proses pengolahan.

b. Membantu manajer untuk meningkatkan perolehan minyak dan inti sawit dengan menekan losis sekecil mungkin.

c. Membantu manajer mengkoordinir personil proses pengolahan dan teknik untuk mencapai target produksi dan mutu.

d. Menjamin bahwa kebijakan mutu untuk dimengerti, diterapkan dan dipelihara diseluruh kepala dan semua pekerja di proses pengolahan.

e. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja yang digunakan pada proses pengolahan sesuai dengan RKAP dan penjabarannya ke RKO.

f. Berusaha agar proses pengolahan dilakukan efektif dan efisien, supaya produktifitas dapat tercapai.

g. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

h. Melakukan adjustment sesuai data-data yang telah diberikan oleh asisten laboratorium.

i. Melakukan pengawasan terhadap jumlah bahan baku yang diterima. j. Mengawasi dan mengevaluasi stockproduksi yang ada distorage tank.

k. Mengendalikan catatan mutu termasuk identifikasi, pengarsipan, pemeliharaan, apakah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

(10)

4. Asisten Laboratorium

Asisten laboratorium bertanggungjawab terhadap masinis kepala (maskep). Tugas dari asisten laboratorium adalah:

a. Mengawasi operasi pabrik dalam hal kendali mutu dengan menggunakan semua sarana yang telah disediakan untuk mencapai kualitas dan kuantitas produksi (minyak dan inti sawit) yang telah ditentukan.

b. Melaksanakan pemeriksaan besarnya losses minyak dan inti yang terjadi selama proses pengolahan berlangsung.

c. Mengawasi pemakaian bahan–bahan laboratorium dan bahan–bahan pembantu selama proses pengolahan berlangsung.

d. Mengawasi pemeriksaan limbah pabrik baik dari hasil kegiatan produksi pabrik maupun kegiatan–kegiatan lain dan pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar.

e. Membuat laporan sebagai informasi bagi unit pengolahan. 5. Asisten Tata Usaha/Personalia (KTU)

Asisten tata usaha/personalia (KTU) bertanggungjawab terhadap masinis kepala (maskep).

Asisten tata usaha mempunyai tugas:

a. Mengevaluasi dan menyetujui stock opname/persediaan produksi minyak dan inti sawit.

b. Mengawasi jumlah bahan yang akan diproses.

(11)

d. Mengkoordinir audit yang berhubungan sesuai dengan kinerja yang telah ditentukan.

e. Memelihara semua dokumen yang ada pada bagian tata usaha.

f. Melaksanakan dan mengawasi administrasi keuangan, pembukuan dan bidang umum/personalia.

g. Menyelesaikan administrasi kas dengan baik.

h. Membuat Daftar Permintaan Uang (DPU) setiap gajian.

i. Membuat jurnal upah karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana. j. Membuat dan mengawasi surat-surat yang masuk dan keluar.

k. Membuat atau melaksanakan pengeluaran barang dan penerimaan barang. l. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan kerja.

m.Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil dibagian administrasi.

6. Asisten Teknik/DS/Traksi

Asisten teknik/DS/traksi bertanggungjawab terhadap masinis kepala (maskep).

Tugas dari asisten teknik adalah:

a. Memberi petunjuk dalam pelaksanaan pengolahan.

b. Mengendalikan proses pengolahan untuk mencapai hasil sebaik-baiknya. c. Membawahi dan mengawasi pekerjaan mandor listrik, mandor teknik

instalasi dan mandor traksi.

(12)

e. Mengidentifikasi kerusakan peralatan pabrik, jumlah pemakaian KWH listrik, pemakaian bahan bakar solar, pemakaian minyak pelumas, stagnasi jam jalan pabrik dan pemakaian air.

7. Perwira Pengamanan (PAPAM)

Perwira pengamanan bertanggungjawab terhadap masinis kepala (maskep). Bagian pengamanan bertugas:

a. Memantapkan dan menciptakan kondisi keamanan agar dapat melakasanakan program peningkatan produksi.

b. Bertugas dalam pengawasan informasi serta inventaris perusahaan.

c. Memelihara dan menjaga ketenagakerjaan serta ketentuan karyawan dalam menjalankan tugas.

2.7.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab P2K3 PKS Aek Torop

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap jabatan pada struktur P2K3 PKS Aek Torop adalah sebagai berikut :

1.Ketua

a. Ketua P2K3 bertanggung jawab terhadap dewan direksi.

b. Ketua bertugas memimpin rapat ataupun menunjuk anggota untuk memimpin rapat P2K3.

c. Menentukan langkah dan kebijakan demi tercapainya pelaksanaan program-program P2K3.

