• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Risiko Kesetan dan Kesehatan Kerja dengan Menggunakan Pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan industri pada era globalisasi saat ini terlihat semakin pesat, beberapa perusahaan dan institusi berupaya untuk meningkatkan kinerja maupun produktivitasnya. Standar operasional perusahaan pun otomatis mengalami penyesuaian demi tercapainya sasaran mutudalam memenuhi permintaan pasar yang luas.Perusahaan juga memerlukan dukungan dari tenaga kerja yang sehat dan produktif dengan suasana kerja yang aman, nyaman dan serasi.Tenaga kerja perlu mendapat perlindungan atas keselamatan dan kesehatannya karena setiap tenaga kerja merupakan aset yang berharga bagi sebuah perusahaan.

(2)

Data angka kecelakaan kerja di Indonesia pada tahun 2014, terjadi kasus kecelakaan kerja sebesar 4.130 kasus yang mengalami cacat fungsi, 2.756 kasus yang mengalami cacat sebagian. 34 kasus harus mengalami cacat total tetap dan 458 kasus meninggal dunia (BPJS Ketenagakerjaan, 2014). Untuk menurunkan angka kecelakaan kerja perlu diadakan program pencegahan kecelakaan kerja yaitu dengan melaksanakan Manajemen Risiko untuk mengetahui bahaya serta potensi risiko yang terdapat di tempat kerja sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan dan pengendalian terhadap bahaya tersebut.

Proses identifikasi bahaya merupakan salah satu bagian dari manajemen risiko. Penilaian risiko merupakan proses untuk menentukan prioritas pengendalian terhadap tingkat risiko kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Menurut OHSAS 18001, sistem manajemen K3 adalah upaya terpadu untuk mengelola risiko yang ada dalam aktivitas perusahaan yang dapat mengakibatkan cidera pada manusia, kerusakan atau gangguan terhadap bisnis perusahaan.Manajemen risiko terbagi atas tiga bagian yaitu Hazard Identification, Risk Assessment dan Risk Control, biasanya dikenal dengan HIRARC.Metode ini

merupakan bagian dari manajemen risiko dan yang menentukan arah penerapan K3 dalam perusahaan (Ramli, 2010).

(3)

menggunakan JSA (Job Safety Analysis) diketahui bahwa kecelakaan kerja yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh 3 faktor utama yaitu karena kurangnya pengawasan terhadap K3, faktor yang kedua karena lingkungan kerja yang berbahaya (unsafe condition), dan faktor ketiga karena tindak perbuatan manusia atau pekerja (unsafe human action). Hasil penilaian risiko berdasarkan analisa semikuantitatif diperoleh 7 kategori priority risk, 1 kategori substansial risk dan 23 kategori priority 3.Solusi alternatif yang diberikan untuk pengendalian risiko adalah dengan penggunaan alat pelindung diri (APD), pemasangan poster dan rambu-rambu kecelamatan kerja dan pendidikan dan pelatihan kerja.

Pada penelitian yang lain yaitu Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Penyamakan Kulit X (Gusani, 2012), yang bertujuan untuk mendapatkan nilai risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap tahapan proses di Penyamakan Kulit X. Hasil dari penelitan didapatkan bahwa perhitungan basic risk sebanyak 22 risiko kategori acceptable, 28 risiko kategori priority 3, 19

risiko kategori substansial, 25 risiko kategori priority dan 10 risiko pada kategori very high. Dari perhitungan existing risk didapatkan sebanyak 40 risiko kategori

acceptable, 24 risiko kategori priority 3, 18 risiko kategori substansial, 15 risiko

kategori priority dan 7 risiko pada kategori very high. Terjadi pengurangan nilai risiko setelah adanya dilakukan tindakan pengendalian dari setiap proses rata-rata 2,5 %.

(4)

(HIRARC)yang dilakukan di PT Aneka Adhilogam Karya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui dengan menggunakan metode JSA dapat mengelompokkan potensi bahaya secara aktual di perusahaan. Dengan menggunakan metode HIRARC dapatkan 2 kategori risiko yaitu: Pertama, Trivial (score1-9) untuk kategori I. Untuk pengendalian risiko yaitu prosedur kerja yang aman, pemberian rambu-rambu. Kedua, Tolerable (score 10-25) untuk kategori II. Untuk pengendalian risiko yaitu instruksi kerja dan pemberian stiker (peringatan).

Pada penelitian ini dilakukan di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop, merupakan perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit dengan hasil produk Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel).Pengolahan kelapa sawit harus melalui beberapa stasiun kerja yaitu stasiun penerimaan buah (Loading Ramp), stasiun rebusan (Sterilizer), stasiun penebahan atau pembantingan (Thresser), stasiun pengepresan (Press), stasiun pemurnian minyak (klarifikasi), dan stasiun pengolahan biji (Kernel). Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi di perusahaan PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop merupakan mesin impor dan diperlukan keterampilan serta pengawasan terhadap penggunaannya, sehingga karyawan dituntut untuk bekerja dengan hati-hati agar tidak terjadi kecelakaan kerja yang merugikan bagi pekerja dan perusahaan.

(5)

Tabel 1.1 Jumlah Kecelakaan Kerja PTPN III PKS Aek Torop dari Tahun 2011-2015

Tahun Jumlah

Kecelakaan Jenis Kecelakaan Area Kerja

2011 4

Jatuh dari ketinggian Stasiun Thresser Kaki tertimpa buah kelapa sawit Loading Ramp Tangan terhimpit pintu fruit cages Loading Ramp Terkena mesin gerinda Workshop

2012 3

Kaki terjepit cake brake conveyor Stasiun Press Tersambar kabel sling Stasiun Sterilizer Terbentur hook kabel sling Stasiun Sterilizer 2013 2 Tangan terpukul martil Workshop

Terjepit pintu rebusan Stasiun Sterilizer

2014 6

Terbentur besi thresser Stasiun Thresser Mata terkena serat fiber Stasiun Kernel Tertusuk serabut kabel sling Stasiun Sterilizer Tersambar tojok Loading Ramp Terpeleset di area klarifikasi Stasiun Klarifikasi Tangan tersiram minyak panas Stasiun Klarifikasi

2015 3

Tertimpa pisau nut braker Stasiun Press Terkena plat besi Stasiun Press Terjatuh dari ketinggian Stasiun Kernel

Sumber PTPN III PKS Aek Torop

Pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa telah terjadi sebanyak 18 kasus kecelakaan kerja selama kurun 5 tahun terakhir.Kasus kecelakaan yang terbanyak terjadi di tahun 2014 sebanyak 6 kasus kecelakaan kerja. Tahun 2011 sebanyak 4 kasus dan berturut-turut tahun 2012 dan tahun 2015 terjadi 3 kasus. Terakhir terdapat 2 kasus kecelakaan kerja terjadi di tahun 2013.

(6)

mencegah terjadinya kecelakaan kerja atau kejadian yang tidak diinginkan. Identifikasi bahaya tersebut dapat mengurangi peluang terjadinya kecelakaan kerja karena identifikasi bahaya berkaitan dengan faktor penyebab kecelakaan kerja.Dengan melakukan identifikasi bahaya maka sumber-sumber bahaya dapat diketahui sehingga kemungkinan kecelakaan dapat dikurangi.

Melihat dari permasalahan diatas, untuk menurunkan angka kecelakaan kerja dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja, maka diperlukan tindakan analisis resiko dengan melaksanakan identifikasi risiko untuk mengetahui sumber bahaya yang ada dan penilaian risiko untuk mengetahui potensi dan tingkat risiko yang terdapat di setiap stasiun kerja, yaitu dengan menggunakan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control). HIRARC bertujuan agar bahaya yang ada dalam setiap kegiatan dapat terdeteksi dan segera dibuat pengendaliannya, sehingga potensi terjadinya kecelakaan kerja dapat diminimalkan, maka dari itu penulis ingin menganalisis risiko yang terdapat di PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop.

1.2. Perumusan Masalah

(7)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dengan mengidentifikasi risiko,melakukan penilaian risiko dan membuat rekomendasi pengendalian dari risiko tersebut.

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :

1. Mengidentifikasi bahaya untuk mengetahui penyebab kecelakaan kerja yang terdapat pada setiap jenis pekerjaan pada setiap stasiun kerja.

2. Menentukan penilaian risiko bahaya dengan menilai tingkat keparahan (consequence), tingkat probability/kemungkinan, tingkat exposure/frekuensi paparan dari risiko di masing-masing stasiun kerja.