(13)

e. Mempertanggungjawabkan program-program P2K3 dan pelaksanaannya kepada direksi.

f. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program-program K3 di perusahaan.

2. Wakil Ketua

a. Wakil ketua bertanggung jawab terhadap ketua P2K3. b. Bertugas mewakili ketua dalam memimpin rapat.

c. Membantu Ketua menyusun dan membuat program kerja P2K3.

d. Mengontrol pengendalian operasional serta memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan oleh semua departemendemi suksesnya program K3 di perusahaan.

3. Sekretaris

a. Sekretaris bertanggung jawab terhadap ketua dan wakil ketua. b. Bertugas mengelola administrasi surat-surat P2K3.

c. Mempersiapkan rapat regular dan menyusun notulen rapat P2K3. d. Mencatat data-sata yg berhubungan dengan K3.

e. Memberikan bantuan dan saran yang diperlukan oleh seksi-seksi demi suksesnya program K3.

f. Membuat laporan kondisi dan tindakan bahaya di tempat kerja. 4. Anggota.

(14)

d. Mempelajari usul dan saran karyawan untuk dibawa dalam rapat P2K3. e. Mengkomunikasikan hasil rapat P2K3 di unit kerja masing-masing. f. Membantu melakukan inspeksi K3 dan investigasi kecelakaan kerja.

2.8. Jam Kerja dan Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang bekerja diPKS Aek Torop dibagi menjadi 2 jenis yaitu: 1. Karyawan pimpinan

2. Karyawan pelaksana.

Jam kerja yang diberlakukan bagi setiap karyawan bagian pengolahan dibagi dalam 2 shift jam kerja selama 7 hari kerja dalam seminggu yaitu sebagai berikut:

1. Shift I : Pukul 07.00 WIB – 19.00 WIB 2. Shift II : Pukul 19.00 WIB – 07.00 WIB

Karyawan di bagian kantor (tata usaha), laboratorium, dan teknik/D.sipil/Traksi adalah sama dengan masa kerja selama 6 hari kerja dalam seminggu kecuali hari minggu dengan jam kerja adalah sebagai berikut :

1. Senin - Jumat

Pukul 07.30 WIB – 12.00 WIB : Jam Kerja Pukul 12.00 WIB – 14.00 WIB : Jam Istirahat

Pukul 14.00 WIB – 16.00 WIB : Jam Kerja setelah Istirahat 2. Sabtu

(15)

Adapun jumlah keseluruhan tenaga kerja di PKS Aek Torop pada saat ini adalah berjumlah 195 orang (termasuk di dalamnya asisten laboratorium yang berada di bawah naungan distrik manajer) dengan perincian seperti pada tabel 2.1 dan 2.2.

Tabel 2.1. Jumlah Karyawan Pimpinan PKS Aek Torop

No Keterangan Jumlah Orang

1 Manajer pabrik 1

2 Masinis Kepala (Maskep) 1

3 Asisten Tata Usaha 1

4 Asisten pengolahan 3

5 Asisten Teknik/D.Sipil/Traksi 1

6 Asisten Laboratorium (naungan distrik manajer) 1

Total 8

(Sumber : Departemen Tata Usaha/personalia PKS Aek Torop)

Tabel 2.2. Jumlah Karyawan Pelaksana PKS Aek Torop

No Bagian Jumlah Orang

1 Pengolahan 76

2 Laboratorium 38

3 Teknik/D.sipil/Traksi 36

4 KTU 12

5 Personalia/Satpam 25

Total 187

(Sumber : Departemen Tata Usaha/personalia PKS Aek Torop)

2.9. Proses Produksi

(16)

produksi kelapa sawit dimulai dari penerimaan buah di timbangan sampai dengan proses pemurnian minyak hingga minyak di salurkan ke tangki penyimpanan. Secara Umum, proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude PalmOil) dan inti sawit dapat dibagi menjadi 6 tahapan stasiun kerja, yaitu:

1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception) 2. Stasiun Perebusan (Sterilizing)

3. Stasiun Penebahan (Thressing)

4. Stasiun Kempa (Digesting andPressing) 5. Stasiun Klarifikasi Minyak (Clarification) 6. Stasiun Pengolahan Biji

2.9.1. Bahan yang digunakan

Bahan-bahan yang digunakan pada PKS Aek Torop (PATOR)akan dikelompokkansebagai berikut :

1. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan adalah kelapa sawit yang sudah siap panen atau lebih dikenal dengan sebutan Tandan Buah Segar (TBS). Kualitas bahan baku yang digunakan sesuai dengan ketentuan mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan fraksi buah tersebut.

2. Bahan Penolong

(17)

Air diperlukan sebagai sumber uap dan air panas yang berfungsi sebagai pembangkit listrik, proses perebusan dan proses pelumatan serta memudahkan proses pemurnian minyak sawit. Sedangkan Kalsium Karbonat digunakan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang dengan memanfaatkan perbedaan berat jenis di claybath.

3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan untuk meningkatkan kualitas sehingga menghasilkan suatu produk akhir yang siap untuk dipasarkan, dapat berupa kemasan ataupun aksesoris.Karena pada PKS Aek Torop hanya menghasilkan produk setengah jadi (CPO), maka tidak ada bahan tambahan yang digunakan.

2.9.2. Uraian Proses Produksi

Proses produksi yang dilakukan diPKS Aek Toropuntuk menghasilkan minyak sawit (CPO) dan Inti sawit dari bahanbakuTBSakan diuraikan satu persatu pada sub-bab stasiun kerja.

2.9.2.1. Stasiun Penerimaan Buah (Weight bridge/Loading Ramp)

(18)

melalui jembatan timbang untuk melakukan penimbangan TBS yang diangkut oleh truk.

Setelah melalui jembatan timbang dan dilakukan penimbangan berat, truk kemudian menuju loading ramp untuk membongkar muatannya.TBSkemudian disortir berdasarkan kriteria fraksi mutu yang ditetapkan dan seterusnya buah di timbun ke tempat penimbunan buah.Sortasi TBS dilakukan pada setiap truk yang masuk dengan menyesuaikan kriteria yang tebagi atas beberapa fraksi seperti pada tabel 2.3.

Tabel 2.3. Kriteria Kematangan TBS Fraksi Persyaratan Derajat

Kematangan Jumlah Brondolan

00 Tidak boleh ada Sangat mentah Tidak ada

0 Maksimum 3% Mentah Buah luar membrondol 12,5%

1 Maksimum 20% Kurang Matang Buah luar membrondol 12,5% - 25%

2 Maksimum 75% Matang I Buah luar membrondol 25% - 50%

3 Maksimum 75% Matang II Buah luar membrondol 50% - 75%

4 Maksimum 75% Lewat Matang I Buah luar membrondol 75% - 100%

5 Maksimum 2% Lewat Matang II Buah dalam ikut membrondol

(Sumber :Laboratorium PKS Aek Torop)

TBS dibawa ke lantai Loading Ramp dan dituang ketiap pintu (bays) Loading Ramp (10 pintu ). PKS Aek Torop memiliki 2 unit Loading Ramp yang saling berseberangan. TBS yang akan diproses dimasukkan ke lori, setiap pintu dibuka dengan sistem hidrolik. Adapun cara kerja pengisian lori adalah:

(19)

2. Lori yang sudah penuh ditarik dan diposisikan dengan menggunakan capstan, sling belt, transfer carriage, dan cantilever untuk dimasukkan ke dalam sterilizer dan dilakukan proses perebusan.

2.9.2.2. Stasiun Perebusan (Sterilizer)

Stasiun perebusan merupakan salah satu proses yang menentukan mutu/kualitas minyak dan keberhasilan pada proses-prosesselanjutnya. Stasiun perebusan atau yang disebut Sterilizer adalah bejana uap tekan yang berbentuk silinder untuk merebus buah kelapa sawit dengan menggunakan tekanan uap.

Proses perebusan buah kelapa sawit memakan waktu kira-kira selama 80-100 menit dengan tekanan uap atau steam sebesar2,8-3,0 kg/cm2. Lamanya waktu perebusan tergantung pada kualitas buah sawit yang akan diolah dan juga terhadap kapasitas yang dimiliki oleh pabrik. Kapasitas sterilizer dalam perebusan TBS adalah 60 ton/jam.

Proses perebusan buah kelapa sawit memakai sistem tiga puncak (Triple Peak). Grafik perebusan dengan menggunakan sistem tiga puncak adalah seperti pada Gambar 2.2.

(20)

2.9.2.3. Stasiun Pembantingan/Penebahan (Thresshing)

Buah yang telah selesai direbus kemudian dikeluarkan dari sterilizer menggunakan penarik lori (capstan) dibawa ke stasiun penebah, kemudian diangkat dengan pengangkat lori (hosting crane) lalu dimasukkan ke tempat penebahan buah (threeser).Pembantingan bertujuan untuk melepaskan buah dari janjangan (bunch).Pembantingan ini dilakukan dengan menggunakan dua unit thresher yang beroperasi secara seri.Prinsip kerja thresher adalah memutar buah dengan kecepatan 23-25 rpm, kemudian TBS ikut berputar dan terangkat hingga jatuh terbanting.