3. Merekomendasikan usulan perbaikan K3 dan usulan pengendalian risiko kecelakaan kerja.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti

Memberikan manfaat bagi peneliti untuk memperdalam pengetahuan, wawasan serta kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu tentang keselamatan kerja. Terutama mengenai proses analisis risiko.

2. Bagi perusahaan

(8)

3. Bagi institusi

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi tambahan bagi civitas akademia Jurusan Teknik Industri dan tambahan literatur perpustakaan.

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi

Agar penyelesaian masalah tidak menyimpang dari tujuan dan menghindari kemungkinan meluasnya pembahasan dari yang seharusnya diteliti, maka penulis membuat batasan masalah dan asusmsi.

Batasan masalah yang digunakan yaitu:

1. Penelitian dilakukan pada 7 stasiun kerja yaitu stasiun loading ramp, stasiun rebusan, stasiun thresser, stasiun press, stasiun klarifikasi, stasiun kernel, dan stasiun boiler.

2. Penelitian yang dilakukan adalah mengenai bahaya-bahaya yang terjadi yang disebabkan oleh manusia atau peralatan yang digunakan dan lingkungan kerja. 3. Penilaian risiko yang dilakukan menggunakan analisis risiko semikuantitatif

dengan melakukan penilaian terhadap tingkat konsekuensi, probability, dan exposure.

4. Biaya kehilangan/kerugian (loss) akibat kecelakaan kerja dan biaya pencegahan kecelakaan kerja tidak diperhitungkan.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pekerja dianggap sudah mengetahui segala peraturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku di perusahaan.

(9)

3. Sistem produksi berjalan dalam keadaan normal dan tidak ada gangguan yang mempengaruhi proses produksi.

4. Produk yang dihasilkan merupakan produk yang selama ini dibuat artinya tidak ada penambahan jenis produk baru selama penelitian.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN, Meliputi pembahasan mengenai latar belakang, perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi penelitian serta sistematika penulisan laporan.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Bab ini menjelaskan secara ringkas mengenai perusahaan yang menjadi objek studi, sejarah perusahaan, uraian mengenai bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan proses produksi serta struktur organisasi dan manajemen dari perusahaan (PTPN III PKS Aek Torop).

BAB III : LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan secara singkat mengenai teori -teori yang berkaitan dan mendukung dalam pemecahan permasalahan. BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan tahapan–

tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian.

(10)

keperluan pengolahan data sebagai dasar pemecahan masalah dan pembahasan K3.

BAB VI : ANALISA PEMECAHAN MASALAH. Bab ini berisikan tentang analisa pemecahan masalah dengan menggunakan hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan.Analisa dilakukan dengan mengacu pada referensi dan literatur yang mendukung.

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Kecelakaan Kerja PTPN III PKS Aek Torop dari

Referensi

Dokumen terkait

(2008: 388-395) group investigation memiliki potensi untuk menjadi metode pembelajaran yang baik, meskipun menimbulkan tantangan bagi guru pada struktur dan

Dari penerapan strategi Value Engineering pada penelitian ini, diharapkan perubahan kekuatan perusahaan menjadi jauh lebih baik pada periode 2015-2016 bahkan melampaui harapan

Jika diperhadapkan dengan pertanyaan tentang disabilitas, jawaban yang terlontar hampir selalu sama misalnya, disabilitas merupakan sebuah hukuman; suatu ujian iman; dosa

Pada perdagangan hari kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk mengalami penurunan di tengah tren pelemahan mata uang rupiah terhadap

Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak ampas kulit apel menyebabkan aktivitas antioksidan edible film semakin meningkat, namun perlakuan

2013 Nomor : 12643/I/KU.806/G1/2013 Tanggal : 18 Februari 2013 dari panitia pengadaan Sosialisasi Program KKB melalui Sosialisasi Program KKB Melalui Film Documenter GenRe

Pembelajaran selanjutnya untuk memudahkan siswa memahami pembuatan kerangka karangan, guru menerapkan metode Examples Non Examples. Pada tahap ini pun hampir

harga jika berbelanja dengan minimal pembelian, dengan begitu konsumen. akan tertarik dan merekomendasikan minimarket Bu