2.9.2.4. Stasiun Kempa (Digestingand Pressing)

Pelumatan (digesting) bertujuan untuk melumatkan buah hingga hancur dan terpisah dari biji (nut). Sedangkan pengepresan (pressing) bertujuan untuk menekan daging buah yang hancur hingga keluar minyak kasar (crude oil).

Digester adalah alat untuk melumatkan berondolan, sehingga daging buah terpisah dari biji.Digester ini terdiri dari tabung selinder yang berdiri tegak yang di dalamnya dipasang pisau-pisau pengaduk(stirring arms) sebanyak 6 tingkat yang diikatkan pada poros dan digerakan oleh motor listrik. 5 tingkat pisau (stirring arms) bagian atas digunakan untuk mengaduk/melumat, dan pisau bagian bawah (expeler blade) di samping pengaduk juga dipakai untuk mendorong massa keluar dari Digester.

(21)

Alat yang digunakan adalahscrew press. Screw press terdiri dari sebuah silinder (press cylinder) yang berlubang dan di dalamnya dipasang dua buah ulir atau screw yang berputar berlawanan arah. Proses pengempaan merupakan tahapan proses yang memisahkan proses produksi selanjutnya menjadi dua bagian, yaitu crude oil diteruskan ke proses pemurnian minyak (clarification), sedangkan ampas dan biji dibawa ke proses pengolahan biji.

2.9.2.5. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification)

Minyak kasar yang keluar dari proses pengempaan (Screw press) masih mengandung kotoran-kotoran, pasir, cairan dan benda kasar lainnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pemurnian untuk mengurangi atau menghilangkan kandungan kotoran.Pemurnian minyak terdiri dari beberapa proses sebagai berikut:

1. Pemisahan minyak kasar dari pasir

Pemisahan minyak kasar dari pasir dilakukan dengan menggunakan sand trap tank (perangkap pasir).Prinsip kerja sandtrap tank adalah pemisahan berdasarkan berat jenis.

2. Penyaringan minyak kasar

(22)

3. Bak RO (Raw Oil) atau Crude Oil Tank

Fungsi utama Bak RO adalah untuk meningkatkan temperatur sebelum minyak kasar dipompakan ke CST melalui balance tank terlebih dahulu. 4. Continuous Settling Tank (CST)

CST atau clarifier tank adalah tangki yang difungsikan untuk memisahkan (mengutip) minyak dengan sludge dalam temperatur yang tinggi dan kondisi cairan yang tenang sehingga terjadi pengendapan. Sistem pemisahan minyak dan sludge terjadi karena adanya perbedaan berat jenis. Sludgeyang mempunyai berat jenis besar mengendap ke bawah, sedangkan minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan naik ke atas.

5. Sludge Tank dan Oil Tank

Sludge Tank adalah tangki penampung sementara sludge dari hasil pemisahan di CST sebelum diolah ke Sludge Separator.

8. Sludge Separator

Sludge separator adalah alat untuk memisahkan minyak dari sludge berdasarkan perbedaan berat jenis dengan memberikan gaya sentrifugal. Minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju ke poros dan terdorong keluar.

9. Pemurnian minyak atau Oil Purifier

(23)

10. Penampungan minyak sawit (CPO)

Penampungan minyak sawit (CPO) dilakukan di Oil Storage Tank (OST) atau sering disebut Bulk Storage Tank (BST).CPO dalam OST harus selalu dipanaskan dengan cara injeksi uap yang bersuhu 950C agar minyak tidak membeku dan untuk menghindarkan kenaikan kadar FFA.

2.9.2.6. Pengolahan Biji (Kernel Plant)

Pengolahan biji bertujuan untuk memperoleh inti sawit yang sesuai dengan standar mutu produk yang dihasilkan. Pengolahan biji terdiri dari beberapa proses sebagai berikut:

1. Cake Breaker

Fungsi dari cake creaker conveyor adalah untuk membawa dan memecahkan gumpalan cake dari stasiun press ke depericarper. CBC merupakan konveyor berbentuk uliran terbuka untuk menghantarkan ampas kempa ke alat pemolis biji (polishing drum).

2. Pemisahan biji dari serabut

(24)

3. Pemisahan biji dari batu dan biji kosong

Pemisahan biji dari batu dan biji kosong dilakukan dengan menggunakan destoner system. Pemisahan yang terjadi di separating coloumn dikarenakan oleh hisapan blower. Batu akan jatuh ke tempat penampungan, biji akan masuk ke dalam nut grading drum melalui air lock, sedangkan biji kosong akan terhisap oleh nut cyclone dan masuk ke shell hopper.

4. Pemisahan biji menurut besar diameter

Pemisahan biji menurut besar diameter dilakukan dengan menggunakan nut grading drum. Proses pemisahan bertujuan untuk meratakan biji-biji yang masuk ke nut silo.

5. Pengeraman biji

Pengeraman biji dilakukan di nut silo. Pengeraman bertujuan untuk mengurangi kadar air agar inti sawit mudah terlepas dari cangkangnya.

6. Pemecahan biji

Pemecahan biji dilakukan dengan menggunakan ripple mill. Pemecahan biji bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang. Fungsi dari ripple mill adalah memecah nut dengan sistem pemulas, sehingga biji terpecah menjadi cangkang dan inti yang kemudian menuju LTDS.

7. Pemisahan inti sawit dari cangkang

(25)

gravitasi dengan menggunakan kolom pemisah. Pecahan cangkang, dan inti sawit akan masuk ke LTDSII melalui air lock. Di LTDSII pecahan cangkang dan inti sawit dipisahkan berdasarkan berat jenis dan gaya gravitasi dengan menggunakan kolom pemisah.

8. Claybath

Claybath berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti sawit dengan proses pemisahan yang dilakukan berdasarkan pada perbedaan berat jenis. Campuran cangkang dan inti dimasukkan kedalam suatu cairan yang berat jenisnya diantara berat jenisnya cangkang dan inti, untuk berat jenisnya lebih kecil dari berat jenis larutan akan terapung diatas dan berat jenisnya lebih besar dari larutan akan tenggelam.

9. Pengeringan inti sawit

Pengeringan inti sawit dilakukan di kernel silo. Prinsip kerja kernel silo adalah menghembuskan udara panas ke dalam silo dengan menggunakan fan.

2.10. Mesin dan Peralatan

(26)

2.11. Unit Pembangkit Tenaga (Power Plant)

Tenaga yang digunakan untuk dapat mengoperasikan seluruh alat dan mesin di PKS Aek Torop diperoleh dari tenaga listrik (genset) dan turbin uap. Listrik diperoleh dari pembangkit listrik tenaga diesel yang menggunakan bahan bakar solar dan pembangkit listrik tenaga uap. Penggunaan uap yang dihasilkan oleh boiler adalah untuk menggerakkan turbin dan generator. Beberapa faktor yang menjadi penyebab penggunaan uap yang dihasilkan boiler sebagai unit pembangkit tenaga adalah bahan bakar tersedia (serabut dan cangkang) dan beberapa stasiun memerlukan uap sebagai sumber panas.

2.12. Safety and Fire Protection

Safety and Fire Protection yang ada di PKS Aek Toroptelah diprogramkan dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang mencakup tentang tata cara kerja yang baik di lantai pabrik secara khusus untuk menghindari kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja ini dapat menghambat kelangsungan pekerjaan yang merupakan kerugian secara tidak langsung seperti kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi. Jadi salah satu cara untuk memperkecil biaya adalah dengan memperhatikan aspek-aspek K3 dengan baik dan dijalankan dengan benar.

(27)

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PKS Aek Torop
Gambar 2.2. Struktur Organisasi P2K3 PKS Aek Torop
Tabel 2.1. Jumlah Karyawan Pimpinan PKS Aek Torop
Tabel 2.3. Kriteria Kematangan TBS
+2

Referensi

Dokumen terkait

2013 Nomor : 12643/I/KU.806/G1/2013 Tanggal : 18 Februari 2013 dari panitia pengadaan Sosialisasi Program KKB melalui Sosialisasi Program KKB Melalui Film Documenter GenRe

Pembelajaran selanjutnya untuk memudahkan siswa memahami pembuatan kerangka karangan, guru menerapkan metode Examples Non Examples. Pada tahap ini pun hampir

harga jika berbelanja dengan minimal pembelian, dengan begitu konsumen. akan tertarik dan merekomendasikan minimarket Bu

Dari penerapan strategi Value Engineering pada penelitian ini, diharapkan perubahan kekuatan perusahaan menjadi jauh lebih baik pada periode 2015-2016 bahkan melampaui harapan

Pada perdagangan hari kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk mengalami penurunan di tengah tren pelemahan mata uang rupiah terhadap

Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak ampas kulit apel menyebabkan aktivitas antioksidan edible film semakin meningkat, namun perlakuan

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh dalam

(2008: 388-395) group investigation memiliki potensi untuk menjadi metode pembelajaran yang baik, meskipun menimbulkan tantangan bagi guru pada struktur dan